Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai suatu ilmu pengetahuan, irigasi tidak saja membicarakan dan menjelaskan
metode-metode dan usaha yang berhubungan dengan pengambilan air dari macam-macam
sumber, menampungnya dalam suatu waduk atau menaikkan elevasi permukaannya, serta
menyalurkan dan membagi-bagikannya ke bidang-bidang tanah pertanian secara teratur,
serta membuang air kelebihan yang tidak diperlukan lagi. yang akan diolah, tapi juga
mencangkup masalah-masalah pengendalian banjir, sungai dan segala usaha yang
berhubungan dengan pemeliharaan dan pengamanan sungai untuk keperluan pertanian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan irigasi
2. Pembagian sistem jaringan irigasi
3. Cara kerja jaringan irigasi

1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan irigasi
2. Mengetahui Pembagian sistem jaringan irigasi
3. Mengetahui cara kerja jaringan irigasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Irigasi

Irigasi adalah pemberian air kepada tanah untuk menunjang curah hujan yang tidak
cukup agar tersedia lengas bagi pertumbuhan tanaman. (Linsley,Franzini,1992 )
Secara umum pengertian irigasi adalah penggunaan air pada tanah untuk keperluan
penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanamtanaman. (Hansen, dkk, 1990)
Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 23/1982 Ps. 1, pengertian irigasi, bangunan
irigasi, dan petak irigasi telah dibakukan yaitu sebagai berikut :

a. Irigasi adalah usaha penyediaan dan penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang
pertanian.
b. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuanmdan
diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian
pemberian dan penggunaannya.
c. Daerah irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.
d. Petak irigasi adalah petak tanah yang memperoleh air irigasi.

2.2 Klasifikasi Jaringan Irigasi

Berdasarkan cara pengaturan, pengukuran aliran air dan lengkapnya


fasilitas, jaringan irigasi dapat dibedakan kedalam tiga jenis yaitu:
1. Jaringan irigasi teknis
2. Jaringan irigasi semi teknis
3. Jaringan irigasi non teknis (sederhana)

Dalam suatu jaringan irigasi yang dapat dibedakan adanya empat unsur fungsional
pokok yaitu :
1. Bangunan-bangunan utama (headworks) dimana air diambil dari sumbernya umumnya
sungai atau waduk.
2. Jaringan pembawa berupa saluran yang mengalirkan air irigasi ke petak-petak tersier.
3. Petak-petak tersier dengan sistem pembagian air dan sistem pembuangan kolektif, air
irigasi dibagi-bagi dan dialirkan ke sawah-sawah dan kelebihan air ditampung di dalam
suatu system pembuangan di dalam petak tersier.
4. Sistem pembuangan yang ada di luar daerah irigasi untuk membuang kelebihan air lebih
ke sungai atau saluran-saluran alamiah.
Tabel Klasifikasi Jaringan Irigasi
Klasifikasi Jaringan Irigasi
No. Uraian
Teknis Semi Teknis Sederhana
Bangunan
Bangunan Bangunan
1 Bangunan Utama permanen atau
permanen sederhan
semi permanen
Kemampuan bangunan
2 dalam mengukur dan Baik Sedang Jelek
mengatur debit
Saluran irigasi dan
Saluran irigasi
Saluran Irigasi dan pembuang tidak
3 Jaringan saluran dan pembuang
pembuang terpisah sepenuhnya
jadi satu
terpisah
Belum
Belum ada
dikembangkan
Dikembangkan jaringan terpisah
4 Petak tersier atau densitas
seluruhnya yang
bangunan tersier
dikembangkan
jarang
Efisiensi secara
5 50 – 60 % 40 – 50 % < 40 %
keseluruhan
6 Ukuran Tak ada batasan Sampai 2000 ha < 500 ha
(Standar Perencanaan Irigasi KP-01, Dept. PU Dirjen Pengairan 1986)

