1. Sanksi Pidana
26
Nida IG, Dewi AA, Budiyasa IM. Pertanggung Jawaban Pihak Kepolisian Dan Upaya Hukum Yang Dilakukan
Tersangka Atas Terjadinya Salah Tangkap. Jurnal Preferensi Hukum. Vol. 1, No. 2 – September 2020, Hal. 51-56.
2. Sanksi Perdata
3. Sanksi Administrasi
Mengenai ganti kerugian bagi korban salah tangkap dijelaskan dalam pasal
95 dan pasal 96 KUHAP, tersangka, terdakwa atau terpidana berhak menuntut
ganti kerugian karena ditangkap, ditahan, dituntut dan diadili atau dikenakan
27
Cahyadi M. Tinjauan Hukum Terhadap Tuntutan Ganti Kerugian Karena Salah Tangkap Dan Menahan
Orang. Karya Ilmiah Universitas Tadulako, 2018. Hal 4.
tindakan lain, tanpa alasan yang berdasarkan undang – undang atau karena
kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan. Sedangkan untuk
untuk pemberian rehabilitasi bagi korban salah tangkap diatur dalam pasal 97 ayat
(1) KUHAP. 27
28
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Displin Anggota Kepolisian Negara
Republik Indonesia Pasal 7
1. Menunjukkan surat tugas kepada tersangka bahwa ia ditugaskan untuk
melakukan penangkapan.
Akibatnya hukum kasus salah tangkap tersebut harusnya tidak hanya pihak
korban yang menjadi korban salah tangkap namun pada seharusnya demi
memenuhi rasa keadilan dalam masyarakat yang semestinya juga menjadi
tanggungjawab dari penyidik kepolisian. Penyidik juga tak berkewajiban untuk
menyatakan penyesalannya ataupun meminta maaf secara tertutup dan secara
terbuka. Tersangka juga memiliki hak, beberapa hak tersangka adalah sebagai
berikut29 :
2. Dan dugaan yang kuat itu didasarkan pada bukti permulaan yang cukup.
Salah tangkap pada dasarnya hal yang dapat terjadi pada setiap orang
dalam melakukan kesalahan terhadap pekerjaannya. Tetapi yang menjadi masalah
dalam kesalahan tersebut adalah akibat yang terjadi atas perbuatan kesalahan itu
menimbulkan kerugian bagi korban. Terjadinya salah tangkap merupakan suatu
pelanggaran yang dilakukan oleh penyidik dalam melakukan tugas dan
wewenangnya.30
30
Lathif N. Pertanggungjawaban Pidana Penyidik Polri Dalam Kasus Salah Tangkap. Pakuan Law Review.
Vol 4(2). 2018. E-Issn:2614-485.
31
Naufal M. Pakuan Law Review Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2018 e-ISSN:2614-485. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 2016.
yang dipunyai oleh setiap manusia, adanya pemisahan terhadap kekuasaan negara,
kemudian adanya sistem pemerintahan yang berdasarkan oleh undang-undang,
dan yang terakhir yaitu adanya peradilan administrasi negara. Oleh adanya
pendapat tersebut dapat dibilang bahwa perlindungan dan penegakan hak asasi
manusia adalah faktor yang penting didalam suatu negara hukum tentunya. 32
Peristiwa salah tangkap yang terjadi di Indonesia ini tentunya sangat jelas
merugikan pihak korban salah tangkap tersebut. Negara wajib memberi
perlindungan hukum terhadap peristiwa tersebut dikarenakan perlindungan hukum
merupakan cerminan tanggung jawab negara yang sifatnya wajib diberikan serta
32
Ayunda YP. Perlindungan Hukum Terhadap Korban Salah Tangkap Dalam Peradilan Pidana. Fakultas
Hukum Universitas Sumatera Utara Medam. 2020
dijamin oleh negara didalam melakukan tugasnya sebagai penyelenggara negara.
