Anda di halaman 1dari 85

IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I

S1 TEKNIK SIPIL ‘22


UNIVERSITAS TADULAKO

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Irigasi


Irigasi adalah kegiatan-kegiatan yang bertalian dengan usaha mendapatkan
air untuk sawah, ladang, perkebunan dan usaha lain-lain. Usaha tersebut berupa :

1. Membuat sarana dan prasarana untuk membagikan air secara teratur


2. Membuang kelebihan air yang tidak diperlukan lagi.

1.2 Tujuan Irigasi


Tujuan irigasi adalah membasahi tanah agar dapat mencapai suatu kondisi
tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman. (Teknik Sumber Daya Air, 1996)

1.3 Areal Irigasi


Areal irigasi adalah daerah-daerah yang dapat diairi semaksimal mungkin,
dimana airnya diambil dari bangunan sadap utama. Batas keliling areal diambil
dari petak-petak tersier terluar.

Gambar 1.1 Daerah – daerah irigasi


Sumber : (KP – 01, 2010, Halaman 36)

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Dalam irigasi khususnya jaringan ada beberapa istilah yaitu :


1. Wilayah (region) adalah areal yang airnya diambil dari beberapa bangunan
sadap utama yang selanjutnya dibawa ke jaringan irigasi tunggal / majemuk.
2. Daerah (zone) adalah areal yang airnya diambil dari satu bangunan sadap
utama.
3. Petak primer adalah areal yang airnya diambil dari sebuah saluran-saluran
primer dan terdiri dari beberapa petak-petak sekunder.
4. Petak sekunder adalah areal yang airnya diambil dari sebuah saluran-saluran
sekunder dan terdiri dari beberapa petak-petak tersier.
5. Petak tersier adalah areal yang airnya diambil dari saluran-saluran tersier dan
terdiri dari beberapa petak kwarter (sawah).
6. Areal mati adalah areal yang tidak dapat diairi dari suatu sistem irigasi.
7. Areal bruto (gross irrigable area) adalah keseluruhan areal irigasi baik yang
mendapat air maupun yang tidak mendapat air irigasi karena permukaan
tanah lebih tinggi, jalan ispeksi dan lain-lain.
8. Areal netto (culturable irrigation area) areal bersih yang mendapat air.

1.4 Petak Petak


Peta petak adalah suatu peta yang menerangkan suatu lokasi dari sistem
jaringan irigasi yang akan diairi. Peta ini memuat arah saluran, letak bangunan,
batas-batas jalan, batas-batas pembuang alam, daerah yang dapat diairi dan yang
tidak dapat diairi. Penentuan peta petak ini di dasarkan pada kondisi topografi
yang tergambar pada peta situasi seperti dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kriteria umum untuk pengembangan petak

Ukuran Petak Luas ( Ha )


Ukuran petak sekunder 500 - 800 Ha
Ukuran petak tersier 50 - 100 Ha
Ukuran petak kuarter 8 – 15 Ha
Ukuran petak petani 0 – 1,75 Ha
Sumber : (KP – 05, 2010, Halaman 31)

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

1. Petak Sekunder adalah suatu petak yang berupa kumpulan dari beberapa petak
yang mendapat air / pengambilannya dari saluran sekunder.
2. Petak tersier didasarkan pada kondisi topografi daerah itu hendaknya diatur
sebaik mungkin, sedemikian rupa sehingga satu petak tersier terletak dalam
satu daerah administrasi desa. Jika ada dua desa dalam satu petak tersier yang
luas dianjurkan untuk membagi petak tersier tersebut menjadi dua petak sub
tersier yang berdampingan sesuai dengan daerah desa masing-masing.
3. Petak kuarter biasanya akan berupa saluran irigasi dan pembuang kuarter yang
memotong kemiringan medan dan saluran irigasi tersier serta pembuang
tersier atau primer yang mengikuti kemiringan medan. Jika mungkin batas-
batas ini bertepatan dengan batas-batas hak milik tanah.
4. Dari kriteria umum pengembangan patak, maka dipilih pengembangan petak
ukuran petak tersier dimana untuk luasan petak tersier adalah 50 – 100 Ha.

1.5 Trase Saluran


Trase saluran merupakan jalur rencana saluran yang dibuat dari kondisi
topografi tentang penggambaran baik berupa relief tanah, alur-alur, jalan, batas
kampung, sungai, yang menunjang dalam perencanaan jaringan irigasi. Ada dua
hal yang perlu dipertimbangkan, yakni :
1. Daerah yang sudah diairi
2. Daerah yang belum diairi
Trase saluran terbagi atas trase saluran pembawa dan trase saluran
pembuang. Jika daerah irigasi baru akan dibangun, aturan yang sebaiknya diikuti
adalah menetapkan lokasi saluran pembuang terlebih dahulu, ini sudah ada
kebanyakan di daerah tanah hujan.

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

1.6 Jaringan Irigasi


A. Sistem jaringan irigasi
Sistem jaringan irigasi dapat digolongkan sebagai berikut :
a) Sistem irigasi tunggal (independent irrigation system) yaitu suatu sistem
irigasi dengan sumber air yang berasal dari satu bangunan sadap utama
berupa waduk, bendung atau rumah pompa yang letaknya masih dalam
areal irigasi itu sendiri.
b) Sistem irigasi majemuk (dependent irrigation system) yaitu sistem irigasi
dengan sumber air yang berasal lebih dari satu bangunan sadap utama
dan semuanya terletak di dalam areal irigasi atau juga bangunan sadap
utamanya terletak disuatu jaringan irigasi ditempat lain. Dalam
pengerjaan tugas studio perancangan irigasi dan air menggunakan sistem
irigasi tunggal (independent irrigation system) yaitu suatu sistem irigasi
dengan sumber air yang berasal dari satu bangunan sadap utama.
B. Klasifikasi jaringan irigasi
Jaringan irigasi dapat diklasifikasikan dalam tiga tingkatan, yaitu :
a) Jaringan irigasi sederhana
Jaringan irigasi sederhana mudah diorganisasi karena para pemakai air
tergabung dalam satu kelompok sosial yang sama, dan tidak diperlukan
keterlibatan pemerintah di dalam organisasi jaringan irigasi semacam ini.
b) Jaringan irigasi semi teknis
Adapun ciri-ciri dari sistem jaringan irigasi semi teknis ini antara lain:
1) Sudah dibangun beberapa bangunan permanen di jaringan saluran
2) Daerah pelayanan lebih luas dibandingkan dengan sistem jaringan
irigasi sederhana.
3) Organisasinya lebih rumit sehingga diperlukan lebih banyak
keterlibatan pemerintah dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum.

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

C. Jaringan irigasi teknis


Salah satu prinsip dalam perencanaan jaringan irigasi teknis adalah pemisahan
antara jaringan irigasi dan jaringan pembuang. Hal ini berarti baik saluran
irigasi maupun pembuang bekerja sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Dalam irigasi teknis petak tersier memiliki fungsi sentral. Petak tersier
menerima air di suatu tempat dalam jumlah yang sudah diukur dari suatu
jaringan pembawa. Pembagian air di dalam petak tersier diserahkan kepada
para petani. Dalam hal-hal khusus, dibuat sistem gabungan (fungsi saluran
irigasi dan pembuang di gabung). Secara sederhana klasifikasi jaringan irigasi
kita lihat pada tabel 2.

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tabel 2. Klasifikasi Jaringan Irigasi


Klasifikasi Jaringan Irigasi
Keterangan
Teknis Semi teknis Sederhana
Bangunan
Bangunan Bangunan Bangunan
Permanen atau
Utama permanen sementara
semi permanen
Kemampuan
bangunan
dalam Baik Sedang Jelek
mengukur dan
mengatur debit
Saluran irigasi Saluran irigasi
Saluran irigasi dan Pembuang dan
Jaringan
dan Pembuang tidak Pembuang
saluran
terpisah Selamanya menjadi
terpisah Satu
Dikembangkan
Petak tersier - -
Sepenuhnya
Efisiensi secara
50 – 60 % 40 – 50 % < 40 %
keseluruhan
Tidak ada Sampai 2.000 Tak lebih dari
Ukuran
batasan Ha 500 Ha
Jalan Usaha Ada ke seluruh Hanya sebagian Cenderung
Tani areal areal tidak ada
Ada instansi
yang
Tidak ada O &
Kondisi O & P menangani Belum teratur
P
Dilaksanakan
teratur
Sumber : (KP – 01, 2010, Halaman 5)

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

1.7 Saluran Pembawa dan Saluran Pembuan


A. Saluran Pembawa
Saluran pembawa berfungsi membawa/ mengalirkan air dari sumber ke
petak sawah. Dari tingkat percabangannya, maka saluran pembawa ini
dibedakan menjadi
a) Saluran Primer
Berfungsi membawa air dari sumbernya dan membagikannya ke saluran
sekunder atau membawa air dari jaringan utama ke jaringan sekunder
untuk dibagikan ke petak-petak tersier yang akan dialiri. Air yang
dibutuhkan untuk irigasi dapat berasal dari sungai,danau, maupun
waduk. Akan tetapi umumnya penggunaan air sungai lebih baik, karena
air sungai mengandung banyak zat lumpur yang merupakan pupuk bagi
tanaman. Batas akhir dari saluran primer adalah bangunan bagi yang
terakhir.
b) Saluran Sekunder
Dari saluran primer air disadap melalui saluran-saluran sekunder untuk
mengaliri daerah saluran-saluran alam yang dapat digunakan untuk
membuang air hujan yang berlebihan. Fungsi utama dari saluran
sekunder adalah membawa air dari saluran primer dan membagikannya
ke saluran tersier. Sedapat mungkin saluran dapat dibagi untuk kedua
belah sisi. Atau biasa disebut dengan saluran punggung yang memotong
atau melintang terhadap garis tinggi sedemikian rupa melalui titik
tertinggi daerah sekitarnya, sehingga dapat mengaliri petak yang ada di
bagian kiri dan kanan dari saluran.
c) Saluran Tersier
Fungsi utama dari saluran tersier adalah membawa air dari saluran
sekunder dan membagikannya ke petak - petak sawah yang memiliki
luas antara 75 ha- 125 ha. Jika saluran tersier disadap dari saluran
sekuder, maka saluran tersier juga dapat membagikan air ke sisi kanan -
kiri saluran.

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

B. Saluran Pembuang
Fungsi utama dari saluran pembuang adalah membuang sisa atau kelebihan air
yang terdapat pada petak sawah ke sungai. Biasanya digunakan saluran
lembah yaitu saluran yang memotong atau melintang terhadap garis tinggi
sedemikian rupa hingga melewati titik terendah dari daerah sekitar. Jadi
saluran melalui lembah dari ketinggian tanah setempat.

1.8 Tata Nama/Nomenklatur


A. Pengertian
Nomenklatur atau tata nama petunjuk atau indeks yang jelas dan singkat dari
suatu objek, baik itu petak, saluran atau bangunan, bangunan bagi, bangunan
silang dan lain sebagainya, sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaan
eksploitasi dan pemeliharaan dari tiap-tiap bagian dari jaringan irigasi.
B. Ketentuan Nomenklatur
Dalam pemberian tata nama pada suatu jaringan irigasi, harus diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a) Singkat dan jelas, jika mungkin hanya terdiri dari satu huruf
b) Huruf ini harus menyatakan petak, saluran atau bangunan
c) Dibedakan antara saluran pembawa dan pembuang
C. Tata cara pemberian nama
a) Ketentuan umum tata nama
Dalam suatu sistim irigasi akan banyak dijumpai bangunan-bangunan
irigasi. Untuk memudahkan pada waktu pelaksanaan pembangunannya
serta untuk kepentingan eksploitasi dan pemeliharaannya maka daerah
irigasi termasuk semua bangunan irigasi diberi notasi atau nomenklatur.
Ketentuan dalam membuat nomenklatur adalah :
1) Notasi harus singkat dan tidak mempunyai tafsiran ganda (ambigu).
2) Nama menunjukkan luas areal, saluran, bangunan irigasi, drainase dan
lain-lain.
3) Harus dimungkinkan untuk menambah bangunan irigasi baru tanpa
mengubah semua nama yang sudah ada.

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

4) Sedapat mungkin sebutan hanya menggunakan satu huruf, kecuali


terpaksa.
5) Jika perlu huruf ditambah angka untuk menunjukkan letak objek bagi
saluran, juga arah saluran air.
6) Dapat menyatakan jenis saluran dan dapat menyatakan jenis bangunan,
terutama perbedaan antara bangunan sadap atau bangunan bagi dan
jenis bangunan lain.
7) Dapat menyatakan jenis dan letak petak misalnya petak primer, petak
sekunder, petak tersier serta letaknya disebelah kiri atau sebelah kanan
saluran.
D. Tata nama daerah irigasi
Daerah irigasi dapat diberi nama sesuai dengan :
a) Nama daerah setempat atau desa penting di daerah itu seperti D.I. Makawa
karena desa utama di daerah yang dilayani adalah Desa Makawa, atau
b) Nama sungai yang airnya diambil untuk keperluan irigasi seperti D.I.
Sempor karena airnya diambil dari Sungai Sempor.
Apabila pada satu sungai terdapat dua pengambilan atau lebih maka
daerah irigasi diberi nama sesuai ketentuan pertama diatas yaitu sesuai
nama desa penting di daerah-daerah layanan setempat tetapi apabila
hanya satu pengambilan maka dapat diberi nama sesuai ketentuan kedua
yaitu sesuai nama sungai.

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

1. Untuk suatu sistim irigasi tunggal dapat diambil nama sungainya.

Sungai
SEMPOR

Daerah Irigasi
SEMPOR
(D.I. SEMPOR)

Gambar 1.2 Sistim Irigasi Tunggal


Sumber : Bahan ajar irigasi dan bangunan air I , 2023

2. Untuk suatu sistim irigasi majemuk diambil nama desa terkenal yang ada
didalam daerah layanannya. Misalnya D.I. Singomerto mengambil nama
Desa Singomerto yang ada dalam daerah layanannya. Demikian juga
untuk D.I. Banjar Cahyana

Sungai
SEMPOR
Daerah Irigasi
SINGOMERTO
(D.I. SINGOMERTO)
Desa
Singomerto
Daerah Irigasi
BANJAR CAHYANA
(D.I. BANJAR
CAHYANA)
Desa
Banjar

Gambar 1.3 Sistem Irigasi Majemuk


Sumber : Bahan ajar irigasi dan bangunan air I, 2023

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

E. Tata nama bangunan intake


Bangunan sadap yang berupa bendungan atau bendung diberi nama sesuai
nama desa atau kampung penting dimana letak bangunan tersebut.

Kampung
BENTENG

bendung BENTENG

Sungai SADANG

Gambar 1.4 Layout Tata Nama Bangunan Sadap


Sumber : Bahan ajar irigasi dan bangunan air I, 2023

Desa
JATILUHUR

bendung JATILUHUR

Sungai
CITARUM

Gambar 1.5 Layout Tata Nama Bangunan Sadap


Sumber : Bahan ajar irigasi dan bangunan air I, 2023

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

F. Tata nama saluran


a) Saluran induk
Saluran induk sebaiknya diberi nama menurut nama daerah irigasi yang
dilayani seperti saluran induk Makawa karena melayani D.I. Makawa,
tetapi dapat juga diberi nama dengan menurut nama sungai tempat
pengambilan air. Sering dijumpai pada satu bangunan sadap ada dua
pengambilan air maka ditetapkan sebagai berikut :

sungai SEMPOR

saluran induk saluran induk


SEMPOR BARAT SEMPOR TIMUR
A = … Ha A = … Ha
Q = … l/det Q = … l/det

Gambar 1.6 Layout Irigasi Sempor


Sumber : Bahan ajar irigasi dan bangunan air I, 2023

sungai TELAGA
saluran induk saluran induk
TELAGA LANGSAT TELAGA LANGSAT
KANAN KIRI
A = … Ha
Q = … l/det
A = … Ha
Q = … l/det

Gambar 1.7 Layout Irigasi Telaga


Sumber : Bahan ajar irigasi dan bangunan air I, 2023

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

b) Saluran sekunder
Saluran sekunder diberi nama menurut nama desa yang terletak di petak
sekunder misalnya saluran sekunder Kedawung berarti saluran sekunder
tersebut terletak di Desa Kedawung. Apabila dijumpai nama huruf
depannya sama, misalnya saluran Jrakah dan saluran Jragung, maka
ditetapkan saja misalnya saluran Jrakah dengan Jk dan saluran Jragung
dengan Jg. Saluran yang terletak diantara bangunan bagi/sadap dinamakan
Ruas misalnya R.K 1 berarti ruas pertama Saluran Kedawung.

saluran sekunder KEDAWUNG


R.K 1 R.K 2
A = … Ha A = … Ha
Q = … l/det Q = … l/det

Gambar 1.8 Layout Saluran sekunder


Sumber : Bahan ajar irigasi dan bangunan air I, 2023

c) Saluran tersier muka


Misalkan pada bangunan bagi sadap Makawa 2 (B.M 2). Dibagian kiri ada
3 buah saluran tersier maka pemberian notasi seperti pada gambar
dibawah ini, dimana arah kiri dan kanan harus mengikuti arah aliran air.
Untuk petak tersier yang diairi diberi nama sesuai dengan nama saluran
tersier yang melayaninya kemudian ditandai pula dengan luas areal dan
debit maksimum yang perlu diberikan.

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

M 2 ki 1
76 Ha 106 l/det

M 2 ka S.M 2 S.M 2 ki 2 M 2 ki 2
110 Ha 154 l/det 96 Ha 134 l/det
B.M

M 3 ka S.M 3 M 2 ki 3

148 Ha 207 l/det


B.M 116 Ha 162 l/det

Gambar 1.9 Layout Saluran Tersier Muka


Sumber : Bahan ajar irigasi dan bangunan air I, 2023

G. Tata nama bangunan bagi/sadap


Bangunan bagi dan atau sadap diberi nama sesuai nama saluran dimana
bangunan tersebut mengambil air.

saluran sekunder
KEDAWUNG

R.K 1 R.K 2
A = … Ha A = … Ha
Q = … l/det Q = … l/det

Gambar 1.10 Layout Tata Nama Bangunan Bagi/Sadap


Sumber : Bahan ajar irigasi dan bangunan air I, 2023

B.M 1 adalah bangunan bagi sadap.


B.K1 dan B.K 2 adalah bangunan sadap

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

H. Tata nama bangunan lainnya


Mungkin juga diantara dua buah bangunan bagi/sadap terdapat bangunan-
bangunan lain seperti jembatan, gorong-gorong, dll. Maka bangunan-
bangunan ini juga diberi notasi. Misalkan diantara banguan-sadap B.K 2 dan
B.K 3 terdapat sebuah jembatan orang, sebuah bangunan terjun dan sebuah
sipon maka bangunan-bangunan ini diberi notasi menurut nomor dari
bangunan sadap di hilir, ditambah huruf petunjuk a, b dan c dihitung dari
hulu kehilir menurut arah aliran air. Jadi notasi bangunan-bangunan ini
adalah B.K 3a, B.K 3b dan B.K 3c.
I. Tata nama didalam petak tersier
1) Petak tersier diberi nama sesuai nama saluran muka tersier yang
mendapat air dari bangunan-sadap. Misalnya petak M 4 ka mendapat air
dari saluran S.M 4 ka
2) Boks tersier diberi kode T, diikuti dengan nomor urut menurut arah jarum
jam, mulai dari boks pertama di hilir bangunan sadap tersier misalnya T
1, T 2, T 3 dan seterusnya.
3) Petak kuarter diberi nama sesuai dengan petak rotasi pola tanam, diikuti
dengan nomor urut menurut arah jarum jam. Petak rotasi diberi kode A,
B, C dan seterusnya menurut arah jarum jam.
4) Boks kuarter diberi kode K, diikuti dengan nomor urut menurut arah
jarum jam, mulai dari boks pertama di hilir boks tersier misalnya K 1, K
2, K 3 dan seterusnya. Perlu diingatkan bahwa boks kuarter melayani
sekurang-kurangnya dua petak kuarter.
5) Ruas-ruas saluran tersier diberi nama sesuai dengan nama boks yang
terletak di antara kedua boks, misalnya (T 1-T 2), (T 2-T 3), (T 3-K 2).
6) Saluran irigasi kuarter diberi nama sesuai dengan petak kuarter yang
dilayani tetapi dengan huruf kecil, misalnya a 1, a 2, a 3 dan seterusnya.
7) Saluran pembuang kuarter diberi nama sesuai dengan petak kuarter yang
dibuang airnya, dengan menggunakan huruf kecil dan dimulai dengan dk,
misalnya d.k.a 1, d.k.a 2, d.k.a 3 dan seterusnya.

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

8) Saluran pembuang tersier diberi kode d.t 1, d.t 2 juga menurut arah jarum
jam.

A A1 A2 B1 B
B2
K1
B.M 4
S.M 4 T1 T2 T3
B3
C1
T4
K2
C
C3 C2

Gambar 1.11 Layout Tata Nama didalam Petak Tersier


Sumber : Bahan ajar irigasi dan bangunan air I, 2023

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

jalan
B.M Saluran Induk inspeksi
MAKAWA

(S.M 4 ka) saluran tersier (T.1-T.2) saluran


T.1 jalan cacing
petani
saluran kuarter Boks tersier a.
a.1 T.2

petak kuarter A.2


(T.1-T.4) (T.2-T.3)
d.k.a. d.k.a.
T.4 T.3
c.1 b.1
B.1
C.1 (T.3-K.1)
(T.4-K.2)
saluran
pembuang jalan
inspeksi d.k.b.
K.2
c.2 Boks kuarter K b.2
C.2 1 B.2
d.t.
c.3 2
d.k.c. d.k.b.

b.3
C.3 B.3
saluran pembuang tersier
d.t.1

Gambar 1.12 Layout Saluran Pembuang Sekunder (Sungai)


Sumber : Bahan ajar irigasi dan bangunan air I, 2023

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Bendung
BARAN
B.M B.L 0
B.L 1
0 RL1
A = 517 ha
Q = 0,894 m3/dt

A = 3891 ha L 1 ka
Q = 6,731
22 ha 31 l/dt
m3/dt

Saluran Induk
RM3 B.M RM2 B.M M 1 ki 1
19 ha 27 l/dt
A = 2031 ha 2 A = 3184 ha 1
Q = 3,514 m3/dt Q = 5,508 m3/dt
M 1 ki 2 A = 495 ha
M 2 ki 3 M 2 ki 1 Q = 0,856 m3/dt
68 ha 95 l/dt A = 620 ha
116 ha 162 l/dt 76 ha 106 l/dt Q = 0,967 m3/dt

M 2 ki 2 A = 865 ha
96 ha 134 l/dt Q = 1,349 m3/dt
RK2
A = 500 ha
B.K Q = 0,780 m3/dt B.K B.L 2
K 2 ka 2 K 1 ki 2 1
110 ha 154 l/dt 70 ha 98 l/dt

B.S 1
S 1 ka S 1 ki L 2 ka L 2 ki
K 1 ki 1
148 ha 207 l/dt 57 ha 80 l/dt 54 ha 76 l/dt 17 ha 24 l/dt
50 ha 70 l/dt

A = 424 ha
Q = 0,734 m3/dt
A = 390 ha
Q = 0,608 m3/dt

L 3 ki

A = 660 ha 107 ha 150 l/dt


Q = 1,030 m3/dt
B.K B.L 3
3
K 3 ki
125 ha 175 l/dt
B.S 2
S 2 ka S 2 ki
183 ha 256 l/dt 97 ha 136 l/dt A = 265 ha A = 317 ha
Q = 0,413 m3/dt Q = 0,548 m3/dt

A = 380 ha
Q = 0,593 m3/dt

Gambar 1.13 Skema Layout Penggunaan Notasi Simbol


Sumber : Bahan ajar irigasi dan bangunan air I, 2023

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Bendung
BARAN
B.M B.L 0
RL1 B.L 1
0

B.L 2a
Saluran Induk
B.M 1a B.L 2b

RM3 B.M RM2 B.M


2 1

B.S 1a

B.S 1b
B.K 1a B.L 2c

B.K 1b

RK2 B.L 2d
B.K B.K
B.S 1c
2 1 B.L 2
B.S 1d

B.K 3a
B.S 1 B.L 3a

B.K 3b

B.S 2a
B.L 3b
B.S 2b
B.K 3c
B.L 3
B.K
B.S 2c 3

B.K 4a B.L 4a
B.S 2

B.K 4b B.L 4b
B.K 4c

B.L 4c

Gambar 1.14 Standar Sistem Tata Nama untuk Skema


Sumber : Bahan ajar irigasi dan bangunan air I, 2023

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

J. Notasi gambar pada jaringan irigasi


Tabel 3. Bangunan Waduk

No
Nama Bagunan Gambar
.

1 Bendungan

2 Tanggul

3 Pelimpah banjir

4 Menara Pengambil

Tabel 4. Bangunan Pengambil


No
Nama Bagunan Gambar
.

1 Sumur dengan pompa

2 Pengambilan bebas

3 Pengambilan bebas dengan pompa

4 Bendungan

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

5 Bendungan dengan pompa

Tabel 5. Bangunan Pembawa


No
Nama Bagunan Gambar
.

1 Saluran induk yang telah ada

2 Saluran induk baru

3 Saluran sekunder yang telah ada

4 Saluran sekunder baru

5 Saluran tersier yang telah ada

6 Saluran tersier baru

7 Saluran pembuang

8 Bangunan bagi

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

9 Bangunan bagi dan sadap

10 Bangunan sadap

11 Got miring

12 Bangunan terjun

13 Talang

14 Syphon

15 Gorong - gorong

16 Saluran pasangan

17 Saluran tertutup atau terowongan

18 Pelimpah samping

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tabel 6. Bangunan bangunan lain

No
Nama Bagunan Gambar
.

1 Jembatan

2 Jembatan orang

3 Bangunan penahan air

4 Talang pembuang

5 Syphon pembuang

6 Gorong – gorong pembuang

7 Bangunan pembuang

8 Waduk lapangan

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

9 Gudang

10 Rumah jaga

11 Desa

12 Daerah yang tidak dapat dialiri

13 Sawah

14 Garis kontur 10

1.9 Perencanaan Saluran


Perencanaan hendaknya didasarkan pada prinsip-prinsip teknis yang andal,
tetapi juga harus dapat memenuhi keinginan yang diajukan para pemakai air.
Kapasitas saluran irigasi ditentukan oleh kebutuhan air irigasi selama penyiapan
lahan. Cara pemeliharaan saluran menentukan koefesien yang akan dipilih.
Pemeliharaan yang jelek akan menyebabkan kecepatan aliran akan menjadi
rendah dan kemudian akan diperlukan saluran yang lebih besar. Saluran harus
direncanakan sedemikian sehingga mempunyai efisiensi yang tinggi dan biaya
pembuatan yang ekonomis serta mudah dalam pengoperasiannya.

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

1.10 Kapasitas rencana


A. Debit Rencana
Debit rencana di saluran di hitung berdasarkan kebutuhan bersih air disawah,
efisiensi dan luas areal yang akan diairi. (KP – 03, 2010)
Persamaan untuk menghitung debit rencana saluran sebagai berikut :
c. NFR . A
Q= ( Ltr /det )
e. . . . . . (Pers 1)
Dimana :
Q = Debit rencana, m3/det
C = Koefesien pengurangan karena adanya sistem golongan ( c = 1 )
NFR = Kebutuhan bersih (netto) air disawah, m.lt/dt
A = Luas petak yang diairi, ha
e = Efisiensi irigasi secara keseluruhan
B. Kebutuhan Air di sawah
Kebutuhan bersih air disawah (NFR) untuk padi dapat ditentukan oleh faktor-
faktor berikut :
a) Cara penyiapan lahan
b) Kebutuhan air untuk tananaman
c) Perkolasi dan rembesan
d) Pergantian lapisan air
e) Curah hujan efektif
C. Efisiensi
Akibat eksploitasi dan rembesan, sebagian air yang dibagikan akan hilang
sebelum mencapai tanaman padi. Kehilangan air akibat evaporasi dan
perembesan kecil saja dibanding kehilangan akibat eksploitasi.
Pada umumnya kehilangan air di irigasi akibat kemungkinan diatas dapat
dibagi-bagi sebagai berikut :
Untuk saluran tersier e = 0,775 – 0,850 ( diambil 0,80 )

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Untuk saluran sekunder e = 0,875 – 0,925 ( diambil 0,90 )


Untuk saluran primer e = 0,875 – 0,925 ( diambil 0,90 )

1.11 Perencanaan Saluran Yang Stabil


Pada umumnya penampang saluran dibuat trapesium karena memiliki efisiensi
yang tinggi dalam mengalirkan air. Untuk perencanaan ruas aliran saluran
dianggap sebagai aliran tetap, dan untuk itu diterapkan aliran yang juga dikenal
sebagai rumus Strickler.
Berikut ini merupakan gambar saluran parameter melintang dari penampang yang
dibuat trapesium.

1,50 - 2,00

0,50 1 : 20

1:1 1:1  0,50


w  0,30

h
Saluran tersier k =
35
b  0,30

w  0,20
0,40 1,00-1,50

h 1:1

Saluran kuarter k =30


b  0,30
30

Gambar 1.15 Potongan Melintang k=30


Sumber : Diktat Arodi Tanga dkk

Ketentuan dimensi dan kecepatan minimum yang disyaratkan pada saluran tanpa
pasangan juga berlaku untuk saluran pasangan. Harga koefisien k diambil
sebagai berikut :
- Pasangan batu k = 50 m1/3/dt
- Pasangan beton (untuk talud saja) k = 60 m1/3/dt
- Pasangan beton (untuk talud dan dasar) k = 70 m1/3/dt

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tebal pasangan batu sekurang-kurangnya diambil 20 cm bila diameter batu yang


digunakan sekitar 15 cm. Pasangan beton atau yang dibuat dari ubin beton jauh
lebih tipis yakni 7 - 10 cm. Pada ujung dan dasar saluran diberi koperan.

w
0,50
w
Pasangan batu
0,20 cm
0,40

Koperan 0,20

Gambar 1.16 Potongan Melintang k=50


Sumber : Diktat Arodi Tanga dkk

w

Pasangan ubin
beton talud
Mortar saja
0.07-0,10
0,5 0,20
0 cm
0,20
Pangkal pasangan batu
Gambar 1.17 Potongan Melintang k=60
Sumber : Diktat Arodi Tanga dkk

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

w
 Pasangan ubin
beton talud dan
dasar
Mortar 0.07-0,10
0,5
0 cm

0,40
Koperan
0,20

Gambar 1.18 Potongan Melintang k=70


Sumber : Diktat Arodi Tanga dkk

Persamaan untuk menghitung ruas saluran sebagai berikut : (KP – 03, 2010) :
Q = VxA . . . . .(Pers. 2)
v = K x R2/3 x I1/2 ( m/dt ) . . . . .(Pers. 3)
A
R = P (m) . . . . .(Pers. 4)
A = ( b + m.h ) h ( m2 ) . . . . .(Pers. 5)

P = b + 2.h √ m2 + 1 ( m ) . . . . .(Pers. 6)
b = n.h . . . . .(Pers. 7)

Dari persamaan rumus diatas dapat diuraikan menjadi persamaan rumus sebagai
berikut :
Q = VxA
Q = ( K x R2/3 x I1/2 ) x ( b + m.h ) h
A
Q = ( K x P x I1/2 ) x ( b + m.h ) h

( )
2/3
(b+ m.h)h
Q = (Kx b + 2.h √ m2 + 1 x I1/2 ) x ( b + m.h )

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

( )
2/3
((n .h)+ m.h)h

Q = (Kx
(n.h) + 2.h √ m2 + 1 x I1/2 ) x ( n.h + m.h ) . . . . .(Pers. 8)
Dimana :
V = Kecepatan, m/det
K = Koefesien kekasaran strickler, m1/3/det
R = Jari-jari hidrolis, m2/3
I = Kemiringan rencana saluran
A = Luas penampang basah, m2
P = Keliling basah, m
Q = Debit rencana, Ltr/det
b = Lebar dasar saluran, m
h = Kedalaman air saluran, m
n = Perbandingan kedalaman dan lebar saluran
m = Kemiringan talud horizontal / vertikal
1.12 Kecepatan Saluran
Distribusi kecepatan maksimum disebabkan oleh tekan pada muka air akibat
adanya perbedaan fluida atau udara dan juga akibat gaya gesekan pada dasar
maupun dinding saluran, maka kecepatan aliran pada suatu potongan melintang
saluran tidak seragam. Ketidakseragaman ini disebabkan oleh bentuk tampak
melintang saluran dilokasi saluran. (Robert.J.K,2002).
Kecepatan minimum yang diizinkan atau kecepatan tanpa pengendapan,
merupakan kecepatan terendah yang tidak menimbulkan sedimentasi dan
mendorong pertumbuhan tanaman air ganggang. Kecepatan ini sangat tidak
menentu dan nilainya yang tidak tepat dapat membawa pengaruh besar kecuali
terhadap pertumbuhan tanaman. Umumnya dapat dikatakan bahwa kecepatan
rata-rata 2 sampai 3 kali perdetik dapat digunakan bila presentase lanau
ditunjukan dalam saluran kecil tidak kurang dari 2,5/detik dapat mencegah
pertumbuhan tanaman air yang dapat mengurangi kapasitas saluran tersebut.
(VenTeChow,1984).
Kecepatan maksimum yang di izinkan juga akan menentukan kecepatan
rencana untuk dasar saluran tanah dengan pasangan campuran. Prosedur

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

perencanaan saluran untuk saluran dengan pasangan adalah sama dengan


prosedur perencanaan saluran tanah.
Harga kecepatan minimum yang direncanakan untuk saluran tersier dan
kuarter pada saluran irigasi tanpa pasangan dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Kriteria Perencanaan Untuk saluran Irigasi Tanpa Pasangan


