Anda di halaman 1dari 27

IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819

PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275


KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES PENYUSUNAN


PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
(Studi pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

Nanang Al Hidayat, S.H., M.H.


nananghidayat108@yahoo.co.id

STIA Setih Setio Muara Bungo

Abstrak
Legal Drafting merupakan konsep dasar tentang penyusunan peraturan
perundang-undangan yang berisi tentang naskah akademik hasil kajian ilmiah beserta
naskah awal peraturan perundang-undangan yang diusulkan. Sedangkan pembentukan
peraturan perundang-undangan adalah proses pembuatan peraturan perundang-
undangan yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan,
perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan, dan penyebarluasan. Tegasnya,
kegiatan legal drafting adalah dalam rangka pembentukan peraturan perundang-
undangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi legal drafting
dalam proses penyusunan peraturan daerah Kabupaten/Kota di Sekretariat DPRD
Kabupaten Bungo. Selain itu penelitian ini adalah untuk mengetahui hambatan yang
dihadapi oleh sekretariat DPRD Kabupaten Bungo dalam mengimplementasikan legal
drafting pada proses penyusunan peraturan daerah Kabupaten/Kota. Tujuan terakhir dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh sekretariat DPRD
Kabupaten Bungo untuk mengatasi hambatan mengimplementasikan legal drafting pada
proses penyusunan peraturan daerah.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskrptif
dengan analisis data kualitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Kabupaten Bungo dan staf ahli dan seluruh staf pegawai sekretariat
DPRD Kabupaten Bungo. Sedangkan sampel atau unit analisis dalam penelitian ini
berjumlah tiga belas orang yang pengambilannya dengan teknik purposive sampling.
Untuk mengumpulkan data, observasi dan wawancara dilakukan oleh peneliti. Setelah
data terkumpul, data tersebut dianalasis dengan cara mereduksi data, menyajikan data,
dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi legal drafting dalam proses
penyusunan peraturan daerah Kabupaten/Kota di Sekretariat DPRD Kabupaten Bungo
yaitu: (1). Perencanaan Peraturan Daerah (2). Penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah (3). Pengesahan dan Penetapan (4). Pengudangan. Kemudian hambatan yang
dihadapi oleh sekretariat DPRD Kabupaten Bungo dalam mengimplementasikan legal
drafting pada proses penyusunan peraturan daerah Kabupaten/Kota yaitu: (1).
Keterbatasan sumber daya manusia yang mempunyai keahlian dalam perancangan
peraturan daerah (2). Pemahaman teknik menyusunan Rancangan Peraturan Daerah
yang masih lemah (3). Perda tidak dilengkapi dengan Naskah Akademik. Upaya untuk
mengatasi hambatan tersebut adalah 1) Meningkatkan sumber daya manusia melalui
pendidikan dan pelatihan keahlian marancang Peraturan Daerah (2). Meningkatkan
kemampuan teknik menyusunan Rancangan Peraturan Daerah. (3). Mencamtumkan
Naskah Akademik.
Kata Kunci: Implementasi, Legal Drafting, Kabupaten/Kota

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 69


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

I. Pendahuluan senantiasa diupayakan peraturan daerah


1.1 Latar Belakang Masalah yang dihasilkan harus benar-benar
Sejak bergulirnya otonomi daerah didasarkan kepada kewenangan daerah,
yang memberikan keleluasaan bagi bersifat aspiratif, tidak duplikatif, dan
daerah-daerah untuk mengurus dan secara legal drafting benar dan efektif,
mengelola rumah tangganya sendiri telah dalam artian “dapat dilaksanakan dan
memberikan dampak dan perubahan yang ditaati” oleh aparat daerah serta
sangat signifikan. Bentuk masyarakat.
nyata perubahan itu mencakup Memahami legal drafting
kewenangan Pemerintah Daerah untuk sangatlah diperlukan, mengingat Pasal 1
membentuk peraturan lokal dalam ayat (3) Undang Undang Dasar Negara
bentuk Peraturan Daerah dalam rangka Republik Indonesia tahun 1945, yang
penyelenggaraan otonomi daerah itu menyatakan bahwa negara Indonesia
sendiri serta tugas-tugas pembantuan adalah negara hukum. Maka secara
yang merupakan penjabaran lebih lanjut otomatis, apapun hal yang ada di
dari peraturan perundang-undangan yang Indonesia, haruslah berdasarkan atau
lebih tinggi dengan memperhatikan ciri dilandasi oleh aturan. Oleh karena itu
khas masing-masing daerah. sebuah peraturan yang baik, dapat dibuat
Pemerintahan Daerah sebagai dengan pemahaman dan proses legal
Institusi yang merepresentasikan Daerah drafting yang baik.
Otonom, memiliki hak untuk membentuk Fungsi legal drafting dalam
Peraturan Daerah dalam melaksanakan proses pembuatan peraturan perundang-
otonomi daerahnya. Dengan disahkannya undangan sangat penting karena hal ini
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 sangat membantu dalam pembuatan
tentang Pembentukan Peraturan produk hukum yang dilahirkan. Legal
Perundang-Undangan, maka setiap Drafting merupakan konsep dasar
pembentukan peraturan daerah tentang penyusunan peraturan
mempunyai dasar hukum dan pedoman perundang-undangan yang berisi tentang
yang jelas. naskah akademik hasil kajian ilmiah
Apabila dalam merancang suatu beserta naskah awal peraturan
peraturan daerah memperhatikan hal-hal perundang-undangan yang diusulkan.
tersebut, maka produk hukum yang Sedangkan pembentukan peraturan
diciptakan akan terhindar dari perundang-undangan adalah proses
pembatalan, baik oleh Pemerintah Pusat pembuatan peraturan perundang-
maupun oleh Pemerintah Provinsi. Untuk undangan yang pada dasarnya dimulai
menghindari terjadinya permasalahan dari perencanaan, persiapan, teknik
substansi yang nanti bermuara pada penyusunan, perumusan, pembahasan,
terhambatnya penyelenggaraan pengesahan, pengundangan, dan
pemerintahan di daerah, hendaknya penyebarluasan. Tegasnya, kegiatan legal

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 70


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

drafting adalah dalam rangka asas-asas dalam peraturan perundang-


pembentukan peraturan perundang- undangan seperti asas keadilan, asas
undangan.( Hestu Cipto Handoyo, 2011) keterbukaan dan lain sebagainya.
Adapun dasar hukum legal Dari pengamatan awal penelitian,
drafting dalam proses penyusunan peneliti melihat bahwa masih banyak
Peraturan Daerah Kabupaten Bungo rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
adalah Undang-undnag Dasar Negara Bungo di Sekretariat DPRD Kabupaten
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai Bungo yang saat ini menjadi pengkajian
payung hukum tertinggi, Undang-undang dan pembahasan oleh Dewan Perwakilan
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rakyat Daerah Kabupaten Bungo, namun
Pembentukan Peraturan Perundangan, belum juga dilakukan pengesahan atau
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 pengundangan, dikarenakan ada
tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan beberapa masalah untuk
Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 mengimplementasikan legal drafting
tentang Pedoman Penyusunan Peraturan dalam proses pembuatan peraturan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah daerah tersebut antara lain:
tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan 1. Adanya keterbatasan sumber daya
Rakyat Daerah dan Peraturan Dewan manusia yang ahli dalam bidang
Perwakilan Rakyat Nomor 1 Tahun 2015 membuat rancangan peraturan daerah;
tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan 2. Pemahaman teknik penyusunan
Rakyat Daerah Kabupaten Bungo. peraturan daerah yang masih lemah,
Kabupaten Bungo, sebagai salah sehingga memerlukan revisi berulang-
satu daerah otonom, yang diberikan hak ulang.
dan wewenang untuk mengoptimalkan 3. Adanya peraturan daerah yang tidak
semua potensi daerah yang ada, berupaya dilengkapi dengan naskah akademik,
mengkaji dan merumuskan peraturan yaitu penjelasan tentang latar
daerah yang akan menjadi pedoman belakang dan tujuan dari dibentuknya
dalam melaksanakan kebijakan- suatu peraturan daerah.
kebijakan yang dapat mengoptimalkan
potensi daerah. 1.1. Rumusan Masalah
Butuh waktu yang cukup lama 1. Bagaimana implementasi legal
dan proses yang panjang dalam membuat drafting dalam proses penyusunan
peraturan daerah, karena dalam peraturan peraturan daerah Kabupaten/Kota di
daerah tidak boleh bertentangan dengan Sekretariat DPRD Kabupaten
peraturan perundangan yang lebih tinggi, Bungo?
selain itu juga tidak boleh tumpang tindih 2. Apa hambatan yang dihadapi oleh
dengan peraturan daerah lainnya, karena sekretariat DPRD Kabupaten Bungo
bisa dibatalkan atau batal demi hukum. dalam mengimplementasikan legal
Pembuatan peraturan daerah juga melalui drafting pada proses penyusunan
kajian yang mendalam agar terpenuhi peraturan daerah Kabupaten/Kota?

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 71


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

3. Apa upaya yang dilakukan oleh pengesahan, pengundangan, dan


sekretariat DPRD Kabupaten Bungo penyebarluasan. Tegasnya, kegiatan legal
untuk mengatasi hambatan di atas? drafting adalah dalam rangka
pembentukan peraturan perundang-
II Tinjauan Pustaka undangan.( Author, 2007)
2.1 Pengertian Legal Drafting Naskah akademik sebagaimana
Secara harfiah legal drafting tercantum dalam Pasal 1 ayat 11 Undang-
dapat diterjemahkan secara bebas dengan Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
penyusunan/perancangan Peraturan Pembentukan Peraturan Perundang-
Perundang-undangan. Dari pendekatan undangan adalah naskah hasil penelitian
hukum, legal drafting adalah kegiatan atau pengkajian terhadap suatu masalah
praktek hukum yang menghasilkan tertentu yang dapat
peraturan, misalnya; Pemerintah dipertanggungjawabkan secara ilmiah
membuat Peraturan Perundang- mengenai pengaturan masalah tersebut
undangan; Hakim membuat keputusan dalam suatu rancangan peraturan
Pengadilan yang mengikat publik; perundang-undangan sebagai solusi
Swasta membuat ketentuan atau terhadap permasalahan dan kebutuhan
peraturan privat seperti; hukum masyarakat.
perjanjian/kontrak, kerjasama dan Dalam Pasal 1 angka 1 Undang-
lainnya yang mengikat pihak-pihak yang Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
melakukan perjanjian kontrak. Dalam Pembentukan Peraturan Perundang-
materi ini legal drafting dipahami bukan Undangan, dijelaskan bahwa yang
sebagai perancangan hukum dalam arti dimaksud dengan pembentukan
luas, melainkan hukum dalam arti sempit, Peraturan Perundang-undangan adalah
yakni undang-undang atau perundang- pembuatan Peraturan Perundang-
undangan.( Hestu Cipto Handoyo, 2011) undangan yang mencakup tahapan
Menurut tim penulis dari Legal perencanaan, penyusunan, pembahasan,
Drafting Legal Governance Support pengesahan atau penetapan, dan
Program legal drafting merupakan pengundangan.
konsep dasar tentang penyusunan Keberadaan legal drafting,
peraturan perundang-undangan yang mempertegas konsep Negara hukum.
berisi tentang naskah akademik hasil Negara hukum menurut Wirjono
kajian ilmiah beserta naskah awal Prodjodikoro adalah suatu Negara yang
peraturan perundang-undangan yang di dalam wilayahnya semua alat
diusulkan. Sedangkan pembentukan kelengkapan Negara khususnya alat-alat
peraturan perundang-undangan adalah perlengkapan dari pemerintahan dalam
proses pembuatan peraturan perundang- setiap tindakannya terhadap warga
undangan yang pada dasarnya dimulai Negara dan dalam berhubungan tidak
dari perencanaan, persiapan, teknik boleh sewenang-wenang, melainkan
penyusunan, perumusan, pembahasan, harus memperhatikan hukum, dan semua

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 72


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

orang dalam hubungan kemasyarakatan Daerah dengan persetujuan bersama


harus tunduk pada peraturan hukum yang Bupati/Walikota.
berlaku. ( Author, 2007) Dengan demikian dapat
Hal yang senada disampaikan disimpulkan bahwa Perda dibentuk
Hartono Mardjono, bahwa Negara dalam rangka penyelenggaraan otonomi
hukum adalah bilamana di negara daerah Kabupaten/ kota dan tugas
tersebut seluruh warga Negara maupun pembantuan serta merupakan penjabaran
alat-alat kelengkapan dan aparat lebih lanjut dari peraturan perundang-
negaranya, tanpa kecuali dalam segala undangan yang lebih tinggi dengan
aktifitasnya tunduk kepada hukum memperhatikan ciri khas masing-masing
(equality dan non-discrimination). daerah.
( Author, 2007) Keberadaan Perda merupakan
Dengan demikian, di dalam suatu keharusan bagi daerah dalam
Negara hukum terdapat beberapa kaidah rangka penyelenggaraan kewenangannya
yang tidak bisa ditawar, yaitu; Kepastian untuk mengatur urusan rumah tangga
Hukum (tertib/order); 2) Kegunaan daerah baik yang bersumber dari otonomi
(utility); dan 3) Keadilan (justice) yang daerah maupun yang bersumber dari
mengacu pada konsep, bahwa: pertama, tugas pembantuan. Perda yang dibuat
Pencapaian Keadilan, sesuai dengan asas berdasarkan otonomi daerah berisikan
lus quia iustum (hukum adalah keadilan), segala sesuatu yang mengatur urusan
dan Quid ius sine justitia (apalah arti pemerintahan yang menjadi wewenang
hukum tanpa keadilan); Kedua, Hukum daerah, baik yang bersifat substansial
adalah untuk mengatur hubungan, baik maupun mengenai cara-cara
warga masyarakat maupun Negara. The penyelenggaraan urusan pemerintahan
law is a tool to “social control” and tersebut. Sedangkan pada tugas
“social engineering”; Ketiga, Hukum pembantuan perda tidak mengatur urusan
dilaksanakan untuk mencapai kepastian. pemerintahan atau kepentingan
( Author, 2007) masyarakat. Perda di bidang tugas
pembantuan hanya mengatur cara-cara
2.2 Pengertian Peraturan Daerah melaksanakan substansi urusan
Pengertian Peraturan Daerah pemerintahan atau suatu kepentingan
Kabupaten/Kota, sesuai dengan masyarakat.( Bagir Manan, 2002)
ketentuan Pasal 1 Ayat 8 Undang- Kewenangan untuk membuat
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang perda adalah wujud dari pelaksanaan hak
Pembentukan Peraturan Perundang- otonomi dari suatu daerah sekaligus
undangan yang dimaksud dengan sebagai salah satu sarana dalam
Peraturan Daerah (Perda) adalah menyelenggarakan otonomi daerah. di
peraturan perundang-undangan yang samping itu, perda mempunyai fungsi
dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang sangat penting yaitu:

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 73


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

1. Sebagai instrumen kebijakan untuk 2. Dalam peraturan perundang-undangan


melaksanakan otonomi daerah dan yang sederajat bertentangan dengan
tugas pembantuan. peraturan perundang-undangan yang
2. Merupakan peraturan pelaksanaan sederajat lainnya maka berlaku
dari peraturan perundang-undangan peraturan perundang-undangan yang
yang lebih tinggi. terbaru dan peraturan perundang-
3. Sebagai penampung kekhususan dan undangan yang lama dianggap telah
keragaman daerah serta penyalur dikesampingkan.
aspirasi masyarakat di daerah. 3. Dalam peraturan perundang-undangan
4. Sebagai alat pembangunan dalam yang mengatur bidang-bidang yang
meningkatkan kesejahteraan daerah. merupakan kekhususan dari bidang-
Perda berfungsi untuk bidang umum yang diatur oleh
melancarkan tugas pemerintah daerah peraturan perundang-undangan yang
dalam rangka menyelenggarakan sederajat maka berlaku peraturan
pemerintahan, karenanya harus perundang-undangan yang mengatur
diperhatikan aturan-aturan dasar yang bidang khusus.( I Gde Pantja Astawa,
memayunginya. Misalnya tidak 2002)
bertentangan dengan kepentingan umum, Dalam Peraturan Daerah dimuat
peraturan yang lebih tinggi dan perda materi-materi yang berhubungan dengan
lainnnya. Bila ketentuan dasar tersebut daerah. Dalam Pasal 12 Undang-Undang
dilanggar maka perda tersebut dapat Nomor 12 Tahun 2011 tentang
dibatalkan atau batal demi hukum. (Bagir Pembentukan Peraturan Perundang-
Manan, 1994) undangan, bahwa materi muatan Perda
Perda merupakan suatu kaedah adalah seluruh materi muatan dalam
hukum yang berkaitan dengan tertib rangka penyelenggaraan otonomi daerah
hukum, yaitu bahwa setiap kaedah dan tugas pembantuan dan menampung
hukum harus terkait dan tersusun dalam kondisi khusus daerah serta penjabaran
suatu sistem yang satu sama lain tidak lebih lanjut Peraturan Perundang-
boleh saling mengesampingkan. Doktrin undangan yang lebih tinggi.
atau ajaran tertib hukum ini mengandung Rancangan Peraturan Daerah
beberapa hal yakni: dapat berasal dari Dewan Perwakilan
1. Dalam hal peraturan perudangan- Rakyat Daerah (DPRD), Gubernur atau
undangan tingkatan lebih rendah tidak Bupati/ Walikota. Apabila dalam satu
boleh bertentangan dengan peraturan kali masa sidang Gubernur atau Bupati/
perundang-undangan yang Walikota dan DPRD menyampaikan
tingkatannya lebih tinggi, maka rancangan Perda dengan materi yang
peraturan perudangan-undangan yang sama, maka yang dibahas adalah
lebih rendah dapat dibatalkan atau rancangan Perda yang disampaikan oleh
batal demi hukum. DPRD, sedangkan rancangan Perda yang
disampaikan oleh Gubernur atau Bupati/

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 74


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

Walikota dipergunakan sebagai bahan 1. Ketua DPRD Kabupaten Bungo;


persandingan. 2. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat
Ada berbagai jenis Perda yang Daerah Kabupaten Bungo;
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah 3. (4) orang anggota DPRD Kabupaten
Kabupaten Kota dan Propinsi antara lain: Bungo;
a. Pajak Daerah; 4. Kepala Bagian Hukum;
b. Retribusi Daerah; 5. Subbag Perundang-undangan;
c. Tata Ruang Wilayah Daerah; 6. 5 (lima) orang tim ahli DPRD.
d. APBD;
e. Rencana Program Jangka Menengah IV. Pembahasan
Daerah 4.1 Implementasi legal drafting dalam
g. Perangkat Daerah; proses penyusunan peraturan daerah
h. Pemerintahan Desa; Kabupaten/Kota di Sekretariat
i. Pengaturan umum lainnya. DPRD Kabupaten Bungo
Sebagai Negara Hukum, dalam
III Metodologi Penelitian penyelenggaraan pemerintahan negara
3.1 Metode penelitian tentunya tidak terlepas dari Peraturan
Adapun metode yang dipilih Perundang-Undangan sebagai hukum
dalam penelitian ini adalah metode positif yang berlaku di
kualitatif deskriptif atau memaparkan Indonesia. Peraturan Daerah merupakan
secara keseluruhan (komprehensive) bagian dari Peraturan Perundang-
aspek-aspek yang ada. Metode penelitian undangan. Di mana dalam hierarki
kualitatif deskriptif adalah metode yang Peraturan Perundang-undangan,
digunakan untuk menemukan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
pengetahuan terhadap subyek penelitian berada pada urutan paling bawah. Oleh
pada suatu saat tertentu. Kata deskriptif karena itu, dalam proses pembuatan
berasal dari bahasa latin “descriptivus” Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
yang berarti uraian. menjadi lebih sulit karena tidak boleh
bertentangan dengan peraturan
3.2 Populasi dan Unit Analisis perundang-undangan sebelumnya,
Dalam penelitian ini yang karena akan berakibat batal demi hukum
menjadi populasi atau situasi sosial pada saat dilakukan pembahasan pada
penelitian ini adalah seluruh anggota rapat paripurna tentang penyampaian
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten rancangan peraturan daerah, baik
Bungo dan staf ahli dan seluruh staf peraturan daerah yang usul oleh DPRD
pegawai sekretariat DPRD Kabupaten maupun oleh Pemerintah Daerah.
Bungo. Yang menjadi unit analisis atau Telah diuraikan sebelumnya
informan kunci dalam penelitian ini bahwa legal drafting merupakan konsep
berjumlah 13 (tiga belas) orang, antara dasar tentang penyusunan peraturan
lain dapat dilihat sebagai berikut: perundang-undangan yang berisi tentang

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 75


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

naskah akademik hasil kajian ilmiah 3. Peraturan Daerah tentang Pengelolaan


beserta naskah awal peraturan Produk Unggulan Daerah;
perundang-undangan yang diusulkan. 4. Peraturan Daerah tentang
Sedangkan pembentukan peraturan Penyelenggaraan Olah Raga;
perundang-undangan adalah proses 5. Peraturan Daerah tentang Standar
pembuatan peraturan perundang- Minimal Pelayanan Kesehatan.
undangan yang pada dasarnya dimulai Berdasarkan keterangan yang
dari perencanaan, persiapan, teknik peneliti dapatkan, adapun proses
penyusunan, perumusan, pembahasan, penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten
pengesahan, pengundangan, dan Bungo adalah sebagai berikut:
penyebarluasan. 1. Perencanaan
Legal dafting dapat Telah diuraikan sebelumnya
diterjemahkan secara bebas, adalah bahwa usulan Rancangan Peraturan
penyusunan/perancangan Peraturan Daerah dapat diusulkan oleh DPRD dan
Perundang-undangan. Dapat disimpulkan oleh Pemerintah Daerah. Proses
kegiatan legal drafting dalam penelitian Perencanaan Raperda di lingkungan
ini adalah dalam rangka pembentukan DPRD. Berdasarkan amandemen I dan II
peraturan-perundangan yakni Peraturan Pasal 20 ayat (1) UUD 1945, DPRD
Daerah Kabupaten Bungo. memegang kekuasaan membentuk Perda
Sesuai dengan dasar kewenangan dan DPRD berhak mengajukan usul
penyusunan Perda, perancang Perda Raperda. Dalam pelaksanaannya
adalah aparat pemda (untuk perda yang Raperda dari lingkungan DPRD diatur
diusulkan oleh pemerintah daerah) dan lebih lanjut dalam Peraturan Tata Tertib
anggota DPRD (dibuat oleh tim ahli). DPRD masing-masing daerah.
Dalam pembuatan peraturan setidak- Pembahasan Raperda atas inisiatif DPRD
tidak pihak-pihak tersebut mengerti dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah
dasar-dasar teknik pembuatan peraturan atau unit kerja yang ditunjuk oleh Kepala
perundang-undangan. Daerah. Setelah itu juga dibentuk Tim
Berdasarkan data yang peneliti Asistensi dengan Sekretariat Daerah atau
dapatkan, adapun Peraturan Daerah berada di Bagian Hukum.
Kabupaten Bungo yang sedang dalam Kemudian Proses Penyiapan
tahap pembahasan dan ditargetkan selesai Raperda di Lingkungan Pemerintahan
dalam tahun 2017 ini adalah: Daerah. Dalam Peraturan Menteri Dalam
1. Peraturan Daerah tentang Pencegahan Negeri Nomor 8 Tahun 2015 tentang
dan Penanggulangan Terhadap Pembentukan Produk Hukum Daerah.
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Dalam perencanaan penyusunan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Peraturan Daerah Kabupaten Bungo,
Adiktif; terdiri dari perencanaan Program
2. Peraturan Daerah tentang Legislasi Daerah atau Prolegda,
Perlindungan Anak; Perencanaan penyusunan Rancangan

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 76


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

Peraturan Daerah kumulatif terbuka. Dan salah satu tim ahli DPRD yaitu Dasril
perencanaan penyusunan Rancangan Radjab, 2017)
Peraturan Daerah di luar Prolegda. a. Latar belakang dan tujuan penyusunan
Prolegda merupakan instrumen Peraturan Daerah Kabupaten Bungo;
perencanaan program pembentukan b. Sasaran yang ingin diwujudkan;
Peraturan Daerah yang disusun secara c. Pokok pikiran, lingkup, atau objek
terencana, terpadu dan sistematis. Dalam yang akan diatur; dan
penyusunan Peraturan Daerah Kabupaten d. jangkauan dan arah pengaturan.
Bungo ada kriteria skala yang harus Hal ini sesuai dengan pernyataan
diprioritas yang didasarkan pada Perintah yang di sampaikan oleh tim ahli DPRD
Peraturan Perundang-undangan yang lainnya: “Kemudian materi yang telah
lebih tinggi, Rencana pembangunan melalui pengkajian dan penyelarasan
daerah, Penyelenggaraan otonomi daerah dituangkan dalam Naskah Akademik,
dan tugas pembantuan serta aspirasi yaitu naskah hasil penelitian atau
masyarakat Kabupaten Bungo. Hal ini pengkajian hukum dan hasil penelitian
sejalan dengan pendapat Sekretaris lainnya terhadap suatu masalah tertentu
Dewan DPRD Kabupaten Bungo yaitu: yang dapat dipertanggungjawabkan
“Dalam penyusunan perda ini terlebih secara ilmiah mengenai pengaturan
dahulu kita prioritaskan kriteria- masalah tersebut dalam suatu Rancangan
kriterianya yaitu didasarkan pada Undang-Undang, Rancangan Peraturan
Perintah Peraturan Perundang-undangan Daerah Kabupaten Bungo, sebagai solusi
yang lebih tinggi, Rencana pembangunan terhadap permasalahan dan kebutuhan
daerah, Penyelenggaraan otonomi daerah hukum masyarakat.”( Johni Najwan,
dan tugas pembantuan serta aspirasi 2017)
masyarakat, agar penyusunan perda tidak Kemudian perencanaan
bertentangan dengan peraturan penyusunan Rancangan Peraturan
sebelumnya.”( Ulva Novriza, 2017) Daerah kumulatif terbuka; terdiri atas:
Penyusunan perencanaan a. Akibat putusan Mahkamah Agung;
Program Legislasi Daerah atau Prolegda, dan
memuat program pembentukan Peraturan b. Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten dengan judul Daerah Kabupaten
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bungo
Bungo, materi yang diatur, dan Sementara perencanaan
keterkaitannya dengan Peraturan penyusunan Rancangan Peraturan
Perundang-undangan lainnya. Dari Daerah di luar Prolegda, bahwa Dalam
keterangan yang peneliti dapatkan, keadaan tertentu, DPRD Kabupaten
adapun konsep materi Rancangan Bungo atau Bupati Bungo dapat
Peraturan Daerah Kabupaten Bungo mengajukan Rancangan Peraturan
sebagaimana yang disampaikan oleh Daerah Kabupaten Bungo di luar
Prolegda Kabupaten yang bertujuan

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 77


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

untuk mengatasi keadaan luar biasa, oleh DPRD Kabupaten Bungo


keadaan konflik, atau bencana alam; bersama Bupati Bungo.
akibat kerja sama dengan pihak lain; dan 2) Pembahasan bersama dilakukan
keadaan tertentu lainnya yang melalui tingkat-tingkat pembicaraan.
memastikan adanya urgensi atas suatu 3) Tingkat-tingkat pembicaraan
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten dilakukan dalam rapat
Bungo yang dapat disetujui bersama oleh komisi/panitia/badan/alat
alat kelengkapan DPRD Kabupaten kelengkapan DPRD Kabupaten
Bungo yang khusus menangani bidang Bungo yang khusus menangani
legislasi dan biro hukum. bidang legislasi dan rapat paripurna.
2. Penyusunan 4) Rancangan Peraturan Daerah
Pada tahap penyusunan ini terdiri Kabupaten Bungo dapat ditarik
atas Rancangan Peraturan Daerah dan kembali sebelum dibahas bersama
Penyusunan Peraturan Daerah: oleh DPRD Kabupaten Bungo
a. Rancangan Peraturan Daerah bersama Bupati Bungo.
Kabupaten Bungo 5) Rancangan Peraturan Daerah
Berdasarkan keterangan yang Kabupaten Bungo yang sedang
peneliti dapatkan bahwa rancangan dibahas hanya dapat ditarik kembali
Peraturan Daerah Kabupaten Bungo bisa berdasarkan persetujuan bersama
diajukan oleh Bupati dan juga bisa DPRD Kabupaten Bungo bersama
diajukan oleh DPRD. Kemudian Bupati Bungo.
Rancangan Peraturan Daerah Pembahasan dilakukan melalui
sebagaimana dimaksud disertai dengan beberapa tingkatan pembicaraan.
penjelasan atau keterangan dan/atau Tingkat-tingkat pembicaraan ini
Naskah Akademik. Dalam hal dilakukan dalam rapat paripurna, rapat
Rancangan Peraturan Daerah mengenai: komisi, rapat gabungan komisi, rapat
Anggaran Pendapatan dan Belanja panitia khusus dan diputuskan dalam
Daerah, pencabutan Peraturan Daerah, rapat paripurna. Khusus untuk Raperda
atau perubahan Peraturan Daerah yang atas inisiatif DPRD, Kepala Daerah akan
hanya terbatas mengubah beberapa menunjuk Sekretaris Daerah atau pejabat
materi, yang harus disertai dengan unit kerja untuk mengkoordinasikan
keterangan yang memuat pokok pikiran rancangan tersebut.
dan materi muatan yang diatur. Kemudian Berdasarkan
b. Pembahasan Peraturan Daerah keterangan yang disampaikan oleh bapak
Kabupaten Bungo Mahili salah satu anggota DPRD
Setelah tahap rancangan, selanjutnya Kabupaten Bungo menerangkan bahwa
masuk dalam tahapan pembahasan, dalam proses pembahasan bersama
isinya adalah: DPRD Kabupaten Bungo dan Bupati
1) Pembahasan Rancangan Peraturan Bungo, Rancangan Peraturan Daerah
Daerah Kabupaten Bungo dilakukan

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 78


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

Kabupaten Bungo dibahas melalui empat tangan dan dalam jangka waktu paling
(4) tingkat pembicaraan, yaitu: lama 30 hari sejak Ranperda disetujui
a. Tingkatan pertama, Penjelasan Bupati bersama. Dalam jangka waktu 30 hari
dalam Rapat Paripurna tentang Kepala Daerah tidak menandatangani
penyampaian Raperda yang berasal Ranperda yang sudah disetujui bersama,
dari Kepala Daerah. atau penjelasan maka Ranperda tersebut sah menjadi
DPRD Kabupaten Bungo dalam rapat Peraturan Daerah dan wajib
paripurna tentang penyampaian diundangkan. Sebagaimana yang di
Raperda yang berasal dari DPRD. sampaikan oleh salah satu anggota DPRD
b. Tingkatan kedua, Pemandangan Kabupaten bungo yaitu: ‘Lamanya
Umum (PU) dari fraksi-fraksi pengesahan atau penetapan
terhadap Raperda usulan Bupati. penandatanganan oleh Bupati yaitu 7 hari
Kemudian disertai jawaban oleh sejak tanggal persetujuan dan 30 hari
Bupati terhadap pemandangan umum sejak rancangan peraturan daerah
fraksi-fraksi. disetujui. Apabila Bupati belum
c. Tingkatan ketiga, meliputi melakukan penandatangan maka Perda
pembahasan dalam rapat tersebut dinyatakan sah.”( Hendri
komisi/gabungan komisi atau Rapat Novriza, 2017)
Panitia Khusus (Pansus) yang Karena dalam hal sahnya
dilakukan bersama-sama dengan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
Bupati atau pejabat yang ditunjuk. Bungo kalimat pengesahannya berbunyi:
d. Tingkatan keempat, pengambilan “Peraturan Daerah ini dinyatakan sah”.
keputusan dalam Rapat Paripurna, Kemudian kalimat pengesahan harus
yang didahului dengan laporan hasil dibubuhkan pada halaman terakhir
pembicaraan tahap ketiga dan Peraturan Daerah Kabupaten Bungo
pendapat akhir fraksi. (Mahili, 2017) sebelum pengundangan naskah Peraturan
3. Pengesahan atau Penetapan Daerah Kabupaten Bungo dalam
Rancangan Peraturan Daerah Lembaran Daerah.
yang telah disetujui bersama oleh DPRD 4. Pengundangan
Kabupaten Bungo dan Bupati Bungo Proses pengundangan dapat
kemudian disampaikan oleh pimpinan dilakukan apabila pembicaraan suatu
DPRD Kabupaten Bungo kepada Bupati Raperda dalam rapat akhir di DPRD telah
Bungo untuk ditetapkan menjadi selesai dan disetujui oleh DPRD, Raperda
Peraturan Daerah Kabupaten Bungo. akan dikirim oleh Pimpinan DPRD
Penyampaian Ranperda tersebut kepada Kepala Daerah melalui
dilakukan paling lama 7 hari sejak Sekretariat Daerah dalam hal ini Biro/
tanggal persetujuan bersama DPRD dan Bagian Hukum untuk mendapatkan
Bupati. Ranperda tersebut ditetapkan pengesahan. Penomoran Perda tersebut
oleh Bupati untuk menjadi Peraturan dilakukan oleh Biro/Bagian Hukum.
Daerah dengan membubuhkan tanda Kepala Biro/Bagian Hukum akan

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 79


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

melakukan autentifikasi. Kepala Daerah nilai-nilai keadilan di masyarakat,


mengesahkan dengan menandatangani sehingga dapat dijalankan dengan baik
Perda tersebut untuk diundangkan oleh dan dapat diterima oleh masyarakat yang
Sekretaris Daerah. Sedangkan pada gilirannya membawa perubahan
Biro/Bagian Hukum bertanggung jawab yang positif bagi masyarakat, karena pad
dalam penggandaan, distribusi dan prinsipnya masyarakatlah yang menjadi
dokumentasi Perda tersebut. objek suatu regulasi, oleh harus
Apabila masih ada kesalahan dipastikan peraturan daerah dibuat
teknik penyusunan Perda, Sekretaris dengan baik.
DPRD dengan persetujuan Pimpinan
DPRD dan Kepala Daerah dapat 4.2 Hambatan yang dihadapi oleh
menyempurnakan teknik penyusunan sekretariat DPRD Kabupaten Bungo
Raperda yang telah disetujui oleh DPRD dalam mengimplementasikan legal
sebelum disampaikan kepada Kepala drafting pada proses penyusunan
Daerah. Jika masih juga terdapat peraturan daerah Kabupaten/Kota
kesalahan teknik penyusunan setelah Pada prinsipnya proses
diserahkan kepada Kepala Daerah, pembentukan perda harus
Kepala Daerah dapat menyempurnakan memperhatikan harmonisasi dan
teknik penyusunan tersebut dengan sinkronisasi dengan peraturan
persetujuan Pimpinan DPRD. Setelah perundang-undangan yang lebih tinggi.
Perda diundangkan dan masih terdapat Berdasarkan hasil pengkajian, pada
kesalahan teknik penyusunan, Sekretaris prakteknya proses pembentukan
Daerah dengan persetujuan Pimpinan peraturan daerah di Sekretariat DPRD
DPRD dapat meralat kesalahan tersebut Kabupaten Bungo telah dilakukan sesuai
tanpa merubah substansi Perda melalui dengan ketentuan yang terdapat dalam
Lembaran Daerah. Pemda wajib peraturan perundang-undangan yang
menyebarluaskan Perda yang telah lebih tinggi.
diundangkan dalam lembaran Daerah Pembentukan Peraturan Daerah
Kabupaten Bungo. Kabupaten Bungo pada dasarnya sudah
Berdasarkan pemaparan di atas dilaksanakan dengan berpedoman pada
dalam proses penyusunan Peraturan asas-asas pembentukan peaturan
Daerah Kabupaten Bungo sudah perundang-undangan. Pembentukan
dilakukan sesuai dengan ketentuan legal Peraturan Daerah juga sudah berpedoman
drafting serta sudah membuktikan pada Undang-Undang Nomor 12 Tahun
profesional sebagai tim ahli. Hal ini guna 2011 tentang Pembentukan Peraturan
memastikan kualitas baik teknik Perundang-undangan.
penyusunan maupun materi muatan Dalam proses pembentukan
peraturan daerah tersebut tidak peraturan daerah Kabupaten Bungo yang
bertentangan dengan peraruran yang telah melibatkan instansi vertikal yang
lebih tinggi dan bertentangan dengan memiliki pejabat fungsional perancang

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 80


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

peraturan perundang-undangan. untuk memberikan perlindungan


Rancangan Peraturan Daerah yang terhadap anak-anak yang mendapatkan
dibentuk juga dikoordinasikan dengan perlakuan tidak baik.
Bagian Hukum, dan dengan DPRD untuk Dari informasi yang peneliti
mendapatkan persetujuan dan evaluasi. dapatkan bahwa perda tentang
Namun dalam proses Perlindungan Anak ini telah dirancang
pembentukan peraturan daerah pertengahan tahun 2016 lalu, namun saat
Kabupaten Bungo ditemui adanya ini belum juga dilakukan pengesahan hal
hambatan-hambatan terutama dalam ini dikarenakan adanya draf rancangan
mengimplementasikan legal drafting selalu direvisi atau dirubah baik kata-kata
pada proses penyusunan perda. Dari data dalam pasal demi pasal maupun dari sisi
yang diperoleh, adapun hambatan yang penulisan, seperti pemberian tanda baca
ditemukan adalah sebagai berikut: yaitu titik, koma, titik dua, titik koma dan
1. Keterbatasan Sumber Daya Manusia lain sebagainya.
yang Mempunyai Keahlian dalam Hal ini dikarenakan kurangnya
Merancang Peraturan Daerah kemampuan sumber daya manusia yang
Draf Rancangan Peraturan merancang dan membuat bunyi pada
Daerah pada dasarnya merupakan peraturan tersebut. Meskipun rancangan
kerangka awal yang dipersiapkan untuk peraturan daerah diutuskan kepada tim
mengatasi masalah sosial yang hendak ahli yang merancangnya, namun hasilnya
diselesaikan. Apapun jenis peraturan belum memuaskan, dikarenakan banyak
daerah yang akan dibentuk, maka ditemukan kesalahan. Seperti hasil
rancangan perda tersebut harus secara wawancara dengan Subbagian
jelas mendiskripsikan tentang penataan Perundang-Undangan yang mengatakan
wewenang (regulation of authority) bagi bahwa:“Kita mengalami kekurangan
lembaga pelaksana (law implementing tenaga atau sumber daya manusia yang
agency) dan penataan perilaku (rule of mempunyai keahlian dalam merancang
conduct /rule of behavior) bagi peraturan daerah. Karena merancang
masyarakat yang harus mematuhinya perturan daerah itu bukanlah hal yang
(rule occupant). mudah, mulai dari menyusun kerangka
Berdasarkan temuan peneliti perda yaitu judul, pembukaan, isi atau
bahwa saat ini DPRD Kabupaten Bungo batang tubuh, penutup beserta
sedang merancang draf Peraturan Daerah lampirannya maupun penggunaan
tentang Perlindungan Anak. Peraturan bahasa.”( Yasmin, 2017)
Daerah ini dibuat dikarenakan adanya Bahasa peraturan perundang-
adanya masalah sosial terhadap anak, undangan pada dasarnya tunduk pada
seperti banyaknya anak yang mengalami kaidah tata Bahasa Indonesia, baik
kekerasan, menjadi pekerja paksa, dan pembentukan kata, penyusunan kalimat,
ditelantarkan oleh orang tua atau teknik penulisan, maupun pengejaannya.
keluarganya. Tujuan Perda ini adalah Namun bahasa peraturan perundang-

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 81


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

undangan mempunyai corak tersendiri membuat rancangan peraturan daerah


yang bercirikan kejernihan atau kejelasan meliputi hal-hal sebagai berikut. (Agus
pengertian, kelugasan, kebakuan, Kunandar, 2017)
keserasian, dan ketaatan asas sesuai a. Apa masalah sosial yang ada di tengah
dengan kebutuhan hukum, baik dalam masyarakat;
perumusan maupun cara penulisannya. b. Siapa masyarakat yang perilakunya
Kemudian menurut penjelasan bermasalah seperti pemuda, kelompok
yang peneliti dapatkan dari salah satu pedagang, perkumpulan atau
anggota DPRD Kabupaten Bungo organisasi pemuda, dan lain
menjelaskan bahwa untuk merancang sebagainya.
sebuah perda, perancang pada dasarnya c. Siapa aparat pelaksana yang
harus menyiapkan diri secara baik dan perilakunya bermasalah;
mengusai hal-hal sebagai berikut. d. Analisa keuntungan dan kerugian atas
(Aripin, 2017) penerapan perda;
a. Analisa data tentang persoalan sosial e. Tindakan apa yang diperlukan untuk
yang akan diatur. mengatasi masalah sosial, sehingga
b. Kemampuan teknis perundang- dituangkan dalam peraturan daerah.
undangan Dengan adanya perumusan
c. Pengetahuan teoritis tentang masalah sosial tersebut, sebenarnya
pembentukan aturan perancang Perda dapat dengan mudah
d. Pengetahuan tentang hukum memahami isi atau batang tubuh perda
perundang-undangan baik secara yang akan dirancang. Namun karena
umum maupun khusus tentang perda. adanya keterbatasan dalam memahami
Perancang peraturan daerah yang legal drafting dalam proses membuat
ajukan oleh DPRD Kabupaten Bungo, rancangan peraturan daerah Kabupaten
dirancang oleh tenaga ahli fraksi. Karena Bungo berakibat pada lamanya dari
minimnya keahlian dalam merancang proses perancangan Perda hingga
peraturan daerah berakibat pada ketidak pengesahan atau pengudangan
mampuan perancang dalam dikarenakan akan banyak dilakukan
mendiskripsikan masalah sosial yang revisi atau perbaikan bahkan diperlukan
terjadi dikalangan masyarakat. penelitian ualang kembali terhadap
Khususnya bagi peraturan daerah yang masalah sosial yang menjadi objek dalam
saat ini sedang dirancang dan dibahas peraturan daerah yang akan
oleh DPRD Kabupaten Bungo bersama diberlakukan.
Bupati, banyak menuai kritikan dan 2. Pemahaman Teknik Menyusunan
perbaikan karena dinilai tidak sesuai Rancangan Peraturan Daerah yang
dengan masalah sosial. Masih Lemah
Berdasarkan penuturan dari Dalam mengimplementasikan
Kepala Bagian Hukum, menjelaskan legal drafting pada proses membuat
bahwa perumusan masalah sosial dalam rancangan peraturan daerah, bukanlah hal

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 82


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

yang mudah bagi tim penyusun perda. dengan kata “menimbang” namun
Apalagi mengingat bahasa-bahasa yang dicantumkan dengan kata “mengingat”.
dicantumkan pada pasal demi pasal Temuan tersebut membuktikan bahwa
merupakan bahasa yang memenuhi pemahaman dalam membuat Raperda
kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan belum difahami dengan baik oleh
benar, selain itu dalam penyusunan perancang peraturan daerah.
kalimat juga tidak boleh rancu. Bahasa Berdasarkan hasil wawancara
dalam Perauran Daerah merupakan dengan salah satu anggota DPRD
bahasa yang jelas dan tegas. Dalam Kabupaten Bungo yang menjelaskan
menyusun peraturan perundang- bahwa:“Peraturan daerah ini sebelumnya
undangan, penggunaan bahasa haruslah mengalami keterbalikan dalam
bahasa yang dapat dimengerti oleh menempatkan butir-butir konsiderans,
masyarakat umum (ordinary person), yaitu kata “mengingat dan menimbang”
tidak hanya oleh pembuatnya, sarjana seharusnya “menimbang” terlebih dahulu
hukum, atau praktisi hukum saja. baru kemudian “mengingat”, sehingga
Kemudian bagi perancang, hal diperlukan perbaikan kembali baru
yang wajib diketahui adalah teknik kemudian dapat dilakukan pembahasan
menyusun kerangkan peraturan daerah, dalam rapat paripurna bersama
agar peraturan daerah yang dihasilkan Bupati.”( Almahfuz, 2017)
sesuai dengan yang diharapkan dan cepat Berdasarkan temuan dan
di undangkan dalam lembaran daerah. didukung oleh hasil wawancara tersebut,
Namun berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa teknik
ditemukan bahwa adanya perancang dalam menyusun Rancangan Peraturan
peraturan perundang-undangan yang Daerah belum difahami betul oleh
belum memahami teknik menyusun perancang perda yaitu tenaga ahli fraksi.
kerangka peraturan perundang- Selain kesalahan dalam menempatkan
undangan, mulai dari judul, pembukaan, butir konsiderans juga ditemukan teknik
batang tubuh, penutup, dan penjelasan menyusun ketentuan umum yang tidak
serta lampiran (jika ada). Hal ini tentu berurutan, seperti berikut:
saja menyebabkan lamanya proses Ketentuan Umum
pembahasan rancangan peraturan daerah Pasal 1
yang sedang diajukan baik oleh DPRD 1. Daerah adalah Kabupaten Bungo.
maupun oleh Bupati. 2. Bupati adalah Bupati Bungo.
Berdasarkan hasil temuan terhadap 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
salah satu arsip Raperda tentang selanjutnya disingkat DPRD adalah
Pengelolaan Produk Unggulan Daerah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
yang telah diperbaiki dan sedang dalam Kabupaten Bungo.
pembahasan bahwa sebelumnya terjadi
4. Pemerintah Daerah adalah Bupati
kesalahan dalam penempatan butir
dan Perangkat Daerah sebagai unsur
konsiderans yang seharusnya diawali

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 83


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

penyelenggara Pemerintahan rancangan peraturan daerah sebagaimana


Daerah. mestinya, bahkan mengalami beberapa
Seharusnya Ketentuan Umum yang benar kali perbaikan sehingga menyebabkan
dan berurutan pada Peraturan Daerah lamanya proses pembahasan yang sering
dapat dilihat sebagai berikut: mengalami penundaan karena belum
1. Daerah adalah Kabupaten Bungo. siapnya materi yang akan dibahas pada
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan rapat paripurna dikarenakan adanya
Perangkat Daerah sebagai unsur tenaga ahli yang belum memahami secara
penyelenggara Pemerintahan betul teknik penyusunan rancangan
Daerah. peraturan daerah. dengan demikian, maka
3. Bupati adalah Bupati Bungo. perlu ditingkatkan pemahaman bagi tim
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah penyusun raperda agar tidak tercipta
selanjutnya disingkat DPRD adalah perda yang berkualitas baik dari
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah penyusunan tekniknya mapun
Kabupaten Bungo. penyusunan bahasanya.
Berdasarkan hasil wawancara
dengan salah satu tenaga ahli fraksi yang 3. Adanya Perda yang Tidak
merancang Peraturan Daerah, yang Dilengkapi dengan Naskah
menjelaskan bahwa: “Dalam Akademik
mengaplikasikan legal darafting pada Telah diuraikan sebelumnya
teknik penyusunan Raperda bukanlah hal bahwa Menurut Pasal 1 Angka 11
yang mudah, banyak hal yang harus kami Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
fahami baik teknik penyusunan mulai tentang Pembentukan Peraturan
dari julul yang terdiri dari: pembukaan Perundang-undangan menyebutkan
frase Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha bahwa “Naskah Akademik adalah naskah
Esa, Jabatan Pembentuk Peraturan hasil pengkajian hukum dan hasil
Daerah, butir konsiderans (menimbang, penelitian lainnya terhadap suatu masalah
mengingat, memutuskan, menetapkan), tertentu yang dapat
dasar hukum, dan diktum. Kemudian dipertanggungjawabkan secara ilmiah
batang tubuh/isi yang terdiri dari: mengenai pengaturan masalah tersebut
ketentuan umum, Materi Pokok yang dalam suatu Rancangan Undang-undang.
Diatur, Ketentuan Pidana (jika Kemudian didukung dengan teori
diperlukan), Ketentuan Peralihan (jika dari tim penulis dari Legal Drafting Legal
diperlukan), Ketentuan Penutup. Semua Governance Support Program bahwa
itu harus difahami dengan betul, tidak legal drafting merupakan konsep dasar
boleh ada satu kesalahan.”( Sodri tentang penyusunan peraturan
Hamzah, 2017) perundang-undangan yang berisi tentang
Dengan adanya temuan bahwa naskah akademik hasil kajian ilmiah
rancangan peraturan daerah yang tidak beserta naskah awal peraturan
sesuai dengan teknik penyusunan perundang-undangan yang diusulkan.

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 84


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

Merujuk pada teori tersebut jelas bahwa Peraturan daerah merupakan


dalam menyusun peraturan daerah harus peraturan tertulis yang dibentuk dan
ada keterangan atau isi naskah akademik. ditetapkan oleh Bupati untuk mengatur
Naskah akademik memiliki tingkah laku manusia yang mengikat
kedudukan tersendiri dalam undang- secara umum sebagaimana ketentuan
undang tersebut. Hal ini berimplikasi Pasal 1 angka 2 Undang-undang No. 12
pada wajib adanya Naskah Akademik Tahun 2011 tentang Pembentukan
dalam pembentukan Peraturan Daerah. Peraturan Perundang-undangan.
Namun dalam prakteknya naskah Peraturan Daerah tersebut dalam
akademik masih bukan suatu kewajiban perspektif yuridis normatif adalah
dalam penyusunan Peraturan Daerah menyangkut perencanaan, prosedur
Kabupaten Bungo. penyusunan, teknik penyusunan,
Berdasarkan hasil wawancara pembahasan dan pengesahan, hingga
dengan salah satu tim ahli yang proses pengundangan. Sedang dalam
mengatakan bahwa naskah akademik perspektif sosiologis empirik, yang
dalam penyusunan Peraturan Daerah dilakukan adalah proses abstraksi, yakni
Kabupaten Bungo belum merupakan mencari unsur-unsur yuridis dari gejala
suatu kewajiban, dikarenakan dalam sosial kemasyarakatan yang dituangkan
Peraturan Dearah yang telah disusun dalam rumusan hukum yang sifatnya
sudah disertai dengan penjelasan dan tertulis. Dalam proses abstraksi inilah
keterangan.” (Rahmat, 2017) penyusunan Naskah Akademik dari suatu
Hasil wawancara tersebut peraturan perundang-undangan menjadi
didukung dengan hasil pengamatan dan sangat penting.
hasil temuan peneliti terhadap hampir Sebab naskah akademik
semua Peraturan Daerah Kabupaten merupakan alasan-alasan, latar belakang,
Bungo yang telah disahkan dan atau fakta tentang hal-hal yang
diundangkan tidak dicantumkan naskah mendorong sesuatu masalah atau urusan
akademik. Naskah akademik pada pemerintah daerah yang dipandang
prisnipnya adalah naskah ilmiah yang penting dan mendesak untuk diatur dalam
disusun melalui serangkaian penelitian sebuah peraturan daerah.
dan pengkajian hukum. Berdasarkan hasil wawancara
Naskah Akademik tidak lain dengan salah satu anggota DPRD yang
adalah naskah petanggungjawaban menjelaskan bahwa:“Sebenarnya iya
akademik menyangkut alasan-alasan memang sangat penting dalam
teoritis mengapa suatu Peraturan Daerah penyusunan peraturan daerah itu
itu dibentuk. Di dalamnnya terdapat dicantumkah naskah akademik, dengan
gejala sosial kemasyarakatan yang akan demikian akan jelas latar belakang
dituangkan dan diatur dalam suatu masalah dan tujuan dibentuknya
naskah hukum tertulis dikemukakan peraturan daerah. Namun selama ini
secara akademis. perda yang tidak dicantumkan naskah

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 85


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

akademiknya tidak menjadi suatu teori semata, peraturan perundang-


permasalahan dan tidak menjadi alasan undangan merupakan dokumen hukum
untuk tidak disahkan perda yang memiliki konsekuensi sanksi bagi
tersebut. ”( Syaiful Acik Bilal, 2017) pihak yang diatur. Peraturan perundang-
Karena hasil penelitian dalam undangan juga merupakan dokumen
Naskah Akademik itulah yang menjadi politik yang mengandung kepentingan
data ataupun informasi yang dari berbagai pihak. Peraturan Daerah
melatarbelakangi apa urgensi para Kabupaten Bungo merupakan peraturan
pembentuk peraturan daerah perlu yang dikeluarkan oleh Pemerintah
membuatnya dan apakah peraturan Kabupaten Bungo merupakan peraturan
daerah tersebut memang diperlukan oleh tertulis yang dibentuk dan ditetapkan
masyarakat. Sebagai suatu kajian yang oleh Bupati untuk mengatur tingkah laku
bersifat akademik, tentu Naskah manusia yang mengikat secara umum
Akademik sesuai dengan prinsip-prinsp Oleh karena itu, suatu peraturan
pengetahuan yakni: rasional, kritis, daerah haruslah disusun dengan
objektif, dan impersonal. Sehingga berpedoman pada legal drafting. Karena
pertimbangan yang melatar belakanginya legal drafting merupakan petunjuk teknis
tentulah berisi ide-ide normatif yang penyusunan peraturan daerah, mulai dari
mengandung kebenaran ilmiah dan proses penelitian terhadap masalah sosial
diharapkan terbebas dari kepentingan- yang terjadi dimasyarakat, kemudian
kepentingan yang bersifat pribadi atau teknik penyusunan mulai dari
kelompok, kepentingan politik golongan, pembukaan, batang tubuh dan penutup.
kepentingan poltik kepartaian, dan Berdasarkan temuan penelitian
sebagainya. bahwa adanya masalah dalam
Dengan tidak dicantumkannya mengimplementasikan legal drafting
naskah akademik dalam Raperda dan pada proses penyusunan Rancangan
Perda Kabupaten Bungo, dapat Peraturan Daerah Kabupaten Bungo,
disimpulkan bahwa legal drafting dalam maka perlu diajukan upaya atau solusi
proses penyusunan peraturan daerak dari masalah yang sedang dihadapi
Kabupaten Bungo belum tersebut, yaitu:
diimplementasikan dengan baik. 1. Meningkatkan Sumber Daya
4.3 Upaya yang dilakukan oleh Manusia Melalui Pendidikan dan
sekretariat DPRD Kabupaten Bungo Pelatihan Keahlian Merancang
untuk mengatasi hambatan Peraturan Daerah
mengimplementasikan legal drafting Telah diuraikan bahwa bahasa
pada proses penyusunan peraturan dalam peraturan perundang-undangan
daerah mempunyai corak tersendiri yang
Peraturan perundang-undangan bercirikan kejernihan atau kejelasan
bukanlah opini atau artikel akademis pengertian, kelugasan, kebakuan,
yang dibuat berdasarkan pendapat atau keserasian, dan ketaatan asas sesuai

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 86


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

dengan kebutuhan hukum, baik dalam penjelasan dan lampiran (jika


perumusan maupun cara penulisannya. diperlukan).
Oleh karena itu diperlukan keahlian Selain itu, dalam menyusun
khusus bagi perancang peraturan daerah peraturan daerah, tim perancang
agar out put yang dihasilkan sesuai perancang dituntut juga untuk memahami
dengan yang diinginkan sehingga tidak dengan betul penggunaan tanda baca,
perlu mengalami banyak perbaikan pada seperti koma, titik, titik dua, titik koma
saat pembahasan dalam rapat paripurna. dan tanda baca lainnya. Berdasarkan
Berdasarkan temuan bahwa keterangan yang peneliti dapatkan dari
kurangnya kemampuan sumber daya salah satu tim ahli bahwa dalam
manusia dalam merancang peraturan pendidikan dan pelatihan untuk
daerah, maka peneliti menilai perlu meningkatkan keahlian dalam
diadakannya pendidikan dan pelatihan merancang suatu peraturan daerah,
bagi perancang Peraturan Daerah. Hal ini menurut Sukamto Sutoto ada beberapa
sependapat dengan dengan hasil pengetahuan dan keterampilan yang
wawancara dari ketua DPRD Kabupaten harus diketahui antara lain adalah
Bungo yang mengatakan bahwa: (Sukamto Sutoto, 2017)
Memang kami sudah menjadwalkan 1. Mengetahui teori peraturan daerah
bahwa adanya pendidikan dan pelatihan 2. Mengetahui proses pembuatan
khusus bagi tim ahli untuk merancang peraturan daerah (perencanaan,
peraturan daerah, setiap tahun tim ahli ini penyusunan, pembahasan,
diberi pendidikan dan pelatihan agar pengesahan, dan pengudangan)
dapat membantu tugas DPRD dengan 3. Mengetahui hal-hal khusus, yaitu
baik.”( Ria Mayang Sari, 2017) pendelegasian wewenang, penyidikan,
Dengan adanya pendidikan dan pencabutan, dan perubahan;
pelatihan keahlian dalam merancang 4. Mengetahui hal-hal umum yaitu
peraturan daerah, maka diharapkan suatu naskah akademik, penyebarluasan,
perda yang dihasilkan memang benar- dan penggunaan bahasa.
benar berkualitas mulai dari penyusunan Dari hasil wawancara tersebut
pembukaan yaitu frase Dengan Rahmat dapat diuraikan bahwa yang dimaksud
Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan tim dengan mengetahui teori peraturan
pembentuk peraturan daerah, menyusun daerah adalah memahami dasar-dasar
butir konsiderans, menyusun dasar penyusunan peraturan daerah yaitu asas-
hukum dan diktum. Kemudian menyusun asas pembentukan peraturan perundang-
kata-kata dalam batang tubuh atau isi undangan, jenis dan hierarki peraturan
peraturan daerah yang terdiri dari perundang-undangan, serta materi
ketentuan umum, materi pokok yang muatan peraturan perundang-undangan.
diatur, ketentuan pidana (jika ada), dan Seperti yang telah dijelaskan pada
ketentuan penutup yang terdiri dari kerangka teri bahwa Asas-asas
pembentukan peraturan perundang-

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 87


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

undangan meliputi kejelasan tujuan, pengkajian dan penyelarasan, dituangkan


kelembagaan, kesesuaian antara jenis, dalam naskah akademik. Sebagaima yang
hierarki, dan materi muatan, dapat disampaikan Hartati yaitu:“Sebelum
dilaksanakan efektivitas dan efisiensi membuat rancangan peraturan daerah,
kejelasan rumusan dan keterbukaan. terlebih dahulu dituntut untuk memahami
Sementara, hirarki peraturan gejala dan masalah sosial yang terjadi
perundang-undangan dari yang tertinggi dikalangan masyarakat dengan cara
sampai terendah adalah UUD Tahun melalui penelitian. Kemudian hasil kajian
1945, TAP MPR, Undang-Undang penelitian inilah yang kemudian
/Peraturan Pemerintah Pengganti dijadikan naskah akademik, yaitu latar
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, belakang disusunnya sebuah peraturan
Peraturan Presiden, Peraturan Daerah daerah.”( Hartati, 2017)
Provinsi, dan Peraturan Daerah Selanjutnya perancang peraturan
Kabupaten/Kota. Mengetahui hierarki ini daerah perlu mendapatkan materi teknik
sangat penting bagi perancang peraturan penyusunan peraturan daerah, yakni
daerah, ini berfungsi untuk pengetahuan mengenai tata cara
menghindarkan peraturan daerah yang pembuatan judul, pembukaan, batang
disusun bertentangan dengan peraturan tubuh, penutup, penjelasan, dan
perundang-undangan yang lebih tinggi lampiran. Kemudian pengetahuan
tingkatannya.”( Hartati, 2017) tentang pembahasan, bahwa pembahasan
Materi yang dimuat dalam peraturan daerah merupakan
peraturan perundang-undangan harus pembicaraan mengenai substansi
sesuai dengan jenis, fungsi, dan hierarki peraturan daerah diantara pihak terkait
peraturan perundang-undangan. Setiap yaitu DPRD dan Bupati yang dibahas
jenis peraturan perundang-undangan dalam rapat paripurna.
dalam hierarki tersebut di atas memiliki Untuk menyusun peraturan
muatan masing-masing sesuai dengan perundang-undangan yang baik, selain
porsinya. hal-hal tersebut di atas perlu juga
Kemudian, pendidikan dan diketahui hal-hal khusus, seperti tata cara
pelatihan selanjutnya dalam perancang pendelegasian wewenang, pengaturan
peraturan daerah adalah materi penyidikan, pencabutan, dan perubahan
mengetahui proses pembuatan peraturan peraturan perundang-undangan.
daerah, yaitu perencanaan. Perencanaan Berdasarkan penjelasan yang
merupakan tahap awal dalam menyusun peneliti dapatkan dari Kepala Bagian
peraturan perundang-undangan. Dalam Hukum bahwa:“ Dalam pendelegasian
perencanaan diinventarisasi masalah kewenangan harus menyebut dengan
yang ingin diselesaikan beserta latar tegas ruang lingkup materi muatan yang
belakang dan tujuan penyusunan diatur dan jenis peraturan perundang-
peraturan perundang-undangan. Masalah undangan yang didelegasikan. Peraturan
yang ingin diselesaikan setelah melalui perundang-undangan yang lebih tinggi

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 88


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

dapat mendelegasikan kewenangan yang baru harus secara tegas diatur


mengatur lebih lanjut pada peraturan mengenai pencabutan sebagian atau
perundang-undangan yang lebih rendah. seluruh peraturan perundang-undangan
Undang-undang dapat mendelegasikan yang lama.( Ulva Novriza, 2017)
kewenangan pengaturan pada peraturan Pengetahuan mengenai
pemerintah. Peraturan pemerintah dapat perubahan peraturan daerah dijelaskan
mendelegasikan pada peraturan presiden oleh Ketua DPRD yang mengatakan
dan seterusnya. Pendelegasian bahwa:“Perubahan pada peraturan daerah
kewenangan juga dapat dilakukan dari dapat dilakukan dengan cara menyisip
suatu undang-undang kepada undang- atau menambah materi ke dalam
undang yang lain, dari suatu peraturan peraturan perundang-undangan atau
daerah kepada peraturan daerah yang menghapus atau mengganti sebagian
lain.”( Agus Kusnandar, 2017) materi peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya pengetahuan Perubahan peraturan perundang-
mengenai bagaimana membuat ketentuan undangan dapat dilakukan terhadap
penyidikan diperlukan ketika akan seluruh atau sebagian buku, bab, bagian,
menyusun undang-undang dan peraturan paragraf, pasal, dan/atau ayat, kata, frasa,
daerah yang mengatur mengenai sanksi istilah, kalimat, angka, dan/atau tanda
pidana. Ketentuan penyidikan memuat baca.” (Ria Mayang Sari, 2017)
pemberian kewenangan kepada Penyidik Mengetahui hal-hal umum dalam
PNS kementerian, Lembaga Pemerintah penyusunan peraturan daerah merupakan
Non-Kementerian, atau instansi tertentu materi yang tidak kalah penting dari
untuk menyidik pelanggaran terhadap materi-materi yang telah diuraikan
ketentuan undang-undang dan peraturan sebelumnya. Dalam hal-hal umum
daerah. pengetahuan yang harus difahami oleh
Kemudian, mengenai pencabutan perancang peraturan daerah adalah
peraturan daerah seperti yang dijelaskan naskah akademik, peyebarluasan dan
Ketua DPRD Kabupaten Bungo penggunan bahasa.
berikut:“Apabila ada peraturan daerah Seperti yang telah diuraikan
lama yang tidak diperlukan lagi atau sebelumnya bahwa naskah akademik
sudah tidak sesuai dengan perkembangan merupakan naskah hasil penelitian atau
keadaan dan perlu diganti dengan pengkajian terhadap suatu masalah
peraturan daerah yang baru, maka tertentu yang dapat
peraturan daerah yang baru harus secara dipertanggungjawabkan secara ilmiah
tegas mencabut peraturan daerah yang mengenai pengaturan masalah tersebut
tidak diperlukan itu. Jika materi dalam dalam suatu rancangan peraturan daerah
peraturan daerah yang baru menyebabkan sebagai solusi terhadap permasalahan dan
perlu penggantian sebagian atau seluruh kebutuhan hukum masyarakat.
materi dalam peraturan daerah yang Sementara penyebarluasan
lama, maka di dalam peraturan daerah dilakukan untuk memberikan informasi

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 89


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

dan/atau memperoleh masukan kesalahan dalam teknik mencantumkan


masyarakat. Setelah peraturan daerah butir konsiderans.
ditetapkan, biasanya disebarluaskan baik Oleh karena itu tepatlah
dengan fotokopi salinan peraturan pendidikan dan pelatihan khusus
perundang-undangan instansi terkait mengenai penyusunan Raperda diberikan
maupun melalui website ke masyarakat. kepada tim penyusun rancangan
Terakhir pengetahuan tentang peraturan daerah yang kemudian
menggunakan bahasa bahwa dalam diharapkan dapat meningkatkan
menyusun peraturan daerah, penggunaan kemampuan teknik menyusun peraturan
bahasa amatlah penting. Apabila bahasa daerah. Seperti yang telah dipaparkan
yang digunakan dalam peraturan daerah sebelumnya bahwa teknik menyusun
dapat dimengerti oleh masyarakat, maka peraturan daerah meliputi pengetahuan
dapat diharapkan peraturan daerah akan mengenai tata cara pembuatan judul,
dapat dilaksanakan. Namun sebaliknya, pembukaan, batang tubuh, penutup,
apabila bahasa tidak dapat dimengerti penjelasan, dan lampiran.
maka akan sulit mengharapkan tujuan Berdasarkan hasil wawancara
dari peraturan daerah akan tercapai. dengan salah satu tim ahli yang
menjelaskan bahwa:“Secara teori
2. Meningkatkan Kemampuan Teknik merancang peraturan daerah itu telihat
Menyusunan Rancangan Peraturan mudah, namun dalam prakteknya tidak
Daerah semudah yang kita lihat dalam teori.
Telah diuraikan sebelumnya Apalagi menyusun pasal demi pasal
minimnya kemampuan sumber daya dalam batang butuh yang meliputi
manusia yang ahli dalam bidang ketentuan umum yang harus disusun
merancang peraturan daerah pada secara berurutan, terkadang kita timbul
sekretariat DPRD Kabupaten Bungo kehilafan dalam mencantumkan
berimbas pada tidak berkualitasnya ketentuan umum tersebut, misalnya perda
Raperda yang dihasilkan, dan berimbas tentang Retribusi, maka ketentuan
pada lamanya proses pengesahan suatu umumnya terdiri dari Daerah, Pemerintah
peraturan daerah dikarenakan harus Daerah, Bupati, DPRD, Dinas Daerah
melewati berulang kali perbaikan baik dan seterusnya.”( Zulfanety, 2017)
pada sebagian maupun keseluruhan Kesulitan yang dihadapi dalam
rancangan peraturan daerah. Minimnya merancang peraturan daerah tersebut
sumber daya manusia yang ahli dalam dapat diatasi dengan banyak berlatih dan
menyusun rancangan peraturan daerah terus berusaha agar menghasilkan
berimbas pada kurangnya pengetahuan peraturan yang benar-benar dapat
teknik menyusun rancangan peraturan dipertanggungjawabkan dan dapat
daerah, dan kurang berkualitasnya teknik dipatuhi oleh kelompok yang menjadi
penyusunan perda yang dihasilkan. sasaran dari diberlakukannya suatu
Apalagi ditemukan bahwa adanya peraturan daerah.

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 90


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

Menurut keterangan yang peneliti Meskipun pendidikan tim ahli


dapatkan, tingkatan tersulit dalam rata-rata adalah pasca sarjana, namun
menyusun peraturan daerah terdapat pada pembelajaran S2 tentunya tidak terfokus
materi pokok. Karena pasal demi pasal pada pembentukan perundang-undangan
pada materi pokok inilah yang menjadi saja karena yang dipelajari adalah hukum
sorotan dan menuai banyak interupsi saat pada umumnya dan pembentukan
pembasahan pada rapat paripurna. Dalam peraturan perundang-undangan hanya
materi pokok diatur hal-hal yang merupakan salah satu mata kuliah yang
menyangkut suatu permasalahan. diajarkan 2 sampai dengan 4 sks.
Oleh karena itu, dalam menyusun Sementara itu pendidikan kediklatan
materi pokok ini perancang peraturan yang khusus di bidang pembentukan
daerah benar-benar harus meningkatkan peraturan perundang-undangan
kemampuan, konsenterasi dalam waktunya cukup singkat berkisar 3 hari.
menyusun kata demi kata, karena satu Oleh karena itu perancang
kesalahan dalam menyusun sebuah peraturan daerah hendaknya mendesak
kalimat bisa ditafsirkan secara berbeda diperlukan sebuah pendidikan
yang menimbulkan banyak pendapat profesional yang berorientasi pada
pada saat pembahasan. peningkatan kemampuan pembentukan
Kemampuan mengimplementasikan peraturan daerah. Pendidikan tersebut
legal drafting dalam menyusun sebuah khusus bagi orang yang berkecimpung
peraturan daerah diharapkan akan dalam proses pembentukan peraturan
mampu menciptakan produk hukum yang perundang-undangan yakni anggota
sesuai dengan aspirasi masyarakat, DPRD bersama tim ahli dan tenaga ahli
kepentingan pemerintahan ke depan dan fraksi.
terwujudnya sistem hukum yang baik dan Berdasarkan hasil wawancara
pada akhirnya mampu menciptakan dengan salah satu tim ahli yang
keadilan, kemanfaatan dan kepastian mengatakan bahwa:“Iya memang di akui
hukum. bahwa pengetahuan yang kami dapatkan
Tanpa pengetahuan tentang dalam membuat suatu peraturan daerah
kemampuan teknik menyusun peraturan masih sangat minim, walaupun
daerah yang cukup, pembentuk peraturan pendidikan sudah S2. Oleh karena itu
daerah dikhawatirkan akan mengalami kami memang memerlukan pendidikan
banyak kesulitan dan hambatan untuk professional khusus membahas tentang
merancang peraturan yang sesuai dengan teknik penyusunan peraturan
asas-asas hukum dan kaidah daerah.”( Taufik Yahya, 2017)
pembentukan peraturan perundang- Urgensi pendidikan profesional
undangan. Produk hukum yang tersebut adalah sebagai wahana untuk
dihasilkanpun akan kurang melindungi memahami paradigma pembentukan
hak-hak masyarakat tetapi malah represif peraturan daerah yang responsif, llmu
dan menghisap hak-hak rakyat. perundang-undangan, dasar-dasar

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 91


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

konstitusional, jenis, fungsi dan materi sewaktu menuangkan suatu masalah ke


muatan, serta teknik pembentukan dalam peraturan perundang-undangan.
peraturan daerah. Diharapkan, setelah Dasar filosofis sangat penting untuk
peserta menempuh pendidikan menghindari pertentangan peraturan
profesional tersebut maka terampil perundang-undangan yang disusun
menyusun dan mampu menganalisis dengan nilai-nilai yang hakiki dan luhur
rancangan peraturan perundang- ditengah-tengah masyarakat, misalnya
undangan serta semakin memahami teori nilai etika, adat, agama dan lainnya.
perundang-undangan dari sisi teknik Naskah Akademik disusun
penyusunan peraturan perundang- dengan mengkaji realitas masyarakat
undangan. yang meliputi kebutuhan hukum
Selain itu, untuk meningkatkan masyarakat, aspek sosial ekonomi dan
kemampuan dalam menyusun peraturan nilai-nilai yang hidup dan berkembang
daerah, maka perancang hendaklah (rasa keadilan masyarakat). Tujuan
memperbanyak praktek dan belajar di kajian sosiologis ini adalah untuk
luar pelatihan-pelatihan khusus yang menghindari tercerabutnya peraturan
diselenggarakan oleh pemerintah daerah. daerah yang dibuat dari akar-akar
sosialnya di masyarakat.
3. Mencantumkan Naskah Akademik Dengan demikian Naskah
Naskah Akademik merupakan Akademik memegang peranan yang
prasyarat untuk menyusun rancangan sangat penting dalam pembentukan
peraturan daerah. Seperti yang peneliti peraturan daerah karena di dalamnya
uraikan sebelumnya bahwa Naskah terdapat kajian yang mendalam mengenai
Akademik adalah naskah yang dapat substansi masalah yang akan diatur.
dipertanggungjawabkan secara ilmiah Oleh karena itu, dalam
mengenai konsepsi yang berisi latar merancang peraturan daerah selanjutnya
belakang, tujuan penyusunan, sasaran maka diharapkan kepada tim penyusun
yang ingin diwujudkan dan lingkup, peraturan daerah agar memasukkan
jangkauan, objek, atau arah pengaturan naskah akademik. Selain itu, juga
rancangan peraturan daerah. diharapkan kepada seluruh anggota
Dengan demikian, Naskah DPRD Kabupaten Bungo agar
Akademik merupakan konsepsi partisipasif dalam mengkritisi peraturan
pengaturan suatu masalah yang dikaji daerah yang tidak mempunyai naskah
secara teoritis dan sosiologis. Secara akademik, meyarankan bahwa naskah
teoritik dikaji dasar filosofis, dasar akademik adalah suatu kewajiban amanat
yuridis dan dasar politis suatu masalah dari peraturan perundang-undangan
yang akan diatur sehingga mempunyai seperti yang telah dibahas sebelumnya.
landasan pengaturan yang kuat. Dasar Hal ini sesuai dengan hasil
filosofis merupakan landasan filsafat atau wawancara dengan salah satu tim ahli
pandangan yang menjadi dasar cita-cita yang menjelaskan bahwa:

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 92


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

“Pentingnya Naskah Akademik ini Oleh karena itu Sekretaris DPRD


dilatarbelakangi oleh dua alasan, yaitu Kabupaten Bungo berpendapat
alasan substantif dan alasan teknis. bahwa:“Kedepannya kita akan usahakan
Alasan substantif dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kepada tim ahli agar
memperoleh rancangan peraturan daerah memasukkan naskah akademik ke dalam
baik, aplikatif, dan futuristik. Sedangkan rancangan peraturan daerah yang
alasan teknisnya dimaksudkan untuk diajukan oleh DPRD dan
membatasi daftar prioritas yang terlalu mengkoordinasikan dengan Bupati untuk
banyak namun tidak didukung dengan Rancangan Peraturan Daerah yang di
dokumen yang memadai.”( Rahmat, ajukan oleh Pemda, agar tujuan
2017) terciptanya tertib hukum yang sesuai
Dari hasil wawancara tersebut, dengan permasalahan sosial dan tujuan
membuktikan bahwa pada dasarnya tim dibentuknya perturan daerah tersebut
ahli DPRD Kabupaten Bungo sebagai jelas dasar pembentukkannya.”1
perancang peraturan daerah, sangat Selain itu, dalam konteks otonomi
memahami bahwa naskah akademik daerah, amandemen UUD 1945 juga
sangat penting dimasukkan dalam memberikan peluang yuridis bagi daerah
rancangan peraturan daerah, namun untuk menetapkan peraturan daerah dan
karena dalam rancangan peraturan daerah peraturan-peraturan lain untuk
keberadaan naskah akademik belum melaksanakan otonomi dan tugas
merupakan suatu kewajiban, entah itu pembantuan. Undang-Undang Nomor 23
dikarenakan lemahnya pemahaman dari Tahun 2014 tentang Pemerintahan
DPRD atau dikarenakan selama ini tidak Daerah daerah juga menentukan
dipermasalahkan. keleluasaan yang besar bagi daerah untuk
Besar harapan agar kedepannya mengatur rumah tangganya sendiri.
setiap peraturan daerah yang diajukan Kewenangan yang luas tersebut tentunya
sudah dicantumkan naskah akademik, harus dipahami untuk menuju
selain berisi tentang tujuan penyusunan, kesejahteraan dan keadilan sosial
sasaran yang ingin diwujudkan, juga bersama sehingga produk perundang-
berfungsi untuk mengurangi perdebatan undangan daerah yang dihasilkan adalah
dan pembahasan dalam pembahasan produk perundang-undangan yang
raperda pada rapar paripurna dapat. berorientasi pada kepentingan
Pembahasan akan menjadi lebih efisien masyarakat.
karena seringkali perdebatan terhadap Disinilah dibutuhkan kearifan
masalah yang ada dalam pembahasan bersama antara Pemerintah Daerah,
Raperda sesungguhnya telah dijawab DPRD dan masyarakat dalam membuat
dalam Naskah Akademik. peraturan perundang-undangan di daerah

1
Hasil Wawancara dengan Ibu Ulva
Novriza Sekretaris DPRD Kabupaten Bungo,
Tanggal 23 April 2017.

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 93


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

dengan menyusun naskah akademik Meningkatkan kemampuan teknik


sebelum merancang peraturan daerah. menyusunan Rancangan Peraturan
Hambatan yuridis dengan tidak adanya Daerah. (3). Mencamtumkan Naskah
dasar hukum yang mengharuskan Akademik.
pembuatan Naskah Akademik dalam
penyusunan rancangan peraturan daerah, 5.2 Saran-saran
bukanlah dasar penghalang untuk 1. DPRD Kabupaten Bungo sebaiknya
dibuatnya Naskah Akademik tersebut. mengutuskan tim lain untuk
merancang peraturan daerah,
V. Penutup mengingat tim ahli yang ditunjuk
5.1 Kesimpulan merupakan orang-orang yang
1. Implementasi legal drafting dalam mempunyai kesibukan luar biasa,
proses penyusunan peraturan daerah seperti dosen, PNS, dan lain
Kabupaten/Kota di Sekretariat DPRD sebagainya sehingga tidak terfokus
Kabupaten Bungo yaitu: (1). dalam merancang peraturan daerah.
Perencanaan Peraturan Daerah (2). 2. DPRD Kabupaten Bungo mengadakan
Penyusunan Rancangan Peraturan pendidikan dan pelatihan legal
Daerah (3). Pengesahan dan drafting bagi perancang Peraturan
Penetapan (4). Pengudangan. Daerah. Dengan adanya pendidikan
2. Hambatan yang dihadapi oleh dan pelatihan yang diadakan
sekretariat DPRD Kabupaten Bungo diharapkan dapat meningkatkan
dalam mengimplementasikan legal kemampuan SDM dalam membentuk
drafting pada proses penyusunan peraturan daerah sehingga dapat
peraturan daerah Kabupaten/Kota menghasilkan produk hukum daerah
yaitu: (1). Keterbatasan sumber daya yang tidak bertentangan dengan
manusia yang mempunyai keahlian peraturan perundang-undangan yang
dalam perancangan peraturan daerah lebih tinggi dan kepentingan
(2). Pemahaman teknik menyusunan masyarakat.
Rancangan Peraturan Daerah yang 3. DPRD Kabupaten Bungo harus
masih lemah (3). Perda tidak memerintahkan kepada tim penyusun
dilengkapi dengan Naskah Akademik. rancangan peraturan daerah agar
3. Upaya yang dilakukan oleh sekretariat mencantumkan naskah akademik.
DPRD Kabupaten Bungo untuk
mengatasi hambatan Daftar Pustaka
mengimplementasikan legal drafting Buku-Buku
pada proses penyusunan peraturan Abdul Wahab Solichin, Pengantar
Analisis Kebijakan Publik,
daerah yaitu: (1) Meningkatkan Malang, Universitas
sumber daya manusia melalui Muhammadiyah Malang Press,
pendidikan dan pelatihan keahlian 2008.
marancang Peraturan Daerah (2).

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 94


IMPLEMENTASI LEGAL DRAFTING DALAM PROSES ISSN : 1693-0819
PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH E-ISSN : 2549-5275
KABUPATEN/KOTA (Studi pada Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bungo)

Author, Legal Governance Support Sugiyono, Metode Penelitian


Program (LGSP) Legal Drafting Administrasi, Alfabeta Bandung,
Penyusunan Peraturan Daerah 2012.
Buku Pegangan Untuk DPRD Suharmi Arikunto, Prosedur Penelitian
(Seri Penguatan Legislatif), Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta,
Jakarta, 2007. Rineka Cipta, 1998.
Bagir Manan, Hubungan Antara Pusat Taliziduhu Ndraha, Kybernology Ilmu
dan Derah Menurut UU 1945, Pemerintahan Baru, Jilid Dua, Jakarta,
Jakarta, Pustakan Sinar Harapan, Rineka Cipta, 2003.
1994.
---------------, Menyongsong Fajar Peraturan Perundangan
Otonomi Daerah, Yogyakarta, Undang-Undang Dasar Republik
Pusat Studi Hukum FH-UII Press, Indonesia Tahun 1945.
2002. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
Djama’an Satori dan Aan Komariah, tentang Pembentukan Peraturan
Metodologi Penelitian Kualitatif, Perundang-Undangan.
Alfabeta, Bandung, 2013.
Hestu Cipto Handoyo, Prinsip-Prinsip Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Legal Drafting, Jakarta, Danendra, tentang Pemerintah Daerah.
2011. Tap MPRS NO. XX/MPRS/1996 tentang
I Gde Pantja Astawa dan Suprin Na’a, Memorandum DPR-GR mengenai
Dinamika Hukum dan Ilmu sumber tertib hukum Republik
Perundang-Undangan di Indonesia dan tata urutan
Indonesia, Bandung, Alumni, perundang-undangan Republik
2008. Indonesia.
----------------------------, Kajian Atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun
Peraturan Daerah Daalm 2010 tentang Pedoman
Perspektif Hukum Pemerintahan Penyusunan Peraturan Dewan
Daerah dan Hukum Perundang- Perwakilan Rakyat Daerah
undangan, Bandung, Alumni, tentang Tata Tertib Dewan
2002. Perwakilan Rakyat Daerah.
Inu Kencana Syafi’ie, Kepemimpinan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat
Pemerintahan Indonesia, Nomor 1 Tahun 2015 tentang
Bandung, Refika Aditama, 2009. Tata Tertib Dewan Perwakilan
Jazim Hamidi, Optik Hukum Peraturan Rakyat Daerah Kabupaten
Daerah Bermasalah Menggagas Bungo.
Peraturan Daerah yang Responsif Peraturan Kabupaten Bungo No 54
dan Berkesinambungan, Jakarta, Tahun 2016 tentang Susunan
Prestasi Pustaka, 2011. Organisasi Tugas dan Fungsi,
Kansil, Sistim Pemerintahan Indonesia, Serta Bagan Struktur Sekretariat
Jakarta, Bumi Aksara, 2008. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Kabupaten Bungo.
Deskriptif Kualitatif, GP Press Keputusan Bupati Bungo No 8 Tahun
Group. Jakarta, 2013. 2014 tentang Penjabaran Tugas
dan Fungsi Sekretariat Daerah
dan Sekretariat DPRD.

Jurnal Serambi Hukum Vol. 11 No. 01 Februari - Juli 2017 95

Anda mungkin juga menyukai