Anda di halaman 1dari 42

MENINGITIS

DISUSUN OLEH :
RIKAYANA, S.KED

PEMBIMBING :
DR.NUR FAISAH.SP.S, M.KES
DR.INTCE NORMA

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF


RSU ANUTAPURA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
DOKTER UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
BAB I PENDAHULUAN
 Meningitis adalah inflamasi pada meninges
yang melapisi otak dan medula spinalis. Hal
ini paling sering disebabkan oleh infeksi
(bakteri, virus, atau jamur) tetapi dapat
juga terjadi karena iritasi kimia, perdarahan
subarachnoid, kanker atau kondisi lainnya.
 Insiden diperkirakan lebih tinggi di negara
berkembang karena akses yang lebih sedikit
ke layanan pencegahan, seperti vaksinasi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
 Meningitis adalah sindrom klinis yang ditandai
dengan peradangan pada meninges, yaitu lapisan
membran yang melapisi otak dan sumsum tulang
belakang. Membran yang melapisi otak dan
sumsum tulang belakang ini terdiri dari tiga
lapisan yaitu:
 Dura mater
 Arachnoid
 Pia mater
EPIDEMIOLOGI
 Insiden diperkirakan lebih tinggi di negara
berkembang karena akses yang lebih sedikit
ke layanan pencegahan, seperti vaksinasi.
 Meningitis mempengaruhi orang-orang dari
semua ras.
ETIOLOGI
 Penyebab meningitis termasuk bakteri, virus,
jamur, parasit, dan obat-obatan (misalnya,
NSAID, metronidazol, dan imunoglobulin IV
[IVIg]). Faktor risiko tertentu dikaitkan
dengan patogen tertentu.
Tipe Meningitis
1. Bacterial meningitis
2. Meningitis TB
3. Meningitis Purulenta
4. Viral Meningitis
5. Meningitis Kriptokokkus
PATOGENESIS
GAMBARAN KLINIS
Trias meningitis :
 Demam
 Nyeri kepala
 Meningeal sign (Kaku kuduk)  (+)
Selain itu meningitis ditandai dengan adanya
gejala-gejala seperti :
 letargi, mual muntah, penurunan nafsu makan,
nyeri otot, fotofobia, mudah mengantuk,
bingung, gelisah, dan kejang, hingga penurunan
kesadaran
DIAGNOSIS
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
- Kaku kuduk (+)
- Kernign sign (+)
- BrudzinSki I,II,III,IV (+)
 Pemeriksaan penunjang
PENATALAKSANAAN

