Anda di halaman 1dari 3

TUGAS HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH

Nama : Wendelyn Winona Widyadari


NPM : 6052001244
Kelas :B

PERATURAN DAERAH DAN PERATURAN KEPALA DAERAH

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang pembentukan peraturan perundang-


undangan, peraturan daerah (Perda) mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
dirumuskan oleh panitia perwakilan rakyat daerah dan disetujui oleh kepala daerah. Pengertian
lainnya adalah peraturan yang dirumuskan oleh panitia perwakilan rakyat daerah dan kepala
daerah provinsi dan kabupaten/kota. Pada tahun 2004, Undang-Undang Nomor 32 (UU
Pemerintahan Daerah) tentang pemerintah daerah membentuk peraturan daerah dalam rangka
pelaksanaan otonomi daerah provinsi/kabupaten/kota dan tugas pengelolaan bersama, serta
mengadopsi penyempurnaan lebih lanjut dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
dengan mempertimbangkan karakteristik dari masing-masing daerah.

Menurut ketentuan Pasal 12 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, isi peraturan daerah adalah
semua dalam lingkup pelaksanaan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta menyesuaikan
dengan kondisi daerah khusus. Sebagai penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi. Rancangan peraturan daerah dapat berasal dari Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD), gubernur, atau bupati/walikota. Apabila dalam rapat gubernur atau
bupati/walikota dan DPRD mengajukan rancangan Perda dengan bahan yang sama, maka
rancangan Perda yang diajukan oleh DPRD dibahas dan rancangan Perda yang diajukan oleh
gubernur atau bupati/walikota digunakan sebagai bahan pembanding. . Penyusunan rencana perda
dilakukan dalam rencana legislasi daerah 4, sehingga diharapkan tidak terjadi tumpang tindih
dalam penyusunan suatu materi peraturan daerah.

Terdapat berbagai jenis dari Peraturan Daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Kota dan Provinsi antara lain:
a. Pajak Daerah;
b. Retribusi Daerah;
c. Tata Ruang Wilayah Daerah;
d. APBD;
e. Rencana Program Jangka
f. Menengah Daerah;
g. Perangkat Daerah;
h. Pemerintahan Desa;
i. Pengaturan umum lainnya.
Proses penyusunan peraturan daerah dalam rangka tertib pengelolaan dan peningkatan kualitas
produk hukum daerah, proses perumusan atau tata cara perda perlu lebih menonjol dan
terkoordinasi. Hal ini karena pembentukan peraturan daerah memerlukan persiapan yang matang
dan mendalam, termasuk memahami isi dan materi yang akan diatur dalam peraturan daerah, serta
mengetahui cara memasukkan materi secara singkat namun jelas ke dalam peraturan daerah.
Bahasanya mudah dipahami, bahasanya ringkas, dan kalimatnya ditulis secara sistematis sesuai
kaidah bahasa Indonesia tanpa keluar dari program. Prosedur penyusunan merupakan rangkaian
kegiatan persiapan mulai dari perencanaan hingga pengaturan produk hukum daerah. Proses
pembentukan peraturan daerah meliputi tiga (tiga) tahap, yaitu:
1. Proses penyiapan rancangan Perda yang merupakan proses penyusunan dan perancangan
di lingkungan DPRD atau di lingkungan Pemda (dalam hal ini Raperda usul inisiatif).
Proses ini termasuk penyusunan naskah inisiatif (initiatives draft), naskah akademik
(academic draft) dan naskah rancangan Perda (legal draft).
2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan di DPRD.
3. Proses pengesahan oleh Kepala Daerah dan pengundangan oleh Sekretaris Daerah

Peraturan daerah akan berlaku setelah diterbitkan dalam buletin lokal. Peraturan Daerah
disampaikan kepada Pemerintah Pusat paling lambat tujuh (tujuh) hari setelah diundangkan.
Peraturan daerah yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan oleh pemerintah pusat. Dalam rangka melaksanakan
peraturan daerah dan berdasarkan kewenangan peraturan perundang-undangan, kepala daerah
merumuskan peraturan kepala daerah dan/atau menetapkan kepala daerah. Peraturan daerah yang
berwenang dan/atau keputusan daerah yang berwenang tidak boleh bertentangan dengan
kepentingan umum, peraturan daerah, dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Peraturan daerah dimuat dalam buletin daerah, dan peraturan daerah dimuat dalam buletin daerah.
Sekretaris daerah bertanggung jawab atas penerbitan peraturan daerah dalam buletin daerah dan
penerbitan peraturan perundang-undangan gubernur dalam buletin daerah.

Dalam hal pemerintah pusat menyelenggarakan urusan pemerintahan absolut, dapat melaksanakan
sendiri menurut asas (apabila dilaksanakan langsung oleh kementerian atau lembaga pemerintah
nonkementerian) atau memberikan wewenang pemusatan instansi vertikal daerah atau gubernur
sebagai wakil pemerintah pusat. Urusan pemerintahan mutlak dan pengertiannya yang diatur
dalam Pasal 10 meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Politik luar negeri
2. Pertahanan
3. Keamanan
4. Yustisi
5. Moneter dan fiskal
6. Agama
Seperti halnya peraturan perundang-undangan yang merupakan produk sah dari pemerintah pusat,
peraturan daerah juga dapat dipercayakan untuk membentuk peraturan daerah (perkada) untuk
menegakkan peraturan daerah. Hal ini diatur dalam UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pasal 246
Pemerintah Daerah ayat (1) Dinyatakan bahwa menegakkan peraturan setempat atau surat kuasa
Kepala Legislasi Daerah membuat peraturan daerah. Namun Peraturan Direktur Daerah Aturan
agar ada area yang sering diabaikan dalam proses produksi oleh pemerintah daerah. bahkan
Lupakan apakah pengaturannya terkait dengan teknologi tidak diatur dalam peraturan daerah, itu
harus diatur dalam peraturan daerah yang berwenang. Pada dasarnya asas pembentukan dan isi
materi serta pembentukan peraturan daerah berlaku mutatis mutandis terhadap asas pembentukan
dan isi materi serta pembentukan peraturan daerah. Hal ini secara jelas diatur dalam Pasal 246 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014. Ketentuan Pasal 237 tentang pembentukan asas dan
materi muatan serta pembentukan peraturan daerah berlaku mutatis mutandis terhadap
pembentukan asas dan pembentukan peraturan daerah. materi muatan dan peraturan daerah
Pembentukan. Dengan mengacu pada peraturan ini, maka standar isi yang ditetapkan oleh Perkada
sama dengan yang ditetapkan oleh Perda, yaitu konten yang diproduksi dalam rangka pelaksanaan
tugas otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan konten lokal yang menunjukkan ciri khas daerah
dan tidak bertentangan dengan hukum. Jika Perkada tidak ditetapkan sebagai peraturan
pelaksanaan dari peraturan daerah yang menyerahkannya, beberapa asas yang membentuk
peraturan perundang-undangan yang baik akan menjadi tidak konsisten, sehingga peraturan daerah
tidak dapat digolongkan sebagai peraturan perundang-undangan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai