Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 : 106-111 106

FORMULASI KEBIJAKAN PEMBENTUKAN PERATURAN


DAERAH OLEH DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

Novliwanda Ade Putra, Zaili Rusli, Febri Yuliani


Program Studi Magister Ilmu Administrasi
Fakultas Imu Sosial dan Politik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H. R. Soebrantas, Km. 12, 5 Panam Pekanbaru

Abstract: Policy Formulation Formation of Regional Regulations by the Regional House of


Representatives. This study aims to determine the implementation of the formulation of Local
Regulation policy formulation by Rokan Hulu Regency the Regional House of Representatives
and to find out the obstacles. The informants in this study consisted of the Chairperson of the
Rokan Hulu Regency Regional Representative Council, the Deputy Chairperson of the Rokan Hu-
lu Regency the Regional House of Representatives, Members of the Rokan Hulu Regency the Re-
gional House of Representatives Regional Regulatory Body and head of sub division of the re-
gional Secretariat. Data was collected through interview techniques, Focus Group Disscusion, Ob-
servation and Documentation. Data analysis uses Miles and Huberman's model theory, namely by
reducing data, presenting data, and drawing conclusions. The results of this study indicate that the
policy formulation of the formation of Regional Regulations by the Rokan Hulu District Parlia-
ment was not implemented. At that time, the counstraints to formulating the regional regulation
policy were due to the weakness of human resources in the Rokan Hulu Regency People’s Repre-
sentative Council and the constantly changing regulations of the cental government.

Key words: Public Policy, Policy Formulation, Regional Regulations.

Abstrak: Formulasi Kebijakan Pembentukan Peraturan Daerah oleh Dewan Perwakilan


Rakyat Daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan formulasi pembentukan
kebijakan Peraturan Daerah oleh DPRD Kabupaten Rokan Hulu serta untuk mengetahui hambat-
anya. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Ketua DPRD Kabupaten Rokan Hulu, Wakil Ketua
DPRD Kabupaten Rokan Hulu, Anggota Bapemperda DPRD Kabupaten Rokan Hulu dan Kasubag
Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Rokan Hulu. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara,
Focus Group Disscusion, Observasi dan Dokumentasi. Analisis data menggunakan teori model
Miles dan Huberman yaitu dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan mengambil kes-
impulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa formulasi kebijakan pembentukan Peraturan
Daerah oleh DPRD Kabupaten Rokan Hulu kurang terlaksana. Sementara itu, kendala formulasi
kebijakan Peraturan Daearah disebabkan lemahnya Sumber Daya Manusia Anggota DPRD Kabu-
paten Rokan Hulu, dan regulasi dari pusat yang selalu berubah-ubah.

Kata kunci: Kebijakan Publik, Formulasi Kebijakan, Peraturan Daerah.

PENDAHULUAN yang berkedudukan sebagai unsur penye-


Penyelenggaan sistem pemerintahan lenggara pemerintahan daerah kabupat-
daerah di Kabupaten Rokan Hulu dil- en/kota”. Kedudukan Dewan Perwakilan
aksanakan oleh Pemerintah daerah dan De- Rakyat Daerah Kabupaten Rokan Hulu
wan Perwakilan Rakyat Daerah. Hal ini di- merupakan sebagai mitra bagi pemerintah
jelaskan didalam Undang-Undang Nomor 17 daerah Kabupaten Rokan Hulu yang sama-
Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawara- sama memiliki visi dan misi untuk mening-
tan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, De- katkan kesejahteraan masyarakat.
wan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Per- Jumlah anggota Dewan Perwakilan
wakilan Rakyat Daerah pasal 364 yang Rakyat Daerah Kabupaten Rokan Hulu peri-
mengatakan “DPRD kabupaten/kota meru- ode 2014-2019 sebanyak 45 orang sebagai
pakan lembaga perwakilan rakyat daerah representasi masyarakat Kabupaten Rokan

106
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 : 106-111 107

Hulu yang didukung dari berbagai partai Memang banyak tantangan yang
politik. Menurut pasal 149 Undang - Undang dihadapi oleh DPRD Kabupaten Rokan Hulu
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan dalam melaksanakan formulasi pembentukan
Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Peraturan Daerah salah satunya adalah kon-
Kabupaten Rokan Hulu memiliki fungsi disi politik ditingkat daerah, kelemahan-
pembentukan Peraturan Daerah. Produk kelemahan internal DPRD dan yang paling
hukum di daerah tidak semata-mata dimo- terpenting kewenangan yang diberikan oleh
nopoli oleh Kepala Daerah, karena DPRD pemerintah pusat terhadap daerah selalu
merupakan lembaga yang memiliki fungsi berubah-ubah, kendala atau tantangan seperti
membentuk Peraturan Daerah yang dibahas ini harus dicari alternative secara bijaksana
dengan Kepala Daerah untuk mendapat agar masalah-masalah dapat dipecahkan
persetujuan bersama sebelum disahkan men- secara proporsional, sehingga DPRD Kabu-
jadi produk legal yang memiliki kekuatan paten Rokan Hulu bisa aspiratif terhadap
hukum. Berdasarkan tugas dan kewenangan tuntutan masyarakat dan menuangkannya
DPRD Kabupaten Rokan Hulu memung- dalam bentuk regulasi.
kinkan untuk mengujukan rancangan Pera- Adapun tujuan penelitian ini untuk
turan Daerah kepada Kepala Daerah guna mengetahui formulasi kebijakan pemben-
dibahas dan disepakati bersama. Pengajuan tukan Peraturan Dearah oleh DPRD Kabu-
rancangan Perda oleh DPRD dapat dilakukan paten Rokan Hulu dan untuk mengetahui
atas usulan anggota personal DPRD Kabu- hambatan dalam menformulasikan kebijakan
paten Rokan Hulu, komisi, gabungan komisi, pembentukan Peraturan Daerah tersebut.
Badan Pembentukan Peraturan Daerah Berbicara formulasi kebijakan sangat
kemudian disetujui pada rapat paripurna erat kaitannya dengan kebijakan publik, ka-
DPRD. rena salah satu siklus kebijakan publik yaitu
Dalam menformulasikan pemben- formulasi kebijakan. Studi mengenai formu-
tukan Peraturan Daerah anggota DPRD lebih lasi kebijakan memberikan perhatian yang
berperan sebagai sumber ide, gagasan sesuai sangat dalam pada sifat-sifat (perumusan)
kedudukannya sebagai insan politik yang permasalahan publik. Karena (perumusan)
memperjuangkan kepentingan masyarakat di permasalahan publik merupakan fundamen
daerah. Anggota DPRD Kabupaten Rokan besar dalam merumuskan kebijakan publik
Hulu tidak mesti memahami secara teknis, sehingga arahnya menjadi benar, tepat dan
materi dan tata bahasa yang tercantum dalam sesuai. Perumusan masalah menurut William
Peraturan Daerah tersebut karena secara le- Dunn (2003), akan sangat membantu para
gal hal tersebut dapat diserahkan kepada ahli analis kebijakan untuk menemukan asumsi-
sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. asumsi yang tersembunyi, mendiagnosis
Terlaksananya formulasi kebijakan penyebagian-penyebagian masalah publik,
pembentukan Peraturan Daerah oleh anggota memetakan tujuan- tujuan yang memung-
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupat- kinkan, memadukan pandangan-pandangan
en Rokan Hulu dapat dinilai dari segi kuanti- yang berseberangan/bertentangan, dan
tas dan kualitas Perda yang dihasilkan. Akan merancang peluang-peluang kebijakan yang
tetapi dari segi kuantitas tidak banyak Pera- baru.
turan Daerah baru yang dibentuk berdasar- Formulasi kebijakan menurut Thom-
kan inisiatif DPRD Kabupaten Rokan Hulu as R. Dye (dalam, Kadji, 2015) merupakan
yaitu 2 Peraturan Daerah, selain itu dari segi usaha pemerintah melakukan inervensi ter-
kualitas dapat dilihat dari tidak banyak Pera- hadap kehidupan publik sebagai solusi ter-
turan Daerah baru subtansialnya berorientasi hadap setiap permasalahan di masyarakat.
kepada kesejahteraan masyarakat sehingga Intervensi yang dilakukan dapat memaksa
berdampak kurangnya kepuasaan dan ke- publik, karena pemerintah diberi
percayaan masyarakat terhadap anggata kewenangan otoritatif. Kewenangan otori-
DPRD Kabupaten Rokan Hulu. tatif pemerintah itulah yang berdampak pada

