PETUNJUK TEKNIS
FASILITASI PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH (PROPEMPERDA)
BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
NOMOR: PHN.2-HN.02.02-03
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2022 menyebutkan bahwa Program Legislasi Daerah yang selanjutnya
disebut Prolegda adalah instrumen perencanaan program pembentukan Peraturan Daerah
yang disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis. Dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, istilah Prolegda dikenal dengan nama Program
Pembentukan Peraturan Daerah (Propemperda).
Perencanaan pembentukan Peraturan Daerah ini berperan untuk mewujudkan
pembangunan hukum di daerah agar berjalan selaras dengan sistem hukum nasional, rencana
pembangunan daerah, otonomi daerah dan tugas pembantuan yang diemban oleh
Pemerintah Daerah serta memenuhi kebutuhan hukum masyarakat. Untuk melaksanakan
kedua UU tersebut, BPHN menyusun instrumen perencanaan program pembentukan
Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang dimaksudkan untuk
memberikan pedoman bagi mekanisme pelaksanaan perencanaan agar dilakukan secara
koordinatif dan didukung dengan cara atau metode yang yang terukur, terstandar, dan
memenuhi asas pembentukan PUU serta mengikat semua lembaga yang berwenang
membuat Peraturan Daerah.
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 juga mengatur mengenai tata cara penyusunan Propemperda.
Pasal 35 ayat (1) dan ayat (2) mengatur bahwa penyusunan Propemperda di lingkungan
Pemerintah Provinsi dikoordinasikan oleh biro hukum dan dapat mengikutsertakan instansi
vertikal terkait. Instansi vertikal terkait yang dimaksud adalah instansi vertikal dari
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dan/atau
instansi vertikal terkait sesuai dengan kewenangan, materi muatan atau kebutuhan. Kantor
Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam menjalankan peran selaku instansi
vertilal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di Daerah antara lain dapat memberikan
fasilitasi, asistensi, bimbingan, dan konsultasi dalam Pembentukan Perda.
Mendasarkan pada kebutuhan menjawab persoalan dalam perencanaan pembentukan
Perda dan memandu Kanwil dalam pelaksanaan fasilitasi penyusunan Propemperda maka
Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) perlu membuat Petunjuk Teknis sebagai acuan
dalam memberikan fasilitasi Program Pembentukan Peraturan Daerah.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud:
sebagai pedoman bagi Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam
pelaksanaan fasilitasi penyusunan Propemperda kepada Pemerintah Daerah Provinsi,
Kabupaten/Kota dan DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota, serta pihak-pihak lain yang terkait
dengan pembentukan peraturan perundang-undangan di Daerah
Tujuan:
Terlaksananya penyusunan Program Pembentukan Peraturan Daerah yang terencana,
terpadu, dan sistematis untuk menghasilkan perencanaan Peraturan Daerah yang sesuai
dengan sistem hukum nasional, selaras dengan pembangunan prioritas daerah serta
memenuhi kebutuhan hukum masyarakat.
C. Ruang Lingkup
a. Persiapan Kegiatan.
b. Pelaksanaan Fasilitasi.
1. Inventarisasi Program Pembentukan Peraturan Daerah.
2. Monitoring dan Evaluasi Program Pembentukan Peraturan Daerah.
3. Rekomendasi Analisis Ranperda Prioritas.
c. Pelaporan Kegiatan.
BAB II
TEKNIS PELAKSANAAN FASILITASI
PROGRAM PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH (PROPEMPERDA)
A. Tahap Persiapan
Persiapan kegiatan Fasilitasi Propemperda dilakukan dengan:
1. Penyusunan Term of Reference (ToR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang
disesuaikan dengan pagu indikatif anggaran Kantor Wilayah Kemenkumham.
2. Pembentukan SK Tim Fasilitasi Program Pembentukan Peraturan Daerah.
- Kanwil Kemenkumham menentukan 3 (tiga) Daerah dalam 1 (satu) Provinsi yang
akan dilibatkan dalam Tim Fasilitasi Program Pembentukan Peraturan Daerah.
- Tim Fasilitasi Program Pembentukan Peraturan Daerah, terdiri atas:
a) Kepala Kantor Wilayah sebagai Penanggung Jawab;
b) Kepala Divisi Pelayanan Hukum sebagai Ketua;
c) Kepala Bidang Hukum Divisi Pelayanan Hukum sebagai Sekretaris;
d) Perwakilan dari 3 Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, dengan rincian:
- 3 orang dari perwakilan Biro/Bagian Hukum Pemerintah Provinsi atau
Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai anggota;
- 3 orang dari perwakilan Sekretariat Dewan DPRD Provinsi atau DPRD
Kabupaten/Kota sebagai anggota;
e) Kepala Subbid Fasilitasi Pembentukan Produk Hukum Daerah sebagai anggota;
f) Pejabat Fungsional Analis Hukum pada Kantor Wilayah Kemenkumham sebagai
anggota;
g) Pejabat Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan Kantor Wilayah
Kemenkumham sebagai anggota.
Catatan:
- Pelibatan Pemerintah Daerah dalam Tim untuk meningkatkan efektivitas koordinasi
antara Pemerintah Daerah dan Kanwil Kemenkumham dalam fasilitasi
Propemperda.
- Anggota tim yang berasal dari Pemerintahan Daerah merupakan perwakilan dari 3
(tiga) Daerah yang berbeda (contoh: Kab/kota A, Kab/kota B, dan Kab/kota C) ,
dengan masing-masing Daerah memiliki anggota dari Biro/Bagian Hukum dan
anggota dari Sekretariat Dewan sehingga total berjumlah 6 anggota. (Kecuali DKI,
yang hanya memiliki satu DPRD)
- Setiap tahun, Kanwil Kemenkumham melibatkan Instansi Daerah yang berbeda dari
SK Tim tahun sebelumnya. Dengan demikian, dalam jangka waktu beberapa tahun
seluruh Kabupaten/Kota harus telah terlibat dalam Tim Fasilitasi Propemperda.
- Anggota Tim yang berasal dari luar instansi Kemenkumham diberikan honor
anggota tim selama 8 (delapan) bulan sejak bulan Maret – Oktober.
3. Pembentukan Tim Fasilitasi Propemperda bertujuan untuk:
a. Mendapatkan Inventarisasi Propemperda dari 3 (tiga) Pemerintah Daerah yang
tergabung dalam Tim, berupa daftar Judul Rancangan Perda yang telah ditetapkan
dalam Propemperda;
b. Mendapatkan perkembangan penyusunan masing-masing judul Ranperda yang
telah masuk dalam Propemperda selama 1 (satu) tahun berjalan;
c. Melakukan analisis evaluasi realisasi/capaian pelaksanaan Propemperda pada tahun
berjalan, termasuk kendala/permasalahan dalam penyusunan Ranperda;
d. Memberikan rekomendasi analisis Ranperda yang harus diprioritaskan dalam
Propemperda tahun berikutnya.
B. Tahap Pelaksanaan
1. Mekanisme Rapat Tim
Pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Program Pembentukan Peraturan Daerah dilakukan
dalam Tim berupa Rapat Koordinasi dengan melibatkan seluruh anggota Tim yang
dilaksanakan secara luring dan/atau daring.
Kegiatan koordinasi Tim dapat didukung dengan Perjalanan Dinas Anggota Tim yang
dilakukan secara efisien serta dapat mengundang narasumber dari akademisi, praktisi,
LSM, tokoh masyarakat dalam hal untuk mendapatkan analisis ranperda prioritas
dan/atau kebutuhan ranperda dalam Propemperda yang sesuai dengan pembangunan
prioritas daerah dan kebutuhan hukum masyarakat.
Rapat Tim Fasilitasi Program Pembentukan Peraturan Daerah dilakukan paling sedikit
sebanyak 3 (tiga) kali dalam setahun, dengan target agenda tiap rapatnya yaitu:
a) Agenda 1 (Inventarisasi Propemperda)
- Rapat dilakukan pada bulan Maret – April
- Diagendakan untuk penyampaian tujuan kegiatan dan brainstorming
pelaksanaan kegiatan Propemperda yang telah dilakukan oleh 3 (tiga)
Pemerintahan Daerah yang tergabung dalam Tim Propemperda.
- Mendapatkan Inventarisasi Propemperda berupa daftar Judul Rancangan
Perda yang telah ditetapkan dalam Propemperda.
- Pembahasan Agenda koordinasi lainnya yang diperlukan.
2. Waktu Pelaksanaan
No KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN
1 Tahap Persiapan
➢ Perencanaan Kegiatan Januari
➢ Pembentukan Tim Februari
2 Tahap Pelaksanaan
➢ Rapat Tim dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga)
kali dalam satu tahun sesuai dengan target
Maret-Oktober
agenda yang telah ditetapkan
(lihat mekanisme rapat tim)
3 Tahap Pelaporan
➢ Penyusunan Laporan Fasilitasi Propemperda November
3. Biaya Kegiatan
Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan Fasilitasi Propemperda berasal dari
anggaran DIPA BPHN pada Kantor Wilayah Kemenkumham.
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan Kegiatan
C. Ruang Lingkup
D. Dasar Hukum
Catatan:
Data Program Pembentukan Peraturan Daerah yang dicantumkan dalam laporan adalah
data dari 3 (tiga) Pemerintahan Daerah yang tergabung dalam Tim Fasilitasi Propemperda.
KEPALA PUSAT
PERENCANAAN HUKUM NASIONAL,