Terapi umum

Terapi meningitis dapat


dibagi menjadi dua

Terapi khusus
KOMPLIKASI
 Komplikasi meningitis pada onset akut dapat
berupa perubahan status mental, edema serebri
dan peningkatan tekanan intrakranial, kejang,
empiema atau efusi subdural.
 Pada onset lanjut dapat terjadi epilepsi, ataxia,
abnormalitas serebrovaskular, intelektual yang
menurun dan lain sebagainya.
PROGNOSIS
 Prognosis meningitis tergantung kepada
umur, mikroorganisme spesifik yang
menimbulkan penyakit, banyaknya
organisme dalam selaput otak, jenis
meningitis dan lama penyakit sebelum
diberikan antibiotik
 Penderita usia neonatus, anak-anak dan
dewasa tua mempunyai prognosis yang
semakin jelek, yaitu dapat menimbulkan
cacat berat dan kematian
DAFTAR PUSTAKA
1. Yuliana, 2013. Tinjauan Histologi Sawar Darah Otak. Vol. 9. Jurnal Kedokteran. Bagian
Histologi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat.
2. Lutfi, et all., 2014. Imaging in Bacterial Meningitis. Article. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/341971-overview#showall
3. Swierzewski, S., 2016. Meningitis, Insidens and Prevalence. Available at
http://www.healthcommunities.com/meningitis/incidence.shtml
4. Allan, dkk., 2018. Practice Guidelines for the Management of Bacterial Meningitis. Journal.
Infectious Diseases of America (IDSA).
5. WHO, 2013. Meningitis. Article. Available At http://www.who.int/topics/meningitis/en/
6. Soedarto, 2018. Sinopsis Virologi Kedokteran. Airlangga University Press, Surabaya.
7. Muliawan, S., 2019. Haemophilus Influenzae As a Cause of Bacterial Meningitis in
Children. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol 58, No.11, Hal 438-443, Jakarta.
8. Devarajan, V., Jan 10, 2018. Haemophilus Influenzae Infection. Article. Available at
http://emedicine.medscape.com/article/218271-overview#a0199
9. R. Putz & R. Pabst, 2007. Sobotta. Jilid 1. Jakarta : EGC. Hal : 261.
10. Mardjono M, Sidharta P. Mekanisme Infeksi Susunan Saraf. Dalam : Neurologi Klinis Dasar. Dian
Rakyat. Jakarta 2003 : 303-20
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
 Nama : An. AH
 Umur : 4 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Alamat : Tiron Banyakan
ANAMNESIS
Keluhan Utama : penurunan kesadaran
Anamnesis Terpimpin
 Riwayat penyakit sekarang
Seorang pasien berumur 4 tahun masuk RS Muhammadiyah Kediri
dengan keluhan utama penurunan kesadaran. Pasien mulai tidak sadar
sejak 1 hari sebelum di bawa ke RS. Sebelum pasien di bawa ke RS
beberapa minggu yang lalu pasien sudah mengalami keluhan batuk
(+),demam (+), mual (+), muntah (-), badan lemas,tidak mau makan
dan minum, dan sudah diberikan obat paracetamol tetapi tidak
sembuh. Dan akhirnya pasien di bawah berobat ke Puskesmas Tiron.
Menurut ibu pasien setelah berapa hari dirawat di Puskesmas keadaan
pasien makin memburuk ditambah pasien mulai mengalami keluhan
yang sama yaitu demam hilang timbul, kejang >5x. Sebelum pasien
tidak sadar badan pasien lemah, suka keringatan, menggigil, tidak mau
makan dan minum.
 Riwayat penyakit Dahulu
Disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga
Nenek pasien menderita sakit Tuberculosis,
meninggal saat pasien berumur 4 bulan,
pasien tinggal bersama orang tua
PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign :
 Keadaan umum : Sakit berat
 Kesadaran : Koma
 GCS : E1M1V1
 Tekanan darah : 100/70 mmHg
 Frekuensi nadi : 100 x/menit
 Frekuensi nafas : 26 x/menit
 Suhu : 38,2º C
Status neurologis :
 Kulit : tak ada kelainan
 Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
 Mata : Konjungtiva : tidak anemis
 Sklera : tidak ikterik/ikterik
 Telinga : tidak ada kelainan/kelainan
 Hidung : tidak ada kelainan
 Mulut dan gigi: terdapat caries dentis caries
dentis
 Leher : tidak ada kelainan
Thorax :
 Paru
Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
Palpasi : vocal fremitus sulit dinilai dinilai
Perkusi : sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung
Inspeksi : ictus tidak terlihat
Palpasi : SDN
Perkusi : - Batas jantung : ICS II Linia parasternal sinistra
- Batas jantung : ICS V Linia midclavicularis sinistra
- Batas jantung : ICS V Linea sternalis dextra
Auskultasi : Bunyi jantung I & II tungggal, murmur(-), gallop (-)
 Abdomen
Inspeksi : Dinding abdomen datar
Palpasi : Hepar & lien tak teraba
Perkusi : Meteorismus(-), shifting dullness (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
 Pemeriksaan neurologi
GCS : Saat masuk E1M1V1
1. Kepala
 Penonjolan (-)
 Posisi : sentral
 Bentuk ukuran : normocephal
2. N.Cranialis :
 N.Olfactorius (I) : TDP
 N.Optikus (II) :
- Ketajaman penglihatan : TDP
- Lapangan penglihatan : TDP
 N.Occulomotoris (N.III), N.Trochlearis (N.IV),
N.Abducens (N.VI)
Celah kelopak mata :
- Ptosis : TDP
- Exopthalmus : TDP
- Pupil/ukuran : 2,5 mm/bulat
Isokor/anisokor : isokor/isikor
Ref. cahaya langsung : (-)/(-)
Ref. cahaya tidak langsung : (-)/(-)
- Gerakan bola mata
Parese kearah : (-)/(-)
Nistagmus : (-)/(-)
 N.Trigeminus (V)
- Sensibilitas : N.V1: TDP
N.V2: TDP
N.V3: TDP
- Motorik (insfeksi)
Mengigit : TDP
Membuka mulut : TDP
 N.Facialis (VII)
- Motorik
Motorik M.Frontalis M.orbik.okuli M.orbik.Oris

Istrahat Simetris Simetris Asimetris


Gerakan Mimik SDN SDN SDN

- Pengecapan 2/3 lidah bagian depan : TDP

 N.Vestibulocochrealis (VIII)
- Pendengaran : TDP
- Tes renne/weber : TDP
- Fungsi festibulsris : TDP
 N.Glossopharingeus/vagus) (IX/X)
- Posisi arkus pharinks : TDP
- Reflex telan muntah : TDP
- Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang : TDP
- Fonasi : TDP
- Takikardi/bradikardi : TDP
 N.XI
- Memalingkan kepala dengan/tanpa tahanan : TDP
- Angkat bahu : TDP
 N.XIII
- Deviasi lidah : SDN
- Fasiculasi : SDN
- Atrofi : SDN
-Tremor : SDN
- Ataxia : SDN
3. Leher
 Tanda-tanda perangsangan selaput otak
- Kaku kuduk : (+)
- Kernig’s sign : (+)
 Arteri karotis
- Palpasi : teraba
- Auskultasi : bising (-)
 Kelenjar gondok
- DBN
4. Abdomen
- Reflekx kulit dinding perut : TDP
5. Kolumna vertebralis
- Inspeksi : Bengkak (-), Deformitas (-)
-Palpasi DBN
6. Extremitas
- Motorik Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Pergerakkan SDN SDN SDN SDN
Kekuatan SDN SDN SDN SDN
Tonus N N N N
Bentuk otot Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Lateralisasi : (-)
Otot yang teragganggu :SDN
-Refleks Fisiologis :

Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Biceps N N
Triceps N N
Patella N N
Achilles N N
 Klonus
- Lutut : -/-
- Kaki : -/-
 Refleks patologis
-Hoffman : -/-
- Tromner : -/-
- Babinski : -/-
- Chaddock : -/-
-Gordon : -/-
- Schaefer : -/-
- Oppenheim : -/-
 Sensibilitas :
 Ekstroseptif
- Nyeri : TDP
- Suhu : TDP
- Rasa raba halus : TDP
 Propioseptif
- Rasa sikap : TDP
- Rasa nyeri dalam : TDP
 Fungsi kortikal luhur : TDP
 Pergerakan abnormal yang spontan: TDP
 Gangguan koordinasi:
- Tes jari hidung : TDP
- Tes pronasi-supinasi : TDP
- Tes tumit : TDP
- Tes pegang jari : TDP
 Gangguan keseimbangan
- Tes romberg : TDP
Pemeriksaan fungsi luhur:
Fungsi bahasa : TDP
Fungsi orientasi : TDP
Fungsi memori : TDP
Fungsi emosi : TDP
Fungsi kognisi : TDP
 Pemeriksaan penunjang
- Darah
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan

Hemoglobin 11,6 13,2-17,3 g/dl


Leukosit 16,900 3,8-10,5 Ribu
Eritrosit 4,67 4,5-5,8 Juta
Trombosit 398.000 150,450 Ribu
- Urine : TDP
- LCS : TDP
 Pemeriksaan Radiologi dan Pemeriksaan Lain\
 Hasil Foto Thoraks AP :

- Tampak Infiltrat pada pulmo dextra & sinistra Kalsifikasi


+ ; tak tampak effuse pleura dextra dan sinistra
Kesimpulan : Bronchopneumonia duplex e.c KP
 Hasil CT SCAN
Hidrosefalus Obstruktiva dengan obstruksi kemungkinan
setinggi foramen magendi & luscha
Edema serebri
Pelebaran cysterna maligna
Tak tampak gambaran khas pendarahan/massa,
cerebri, dan cerebelli.
RESUME
Seorang anak perempuan berusia 4 tahun datang dengan
penurunan kesadaran yang dialami 1 hari sebelum MRS.
Sebelum beberapa minggu yang lalu pasien sudah
mengalami keluhan febris (+), convulsion (+), anoreksia
(+), chough (+), nausea (+), vomitus (-) dan badan pasien
juga terasa lemas. Setelah berapa hari dirawat di
Puskesmas keadaan pasien makin memburuk ditambah
pasien mulai mengalami keluhan yang sama yaitu febris
yang hilang timbul, convulsion >5x dan mengalami
penurunan kesadaran. BAB (-), BAK (+). Riwayat penyakit
dahulu di sangkal, Riwayat penyakit keluarga ada nenek
pasien menderita Tuberkulosis.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan sakit berat
dengan GCS E1M1V1 , TD : 100/70, N:100 x/m, P:26 x/m,
S:38,2 C. Dari pemeriksaan neurologis ditemukan kaku
kuduk (+), kernig (+). Pemeriksaan motorik : pergerakan
dan kekuatan sulit dinilai,tonus otot (eutonus), reflek
fisiologis pada ekstremitas superior dan inferior dalam
batas normal dan tidak diteumakan adanya refleks
patologis padfa ekstremitas superior dan inferior.
Lateralisasi (-) Pemeriksaan Rangsangan meningeal : Kaku
kuduk (+) Kernig sign (+) Brudzinski I: (+) Brudzinski II : (+)
Brudzinski III : (-) Brudzinski IV : (-).
DIAGNOSA
 Diagnosa Klinis : Febrile convulsions
 Diagnosa Topis : Meningens
 Diagnosa Etiologi : Meningitis TB
TERAPI
 O2 4-6 lpm
 Gol. Beta Laktam : Meropenem 3x400 mg
 Gol. Antibiotik Aminoglikosida : Amikacin
2x30 mg
 Gol. Analgesik : Farmadol 3x150 mg
DEFERENTIAL DIAGNOSIS
Ensefalitis
PROGNOSIS
Qua ad vitam : dubia et malam
Qua ad sonationem : dubia et malam
PEMBAHASAAN
 Diagnosa pada pasien ini ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemmeriksaan
neurologis. Seorang perempuan berusia 4 tahun
masuk rumah sakit dengan keluhan kesadaran
menurun sejak 1 hari sebelum di bawah ke RS.
Awalnya pasien mengeluh demam, badan lemah,
mual, kejang>5x . Dan untuk hasil pemeriksaan
neurologis didapatakan GCS E1M1V1
 Pada pasien ini tidak didapatkan tanda-tanda klinis
kurang gizi yaitu seperti pasien kurus, kulit kering,
dan berat badan pasien saat MRS adalah 7,2 kg dan
tinggi badannya adalah 66 cm.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai