Anda di halaman 1dari 5

BAB II

HASIL KUNJUNGAN
1. TEMUAN DAN REKOMENDASI LOKASI KUNJUNGAN
A. DPRD Provinsi Jawa Timur
a.) PROFIL LOKASI
DPRD Provinsi Jawa Timur adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah di Provinsi Jawa
Timur, Indonesia. DPRD Jawa Timur beranggotakan 120 orang yang dipilih melalui
pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Jawa Timur terdiri dari 1
Ketua dan 4 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan
suara terbanyak. Kantor DPRD Provinsi Jawa Timur beralamatkan di Jalan Indrapura
No. 1 Surabaya.
Dalam pengelolaan organisasinya, DPRD Jawa Timur pada Sub Bagian
Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Timur. Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Timur
membawahi 4 (empat) Kepala Bagian yang terdiri dari Kepala Bagian Umum, Kepala
Bagian Perundang-undangan, Kepala Bagian Persidangan dan Kepala Bagian
Keuangan. Pada bagian umum terdiri atas Kasubag Tata Usaha dan Kepegawaian,
Kasubag Rumah Tangga dan Protokol, Kasubag Penyusunan Program Dan
Perlengkapan. Pada Bagian Perundang-undangan terdiri atas Kasubag Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan, Kasubag Publikasi, Kasubag Dokumentasi dan
Informasi. Pada Bagian Persidangan terdiri atas Kasubag Layanan Aspirasi
Masyarakat, Kasubag Alat Kelengkapan Dewan, Kasubag Rapat dan Risalah. Kepala
Bagian Keuangan terdiri atas Kasubag verifikasi, Kasubag Pembayaran, Kasubag
Anggaran.
Alasan yang mendasari DPRD Provinsi Jawa Timur menjadi lokasi kunjungan
Mata Kuliah Studi Ekskursi karena DPRD Provinsi Jawa Timur merupakan lembaga
perwakilan rakyat daerah legislatif di tingkat daerah yang berkedudukan sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Sebagai representasi rakyat, DPRD
Provinsi Jawa Timur mempunyai fungsi pembentukan Peraturan Daerah, anggaran
dan pengawasan. Dengan demikian, kunjungan mahasiswa ke DPRD Provinsi Jawa
Timur dapat membantu meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang tugas dan
fungsi DPRD serta bagaimana cara mereka melakukan pengambilan keputusan
sebagai respon dalam isu-isu publik. Selain itu, mahasiswa berkesempatan untuk
memahami secara mendalam bagaimana proses pembentukan kebijakan dilakukan.
Hal ini memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai peran legislatif dalam
menghasilkan kebijakan yang relevan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
b.) HASIL
Hasil subtantif pada pelaksanaan kunjungan ke DPRD Provinsi Jawa Timur, yaitu
DPRD memiliki tugas dan wewenang, di antaranya membentuk Perda bersama
Gubernur; membahas dan memberikan persetujuan rancangan Perda tentang APBD
yang diajukan oleh Gubernur; melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda
dan APBD; memilih Gubernur dan Wakil Gubernur atau Wakil Gubernur dalam hal
terjadi kekosongan jabatan untuk meneruskan sisa masa jabatan lebih dari 18
(delapan belas) bulan; mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Gubernur dan
Wakil Gubernur kepada Presiden melalui Menteri untuk mendapatkan pengesahan
pengangkatan dan pemberhentian; memberikan pendapat dan pertimbangan kepada
Pemerintah Provinsi terhadap rencana perjanjian internasional di Daerah;
memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang dilakukan
oleh Pemerintah Provinsi; meminta laporan keterangan pertanggungjawaban
Gubernur dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; memberikan persetujuan
terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau dengan pihak ketiga yang
membebani masyarakat dan Daerah; dan melaksanakan tugas dan wewenang lain
yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. Jadi, DPRD memiliki
tiga peran sebagai lembaga legislatif, yakni sebagai legislator yang berperan untuk
membuat peraturan daerah setingkat Jawa Timur, kedua penganggaran yang mana
melakukan kajian serta menyetujui rancangan anggaran yang telah disusun oleh
masing-masing Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) masing-masing, ketiga
melakukan monitoring dengan melihat apakah peraturan daerah serta anggaran yang
telah disusun telah diimplementasikan oleh OPD terkait.
Produk hukum daerah yang biasa digunakan dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah dan mempunyai karakteristik lokal umumnya adalah Peraturan
Daerah (Perda). Perda ini pembentukannya mewajibkan terjadinya kesepakatan antara
Kepala Daerah dengan DPRD. Oleh karenanya, sebagai produk hukum daerah, Perda
mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan peraturan perundang-undangan
lainnya. Dalam Pembentukan Perda di Provinsi Jatim, selain panduan dari UU No. 12
Tahun 2011 dan UU No 23 Tahun 2014, Pemerintah Provinsi Jatim juga mengacu
pada Permendagri No 80 Tahun 2015 dan Perda Provinsi Jatim No 1 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah. Dalam pembentukan Perda, prosesnya
paling cepat dilakukan satu tahun, tidak ada Perda yang dibuat dengan kurang waktu
tersebut.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur memainkan
peran kunci dalam proses pembentukan Peraturan Daerah (Perda), yang mencakup
berbagai aspek kehidupan publicness. Inisiatif pembentukan Perda dapat diajukan
oleh anggota perorangan, fraksi, atau komisi, sehingga memungkinkan partisipasi
aktif anggota DPRD untuk merespons kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Sebelum
menjadi Perda, setiap inisiatif dirinci dalam naskah melalui proses konsultasi dengan
masyarakat dan akademisi, termasuk forum public hearing. Tujuannya adalah
memastikan bahwa regulasi yang diusulkan mencerminkan kebutuhan masyarakat
dan memiliki landasan ilmiah yang kuat. Setelah melalui proses ini, rancangan Perda
tersebut diajukan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk memastikan
kesesuaian dengan aturan hukum nasional. Apabila Menteri Dalam Negeri
menyatakan hasil evaluasi rancangan Perda sudah sesuai dengan kepentingan umum,
kesusilaan dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dan telah diberikan
nomor register, maka Gubernur menetapkan rancangan Perda tersebut menjadi Perda.
Setiap Perda yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah disebarluasan kepada
masyarakat. Penyebarluasan dilakukan melalui media cetak, media elektronik
dan/atau cara lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Perda, sebagai payung hukum, memberikan dasar legal untuk berbagai kegiatan di
Provinsi Jawa Timur, termasuk penganggaran dan aspek-aspek lain kehidupan
masyarakat. Sebelum menentukan anggaran, DPRD memastikan adanya Perda yang
relevan, memastikan bahwa pengelolaan anggaran sesuai dengan regulasi dan
mendukung pembangunan yang berkelanjutan di tingkat provinsi. Dengan demikian,
DPRD Provinsi Jawa Timur berperan aktif dalam membentuk regulasi yang relevan
dan mendukung pembangunan yang berkelanjutan di Provinsi Jawa Timur.
Dalam melaksanakan perannya, DPRD Provinsi Jawa Timur, melalui komisi-
komisinya, melakukan kegiatan monitoring terkait dengan berbagai aspek, termasuk
monitoring terhadap Peraturan Daerah (Perda) di Provinsi Jawa Timur. Contohnya,
kegiatan monitoring terkait dengan perbaikan jalan di Jawa Timur yang dilakukan
oleh Badan Anggaran (Banggar) DPRD Provinsi Jawa Timur. DPRD Provinsi Jawa
Timur juga melibatkan masyarakat dalam proses monitoring, melalui mekanisme
seperti pertemuan publik, diskusi, dan sarana komunikasi lainnya. Seperti halnya
demo yang dilakukan oleh masyarakat merupakan salah satu bentuk kebutuhan
komunikasi. Tujuan dari adanya monitoring ini adalah memperoleh masukan dan
umpan balik langsung dari masyarakat, sehingga pembahasan dan perbaikan terus
dilakukan sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan dinamika sosial. Monitoring
ini merupakan bagian dari tugas DPRD Provinsi Jawa Timur dalam melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan kebijakan pemerintah daerah untuk
memastikan bahwa mereka sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan berdampak
positif bagi masyarakat.
c.) REKOMENDASI
Rekomendasi yang dapat diberikan mahasiswa terhadap evaluasi dari kinerja
DPRD Provinsi Jawa Timur antara lain yang pertama mengenai stigma negatif
terhadap DPRD yang memiliki kepercayaan rendah di masyarakat maka rekomendasi
yang dapat diberikan dengan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
proses pembentukan hingga pengesahan Perda. Selain itu, DPRD Provinsi Jawa
Timur perlu melakukan kebijakan pemilihan yang lebih partisipatif dan bottom-up, di
mana partisipasi aktif dari masyarakat serta pemangku kepentingan dalam proses
pembentukan kebijakan. Kedua, masalah terkait kurang pahamnya akan pentingnya
partai politik di kalangan masyarakat dan mahasiswa juga turut diperhitungkan
sehingga DPRD Provinsi Jawa Timur perlu melakukan sosialisasi pendidikan dan
kesadaran tentang partai politik jadi mereka dapat memahami lebih baik tentang
peran dan tanggung jawab bahwa partai politik juga memiliki peran penting untuk
menjaga demokrasi dan menampung aspirasi-aspirasi kebutuhan masyarakat demi
pembangunan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai