Abstrak
Legal Drafting merupakan konsep dasar tentang penyusunan peraturan
perundang-undangan yang berisi tentang naskah akademik hasil kajian ilmiah beserta
naskah awal peraturan perundang-undangan yang diusulkan. Sedangkan pembentukan
peraturan perundang-undangan adalah proses pembuatan peraturan perundang-
undangan yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan,
perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan, dan penyebarluasan. Tegasnya,
kegiatan legal drafting adalah dalam rangka pembentukan peraturan perundang-
undangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi legal drafting
dalam proses penyusunan peraturan daerah Kabupaten/Kota di Sekretariat DPRD
Kabupaten Bungo. Selain itu penelitian ini adalah untuk mengetahui hambatan yang
dihadapi oleh sekretariat DPRD Kabupaten Bungo dalam mengimplementasikan legal
drafting pada proses penyusunan peraturan daerah Kabupaten/Kota. Tujuan terakhir dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh sekretariat DPRD
Kabupaten Bungo untuk mengatasi hambatan mengimplementasikan legal drafting pada
proses penyusunan peraturan daerah.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskrptif
dengan analisis data kualitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Kabupaten Bungo dan staf ahli dan seluruh staf pegawai sekretariat
DPRD Kabupaten Bungo. Sedangkan sampel atau unit analisis dalam penelitian ini
berjumlah tiga belas orang yang pengambilannya dengan teknik purposive sampling.
Untuk mengumpulkan data, observasi dan wawancara dilakukan oleh peneliti. Setelah
data terkumpul, data tersebut dianalasis dengan cara mereduksi data, menyajikan data,
dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi legal drafting dalam proses
penyusunan peraturan daerah Kabupaten/Kota di Sekretariat DPRD Kabupaten Bungo
yaitu: (1). Perencanaan Peraturan Daerah (2). Penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah (3). Pengesahan dan Penetapan (4). Pengudangan. Kemudian hambatan yang
dihadapi oleh sekretariat DPRD Kabupaten Bungo dalam mengimplementasikan legal
drafting pada proses penyusunan peraturan daerah Kabupaten/Kota yaitu: (1).
Keterbatasan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dalam perancangan
peraturan daerah (2). Pemahaman teknik menyusunan Rancangan Peraturan Daerah
yang masih lemah (3). Perda tidak dilengkapi dengan Naskah Akademik. Upaya untuk
mengatasi hambatan tersebut adalah 1) Meningkatkan sumber daya manusia melalui
pendidikan dan pelatihan keahlian marancang Peraturan Daerah (2). Meningkatkan
kemampuan teknik menyusunan Rancangan Peraturan Daerah. (3). Mencamtumkan
Naskah Akademik.
Kata Kunci: Implementasi, Legal Drafting, Kabupaten/Kota
Peraturan Daerah kumulatif terbuka. Dan salah satu tim ahli DPRD yaitu Dasril
perencanaan penyusunan Rancangan Radjab, 2017)
Peraturan Daerah di luar Prolegda. a. Latar belakang dan tujuan penyusunan
Prolegda merupakan instrumen Peraturan Daerah Kabupaten Bungo;
perencanaan program pembentukan b. Sasaran yang ingin diwujudkan;
Peraturan Daerah yang disusun secara c. Pokok pikiran, lingkup, atau objek
terencana, terpadu dan sistematis. Dalam yang akan diatur; dan
penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten d. jangkauan dan arah pengaturan.
Bungo ada kriteria skala yang harus Hal ini sesuai dengan pernyataan
diprioritas yang didasarkan pada Perintah yang di sampaikan oleh tim ahli DPRD
Peraturan Perundang-undangan yang lainnya: “Kemudian materi yang telah
lebih tinggi, Rencana pembangunan melalui pengkajian dan penyelarasan
daerah, Penyelenggaraan otonomi daerah dituangkan dalam Naskah Akademik,
dan tugas pembantuan serta aspirasi yaitu naskah hasil penelitian atau
masyarakat Kabupaten Bungo. Hal ini pengkajian hukum dan hasil penelitian
sejalan dengan pendapat Sekretaris lainnya terhadap suatu masalah tertentu
Dewan DPRD Kabupaten Bungo yaitu: yang dapat dipertanggungjawabkan
“Dalam penyusunan perda ini terlebih secara ilmiah mengenai pengaturan
dahulu kita prioritaskan kriteria- masalah tersebut dalam suatu Rancangan
kriterianya yaitu didasarkan pada Undang-Undang, Rancangan Peraturan
Perintah Peraturan Perundang-undangan Daerah Kabupaten Bungo, sebagai solusi
yang lebih tinggi, Rencana pembangunan terhadap permasalahan dan kebutuhan
daerah, Penyelenggaraan otonomi daerah hukum masyarakat.”( Johni Najwan,
dan tugas pembantuan serta aspirasi 2017)
masyarakat, agar penyusunan perda tidak Kemudian perencanaan
bertentangan dengan peraturan penyusunan Rancangan Peraturan
sebelumnya.”( Ulva Novriza, 2017) Daerah kumulatif terbuka; terdiri atas:
Penyusunan perencanaan a. Akibat putusan Mahkamah Agung;
Program Legislasi Daerah atau Prolegda, dan
memuat program pembentukan Peraturan b. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten dengan judul Daerah Kabupaten
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bungo
Bungo, materi yang diatur, dan Sementara perencanaan
keterkaitannya dengan Peraturan penyusunan Rancangan Peraturan
Perundang-undangan lainnya. Dari Daerah di luar Prolegda, bahwa Dalam
keterangan yang peneliti dapatkan, keadaan tertentu, DPRD Kabupaten
adapun konsep materi Rancangan Bungo atau Bupati Bungo dapat
Peraturan Daerah Kabupaten Bungo mengajukan Rancangan Peraturan
sebagaimana yang disampaikan oleh Daerah Kabupaten Bungo di luar
Prolegda Kabupaten yang bertujuan
Kabupaten Bungo dibahas melalui empat tangan dan dalam jangka waktu paling
(4) tingkat pembicaraan, yaitu: lama 30 hari sejak Ranperda disetujui
a. Tingkatan pertama, Penjelasan Bupati bersama. Dalam jangka waktu 30 hari
dalam Rapat Paripurna tentang Kepala Daerah tidak menandatangani
penyampaian Raperda yang berasal Ranperda yang sudah disetujui bersama,
dari Kepala Daerah. atau penjelasan maka Ranperda tersebut sah menjadi
DPRD Kabupaten Bungo dalam rapat Peraturan Daerah dan wajib
paripurna tentang penyampaian diundangkan. Sebagaimana yang di
Raperda yang berasal dari DPRD. sampaikan oleh salah satu anggota DPRD
b. Tingkatan kedua, Pemandangan Kabupaten bungo yaitu: ‘Lamanya
Umum (PU) dari fraksi-fraksi pengesahan atau penetapan
terhadap Raperda usulan Bupati. penandatanganan oleh Bupati yaitu 7 hari
Kemudian disertai jawaban oleh sejak tanggal persetujuan dan 30 hari
Bupati terhadap pemandangan umum sejak rancangan peraturan daerah
fraksi-fraksi. disetujui. Apabila Bupati belum
c. Tingkatan ketiga, meliputi melakukan penandatangan maka Perda
pembahasan dalam rapat tersebut dinyatakan sah.”( Hendri
komisi/gabungan komisi atau Rapat Novriza, 2017)
Panitia Khusus (Pansus) yang Karena dalam hal sahnya
dilakukan bersama-sama dengan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
Bupati atau pejabat yang ditunjuk. Bungo kalimat pengesahannya berbunyi:
d. Tingkatan keempat, pengambilan “Peraturan Daerah ini dinyatakan sah”.
keputusan dalam Rapat Paripurna, Kemudian kalimat pengesahan harus
yang didahului dengan laporan hasil dibubuhkan pada halaman terakhir
pembicaraan tahap ketiga dan Peraturan Daerah Kabupaten Bungo
pendapat akhir fraksi. (Mahili, 2017) sebelum pengundangan naskah Peraturan
3. Pengesahan atau Penetapan Daerah Kabupaten Bungo dalam
Rancangan Peraturan Daerah Lembaran Daerah.
yang telah disetujui bersama oleh DPRD 4. Pengundangan
Kabupaten Bungo dan Bupati Bungo Proses pengundangan dapat
kemudian disampaikan oleh pimpinan dilakukan apabila pembicaraan suatu
DPRD Kabupaten Bungo kepada Bupati Raperda dalam rapat akhir di DPRD telah
Bungo untuk ditetapkan menjadi selesai dan disetujui oleh DPRD, Raperda
Peraturan Daerah Kabupaten Bungo. akan dikirim oleh Pimpinan DPRD
Penyampaian Ranperda tersebut kepada Kepala Daerah melalui
dilakukan paling lama 7 hari sejak Sekretariat Daerah dalam hal ini Biro/
tanggal persetujuan bersama DPRD dan Bagian Hukum untuk mendapatkan
Bupati. Ranperda tersebut ditetapkan pengesahan. Penomoran Perda tersebut
oleh Bupati untuk menjadi Peraturan dilakukan oleh Biro/Bagian Hukum.
Daerah dengan membubuhkan tanda Kepala Biro/Bagian Hukum akan
yang mudah bagi tim penyusun perda. dengan kata “menimbang” namun
Apalagi mengingat bahasa-bahasa yang dicantumkan dengan kata “mengingat”.
dicantumkan pada pasal demi pasal Temuan tersebut membuktikan bahwa
merupakan bahasa yang memenuhi pemahaman dalam membuat Raperda
kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan belum difahami dengan baik oleh
benar, selain itu dalam penyusunan perancang peraturan daerah.
kalimat juga tidak boleh rancu. Bahasa Berdasarkan hasil wawancara
dalam Perauran Daerah merupakan dengan salah satu anggota DPRD
bahasa yang jelas dan tegas. Dalam Kabupaten Bungo yang menjelaskan
menyusun peraturan perundang- bahwa:“Peraturan daerah ini sebelumnya
undangan, penggunaan bahasa haruslah mengalami keterbalikan dalam
bahasa yang dapat dimengerti oleh menempatkan butir-butir konsiderans,
masyarakat umum (ordinary person), yaitu kata “mengingat dan menimbang”
tidak hanya oleh pembuatnya, sarjana seharusnya “menimbang” terlebih dahulu
hukum, atau praktisi hukum saja. baru kemudian “mengingat”, sehingga
Kemudian bagi perancang, hal diperlukan perbaikan kembali baru
yang wajib diketahui adalah teknik kemudian dapat dilakukan pembahasan
menyusun kerangkan peraturan daerah, dalam rapat paripurna bersama
agar peraturan daerah yang dihasilkan Bupati.”( Almahfuz, 2017)
sesuai dengan yang diharapkan dan cepat Berdasarkan temuan dan
di undangkan dalam lembaran daerah. didukung oleh hasil wawancara tersebut,
Namun berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa teknik
ditemukan bahwa adanya perancang dalam menyusun Rancangan Peraturan
peraturan perundang-undangan yang Daerah belum difahami betul oleh
belum memahami teknik menyusun perancang perda yaitu tenaga ahli fraksi.
kerangka peraturan perundang- Selain kesalahan dalam menempatkan
undangan, mulai dari judul, pembukaan, butir konsiderans juga ditemukan teknik
batang tubuh, penutup, dan penjelasan menyusun ketentuan umum yang tidak
serta lampiran (jika ada). Hal ini tentu berurutan, seperti berikut:
saja menyebabkan lamanya proses Ketentuan Umum
pembahasan rancangan peraturan daerah Pasal 1
yang sedang diajukan baik oleh DPRD 1. Daerah adalah Kabupaten Bungo.
maupun oleh Bupati. 2. Bupati adalah Bupati Bungo.
Berdasarkan hasil temuan terhadap 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
salah satu arsip Raperda tentang selanjutnya disingkat DPRD adalah
Pengelolaan Produk Unggulan Daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
yang telah diperbaiki dan sedang dalam Kabupaten Bungo.
pembahasan bahwa sebelumnya terjadi
4. Pemerintah Daerah adalah Bupati
kesalahan dalam penempatan butir
dan Perangkat Daerah sebagai unsur
konsiderans yang seharusnya diawali
1
Hasil Wawancara dengan Ibu Ulva
Novriza Sekretaris DPRD Kabupaten Bungo,
Tanggal 23 April 2017.