Nama Saluran
Luas Debit
Gambar Sket Jaringan Irigasi
Keterangan :
BBS = Bangunan Bagi Sekunder
STS = Saluran Tersier
1. Jaringan Irigasi Teknis
Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen. Bangunan sadap
serta bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur. Disamping itu terdapat pemisahan
antara saluran pemberi dan pembuang. Pengaturan dan pengukuran dilakukan dari
bangunan penyadap sampai ke petak tersier.
Petak tersier menduduki fungsi sentral dalam jaringan irigasi teknis. Sebuah petak
tersier terdiri dari sejumlah sawah dengan luas keseluruhan yang umumnya berkisar
antara 50 – 100 ha, kadang-kadang sampai 150 ha.
Petak tersier menerima air di suatu tempat dalam jumlah yang sudah diukur dari
suatu jaringan pembawa yang diatur oleh Dinas Pengairan. Untuk memudahkan sistem
pelayanan irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu organisasi petak yang terdiri dari
petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuarter dan petak sawah sebagai satuan
terkecil.

(Sumber: Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01)


Gambar Sitem Irigasi Teknis
2. Jaringan Irigasi Semi Teknis
Jaringan irigasi semi teknis memiliki bangunan sadap yang permanen
ataupun semi permanen. Bangunan sadap pada umumnya sudah dilengkapi dengan
bangunan pengambil dan pengukur. Jaringan saluran sudah terdapat beberapa bangunan
permanen, namun sistem pembagiannya belum sepenuhnya mampu mengatur dan
mengukur. Karena belum mampu mengatur dan mengukur dengan baik, sistem
pengorganisasian biasanya lebih rumit. Sistem pembagian airnya sama dengan jaringan
sederhana, bahwa pengambilan dipakai untuk mengairi daerah yang lebih luas daripada
daerah layanan jaringan sederhana.
(Sumber: Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01)
Gambar Sistem Irigasi Semi Teknis

3. Jaringan Irigasi Non Teknis (Sederhana)


Jaringan irigasi sederhana biasanya diusahakan secara mandiri oleh suatu
kelompok petani pemakai air, sehingga kelengkapan maupun kemampuan dalam
mengukur dan mengatur masih sangat terbatas. Ketersediaan air biasanya melimpah dan
mempunyai kemiringan yang sedang sampai curam, sehingga mudah untuk mengalirkan
dan membagi air.
Jaringan irigasi sederhana mudah diorganisasikan karena menyangkut
pemakai air dari latar belakang sosial yang sama. Namun jaringan ini masih memiliki
beberapa kelemahan antara lain, terjadi pemborosan air karena banyak air yang terbuang,
air yang terbuang tidak selalu mencapai lahan di sebelah bawah yang lebih subur, dan
bangunan penyadap bersifat sementara, sehingga tidak mampu bertahan lama.

(Sumber: Kriteria Perencanaan Bagian Jaringan Irigasi KP-01)


Gambar Sistem Irigasi Sederhana
2.1 Cara Kerja Bangunan Irigasi
1. Bendung
Bendung adalah adalah bangunan air dengan kelengkapannya yang

dibangun melintang sungai atau sudetan yang sengaja dibuat dengan maksud untuk
meninggikan elevasi muka air sungai. Apabila muka air di bendung mencapai elevasi
tertentu yang dibutuhkan, maka air sungai dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi ke
tempat-ternpat yang mernerlukannya. Terdapat beberapa jenis bendung, diantaranya
adalah (1) bendung tetap (weir), (2) bendung gerak (barrage) dan (3) bendung karet
(inflamble weir). Pada bangunan bendung biasanya dilengkapi dengan bangunan
pengelak, peredam energi, bangunan pengambilan, bangunan pembilas , kantong lumpur
dan tanggul banjir.

Untuk kondisi topografi dari lokasi Bendung harus mempertimbangkan beberapa


aspek yaitu:

- Ketinggian Bendung tidak terlalu tinggi akan menyulitkan pelaksanaan


- Saluran induk terletak ditempat yang baik, misal : penggaliannya tidak terlalu dalam
dan tanggul tidak terlalu tinggi
Penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidrolik dan angkutansedimen,
sehingga aliran ke intake tidak mengalami gangguan dan angkutan sedimen yang akan
masuk ke intake dapat dihindari.

Kondisi hidrolik dan morfologi sungai dilokasi bendung.