Karakteristik Saluran
Satuan Saluran Kuarter
perencanaan Tersier
Kecepatan maksimum m/det Sesuai dengan grafik perencanaan
Kecepatan minimum m/det 0,20 0,20
Harga k m1/3/det 35 30
Lebar minimum dasar
m 0,30 0,30
saluran
Kemiringan talud m 1:1 1:1
Tanggul Tanggul
0,50 0,40
Lebar minimum mercu m
Jalan inspeksi Jalan inspeksi
1,50 – 2,00 m 1,50 – 2,00 m
Tinggi Jagaan minimum
m 0,30 0,30
(W)
Sumber : (KP – 05, 2010, Halaman 62)

Batas kecepatan maksimum sesuai jenis-jenis bahan dasar saluran di anjurkan


pemakaiannya adalah sebagai berikut :
Pasangan Batu = 3,00 m/dt
Pasangan Pelat Beton = 3,00 m/dt
Dapat ditentukan kecepatan rencana didalam saluran. Sebagai perhitungan
kontrol maka dilakukan perhitungan kecepatan dengan menggunakan rumus
Strickler :

dimana :
k = Koefisien Strikler yang digunakan, m1/3/dt

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

R = = Jari-jari hidrolis, m
A = bh+ mh2= Luas penampang basah saluran, m2

P = = Keliling basah saluran, m


Ir = Kemiringan rencana

1.13 Koefesien Kekasaran Stickler


Koefesien kekasaran Stickler bergantung pada kekasaran permukaan saluran,
ketidak teraturan permukaan saluran, trase saluran, vegetasi dan sedimen. Pada
saluran irigasi, ketidakteraturan permukaan yang meyebabkan perubahan dalam
keliling basah dan potongan melintang mempunyai pengaruh lebih penting pada
koefesien kekasaran saluran daripada kekasaran permukaan. Koefisien kekasaran
Strickler k (m1/3/det) yang dianjurkan pemakaiannya untuk saluran pasangan
adalah :
1. Pasangan batu 50 (m1/3/det)
2. Pasangan beton 60 (m1/3/det)
3. Pasangan tanah 35 – 45 (m1/3/det)
4. Ferrocemen 70 (m1/3/det)

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

1.14 Kemiringan minimum Talud


Untuk menekan biaya pembebasan tanah dan penggalian, talud saluran di
rencana securam mungkin. Bahan tanah, kedalaman saluran dan terjadinya
rembesan akan menentukan kemiringan maksimum untuk talut yang stabil.
Kemiringan galian minimum talud ( m ) dan perbandingan kedalaman dan lebar
saluran ( n ) dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Harga-harga kemiringan talut untuk saluran pasangan


Jenis tanah h < 0,75 m 0,75 m < h < 1,5
m
Lempung pasiran
Tanah pasiran kohesif 1 1
Tanah pasiran, lepas 1 1,25
Geluh pasiran, lempung berpori 1 1,5
Tanah gambut lunak 1,25 1,5
Sumber : (KP – 03, 2010, Halaman 55)

1.15 Kemiringan Saluran


Kemiringan saluran diusahakan sedapat mungkin mengikuti kemiringan
medan yang ada, selama itu tidak mengakibatkan munculnya kecepatan aliran di
saluran yang melampaui batas izin.
Kemiringan minimum dibuat untuk mencegah munculnya sedimentasi
disaluran sedangkan kemiringan maksimum untuk mencegah terjadinya erosi
saluran. Untuk itu keduanya harus dibatasi, sesuai Kriteria Perencanaan Irigasi.
Penentuan kemiringan saluran rencana dapat dilakukan dengan cara mem-
plot nilai debit (Q) dan kemiringan medan (i) pada gambar 1.18 - 1.21 grafik
perencanaan saluran irigasi kuarter, disesuaikan berdasarkan nilai k yang dipilih
dalam perencanaan .

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

GamS
bar
1.18u
Grafim
k
peren be
canaa r:
n
salur(
an K
irigas
i P
kuart–
er (k
= 3005
m1/3/d,
tk)
20
10
,
H
al
a
m
an
11
9)

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Ga Su
mb
ar mb
1.1 er :
9
Gr (K
afi P–
k
per 05,
enc 20
ana
an 10,
sal Hal
ura
n am
ters an
ier
tan 11
pa 8)
pas
ang
an
(k
=
35
m1/
3/
dt
k)

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Ga
mb S
ar
1.2 u
0 m
Gr
afi b
k er
per
enc :
ana (
an
sal K
ura P
n
pas –
ang 0
an
bat 5,
u 2
(k
= 0
50 1
m1/
3/
dt 0,
k) H
al
a
m
a
n
1
2
0)

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Ga Su
mb
ar mb
1.2 er :
1
Gr (K
afi P–
k
per 05,
enc 20
ana
an 10,
sal Hal
ura
n am
pas an
ang
an 12
bet 1)
on
(ha
nya
pad
a
tal
ut
k=
60
m1/
3/
dt
k)

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Berikut langkah-langkah penentuan kemiringan saluran (Diktat, Arody Tanga


dkk):
1. Plot titik pertemuan antara kemiringan yang ada Im dengan debit rencana Q
(Im versus Q).
2. Apabila titik hasil plot berada di bawah garis kecepatan minimum 0,20 m/dt
maka di atas Q tarik garis vertikal ke atas kemudian pilih satu titik sembarang
yang terletak diantara garis kecepatan minimum 0,20 m/dt dengan garis putus-
putus saluran pasangan atau bangunan terjun. Namun disarankan memilih titik
tepat atau berada disekitar garis kecepatan minimum agar pekerjaan timbunan
menjadi kecil. Dari titik yang telah dipilih, tarik garis horsontal ke kiri guna
menentukan kemiringan rencana (Ir).
3. Apabila titik hasil plot berada diantara garis kecepatan minimum 0,20 m/dt
dengan garis putus-putus maka kemiringan yang ada dapat digunakan sebagai
kemiringan rencana atau Ir = Im.
4. Apabila titik hasil plot berada di atas garis putus-putus maka kemiringan yang
ada dapat digunakan sebagai kemiringan rencana tetapi dengan syarat saluran
harus terbuat dari pasangan dan menggunakan grafik perencanaan untuk
saluran pasangan (Lampiran). Apabila tetap diinginkan saluran tanpa
pasangan (saluran tanah) maka di atas Q tarik garis vertikal ke bawah
kemudian pilih satu titik sembarang yang terletak diantara garis kecepatan
minimum 0,20 m/dt dengan garis putus-putus untuk saluran pasangan atau
bangunan terjun dan pada saluran harus diberi bangunan terjun. Namun
disarankan untuk memilih titik tepat atau berada disekitar garis putus-putus
agar pekerjaan galian menjadi kecil. Dari titik yang telah dipilih, tarik garis
horisontal ke kiri untuk menentukan kemiringan rencana (Ir).

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

1.16 Tinggi Air di Saluran (h)


Apabila titik yang dipilih pada grafik tepat berada digaris b = h maka lebar
dasar saluran (b) dan tinggi air di saluran (h) sama besar. Tetapi apabila tidak
berada tepat di garis b = h maka kedalaman air (h) harus dicari dengan interpolasi
menggunakan tabel 10 sampai tabel 14, dimana nilai F didapat dengan
menurunkan rumus Strickler dan debit sebagai berikut:

Rumus Strickler : . . . . .(Pers


9)

Rumus debit : . . . . (Pers 10)


Dari kedua rumus diatas dapat ditulis :

Apabila maka dapat juga ditulis :

. . . . (Pers 11)
Untuk saluran tanpa pasangan, saluran kuarter menggunakan F dengan k =
30 sedangkan untuk saluran tersier menggunakan F dengan k = 35. Bila
menggunakan pasangan maka menggunakan F dengan k = 50 untuk saluran
pasangan batu, F dengan k = 60 bila talud saja dari beton dan F dengan k = 70
bila talud dan dasar dari beton.
1.17 Lebar Dasar Saluran (b)
Dari grafik yang digunakan untuk menentukan kemiringan rencana diatas,
lebar dasar saluran dapat ditentukan. Cara penentuannya adalah pilih lebar dasar
saluran yang terletak di sebelah kanan dari titik yang telah dipilih dengan tetap
memperhatikan persyaratan teknis lebar minimum saluran yaitu 0,30 m untuk
saluran tersier dan kuarter.
1.18 Tinggi jagaan (w)
Tinggi jagaan di saluran tersier minimum 0,30 m dan di saluran kuarter minimum
0,20 m. Untuk praktisnya, biasanya diambil sebagai berikut :

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

a. Saluran tersier

b. Saluran kuarter

1.19 Elevasi Muka Air


2. Elevasi hilir dan udik saluran (UHS dan UUS)
Elevasi hilir (EHS) dan elevasi udik (EUS) setiap ruas saluran ditentukan
langsung dari garis-garis kontur peta topografi berdasarkan medan. Apabila
ujung hilir atau udik saluran terletak diantara dua garis kontur maka
penentuan elevasinya diperoleh dengan cara interpolasi linear.
3. Elevasi muka air sesuai medan (MAHr dan MAUm)
Elevasi muka air hilir rencana (MAHr) untuk saluran tersier didasarkan pada
elevasi muka air udik rencana tertinggi dibagian hilir boks yang dilayani +
kehilangan tinggi energi di boks tersebut (sebagai asumsi awal biasanya
diambil 5 – 15 cm). Elevasi muka air udik sesuai medan (MAUm) saluran
tersier didasarkan pada eleveasi muka air udik rencana tertinggi saluran
kuarter dibagian hilir boks dimana saluran tersebut mendapat air. Bila pada
boks tersebut tidak terdapat saluran kuarter maka penentuannya didasarkan
pada elevasi udik saluran (EUS) sesuai kontur.

MAUr − MAHr − Δh
Im = L . . . .(Pers. 12)
Dimana :
Im = Kemiringan medan yang ada
MAHr = Elevasi muka air hilir rencana
MAUm = Elevasi muka air udik rencana
L = Panjang Saluran (m)
Δh1 =Jumlah perkiraan kehilangan energi digorong-gorong atau
talang,tidak termasuk bangunan terjun (sebagai asumsi awal diambil
5 – 15 cm perbangunan)

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

4. Muka Air Udik Rencana (MAUr)


Bila pada ruas saluran tidak terdapat bangunan terjun, maka muka air udik
rencana dapat dilihat pada gambar 15 dengan persamaan yaitu :

MAUr = MAHr + ( Ir x L ) + h1 . . . .(Pers. 13)

MAUr
H1 ( 5 – 15 cm )

Ir x L MAHr

Gambar 1.19 Ilustrasi perhitungan muka air udik rencana (MAHr) tanpa
bangunan terjun
Sumber : ( KP – 01, 2010 )

Tetapi apabila pada ruas saluran terdapat bangunan terjun, maka muka air
udik rencana dapat dilihat pada gambar 16 dengan persamaan yaitu :
MAUr = MAUm . . . . (Pers.14)
Dan diperoleh tinggi Bangunan Terjun :
Z = MAUr – MAHr - ( Ir x L ) - h1 . . . .(Pers.15)

MAUr
Gorong-gorong /
Talang
H2 H2
H1 ( 5 – 15 cm )

Ir x L MAHr

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Gambar 1.20 Ilustrasi perhitungan muka air udik rencana (MAHr) dengan
bangunan terjun
Sumber : ( KP – 01, 2010 )
5. Elevasi hilir dan udik pintu ukur (MAHps dan MAUps)
Elevasi muka air yang diperlukan dihilir pintu alat ukur bangunan sadap
tersier (MAHps) adalah elevesi muka air udik rencana (MAUr) saluran tersier
muka yang dilayaninya. Elevasi muka air yang diinginkan didasarkan pada
tinggi muka air yang
diperlukan disawah yang diairi. Berikut ini pada Gambar 17 dapat dilihat
ilustrasi mengenai cara perhitungannya :

Sal. Sekunder Sal. Tersier Sal. Kuarter

g f
h e d
P c b
H100 H70 H
1%

A a

L L

Bangunan Sadap
Gorong-gorong Box Bagi Box Bagi
Tersier dengan

Gambar 1.21 Ilustrasi perhitungan tinggi muka air yang dibutuhkan.


Sumber : ( KP – 01, 2010, Halaman 111 )
P = A + a + b + m . c + d + n . e + f + g + h + Z . . . .(Pers.16)
Dimana :
P = Muka air yang dibutuhkan disaluran sekunder
A = Elevasi sawah dengan elevasi yang menentukan
a = Lapisan air disawah, ± 10 cm
b = Kehilangan tinggi energi di saluran kuarter sampai kesawah ± 5 cm
c = Kehilangan tinggi energi di boks kuarter ± 5 cm/box
d = Kehilangan pada bangunan pembawa disaluran irigasi, I x L
L = Panjang saluran, m
e = Kehilangan tinggi energi di boks tersier ± 10 cm
f = Kehilangan tinggi energi digorong-gorong ± 10 cm
g = Kehilangan tinggi energi dibangunan sadap tersier 1/3 H

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

h = Variasi muka air = 0,18 h100 ( sekitar 0,05 – 0,30 cm )


Z = Kehilangan tinggi energi dibangunan petak tersier lainnya
m = Jumlah boks kuarter di trase tersebut
n = Jumlah boks tersier di trase tersebut.
Elevasi muka air di udik pintu sadap (MAUps) diperoleh dari elevasi muka air
dihilir pintu sadap + kehilangan tinggi energi dipintu ukur.
MAUps = MAHps + Δh . . . .(Pers.17)
Dimana :
MAHps = Elevasi muka air dihilir pintu sadap, m
Δh = Kehilangan energi pada pintu ukur
1.20 Jalan Inspeksi
Jalan inspeksi direncana, dibangun dan dipelihara oleh dinas
pengairan. Jalan ini terutama digunakan untuk memeriksa, mengeksploitasi
dan memelihara jaringan irigasi dan pembuang, yakni saluran dan bangunan-
bangunan pelengkap. Akan tetapi, di kebanyakan daerah pedesaan, jalan-
jalan ini juga sekaligus berfungsi sebagai jalan utama dan oleh karena itu juga
digunakan pada kendaraan-kendaraan komersial dengan pembebanan as yang
lebih berat dibandingkan dengan kendaraan-kendaraan inspeksi. Jalan
inspeksi dibuat untuk memantau sepanjang saluran yang dilewati jalan
tersebut. Jadi apabila ada kerusakan atau kehilangan barang-barang
infrastrukstur apalagi yang bersifat vital, dapat ditangani secepatnya sebelum
terjadi kerusakan yang lebih parah dan merugikan. Jalan inspeksi bisa
dibangun melintasi saluran, ataupun dengan menyusuri saluran tersebut.
Semua jalan inspeksi digolongkan sebagai jalan kelas III atau lebih
rendah lagi menurut standar Bina Marga No.13/1970 (BINA
MARGA,1970b) dan merupakan jalan satu jalur. Untuk jalan-jalan yang
berada di bawah wewenang Direktorat Irigasi, Standar Bina Marga telah
diperluas lagi menjadi :

Kelas I Jalan nasional (Standar Bina Marga)


Kelas II Jalan Provinsi (Standar Bina Marga)

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Kelas III Jalan Kabupaten, jalan desa, jalan inspeksi utama (Standar
Bina Marga)
Kelas IV Jalan penghubung, jalan inspeksi sekunder (Standar Bina
Marga)
Kelas V Jalan setapak/jalan orang
Lebar jalan dan perkerasan untuk jalan-jalan kelas III, IV, dan V (yang
punya arti penting dalam suatu proyek irigasi)
Jalan kelas III dengan perkerasan, jalan kelas IV boleh dengan perkerasan
( untuk yang lebih penting ) atau tanpa perkerasan. Kelas V umumnya tanpa
perkerasan.
Tabel 9. Lebar standar jalan
Lebar total jalan Lebar perkerasan
Kelas III 5m 3m
Kelas IV 5m 3m
Kelas V 1,5 m
Sumber : (KP – 04, 2010, Halaman 215)

Gambar 1.22 Potongan Melintang Jalan Inspeksi


Sumber : (KP-04, 2010, Halaman 216)
1.21 Pintu Air Irigasi (Box)
2. Box Tersier

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Yaitu bangunan bagi disaluran tersier / sub tersier untuk membagi air
kesaluran sub tersier / kuarter.
3. Box Kuarter
Yaitu bangunan pengambilan disaluran tersier / sub tersier dimana lewat
bangunan itu air mengalir kepetak kuarter, setiap petak kuarter pada
umumnya memiliki satu buah box kuarter.

Prinsip prinsip dasar penataan jaringan pengairan :


Berkaitan dengan keterbatasan kondisi bagi perancang pemberian air
pengairan pada lahan-lahan pertanian seperti telah dikemukakan maka prinsip-
prinsip dalam penataan jaringan pemberi air pengairan (irigasi) dapat
dikemukakan sebagai berikut.
a) Prinsip-prinsip dasar penataan jaringan
1) Sistem irigasi bagi lahanlahan pertanian yang terdiri dari jaringan irigasi
utama dan jaringan irigasi tersier, harus berada pada tempat tertentu pada
lahan-lahan yang letaknya lebih tinggi dari lahan dari letak lahan
pertanaman.
2) Sistem irigasi harus ditata sependek atau sesingkat mungkin dan dengan
demikian dapat tercegah berkurangnya tekanan aliran air dan air
pengairannya selama dalam perjalanan dikarenakan halhal yang tidak
terduga dan dengan pendek/singkatnya jarak tatanan sistem irigasi tersebut,
maka di samping sarana-sarana pembagi air pengairan dapat dibangun
seekommis mungkin juga daya penyampaiannya dapatterjamin.
3) Jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier sebaiknya dibangun
sejalan mengikuti garis kontur atau mendekati ke arah itu terutama untuk
maksud memperoleh ketinggian terjunan aliran air yang cukup menambah
tekanan aliran air selanjutnya, sehingga air pengairan dapat mencapai lahan
pertanaman yang lebih
4) Saluran-saluran tersier harus mampu mengalirkan air dengan cukup ke
petakpetak tersier, dalam hal ini untuk pesawahan harus mampu melakukan
penggenangan (flooding).
5) Pembangunan tanggultanggul di kedua tepi saluran tersier ataupun kuarter
sebaiknya tidak terlalu tinggi agar dengan demikian air permukaan pada

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

saluransaluran dapat mudah dilimpahkan keareal pertanaman yang akan


diberi air.
6) Saluran pembuang air pengairan dari petak-petak pertanaman yang airnya
telah dimanfaatkan untuk flooding (penggenangan) atau
pun furrowing (penyaluran) hendaknya dibuat sedemikian rupa agar dapat
berfungsi dengan lancar, karena kalau saluran - saluran pembuang itu tidak
berfungsi dengan baik atau pun pembuatannya diabaikan, banyak
kemungkinan terjadinya kejenuhan pada air di petak-petak pertanaman.
Disamping itu dapat terjadi peluapan mengingat masuknya air secara terus
menerus sedang pembuangannya sangat sulit atau tidak ada, lebihlebih kalau
permeabilitas air pengairan di lahanlahan/petak-petak pertanaman tersebut
sangat minim. Saluran pembuang air ini adalah lebih baik kalau
berhubungan dengan saluran pembuang yang alami (sungai, celah-celah
jurang, dan sebagainya) atau dibuat khusus tergantung pada keadaan lahan
setempat dan kepentingannya. Prinsip fundamental diatas seharusnya
diterapkan pada sistem jaringan pengairan yang dipilih atau digunakan.
Dari sekian banyak system jaringan pengairan system yang sering
digunakan adalah: sistem, random dan sistem parallel. - Sistem random
jaringan pengairan. Sistem ini banyak digunakan karena secara leluasa dapat
disesuaikan terhadap kondisi lahan yang dihadapi, dengan hanya sedikit atau
tidak memerlukan perubahan keadaan to-pografi. ancangan penataannya
yang baik akan menghasilkan pemberian air pengairan yang efektif karena
dengan perancangan dan penataannya yang baik itu akan mampu
menampung aliran air yang tersedia secara maksimum yang dengan ancar
melalui sarana-sarananya akan sampai ke petak-petak pertanaman. Saluran
induk (utama) biasanya mengikuti tempat dengan elevasi tertinggi yang
berada di punggung lahan atau disepanjang garis kontur.
Sistem paralel jaringan pengairan Dengan sistem ini, jaringan pemberi air
pengairan dan jaringan pengalir/pembuangnya dibangun secara sejajar
beraturan. Karenany sistem ini umumnya diterapkan pada lahan yang datar
dan juga pada lahan yang berlereng sedang yang tidak banyak
bergelombang, maka pada lahan yang terakhir ini saluran utama (induk)

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

harus dibuat atau digali dengan mengikuti garis kontur (seperti pada jaringan
dengan sistem random dengan elevansi ketinggian yang cukup, dengan
demikian pengairan dapat tergiring dengan tekanan/dorongan yang kup
lumayan untuk masuk ke dalam saluran-saluran sekunder dan tersier dan
selanjutnya ke petak-petak penanaman.

b) Bendungan
Bendungan merupakan bangunan air yang dibangun secara melintang
pada sungai, yang tujuannya agar permukaan air sungai di sekitarnya dapat
naik sampai ketinggian tertentu, dengan demikian air sungai tadi dapat
dialirkan melalui pintu sadap ke ke saluran-saluran pembagi air pengairan ke
lahan-lahan pertanian. Bendungan harus dibuat secara kuat agar tetap tahan
untuk jangka waktu panjang/lama, tinggi tepi tembok bendung didasarkan
pada debit maksimum untuk jangka waktu tertentu. Bagian-bagian bendung
meliputi :
1) Badan bendung, yang pembuatannya dari pasangan-pasangan batu kali
atau dengan beton, dengan tinggi yang disesuaikan dengan kepentingan
air irigasi.
2) Pintu penguras : Dibuat di ujung badan yang ada bersambung dengan
saluran kantong penguras dibuatkan pinto masuk.
3) Pintu pengambilan : Dibuat di ruang penguras yang diletakkan sekitar 1
meter atau lebih di atas lantai .
Dalam merancang jaringan pengairan dan drainasenya, yang garis besarnya
telah dikemukakan, hasil rancangan akan ada manfaatnya dan mudah dan
tepat dilaksanakan di lapangan kalau rancangannya benar-benar atas dasar
hasil survai yang teliti yang menghasilkan data-data yang dapat diandalkan
mengenai hal-hal sebagai berikut :
a) Sumber air pengairan yang memungkinkan termasuk kualitas nya
b) Topografi dan keadaan lahan yang memungkinkan dalam pembangunan
saluran/jaringan, terutama mengenai keadaan lereng terkecil dan terbesar
di mana saluran-saluran (induk dan atau pembagi) akan ditempatkan pada
lahan tersebut.

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

c) Macam dan kegiatan petanaman yang akan diusahakan dengan


terjaminnya air pengairan ke areal pertanaman itu.
d) Demi terjaminnya air pengairan ke areal pertanaman tersebut, sistem
jaringan pengairan yang dipilih adalah yang sangat memungkinkan untuk
diterapkan Panjang jangkauan aliran air pengairan yang dapat
diperkirakan sampai ke areal pertanaman dan petak-petak pertanaman,
sejak dari sumber airnya
e) Pembatas-pembatas yang terdapat pada lahan di mana jaringan air
pengairan akan ditempatkan
f) Faktor-faktor yang menunjang bagi terlaksananya pembangunan jaringan
pengairan, terutama yang terdapat di sekitar lahan yang akan ditempati
sarana jaringan.

Data-data di atas merupakan informasi yang sangat penting bagi penentuan


dan keberhasilan rancangan dan pelaksanaannya. Memperkirakan kebutuhan
air Hal penting yang diperhatikan adalah bahwa dengan dibangunnya irigasi yang
menghubungkan sumber air dengan petak pertanaman, adalah agar petak-petak
pertanaman memperoleh air pengairan yang cukup bagi pertumbuhan tanaman.
Agar supaya maksud di atas tercapai dengan baik atau mendekati, maka
kebutuhan air di petak-petak pertanaman tersebut perlu diperkirakan atas dasar :
a. Tingkat pemakaian:
Tingkat pemakaian adalah jumlah air keseluruhan yang
ditranspirasikan tanam an dan yang dievaporasikan oleh tanah dari areal
lahan pertanaman dalam satuan waktu dibandingkan terhadap area lahan
yang bersangkutan. Tingkat pemakaian air tergantung pada pertanaman yang
ada di area lahan yang bersangkutan beserta kondisi iklim setempat.
b. Tingkat efisiensi jaringan
Tingkat efisiensi jaringan ialah ketepatgunaan jaringan pengairan yang
ada dalam menyampaikan secara teratur air pengairan ke petak-petak
pertanaman.

Jenis-Jenis Irigasi :
1. Irigasi Permukaan

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Irigasi Permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air


langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan
pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara
gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran
primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air.
Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.
2. Irigasi Lokal
Sistem ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga
berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu.
Namun air yang disebar hanya terbatas sekali atau secara lokal.
3. Irigasi dengan Penyemprotan
Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air atau sprinkle. Air
yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari
atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.
4. Irigasi Tradisional dengan Ember
Di sini diperlukan tenaga kerja secara perorangan yang banyak sekali.
Di samping itu juga pemborosan tenaga kerja yang harus menenteng ember.
5. Irigasi Pompa Air
Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air,
kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau
saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.
6. Irigasi Tanah Kering dengan Terasisasi
Di Afrika yang kering dipakai sustem ini, terasisasi dipakai
untuk distribusi air.

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tabel 10. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,30 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.300 .100 .168 .201 .235 .335 .402 .469 .040
.300 .110 .198 .238 .278 .397 .476 .555 .045
.300 .120 .232 .278 .324 .463 .556 .649 .050
.300 .130 .267 .321 .374 .535 .642 .749 .056
.300 .140 .306 .367 .428 .612 .734 .856 .062
.300 .150 .347 .416 .486 .694 .833 .971 .068
.300 .160 .391 .469 .547 .781 .937 1.094 .074
.300 .170 .437 .524 .612 .874 1.049 1.224 .080
.300 .180 .486 .583 .681 .972 1.167 1.361 .086
.300 .190 .538 .646 .753 1.076 1.292 1.507 .093
.300 .200 .593 .712 .830 1.186 1.423 1.660 .100
.300 .210 .651 .781 .911 1.301 1.562 1.822 .107
.300 .220 .711 .854 .996 1.423 1.707 1.992 .114
.300 .230 .775 .930 1.085 1.550 1.860 2.170 .122
.300 .240 .842 1.010 1.178 1.683 2.020 2.357 .130
.300 .250 .911 1.094 1.276 1.823 2.187 2.552 .138
.300 .260 .984 1.181 1.378 1.969 2.362 2.756 .146
.300 .270 1.060 1.272 1.485 2.121 2.545 2.969 .154
.300 .280 1.140 1.368 1.596 2.279 2.735 3.191 .162
.300 .290 1.222 1.467 1.711 2.444 2.933 3.422 .171
.300 .300 1.308 1.570 1.831 2.616 3.139 3.663 .180

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tabel 11. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,35 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.350 .100 .193 .232 .270 .386 .463 .541 .045
.350 .110 .228 .274 .319 .456 .547 .638 .051
.350 .120 .266 .319 .372 .531 .638 .744 .056
.350 .130 .306 .367 .429 .612 .735 .857 .062
.350 .140 .349 .419 .489 .699 .839 .978 .069
.350 .150 .395 .475 .554 .791 .949 1.107 .075
.350 .160 .444 .533 .622 .889 1.067 1.244 .082
.350 .170 .496 .595 .695 .992 1.191 1.389 .088
.350 .180 .551 .661 .771 1.102 1.322 1.543 .095
.350 .190 .609 .731 .852 1.218 1.461 1.705 .103
.350 .200 .670 .803 .937 1.339 1.607 1.875 .110
.350 .210 .733 .880 1.027 1.467 1.760 2.053 .118
.350 .220 .800 .960 1.120 1.601 1.921 2.241 .125
.350 .230 .870 1.044 1.219 1.741 2.089 2.437 .133
.350 .240 .944 1.132 1.321 1.887 2.265 2.642 .142
.350 .250 1.020 1.224 1.428 2.040 2.448 2.857 .150
.350 .260 1.100 1.320 1.540 2.200 2.640 3.080 .159
.350 .270 1.183 1.420 1.656 2.366 2.839 3.313 .167
.350 .280 1.270 1.524 1.777 2.539 3.047 3.555 .176
.350 .290 1.360 1.631 1.903 2.719 3.263 3.807 .186
.350 .300 1.453 1.743 2.034 2.906 3.487 4.068 .195
.350 .310 1.550 1.860 2.170 3.100 3.719 4.339 .205
.350 .320 1.650 1.980 2.310 3.300 3.960 4.620 .214
.350 .330 1.754 2.105 2.456 3.508 4.210 4.912 .224
.350 .340 1.862 2.234 2.607 3.724 4.468 5.213 .235
.350 .350 1.973 2.368 2.762 3.946 4.736 5.525 .245

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

Tabel 12. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,40 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.400 .100 .219 .263 .306 .438 .525 .613 .050
.400 .110 .258 .310 .361 .516 .619 .722 .056
.400 .120 .300 .360 .420 .600 .720 .840 .062
.400 .130 .345 .414 .483 .691 .829 .967 .069
.400 .140 .393 .472 .551 .787 .944 1.102 .076
.400 .150 .445 .534 .622 .889 1.067 1.245 .083
.400 .160 .499 .599 .698 .998 1.197 1.397 .090
.400 .170 .556 .667 .779 1.112 1.335 1.557 .097
.400 .180 .617 .740 .863 1.233 1.480 1.727 .104
.400 .190 .680 .816 .952 1.360 1.633 1.905 .112
.400 .200 .747 .896 1.046 1.494 1.793 2.092 .120
.400 .210 .817 .981 1.144 1.634 1.961 2.288 .128
.400 .220 .890 1.068 1.247 1.781 2.137 2.493 .136
.400 .230 .967 1.160 1.354 1.934 2.321 2.708 .145
.400 .240 1.047 1.256 1.466 2.094 2.513 2.932 .154
.400 .250 1.130 1.356 1.583 2.261 2.713 3.165 .163
.400 .260 1.217 1.461 1.704 2.434 2.921 3.408 .172
.400 .270 1.308 1.569 1.831 2.615 3.138 3.661 .181
.400 .280 1.401 1.682 1.962 2.803 3.363 3.924 .190
.400 .290 1.499 1.798 2.098 2.997 3.597 4.196 .200
.400 .300 1.600 1.920 2.240 3.199 3.839 4.479 .210
.400 .310 1.704 2.045 2.386 3.409 4.090 4.772 .220
.400 .320 1.813 2.175 2.538 3.625 4.350 5.075 .230
.400 .330 1.925 2.310 2.695 3.849 4.619 5.389 .241
.400 .340 2.041 2.449 2.857 4.081 4.897 5.714 .252

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.400 .350 2.160 2.592 3.024 4.320 5.184 6.048 .262


.400 .360 2.284 2.740 3.197 4.567 5.481 6.394 .274
.400 .370 2.411 2.893 3.376 4.822 5.787 6.751 .285
.400 .380 2.542 3.051 3.559 5.085 6.102 7.119 .296
.400 .390 2.678 3.213 3.749 5.356 6.427 7.498 .308
.400 .400 2.817 3.381 3.944 5.634 6.761 7.888 .320

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

Tabel 13. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,45 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.450 .100 .245 .294 .343 .489 .587 .685 .055
.450 .110 .288 .346 .403 .576 .692 .807 .062
.450 .120 .335 .402 .469 .670 .804 .938 .068
.450 .130 .385 .462 .539 .769 .923 1.077 .075
.450 .140 .438 .525 .613 .876 1.051 1.226 .083
.450 .150 .494 .593 .692 .988 1.186 1.384 .090
.450 .160 .554 .665 .775 1.108 1.329 1.551 .098
.450 .170 .617 .740 .863 1.233 1.480 1.727 .105
.450 .180 .683 .820 .956 1.366 1.639 1.912 .113
.450 .190 .752 .903 1.053 1.505 1.806 2.107 .122
.450 .200 .825 .990 1.156 1.651 1.981 2.311 .130
.450 .210 .902 1.082 1.262 1.804 2.164 2.525 .139
.450 .220 .982 1.178 1.374 1.963 2.356 2.748 .147
.450 .230 1.065 1.278 1.491 2.130 2.556 2.981 .156
.450 .240 1.152 1.382 1.612 2.303 2.764 3.224 .166
.450 .250 1.242 1.490 1.739 2.484 2.981 3.477 .175
.450 .260 1.336 1.603 1.870 2.672 3.206 3.740 .185
.450 .270 1.433 1.720 2.007 2.867 3.440 4.014 .194
.450 .280 1.535 1.842 2.148 3.069 3.683 4.297 .204
.450 .290 1.640 1.967 2.295 3.279 3.935 4.591 .215
.450 .300 1.748 2.098 2.448 3.497 4.196 4.895 .225
.450 .310 1.861 2.233 2.605 3.722 4.466 5.210 .236
.450 .320 1.977 2.373 2.768 3.954 4.745 5.536 .246
.450 .330 2.097 2.517 2.936 4.195 5.034 5.872 .257
.450 .340 2.221 2.666 3.110 4.443 5.331 6.220 .269

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.450 .350 2.349 2.819 3.289 4.699 5.639 6.579 .280


.450 .360 2.482 2.978 3.474 4.963 5.956 6.948 .292
.450 .370 2.618 3.141 3.665 5.235 6.282 7.329 .303
.450 .380 2.758 3.309 3.861 5.516 6.619 7.722 .315
.450 .390 2.902 3.483 4.063 5.804 6.965 8.126 .328
.450 .400 3.051 3.661 4.271 6.101 7.321 8.542 .340
.450 .410 3.203 3.844 4.485 6.406 7.688 8.969 .353
.450 .420 3.360 4.032 4.704 6.720 8.064 9.408 .365
.450 .430 3.521 4.226 4.930 7.043 8.451 9.860 .378
.450 .440 3.687 4.424 5.162 7.374 8.848 10.323 .392

.450 .450 3.857 4.628 5.399 7.713 9.256 10.799 .405

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tabel 14. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,50 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.500 .100 .271 .325 .379 .541 .650 .758 .060
.500 .110 .318 .382 .446 .637 .764 .892 .067
.500 .120 .370 .444 .518 .740 .887 1.035 .074
.500 .130 .424 .509 .594 .849 1.019 1.188 .082
.500 .140 .483 .579 .676 .965 1.158 1.351 .090
.500 .150 .544 .653 .762 1.088 1.306 1.524 .098
.500 .160 .609 .731 .853 1.218 1.462 1.706 .106
.500 .170 .678 .813 .949 1.356 1.627 1.898 .114
.500 .180 .750 .900 1.050 1.500 1.800 2.099 .122
.500 .190 .825 .990 1.156 1.651 1.981 2.311 .131
.500 .200 .904 1.085 1.266 1.809 2.171 2.533 .140
.500 .210 .987 1.185 1.382 1.974 2.369 2.764 .149
.500 .220 1.074 1.288 1.503 2.147 2.576 3.006 .158
.500 .230 1.163 1.396 1.629 2.327 2.792 3.258 .168
.500 .240 1.257 1.509 1.760 2.514 3.017 3.520 .178
.500 .250 1.354 1.625 1.896 2.709 3.251 3.793 .188
.500 .260 1.456 1.747 2.038 2.911 3.493 4.076 .198
.500 .270 1.561 1.873 2.185 3.121 3.745 4.370 .208
.500 .280 1.669 2.003 2.337 3.339 4.006 4.674 .218
.500 .290 1.782 2.138 2.495 3.564 4.277 4.989 .229
.500 .300 1.898 2.278 2.658 3.797 4.556 5.315 .240
.500 .310 2.019 2.423 2.826 4.038 4.845 5.653 .251
.500 .320 2.143 2.572 3.001 4.287 5.144 6.001 .262
.500 .330 2.272 2.726 3.180 4.543 5.452 6.361 .274
.500 .340 2.404 2.885 3.366 4.808 5.770 6.732 .286

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.500 .350 2.541 3.049 3.557 5.082 6.098 7.114 .297


.500 .360 2.682 3.218 3.754 5.363 6.436 7.508 .310
.500 .370 2.826 3.392 3.957 5.653 6.783 7.914 .322
.500 .380 2.976 3.571 4.166 5.951 7.141 8.332 .334
.500 .390 3.129 3.755 4.380 6.258 7.509 8.761 .347
.500 .400 3.287 3.944 4.601 6.573 7.888 9.202 .360
.500 .410 3.449 4.138 4.828 6.897 8.277 9.656 .373
.500 .420 3.615 4.338 5.061 7.230 8.676 10.122 .386
.500 .430 3.786 4.543 5.300 7.571 9.086 10.600 .400
.500 .440 3.961 4.753 5.545 7.922 9.506 11.090 .414
.500 .450 4.141 4.969 5.797 8.281 9.937 11.594 .427
.500 .460 4.325 5.190 6.055 8.650 10.380 12.109 .442
.500 .470 4.514 5.416 6.319 9.027 10.833 12.638 .456
.500 .480 4.707 5.648 6.590 9.414 11.297 13.180 .470
.500 .490 4.905 5.886 6.867 9.810 11.772 13.734 .485
.500 .500 5.108 6.129 7.151 10.215 12.259 14.302 .500

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tabel 15. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,55 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.550 .100 .297 .356 .415 .594 .712 .831 .065
.550 .110 .349 .419 .489 .698 .838 .977 .073
.550 .120 .405 .486 .567 .810 .972 1.134 .080
.550 .130 .464 .557 .650 .929 1.115 1.300 .088
.550 .140 .528 .633 .739 1.055 1.266 1.477 .097
.550 .150 .594 .713 .832 1.189 1.427 1.665 .105
.550 .160 .665 .798 .931 1.330 1.596 1.862 .114
.550 .170 .739 .887 1.035 1.478 1.774 2.070 .122
.550 .180 .817 .981 1.144 1.634 1.961 2.288 .131
.550 .190 .899 1.079 1.258 1.798 2.157 2.517 .141
.550 .200 .984 1.181 1.378 1.968 2.362 2.756 .150
.550 .210 1.073 1.288 1.503 2.147 2.576 3.005 .160
.550 .220 1.166 1.399 1.633 2.332 2.799 3.265 .169
.550 .230 1.263 1.516 1.768 2.526 3.031 3.536 .179
.550 .240 1.364 1.636 1.909 2.727 3.273 3.818 .190
.550 .250 1.468 1.762 2.055 2.936 3.523 4.111 .200
.550 .260 1.576 1.892 2.207 3.153 3.783 4.414 .211
.550 .270 1.689 2.027 2.364 3.378 4.053 4.729 .221
.550 .280 1.805 2.166 2.527 3.610 4.332 5.054 .232
.550 .290 1.925 2.311 2.696 3.851 4.621 5.391 .244
.550 .300 2.050 2.460 2.870 4.100 4.920 5.740 .255
.550 .310 2.178 2.614 3.050 4.357 5.228 6.099 .267
.550 .320 2.311 2.773 3.235 4.622 5.546 6.471 .278
.550 .330 2.448 2.937 3.427 4.895 5.875 6.854 .290
.550 .340 2.589 3.106 3.624 5.177 6.213 7.248 .303

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.550 .350 2.734 3.281 3.827 5.468 6.561 7.655 .315


.550 .360 2.883 3.460 4.037 5.767 6.920 8.074 .328
.550 .370 3.037 3.645 4.252 6.074 7.289 8.504 .340
.550 .380 3.195 3.834 4.473 6.391 7.669 8.947 .353
.550 .390 3.358 4.029 4.701 6.716 8.059 9.402 .367
.550 .400 3.525 4.230 4.935 7.050 8.460 9.869 .380
.550 .410 3.696 4.435 5.175 7.392 8.871 10.349 .394
.550 .420 3.872 4.647 5.421 7.744 9.293 10.842 .407
.550 .430 4.053 4.863 5.674 8.105 9.726 11.347 .421
.550 .440 4.238 5.085 5.933 8.475 10.170 11.865 .436
.550 .450 4.427 5.313 6.198 8.855 10.625 12.396 .450
.550 .460 4.622 5.546 6.470 9.243 11.092 12.940 .465
.550 .470 4.821 5.785 6.749 9.641 11.569 13.498 .479
.550 .480 5.024 6.029 7.034 10.049 12.058 14.068 .494
.550 .490 5.233 6.279 7.326 10.465 12.559 14.652 .510
.550 .500 5.446 6.535 7.624 10.892 13.070 15.249 .525
.550 .510 5.664 6.797 7.930 11.328 13.594 15.860 .541
.550 .520 5.887 7.065 8.242 11.774 14.129 16.484 .556
.550 .530 6.115 7.338 8.561 12.230 14.676 17.122 .572
.550 .540 6.348 7.618 8.887 12.696 15.235 17.774 .589
.550 .550 6.586 7.903 9.220 13.172 15.806 18.440 .605

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tabel 16. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,60 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.600 .100 .323 .388 .452 .646 .775 .904 .070
.600 .110 .380 .455 .531 .759 .911 1.063 .078
.600 .120 .440 .528 .616 .880 1.056 1.232 .086
.600 .130 .505 .605 .706 1.009 1.211 1.413 .095
.600 .140 .573 .687 .802 1.146 1.375 1.604 .104
.600 .150 .645 .774 .903 1.290 1.548 1.806 .113
.600 .160 .721 .865 1.010 1.442 1.731 2.019 .122
.600 .170 .801 .961 1.121 1.602 1.923 2.243 .131
.600 .180 .885 1.062 1.239 1.770 2.124 2.478 .140
.600 .190 .973 1.167 1.362 1.945 2.334 2.723 .150
.600 .200 1.064 1.277 1.490 2.129 2.554 2.980 .160
.600 .210 1.160 1.392 1.624 2.320 2.784 3.248 .170
.600 .220 1.260 1.511 1.763 2.519 3.023 3.527 .180
.600 .230 1.363 1.636 1.908 2.726 3.272 3.817 .191
.600 .240 1.471 1.765 2.059 2.942 3.530 4.118 .202
.600 .250 1.582 1.899 2.215 3.165 3.798 4.431 .213
.600 .260 1.698 2.038 2.377 3.396 4.076 4.755 .224
.600 .270 1.818 2.182 2.545 3.636 4.363 5.091 .235
.600 .280 1.942 2.330 2.719 3.884 4.661 5.438 .246
.600 .290 2.070 2.484 2.898 4.140 4.968 5.797 .258
.600 .300 2.203 2.643 3.084 4.405 5.286 6.167 .270
.600 .310 2.339 2.807 3.275 4.678 5.614 6.550 .282
.600 .320 2.480 2.976 3.472 4.960 5.952 6.944 .294
.600 .330 2.625 3.150 3.675 5.250 6.301 7.351 .307

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.600 .340 2.775 3.330 3.885 5.550 6.659 7.769 .320


.600 .350 2.929 3.514 4.100 5.857 7.029 8.200 .332
.600 .360 3.087 3.704 4.322 6.174 7.409 8.644 .346
.600 .370 3.250 3.900 4.550 6.500 7.799 9.099 .359
.600 .380 3.417 4.100 4.784 6.834 8.201 9.568 .372
.600 .390 3.589 4.307 5.024 7.178 8.613 10.049 .386
.600 .400 3.765 4.518 5.271 7.530 9.036 10.542 .400
.600 .410 3.946 4.735 5.524 7.892 9.471 11.049 .414
.600 .420 4.132 4.958 5.784 8.263 9.916 11.569 .428
.600 .430 4.322 5.186 6.051 8.644 10.372 12.101 .443
.600 .440 4.517 5.420 6.323 9.034 10.840 12.647 .458
.600 .450 4.716 5.660 6.603 9.433 11.320 13.206 .472
.600 .460 4.921 5.905 6.889 9.842 11.810 13.779 .488
.600 .470 5.130 6.156 7.182 10.260 12.312 14.365 .503
.600 .480 5.344 6.413 7.482 10.689 12.826 14.964 .518
.600 .490 5.563 6.676 7.789 11.127 13.352 15.577 .534
.600 .500 5.787 6.945 8.102 11.575 13.889 16.204 .550
.600 .510 6.016 7.219 8.423 12.032 14.439 16.845 .566
.600 .520 6.250 7.500 8.750 12.500 15.000 17.500 .582
.600 .530 6.489 7.787 9.085 12.978 15.574 18.169 .599
.600 .540 6.733 8.080 9.426 13.466 16.159 18.853 .616
.600 .550 6.982 8.379 9.775 13.964 16.757 19.550 .632
.600 .560 7.236 8.684 10.131 14.473 17.367 20.262 .650
.600 .570 7.496 8.995 10.494 14.992 17.990 20.989 .667
.600 .580 7.761 9.313 10.865 15.521 18.625 21.730 .684
.600 .590 8.031 9.637 11.243 16.061 19.273 22.485 .702
.600 .600 8.306 9.967 11.628 16.612 19.934 23.256 .720

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tabel 17. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,65 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.650 .100 .349 .419 .489 .699 .838 .978 .075
.650 .110 .410 .492 .574 .821 .985 1.149 .084
.650 .120 .475 .571 .666 .951 1.141 1.331 .092
.650 .130 .545 .654 .763 1.090 1.308 1.526 .101
.650 .140 .618 .742 .866 1.237 1.484 1.731 .111
.650 .150 .696 .835 .974 1.392 1.670 1.948 .120
.650 .160 .777 .933 1.088 1.555 1.866 2.177 .130
.650 .170 .863 1.036 1.208 1.726 2.072 2.417 .139
.650 .180 .953 1.144 1.334 1.906 2.287 2.668 .149
.650 .190 1.047 1.256 1.466 2.094 2.513 2.931 .160
.650 .200 1.145 1.374 1.603 2.290 2.748 3.206 .170
.650 .210 1.247 1.497 1.746 2.494 2.993 3.492 .181
.650 .220 1.354 1.624 1.895 2.707 3.248 3.790 .191
.650 .230 1.464 1.757 2.050 2.928 3.514 4.099 .202
.650 .240 1.579 1.894 2.210 3.157 3.789 4.420 .214
.650 .250 1.698 2.037 2.377 3.395 4.074 4.753 .225
.650 .260 1.821 2.185 2.549 3.641 4.370 5.098 .237
.650 .270 1.948 2.338 2.727 3.896 4.676 5.455 .248
.650 .280 2.080 2.496 2.912 4.160 4.992 5.824 .260
.650 .290 2.216 2.659 3.102 4.432 5.318 6.205 .273
.650 .300 2.356 2.828 3.299 4.713 5.655 6.598 .285
.650 .310 2.501 3.001 3.502 5.002 6.003 7.003 .298
.650 .320 2.650 3.180 3.711 5.301 6.361 7.421 .310
.650 .330 2.804 3.365 3.926 5.608 6.730 7.851 .323

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.650 .340 2.962 3.555 4.147 5.924 7.109 8.294 .337


.650 .350 3.125 3.750 4.375 6.250 7.500 8.750 .350
.650 .360 3.292 3.951 4.609 6.584 7.901 9.218 .364
.650 .370 3.464 4.157 4.850 6.928 8.313 9.699 .377
.650 .380 3.640 4.368 5.097 7.281 8.737 10.193 .391
.650 .390 3.822 4.586 5.350 7.643 9.172 10.700 .406
.650 .400 4.007 4.809 5.610 8.015 9.618 11.220 .420
.650 .410 4.198 5.037 5.877 8.396 10.075 11.754 .435
.650 .420 4.393 5.272 6.150 8.786 10.544 12.301 .449
.650 .430 4.593 5.512 6.431 9.186 11.024 12.861 .464
.650 .440 4.798 5.758 6.717 9.596 11.516 13.435 .480
.650 .450 5.008 6.010 7.011 10.016 12.019 14.022 .495
.650 .460 5.223 6.267 7.312 10.445 12.534 14.623 .511
.650 .470 5.442 6.531 7.619 10.885 13.062 15.238 .526
.650 .480 5.667 6.800 7.934 11.334 13.601 15.867 .542
.650 .490 5.897 7.076 8.255 11.793 14.152 16.510 .559
.650 .500 6.131 7.358 8.584 12.263 14.715 17.168 .575
.650 .510 6.371 7.645 8.919 12.742 15.290 17.839 .592
.650 .520 6.616 7.939 9.262 13.232 15.878 18.525 .608
.650 .530 6.866 8.239 9.612 13.732 16.478 19.225 .625
.650 .540 7.121 8.545 9.970 14.242 17.091 19.939 .643
.650 .550 7.382 8.858 10.334 14.763 17.716 20.669 .660
.650 .560 7.647 9.177 10.706 15.295 18.354 21.413 .678
.650 .570 7.919 9.502 11.086 15.837 19.004 22.172 .695
.650 .580 8.195 9.834 11.473 16.390 19.668 22.946 .713
.650 .590 8.477 10.172 11.867 16.953 20.344 23.735 .732
.650 .600 8.764 10.517 12.269 17.528 21.033 24.539 .750
.650 .610 9.056 10.868 12.679 18.113 21.735 25.358 .769
.650 .620 9.355 11.225 13.096 18.709 22.451 26.193 .787
.650 .630 9.658 11.590 13.521 19.316 23.179 27.043 .806
.650 .640 9.967 11.961 13.954 19.935 23.921 27.908 .826
.650 .650 10.282 12.338 14.395 20.564 24.677 28.790 .845

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tabel 18. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,70 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.700 .100 .376 .451 .526 .751 .902 1.052 .080
.700 .110 .441 .529 .618 .882 1.059 1.235 .089
.700 .120 .511 .613 .715 1.022 1.226 1.431 .098
.700 .130 .585 .702 .819 1.171 1.405 1.639 .108
.700 .140 .664 .797 .929 1.328 1.593 1.859 .118
.700 .150 .747 .896 1.046 1.494 1.792 2.091 .128
.700 .160 .834 1.001 1.168 1.668 2.002 2.335 .138
.700 .170 .926 1.111 1.296 1.851 2.221 2.592 .148
.700 .180 1.021 1.226 1.430 2.043 2.451 2.860 .158
.700 .190 1.122 1.346 1.570 2.243 2.692 3.140 .169
.700 .200 1.226 1.471 1.716 2.452 2.943 3.433 .180
.700 .210 1.335 1.602 1.869 2.670 3.204 3.738 .191
.700 .220 1.448 1.738 2.027 2.896 3.475 4.054 .202
.700 .230 1.565 1.878 2.192 3.131 3.757 4.383 .214
.700 .240 1.687 2.025 2.362 3.374 4.049 4.724 .226
.700 .250 1.813 2.176 2.539 3.627 4.352 5.078 .238
.700 .260 1.944 2.333 2.722 3.888 4.666 5.443 .250
.700 .270 2.079 2.495 2.911 4.158 4.990 5.821 .262
.700 .280 2.219 2.662 3.106 4.437 5.325 6.212 .274
.700 .290 2.363 2.835 3.308 4.725 5.670 6.615 .287
.700 .300 2.511 3.013 3.516 5.022 6.027 7.031 .300
.700 .310 2.664 3.197 3.730 5.328 6.394 7.460 .313
.700 .320 2.822 3.386 3.950 5.644 6.772 7.901 .326
.700 .330 2.984 3.581 4.178 5.968 7.162 8.355 .340

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.700 .340 3.151 3.781 4.411 6.302 7.562 8.822 .354


.700 .350 3.322 3.987 4.651 6.645 7.974 9.303 .367
.700 .360 3.499 4.198 4.898 6.997 8.397 9.796 .382
.700 .370 3.680 4.416 5.151 7.359 8.831 10.303 .396
.700 .380 3.865 4.638 5.411 7.731 9.277 10.823 .410
.700 .390 4.056 4.867 5.678 8.112 9.734 11.356 .425
.700 .400 4.251 5.101 5.952 8.502 10.203 11.903 .440
.700 .410 4.451 5.342 6.232 8.903 10.683 12.464 .455
.700 .420 4.657 5.588 6.519 9.313 11.176 13.038 .470
.700 .430 4.867 5.840 6.813 9.733 11.680 13.626 .486
.700 .440 5.082 6.098 7.114 10.163 12.196 14.228 .502
.700 .450 5.302 6.362 7.422 10.603 12.724 14.844 .517
.700 .460 5.527 6.632 7.737 11.053 13.264 15.474 .534
.700 .470 5.757 6.908 8.059 11.513 13.816 16.119 .550
.700 .480 5.992 7.190 8.389 11.984 14.381 16.777 .566
.700 .490 6.232 7.479 8.725 12.465 14.957 17.450 .583
.700 .500 6.478 7.773 9.069 12.956 15.547 18.138 .600
.700 .510 6.729 8.074 9.420 13.457 16.148 18.840 .617
.700 .520 6.984 8.381 9.778 13.969 16.763 19.557 .634
.700 .530 7.246 8.695 10.144 14.491 17.390 20.288 .652
.700 .540 7.512 9.015 10.517 15.025 18.030 21.034 .670
.700 .550 7.784 9.341 10.898 15.568 18.682 21.796 .687
.700 .560 8.062 9.674 11.286 16.123 19.348 22.572 .706
.700 .570 8.344 10.013 11.682 16.688 20.026 23.364 .724
.700 .580 8.632 10.359 12.085 17.265 20.718 24.171 .742
.700 .590 8.926 10.711 12.497 17.852 21.423 24.993 .761
.700 .600 9.225 11.070 12.915 18.451 22.141 25.831 .780
.700 .610 9.530 11.436 13.342 19.060 22.872 26.684 .799
.700 .620 9.840 11.808 13.776 19.681 23.617 27.553 .818
.700 .630 10.156 12.188 14.219 20.313 24.375 28.438 .838
.700 .640 10.478 12.574 14.669 20.956 25.147 29.338 .858
.700 .650 10.805 12.966 15.127 21.611 25.933 30.255 .877
.700 .660 11.138 13.366 15.594 22.277 26.732 31.187 .898
.700 .670 11.477 13.773 16.068 22.954 27.545 32.136 .918
.700 .680 11.822 14.186 16.551 23.644 28.372 33.101 .938
.700 .690 12.172 14.607 17.041 24.345 29.214 34.082 .959
.700 .700 12.529 15.034 17.540 25.057 30.069 35.080 .980

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tabel 19. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,75 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.750 .100 .402 .482 .563 .804 .965 1.126 .085
.750 .110 .472 .566 .661 .944 1.133 1.322 .095
.750 .120 .547 .656 .765 1.093 1.312 1.530 .104
.750 .130 .626 .751 .876 1.252 1.502 1.752 .114
.750 .140 .710 .852 .993 1.419 1.703 1.987 .125
.750 .150 .798 .958 1.117 1.596 1.915 2.234 .135
.750 .160 .891 1.069 1.247 1.782 2.138 2.494 .146
.750 .170 .988 1.186 1.384 1.977 2.372 2.767 .156
.750 .180 1.090 1.308 1.526 2.180 2.616 3.052 .167
.750 .190 1.197 1.436 1.675 2.393 2.872 3.350 .179
.750 .200 1.307 1.569 1.830 2.615 3.138 3.661 .190
.750 .210 1.423 1.707 1.992 2.846 3.415 3.984 .202
.750 .220 1.543 1.851 2.160 3.086 3.703 4.320 .213
.750 .230 1.667 2.001 2.334 3.334 4.001 4.668 .225
.750 .240 1.796 2.155 2.515 3.592 4.311 5.029 .238
.750 .250 1.930 2.316 2.702 3.860 4.632 5.403 .250
.750 .260 2.068 2.482 2.895 4.136 4.963 5.790 .263
.750 .270 2.211 2.653 3.095 4.421 5.306 6.190 .275
.750 .280 2.358 2.830 3.301 4.716 5.659 6.602 .288
.750 .290 2.510 3.012 3.514 5.020 6.024 7.028 .302
.750 .300 2.667 3.200 3.733 5.333 6.400 7.467 .315
.750 .310 2.828 3.394 3.959 5.656 6.787 7.919 .329
.750 .320 2.994 3.593 4.192 5.988 7.186 8.384 .342
.750 .330 3.165 3.798 4.431 6.330 7.596 8.862 .356

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.750 .340 3.341 4.009 4.677 6.681 8.018 9.354 .371


.750 .350 3.521 4.225 4.930 7.042 8.451 9.859 .385
.750 .360 3.706 4.448 5.189 7.413 8.895 10.378 .400
.750 .370 3.897 4.676 5.455 7.793 9.352 10.910 .414
.750 .380 4.092 4.910 5.728 8.183 9.820 11.457 .429
.750 .390 4.292 5.150 6.008 8.583 10.300 12.017 .445
.750 .400 4.497 5.396 6.295 8.993 10.792 12.591 .460
.750 .410 4.707 5.648 6.589 9.413 11.296 13.178 .476
.750 .420 4.922 5.906 6.890 9.843 11.812 13.780 .491
.750 .430 5.142 6.170 7.198 10.283 12.340 14.397 .507
.750 .440 5.367 6.440 7.514 10.734 12.880 15.027 .524
.750 .450 5.597 6.717 7.836 11.194 13.433 15.672 .540
.750 .460 5.833 6.999 8.166 11.665 13.998 16.331 .557
.750 .470 6.073 7.288 8.502 12.146 14.576 17.005 .573
.750 .480 6.319 7.583 8.847 12.638 15.166 17.693 .590
.750 .490 6.570 7.884 9.198 13.140 15.768 18.397 .608
.750 .500 6.827 8.192 9.557 13.653 16.384 19.115 .625
.750 .510 7.088 8.506 9.924 14.177 17.012 19.848 .643
.750 .520 7.356 8.827 10.298 14.711 17.653 20.595 .660
.750 .530 7.628 9.154 10.679 15.256 18.307 21.359 .678
.750 .540 7.906 9.487 11.068 15.812 18.974 22.137 .697
.750 .550 8.189 9.827 11.465 16.379 19.655 22.931 .715
.750 .560 8.478 10.174 11.870 16.957 20.348 23.740 .734
.750 .570 8.773 10.527 12.282 17.546 21.055 24.564 .752
.750 .580 9.073 10.888 12.702 18.146 21.775 25.404 .771
.750 .590 9.379 11.254 13.130 18.757 22.509 26.260 .791
.750 .600 9.690 11.628 13.566 19.380 23.256 27.132 .810
.750 .610 10.007 12.008 14.010 20.014 24.016 28.019 .830
.750 .620 10.330 12.395 14.461 20.659 24.791 28.923 .849
.750 .630 10.658 12.790 14.921 21.316 25.579 29.842 .869
.750 .640 10.992 13.191 15.389 21.984 26.381 30.778 .890
.750 .650 11.332 13.599 15.865 22.664 27.197 31.730 .910
.750 .660 11.678 14.014 16.349 23.356 28.027 32.698 .931
.750 .670 12.030 14.436 16.842 24.059 28.871 33.683 .951
.750 .680 12.387 14.865 17.342 24.775 29.730 34.685 .972
.750 .690 12.751 15.301 17.851 25.502 30.602 35.703 .994
.750 .700 13.121 15.745 18.369 26.241 31.489 36.738 1.015
.750 .710 13.496 16.195 18.895 26.992 32.391 37.789 1.037
.750 .720 13.878 16.653 19.429 27.756 33.307 38.858 1.058
.750 .730 14.266 17.119 19.972 28.531 34.237 39.943 1.080
.750 .740 14.659 17.591 20.523 29.319 35.182 41.046 1.103
.750 .750 15.059 18.071 21.083 30.119 36.142 42.166 1.125

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tabel 19. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,80 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.800 .100 .429 .514 .600 .857 1.028 1.200 .090
.800 .110 .503 .603 .704 1.006 1.207 1.408 .100
.800 .120 .582 .699 .815 1.164 1.397 1.630 .110
.800 .130 .666 .800 .933 1.333 1.599 1.866 .121
.800 .140 .755 .907 1.058 1.511 1.813 2.115 .132
.800 .150 .849 1.019 1.189 1.699 2.038 2.378 .143
.800 .160 .948 1.137 1.327 1.896 2.275 2.654 .154
.800 .170 1.051 1.261 1.472 2.102 2.523 2.943 .165
.800 .180 1.159 1.391 1.623 2.318 2.782 3.245 .176
.800 .190 1.272 1.526 1.780 2.544 3.052 3.561 .188
.800 .200 1.389 1.667 1.945 2.778 3.334 3.890 .200
.800 .210 1.511 1.814 2.116 3.023 3.627 4.232 .212
.800 .220 1.638 1.966 2.293 3.276 3.931 4.587 .224
.800 .230 1.770 2.123 2.477 3.539 4.247 4.955 .237
.800 .240 1.906 2.287 2.668 3.812 4.574 5.336 .250
.800 .250 2.047 2.456 2.865 4.093 4.912 5.731 .263
.800 .260 2.192 2.631 3.069 4.385 5.262 6.139 .276
.800 .270 2.343 2.811 3.280 4.686 5.623 6.560 .289
.800 .280 2.498 2.998 3.497 4.996 5.996 6.995 .302
.800 .290 2.658 3.190 3.722 5.316 6.380 7.443 .316
.800 .300 2.823 3.388 3.952 5.646 6.776 7.905 .330
.800 .310 2.993 3.591 4.190 5.986 7.183 8.380 .344
.800 .320 3.168 3.801 4.435 6.335 7.602 8.869 .358
.800 .330 3.347 4.016 4.686 6.694 8.033 9.372 .373

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.800 .340 3.532 4.238 4.944 7.063 8.476 9.888 .388


.800 .350 3.721 4.465 5.209 7.442 8.930 10.419 .403
.800 .360 3.915 4.698 5.482 7.831 9.397 10.963 .418
.800 .370 4.115 4.938 5.761 8.230 9.876 11.521 .433
.800 .380 4.319 5.183 6.047 8.639 10.366 12.094 .448
.800 .390 4.529 5.435 6.340 9.058 10.869 12.681 .464
.800 .400 4.743 5.692 6.641 9.487 11.384 13.282 .480
.800 .410 4.963 5.956 6.949 9.927 11.912 13.897 .496
.800 .420 5.188 6.226 7.264 10.376 12.452 14.527 .512
.800 .430 5.418 6.502 7.586 10.837 13.004 15.171 .529
.800 .440 5.654 6.785 7.915 11.308 13.569 15.831 .546
.800 .450 5.894 7.073 8.252 11.789 14.147 16.504 .562
.800 .460 6.140 7.368 8.596 12.281 14.737 17.193 .580
.800 .470 6.392 7.670 8.948 12.783 15.340 17.896 .597
.800 .480 6.648 7.978 9.308 13.296 15.956 18.615 .614
.800 .490 6.910 8.292 9.674 13.820 16.585 19.349 .632
.800 .500 7.178 8.613 10.049 14.355 17.226 20.097 .650
.800 .510 7.451 8.941 10.431 14.901 17.881 20.861 .668
.800 .520 7.729 9.275 10.820 15.458 18.549 21.641 .686
.800 .530 8.013 9.615 11.218 16.026 19.231 22.436 .705
.800 .540 8.302 9.963 11.623 16.605 19.925 23.246 .724
.800 .550 8.597 10.317 12.036 17.195 20.634 24.072 .742
.800 .560 8.898 10.678 12.457 17.796 21.355 24.914 .762
.800 .570 9.204 11.045 12.886 18.409 22.090 25.772 .781
.800 .580 9.516 11.420 13.323 19.033 22.839 26.646 .800
.800 .590 9.834 11.801 13.768 19.668 23.602 27.535 .820
.800 .600 10.157 12.189 14.220 20.315 24.378 28.441 .840
.800 .610 10.487 12.584 14.681 20.974 25.168 29.363 .860
.800 .620 10.822 12.986 15.151 21.644 25.972 30.301 .880
.800 .630 11.163 13.395 15.628 22.326 26.791 31.256 .901
.800 .640 11.510 13.812 16.114 23.019 27.623 32.227 .922
.800 .650 11.862 14.235 16.607 23.725 28.470 33.215 .942
.800 .660 12.221 14.665 17.110 24.442 29.331 34.219 .964
.800 .670 12.586 15.103 17.620 25.172 30.206 35.240 .985
.800 .680 12.957 15.548 18.139 25.913 31.096 36.278 1.006
.800 .690 13.333 16.000 18.667 26.667 32.000 37.333 1.028
.800 .700 13.716 16.460 19.203 27.433 32.919 38.406 1.050
.800 .710 14.105 16.926 19.747 28.211 33.853 39.495 1.072
.800 .720 14.500 17.401 20.301 29.001 34.801 40.601 1.094
.800 .730 14.902 17.882 20.863 29.804 35.764 41.725 1.117
.800 .740 15.309 18.371 21.433 30.619 36.743 42.866 1.140
.800 .750 15.723 18.868 22.013 31.446 37.736 44.025 1.162
.800 .760 16.143 19.372 22.601 32.287 38.744 45.201 1.186

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.800 .770 16.570 19.884 23.198 33.140 39.768 46.396 1.209


.800 .780 17.003 20.403 23.804 34.005 40.806 47.607 1.232
.800 .790 17.442 20.930 24.419 34.884 41.860 48.837 1.256
.800 .800 17.887 21.465 25.042 35.775 42.930 50.085 1.280

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

Tabel 20. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,85 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.850 .100 .455 .546 .637 .910 1.092 1.274 .095
.850 .110 .534 .641 .747 1.068 1.281 1.495 .106
.850 .120 .618 .742 .865 1.236 1.483 1.730 .116
.850 .130 .707 .849 .990 1.414 1.697 1.980 .127
.850 .140 .801 .962 1.122 1.603 1.923 2.244 .139
.850 .150 .901 1.081 1.261 1.801 2.162 2.522 .150
.850 .160 1.005 1.206 1.407 2.010 2.412 2.814 .162
.850 .170 1.114 1.337 1.560 2.228 2.674 3.120 .173
.850 .180 1.228 1.474 1.720 2.456 2.948 3.439 .185
.850 .190 1.347 1.617 1.886 2.695 3.233 3.772 .198
.850 .200 1.471 1.765 2.060 2.942 3.531 4.119 .210
.850 .210 1.600 1.920 2.240 3.200 3.840 4.480 .223
.850 .220 1.734 2.080 2.427 3.467 4.161 4.854 .235
.850 .230 1.872 2.247 2.621 3.744 4.493 5.242 .248
.850 .240 2.016 2.419 2.822 4.031 4.838 5.644 .262
.850 .250 2.164 2.597 3.030 4.328 5.194 6.060 .275
.850 .260 2.317 2.781 3.244 4.635 5.562 6.489 .289
.850 .270 2.476 2.971 3.466 4.951 5.942 6.932 .302
.850 .280 2.639 3.167 3.694 5.278 6.333 7.389 .316
.850 .290 2.807 3.369 3.930 5.614 6.737 7.860 .331
.850 .300 2.980 3.576 4.172 5.961 7.153 8.345 .345
.850 .310 3.158 3.790 4.422 6.317 7.580 8.844 .360
.850 .320 3.342 4.010 4.678 6.683 8.020 9.357 .374
.850 .330 3.530 4.236 4.942 7.060 8.472 9.884 .389

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.850 .340 3.723 4.468 5.213 7.447 8.936 10.425 .405


.850 .350 3.922 4.706 5.491 7.844 9.412 10.981 .420
.850 .360 4.125 4.950 5.776 8.251 9.901 11.551 .436
.850 .370 4.334 5.201 6.068 8.668 10.402 12.136 .451
.850 .380 4.548 5.458 6.367 9.096 10.915 12.735 .467
.850 .390 4.767 5.721 6.674 9.535 11.441 13.348 .484
.850 .400 4.992 5.990 6.988 9.983 11.980 13.977 .500
.850 .410 5.221 6.266 7.310 10.443 12.531 14.620 .517
.850 .420 5.456 6.548 7.639 10.913 13.095 15.278 .533
.850 .430 5.697 6.836 7.975 11.393 13.672 15.951 .550
.850 .440 5.942 7.131 8.319 11.885 14.262 16.638 .568
.850 .450 6.193 7.432 8.671 12.387 14.864 17.341 .585
.850 .460 6.450 7.740 9.030 12.900 15.480 18.060 .603
.850 .470 6.712 8.054 9.397 13.424 16.108 18.793 .620
.850 .480 6.979 8.375 9.771 13.958 16.750 19.542 .638
.850 .490 7.252 8.703 10.153 14.504 17.405 20.306 .657
.850 .500 7.531 9.037 10.543 15.061 18.074 21.086 .675
.850 .510 7.815 9.378 10.941 15.630 18.755 21.881 .694
.850 .520 8.104 9.725 11.346 16.209 19.451 22.692 .712
.850 .530 8.400 10.080 11.760 16.800 20.159 23.519 .731
.850 .540 8.701 10.441 12.181 17.402 20.882 24.362 .751
.850 .550 9.008 10.809 12.611 18.015 21.618 25.221 .770
.850 .560 9.320 11.184 13.048 18.640 22.368 26.096 .790
.850 .570 9.638 11.566 13.493 19.276 23.132 26.987 .809
.850 .580 9.962 11.955 13.947 19.924 23.909 27.894 .829
.850 .590 10.292 12.351 14.409 20.584 24.701 28.818 .850
.850 .600 10.628 12.753 14.879 21.256 25.507 29.758 .870
.850 .610 10.970 13.163 15.357 21.939 26.327 30.715 .891
.850 .620 11.317 13.581 15.844 22.634 27.161 31.688 .911
.850 .630 11.671 14.005 16.339 23.341 28.010 32.678 .932
.850 .640 12.030 14.436 16.842 24.060 28.873 33.685 .954
.850 .650 12.396 14.875 17.354 24.792 29.750 34.708 .975
.850 .660 12.768 15.321 17.875 25.535 30.642 35.749 .997
.850 .670 13.145 15.774 18.403 26.291 31.549 36.807 1.018
.850 .680 13.529 16.235 18.941 27.058 32.470 37.882 1.040
.850 .690 13.919 16.703 19.487 27.839 33.406 38.974 1.063
.850 .700 14.316 17.179 20.042 28.631 34.357 40.084 1.085
.850 .710 14.718 17.662 20.605 29.436 35.323 41.211 1.108
.850 .720 15.127 18.152 21.178 30.254 36.304 42.355 1.130
.850 .730 15.542 18.650 21.759 31.084 37.301 43.517 1.153
.850 .740 15.963 19.156 22.349 31.927 38.312 44.697 1.177
.850 .750 16.391 19.669 22.948 32.782 39.339 45.895 1.200
.850 .760 16.825 20.190 23.555 33.651 40.381 47.111 1.224

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.850 .770 17.266 20.719 24.172 34.532 41.438 48.345 1.247


.850 .780 17.713 21.256 24.798 35.426 42.511 49.596 1.271
.850 .790 18.167 21.800 25.433 36.333 43.600 50.866 1.296
.850 .800 18.627 22.352 26.077 37.253 44.704 52.155 1.320
.850 .810 19.093 22.912 26.731 38.187 45.824 53.461 1.345
.850 .820 19.567 23.480 27.393 39.133 46.960 54.786 1.369
.850 .830 20.046 24.056 28.065 40.093 48.111 56.130 1.394
.850 .840 20.533 24.640 28.746 41.066 49.279 57.492 1.420
.850 .850 21.026 25.231 29.437 42.052 50.463 58.873 1.445

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

Tabel 21. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,90 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.900 .100 .482 .578 .674 .963 1.156 1.348 .100
.900 .110 .565 .678 .791 1.130 1.356 1.582 .111
.900 .120 .654 .785 .915 1.308 1.569 1.831 .122
.900 .130 .748 .898 1.047 1.496 1.795 2.094 .134
.900 .140 .848 1.017 1.187 1.695 2.034 2.373 .146
.900 .150 .952 1.143 1.333 1.905 2.285 2.666 .158
.900 .160 1.062 1.275 1.487 2.124 2.549 2.974 .170
.900 .170 1.177 1.413 1.648 2.355 2.826 3.297 .182
.900 .180 1.298 1.557 1.817 2.595 3.114 3.633 .194
.900 .190 1.423 1.708 1.992 2.846 3.415 3.984 .207
.900 .200 1.553 1.864 2.175 3.107 3.728 4.350 .220
.900 .210 1.689 2.027 2.365 3.378 4.053 4.729 .233
.900 .220 1.830 2.195 2.561 3.659 4.391 5.123 .246
.900 .230 1.975 2.370 2.765 3.951 4.741 5.531 .260
.900 .240 2.126 2.551 2.977 4.252 5.103 5.953 .274
.900 .250 2.282 2.738 3.195 4.564 5.477 6.389 .288
.900 .260 2.443 2.932 3.420 4.886 5.863 6.840 .302
.900 .270 2.609 3.131 3.653 5.218 6.262 7.305 .316
.900 .280 2.780 3.336 3.892 5.560 6.673 7.785 .330
.900 .290 2.957 3.548 4.139 5.913 7.096 8.278 .345
.900 .300 3.138 3.766 4.393 6.276 7.531 8.787 .360
.900 .310 3.325 3.990 4.655 6.649 7.979 9.309 .375
.900 .320 3.517 4.220 4.923 7.033 8.440 9.846 .390
.900 .330 3.714 4.456 5.199 7.427 8.913 10.398 .406

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.900 .340 3.916 4.699 5.482 7.832 9.398 10.965 .422


.900 .350 4.124 4.948 5.773 8.247 9.896 11.546 .438
.900 .360 4.336 5.204 6.071 8.673 10.407 12.142 .454
.900 .370 4.555 5.465 6.376 9.109 10.931 12.753 .470
.900 .380 4.778 5.734 6.689 9.556 11.467 13.378 .486
.900 .390 5.007 6.008 7.010 10.014 12.016 14.019 .503
.900 .400 5.241 6.289 7.337 10.482 12.579 14.675 .520
.900 .410 5.481 6.577 7.673 10.961 13.154 15.346 .537
.900 .420 5.726 6.871 8.016 11.452 13.742 16.032 .554
.900 .430 5.976 7.172 8.367 11.953 14.343 16.734 .572
.900 .440 6.232 7.479 8.725 12.465 14.958 17.451 .590
.900 .450 6.494 7.793 9.091 12.988 15.585 18.183 .607
.900 .460 6.761 8.113 9.465 13.522 16.226 18.931 .626
.900 .470 7.034 8.440 9.847 14.067 16.881 19.694 .644
.900 .480 7.312 8.774 10.237 14.624 17.549 20.474 .662
.900 .490 7.596 9.115 10.634 15.192 18.230 21.269 .681
.900 .500 7.886 9.463 11.040 15.771 18.925 22.080 .700
.900 .510 8.181 9.817 11.453 16.362 19.634 22.907 .719
.900 .520 8.482 10.178 11.875 16.964 20.357 23.750 .738
.900 .530 8.789 10.547 12.304 17.578 21.093 24.609 .758
.900 .540 9.101 10.922 12.742 18.203 21.844 25.484 .778
.900 .550 9.420 11.304 13.188 18.840 22.608 26.376 .797
.900 .560 9.744 11.693 13.642 19.489 23.386 27.284 .818
.900 .570 10.075 12.089 14.104 20.149 24.179 28.209 .838
.900 .580 10.411 12.493 14.575 20.821 24.986 29.150 .858
.900 .590 10.753 12.903 15.054 21.506 25.807 30.108 .879
.900 .600 11.101 13.321 15.541 22.202 26.642 31.082 .900
.900 .610 11.455 13.746 16.037 22.910 27.492 32.074 .921
.900 .620 11.815 14.178 16.541 23.630 28.356 33.082 .942
.900 .630 12.181 14.618 17.054 24.363 29.235 34.108 .964
.900 .640 12.554 15.065 17.575 25.108 30.129 35.151 .986
.900 .650 12.932 15.519 18.105 25.865 31.037 36.210 1.007
.900 .660 13.317 15.980 18.644 26.634 31.961 37.288 1.030
.900 .670 13.708 16.449 19.191 27.416 32.899 38.382 1.052
.900 .680 14.105 16.926 19.747 28.210 33.852 39.494 1.074
.900 .690 14.509 17.410 20.312 29.017 34.820 40.624 1.097
.900 .700 14.918 17.902 20.886 29.837 35.804 41.771 1.120
.900 .710 15.334 18.401 21.468 30.669 36.802 42.936 1.143
.900 .720 15.757 18.908 22.060 31.514 37.816 44.119 1.166
.900 .730 16.186 19.423 22.660 32.371 38.846 45.320 1.190
.900 .740 16.621 19.945 23.269 33.242 39.890 46.539 1.214
.900 .750 17.063 20.475 23.888 34.126 40.951 47.776 1.237
.900 .760 17.511 21.013 24.516 35.022 42.027 49.031 1.262

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.900 .770 17.966 21.559 25.152 35.932 43.118 50.305 1.286


.900 .780 18.427 22.113 25.798 36.855 44.226 51.597 1.310
.900 .790 18.895 22.674 26.453 37.791 45.349 52.907 1.335
.900 .800 19.370 23.244 27.118 38.740 46.488 54.236 1.360
.900 .810 19.851 23.821 27.792 39.702 47.643 55.583 1.385
.900 .820 20.339 24.407 28.475 40.678 48.814 56.950 1.410
.900 .830 20.834 25.001 29.168 41.668 50.002 58.335 1.436
.900 .840 21.335 25.603 29.870 42.671 51.205 59.739 1.462
.900 .850 21.844 26.212 30.581 43.687 52.425 61.162 1.487
.900 .860 22.359 26.831 31.302 44.718 53.661 62.605 1.514
.900 .870 22.881 27.457 32.033 45.762 54.914 64.066 1.540
.900 .880 23.410 28.092 32.774 46.819 56.183 65.547 1.566
.900 .890 23.945 28.735 33.524 47.891 57.469 67.047 1.593
.900 .900 24.488 29.386 34.283 48.976 58.772 68.567 1.620

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tabel 22. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 0,95 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
.950 .100 .508 .610 .711 1.016 1.220 1.423 .105
.950 .110 .596 .715 .834 1.192 1.430 1.669 .117
.950 .120 .690 .828 .965 1.379 1.655 1.931 .128
.950 .130 .789 .947 1.104 1.578 1.893 2.209 .140
.950 .140 .894 1.072 1.251 1.787 2.145 2.502 .153
.950 .150 1.004 1.205 1.405 2.008 2.409 2.811 .165
.950 .160 1.120 1.344 1.567 2.239 2.687 3.135 .178
.950 .170 1.241 1.489 1.737 2.481 2.978 3.474 .190
.950 .180 1.367 1.641 1.914 2.734 3.281 3.828 .203
.950 .190 1.499 1.799 2.098 2.998 3.597 4.197 .217
.950 .200 1.636 1.963 2.290 3.272 3.926 4.580 .230
.950 .210 1.778 2.134 2.489 3.556 4.268 4.979 .244
.950 .220 1.926 2.311 2.696 3.852 4.622 5.392 .257
.950 .230 2.079 2.494 2.910 4.157 4.989 5.820 .271
.950 .240 2.237 2.684 3.131 4.474 5.368 6.263 .286
.950 .250 2.400 2.880 3.360 4.800 5.760 6.720 .300
.950 .260 2.569 3.083 3.596 5.138 6.165 7.193 .315
.950 .270 2.743 3.291 3.840 5.486 6.583 7.680 .329
.950 .280 2.922 3.506 4.091 5.844 7.013 8.182 .344
.950 .290 3.107 3.728 4.349 6.213 7.456 8.698 .360
.950 .300 3.296 3.956 4.615 6.593 7.911 9.230 .375
.950 .310 3.492 4.190 4.888 6.983 8.380 9.777 .391
.950 .320 3.692 4.431 5.169 7.384 8.861 10.338 .406
.950 .330 3.898 4.678 5.457 7.796 9.355 10.915 .422

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.950 .340 4.109 4.931 5.753 8.219 9.863 11.506 .439


.950 .350 4.326 5.191 6.057 8.652 10.383 12.113 .455
.950 .360 4.548 5.458 6.368 9.097 10.916 12.735 .472
.950 .370 4.776 5.731 6.686 9.552 11.462 13.372 .488
.950 .380 5.009 6.011 7.012 10.018 12.021 14.025 .505
.950 .390 5.247 6.297 7.346 10.495 12.594 14.693 .523
.950 .400 5.492 6.590 7.688 10.983 13.180 15.376 .540
.950 .410 5.741 6.889 8.038 11.482 13.779 16.075 .558
.950 .420 5.996 7.196 8.395 11.993 14.391 16.790 .575
.950 .430 6.257 7.509 8.760 12.515 15.017 17.520 .593
.950 .440 6.524 7.828 9.133 13.047 15.657 18.266 .612
.950 .450 6.796 8.155 9.514 13.592 16.310 19.028 .630
.950 .460 7.074 8.488 9.903 14.147 16.977 19.806 .649
.950 .470 7.357 8.829 10.300 14.714 17.657 20.600 .667
.950 .480 7.646 9.176 10.705 15.293 18.351 21.410 .686
.950 .490 7.941 9.530 11.118 15.883 19.059 22.236 .706
.950 .500 8.242 9.891 11.539 16.484 19.781 23.078 .725
.950 .510 8.549 10.259 11.968 17.098 20.517 23.937 .745
.950 .520 8.861 10.634 12.406 17.723 21.267 24.812 .764
.950 .530 9.180 11.016 12.852 18.360 22.032 25.704 .784
.950 .540 9.504 11.405 13.306 19.008 22.810 26.612 .805
.950 .550 9.834 11.801 13.768 19.669 23.603 27.537 .825
.950 .560 10.171 12.205 14.239 20.341 24.410 28.478 .846
.950 .570 10.513 12.616 14.718 21.026 25.231 29.436 .866
.950 .580 10.861 13.034 15.206 21.723 26.067 30.412 .887
.950 .590 11.216 13.459 15.702 22.432 26.918 31.404 .909
.950 .600 11.576 13.892 16.207 23.153 27.783 32.414 .930
.950 .610 11.943 14.332 16.720 23.886 28.663 33.440 .952
.950 .620 12.316 14.779 17.242 24.632 29.558 34.484 .973
.950 .630 12.695 15.234 17.773 25.390 30.467 35.545 .995
.950 .640 13.080 15.696 18.312 26.160 31.392 36.624 1.018
.950 .650 13.472 16.166 18.860 26.943 32.332 37.720 1.040
.950 .660 13.869 16.643 19.417 27.739 33.286 38.834 1.063
.950 .670 14.273 17.128 19.983 28.547 34.256 39.966 1.085
.950 .680 14.684 17.621 20.558 29.368 35.242 41.115 1.108
.950 .690 15.101 18.121 21.141 30.202 36.242 42.282 1.132
.950 .700 15.524 18.629 21.734 31.048 37.258 43.468 1.155
.950 .710 15.954 19.145 22.335 31.908 38.289 44.671 1.179
.950 .720 16.390 19.668 22.946 32.780 39.336 45.892 1.202
.950 .730 16.833 20.199 23.566 33.666 40.399 47.132 1.226
.950 .740 17.282 20.739 24.195 34.564 41.477 48.390 1.251
.950 .750 17.738 21.286 24.833 35.476 42.571 49.667 1.275
.950 .760 18.201 21.841 25.481 36.401 43.681 50.962 1.300

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

.950 .770 18.670 22.404 26.138 37.339 44.807 52.275 1.324


.950 .780 19.146 22.975 26.804 38.291 45.949 53.607 1.349
.950 .790 19.628 23.554 27.479 39.256 47.107 54.958 1.375
.950 .800 20.117 24.141 28.164 40.235 48.281 56.328 1.400
.950 .810 20.613 24.736 28.859 41.227 49.472 57.717 1.426
.950 .820 21.116 25.339 29.563 42.232 50.679 59.125 1.451
.950 .830 21.626 25.951 30.276 43.252 51.902 60.552 1.477
.950 .840 22.142 26.571 30.999 44.285 53.141 61.998 1.504
.950 .850 22.666 27.199 31.732 45.331 54.398 63.464 1.530
.950 .860 23.196 27.835 32.474 46.392 55.671 64.949 1.557
.950 .870 23.733 28.480 33.227 47.467 56.960 66.453 1.583
.950 .880 24.278 29.133 33.989 48.555 58.266 67.977 1.610
.950 .890 24.829 29.795 34.761 49.658 59.589 69.521 1.638
.950 .900 25.387 30.465 35.542 50.775 60.930 71.084 1.665
.950 .910 25.953 31.143 36.334 51.906 62.287 72.668 1.693
.950 .920 26.525 31.830 37.135 53.051 63.661 74.271 1.720
.950 .930 27.105 32.526 37.947 54.210 65.052 75.894 1.748
.950 .940 27.692 33.230 38.769 55.384 66.461 77.537 1.777
.950 .950 28.286 33.943 39.600 56.572 67.886 79.201 1.805

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Tabel 23. Dimensi saluran dengan lebar dasar saluran (b) = 1,00 m
---------------------------------------------------------------------------
B H ! F ! A
!-----------------------------------------------------!
(m) (m) ! k=25 k=30 k=35 k=50 k=60 k=70 ! (m2)

===========================================================================
1.000 .100 .535 .642 .749 1.069 1.283 1.497 .110
1.000 .110 .627 .753 .878 1.254 1.505 1.756 .122
1.000 .120 .726 .871 1.016 1.451 1.741 2.032 .134
1.000 .130 .830 .996 1.162 1.660 1.992 2.323 .147
1.000 .140 .940 1.128 1.316 1.880 2.256 2.632 .160
1.000 .150 1.056 1.267 1.478 2.111 2.534 2.956 .173
1.000 .160 1.177 1.413 1.648 2.354 2.825 3.296 .186
1.000 .170 1.304 1.565 1.826 2.608 3.130 3.652 .199
1.000 .180 1.437 1.724 2.011 2.874 3.448 4.023 .212
1.000 .190 1.575 1.890 2.205 3.150 3.780 4.410 .226
1.000 .200 1.719 2.062 2.406 3.437 4.124 4.812 .240
1.000 .210 1.868 2.241 2.615 3.735 4.482 5.229 .254
1.000 .220 2.022 2.427 2.831 4.044 4.853 5.662 .268
1.000 .230 2.182 2.619 3.055 4.365 5.237 6.110 .283
1.000 .240 2.348 2.817 3.287 4.696 5.635 6.574 .298
1.000 .250 2.519 3.022 3.526 5.037 6.045 7.052 .313
1.000 .260 2.695 3.234 3.773 5.390 6.468 7.546 .328
1.000 .270 2.877 3.452 4.028 5.754 6.905 8.056 .343
1.000 .280 3.064 3.677 4.290 6.129 7.354 8.580 .358
1.000 .290 3.257 3.909 4.560 6.514 7.817 9.120 .374
1.000 .300 3.455 4.146 4.838 6.911 8.293 9.675 .390
1.000 .310 3.659 4.391 5.123 7.318 8.782 10.246 .406
1.000 .320 3.868 4.642 5.416 7.737 9.284 10.832 .422
1.000 .330 4.083 4.900 5.717 8.166 9.800 11.433 .439

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

1.000 .340 4.304 5.164 6.025 8.607 10.329 12.050 .456


1.000 .350 4.529 5.435 6.341 9.059 10.871 12.683 .472
1.000 .360 4.761 5.713 6.665 9.522 11.426 13.331 .490
1.000 .370 4.998 5.998 6.997 9.996 11.995 13.995 .507
1.000 .380 5.241 6.289 7.337 10.481 12.578 14.674 .524
1.000 .390 5.489 6.587 7.685 10.978 13.174 15.369 .542
1.000 .400 5.743 6.892 8.040 11.486 13.783 16.081 .560
1.000 .410 6.003 7.203 8.404 12.006 14.407 16.808 .578
1.000 .420 6.268 7.522 8.776 12.536 15.044 17.551 .596
1.000 .430 6.539 7.847 9.155 13.079 15.695 18.310 .615
1.000 .440 6.816 8.180 9.543 13.633 16.359 19.086 .634
1.000 .450 7.099 8.519 9.939 14.198 17.038 19.877 .652
1.000 .460 7.388 8.865 10.343 14.775 17.730 20.685 .672
1.000 .470 7.682 9.218 10.755 15.364 18.437 21.510 .691
1.000 .480 7.982 9.579 11.175 15.965 19.157 22.350 .710
1.000 .490 8.288 9.946 11.604 16.577 19.892 23.208 .730
1.000 .500 8.601 10.321 12.041 17.201 20.641 24.081 .750
1.000 .510 8.919 10.702 12.486 17.837 21.405 24.972 .770
1.000 .520 9.243 11.091 12.940 18.485 22.182 25.879 .790
1.000 .530 9.573 11.487 13.402 19.145 22.974 26.803 .811
1.000 .540 9.909 11.891 13.872 19.818 23.781 27.745 .832
1.000 .550 10.251 12.301 14.351 20.502 24.602 28.703 .852
1.000 .560 10.599 12.719 14.839 21.198 25.438 29.678 .874
1.000 .570 10.954 13.144 15.335 21.907 26.289 30.670 .895
1.000 .580 11.314 13.577 15.840 22.628 27.154 31.680 .916
1.000 .590 11.681 14.017 16.353 23.362 28.034 32.707 .938
1.000 .600 12.054 14.465 16.876 24.108 28.930 33.751 .960
1.000 .610 12.433 14.920 17.407 24.867 29.840 34.813 .982
1.000 .620 12.819 15.383 17.946 25.638 30.765 35.893 1.004
1.000 .630 13.211 15.853 18.495 26.421 31.706 36.990 1.027
1.000 .640 13.609 16.331 19.052 27.218 32.661 38.105 1.050
1.000 .650 14.013 16.816 19.619 28.027 33.632 39.238 1.072
1.000 .660 14.424 17.309 20.194 28.849 34.619 40.388 1.096
1.000 .670 14.842 17.810 20.779 29.684 35.620 41.557 1.119
1.000 .680 15.266 18.319 21.372 30.531 36.638 42.744 1.142
1.000 .690 15.696 18.835 21.975 31.392 37.671 43.949 1.166
1.000 .700 16.133 19.360 22.586 32.266 38.719 45.173 1.190
1.000 .710 16.577 19.892 23.207 33.153 39.784 46.414 1.214
1.000 .720 17.027 20.432 23.837 34.053 40.864 47.675 1.238
1.000 .730 17.483 20.980 24.477 34.967 41.960 48.953 1.263
1.000 .740 17.947 21.536 25.125 35.893 43.072 50.251 1.288
1.000 .750 18.417 22.100 25.783 36.833 44.200 51.567 1.312
1.000 .760 18.894 22.672 26.451 37.787 45.344 52.902 1.338

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

1.000 .770 19.377 23.252 27.128 38.754 46.505 54.256 1.363


1.000 .780 19.867 23.841 27.814 39.735 47.682 55.628 1.388
1.000 .790 20.364 24.437 28.510 40.729 48.875 57.020 1.414
1.000 .800 20.868 25.042 29.216 41.737 50.084 58.431 1.440
1.000 .810 21.379 25.655 29.931 42.758 51.310 59.862 1.466
1.000 .820 21.897 26.276 30.656 43.794 52.553 61.311 1.492
1.000 .830 22.422 26.906 31.390 44.843 53.812 62.780 1.519
1.000 .840 22.953 27.544 32.134 45.906 55.088 64.269 1.546
1.000 .850 23.492 28.190 32.889 46.984 56.380 65.777 1.572
1.000 .860 24.037 28.845 33.652 48.075 57.690 67.305 1.600
1.000 .870 24.590 29.508 34.426 49.180 59.017 68.853 1.627
1.000 .880 25.150 30.180 35.210 50.300 60.360 70.420 1.654
1.000 .890 25.717 30.860 36.004 51.434 61.721 72.007 1.682
1.000 .900 26.291 31.549 36.807 52.582 63.098 73.615 1.710
1.000 .910 26.872 32.247 37.621 53.745 64.494 75.242 1.738
1.000 .920 27.461 32.953 38.445 54.922 65.906 76.890 1.766
1.000 .930 28.057 33.668 39.279 56.113 67.336 78.558 1.795
1.000 .940 28.660 34.391 40.123 57.319 68.783 80.247 1.824
1.000 .950 29.270 35.124 40.978 58.540 70.248 81.956 1.852
1.000 .960 29.888 35.865 41.843 59.775 71.730 83.685 1.882
1.000 .970 30.513 36.615 42.718 61.025 73.230 85.435 1.911
1.000 .980 31.145 37.374 43.603 62.290 74.748 87.206 1.940
1.000 .990 31.785 38.142 44.499 63.570 76.284 88.998 1.970
1.000 1.000 32.432 38.919 45.405 64.864 77.837 90.810 2.000

Sumber : Diktat, Arody Tanga dkk

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perencanaan bangunan irigasi ini sangatlah penting sebagai cara untuk
bagaimana kita dapat merencanakan suatu bangunan irigasi pada lokasi
persawahan dengan semaksimal mungkin melalui perhitungan yang matang, kita
dapat mendesain pola aliran sesuai dengan sumber pengambilan air (intake) dan
elevasi masing-masing box tersier.
Oleh karena itu, rekayasa manusia untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan
sumber daya air adalah dengan merubah distribusi air alami menjadi distribusi air
secara buatan.
Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yang
diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan system irigasi.

5.2 Saran
1. Lebih memperhatikan pada saat perhitungan dimensi agar data yang
dihasilkan baik.
2. Diperlukan pemahaman yang lebih pada saat menghitung dimensi saluran
tersier (dalam bentuk tabel) agar mampu menentukan MAHr dan MAUr dari
tiap-tiap saluran yang satu arah.
3. Usahakan dalam sebuah perencanaan saluran nanti jumlah volume galian >
jumlah volume timbunan, agar tidak memakan banyak biaya pada saat
pembuatan saluran

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga kami bisa menyelesaikan
Tugas Besar yaitu Laporan Irigasi dan Bangunan Air 1.
Tugas Besar ini merupakan suatu hal wajib bagi seluruh mahasiswa yang
memprogram mata kuliah ini. Hal ini dilakukan untuk menerapkan teori yang
didapatkan dalam ruang kuliah dengan di lapangan secara langsung.
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena hasil kerja keras kami semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Semua pihak yang membantu terselesaikannya
laporan ini, diantaranya :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. I Wayan Sutapa, M Eng dan Dr. rer. nat. Sance Lipu
ST.MT. selaku dosen asisten dan dosen pengampu mata kuliah Irigasi dan
Bangunan Air 1
2. Orang tua, kerabat, senior, sahabat dan pihak-pihak lainnya yang tidak
bisa kami sebutkan satu persatu.

Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna.
Untuk itu, kami selaku penyusun menerima dengan tangan terbuka semua kritik dan
saran yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Kami berharap
semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

Palu, Juni 2022

Rizki Annisa
F 111 20 067

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

ABSTRAK
Irigasi merupakan usaha penyediaan, pengaturan dan penyaluran air untuk
menunjang pertanian. Irigasi berarti mengalirkan air dari sumber air yang tersedia
kepada sebidang lahan untuk memenuhi kebutuhan tanaman.
Laporan Tugas besar ini berisi tentang perencanaan jaringan irigasi pada
Daerah Irigasi (DI). Laporan Ini Membahas mengenai perencanaan skema petak
saluran tersier dan saluran kuarter serta perhitungan dimensi saluran baik saluran
tersier maupun saluran kuarter. Data-data perencanaan untuk penulisan laporan ini
meliputi data kebutuhan air di sawah.
Kata kunci : Irigasi, tersier, kuarter

ABSTRACT
Irrigation is an effort to supply, regulate and channel water to support
agriculture. Irrigation means draining water from a source available water to a plot
of land to meet the needs of plants.
This big task report contains the planning of irrigation networks in the
Irrigation Area (DI). This report discusses the planning of tertiary channels and
quarterly channel schemes and the calculation of channel dimensions for both
tertiary channels and quarter channels. Planning data for writing this report includes
data on water demand in paddy fields.
Keywords: Irrigation, tertiary, quarter

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai Negara agraris Indonesi memiliki wilayah-wilayah yang
berpotensial untuk dikembangkan sector pertaniannya. Wilayah tersebut
terbagi lagi dalam daerah-daerah irigasi, kebutuhan air bagi Indonesia.
Ketersediaan air di sektor pertanian tentunya dapat menunjang kebutuhan
bahan pangan bagi masyarakat. Namun, ada saatnya air yang tersedia cukup
melimpah da nada saatnya ketersediaannya air sangat minim tergantung pada
musim. Selain itu, lahan yang jauh dari sumber air akan mengalami kesulitan
dalam penyediaan air untuk pertanian. Dengan demikian, keberadaan irigasi
dan bangunan air sangat diperlukan untuk menjamin ketersediaan dan
distribusi air bagi lahan baik dekat maupun jauh dari sumber mata air.
Irigasi merupakan usaha penyediaan, pengaturan dan penyaluran air
untuk menunjang pertanian. Pembangunan saluran irigasi sebagai penunjang
penyedian bahan pangan nasional tentu sangat diperlukan. Hal tersebut tidak
terlepas dari usaha teknik irigasi yaitu memberikan air dengan kondisi tepat
mutu, tepat ruang dan tepat waktu dengan cara efektif dan efisien
(Sudjarwadi, 1990)
Untuk merencanakan suatu petak dan dimensi jaringan irigasi tersier
maupun kuarter diperlukan perencanaan dan perhitungan yang cermat agar

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

dapat memenuhi persyaratan teknis dan dapat dipergunakan tanpa adanya


kekeringan air di sawah.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah :
a. Memenuhi persyaratan mengikuti ujian mata kuliah Irigasi dan Bangunan
Air 1
b. Mengetahui perangan Daerah Irigasi (DI) yang meliputi perencanaan petak
tersier dan kuarter beserta perhitungan dimensi saluran yang efektif dn
efisien
c. Menghitung kebutuhan air di Daerah Irigasi (DI).

1.3 Batasan Masalah


Adapun yang menjadi batasan masalah dalam laporan ini adalah :
a. Laporan ini hanya membahas tentang perencanaan petak-petak tersier dan
kuarter serta dimensi saluran irigasi yang efektif dan efisien
b. Ketersediaan air irigasi dalam memenuhi kebutuhan air ke petak-petak
tersier dan kuarter sawah tanaman padi
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan bersifat studi pustaka. Informasi didapatkan dari
berbagai literatur dan disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang
diperoleh. Penulisan diupayakan saling terkait antar satu sama lain dan sesuai
dengan topik yang dibahas.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang
tertera pada Laporan ini dikelompokkan jadi beberapa sub bab dengan
sistematika penulisan sabagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, Batasan masalah, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II TEORI DASAR
Berisi teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari kutipan
buku maupun internet yang berkaitan dengan penyusunan laporan ini serta
beberapa literature review yang berhubungan dengan penelitian.
BAB III PERHITUGAN
Berisi perhitungan saluran irigasi mulai dari perhitungan petak kuarter dan
petak tersier.
BAB IV GAMBAR IRIGASI
Berisi kumpulan gambar skema, profil memanjang, potongan melintang,
layout/denah box, tampak potongan
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan Analisa dan optimalisasi
system berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab seblumnya.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
ABSTRAK ....................................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................


1.1 Latar Belakang .................................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan..........................................................................
1.3 Batasan Masalah...............................................................................
1.4 Metode Penulisan .............................................................................
1.5 Sistematika Penulisan.......................................................................

BAB II TEORI DASAR................................................................................


2.1 Pengertian.........................................................................................
2.2 Tujuan irigasi ...................................................................................
2.3 Areal Irigasi......................................................................................
2.4 Petak – petak ...................................................................................
2.5 Trase Saluran ...................................................................................
2.6 Jaringan Irigasi ................................................................................
2.7 Tata Nama / Nomenklatur ...............................................................

RIZKI AULIA / F 111 22 120


IRIGASI DAN BANGUNAN AIR I
S1 TEKNIK SIPIL ‘22
UNIVERSITAS TADULAKO

2.8 Bangunan – bangunan Irigasi ..........................................................


2.9 Perencanaan Saluran ........................................................................
2.10 Kapasitas Rencana .........................................................................
2.11 Perencanaan Saluran yang Stabil ..................................................
2.12 Kecepatan Saluran .........................................................................
2.13 Koefisien Kekerasan Stickler ........................................................
2.14 Kemiringan Minimum Talud .........................................................
2.15 Kemiringan Saluran .......................................................................
2.16 Tinggi Air di Saluran .....................................................................
2.17 Tinggi Jagaan ................................................................................
2.18 Elevasi Muka Air............................................................................

BAB III PERHITUNGAN ............................................................................


3.1 Menghitung Petak Irigasi ................................................................
3.2 Menghitung Debit Rencana Saluran Kuarter ..................................
3.3 Contoh Perhitungan Dimensi Saluran Kuarter ................................
3.4 Contoh Perhitugan Dimensi Saluran Tersier ...................................

BAB IV GAMBAR IRIGASI

BAB V PENUTUP........................................................................................
5.1 Kesimpulan ......................................................................................
5.2 Saran……………………………………………………………….
LAMPIRAN

RIZKI AULIA / F 111 22 120

Anda mungkin juga menyukai