Disusun oleh:
Dicky Fitriyadi
01.210.6127
Pembimbing:
Letkol CKM dr. Heriyanto, Sp.S
Pembimbing
LAPORAN KASUS
I SUBJEK
A. Keluhan Utama
Pasien baru datang ke IGD dengan keluhan lemah sisi kanan sejak 9 hari
yang lalu sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya dirawat di RS. Jati
Rahayu Bekasi. Saat kejadian pasien pulang bekerja lalu tergeletak dan
lemah sisi kanan, tidak didapatkan muntah, BAK lancar, belum BAB sejak
9 hari yang lalu. Tidak bisa bicara sejak kejadian tersebut. Pada saat pasien
datang ke IGD sudah terpasang kateter. Dengan keluhan seperti itu pasien
dibawa keluarganya ke RST Tk II dr.Soedjono Magelang.
A. Status Interna
Anemis : -
Ikterik : -
Wheezing : -/-
Nyeri Lumbal : -
B. Status Neurologi
a. GCS : E3VxMx (Afasia global)
b. Meningeal Sign :
i. Brudzinski I-IV : DBN
ii. Laseque : DBN
c. N. Craniales
i. N. Olfaktorius : SDE
ii. N. Opticus :
1. Visual Acuity : SDE
2. Visual Field : SDE
3. Warna : tidak dilakukan
4. Funduskopi : tidak dilakukan
iii. N. Oculomotor, N. Abducens, N. Trochlearis : SDE
iv. N. Trigeminus :
1. Sensorik : SDE
2. Motorik :
Rapat gigi : Normal
Buka Mulut : SDE
Gigit tongue spatel : tidak dilakukan
Gerak rahang : DBN
v. N. Facialis :
1. Motorik :
Diam : simetris
Bergerak :
Kerut dahi
Menutup mata
SDE
Angkat sudut bibir
Tersenyum
2. Sensorik : SDE
vi. N. Stato-akustikus : tidak dilakukan
vii. N. Glossopharyngeus & N Vagus:
1. Menelan air : DBN
2. Suara parau : DBN
viii. N. Accessorius : tidak dilakukan
ix. N. Hypoglossus : SDE
d. Motorik
i. Observasi : Normal
ii. Palpasi : tidak ada atrofi, kenyal padat normal
iii. Perkusi : normal (cekung 1-2 detik)
iv. Tonus : normo tonus , kuat tonus atas 5/5, bawah 5/5
Kekuatan otot :
1. Ex atas : tidak dilakukan
2. Ex bawah :
M. Iliopsoas
M. Quadriceps
M. Hamstring
M. Tibialis Anterior
SDE
M. Gastrocnemius
M. Soleus
e. Sensorik
i. Protopatik (nyeri/suhu, raba halus/kasar) : SDE
ii. Propioseptif (gerak/posisi, getar tekan) : SDE
iii. Kombinasi :
1. 2 point tactile : SDE
2. Sensory extinction : SDE
3. Loss of Body image : SDE
iv. Reflek Fisiologi
1. BHR : DBN
2. Cremaster : DBN
v. Reflek tendon : Hipereflex
f. Reflek Patologis :
i. Babinski : -/-
ii. Chaddock : -/-
iii. Oppenheim : -/-
iv. Gordon : -/-
v. Stransky : -/-
vi. Gonda : -/-
vii. Schaeffer : -/-
viii. Rossolimo : -/-
ix. Mendel-Bechtrew : -/-
x. Hoffman : -/-
xi. Tromner : -/-
g. Px Cerebellum :
h. Px fungsi luhur : SDE
i. Tes sendi sakro iliaka : SDE
j. Tes Provokasi n. Ischiadicus : SDE
III ASSESMENT
IV PLANNING
A. Diagnosa banding
CVA infark
CVA bleeding
TIA
Asering VI
Tarontal VI
Berocetam 3gr
Lapibal 2x1
Neuciti 2x500mg
Neuralges 3x1
Extrace 2x500mg
Pepsol 1x1
Pycin 3x1
Fluxum 2x0.1
Tonicard 3x1
Neofer 3x1
Narfos 2x1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Stroke adalah tanda klinis yang ditandai defisit neurologis fokal atau
global yang berlangsung mendadak selama 24 jam atau lebih atau kurang dari 24
jam yang dapat menyebabkan kematian, yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah.
Epidimiologi
Klasifikasi
1. Stroke hemoragik
Perdarahan intraserebral
Perdarahan ekstraserebral
2. Stroke non hemoragik
Trombosis serebri
Stroke trombotik yaitu stroke yang disebabkan karena adanya
penyumbatan lumen pembuluh darah oleh karena trombus yang makin
lama makin menebal, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar.
Penurunan aliran darah ini menyebabkan iskemik. Trombosis adalah
obstruksi aliran darah yang terjadi pada proses oklusi satu atau lebih
pembuluh darah lokal.
Emboli serebri
Infark iskemik dapat disebabkan oleh emboli yang timbul dari lesi
ateromatus yang terletak pada pembuluh yang lebih distal. Gumpalan-
gumpalan kecil dapat terlepas dari trombus yang lebih besar dan dibawa ke
tempat lain dalam aliran darah. Bila emboli mencapai pembuluh darah
yang sempit. Maka jaringan otak tersebut tidak mendapat nutrisi dan akan
menjadi infark.
Faktor Resiko
Patologi stroke
1. Stroke perdarahan
Kira-kira 10 % stroke disebabkan perdarahan intraserebral yang utama
disebabkan oleh hipertensi yang tidak terkontrol. Sebab lain yaitu aneurisma,
malformasi arterivena,angioma kavernosa, alkoholisme dan teripi
menggunakan obat anti koagulan.
2. Stroke infark
Stroke infark diakibatkan oleh kekurangan suplai darah ke otak. Secara
normal suplai darak ke otak yaitu 58ml/100 gram jaringan otak per menit,
sehingga aktivitas neuron akan terhenti. Apabila kekurangan suplai
<10ml/100mg jaringan otak maka akan mengakibatkan daerah tersebut
menjadi infark.
Gambaran klinis
Serangan stroke apapun baik itu akibat perdarahan maupun infark ditandai
dengan defisit neurologis yang akut. Selain adanya defisit neurologis, ada gejala
yang lain, antara lain:
Diagnosis
1. Anamnesis
Anamnesis yang cermat sangat membantu untuk menidagnosis secara
tepat. Beberapa hal yang perlu ditanyakan kepada penderita stroke adalah :
Ditanya bagaimana permulaannya. Apakah mendadak sehingga pasien
langsung jatuh tidak sadarkan diri atau terjadi perlahan dalam jangka
waktu yang lama, hal tersebut menandakan adanya infark.
Apakah ada permulaan serangan penderita baru bangun ataukah serangan
pertama muncul pada saat penderita habis marah atau melakukan aktivitas.
Hal tersebut yang terakhir biasanya dialami pada pasien stroke perdarahan.
Berapa kali serangan terjadi? Pada infark sebelumnya terjadi serangan
kemudian sembuh kembali (TIA), kemuadian terjadi lagi dan membaik
kembali dan terus berulang dan terus memberat.
Apakah terjadi nyeri kepala sebelum dan selama serangan.
Apakah pasien merasa mual dan muntah (biasanya pada bleeding)
Apakah intelektual penderita mengalami pemunduran
Apakah mengalami penyakit lain ( hipertensi, diabetes)
Apakah terdapat kelumpuhan atau kesemutan
Apakah pasien sering menagalami pusing kemudian pingsan
Apakah terjadi gangguan penglihatan
2. Pemeriksaan objektif
Setelah melakukan pemeriksaan interna secara teliti. Maka dilakukan
pemeriksaan neurologi, pada saat pemeriksaan tersebut biasanya dilakukan
pemeriksaan neurovaskular, antara lain:
Mengukur tekanan arteri ophtalmica, apakah menurun pada sisi infark
Mendengar dan mencari bruit cranial atau servikal
Palpasi dan auskultasi pada arteri karotis maupun cabang arteri tersebut
dipermukaan
Melakukan pengukuran tekanan darah pada posisi berbaring dan bangun
Melihat retina menggunakan optalmoskop tertama pembuluh darahnya
Untuk membedakan stroke perdarahan atau infark dapat dilihat pada tabel
dibawah ini, antara lain:
Untuk membedakan lesi apakah di kortikal atau subkortikal dapat dilihat pada
tabel dibawah ini, antara lain:
Tabel 2.2 letak lesi kortikal dan subkortikal
3. Pemeriksaan penunjang
Untuk ketepatan diagnosis, maka diperlukan pemeriksaan penunjang yang
lain seperti :
CT SCAN
CT SCAN kepala tanpa kontras harus di lakukan sesegera mungkin
untuk mengetahui penyebab dari kelemahan tersebut apakah akibat stroke
perdarahan atau infark.
EKG
Karena penyebab terjadinya stroke akibat dari penyakitjantung, maka
dianjurkan pemasangan EKG pada semua pasien stroke.
Kadar gula darah
Pemeriksaan kadar gula darah sangat penting dilakukan, untuk
memeriksa apakah penderita stroke ini mengalami diabetes militus. Karena
dengan ratio tinggi nya kadar gula darah maka meningkatkan resiko
kecacatan dan kematian. Dan dapat mengetahui apakah hipoglikemi yang
menyebabkan stroke.
Elektrolit serum da faal ginjal
Pemeriksaan ini dilakukan berkaitan dengan rencana pemberian obat
osmoterapi yang disertai peningkatan tekanan intrakranial.
X-Foto thorax
Untuk menilai dari ukuran jantung, aapakah ada kalsifikasi jantung
dan ada atau tidak odem pulmo.
Darah rutin
Untuk mengetahui status hematologik yang menyebabkan stroke
iskemik. Seperti anemia, polisitemia dan keganasan.
Faal hemostasis
Pemeriksaan jumlah trombosit dan waktu protrombin, tromboplastin
yang berguna pada saat pemberian obat anti koagulan atau trombolitik.
Terapi
KESIMPULAN
Stroke adalah tanda klinis yang ditandai defisit neurologis fokal atau
global yang berlangsung mendadak selama 24 jam atau lebih atau kurang dari 24
jam yang dapat menyebabkan kematian, yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah.