Anda di halaman 1dari 8

el KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I.

BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL


Jalan Mayjend. Sutoyo No.10, Cililitan - Jakarta 13640
Telp. (021) 8091908 – Faksimili (021) 8011754 Website. www.bphn.go.id

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TINGKAT PUSAT


DAN DAERAH
BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL
NOMOR PHN-HN.01.03-08

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan evaluasi peraturan perundang-undangan dengan
menggunakan Pedoman Evaluasi Hukum Nomor (…………...) Tahun 2019, maka perlu
penjabaran lebih lanjut guna menjelaskan dan memudahkan pelaksanaannya oleh para
pegawai yang memiliki tugas dan fungsi pada bidang hukum yang bertindak sebagai
ketua atau anggota kelompok kerja (Pokja) evaluasi hukum, serta pihak lain yang terkait
dengan kegiatan analisis dan evaluasi hukum pada tingkat pusat dan daerah. Selama
belum diadakannya perubahan dari Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 29
Tahun 2015 maka kegiatan analisis dan evaluasi hukum sebagaimana dimaksud dalam
Petunjuk Teknis ini dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan pemantauan dan
peninjauan sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 15
Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Berdasarkan hal-hal tersebut maka
Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) perlu menyusun Petunjuk Teknis Analisis dan
Evaluasi Hukum.

B. Maksud dan Tujuan


Petunjuk teknis evaluasi peraturan perundang-undangan bertujuan untuk memberikan
acuan teknis lebih lanjut terhadap penerapan pedoman evaluasi peraturan perundang-
undangan di tingkat pusat dan daerah.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup petunjuk teknis evaluasi peraturan perundang-undangan mencakup
kegiatan, urutan kegiatan, pengorganisasian, koordinasi, dan pengendalian di tingkat
pusat dan daerah.

BAB II
PELAKSANAAN

A. Subjek dan Objek Kegiatan Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan di Tingkat Pusat


Kegiatan evaluasi peraturan perundang-undangan di tingkat pusat dilaksanakan oleh
Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional BPHN, dan Kementerian/Lembaga yang
berkedudukan di pusat. Objek kegiatan evaluasi peraturan perundang-undangan di
tingkat pusat adalah semua jenis peraturan perundang-undangan tingkat pusat. Adapun
peraturan perundang-undangan yang dievaluasi di tingkat pusat meliputi:
1. Undang-Undang (UU);

1
2. Peraturan Pemerintah (PP);
3. Peraturan Presiden (Perpres);
4. Peraturan Menteri atau jenis peraturan perundang-undangan lainnya yang
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagaimana diubah dengan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
(selanjutnya disebut dengan UU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan).

B. Subjek dan Objek Kegiatan Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan di Tingkat


Daerah
Kegiatan evaluasi peraturan perundang-undangan di tingkat daerah dilaksanakan oleh
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM, dan Biro Hukum atau Bagian Hukum
pada Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota. Adapun
peraturan perundangundangan yang dievaluasi di tingkat daerah meliputi:
1. Peraturan Menteri atau jenis peraturan perundang-undangan lainnya yang dimaksud
dalam Pasal 8 ayat (1) UU Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
2. Peraturan Daerah Provinsi (Perda Provinsi);
3. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota (Perda Kabupaten/Kota);
4. Peraturan Kepala Daerah;
5. Peraturan Desa;
6. Peraturan Kepala Desa;
7. Ketentuan dalam peraturan perundang-undangan lainnya yang mengamanatkan
dibentuknya Peraturan Daerah.

C. Urutan Kegiatan Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan


Urutan kegiatan evaluasi peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
C.1. Tahap Perencanaan
1. Penelusuran dan Penjaringan Isu
2. Pembahasan dan Penentuan Objek Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan
3. Penyusunan Term of Refrence (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
kegiatan evaluasi peraturan perundang-undangan
4. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja)
5. Pembagian Tugas dan Penyusunan Rencana Kegiatan
C.2. Tahap Pelaksanaan
6. Rapat Pokja
7. Rapat dengan Narasumber
8. Focus Group Discussion (FGD)
9. Pemantauan Lapangan
10. Penyusunan Resume Hasil Pokja
11. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan
C.3. Tahap Tindak Lanjut
12. Publikasi Hasil
13. Audiensi
14. Forum Tanggapan dan Pemantauan
15. Penyusunan Laporan Hasil Tindak Lanjut Evaluasi Peraturan Perundang-
Undangan

2
D. Teknis Pelaksanaan Kegiatan Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan
Teknis pelaksanaan evaluasi peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Penelusuran dan Penjaringan Isu
Penelusuran isu dapat dilakukan dengan cara mempelajari bahan-bahan sebagai
berikut:
 Putusan Mahkamah Konstitusi mengenai hasil pengujian Undang-Undang;
 Putusan Mahkamah Agung mengenai mengenai hasil pengujian peraturan
perundang-undangan di bawah Undang-Undang;
 Putusan Hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum mengikat (incracht);
 Perjanjian internasional yang terkait;
 Hasil penelitian hukum dan/atau non-hukum;
 Hasil kajian hukum dan atau non-hukum;
 Kebijakan Pemerintah;
 Surat kabar, berita online, atau pemberitaan di televisi.
Sedangkan penjaringan Isu dapat dilakukan dengan cara mengundang stakeholder
terkait bidang kerja evaluasi peraturan perundang-undangan, atau dengan
menjaring partisipasi publik.
2. Pembahasan dan Penentuan Objek Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan
Penentuan objek evaluasi peraturan perundang-undangan pada tingkat pusat
dilakukan sesuai dengan hasil pembahasan atas penelusuran dan penjaringan isu
yang telah dilakukan dengan mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) dan kebutuhan hukum masyarakat, dan/ atau dalam
rangka mendukung kebijakan/ Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
Sedangkan penentuan objek evaluasi perundang-undangan pada tingkat daerah
dilakukan sesuai dengan hasil pembahasan atas penelusuran dan penjaringan Isu
yang telah dilakukan dengan mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) serta kebutuhan dan kesesuaian dengan permasalahan
hukum di daerah, dan/ atau dalam rangka mendukung kebijakan/ Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) Pusat.
3. Penyusunan Term of Refrence (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan
Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan
Penyusunan Term of Refrence (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) kegiatan
evaluasi peraturan perundang-undangan dilakukan pada tahun Anggaran
sebelumnya dan disesuaikan kembali dengan pada tahun Anggaran berjalan. Term
of Refrence (TOR) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) disusun oleh Kepala Bidang
yang bertanggung jawab terhadap Pokja yang akan dibentuk.
4. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja)
Penentuan nama ketua, sekretaris, dan anggota pokja disesuaikan dengan keahlian,
kemahiran, atau peminatan khusus terkait dengan peraturan perundang-undangan
yang akan di evaluasi. Surat Keputusan Pokja evaluasi peraturan perundang-
undangan pada tingkat pusat ditandatangani oleh Kepala BPHN atau pimpinan
tinggi madya pada Kementerian/Lembaga yang berkedudukan di pusat. Sedangkan
Surat Keputusan Pokja evaluasi peraturan perundang-undangan pada tingkat
daerah ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM
RI atau Kepala perwakilan Kementerian/Lembaga yang berkedudukan di daerah.

3
Masa kerja anggota evaluasi peraturan perundang-undangan ditentukan sesuai
dengan kebutuhan waktu penyelesaian.
5. Pembagian Tugas dan Penyusunan Rencana Kegiatan
Pembagian tugas dilakukan sesuai dengan keahlian, kemahiran, atau peminatan
khusus anggota Pokja dengan mempertimbangkan pemerataan beban kerja.
Penyusunan Rencana Kegiatan dilakukan berdasarkan arahan dari ketua pokja,
untuk selanjutnya disusun oleh sekretaris pokja dan dibahas bersama anggota pokja
untuk mendapatkan persetujuan bersama.
6. Rapat Pokja
Kegiatan rapat Pokja evaluasi peraturan perundang-undangan dilaksanakan untuk
melakukan pembahasan terkait dengan perencanaan kegiatan, penyusunan
evaluasi peraturan perundang-undangan, pembahasan hasil evaluasi peraturan
perundang-undangan, dan penyusunan laporan hasil evaluasi peraturan
perundang-undangan. Rapat Pokja dilakukan minimal sebanyak 4 kali kegiatan
dengan tetap memperhatikan ketersediaan anggaran. Adapun agenda kegiatan
rapat Pokja evaluasi peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
a. Rapat Pertama :
Rapat pertama dibuka oleh pejabat struktural atau pejabat fungsional tertentu
dan selanjutnya diserahkan kepada sekretaris Pokja untuk pengenalan Pokja.
Selanjutnya rapat dipimpin oleh ketua pokja. Adapun rincian agenda kegiatan
pada rapat pertama adalah sebagai berikut:
 Pembukaan rapat;
 Brain storming;
 Presentasi urgensi evaluasi peraturan perundang-undangan dan pengenalan
pedoman evaluasi peraturan perundang-undangan oleh pejabat pimpinan
tinggi pratama pada tingkat pusat dan oleh Kepala kantor wilayah
Kementerian Hukum dan HAM RI pada tingkat daerah (apabila berhalangan
maka digantikan oleh Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM kantor
wilayah);
 Presentasi overview pokja oleh sekretaris pokja;
 Penentuan tanggal rapat lanjutan;
 Penutupan.
b. Rapat Lanjutan Setelah Rapat Pertama
Rapat Lanjutan dibuka oleh pejabat struktural atau pejabat fungsional tertentu
dan selanjutnya diserahkan kepada sekretaris Pokja untuk penyampaian
informasi terkait administrasi apabila diperlukan. Selanjutnya rapat dipimpin
oleh ketua pokja. Adapun rincian agenda kegiatan pada rapat pertama adalah
sebagai berikut:
 Pembukaan rapat;
 Presentasi hasil evaluasi peraturan perundang-undangan sementara oleh
anggota pokja;
 Diskusi terkait hasil evaluasi peraturan perundang-undangan sementara;
 Identifikasi Permasalahan Pokja;
 Penentuan tanggal rapat lanjutan;
 Penutupan.

4
c. Rapat Lanjutan
Rapat Lanjutan dapat dilakukan lebih dari 1 kali kegiatan disesuaikan dengan
ketersediaan anggaran. Rapat lanjutan dibuka oleh pejabat struktural atau
pejabat fungsional tertentu dan selanjutnya diserahkan kepada sekretaris Pokja
untuk penyampaian informasi terkait administrasi apabila diperlukan.
Selanjutnya rapat dipimpin oleh ketua pokja. Adapun rincian agenda kegiatan
pada rapat pertama sebagai berikut:
Sub agenda pertama:
 Pembukaan rapat;
 Presentasi hasil evaluasi peraturan perundang-undangan sementara oleh
anggota pokja;
 Diskusi terkait hasil evaluasi peraturan perundang-undangan sementara;
Sub agenda kedua:
 Mengintegrasikan hasil yang diperoleh dari kegiatan Rapat dengan
Narasumber dan/atau Focus Group Discussion dengan evaluasi peraturan
perundang-undangan yang dilakukan apabila dilakukan;
 Mengintegrasikan hasil yang diperoleh dari partisipasi publik, yang antara
lain berasal dari aplikasi partisipasi publik digital BPHN, hasil seminar,
lokakarya, focus group discussion, diskusi publik, serta media massa baik
cetak atau elektronik;
 Diskusi terkait hasil integrasikan yang dilakukan;
 Penguatan substansi hasil evaluasi peraturan perundang-undangan;
 Penentuan tanggal rapat lanjutan;
 Penutupan.
d. Rapat Terakhir
Rapat Terakhir dibuka oleh pejabat struktural atau pejabat fungsional tertentu
dan selanjutnya diserahkan kepada sekretaris Pokja untuk penyampaian
informasi terkait administrasi apabila diperlukan. Selanjutnya rapat dipimpin
oleh ketua pokja. Adapun rincian agenda kegiatan pada rapat pertama sebagai
berikut:
 Pembukaan rapat;
 Penajaman hasil evaluasi peraturan perundang-undangan;
 Penyusunan draft hasil evaluasi peraturan perundang-undangan;
 Finalisasi laporan akhir;
 Penutupan.
7. Rapat dengan Narasumber (pakar/ akademisi/ praktisi)
Penyelenggaraan rapat dengan Narasumber diselenggarakan minimal 1 kegiatan
dengan tetap memperhatikan ketersediaan anggaran baik tingkat pusat atau
daerah. Tujuan penyelenggaraan rapat dengan Narasumber adalah untuk
mendapatkan jawaban dan data dukung terkait permasalahan tertentu dan/atau
untuk mendapatkan arahan, masukan, atau review atas hasil evaluasi peraturan
perundang-undangan sementara yang disusun oleh Pokja. Narasumber berasal dari
akademisi atau praktisi yang memiliki keahlian dan pengetahuan terkait dengan
tema Pokja. Rapat dengan Narasumber dihadiri oleh seluruh anggota Pokja dan
Narasumber yang diundang (maksimal 2 Narasumber dalam sekali pertemuan).
Adapun agenda kegiatan rapat dengan Narasumber sebagai berikut:
5
Tahap persiapan:
 Menghimpun hasil evaluasi peraturan perundang-undangan sementara;
 Menyusun dan mengirimkan daftar pertanyaan terkait permasalahan tertentu
kepada Narasumber;
Tahap pelaksanaan:
 Pembukaan rapat;
 Presentasi oleh Narasumber;
 Pertanyaan/tanggapan dari pokja;
 Diskusi;
 Penutupan.
8. Focus Group Discussion (FGD)
Penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD) diselenggarakan apabila
dibutuhkan dan ketersediaan anggaran mencukupi dan Jumlah kegiatannya
disesuaikan dengan ketersediaan anggaran baik tingkat pusat atau daerah. Apabila
kegiatan Focus Group Discussion (FGD) tidak diselenggarakan maka dapat langsung
melakukan penyusunan laporan akhir. Tujuan penyelenggaraan Focus Group
Discussion adalah untuk mendapatkan informasi, konfirmasi, dan/atau klarifikasi
tentang isu tertentu dari stakeholder yang lebih luas (diluar anggota pokja) guna
memperkaya dan mempertajam temuan hasil evaluasi peraturan perundang-
undangan. Focus Group Discussion dihadiri oleh seluruh anggota Pokja dan
stakeholder terkait. Adapun agenda kegiatan rapat dengan Narasumber sebagai
berikut:
Tahap persiapan:
 Menghimpun hasil evaluasi peraturan perundang-undangan sementara;
 Menyusun dan mengirimkan daftar inventarisasi permasalahan kepada peserta
FGD.
Tahap pelaksanaan:
 Pembukaan rapat;
 Penyampaian informasi, konfirmasi, dan/atau klarifikasi dari stakeholder terkait
(disertai dengan penyampaian secara tertulis berbentuk paper);
 Pertanyaan/tanggapan;
 Diskusi;
 Penutupan.
9. Pemantauan Lapangan
Kegiatan meninjau langsung pada lembaga-lembaga atau pihak-pihak yang terkait
langsung dengan peraturan perundang-undangan yang sedang dilakukan proses
evaluasi peraturan perundang-undangan, untuk mengumpulkan bahan evaluasi
peraturan perundang-undangan (data primer). Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan wawancara langsung, kuisioner atau metode lainya dengan lembaga
terkait (apabila memungkinkan), atau melalui media lainnya yang dapat
memudahkan proses pengumpulan bahan.

10. Penyusunan Resume Hasil Pokja


Kegiatan menyusun sebuah laporan sementara mengenai perkembangan hasil kerja
serta temuan-temuan kelompok kerja evaluasi peraturan perundang-undangan

6
setelah dilakukannya kegiatan rapat dan diskusi bersama Narasumber, Focus Group
Discussion bersama stakeholder terkait, dan Pemantauan Lapangan terkait dengan
peraturan perundang-undangan yang menjadi objek evaluasi peraturan perundang-
undangan.
11. Publikasi Hasil
Kegiatan mempublikasikan hasil evaluasi peraturan perundang-undangan yang
telah dilakukan oleh kelompok kerja, baik melalui media cetak, elektronik, dll. Hal
ini dilakukan dalam rangka mewujudkan keterbukaan informasi publik terhadap
hasil kerja yang telah dilakukan oleh BPHN terutama Pusat Analisis dan Evaluasi
Hukum Nasional kepada masyarakat luas.
12. Audiensi
Kegiatan sosialisasi dalam rangka menyampaikan dan memberikan pemahaman
hasil evaluasi peraturan perundang-undangan yang telah dilakukan oleh Pokja
kepada stakeholder terkait/ instansi yang diharapkan dapat menindak lanjuti hasil
evaluasi peraturan perundang-undangan yang telah dilakukan.
13. Forum Tanggapan
Kegiatan untuk memperoleh tanggapan dan rencana tindak lanjut dari stakeholder
terkait/ instansi yang diharapkan dapat menindak lanjuti hasil evaluasi peraturan
perundang-undangan yang telah dilakukan.
14. Forum Pemantauan
Kegiatan untuk memantau perkembangan (progress), dan hasil tindak lanjut atas
rekomendasi hasil evaluasi peraturan perundang-undangan berdasarkan rencana
tindak lanjut yang telah disampaikan sebelumnya oleh stakeholder terkait/ instansi
yang menindak lanjuti hasil evaluasi peraturan perundang-undangan.
15. Penyusunan Laporan Hasil Tindak Lanjut Evaluasi Peraturan Perundang-
Undangan
Laporan akhir adalah produk atau hasil kegiatan evaluasi peraturan perundang-
undangan yang sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan evaluasi
peraturan perundang-undangan. Laporan akhir wajib disertakan dengan kata
sambutan dari pejabat pimpinan tinggi pratama dan kata pengantar dari ketua
Pokja. Konsep laporan akhir diperiksa secara berjenjang hingga disetujui oleh
pejabat pimpinan tinggi pratama. Sistematika laporan evaluasi peraturan
perundang-undangan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang;
2. Permasalahan;
3. Metode.
Bab II Hasil Pemantauan dan Peninjauan …. (sebutkan judul lengkap PUU yang
menjadi objek evaluasi)
1. Efektivitas Pelaksanaan;
2. Dampak Pelaksanaan;
3. Kemanfaatan Pelaksanaan.
Bab III Penutup
1. Kesimpulan (Tabel Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan);
2. Rekomendasi:
a. Umum;
b. Khusus.

7
E. Koordinasi
Koordinasi kegiatan evaluasi peraturan perundang-undangan pada tingkat pusat
dipimpin oleh Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional melalui Kepala Pusat Analisis
dan Evaluasi Hukum Nasional, sedangkan pada tingkat daerah dipimpin oleh Kepala
Kantor Wilayah atau Kepala Divisi Pelayanan Hukum Kementerian Hukum dan HAM RI.
F. Pengendalian
Pengendalian kegiatan evaluasi peraturan perundang-undangan pada tingkat pusat
dipimpin oleh Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional melalui Kepala Pusat Analisis
dan Evaluasi Hukum Nasional, sedangkan pada tingkat daerah dipimpin oleh Kepala
Kantor Wilayah atau Kepala Divisi Pelayanan Hukum Kementerian Hukum dan HAM RI.

G. Siklus Evaluasi Peraturan Perundang-Undangan

Jakarta, 31 Desember 2019

KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL,

Prof. Dr. H. R. BENNY RIYANTO, SH., M.Hum., C.N


NIP. 19620410 198703 1 003

Anda mungkin juga menyukai