Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rayhan Nabigha Putra Narjanta

NIM : 11000121140596
Kelas : Hukum dan Hak Asasi Manusia (I)

Tugas 3
Hukum dan Hak Asasi Manusia

1. Ombudsman RI berwenang meminta keterangan secara lisan dan/atau tertulis dari


Pelapor, Terlapor, atau pihak lain, melakukan pemanggilan mengenai laporan,
melakukan pemeriksaan lapangan serta kewenangan lainnya. Terhadap dugaan
maladministrasi pada pelayanan public. Sehingga masyarakat memiliki hak juga
dalam melaporkan apabila hak masyarakat dalam pelayanan publik tidak terpenuhi.
Sehingga hak masyarakat dalam UU 25/2009
Hak-hak tersebut yaitu dalam Pasal 18 UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik, antara
lain Hak:
1. mengetahui kebenaran isi standar pelayanan
2. mengawasi pelaksanaan standar pelayanan.
3. mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan.
4. mendapat advokasi, perlindungan, dan/atau pemenuhan pelayanan.
5. memberitahukan kepada pimpinan penyelenggara untuk memperbaiki pelayanan
apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan.
6. memberitahukan kepada pelaksana untuk memperbaiki pelayanan apabila
pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan.
7. mengadukan pelaksana yang melakukan penyimpangan standar pelayanan dan/atau
tidak memperbaiki pelayanan kepada penyelenggara dan ombudsman.
8. mengadukan penyelenggara yang melakukan penyimpangan standar pelayanan
dan/atau tidak memperbaiki pelayanan kepada pembina penyelenggara dan
Ombudsman.
9. mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan.
Serta hak dalam Pasal 40 UU 25/2009 tentang Pelayanan Publik yait bahwa
masyarakat yang menyampaikan pengaduan juga dijamin hak-haknya oleh peraturan
perundang- undangan. Selain me dapat hak-hak diatas diatur juga dalam UU
Ombudsman Pasal 3 huruf h UU 37/2008 tentang Ombudsman RI, Ombudsman
dalam menjalankan tugas dan wewenangnya berasaskan kerahasiaan. Pasal 24 ayat
(2) Dalam keadaan tertentu, nama dan identitas Pelapor dapat dirahasiakan. Hal
tersebut merupakan jaminan kerahasiaan dari Ombudsman untuk melindungi
masyarakat.
2. UU Tentang Perlindungan Saksi dan Korban
Dalam UU Nomor 13 Tahun 2006 diatur tentang Perlindungan Saksi dan Korban
dimana dalam beberapa pasal diatur hak-hak bagi saksi dan korban. Terdapat Bab 2
tentang Perlindungan Hak Saksi dan Korban yaitu dalam Pasal 5 dinyatakan bahwa
melindungi hak, antara lain hak:
 memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi, keluarga, dan harta
bendanya, serta bebas dari Ancaman yang berkenaan dengan kesaksian yang
akan, sedang, atau telah diberikannya;
 ikut serta dalam proses memilih dan menentukan bentuk perlindungan dan
dukungan keamanan
 memberikan keterangan tanpa tekanan
 mendapat penerjemah
 bebas dari pertanyaan yang menjerat
 mendapatkan informasi mengenai perkembangan kasus
 mendapatkan informasi mengenai putusan pengadilan
 mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan
 mendapat identitas baru
 mendapatkan tempat kediaman baru
 memperoleh penggantian biaya transportasi sesuai dengan kebutuhan;
 mendapat nasihat hukum atau memperoleh bantuan biaya hidup sementara
sampai Batas waktu perlindungan berakhir
Selain hak yang diatur dalam Pasal 5, di dalam Pasal 6 juga diatur hak mendapat
bantuan medis dan mendapat bantuan rehabilitasi psiko-sosial. Serta di dalam Pasal 7
diatur juga bahwa korban melalui LPSK mempunyai hak untuk mengajukan
pengadilan, antara lain:
 hak atas konpensasi dalam kasus pelanggaran hak asasi manusia yang berat
hak atas restitusi atau ganti kerugian yang menjadi tanggung jawab pelaku tindak
pidana.
3. UU ttg perlindungan anak ketegori hak:
 hak identitas diri & status kewarganegaraan anak
 hak diasuk org tua & mengetahui org tuanya
 ham untuk beribadah
 hak pelayanan Kesehatan
 hak memperoleh Pendidikan
 hak kebebasan ekspresi, kebebasan berpendapat dan memperoleh informasi
 hak berekreasi, bergaul dengn teman
 hak anak penyandang disabilitas untuk memperoleh rehabilitasi
 Mekanisme pengawasan:
1. komisi perlindungan anak indonesia (KPAI)
2. Pengaduan
3. mediasi
4. laporan
4. Peraturan presiden tentang komisi nasional anti kekerasan terhadap perempuan
kategori hak: Semua kategori hak sipil & politik, serta hak ekonomi sosial budaya
sebagaimana diatur dalam berbagai instrumen int’l maupun nasional tentang HAM
Mekanisme pengawasan: Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan dibentuk
untuk melakukan pencegahan & penanggulangan masalah kekerasan terhadap
perempuan serta penghapusan segala bentuk tindak kekerasan terhadap perempuan

5. UU ttg penyandang disabilitas kategori hak:


Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas dilakukan Berdsrkan Prinsip-Prinsip:
• Penghormatan thd martabat
• Otonomi individu
• Tanpa diskriminasi
• Partisipasi penuh
• Keragaman manusia & kemanusiaan
• Kesamaan kesempatan
• Kesetaraan
• Aksesibilitas
• Kapasitas yg terus berkembang & identitas anak
• Inklusif
• Perlakuan khusus & perlindungan
lebih Mekanisme pengawasan:
bertugas melaks pemantauan, evaluasi, dan advokasi pelaksanaan penghormatan,
perlindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas.

Anda mungkin juga menyukai