106
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 : 106-111 108

adanya produk kebijakan publik yang justru nyelesaikan permasalah yang ada ditengah-
terlahir bukan untuk kepentingan publik se- tengah publik, untuk itu perumusan atau
mata, namun terkadang hanya untuk legiti- formulasi kebijakan yang dilakukan oleh elit
masi kepentingan kelompok dan golongan kebijakan harus melalui tahap-tahap yang
tertentu. ilmiah dan melibatkan element masyarakat
Formulasi Kebijakan (Policy Formu- yang saling berkepentingan. Subarsono
lation) disebut juga sebagai tahapan yang (2011) sebagai pakar kebijakan publik ber-
turut menentukan dari kebijakan publik, da- pendapat bahwa perumusan masalah dapat
lam tahap inilah dirumuskan batas-batas ke- dipandang sebagai suatu proses yang terdiri
bijakan itu sendiri. Untuk itu, harus disadari dari empat tahap yakni: pencarian masalah,
beberapa hal yang hakiki dari kebijakan pub- pendefenisian masalah, spesifikasi masalah,
lik, adalah: Pertama, bahwa kebijakan publik pengenalan masalah.
ditujukan untuk melakukan intervensi ter- Inti dari siklus kebijakan publik ada-
hadap kehidupan dan kepentingan publik lah formulasi kebijakan karena dari sinilah
dalam kerangka meningkatkan kapasitas akan ditetapkan atau dirumuskan subtasial
publik itu sendiri. Kedua, keterbatasan ke- kebijakan publik sebagai alternative untuk
mampuan sumber daya manusia. Tidak sedi- memecahkan masalah masyarakat. Belum
kit kebijakan publik yang baik akhirnya tid- tentu semua isu kebijakan publik dapat di-
ak dapat dilaksanakan karena tidak didukung akamodir oleh pemerintah diangap sebagai
oleh ketersediaan SDM yang memadai. Ke- masalah publik yang harus dipecahkan mela-
tiga, keterbatasan kelembagaan, sejauhmana lu kebijakan publik dan diproses melalui se-
kualitas praktek manajemen profesional dan rangkaian tindakan. Budi Winarno (2014)
proporsional di dalam lembaga pemerintah menyimpulkan dari pendapat beberapa ahli
dan lembaga masyarakat, baik yang berge- bahwa dalam Formulasi kebijakan terdapat
rak di bidang profit maupun non-profit. empat tahapan yang dilaksanakan secara
Keempat, adalah keterbatasan yang klasik sistematis, yaitu:
tetapi tidak kalah penting, yakni keterbatasan 1. Tahap pertama, perumusan masa-
dana atau anggaran. Kebijakan tidak dapat lah
dilakukan jika tidak ada dana. Dan Kelima, Menggali dan merumuskan masalah
adalah keterbatasan yang bersifat teknis, merupakan langkah yang paling fun-
yakni berkenaan dengan kemampuan teknis damental dalam perumusan ke-
menyusun kebijakan itu sendiri. Oleh karena bijakan. Untuk dapat merumuskan
itu untuk menghasilkan kebijakan yang efek- suatu kebijakan dengan baik, maka
tif seorang leader menurut Kadji, (2015) masalah-masalah publik harus
harus memiliki: dikenali dan diidefinisikan dengan
1. Power Introspection, melihat secara baik.
mendalam keadaan dan kekuatan ser- 2. Tahap Kedua, Agenda Kebijakan
ta kewenangan dari pejabat yang Tidak semua masalah publik akan
akan melaksanakan kebijakan terse- masuk kedalam agenda kebijakan,
but, masalah-masalah tersebut akan berk-
2. Power Retrospection, melihat hal-hal ompetisi antara satu dengan yang
yang telah terjadi untuk mempelajari lain. Hanya masalah-masalah tertentu
masalah yang identik pada masa lalu, yang pada akhirnya akan masuk
dan kedalam agenda kebijakan. Masalah
3. Feasibility ,melihat kedepan dan publik yang masuk kedalam agenda
membuat konfigurasi keadaan yang kebijakan kemudian akan dibahas
diinginkan berdasarkan data, konsep oleh para perumus kebijakan.
serta realita yang ada. 3. Tahap Ketiga, pemilihan alternatif
Kebijakan publik yang sangat baik kebijakan untuk memecahkan ma-
yaitu kebijakan publik yang dapat me- salah

106
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 : 106-111 109

Pada tahap ini, para perumus ke- Analisis penelitian tersebut didasari dari data
bijakan akan berhadapan dengan wawancara, observasi, Focus Group Disscu-
berbagai alternatif pilihan kebijakan sion dan dokumentasi sebagimana yang telah
yang akan diambil untuk memeca- dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan data-
hkan masalah. Para perumus ke- data tersebut maka peneliti menyimpulkan
bijakan akan dihadapkan pada per- sebagai berikut:
tarungan kepentingan antar berbagai 1. Dimensi Perumusan Masalah
aktor yang terlibat dalam perumusan Dapat diambil kesimpulan proses pe-
kebijakan. Pada kondisi ini, maka rumusan masalah yang dilakukan
pilihan-pilihan kebijakan akan oleh DPDR Kabupaten Rokan Hulu
didasarkan pada kompromi dan nego- dalam menformulasi pembentukan
siasi yang terjadi antar aktor yang kebijakan Peraturan Daerah belum
berkepentingan. terlaksana. Hasil ini terlihat tidak
4. Tahap Keempat, penetapan ke- mampunya anggota DPRD Kabupat-
bijakan en Rokan Hulu mengenali, men-
Setelah salah satu dari sekian banyak gidentifikasi dan mendefenisikan ma-
alternatif kebijakan yang ditawarkan, salah-masalah yang dihadapi oleh
maka diputuskan untuk diambil se- masyarakat Kabupaten Rokan Hulu
bagai cara pemecahan masalah, maka terutama yang berkaitan dengan pen-
pada tahap terakhir dalam pembuatan ingkatan kesejahteraan masyarakat.
kebijakan adalah menetapkan ke- Kegitan-kegiatan pertemuan resmi
bijakan yang dipilih tersebut sehing- seperti reses, seminar, loka karya
ga mempunyai kekuatan hukum yang mursrembang dtingkat desa dan
mengikat (Mulia, 2019). kecamatan merupakan wadah bagi
anggota DPRD Kabupaten Rokan
METODE Hulu untuk mengenali urgensi kebu-
Penelitian ini masuk dalam metode tuhan masyarakat akan payung
penelitian kualitatif dan menggunakan tipe hukum. Akan tetapi kegiatan-
deskriptif. Informan penelitian terdiri dari kegiatan pertemuan resmi tersebut
Ketua, wakil ketua, Bapemperda DPRD Ka- subtansial kegiatannya lebih kepada
bupaten Rokan Hulu dan Kasubag Hukum menampung usulan-usulan atau as-
Sekretariat Dewan Kabupaten Rokan Hulu. pirasi masyarakat akan bidang pem-
Mengumpulan data dalam penelitian ini dil- bangunan infrastruktur dan bantuan-
akukan melalui beberapa teknik yaitu wa- bantuan lainnya.
wancara, Focus Group Disscusion, observasi Bukti nyata belum terlaksananya pe-
dan dokumentasi. Sementara itu analisis data rumusan masalah kebijakan yang dil-
menggunakan teori model Miles dan Hu- akukan oleh Dewan Perwakilan
berman yaitu dengan melakukan reduksi da- Rakyat Daerah Kabupaten Rokan
ta, penyajian data, dan mengambil kes- Hulu dapat dilihat dari jumlah usulan
impulan. Peraturan Daerah yang masuk ke da-
lam Propemperda setiap tahunnya,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHA- dari tahun 2014 – 2019 jumlah usulan
SAN perda inisiatif DPRD Kabupaten
Indikator formulasi kebijakan yang Rokan Hulu yang masuk kedalam
dikemukan oleh Budi Winarno yang terdiri Propemperda hanya 2 usulan Pera-
dari perumusan masalah, agenda kebijakan, turan Daerah.
pemilihan alternative kebijakan dan peneta- 2. Dimensi Agenda Kebijakan
pan kebijakan telah diuji dan diteliti dalam Peneliti menilai agenda kebijakan
proses formulasi kebijakan Pembentukan yang dilakukan oleh DPRD Kabupat-
Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hulu. en Rokan Hulu dalam menformulasi

106
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 : 106-111 110

kebijakan pembentukan Peraturan itu, Ranperda yang diajukan oleh


Daerah belum terlaksana dengan Pemerintah Daerah Kabupaten
maksimal. Penilaian ini muncul ka- Rokan Hulu akan sedikit mengalami
rena minimnya usulan Peraturan pembicaraan dan pembahasan yang
Daerah inisiatif DPRD Kabupaten agak panjang, terutama Ranperda
Rokan Hulu baik itu di dalam yang berkaitan dengan keuangan dae-
Propemperda maupun setelah men- rah, namun permbahasan dan pem-
jadi Ranperda. Jumlah Propemperda bicaraan masih pada tahap yang
dari tahun 2015 – 2020 yaitu wajar. Hal ini disebabkan adanya
sebanyak 87 usulan, dari 87 usulan kepentingan-kepentingan anggota
tersebut hanya 2 usulan inisiatif DPRD Kabupaten Rokan Hulu atas
DPRD, ke 2 usulan tersebut diajukan Perda tersebut terutama kepentingan
dalam bentuk Ranperda kemudian kegiatan pokok pikiran dewan atau
disahkan menjadi Peraturan Daerah juga disebut dana aspirasi Dewan
Kabupaten Rokan Hulu yaitu Perda yang harus diakomodir dalam Perda
Perda Nomor 8 Tahun 2017 tentang tersebut. Namun pada akhirnya kese-
Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil pakatan dan kompromi akan di-
dan Menengah dan Perda Nomor 9 peroleh dan Ranperda akan disahkan
Tahun 2017 Pemberdayaan dan menjadi Perda.
Penempatan Tenaga Kerja Lokal. 4. Dimensi Penetapan Kebijakan
3. Dimensi pemilihan alternatif ke- Peneliti menilai penetapan kebijakan
bijakan untuk memecahkan masa- Peraturan Daerah atas inisiatif DPRD
lah Kabupaten Rokan Hulu masih lemah
Untuk pemilihan alternatif kebijakan dan belum maksimal. Penilaian ini
yang muncul dari Ranpenda inisiatif terlihat dari kondisi faktual dilapan-
anggota DPRD, komisi, gabungan gan DPRD Kabupaten Rokan Hulu
komisi dan Bapempeda berjalan periode 2014 – 2019 hanya menetap-
sesuai dengan mekanisme yang telah kan 2 Rancangan Peraturan Daerah
ditentukan. Tidak ada perdebatan- menjadi Peraturan Daerah. Selebi-
perdabatan yang panjang dan alot hnya DPRD Kabupaten Rokan Hulu
baik itu di antara fraksi Partai di lebih disibukkan membahas
DPRD Kabupaten Rokan Hulu mau- Rancangan Perda usulan Pemerintah
pun dengan Pemerintah Daerah Ka- Daerah sebanyak 40 Ranperda dan
bupaten Rokan Hulu. Kompromi dan seluruhnya disahkan menjadi Perda.
kesepatakan sangat mudah Setelah dilakukannya reduksi data
ditemukan mengingat Perda unisiatif dan penyajian data baik itu melalui teknik
DPRD Kabupaten Rokan Hulu wawancara, observasi, FGD dan dokumenta-
didasari dari rumusan masalah yang si sebagaimana yang telah dijelaskan sebe-
dibutuhkan oleh masyarakat. lumnya, peneliti menarik kesimpulan bahwa
Permasalan yang paling mendasar hasil penelitian “Formulasi Kebijakan
hanya sedikitnya jumlah Ranpenda Pembentukan Peraturan Daerah oleh
inisiatif DPRD Kabupaten Rokan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabu-
Hulu periode-2014 – 2019 yaitu han- paten Rokan Hulu kurang terlaksana”.
ya 2 Ranperda dan ke 2 nya telah Sementara itu hambatan yang dialami oleh
disahkan menjadi Peraturan Daerah. DPRD Kabupaten Rokan Hulu dalam men-
Sehingga DPRD Kabupaten Rokan formulasi kebijakan Peraturan Daerah yaitu
Hulu lebih terlihat lembaga memba- lemahnya kualitas Sumber Daya Manusia
has dan mensahkan Perda bukan anggota DPRD dan aturan pemerintah pusat
lembaga yang memproses Pemben- yang selalu berubah-ubah terkait
tukan Peraturan Daerah. Sementara kewenangan DPRD.

106
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 : 106-111 111

DAFTAR RUJUKAN Winarno, Budi, 2014. Kebijakan Publik, Te-


Dunn, N. William, 2003. Pengantar Analisis ori, Proses dan Studi Kasus, Ce-
Kebijakan Publik. Gadjah Mada takan Kedua. Caps, Yogyakarta.
University Press, Yogyakarta. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 ten-
Kadji, Yulianto, 2015. Formulasi dan im- tang Pemerintahan Daerah.
plementasi kebijakan Publik Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014
Kepemimpinan dan Perilaku Tentang Majelis Permusyawaratan
Birokrasi dalam Fakta Realitas. Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat,
UNG Gorontalo Press, Gorontalo. Dewan Perwakilan Daerah, Dan
Mulia, R. A. (2019). Influence Of Public Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Policy, Participation Of
Community And Education Level
To Public Welfare In Padang
Pariaman District. Jurnal EL-
RIYASAH, 10(1), 37-56.
Subarsono. A. G, 2011. Analisis Kebijakan
Publik (Konsep, Toeri dan Ap-
likasi). Pustaka Pelajar, Yogyakar-
ta.

106

Anda mungkin juga menyukai