Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : IBNU NAIM HABIB SHOHIBI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048723949

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4403/Ilmu Perundang-Undangan

Kode/Nama UPBJJ : 17/JAMBI

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
1. A. Berikan analisis anda tentang perbedaan muatan materi pada peraturan
pemerintah dan keputusan presiden: Perbedaan muatan materi antara peraturan
pemerintah dan keputusan presiden terletak pada tingkat otoritas dan cakupan
pengaturannya. Peraturan pemerintah memiliki tingkat otoritas yang lebih tinggi dan
cakupan pengaturan yang lebih luas dibandingkan dengan keputusan presiden. Peraturan
pemerintah dibuat berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan bertujuan untuk
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam undang-undang. Muatan materi
dalam peraturan pemerintah mencakup pengaturan mengenai kebijakan, program, dan
tindakan konkret yang harus dilakukan oleh pemerintah dalam melaksanakan undang-
undang. Peraturan pemerintah juga dapat mengatur mengenai tata cara pelaksanaan
undang-undang, pembentukan lembaga, dan pengaturan administratif lainnya.

B. analisis anda adakah perubahan pedoman untuk menentukan materi muatan


perundang-undangan sebelum dan sesudah amandemen Undang-Undang Dasar
1945. Menurut analisis saya pada Pasal 4 ayat (1) UUD1945 menetapkan bahwa,
"Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menumt Undang-
Undang Dasar". Selain itu, dalam Penjelasan Umum UUD 1945 dirumuskan bahwa,
"Presiden ialahpenyelenggarapemerintah negarayang tertinggi di bawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat- dan "Dalam menjalankanpemerintahan negara, kekuasaan
dan tanggung jawab adalah di tangan Presiden (concentration of power and
responssibility upon the President)". Dalam Pembahan UUD 1945 rumusan Pasal 4 ayat
(1) tersebut masih tetap dipertahankan, namun demikian, oleh karena berdasarkan Pasal
6A ayat (1) Pembahan UUD 1945, Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu
pasangan secara langsung oleh rakyat, maka Presiden ialah penyelenggara pemerintah
negara yang tertinggi di negara kita, dan oleh karena itu dalam menjalankan
pemerintahannegara, kekuasaan dan tanggungjawab adalah tetap di tangan Presiden.
Berdasarkan hal tersebut, maka ketentuan dalam Pasal 4 ayat (1) UUD1945 menyiratkan
makna bahwa kekuasaan kekuasaan pemerintahan yang ada pada Presiden meliputi
seluruh fimgsi pemerintahan dikurangi lungsi peradilan. Hal tersebut dapat ditinjau
dalam penyelenggaraan pemerintahan selama ini, bahwa pembentukan semua peraturan
perundangundangan berada di tangan Presiden, dengan suatu catatan khusus mengenai
pembentukan Undang-Undang Presiden harus melakukannya bersama-sama Dewan
Perwakilan Rakyat.

2. Analisis pentingnya naskah akademik dalam suatu rancangan undang-undang.


Naskah Akademik merupakan bahan baku yang dibutuhkan dalam pembentukan
peraturan perundang-undangan, termasuk Peraturan UU. Dengan dukungan naskah
akademik yang memadai diharapkan dapat dibentuk peraturan perundang-undangan
yang baik, dalam arti aplikatif dan futuristik. pembuatan Naskah Akademik dalam
proses pembuatan rancangan peraturan daerah (raperda). Hal ini sangat disayangkan
karena Naskah Akademik seharusnya dipandang sebagai hal yang krusial bukan sebagai
hal yang parsial dari suatu pembuatan raperda, karena dalam pembuatan Naskah
Akademik tersebut akan termuat dengan cermat landasan filosofis, sosiologis dan
yuridis sebagai dasar yang baik untuk suatu raperda. Jika ada Naskah Akademik,
peraturan perundang-undangan yang dihasilkan bisa lebih baik:
a. Pertama, perumusan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat serta cara-cara mengatasi permasalahan menjadi tidak
akurat. Naskah Akademik antara lain ingin menjawab permasalahan yang telah
diidentifikasi sebelumnya.
b. Kedua, permasalahan yang dihadapi sebagai alasan pembentukan rancangan
peraturan sebagai dasar hukum penyelesaian masalah (solusi) dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat menjadi tidak lengkap.
c. Ketiga, perumusan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis
pembentukan peraturan menjadi tidak komprehensif. Landasan filosofis adalah
pertimbangan yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk
mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum bangsa Indonesia.
Landasan sosiologis menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek. Landasan yuridis
menggambarkan bahwa peraturan dibentuk untuk mengatasi permasalahan hukum
atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada,
aturan yang akan diubah, atau yang akan dicabut.
d. Keempat, perumusan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan,
jangkauan, dan arah pengaturan dalam rancangan peraturan menjadi tidak
komprehensif. Naskah Akademik berfungsi mengarahkan ruang lingkup materi
muatan. Materi muatan itu setidaknya meliputi ketentuan umum, materi yang akan
diatur, ketentuan sanksi, dan ketentuan peralihan.

3. Format Susunan Pembukaan Peraturan Menteri

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK


INDONESIA
NOMOR 1 TAHUN 2023

TENTANG

PEDOMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI YANG


DILAKSANAKAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :
a. bahwa untuk mengefektifkan dan mengoptimalkan pengawasan
penyelenggaraan jasa konstruksi secara terpadu dan terkoordinasi yang
dilaksanakan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota perlu disusun
pedoman pengawasan penyelenggaraan jasa konstruksi;
b. bahwa pedoman sebagaimana dimaksud dalam huruf a, disusun sesuai dengan
asas umum pemerintahan yang baik, tertib secara administratif, akuntabel,
terstruktur, dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b, serta untuk melaksanakan ketentuan PP No. 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, UU No. 39 Tahun 2008 tentang
Kemerinterian Negara, Peraturan Presiden No. 25 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Peraturan Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 9 Tahun 2018 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa melalui Penyedia, dan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 03/PRT/M/2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat tentang Pedoman Pengawasan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang
Dilaksanakan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten, dan Kota;

Mengingat :
1. PP No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,
2. UU No. 39 Tahun 2008 tentang Kemerinterian Negara,
3. Peraturan Presiden No. 25 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
4. Pemerintah No. 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
melalui Penyedia, dan
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 03/PRT/M/2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai