Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN NEUROLOGI LAPORAN KASUS

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER JULI 2022


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

STROKE NON HEMORAGIK

OLEH :
Ufarah Indah Sari

11120212058

PEMBIMBING :
dr. H. Taufik Tjahjadi, Sp. S

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini, saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa :


Nama : Ufarah Indah Sari
NIM : 111 2021 2058
Judul : Stroke Non Hemoragik

Telah menyelesaikan tugas laporan kasus yang berjudul “Stroke Non


Hemoragik’’ dan telah disetujui dan dibacakan dihadapan Dokter
Pendidik Klinik dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Neurologi
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Makassar, 19 Juli 2022

Dokter Pendidik Klinik Mahasiswa

dr. H. Taufik Tjahjadi, Sp. S Ufarah Indah


Sari Stb.
11120212058

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................2

KATA PENGANTAR............................................................................................4

BAB I LAPORAN KASUS.....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................13

BAB III KESIMPULAN........................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

3
KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT, karena berkat limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya maka
laporan kasus ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat
semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang
mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman.
Laporan kasus yang berjudul Stroke Non Hemoragik ini disusun
sebagai persyaratan untuk memenuhi kelengkapan bagian. Penulis
mengucapkan rasa terimakasih sebesar-besarnya atas semua bantuan
yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama
penyusunan laporan kasus ini hingga selesai. Secara khusus rasa
terimakasih tersebut penulis sampaikan kepada dr. H. Taufik Tjahjadi,
Sp. S, sebagai pembimbing dalam penulisan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini belum sempurna, untuk
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam
penyempurnaan penulisan laporan kasus ini. Terakhir penulis berharap,
semoga laporan kasus ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

Makassar, 19 Juli 2022

Penulis

4
BAB I
LAPORAN KASUS

1.1 Identitas Pasien

Nama : Tn. R

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 62 Tahun

Agama : Islam

No RM 408728

Tanggal Lahir : 12/06/1960

MRS : 11 Juli 2022

Pukul : 15.17 WITA

1.2 Anamnesis

a) Keluhan Utama

Kelemahan pada anggota gerak sebelah kiri.

b) Riwayat Penyakit Sekarang

Laki-laki, 62 tahun diantar oleh keluarga ke Rumah Sakit

Bhayangkara datang dengan keluhan lengan dan tungkai kiri tidak

dapat digerakkan dan bicara pelo sejak 1 hari sebelum masuk

rumah sakit. Sebelum keluhan tersebut muncul, pasien sedang

bermain kartu dan mengaku tiba-tiba merasa berat pada lengan

dan tungkai kiri sehabis meminum kopi. Pasien mengaku oleng dan

susah bangkit karena lengan dan tungkai kiri tidak dapat

digerakkan. Pasien tidak mengeluh adanya sakit kepala, mual,

ataupun muntah
5
sebelumnya. Pasien mengaku tidak pingsan dan masih dapat

mengenali anggota keluarga yang lain serta bicara menjadi tidak

begitu jelas (pelo). Pasien tidak mengeluh adanya demam. Pasien

memiliki kebiasaan sering merokok dan meminum kopi. Riwayat

trauma disangkal, Riwayat DM dan hipertensi disangkal oleh

pasien. Pasien mengaku tidak pernah mengalami keluhan seperti

ini sebelumnya. BAB dan BAK lancar.

c) Riwayat Penyakit Dahulu :

Diabetes Melitus : Disangkal

Hipertensi : Disangkal

d) Riwayat Penyakit Keluarga:

e) Riwayat Berobat

f) Riwayat Kebiasaan

Pasien mengaku perokok aktif dan selalu meminum kopi setiap hari.

1.3 Pemeriksaan Fisik

a) Status generalis

1. Keadaan Umum : Compos Mentis


Tanda Vital
1. Tekanan Darah : 140/80 mmHg
2. Nadi : 107 x/menit
3. Pernafasan : 20 x/menit
4. Suhu : 36,20C
5. SpO2 : 99%

6
b) Kepala
1. Bentuk Normal, Simetris
2. Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
3. Lagophtalmus (-)
4. Ptosis (-)
5. Exophtalmus (-)
6. Pupil Isokor, Ø 2,5 mm Isokor, Ø 2,5, refleks cahaya langsung
(+/+), reflex cahaya tak langsung (+/+)
7. Bibir sianosis (-)
8. Leher
a. Pembesaran KGB (-)
b. Trakea : Tidak ada Deviasi
c. Pembesaran tiroid (-)

c) Status Neurologicus
1.
Kesadaran : E 4 V 5 M6
2.
Pemeriksaan Tanda Rangsangan Meningeal
a. Kaku Kuduk (-)
b. Brudzinsky I Sign (-/-)
c. Brudzinsky II Sign (-/-)
d. Lasseque Sign (-/-)
e. Kernig Sign (-/-)

7
d) Pemeriksaan Saraf Kranialis

Pemeriksaan Saraf Kranialis Kanan Kiri


Olfaktorius (I)
 Subjektif Dbn dbn
Optikus (II)
 Tajam penglihatan (Subjektif) N N
 Lapangan pandang (Subjektif) N N
 Melihat warna N N

Okulomotorius (III)
 Pergerakan mata kearah medial, + +
inferior, torsi inferior
 Pergerakan mata ke superior + +
 Strabismus - -
 Nystagmus - -
 Refleks cahaya langsung + +
 Refleks cahaya tidak langsung + +
 Midriasis - -
 Ptosis - -

Troklearis (IV)
Pergerakan mata (ke bawah-keluar) N N

Trigeminus (V)
 Membuka mulut dbn dbn
 Mengunyah dbn dbn
 Menggigit dbn dbn
 Palpasi Otot Masseter N TN
 Sensibilitas muka + +
(Taktil, Nyeri)
Abdusens (VI)
Pergerakan mata ke lateral N N
Fasialis (VII)
 Mengerutkan dahi N N
 Lagophtalmus (-) (-)
 Memperlihatkan gigi N N
 Sudut bibir dbn Sudut
mulut
tumpul
 Pengecapan (2/3) Anterior tidak tidak
dilakukan dilakukan

8
Vestibulokoklearis (VIII)
 Fungsi pendengaran (Subjektif) N N
 Tes Scwabach tidak tidak
dilakukan dilakukan
 Tes Rinne tidak tidak
dilakukan dilakukan
tidak tidak
 Tes Weber dilakukan dilakukan

 Kepala berputar (Vertigo) - -


Glossofaringeus (IX)
 Perasaan lidah (bagian belakang) tidak tidak
 Refleks muntah dilakukan dilakukan
tidak tidak
dilakukan dilakukan
Vagus (X)
 Bicara N
 Menelan N
 Arcus Pharynx N
Assesorius (XI)
 Mengangkat bahu N sulit
 Memalingkan kepala N N
Hipoglossus (XII)
 Pergerakan lidah (+)
 Atrofi eutrofi

e) Pemeriksaan Motorik, Sensorik dan Refleks


Anggota Gerak Atas
Kanan Kiri
Motorik
 Bentuk/Massa Otot N N
 Pergerakan Bebas Terbatas
 Kekuatan 5 2
 Tonus N Lemah
Sensibilitas
 Taktil tdl tdl
 Nyeri N N
Refleks fisiologis
 Biseps + +
 Triceps + +

9
Refleks patologis
 Tromner - -
 Hoffman - -

Anggota gerak bawah

Pemeriksaan Kanan Kiri


Motorik
 Bentuk/Massa Otot N N
 Pergerakan Bebas Terbatas
 Kekuatan 5 2
 Tonus N Lemah
Sensibilitas
 Taktil TDL TDL
 Nyeri + +
Refleks fisiologis
 Patella + +
 Achilles + +
Refleks patologis
 Babinski (-) (-)

Pemeriksaan tambahan
 Tes Patrick TDL TDL
 Tes kontra Patrick TDL TDL

f) Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium
- Gula darah sewaktu 86 mg/dl
- Cholesterol total 266 mg/dl
- Cholesterol LDL 202 mg/dl
2. Radiologi
CT-Scan Kepala
- Lesi Hipodens (5 HU) pada MCA Dextra Territory

- Tidak ada perdarahan Intra-Cranial.

- Tidak tampak deviasi midline.

- Infra tentorial batang otak dan hemisfer cerebellum baik

10
- Kedua CPA tampak baik

- Sella dan parasellar tampak normal

- Ventrikel lateralis kanan kiri dan ventrikel III serta ventrikel IV


normal.

- Sistem sisterna dan fissure sylvii normal.

- Aerasi sinus paranasalis tampak normal.

- Septum nasi di tengah, concha nasalis tampak normal.

- Air cell mastoid Normal.

- Tulang-tulang intak

Kesan : Infark Cerebri MCA Teritory Dextra.

Gambar 1. CT-Scan Kepala tanpa kontras didapatkan

kesan Infark Cerebri MCA Teritory Dextra.

11
g) Diagnosis
Diagnosis Klinis : Hemiparesis
sinistra Diagnosis Topis : Hemisfer
dextra
Diagnosis Etiologis : Non Hemorrhagic Stroke ec Infark Cerebri

h) Terapi
- Inj. Citicolin /12 jam/IV
- Inj Neurobion IV
- Inj. Ranitidine /12jam/IV
- Citicolin 500 mg 2x1
- Aspilet 1-0-0
- Clopidogrel 1-0-0
- Simvastatin 20 mg 0-0-1
- Amlodipin 5 mg 0-0-1
- Neurodex 2x1

12
BAB II
PEMBAHASA
N

Pada kasus ini pasien dengan stroke non hemoragik disertai adanya

dislipidemia dan hipertensi. Terdapat beberapa faktor resiko terjadinya

stroke non hemoragik, antara lain: usia lanjut, hipertensi, DM, penyakit

jantung, hiperkolesterolemia, merokok dan kelainan pembuluh darah otak.

Dilihat dari faktor resiko berupa usia, jenis kelamin, dislipidemia dan

hipertensi maka pasien memiliki resiko tinggi untuk terjadinya stroke

(Rismanto, 2006). Pasien mengaku terbiasa merokok setiap hari dan juga

sering meminum kopi (setiap hari) Dari kebiasaan pasien sehari-hari

semakin meningkatkan resiko terjadinya stroke karena kebiasaan merokok

dapat meningkatkan resiko terjadinya stroke.

Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang potensial. Hipertensi

dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya pembuluh darah

otak yang mengakibatkan perdarahan otak dan apabila pembuluh darah

otak menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel – sel

otak akan mengalami kematian. Hipertensi sering kali dijumpai pada

pasien dengan stroke akut bahkan pasien yang sebelumnya normotensi

sekalipun pada fase akut dapat mengalami peningkatan tekanan darah.

Pada 24 jam pertama fase akut stroke, lebih dari 60% pasien datang

dengan tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan lebih dari 28% memiliki

tekanan darah diastolik > 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah pada

stroke iskemik merupakan respon otak yang bertujuan untuk

13
meningkatkan tekanan

14
perfusi otak sehingga aliran darah akan meningkat. Diharapkan dengan

respon tersebut kerusakan di area penumbra tidak bertambah berat.

Akibatnya, penurunan tekanan darah yang terlalu cepat pada stroke

iskemik akut dapat memperluas infark dan perburukan neurologis.

Kolesterol total adalah jumlah dari keseluruhan atau total kolesterol

didalam darah. Total kolesterol didalam darah terdiri dari kolesterol LDL,

HDL dan trigliserida. Low Density Lipoprotein (LDL) berperan dalam

pembentukan atherosklerosis dikarenakan kemampuan LDL yang dapat

menstimulasi molekul adhesi dan chemoattractans pada permukaan

dinding pembuluh darah tepatnya pada sel endotel. Sebaliknya HDL

memiliki kemampuan dalammenghambat ekpresi molekul adhesi,

menghambat oksidasi LDL dan aktivasi serta agregasi trombosit.

Peningkatan kadar trigliserida dalam darah dapat menyebabkan

peningkatan viskositas plasma dan dapat mengubah kaskade koagulasi

sehingga hal ini dapat berisiko untuk terjadinya thrombosis.

Profil lipid lebih berpengaruh terhadap kejadian stroke iskemik

daripada stroke hemoragik. Profil lipid abnormal lebih banyak dijumpai

pada stroke iskemik daripada stroke hemoragik. Kadar HDL kolesterol

rendah dapat meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah.

Pembentukan bekuan darah dalam arteri karotis dapat menyebabkan

resiko stroke. Kadar HDL kolesterol terlalu rendah sama bahayanya

dengan memiliki kadar LDL kolesterol terlalu tinggi. Kadar HDL kolesterol

yang terlalu rendah yang diiringi kadar LDL kolesterol yang tinggi dapat

memicu pembentukan plak

15
dalam pembuluh arteri, dan berpotensi menghambat aliran darah ke

semua organ dan otak. Hal ini disebabkan HDL dipercaya berperan dalam

reverse cholesterol transport. Hipotesis dari Miller and Miller (1975)

menjelaskan bahwa kadar HDL plasma berfungsi mengangkut kolesterol

dari jaringan perifer menuju hati untuk selanjutnya mengalami katabolisme

dalam hati dan disekresikan melalui empedu. Hal ini berarti bahwa HDL

dapat mencegah terjadinya kerusakan target organ yang disebabkan oleh

kondisi hiperkolesterolemia.

Hiperkolesterolemia dapat memicu terjadinya aterosklerosis.

Diawali dengan disfungsi endotel, LDL berlebih dalam pembuluh darah

akan teroksidasi oleh radikal bebas. LDL teroksidasi tersebut memicu

monosit untuk masuk ke dalam intima dan berubah menjadi makrofag.

Makrofag akan memfagosit LDL dan menjadi sel busa yang akan

menempel di pembuluh darah dan terbentuklah aterosklerosis yang

menyebabkan penyempitan lumen pembuluh darah otak sehingga sel otak

mengalami iskemia.

Dislipidemia dapat terjadi pada pasien sebelum terjadinya stroke,

namun juga tidak menutup kemungkinan pada pasien yang sesudah

stroke untuk terjadi dislipidemia. Terjadinya dislipidemia pada pasien

stroke dapat menjadi faktor risiko untuk terjadinya stroke berulang.

Penanganan dan pencegahan dapat menjadi titik fokus dalam usaha

menurunkan kasus dislipidemia pada pasien stroke, sehingga kasus

stroke berulang akibat dislipidemia juga dapat dicegah. Dislipidemia pada

pasien stroke

16
memungkinkan terjadinya peningkatan risiko untuk terjadinya stroke

berulang.

Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan baik fisik maupun penunjang

dapat dilakukan perhitungan menurut penilaian kategori stroke dengan

menggunakan skor hasanuddin. Penilaian hasil perhitungan skor

hasanuddin kemudian disesuaikan dengan kriteria yang ada untuk

menentukan jenis stroke.

17
BAB III
KESIMPULA
N

Laporan kasus ini menunjukkan kasus Non Hemorrhagic Stroke.

Stroke yang disebabkan oleh infark (dibuktikan melalui pemeriksaan

radiologi, patologi, atau bukti lain yang menunjukkan iskemi otak, medulla

spinalis, atau retina) disebut stroke iskemik. Sebagian besar stroke

iskemik berasal dari tromboemboli, dengan sumber umum emboli adalah

aterosklerosis arteri besar dan penyakit jantung, terutama fibrilasi atrium,

hiperkolesterolemia, merokok dan kelainan pembuluh darah otak. Dilihat

dari faktor resiko berupa usia, dislipidemia dan hipertensi, kebiasaan

merokok maka pasien memiliki resiko tinggi untuk terjadinya stroke.

Perhitungan menurut penilaian kategori stroke dengan menggunakan skor

hasanuddin didapatkan tekanan darah systole <200; diastole <110 (skor

1), waktu serangan sedang bergiat (skor 6,5), tidak ada sakit kepala (skor

0), tidak ada kesadaran menurun (skor 0), tidak ada muntah proyektil (skor

0) maka skor <15 dikategorikan non hemoragik stroke. Dari hasil

pemeriksaan CT Scan kepala didapatkan kesan Infark Cerebri MCA

Teritory Dextra.

18
DAFTAR PUSTAKA

Campbell BCV, de Silva DA, Macleod MR, Coutts SB, Schwamm LH,
Davis SM, et al. 2019. Ischaemic stroke. Nature Reviews Disease
Primers.

Nugraha, D. P., Bebasari, E., & Sahputra, S. (2020). Gambaran


dislipidemia pada pasien stroke akut di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin
Achmad Provinsi Riau periode Januari-Desember 2019. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala, 20(1). https://doi.org/10.24815/jks.v20i1.18294

Edi Prasetyo, dr, & Shahnaz Garini, A. (2018). Prevalence of Dyslipidemia


in Patient with Recurrence of Ischemic Stroke in Outpatient and/or
Hospitalization at The National Centre for Brain Hospital in Period. In
Artikel Penelitian Majalah Kesehatan PharmaMedika (Vol. 10, Issue 1).

Nasution, LF. 2013. Stroke Non Hemoragik Pada Laki-Laki Usia 65 Tahun.
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

19

Anda mungkin juga menyukai