Anda di halaman 1dari 12

Naskah Akademik

Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

BAB III
EVALUASI DAN ANALISIS
PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN
TERKAIT

A. Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 No.
68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.
4725);

Dalam Undang-Undang Penataan Ruang menyebutkan bahwa


penyelenggaraan penataan ruang mencakup ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi. Setidak-tidaknya, penataan
ruang harus memperhatikan tiga hal, yaitu:

a. Kondisi fisik wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang rentan


terhadap bencana;
b. Potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya
buatan; kondisi ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum, pertahanan
keamanan, lingkungan hidup, serta ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai satu kesatuan; dan
c. Geostrategi, geopolitik dan geoekonomi.

Penataan ruang wilayah dilakukan secara berjenjang dan


komplementer dari tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota.
Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata
ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang terdiri atas
rencana tata ruang wilayah nasional; rencana tata ruang wilayah provinsi;
dan rencana tata ruang wilayah kabupaten dan rencana tata ruang wilayah
kota. Sedangkan rencana rinci tata ruang terdiri atas rencana tata ruang

Penyusunan Peraturan Bupati


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Jaringan Utilitas Kabupaten Gresik 1
2022
Naskah Akademik
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

pulau/kepulauan dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional;


rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan rencana detail tata
ruang kabupaten/kota dan rencana tata ruang kawasan strategis
kabupaten/kota. Rencana rinci tata ruang disusun sebagai perangkat
operasional rencana umum tata ruang.

Dalam lingkup provinsi, penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah


(RTRW) Provinsi mengacu pada RTRW Nasional, pedoman bidang penataan
ruang, dan rencana pembangunan jangka panjang daerah. Penyusunan
RTRW Provinsi juga perlu memperhatikan:

a. perkembangan permasalahan nasional dan hasil pengkajian implikasi


penataan ruang provinsi;
b. upaya pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi provinsi;
c. keselarasan aspirasi pembangunan provinsi dan pembangunan
kabupaten/kota;
d. daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
e. rencana pembangunan jangka panjang daerah;
f. rencana tata ruang wilayah provinsi yang berbatasan;
g. rencana tata ruang kawasan strategis provinsi; dan
h. rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.

B. Undang – Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan


Peraturan Perundang – Undangan;

Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang -


Undangan merupakan pelaksanaan dari perintah Pasal 22A Undang -
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan
bahwa “Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan undang-
undang diatur lebih lanjut dengan undang-undang.” Namun, ruang lingkup
materi muatan Undang-Undang ini diperluas tidak saja UndangUndang

Penyusunan Peraturan Bupati


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Jaringan Utilitas Kabupaten Gresik 2
2022
Naskah Akademik
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

tetapi mencakup pula Peraturan Perundang - Undangan lainnya, selain


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
Undang-Undang tentang Pembentukan Peraturan Perundang -
Undangan didasarkan pada pemikiran bahwa Negara Indonesia adalah
negara hukum. Sebagai negara hukum, segala aspek kehidupan dalam
bidang kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan termasuk
pemerintahan harus berdasarkan atas hukum yang sesuai dengan sistem
hukum nasional. Sistem hukum nasional merupakan hukum yang berlaku di
Indonesia dengan semua elemennya yang saling menunjang satu dengan
yang lain dalam rangka mengantisipasi dan mengatasi permasalahan yang
timbul dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Undang-Undang ini merupakan penyempurnaan terhadap kelemahan-
kelemahan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004, yaitu antara lain:

a. materi dari Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 banyak yang


menimbulkan kerancuan atau multitafsir sehingga tidak memberikan
suatu kepastian hukum;
b. teknik penulisan rumusan banyak yang tidak konsisten;
c. terdapat materi baru yang perlu diatur sesuai dengan perkembangan
atau kebutuhan hukum dalam Pembentukan Peraturan Perundang -
Undangan; dan
d. penguraian materi sesuai dengan yang diatur dalam tiap bab sesuai
dengan sistematika.