Peristiwa salah tangkap yang dilakukan saat sistem peradilan pidana berjalan
dengan alasan yang tidak tercantum dengan undang-undang atau kekeliruan
mengenai aparatnya maupun hukumnya adalah suatu hal yang terjadi sejak dulu
memang telah mendapatkan perhatian pemerintah. Peristiwa salah tangkap yang
terjadi di Indonesia nyatanya lebih sering terjadi ditimbang dari adanya peristiwa
kesalahan hukum lainnya, hal ini pastinya menimbulkan konsekuensi bahwa
warga negara yang terkena peristiwa salah tangkap berhak untuk menuntut negara
untuk meminta ganti kerugian maupun rehabilitasi.33
Hal penting yang didapat dari adanya PP no 92 Tahun 2015 bagi korban
salah tangkap di Indonesia yakni dalam hal ganti kerugian sesuai pasal 77 huruf b
juga pasal 95 KUHAP nominal yang diberikan oleh negara dalam rangka
mengganti kerugian yang didapat oleh individu atau warga negara yang menjadi
korban salah tangkap yaitu sebesar Rp. 500.000 (lima ratus ribu rupiah) hingga
Rp. 100.000.000 (serratus juta rupiah), terdapat juga ganti kerugian akibat
34
Harianja MM. Perlindungan Hukum Terhadap Korban Tindak Pidana Dalam Hal Terjadinya Salah
Tangkap (Error In Persona). Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. 2020.
menerima luka berat sesuai yang diatur didalam pasal 95 KUHAP yaitu
nominalnya sebesar Rp. 25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah) hingga Rp.
300.000.000 (tiga ratus juta rupiah), hingga ada juga ganti kerugian yang apabila
terjadi kematian nominal ganti kerugiannya dari Rp. 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah) hingga mencapai Rp. 600.000.000 (enam ratus juta rupiah). 35
35
Jayawisastra KP, Sugama Id. Pengaturan Hukum Terhadap Korban Salah Tangkap Ditinjau Dari Perspektif
Sistem Peradilan Pidana. Jurnal Kertha Wicara Vol 9 No.9 Tahun 2020, Hlm. 1-14.
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Kasus salah tangkap telah melanggar kode etik Profesi Polri. Anggota
Kepolisian yang terlibat inipun telah diberi sanksi melalui sidang disiplin Polri
sesuai dengan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 2003 tentang Peraturan Displin Anggota Polri, dan Kode Etik Kepolisian.
Korban dapat melakukan upaya hukum yaitu praperadilan untuk membayar ganti
kerugian dan rehabilitasi sesuai dengan KUHAP.
5.2. SARAN
Dalam hal ini seharusnya Kepolisian harus teliti sehingga hasil dalam
penyelidikan itu lebih matang dan dapat meminimalisir terjadinya akan salah
tangkap, selain itu penyidik lebih dapat berhati-hati dalam penyelidikan atau
mencari data. Untuk mencegah dalam menanggulangi terjadinya salah tangkap
maka upaya Direktur Reserse Kriminal Umum melaksanakan bimbingan secara
teknik pada tingkat Polda atau Polres dangan secara langsung maupun secara
tertulis dengan menggunakan telegram atau juklak.
Perlunya upaya hukum yang bisa dilakukan oleh seseorang tersangka yang
ternyata merupakan korban yang terjadi salah tangkap, maka ia dapat mengajukan
upaya hukum berupa upaya pra peradilan. Dalam praktek dilapangan sebaiknya
tersangka dipermudah dengan mengajukan upaya hukum tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
26. Nida IG, Dewi AA, Budiyasa IM. Pertanggung Jawaban Pihak Kepolisian
Dan Upaya Hukum Yang Dilakukan Tersangka Atas Terjadinya Salah
Tangkap. Jurnal Preferensi Hukum. Vol. 1, No. 2 – September 2020, Hal.
51-56.
32. Ayunda YP. Perlindungan Hukum Terhadap Korban Salah Tangkap Dalam
Peradilan Pidana. Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medam.
2020.
35. Jayawisastra KP, Sugama Id. Pengaturan Hukum Terhadap Korban Salah
Tangkap Ditinjau Dari Perspektif Sistem Peradilan Pidana. Jurnal Kertha
Wicara Vol 9 No.9 Tahun 2020, Hlm. 1-14.