MAKALAH
PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN GALIAN, PAJAK AIR TANAH,
DAN
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................. 3
BAB I.......................................................................................... 4
PENDAHULUAN......................................................................... 4
A. Latar Belakang.................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................... 4
C. Tujuan................................................................................. 4
BAB II........................................................................................ 5
PEMBAHASAN........................................................................ 5
A. Pengertian Pajak Mineral bukan logam dan galian ............ 5
B. Objek Pajak......................................................................... 5
C. Subjek Pajak........................................................................ 6
D. Wajib Pajak......................................................................... 6
E. Tarif Pajak........................................................................... 7
F. Pengertian Pajak Air Tanah................................................ 7
G. Objek Pajak......................................................................... 7
H. Subjek Pajak........................................................................ 8
I. Wajib Pajak......................................................................... 8
J. Tarif Pajak...........................................................................11
K. Pengertian Pajak Sarang Burung Walet..............................12
L. Subjek Pajak........................................................................12
M. Objek Pajak.........................................................................12
N. Wajib Pajak.........................................................................12
O. Tarif Pajak...........................................................................12
BAB III......................................................................................13
PENUTUP..................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................13
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak adalah iuran wajib kepada negara yang mana tidak mendapatkan
kontra prestasi secara langsung dan digunakan untuk membiayai
pengeluaran negara dalam rangka pelaksanaan tugas negara sebagai
penyelenggara negara. Jenis pajak dibedakan menjadi 2 yaitu pajak pusat
yang contohnya pajak penghasilan(Pph) , pajak pertambahan nilai barang &
jasa (Ppn) , pajak penjualan atas barang mewah (Ppn-BM) serta pajak bumi
dan bangunan (Pbb) dan pajak daerah contohnya seperti pajak
reklame,pajak bahan bakar,pajak hiburan serta pajak kendaraan bermotor.
Dalam makalah ini saya mengangkat tema Pajak daerah (Pajak Mineral
bukan logam dan galian, Pajak Air tanah, dan Pajak Sarang Burung Walet.
Pajak daerah ini menjadi bagian dari Otonomi daerah yang mana ditandai
dengan pemberian kewenangan yang besar dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri.
Pemberiankewenangan ini diharapkan mampu memacu pemerintah daerah
untuk mewujudkan kesejahteraan yang lebih besar bagi masyarakatnya.
Pemberian kewenangan ini tidak hanyadari sisi administrasi pemerintahan,
tetapi juga dalam hal keuangan. Melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah pusat
mengalihkan beberapa pajak yang semula ditarik oleh pusat menjadi pajak
daerah. Pajak dan retribusi daerah merupakan salah satu pendapatan
daerah yang tergolong kedalam PAD (pendapatan asli daerah).
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Pajak Mineral bukan Logam dan galian
(Objek,Subjek,Wajib pajak, dan Tarif Pajak) ?
2. Apa Pengertian Pajak Air Tanah (Objek,Subjek,Wajib pajak, dan Tarif
Pajak) ?
3. Apa Pengertian Pajak Sarang Burung Walet (Objek,Subjek,Wajib pajak,
dan Tarif Pajak) ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui pengertian dari Pajak Mineral bukan Logam dan Galian
2. Untuk Mengetahui Pengertian Pajak Air Tanah
3. Untuk Mengetahui Pengertian Pajak Sarang Burung Walet
5
BAB II
PEMBAHASAN
Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah mineral bukan logam dan
batuan sebagaimana dimaksud di dalam peraturan perundang-undangan
di bidang mineral dan batubara.
DASAR HUKUM
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5049).
OBJEK PAJAK
Objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah kegiatan
pengambilan pengambilan mineral bukan logam dan batuan.
s. Marmer
t. Nitrat
u. Opsidien
v. Oker
w. Pasir dan kerikil
x. Pasir kuarsa
y. Perlit
z. Phospat
aa. Talk
bb. Tanah serap (fuller earth)
cc. Tanah diatome
dd. Tanah liat
ee. Tawas (alum)
ff. Tras
gg. Yarosif
hh. Zeolit
ii. Basal
jj. Trakkit
kk. Mineral bukan logam dan batuan lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
SUBJEK PAJAK
Subjek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah orang pribadi atau
badan yang dapat mengambil mineral bukan logam dan batuan.
WAJIB PAJAK
Wajib Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah orang pribadi atau
badan yang mengambil mineral bukan logam dan batuan.
1. Dasar pengenaan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah nilai jual
hasil pengambilan mineral bukan logam dan batuan.
3. Nilai Pasar untuk masing-masing jenis mineral bukan logam dan batuan
ditetapkan secara periodik berdasarkan Peraturan Walikota sesuai dengan
harga rata-rata yang berlaku setempat di wilayah Kota.
TARIF PAJAK
1. Tarif Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan ditetapkan sebesar 25% (dua
puluh lima persen).
2. Besaran pokok Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan yang terutang
dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak.
DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5049).
c. Pemanfaatan air tanah oleh Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik
Daerah yang khusus didirikan untuk menyelenggarakan usaha eksploitasi dan
mengusahakan air dan sumber-sumber air.
2. Wajib Pajak Air Tanah adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
b. Izin pemanfaatan air tanah untuk sumur pantek/pasak atau sumur gali.
9
3. Pemegang izin tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam surat
izin.
2. Nilai Perolehan Air Tanah dinyatakan dalam rupiah yang dihitung dengan
mempertimbangkan faktor-faktor berikut :
10
3. Besarnya Nilai Perolehan Air Tanah dihitung dengan cara mengalikan volume
pengambilan air dengan Harga Dasar Air.
Pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah oleh PT. Perusahaan Listrik Negara
(Persero) untuk kegiatan pembangkit listrik Industri sebesar Rp. 75,00/M3.
5. Perhitungan Nilai Perolehan Air Tanah dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kota Balikpapan.
6. Penetapan Nilai Perolehan Air Tanah adalah berdasarkan tarif progresif dan
klasifikasi pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah.
a. Non Niaga, merupakan kegiatan yang tidak termasuk Niaga dan Industri, akan
tetapi pemakaian air tanah lebih 100 M3/bulan.
b. Niaga kecil, merupakan kegiatan usaha dengan modal < (kurang dari) 200 juta
(dua ratus juta rupiah) dengan kegiatan pembelian, penjualan, jasa, ekspor
dan impor suatu barang, yang memakai air dengan kapasitas pompa < (kurang
dari) 2 liter/detik, antara lain toko/kios/warung, tempat penjualan air,
perusahaan negara yang diusahakan secara komersial seperti kantor, rumah
sakit/klinik swasta, apotek, bengkel, percetakan, gudang, penjahit/tailor,
salon kecantikan, panti pijat, mandi uap, pangkas rambut, kolam renang,
bimbingan tes/kursus keterampilan, biro jasa, terminal bus,
losmen/penginapan/villa / cottage, rumah makan, restoran, hotel, dan niaga
lainnya yang sejenis.
c. Niaga Besar, merupakan kegiatan usaha dengan modal > (lebih dari) 200 juta
(dua ratus juta rupiah) dengan kegiatan pembelian, penjualan, jasa, ekspor
11
dan impor suatu barang, yang memakai air dengan kapasitas pompa > (lebih
dari) 2 liter/detik, antara lain toko/kios/warung, tempat penjualan air,
perusahaan negara yang diusahakan secara komersial seperti kantor, rumah
sakit/klinik swasta, apotek, bengkel, percetakan, gudang, penjahit/tailor,
salon kecantikan, panti pijat, mandi uap, pangkas rambut, kolam renang,
bimbingan tes/kursus keterampilan, biro jasa, terminal bus, losmen
/penginapan /villa/ cottage, rumah makan, restoran, hotel, dan niaga lainnya
yang sejenis;
d. Industri Kecil, merupakan kegiatan usaha dengan modal < (kurang dari) 400
juta (empat ratus juta rupiah) dengan kegiatan ekonomi dan jasa yang
mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi dan/atau barang
jadi, yang lebih tinggi penggunaannya yang memakai air tanah dengan
kapasitas pompa < (kurang dari) 2 liter/detik, antara lain industri rumah
tangga, pengrajin/sanggar seni lukis, industri tekstil/batik, industri bahan
kimia/obat-obatan, industri kertas, industri perkayuan, industri
pertambangan, industri minuman/es, industri mobil/karoseri, kontraktor
pertambangan, minyak, gas bumi, dan perkebunan, industry perkebunan dan
industri lainnya yang sejenis.
e. Industri Besar, merupakan kegiatan usaha dengan modal > (lebih dari) 400
juta (empat ratus juta rupiah) dengan ekonomi dan jasa yang mengolah
bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi dan/atau barang jadi,
keadaan awal/asli menjadi suatu barang/keadaan dengan nilai yang lebih
tinggi penggunaannya yang memakai air tanah dengan kapasitas pompa >
(lebih dari) 2 liter/detik, antara lain industri rumah tangga, pengrajin/sanggar
seni lukis, industri tekstil/batik, industri bahan kimia/obat-obatan, industri
kertas, industri perkayuan, industri pertambangan, industri minuman/es,
industri mobil / karoseri, kontraktor pertambangan, minyak, gas bumi, dan
perkebunan, industry perkebunan dan industri lainnya yang sejenis.
7. Besarnya Nilai Perolehan Air Tanah ditetapkan dalam Peraturan Wali Kota
yang dapat ditinjau kembali secara periodik paling lama setahun sekali.
2. Perhitungan Pajak Air Tanah : Tarif Pajak (20%) x Nilai Perolehan Air Tanah
(NPA)
12
DASAR HUKUM
Subjek Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi atau badan
yang melakukan pengambilan dan/atau pengusahaan sarang burung
walet.
Wajib Pajak Sarang Burung Walet adalah orang pribadi atau badan yang
melakukan pengambilan dan/atau mengusahakan sarang burung walet.
Dasar pengenaan Pajak Sarang Burung Walet adalah nilai jual sarang
burung walet. Nilai jual sarang burung walet dihitung berdasarkan
perkalian antara harga pasaran umum sarang burung walet yang
berlaku di daerah dengan volume sarang burung walet. Adapun tarif
Pajak Sarang Burung Walet ditetapkan sebesar 10% (sepuluh
perseratus).
BAB III
PENUTUP
Demikianlah makalah yang telah saya buat. Semoga kita dapat lebih
memahami bentuk bentuk pajak yang ada dalam negara kita. Khususnya
pajak daerah,yang mana penerimaannya dibuat untuk kelangsungan
ekonomi dan pendapatan negara kita dan penggunaannya nantinya akan
kembali kepada kesejahteraan seluruh elemen masyarakat Indonesia.
Daftar Pustaka
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah
http://dlh.balikpapan.go.id/content/69/perhitungan-pajak-mineral-bukan-
logam-dan-batuan#:~:text=Pajak%20Mineral%20Bukan%20Logam%20dan
%20Batuan%20adalah%20pajak%20atas%20kegiatan,atau%20permukaan
%20bumi%20untuk%20dimanfaatkan.
http://dlh.balikpapan.go.id/content/62/perhitungan-npa-
https://bkad.bantulkab.go.id/hal/pajak-sarang-burung-walet#:~:text=Objek
%20Pajak%20Sarang%20Burung%20Walet,Negara%20Bukan%20Pajak
%20(PNBP).