Penyusunan Peraturan Bupati


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Jaringan Utilitas Kabupaten Gresik 3
2022
Naskah Akademik
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

Sebagai penyempurnaan terhadap Undang-Undang sebelumnya,


terdapat materi muatan baru yang ditambahkan dalam Undang-Undang ini,
yaitu antara lain:

a. penambahan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai


salah satu jenis Peraturan Perundang-undangan dan hierarkinya
ditempatkan setelah Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
b. perluasan cakupan perencanaan Peraturan Perundang-undangan
yang tidak hanya untuk Prolegnas dan Prolegda melainkan juga
perencanaan Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan
Peraturan Perundang-undangan lainnya;
c. pengaturan mekanisme pembahasan Rancangan Undang-Undang
tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang;
d. pengaturan Naskah Akademik sebagai suatu persyaratan dalam
penyusunan Rancangan Undang-Undang atau Rancangan Peraturan
Daerah Provinsi dan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota;
e. pengaturan mengenai keikutsertaan Perancang Peraturan
Perundangundangan, peneliti, dan tenaga ahli dalam tahapan
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

Secara umum Undang-Undang ini memuat materi-materi pokok yang


disusun secara sistematis sebagai berikut: asas pembentukan Peraturan
Perundang-undangan; jenis, hierarki, dan materi muatan Peraturan
Perundang-undangan; perencanaan Peraturan Perundangundangan;
penyusunan Peraturan Perundang-undangan; teknik penyusunan Peraturan
Perundang-undangan; pembahasan dan pengesahan Rancangan Undang-
Undang; pembahasan dan penetapan Rancangan Peraturan Daerah
Provinsi dan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota; pengundangan

Penyusunan Peraturan Bupati


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Jaringan Utilitas Kabupaten Gresik 4
2022
Naskah Akademik
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

Peraturan Perundang-undangan; penyebarluasan; partisipasi masyarakat


dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; dan ketentuan lain-
lain yang memuat mengenai pembentukan Keputusan Presiden dan
lembaga negara serta pemerintah lainnya.

C. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 01 Tahun 2014 tentang


Pembentukan Produk Hukum Daerah;

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 01 Tahun 2014,


pembentukan produk hukum daerah diperlukan untuk menunjang
terwujudnya pembentukan produk hukum daerah secara sistemik dan
terkoordinasi dan bersifat pengaturan serta penetapan. Produk hukum yang
dimaksud berbentuk Perda atau nama lainnya, Perkada, PB KDH, dan
Peraturan DPRT. Perkada yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
b dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 01 Tahun 2014 terdiri dari
Peraturan Gubernur dan Peraturan Bupati/walikota.
Dalam penyusunan Peraturan Bupati mengenai Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Jaringan Utilitas perlu disertai naskah akademik yang
telah melalui pengkajian dan penyelarasan yang terdiri atas latar belakang
dan tujuan penyusunan, sasaran yang akan diwujudkan, pokok
pikiran/ruang lingkup/atau objek yang akan diatur, dan jangkauan serta
arah pengaturan. Sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri No. 01 Tahun 2014, Naskah Akademik adalah naskah hasil penelitian
atau pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap suatu masalah
tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai
pengaturan masalah tersebut dalam Rancangan Perda Provinsi atau Perda
Kabupaten/Kota sebagai solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan
hukum masyarakat.

Penyusunan Peraturan Bupati


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Jaringan Utilitas Kabupaten Gresik 5
2022
Naskah Akademik
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

D. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2021 tentang


Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;

Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang


selanjutnya disebut Undang – Undang Cipta Kerja, mengamanatkan
mekanisme penetapan jenis Perizinan Berusaha di Indonesia
menggunakan Pendekatan Berbasis Risiko (RBA = Risk Based Approach).
Mekanisme dimaksud diatur pada Pasal 7 sampai dengan Pasal 11 di
Undang – Undang Cipta Kerja, untuk diterapkan dalam menetapkan jenis
Perizinan Berusaha untuk setiap kegiatan usaha di Indonesia. Penetapan
jenis Perizinan Berusaha didasarkan kepada tingkat Risiko kegiatan usaha.
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko ini diharapkan menjadi solusi
penyederhanaan proses perizinan Berusaha Berbasis Risiko dengan tingkat
risiko yang lebih rendah maka jenis perizinan berusahanya akan relatif
mudah terhadap kegiatan usaha dengan tingkat Risiko yang lebih tinggi.
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko pada dasarnya mengubah konsep
perizinan yang bersifat ex-ante (persyaratan di penuhi dulu di awal)
dengan konsep perizinan ex-post (persyaratan dilakukan setelahnya).
Konsep ini terutama dapat diterapkan untuk jenis kegiatan usaha yang
berisiko rendah atau kegiatan usaha yang telah ditetapkan standarnya.
Setelah Pelaku Usaha melakukan kegiatan usaha berdasarkan standar,
pemerintah sebagai otoritas akan melakukan verifikasi atas pemenuhan
standar tersebut.
Proses verifikasi atas pemenuhan standar merupakan bagian dari
proses Pengawasan, yang merupakan komponen penting dari Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko sebagaimana diatur pada Pasal 12 di Undang –
Undang Cipta Kerja. Perizinan dan Pengawasan merupakan instrumen
pemerintah dalam mengendalikan dan melindungi pelaksanaan suatu
kegiatan usaha dikaitkan dengan Risiko yang mungkin ditimbulkan.

Penyusunan Peraturan Bupati


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Jaringan Utilitas Kabupaten Gresik 6
2022
Naskah Akademik
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

Perizinan Berusaha Berbasis Risiko ditetapkan berdasarkan tingkat


Risiko awal kegiatan usaha yang diperoleh dari hasil analisis Risiko setiap
kegiatan usaha dengan mempertimbangkan skala usaha mikro, kecil,
menengah, atau besar.
Analisis Risiko kegiatan usaha dilakukan Pemerintah Pusat oleh 18
kementrian/lembaga sesuai kewenangan pembinaan bidang usaha yang
selanjutnya dilakukan penetapan jenis perizinan untuk setiap bidang
usaha.

E. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik No. 8 Tahun 2011


tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik
Tahun 2010 - 2030 (Lembaran Daerah Kabupaten Gresik
Tahun 2011 No. 8);

Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun


2007 tentang Penataan Ruang bahwa penataan ruang wilayah Nasional,
wilayah Propinsi dan wilayah Kabupaten/Kota dilakukan secara terpadu dan
tidak dipisah-pisahkan. Penataan ruang wilayah Propinsi dan wilayah
Kabupaten/Kota, disamping meliputi ruang daratan, juga mencakup ruang
perairan dan ruang udara sampai batas tertentu yang diatur dengan
peraturan perundang-undangan.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dijelaskan bahwa wilayah Kabupaten yang berkedudukan sebagai
wilayah administrasi, terdiri atas wilayah darat dan wilayah perairan.
Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah antara lain disebutkan bahwa pemberian
kedudukan Kabupaten sebagai daerah otonom dan sekaligus sebagai
wilayah administrasi dilakukan dengan pertimbangan untuk memelihara

Penyusunan Peraturan Bupati


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Jaringan Utilitas Kabupaten Gresik 7
2022
Naskah Akademik
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

hubungan serasi antara pusat, propinsi dan daerah, untuk


menyelenggarakan otonomi daerah yang bersifat lintas Kabupaten.
Ruang merupakan suatu wadah atau tempat bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya dan melakukan kegiatannya yang perlu disyukuri,
dilindungi dan dikelola. Ruang wajib dikembangkan dan dilestarikan
pemanfaatannya secara optimal dan berkelanjutan demi kelangsungan
hidup yang berkualitas.
Ruang sebagai salah satu sumberdaya alam tidak mengenal batas
wilayah. Berkaitan dengan pengaturannya, diperlukan kejelasan batas,
fungsi dan sistem dalam satu ketentuan Wilayah Kabupaten Gresik meliputi
daratan, perairan dan udara, terdiri dari wilayah Kecamatan yang masing-
masing merupakan suatu ekosistem. Masing-masing subsistem meliputi
aspek politik, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan kelembagaan
dengan corak ragam dan daya dukung yang berbeda satu dengan yang
lainnya.
Penataan Ruang Kabupaten Gresik adalah proses perencanaan tata
ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang yang
diselenggarakan oleh pemerintah Kabupaten di wilayah yang menjadi
kewenangan Kabupaten, dalam rangka optimalisasi dan mensinergikan
pemanfaatan sumberdaya daerah untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat di Kabupaten Gresik.
Penataan ruang Kabupaten Gresik yang didasarkan pada karakteristik
dan daya dukungnya serta didukung oleh teknologi yang sesuai, akan
meningkatkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan subsistem yang
satu berpengaruh pada subsistem lainnya dan pada pengelolaan subsistem
yang satu akan berpengaruh pada subsistem yang lainnya, sehingga
akhirnya akan mempengaruhi sistem ruang secara keseluruhan serta dalam
pengaturan ruang yang dikembangkan perlu suatu kebijakan penataan

Penyusunan Peraturan Bupati


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Jaringan Utilitas Kabupaten Gresik 8
2022
Naskah Akademik
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

ruang Kabupaten Gresik yang memadukan berbagai kebijakan pemanfaatan


ruang.
Selanjutnya dengan maksud tersebut, maka pelaksanaan
pembangunan di Kabupaten Gresik harus sesuai dengan rencana tata
ruang, agar dalam pemanfaatan ruang tidak bertentangan dengan
substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik yang disepakati.

F. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik No. 2 Tahun 2012


tentang Pedoman Pembentukan Perundang – Undangan di
Daerah;

Bahwa dalam rangka tertib administrasi pembentukan perundang-


undangan daerah perlu dilakukan penyeragaman prosedur penyusunan
perundang-undangan daerah secara terencana, terpadu, dan terkoordinasi.
Dalam pembentukan perundang-undangan Daerah perlu adanya persiapan
yang matang dan mendalam, antara lain pengetahuan mengenai materi
muatan yang akan diatur dalam perundang-undangan daerah, pengetahuan
tentang bagaimana menuangkan materi muatan tersebut ke dalam
perundang-undangan daerah secara singkat tetapi jelas dengan bahasa
yang baik serta mudah dipahami, disusun secara sistematis tanpa
meninggalkan tata cara penulisan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia
dalam penyusunan kalimatnya.
Dalam menjalankan kewenangan di daerah pembentukan perundang-
undangan Daerah merupakan instrumen dalam penyelenggaraan
Pemerintahan di Daerah. Pemerintah Daerah berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan
tugas pembantuan (pasal 18 ayat (6) UUD 1945. Segala perbuatan yang
dilakukan oleh subyek hukum harus didasarkan pada hukum sebagai

Penyusunan Peraturan Bupati


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Jaringan Utilitas Kabupaten Gresik 9
2022
Naskah Akademik
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

perwujudan dasar Negara yang menyatakan bahwa Negara Indonesia


berdasar atas hukum.
Dengan diundangkannya Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan maka Daerah
memerlukan pedoman pembentukan peraturan perundang-undangan di
Daerah yang baik, dengan cara dan metode yang pasti, baku, dan standar
yang mengikat semua lembaga yang berwenang membentuk Peraturan
Perundang-undangan di Daerah.
Dengan dicabutnya beberapa peraturan perundangan yaitu Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2001 tentang Pedoman Penyusunan
Program Legislasi Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15
Tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah, Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan
Produk Hukum Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun
2006 tentang Lembaran Daerah dan Berita Daerah dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007 tentang Pengawasan Peraturan
Daerah dan Kepala Daerah, sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan,
sehingga perlu diganti. Pada saat ini harus berpedoman pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah, maka perlu dilakukan pembentukan
perundang-undangan Daerah sebagai pedoman pelaksanaan operasional di
Daerah untuk melaksanakan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan.
Dalam Peraturan Daerah ini dijelaskan tentang Hierarki Peraturan
Perundang-Undangan daerah yang terdiri atas:

a. Peraturan Daerah;
b. Peraturan Bupati;
c. Peraturan Bersama Bupati;

Penyusunan Peraturan Bupati


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Jaringan Utilitas Kabupaten Gresik 10
2022
Naskah Akademik
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

d. Keputusan Bupati;
e. Peraturan Desa;
f. Peraturan Kepala Desa;
g. Peraturan Bersama Kepala Desa; dan
h. Keputusan Kepala Desa.

Juga diatur tentang Jenis peraturan perundang-undangan daerah


terdiri atas pengaturan dan penetapan. Jenis Pengaturan meliputi:

a. Peraturan Daerah;
b. Peraturan Bupati;
c. Peraturan Bersama Bupati;
d. Peraturan Desa;
e. Peraturan Kepala Desa; dan
f. Peraturan Bersama Kepala Desa

Jenis Penetapan sebagaimana meliputi :

a. Keputusan Bupati; dan


b. Keputusan Kepala Desa;

Jenis Peraturan Perundang-undangan Daerah selain diatas mencakup


peraturan atau keputusan yang ditetapkan oleh DPRD, SKPD, Badan Usaha
Milik Daerah yang dibentuk dengan Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati
atas perintah Perundang-undangan Daerah, dan Peraturan Badan
Permusyawaratan Desa, Keputusan Badan Permusyawaratan Desa
dan/atau yang setingkat. Peraturan Perundang-undangan Daerah tersebut
diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat
sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan Daerah yang
lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.

Penyusunan Peraturan Bupati


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Jaringan Utilitas Kabupaten Gresik 11
2022
Naskah Akademik
Program Penyelenggaraan Penataan Ruang

G. Peraturan Daerah Kabupaten Gresik No. 6 Tahun 2020


tentang Penyelenggaraan Jaringan Utilitas;

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat Kabupaten


Gresik terhadap utilitas, serta meningkatnya perkembangan pembangunan
di Kabupaten Gresik yang mengarah pada kemajuan industri, perdagangan
dan jasa, maka pemenuhan jaringan utilitas sebagai fasilitas penunjang
utama menjadi hal yang penting.
Kegiatan pembangunan dan/atau pemeliharaan jaringan utilitas di
Kabupaten Gresik akan terus dilakukan. Adapun jaringan utilitas dimaksud
meliputi sistem jaringan listrik, telekomunikasi, informasi, air, minyak, gas
dan bahan bakar lainnya, sanitasi dan sejenisnya. Guna mencegah
timbulnya berbagai permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan dan/atau pemeliharaan jaringan utilitas, antara lain rusaknya
sarana dan/atau prasarana milik/dikuasai Pemerintah Kabupaten Gresik
serta pembangunan dan/atau pemeliharaan jaringan utilitas tidak
memperhatikan estetika yang berakibat pada timbulnya ancaman bagi
keselamatan, kenyamanan, keamanan dan ketertiban umum, maka perlu
dilakukan pengendalian dalam kegiatan pembangunan dan/atau
pemeliharaan jaringan utilitas.
Guna mewujudkan kepastian hukum bagi Pemerintah Daerah dalam
menerapkan kebijakan pengendalian pembangunan dan/atau pengendalian
jaringan utilitas agar memperhatikan tataruang, estetika dan tidak merusak
sarana dan/atau prasarana milik/dikuasai Pemerintah Kabupaten Gresik
serta guna penerapan kebijakan penataan jaringan utilitas melalui
penyediaan sarana jaringan utilitas terpadu, perlu ditetapkan Peraturan
Daerah Kabupaten Gresik tentang Penyelenggaraan Jaringan Utilitas.

Penyusunan Peraturan Bupati


Pedoman Teknis Penyelenggaraan Jaringan Utilitas Kabupaten Gresik 12
2022

Anda mungkin juga menyukai