106
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 : 106-111 107
Hulu yang didukung dari berbagai partai Memang banyak tantangan yang
politik. Menurut pasal 149 Undang - Undang dihadapi oleh DPRD Kabupaten Rokan Hulu
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan dalam melaksanakan formulasi pembentukan
Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Peraturan Daerah salah satunya adalah kon-
Kabupaten Rokan Hulu memiliki fungsi disi politik ditingkat daerah, kelemahan-
pembentukan Peraturan Daerah. Produk kelemahan internal DPRD dan yang paling
hukum di daerah tidak semata-mata dimo- terpenting kewenangan yang diberikan oleh
nopoli oleh Kepala Daerah, karena DPRD pemerintah pusat terhadap daerah selalu
merupakan lembaga yang memiliki fungsi berubah-ubah, kendala atau tantangan seperti
membentuk Peraturan Daerah yang dibahas ini harus dicari alternative secara bijaksana
dengan Kepala Daerah untuk mendapat agar masalah-masalah dapat dipecahkan
persetujuan bersama sebelum disahkan men- secara proporsional, sehingga DPRD Kabu-
jadi produk legal yang memiliki kekuatan paten Rokan Hulu bisa aspiratif terhadap
hukum. Berdasarkan tugas dan kewenangan tuntutan masyarakat dan menuangkannya
DPRD Kabupaten Rokan Hulu memung- dalam bentuk regulasi.
kinkan untuk mengujukan rancangan Pera- Adapun tujuan penelitian ini untuk
turan Daerah kepada Kepala Daerah guna mengetahui formulasi kebijakan pemben-
dibahas dan disepakati bersama. Pengajuan tukan Peraturan Dearah oleh DPRD Kabu-
rancangan Perda oleh DPRD dapat dilakukan paten Rokan Hulu dan untuk mengetahui
atas usulan anggota personal DPRD Kabu- hambatan dalam menformulasikan kebijakan
paten Rokan Hulu, komisi, gabungan komisi, pembentukan Peraturan Daerah tersebut.
Badan Pembentukan Peraturan Daerah Berbicara formulasi kebijakan sangat
kemudian disetujui pada rapat paripurna erat kaitannya dengan kebijakan publik, ka-
DPRD. rena salah satu siklus kebijakan publik yaitu
Dalam menformulasikan pemben- formulasi kebijakan. Studi mengenai formu-
tukan Peraturan Daerah anggota DPRD lebih lasi kebijakan memberikan perhatian yang
berperan sebagai sumber ide, gagasan sesuai sangat dalam pada sifat-sifat (perumusan)
kedudukannya sebagai insan politik yang permasalahan publik. Karena (perumusan)
memperjuangkan kepentingan masyarakat di permasalahan publik merupakan fundamen
daerah. Anggota DPRD Kabupaten Rokan besar dalam merumuskan kebijakan publik
Hulu tidak mesti memahami secara teknis, sehingga arahnya menjadi benar, tepat dan
materi dan tata bahasa yang tercantum dalam sesuai. Perumusan masalah menurut William
Peraturan Daerah tersebut karena secara le- Dunn (2003), akan sangat membantu para
gal hal tersebut dapat diserahkan kepada ahli analis kebijakan untuk menemukan asumsi-
sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing. asumsi yang tersembunyi, mendiagnosis
Terlaksananya formulasi kebijakan penyebagian-penyebagian masalah publik,
pembentukan Peraturan Daerah oleh anggota memetakan tujuan- tujuan yang memung-
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupat- kinkan, memadukan pandangan-pandangan
en Rokan Hulu dapat dinilai dari segi kuanti- yang berseberangan/bertentangan, dan
tas dan kualitas Perda yang dihasilkan. Akan merancang peluang-peluang kebijakan yang
tetapi dari segi kuantitas tidak banyak Pera- baru.
turan Daerah baru yang dibentuk berdasar- Formulasi kebijakan menurut Thom-
kan inisiatif DPRD Kabupaten Rokan Hulu as R. Dye (dalam, Kadji, 2015) merupakan
yaitu 2 Peraturan Daerah, selain itu dari segi usaha pemerintah melakukan inervensi ter-
kualitas dapat dilihat dari tidak banyak Pera- hadap kehidupan publik sebagai solusi ter-
turan Daerah baru subtansialnya berorientasi hadap setiap permasalahan di masyarakat.
kepada kesejahteraan masyarakat sehingga Intervensi yang dilakukan dapat memaksa
berdampak kurangnya kepuasaan dan ke- publik, karena pemerintah diberi
percayaan masyarakat terhadap anggata kewenangan otoritatif. Kewenangan otori-
DPRD Kabupaten Rokan Hulu. tatif pemerintah itulah yang berdampak pada
106
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 : 106-111 108
adanya produk kebijakan publik yang justru nyelesaikan permasalah yang ada ditengah-
terlahir bukan untuk kepentingan publik se- tengah publik, untuk itu perumusan atau
mata, namun terkadang hanya untuk legiti- formulasi kebijakan yang dilakukan oleh elit
masi kepentingan kelompok dan golongan kebijakan harus melalui tahap-tahap yang
tertentu. ilmiah dan melibatkan element masyarakat
Formulasi Kebijakan (Policy Formu- yang saling berkepentingan. Subarsono
lation) disebut juga sebagai tahapan yang (2011) sebagai pakar kebijakan publik ber-
turut menentukan dari kebijakan publik, da- pendapat bahwa perumusan masalah dapat
lam tahap inilah dirumuskan batas-batas ke- dipandang sebagai suatu proses yang terdiri
bijakan itu sendiri. Untuk itu, harus disadari dari empat tahap yakni: pencarian masalah,
beberapa hal yang hakiki dari kebijakan pub- pendefenisian masalah, spesifikasi masalah,
lik, adalah: Pertama, bahwa kebijakan publik pengenalan masalah.
ditujukan untuk melakukan intervensi ter- Inti dari siklus kebijakan publik ada-
hadap kehidupan dan kepentingan publik lah formulasi kebijakan karena dari sinilah
dalam kerangka meningkatkan kapasitas akan ditetapkan atau dirumuskan subtasial
publik itu sendiri. Kedua, keterbatasan ke- kebijakan publik sebagai alternative untuk
mampuan sumber daya manusia. Tidak sedi- memecahkan masalah masyarakat. Belum
kit kebijakan publik yang baik akhirnya tid- tentu semua isu kebijakan publik dapat di-
ak dapat dilaksanakan karena tidak didukung akamodir oleh pemerintah diangap sebagai
oleh ketersediaan SDM yang memadai. Ke- masalah publik yang harus dipecahkan mela-
tiga, keterbatasan kelembagaan, sejauhmana lu kebijakan publik dan diproses melalui se-
kualitas praktek manajemen profesional dan rangkaian tindakan. Budi Winarno (2014)
proporsional di dalam lembaga pemerintah menyimpulkan dari pendapat beberapa ahli
dan lembaga masyarakat, baik yang berge- bahwa dalam Formulasi kebijakan terdapat
rak di bidang profit maupun non-profit. empat tahapan yang dilaksanakan secara
Keempat, adalah keterbatasan yang klasik sistematis, yaitu:
tetapi tidak kalah penting, yakni keterbatasan 1. Tahap pertama, perumusan masa-
dana atau anggaran. Kebijakan tidak dapat lah
dilakukan jika tidak ada dana. Dan Kelima, Menggali dan merumuskan masalah
adalah keterbatasan yang bersifat teknis, merupakan langkah yang paling fun-
yakni berkenaan dengan kemampuan teknis damental dalam perumusan ke-
menyusun kebijakan itu sendiri. Oleh karena bijakan. Untuk dapat merumuskan
itu untuk menghasilkan kebijakan yang efek- suatu kebijakan dengan baik, maka
tif seorang leader menurut Kadji, (2015) masalah-masalah publik harus
harus memiliki: dikenali dan diidefinisikan dengan
1. Power Introspection, melihat secara baik.
mendalam keadaan dan kekuatan ser- 2. Tahap Kedua, Agenda Kebijakan
ta kewenangan dari pejabat yang Tidak semua masalah publik akan
akan melaksanakan kebijakan terse- masuk kedalam agenda kebijakan,
but, masalah-masalah tersebut akan berk-
2. Power Retrospection, melihat hal-hal ompetisi antara satu dengan yang
yang telah terjadi untuk mempelajari lain. Hanya masalah-masalah tertentu
masalah yang identik pada masa lalu, yang pada akhirnya akan masuk
dan kedalam agenda kebijakan. Masalah
3. Feasibility ,melihat kedepan dan publik yang masuk kedalam agenda
membuat konfigurasi keadaan yang kebijakan kemudian akan dibahas
diinginkan berdasarkan data, konsep oleh para perumus kebijakan.
serta realita yang ada. 3. Tahap Ketiga, pemilihan alternatif
Kebijakan publik yang sangat baik kebijakan untuk memecahkan ma-
yaitu kebijakan publik yang dapat me- salah
106
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 : 106-111 109
Pada tahap ini, para perumus ke- Analisis penelitian tersebut didasari dari data
bijakan akan berhadapan dengan wawancara, observasi, Focus Group Disscu-
berbagai alternatif pilihan kebijakan sion dan dokumentasi sebagimana yang telah
yang akan diambil untuk memeca- dijelaskan sebelumnya. Berdasarkan data-
hkan masalah. Para perumus ke- data tersebut maka peneliti menyimpulkan
bijakan akan dihadapkan pada per- sebagai berikut:
tarungan kepentingan antar berbagai 1. Dimensi Perumusan Masalah
aktor yang terlibat dalam perumusan Dapat diambil kesimpulan proses pe-
kebijakan. Pada kondisi ini, maka rumusan masalah yang dilakukan
pilihan-pilihan kebijakan akan oleh DPDR Kabupaten Rokan Hulu
didasarkan pada kompromi dan nego- dalam menformulasi pembentukan
siasi yang terjadi antar aktor yang kebijakan Peraturan Daerah belum
berkepentingan. terlaksana. Hasil ini terlihat tidak
4. Tahap Keempat, penetapan ke- mampunya anggota DPRD Kabupat-
bijakan en Rokan Hulu mengenali, men-
Setelah salah satu dari sekian banyak gidentifikasi dan mendefenisikan ma-
alternatif kebijakan yang ditawarkan, salah-masalah yang dihadapi oleh
maka diputuskan untuk diambil se- masyarakat Kabupaten Rokan Hulu
bagai cara pemecahan masalah, maka terutama yang berkaitan dengan pen-
pada tahap terakhir dalam pembuatan ingkatan kesejahteraan masyarakat.
kebijakan adalah menetapkan ke- Kegitan-kegiatan pertemuan resmi
bijakan yang dipilih tersebut sehing- seperti reses, seminar, loka karya
ga mempunyai kekuatan hukum yang mursrembang dtingkat desa dan
mengikat (Mulia, 2019). kecamatan merupakan wadah bagi
anggota DPRD Kabupaten Rokan
METODE Hulu untuk mengenali urgensi kebu-
Penelitian ini masuk dalam metode tuhan masyarakat akan payung
penelitian kualitatif dan menggunakan tipe hukum. Akan tetapi kegiatan-
deskriptif. Informan penelitian terdiri dari kegiatan pertemuan resmi tersebut
Ketua, wakil ketua, Bapemperda DPRD Ka- subtansial kegiatannya lebih kepada
bupaten Rokan Hulu dan Kasubag Hukum menampung usulan-usulan atau as-
Sekretariat Dewan Kabupaten Rokan Hulu. pirasi masyarakat akan bidang pem-
Mengumpulan data dalam penelitian ini dil- bangunan infrastruktur dan bantuan-
akukan melalui beberapa teknik yaitu wa- bantuan lainnya.
wancara, Focus Group Disscusion, observasi Bukti nyata belum terlaksananya pe-
dan dokumentasi. Sementara itu analisis data rumusan masalah kebijakan yang dil-
menggunakan teori model Miles dan Hu- akukan oleh Dewan Perwakilan
berman yaitu dengan melakukan reduksi da- Rakyat Daerah Kabupaten Rokan
ta, penyajian data, dan mengambil kes- Hulu dapat dilihat dari jumlah usulan
impulan. Peraturan Daerah yang masuk ke da-
lam Propemperda setiap tahunnya,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHA- dari tahun 2014 – 2019 jumlah usulan
SAN perda inisiatif DPRD Kabupaten
Indikator formulasi kebijakan yang Rokan Hulu yang masuk kedalam
dikemukan oleh Budi Winarno yang terdiri Propemperda hanya 2 usulan Pera-
dari perumusan masalah, agenda kebijakan, turan Daerah.
pemilihan alternative kebijakan dan peneta- 2. Dimensi Agenda Kebijakan
pan kebijakan telah diuji dan diteliti dalam Peneliti menilai agenda kebijakan
proses formulasi kebijakan Pembentukan yang dilakukan oleh DPRD Kabupat-
Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hulu. en Rokan Hulu dalam menformulasi
106
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 : 106-111 110
106
Jurnal Ilmu Administrasi Negara, Volume 16, Nomor 1, Juli 2020 : 106-111 111
106