TAHAP PROSES
PENYUSUNAN NASKAH
AKADEMIK (NA) DALAM
RANCANGAN PERATURAN
PENGERTIAN
a) Menurut Multiwati Darus dalam makalah dalam rangka Bintek, Jakarta, BPHN, 2007
dengan judul “ Fungsi dan Peran Naskah Akademik dalam penyusunan Prolegda Serta
Metodologi Analisis dan Evaluasi Peraturan Perundang undangan “, Naskah Akademik dapat
diartikan sebagai sesuatu rancangan yang bersifat akademis atau pengetahuan.
b) Naskah Akademik terkait dengan rancangan perda yang akan dibuat dan dapat juga
dibantu oleh pakar hukum dan pemerintahan, dan dana yang digunakan berasal dari
instansi terkait masing-masing
c) Jimly Asshiddiqqie membedakan antara Naskah Akademik, Naskah Politis dan Naskah
Hukum.
1. Keputusan Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) No. G.159. PR. 09. 10
Tahun 1994 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Naskah Akademik Peraturan Perundang
undangan, Naskah Akademik adalah naskah awal yang memuat pengaturan materi materi
Perundang undangan bidang tertentu yang telah di tinjau secara sistemik, holistik dan
futuristik.
2. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan
Rancangan Undang undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Peraturan
Presiden, Naskah Akademik adalah naskah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
mengenai konsepsi yang berisi latar belakang, tujuan penyusunan, sasaran yang ingin
diwujudkan dan lingkup, jangkauan, obyek atau arah pengaturan substansi rancangan
Peraturan Perundang undangan.
3. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor. M. HH-01. PP. 01.
01. Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan
Perundang undangan, naskah akademik adalah naskah yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah mengenai konsepsi yang berisi latar belakang , tujuan penyusunan, sasaran
yang ingin diwujudkan dan lingkup, jangkauan, obyek atau arah pengaturan substansi
rancangan Peraturan Perundang undangan.
4. UU Nomor 12 Tahun 2011, naskah akademik adalah naskah hasil penelitian atau
pengkajian hukum dan hasil penelitian lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai pengaturan masalah tersebut dalam suatu
Rancangan Undang undang, Rancangan Peraturan Daerah Provinsi atau Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten/ Kota sebagai solusi terhadap permasalahan dan kebutuhan
hukum masyarakat.
C. FUNGSI NASKAH AKADEMIK
Keberadaan Naskah Akademik awalnya belum menjadi suatu keharusan dalam penyusunan
Rancangan Peraturan Perundang undangan. Menjadi harus sejak tahun 2011, sesuai
ketentuan Pasal 43 ayat (3) UU No. 12 Tahun 2011.
1. Bahan awal yang memuat gagasan tentang urgensi pendekatan, ruang lingkup dan
materi muatan suatu Peraturan Perundang undangan ;
2. Bahan pertimbangan yang digunakan dalam permohonan izin prakarsa penyusunan RUU/
RPP kepada Presiden ; dan
3. Bahan dasar bagi penyusunan rancangan Peraturan Perundang undangan.
Tahap awal
1. persiapan penyusunan NA
4. Evaluasi draft NA
5. penyempurnaan NA kepada Pemda dan DPD sebagai masukan dalam proses
pembentukan perda
Tahap kelanjutan
1. Penyusunan draft NA sesuai dengan pola dan sistematika standar yang biasa dipakai
dalam penyusunan NA
2. Kebutuhan akan waktu penyusunan dan menuangkan data serta informasi ke dalam
bentuk NA
3. memasukan alternatirf kaedah-kaedah dan norma dalam narasi yang disusun;
4. pemilihan kaedah/norma yang tepat yang menjadikan NA suatu produk hukum
dengan hasil penelitian dan kajian hukum;
Evaluasi terhadap draft NA perlu dilakukan setelah memperoleh masukan atau tanggapan
dari masyarakat, pada proses ini tim penyusun NA menginventarisir masukan-masukan yang
diperoleh dari diskusi publik dan sedapat mungkin mengakomodir masukan-masukan yang
bermanfaat ke dalam NA.
1. Bagian yang memuat hasil kajian materi RUU yang akan diusulkan
a. sampul depan/cover dengan diberi judul dan tertera siapa penyusun NA;
A. Latar belakang yang memuat pemikiran tentang konstatering fakta dan alasan
pentingnya materi
memuat pemikiran tentang dasar perlunya RUU dibentuk, antara lain meliputi
dasar filosofis, sosiologis,
C. Maksud dan tujuan yang menjelaskan tentang apa yang hendak dicapai melalui
pembentukan RUU