Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : IBNU NAIM HABIB SHOHIBI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048723949

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4332/Hukum Administrasi Negara

Kode/Nama UPBJJ : 17/JAMBI

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA
1. A. Beberapa alasan umum mengapa informasi publik dapat dikecualikan dari
akses publik antara lain:
a. Kepentingan Keamanan Nasional: Informasi yang dapat membahayakan keamanan
nasional, pertahanan negara, atau hubungan internasional dapat dikecualikan dari
akses publik. Contohnya, informasi tentang strategi pertahanan, kekuatan militer,
atau intelijen negara.
b. Privasi dan Kerahasiaan Pribadi: Informasi yang berkaitan dengan privasi individu
atau kerahasiaan pribadi dapat dikecualikan dari akses publik. Contohnya, informasi
medis, data pribadi, atau informasi yang dapat mengidentifikasi individu secara
pribadi.
c. Kepentingan Bisnis dan Keuangan: Informasi yang dapat merugikan kepentingan
bisnis atau keuangan Badan Publik atau pihak ketiga dapat dikecualikan dari akses
publik. Contohnya, informasi tentang strategi bisnis, rahasia dagang, atau informasi
keuangan yang belum diumumkan.
d. Kepentingan Hukum: Informasi yang terkait dengan proses hukum, investigasi, atau
perlindungan saksi dapat dikecualikan dari akses publik. Contohnya, informasi yang
dapat mengganggu proses penyelidikan atau mengungkapkan identitas saksi yang
dilindungi.
e. Informasi Rahasia Negara: Informasi yang dianggap sebagai rahasia negara, seperti
kode rahasia, metode kriptografi, atau informasi yang dapat membahayakan
kepentingan nasional, dapat dikecualikan dari akses publik.
Penting untuk dicatat bahwa keputusan untuk mengkecualikan informasi publik dari
akses publik harus didasarkan pada undang-undang yang berlaku dan harus sejalan
dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Badan Publik harus menjelaskan alasan
yang jelas dan objektif mengapa informasi tersebut dikecualikan dari akses publik, serta
memberikan mekanisme untuk mengajukan banding atau memperoleh informasi
tersebut dalam keadaan tertentu.

B. Permohonan informasi publik memiliki kewajiban untuk menggunakan


informasi yang diperoleh secara bertanggung jawab. Berikut adalah beberapa
kewajiban yang harus dilakukan oleh pemohon informasi publik dalam menggunakan
informasi tersebut secara bertanggung jawab:
1) Menggunakan informasi dengan tujuan yang sesuai : pemohon informasi publik
harus menggunakan informasi yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang
ditentukan.
2) Menghormati hak privasi dan kerahasiaan : pemohon informasi publik harus
menghormati hak privasi dan kerahasiaan individu atau pihak yang terkait dalam
informasi tersebut
3) Menjaga keakuratan dan keberlanjutan informasi : pemohon informasi publik
harus menggunakan informasi dengan cermat dan memastikan keakuratan serta
keberlanjutan informasi tersebut.
4) Menghormati hak cipta dan kekayaan intelektual: permohon informasi publik
harus menghormati hak cipta dan kekayaan intelektual terkait dengan informasi
yang diperoleh.
5) Menghindari penyebaran informasi yang menyesatkan atau merugikan: pemohon
informasi publik harus menghindari penyebaran informasi yang menyesatkan,
merugikan, atau menimbulkan kerugian pada pihak lain.
2. A. Lembaga Ombudsman adalah lembaga yang bertugas untuk melindungi hak-
hak masyarakat dan mengawasi pelayanan publik. Ketika masyarakat mengajukan
pengaduan kepada Ombudsman, lembaga ini akan melakukan beberapa tindakan sebagai
berikut:
1) Penerimaan Pengaduan: Ombudsman akan menerima pengaduan dari masyarakat
terkait masalah pelayanan publik yang dianggap tidak memuaskan atau adanya
dugaan pelanggaran administrasi.
2) Penelitian Awal: Setelah menerima pengaduan, Ombudsman akan melakukan
penelitian awal untuk memastikan bahwa pengaduan tersebut berada dalam
yurisdiksinya. Mereka akan memeriksa apakah pengaduan tersebut berkaitan dengan
pelayanan publik yang menjadi kewenangan Ombudsman.
3) Investigasi: Jika pengaduan tersebut masuk dalam yurisdiksi Ombudsman, lembaga
ini akan melakukan investigasi lebih lanjut. Mereka akan mengumpulkan bukti,
mewawancarai pihak terkait, dan melakukan penelitian untuk memahami masalah
yang diadukan.
4) Mediasi: Ombudsman juga dapat mencoba memediasi antara pihak yang mengadu
dan pihak yang diadukan. Tujuannya adalah mencapai kesepakatan yang
memuaskan kedua belah pihak tanpa perlu melanjutkan proses hukum.
5) Rekomendasi: Setelah melakukan investigasi, Ombudsman akan mengeluarkan
rekomendasi kepada pihak yang diadukan. Rekomendasi ini dapat berupa saran
perbaikan, perubahan kebijakan, atau tindakan disiplin terhadap pihak yang terlibat.
6) Pengawasan Pelaksanaan Rekomendasi: Ombudsman akan memantau pelaksanaan
rekomendasi yang diberikan. Mereka akan memastikan bahwa pihak yang diadukan
mengambil tindakan yang sesuai dengan rekomendasi yang diberikan.
7) Laporan dan Advokasi: Ombudsman juga akan menyusun laporan mengenai temuan
dan rekomendasi mereka. Laporan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
melakukan advokasi terhadap perubahan kebijakan atau perbaikan sistem pelayanan
publik.
Dengan melakukan tindakan-tindakan ini, lembaga Ombudsman berperan dalam
menjaga akuntabilitas dan transparansi pelayanan publik serta melindungi hak-hak
masyarakat.

B. Jalur litigasi adalah proses penyelesaian sengketa melalui pengadilan. Jika


masyarakat memilih jalur litigasi untuk mengajukan pengaduan, berikut adalah
proses yang biasanya terjadi:
a) Pengajuan Gugatan: Masyarakat yang merasa dirugikan dapat mengajukan
gugatan ke pengadilan yang berwenang. Gugatan harus memenuhi persyaratan
hukum yang ditetapkan, seperti waktu pengajuan yang tepat dan alasan yang
jelas.
b) Pemeriksaan Awal: Setelah gugatan diajukan, pengadilan akan melakukan
pemeriksaan awal untuk memastikan gugatan tersebut memenuhi persyaratan
formil. Jika gugatan dinyatakan tidak memenuhi persyaratan, pengadilan dapat
menolak gugatan tersebut.
c) Pemeriksaan Materiil: Jika gugatan diterima, pengadilan akan memeriksa
substansi gugatan tersebut. Pihak yang mengajukan gugatan dan pihak yang
digugat akan diminta untuk mengajukan bukti dan argumen mereka. Pengadilan
akan mempertimbangkan bukti dan argumen dari kedua belah pihak sebelum
membuat keputusan.
d) Sidang: Sidang akan dilakukan untuk mendengarkan argumen dan bukti dari
kedua belah pihak. Pihak yang mengajukan gugatan dan pihak yang digugat
dapat diwakili oleh pengacara. Pengadilan akan mempertimbangkan semua
argumen dan bukti yang diajukan sebelum membuat keputusan.
e) Putusan: Setelah mempertimbangkan semua argumen dan bukti yang diajukan,
pengadilan akan membuat putusan. Putusan tersebut akan menjadi keputusan
resmi yang mengikat kedua belah pihak. Putusan pengadilan dapat berupa
menolak gugatan, mengabulkan gugatan, atau memberikan kompensasi kepada
pihak yang dirugikan.
f) Pelaksanaan Putusan: Jika gugatan diterima dan putusan mengabulkan gugatan,
pihak yang dirugikan dapat mengajukan eksekusi putusan untuk memastikan
bahwa putusan pengadilan dilaksanakan. Pelaksanaan putusan dapat melibatkan
proses penagihan atau tindakan lain yang diperlukan untuk memenuhi putusan
pengadilan.
Penting untuk dicatat bahwa proses pengaduan dalam jalur litigasi dapat berbeda-
beda tergantung pada yurisdiksi dan jenis kasus yang diajukan. Jika masyarakat ingin
menggunakan jalur litigasi, disarankan untuk mencari bantuan hukum dari pengacara
atau lembaga yang berkompeten dalam hukum untuk memahami proses yang berlaku
dalam yurisdiksi mereka.

3. A. Analisis keterkaitan upaya pemerintah dalam jaminan sosial melalui kesamaan


kesempatan. Menurut analisis saya Penyandang disabilitas merupakan bagian dari
masyarakat Indonesia yangmempunyai kedudukan, hak, kewajiban, serta peran yang
sama dengan masyarakatIndonesia lainnya dalam kehidupan dan penghidupannya. Oleh
karena itu, diperlukanadanya kebijakan pemerintah yang memperhatikan dan mewadahi
tentang hak penyandang disabilitas dalam kegitan kehidupannya dalam masyarakat.
Upaya pemerintah dalam melindungi kehidupan penyandang disabilitas sudah tertuang
dalam berbagai peraturan perundang-undangan yang ada. Seperti halnya yang belum
lamaini diterbitkan yaitu Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
PenyandangDisabilitas sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997
tentangPenyandang Cacat, yang sudah tidak sesuai lagi dengan paradigma kebutuhan
penyandang disabilitas. Olehnya itu Polri memberikan kesempatan kepada penyandang
disabilitas untuk menjadi ASN di tubuh Polri.
B. Aksebilitas apa yang diberikan kepada penyandang disabilitas berdasarkan
artikel, menurut analisis saya Aksebilitas yang diberikan sesuai Pasal 11 huruf a UU
No. 8 Tahun 2016 tentangPenyandang Disabilitas yang menyebutkan bahwa hak
penyandang disabilitasmeliputi hak memperoleh pekerjaan yang diselenggarakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah atau swasta tanpa diskriminasi. Selanjutnya, terdapat
arahanPresiden Joko Widodo kepada instansi pemerintah agar menyediakan kuota 2
persendari keseluruhan formasi CASN bagi penyandang disabilitas

Anda mungkin juga menyukai