Angkutan sedimen adalah faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan


lokasi bendung yang meliputi:

- Pola aliran sungai ( Kecepatan dan arah alirannya)


- Kedalaman dan lebar muka air pada waktu banjir sedang dan kecil
- Tinggi muka air pada debit banjir rencana
- Potensi dan distribusi angkutan sedimen
2. Mercu
Mercu bendung adalah bagian dari bendung yang berfungsi untuk mengatur tinggi
air minimum, melewatkan debit banjir dan untuk membatasi tinggi genangan yang akan
terjadi di udik bending.

Pada umumnya digunakan dua tipe mercu untuk bendung pelimpah, yaitu tipe
bulat dan tipe ogee. Kedua bentuk mercu tersebut dapat dipakai baik untuk konstruksi
beton maupun pasangan batu ataupun bentuk kombinasi dari keduanya. Kemiringan
maksimum muka bendung bagian hilir untuk kedua tipe mercu adalah 1:1.

a. Mercu Bulat
Mercu bulat pada sungai akan banyak memberikan keuntungan karena bangunan
ini akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisien debit menjadi
lebih tinggi karena lengkung streamline dan tekanan menjadi negatif pada mercu.

b. Mercu Ogee
Mercu ogee berbentuk tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi. Oleh
karena itu mercu ini tidak akan memberikan tekanan subatmosfir pada permukaan mercu
sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencana. Untuk debit yang lebih rendah, air
akan meberikan tekanan pada mercu.

Sulit untuk menjelaskan beda fungsi untuk masing-masing mercu jika hanya
memperhatikan bentuk fisik dan geometri dari masing-masing mercu. Aspek
hidrolisnyalah yang bisa menjelaskan dengan baik. Tekanan dan koefisien debit
merupakan hubungan dari bentuk geometri mercu dan energi dari aliran yang ada. Untuk
lebih jelasnya bisa mengacu pada KP-02 yang memperlihatkan diagram-diagram
hubungan tersebut untuk masing-masing mercu.

3. Kolam Olakan
Kolam olak adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk meredam energi yang
timbuldi dalam tipe air superkritis yang melewati pelimpah. Dalam sebuah konstruksi
bendungdibangun pada aliran sungai baik pada palung maupun pada sodetan, maka pada
sebelah
hilir bendung akan terjadi loncatan air. Kecepatan pada daerah itu masih tinggi, hal ini ak
anmenimbulkan gerusan setempat (local scauring).

Untuk meredam kecepatan yang tinggi itu,dibuat suatu konstruksi peredam energi.
Bentuk hidrolisnya adalah merupakan suatu bentuk pertemuan antara p e n a m p a n g
miring, penampang lengkung, dan penampang lurus

. Tipekolam olak yang akan direncana di sebelah hilir bangunan bergantung pada energi
air yangmasuk, yang dinyatakan dengan bilangan

Froude, dan pada bahan konstruksi kolam olak.


4. Pintu Air
Di Indonesia sendiri sistem pengairan irigasi telah menjadi salah satu cara untuk
mengairi lahan pertanian. Jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan
sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke
lahan pertanian. Dari sinilah pintu air dibutuhkan untuk mengatur debit air yang keluar
dari bendungan dan yang menuju ke lahan pertanian. Karena melalui proses gravitasi,
tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dahulu.

Fungsi pintu air juga salah satunya membagi saluran primer dari bendungan
menjadi 3 saluran sekunder, dan hal ini hanya ada pada saluran primer yang cukup besar.
Untuk sistem irigasi dengan tekanan air yang kecil maka yang dibutuhkan juga pintu air
yang kecil pula. Pintu air ini masih manual, sehingga masih membutuhkan tenaga
manusia untuk membuka dan menutup serta mengatur debit air yang keluar untuk
mengairi area persawahan.

Dari kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam sistem pengairan itulah, kami telah
menyediakan produk berbagai jenis pintu air yang siap membantu sistem pengairan anda.

5. Pengatur Debit
Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari daerah aliran sungai. Debit air
merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang
dapat di tampung dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu. Debit aliran adalah jumlah
air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit air merupakan komponen yang
penting dalam pengelolaan suatu DAS.

Satuan debit adalah meter kubik per detik (m3 /s). Satuan ini merupakan satuan baku
yang digunakan dalam system satuan SI. Debit aliran dapat dijadikan sebuah alat untuk
memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan melalui pendekatan potensi
sumberdaya air permukaan.

Dengan mengetahui debit aliran kita dapat menentuhkan debit andalan dalam pembuatan
irigasi dan drainase. Debit andalan sangat berpengaruh dalam pembuatan irigasi dan
drainase karena debit andalan merupakan debit maksimum yang dapat digunakan untuk
irigasi. Apabila kita tidak mengetahui debi andalan aliran irigasi maka kita tidak dapat
mengoptimalkan pemakaian air.

Debit air sungai adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur
permukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau dengan pengertian yang
lain debit atau aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang
melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Debit air sungai dapat
dimanfaatkann dalam pembuatan PAM, saluran irigasi bahkan pembangkit listrik tenaga
air.
6. Tebing
Tebing adalah tepi sungai yang tinggi dan terjal (hamper tegak) seperti dinding.

7. Drainase
Menurut Dr. Ir. Suripin, M. Eng. (2004; 7) drainase mempunyai arti mengalirkan,
menguras,membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaianbangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan membuang kelebihan air
dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Drainase
juga diartikan sebagai suatucara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada
suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air
tersebut.

Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana
umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang
aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase di sini berfungsi untuk mengalirkan
air permukaan ke badan air (sumberair permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau
bangunan resapan. Selain itu juga berfungsisebagai pengendali kebutuhan air permukaan
dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becekdan genangan air.

Fungsi Drainase

Pemahaman secara umum mengenai drainase perkotaan adalah suatu ilmu


dari drainase yangmengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan, yaitu merupakan
suatu sistem pengeringandan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi
pemukiman, kawasan industri danperdagangan, sekolah, rumah sakit, lapangan olahraga,
lapangan parkir, instalasi militer, instalasilistrik dan telekomunikasi, pelabuhan udara,
pelabuhan laut, serta tempat-tempat lainnya yangmerupakan bagian dari sarana kota yang
berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan,sehingga menimbulkan dampak
negatif dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia.
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Adapun Kesimpulan yang didapat dari pembahasan makalah tentang sistem jaringan
irigasi adalah sebagai berikut:
1. Irigasi memang sangat penting bagi lahan yang kurang ketersediaan airnya.
2. Pembagian sistem irigasi
3. Cara kerja sistem irigasi

Saran
Perlunya perkembangan irigasi pedesaan agar masyarakat lebih mengoptimalkan air secara
baik dan merata
DAFTAR PUSTAKA

https://sipilpedia.com/standar-perencanaan-irigasi-kp01-kp07/
https://portalrekayasa.wordpress.com/2017/05/04/bagian-bagian-bendung/
http://www.academia.edu/5818925/KOLAM_OLAK
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjBiv3
w__zhAhUSDKwKHattCdAQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fm.vidio.com%2Fwatch
%2F568990-pintu-air-bendungan-dan-irigasi-
air&psig=AOvVaw2O9wNKV5WUibqd4mBKZrVr&ust=1556891673448754
http://www.rajapintuair.com/pentingnya-sistem-irigasi-dengan-pintu-air/
http://kumpulancerpw.blogspot.com/2014/03/debit-aliran.html
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjE86
yFhP3hAhUOVa0KHTsVB3QQjRx6BAgBEAU&url=http%3A%2F%2Fwww.galeripustaka.co
m%2F2014%2F03%2Fbangunan-ukur-debit-di-jaringan-
irigasi.html&psig=AOvVaw0C9GVsnLrCAy859WUtVqxV&ust=1556892866199010
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiMm
5_ih_3hAhVIXq0KHbxDDLYQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fharianriau.co%2Fmob
ile%2Fdetailberita%2F11767%2Fatasi-banjir-pemko-dumai-bangun-
drainase&psig=AOvVaw0jjaUfWZ41q_kbsXeoNnHv&ust=1556893763555380
https://kbbi.web.id/tebing

Anda mungkin juga menyukai