Anda di halaman 1dari 24

 UU D 1945

 UU RI NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN RI


 UU RI NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAM
 UU RI NOMOR 39 TAHUN 1999 TENTANG HAK ASASI MANUSIA
 UU RI NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG KUHAP
 UU RI NOMOR 1 TAHUN 1946 TENTANG KUHP
 PERATURAN KAPOLRI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG
IMPLEMENTASI PRINSIP DAN STANDAR HAM DALAM
PENYELEGGARAAN TUGAS POLRI
 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2002 TATA CARA
PERLINDUNGAN THDP KORBAN DAN SAKSI DALAM
PELANGGARAN HAM
2
 HAM ADALAH Seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk tuhan
YME dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dlindungi oleh negara, hukum,
pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia. (uu no 39
Tahun 1999)

 HAM BAGI PENEGAK HUKUM adalah prinsip dan standar


HAM yang berlaku secara universal bagi semua petugas
penegak hukum dan pelaksanaan tugas.

 PELANGGARAN HAM adalah Semua bentuk perbuatan


yang melanggar Ham setiap orang dan atau sekelompok
orang, baik secara fisik maupun phisikis.
3
 MAKSUD

a. Sebagai pedoman dasar implementasi prinsip dan standar ham


dalam setiap penyelengaraan tugas Polri.
b. Menjelaskan prinsip-prinsip dasar HAM agar mudah dipahami
oleh seluruh anggota Polri dari tingkat terendah sampai tertinggi
dalam pelaksanaan tugas di wilayah RI.
 TUJUAN

a. Untuk menjamin pemahaman prinsip dasar HAM oleh Penegak


Hukum/POLRI agar dalam melaksanakan tugasnya senantiasa
memperhatikan prinsip-prinsip HAM.
b. Untuk memastikan adanya perubahan dalam pola berfikir, bersikap
dan bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip HAM.
c. Untuk memastikan penerapan prinsip dan standar HAM dalam
segala pelaksanaan tugas POLRI, sehingga setiap anggota POLRI
tidak ragu-ragu dalam melakukan tindakan
4
1. LEGALITAS
 PRINSIP INI BERARTI BAHWA SEMUA TINDAKAN YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA POLRI, HARUS SESUAI
DENGAN HUKUM YANG BERLAKU, BAIK SECARA
NASIONAL MAUPUN INTERNASIONAL.
2. NESESITAS
 NESISITAS BERARTI SEBUAH KEADAAN YANG
MENGHARUSKAN ANGGOTA POLRI UNTUK MELAKUKAN
TINDAKAN ATAU MENGHADAPI KEJADIAN YANG TIDAK
DAPAT DIHINDARKAN ATAU DIELAKKAN, TERPAKSA
MEMBATASI KEBEBASAN ORANG.
3. PROPORSIONALITAS
 PRINSIP PROPORSIONALITAS ADALAH PENEGAKAN
HUKUM YANG SELARAS/SEIMBANG ANTARA HAK DAN
KEWAJIBAN.

5
 PERLINDUNGAN MINIMAL
HAM adalah perlindungan minimal yang dapat diperoleh oleh
semua orang, karena keberadaannya sebagai manusia. Hak
Azasi Manusia memberikan sebuah pengakuan moral tentang
martabat dan kesetaraan semua manusia dan juga pengakuan
bahwa setiap orang perlu diberi kesempatan untuk
mengembangkan diri secara penuh.

 MELEKAT PADA MANUSIA


Manusia lahir secara bebas, dengan martabat dan hak yang
sama. Hak-hak azasi melekat pada manusia. la memiliki hak-hak
itu berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Dengan kata
lain, Hak Azasi Manusia tidak diberi, tidak bisa dibeli, tidak
diperoleh dengan cara apapun ataupun diwariskan.

6
 UNIVERSAL/BERLAKU UMUM
Hak Azasi Manusia berlaku untuk semua orang. Hak Azasi
Manusia adalah prinsip-prinsip yang diterima secara umum.
Hak Azasi Manusia sama untuk semua, tidak peduli ras, jenis
kelamin, agama, etnis, dan pandangan politik serta pandangan
lainnya, asal usul sosial atau kebangsaan. Hak Azasi Manusia
bersifat Universal karena sama untuk setiap orang di dunia.
 TIDAK DAPAT DIPISAHKAN
Hak Azasi Manusia tidak dapat direbut. Hak-hak itu tidak dapat
dipisahkan. Hak Azasi Manusia tidak dapat dilepaskan,
dihilangkan atau diserahkan. Hak Azasi Manusia tidak dapat
dibatasi, kecuali kalau dinyatakan lain menurut hukum.
Masyarakat yang demokratis hanya dapat tercipta apabila
menganggap perlu untuk melindungi hak-hak orang lain
(klausula limitasi dan restriksi).
7
 KESETARAAN
Semua orang mempunyai hak azasi yang sama. Karena itu, semua
manusia berhak atas perlindungan yang setara terhadap hak
azasi masing-masing.

 TIDAK DAPAT DIBAGI


Hak Azasi Manusia didasarkan pada prinsip penghormatan terhadap
martabat manusia. Untuk hidup dengan bermartabat, semua
orang berhak atas kebebasan, keamanan dan standar
kehidupan yang layak pada waktu yang bersamaan. Hak
Azasi Manusia tidak dapat dipisah- pisah, semuanya saling
berkaitan, tidak dapat dibagi.

 FUNDAMENTAL
Kehidupan, martabat, dan nilai-nilai kemanusiaan lainnya
tergantung pada Hak Azasi Manusia. Hak Azasi Manusia
membentuk landasan bagi keberadaannya sebagai manusia. 8
 TIDAK ABSOLUT
Hak Azasi Manusia dapat dikorbankan jika ada kepentingan sosial
lain yang lebih penting, dalam situasi yang khusus, dalam waktu
yang terbatas dan dengan tujuan yang terbatas, yang
benar-benar dianggap perlu. Walaupun demikian, ada
Hak Azasi Manusia mutlak yang tidak boleh dibatasi sama
sekali yaitu hak hidup, hak untuk tidak disiksa dan hak untuk
tidak diperbudak. (klausa limitasi, restriksi dan konsep derogasi).

 KEWAJIBAN NEGARA
Hak Azasi Manusia adalah pengakuan sah atas kewajiban negara untuk
menjamin bahwa hak-hak tersebut dihormati, dilindungi dan dan
dipenuhi hagi semua warga negara (harus diperhatikan bahwa Hak
Azasi Manusia tidak sama dengan hak warga negara).

9
1. Kurangnya menghormati hak asasi orang lain, moral etika
dan tata tertib
2. Masyarakat yang belum berdaya
3. Interpretasi dan penerapan yang salah dari norma-norma
agama dan perintah.

1. Membawa kasus-kasus pelanggaran HAM ke Pengadilan HAM


dengan menerapkan asas Persumtion of innocent/praduga tak
bersalah
2. Membangun budaya HAM
3. Berdayakan mekanisme perlindungan HAM yang ada dan
membentuk lembaga-lembaga khusus.
4. Mepergiat sosialisasi HAM kepada semua kalangan.
10
MEKANISMEN PENANGANGAN
PENGADUAN DI KOMNAS HAM
Pemantaun Lbh Lnjut &
Penyelidikan

Pengaduan Masy &


Pemantauan Situasi Analiasa Ham
Rekemondeasi
Jaksa Agung
Mediasi

Sidik & Tuntut


Pengadilan
Kesepakatan Ham
Penyelesaian 11
A. KONSEP HAM
Hukum memusatkan fokus kepada kepentingan dan kelompok
pribadi dengan pemerintah dengan tujuan memberikan
prlindungan thdp HAM dan kebebasan pribadi atas
penyalahgunaan kekuasaan pemerintah/penegak hukum yang
merupakan rangkaain penegakan HAM, maka apabila tidak
menjalankan sesuai dengan fungsinya, maka terjadi
pelanggaran HAM.
B. PRAKTIK PELANGGARAN HAM DI INDONESIA
Perilaku penegak Hukum dalam proses penegakan Hukum:
1. security approach atau tindakan refresif oleh pemegang
kekuasaan, yg mengakibatkan terjadinya pelanggaran HAM,
antara lain:

12
a. Penangkapan dan Penahanan
b. Penerapan budaya kekerasan untuk menindak warga
masyarakat yg dianggap ekstrim
c. Pembungkaman kebebasan pers dengan cara mencabut SIUP
d. Pembatasan hak berserikat dan berkumpul serta menyatakan
pendapat
2. Sentralisasi Kekuasaan
Berdampak pada hilangnya kedaulatan rakyat atas negara
sebagai akibat dari penguasaan para pemimpin, sehingga
berdampak pada pelanggaran HAM berupa pengekangan
kreatifitas dan pengekangan hak politik warga selaku pemilik
kedaulatan.

13
3. Kualitas Layanan Publik/ Blm terwujudnya Good Governance
Indikatornya adalah Pejabat Pelayan Publik yang masih
memposisikan dirinya sebagai birokrat bukan pelayan
masyarakat, yang berakibat buruknya pelayanan publik dan
cenderung melanggar HAM, yakni:
a. Hilangnya hak yg berkaitan dgn kesejahteraan lahir dan
bathin yg sebenarnya mnjdi tugas dan tggung jwb
pemerintah.
b. Berkurangnya hak yg berkaitan dgn jaminan, perlindungan
pengakuan hukum dan perlakuan yg adil dan layak.
c. Berkuragnya hak mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat.
d. Berkurangnya hak untuk mendapatkan kemudahan dan
perlakuan khusus bagi anak2, orang tua dan penderita
cacat dan hak mendapatkan pekerjaan dan hidup yg layak.
14
4. Konflik Horizontal dan Konflik vertikal
Adanya tindakan kekerasan yg melanggar hak asasi manusia
baik , diantaranya:
a. Pembunuhan
b. Penganiayaan
c. Penculikan
d. Pemerkosaan
e. Pengusiran
f. Hilangnya mata pencarian
g. Hilangnya rasa aman.

15
5. Pelanggaran Ham Thdp Kaum Perempuan
PBB telah mendeklarasikan HAM yg pd intinya menegaskan
bahwa setiap orang dilahirkan dgn mempunyai hak akan
kebebasan dan martabat yang setara, tanpa membedakan:
RAS, WARNA KULIT, AGAMA dan POLITIK, BAHASA, JENIS
KELAMIN, namun masih saja terjadi pelanggaran ham thdp
Kaum Perempuan, diantaranya:
a. Kekerasan Gender bersifat phisik, seksual atau psikologi,
penganiayaan, pemerkosaan
b. Diskriminasi dalam lapangan pekerjaan
c. Diskriminasi dalam sistem pengupahan
d. Perdagangan Wanita

16
6. Pelanggaran HAM ANAK
Piagam HAM telah memuat dengan jelas mengenai
perlindungan HAK Anak, namun kenyataanya masih saja terjadi
pelanggaran ham, diantaranya:
a. Kurangnya perlindungan Hukum atas Anak baik secara fhisik
dan mental.
b. Menelantarkan anak.
c. Perlakuan Buruk.
d. Pelecahan Seksual.
e. Penganiayaan.
f. Mempekerjakan dibawah umur.

17
Dalam rangka mewujudkan Supremasi Hukum POLRI, sebagai
bagian dari Pemerintah atas Kebijakan yang telah disampaikan
oleh Presiden Jokowi, dengan sebutan NAWACITA, maka
pimpinan polri mengimplementasikannya melalui PROMOTER
(Profesional, Modern dan Terpercaya) pada bidang Hukum
yakni PENEGAKAN HUKUM YANG PROFESIONAL DAN
BERKEADILAN dengan langkah2 sbb:
1. Penanganan Kasus yg menjadi perhatian Publik.
2. Menghilangkan pungutan liar, pemerasan dan Markus dlm
proses penyidikan.
3. Menghilangkan rekayasa dan berbelit-belit dalam
penanganan kasus.
4. Meningkatkan Kemampuan Cyber Crime, Ekonomi, Dokpol,
Labfor, Dan sertifikasi Penyidikan.
5. Meningkatkan Senergi dengan Penegak Hukum Lainnya/CJS
18
6. Meningkatkan Sarana Penyidikan dan Modernisasi teknologi
pendukung Penyidikan.
7. Penyelesaian melalui RJS
8. Penegakan Hukum secara Optimal thdp aksi Pok radikal, Pro
kekerasan, Intoleransi dan Terorisme.
Dalam pelaksanaanya penegak hukum memperhatikan HAK-
HAK TERSANGKA dalam proses Penyelidikan dan Penyidikan
sebagaimana sudah diatur dalam UU RI Nomor 8 Tahun 1981
tentang KUHAP, pasal 50 s/d 74, antara Lain:
1. Hak untuk segera diperiksa, diadili, hak menerima
kunjungan dokter, Rohaniawan.
2. Hak mendapatkan pembelaan, saksi A De Charge.
3. Hak memberikan keterangan dgn bebas, hak menghubungi
PH.
4. Hak Mendapat Juru Bahasa, menerima bantuan Hukum. 19
Penegak Hukum/Polri dalam Penegakan Hukum dalam
penggunaan Kekerasan telah diatur dan diakui antara lain:
1. Pasal 3 Code Of Conduct for Law Enforment Official,
diperkenankan sepanjang penggunaan kekerasan bersifat
eksepsional dan fungsional untuk mencegah kejahatan dan
memudahkan untuk menangkap dan menahan tersangka
berdasarkan prosedural.
2. Kongres PBB ttg Prevention Of Crime and Treatmen offender
yang diadopsi menjadi prinsip2 dasar yang memuat ketentuan
penggunaan senjata api:
a. Membela diri, dari ancaman fisik
b. Menangkap orang dlm kondisi yang membahayakan
c. Mencegah melarikan diri
3. Pasal 50 s/d 51 KUHP serta Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun
2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam tindakan Kepolisian.20
a. TUGAS POLRI: Memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat, penegakan hukum, perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (Pasal 13
UU No. 2 Tahun 2002)
b. Dalam menjalankan tugasnya Polisi diharuskan menghormati
HAM (Perkapolri No.8/2009)
c. Tugas Komnas HAM: mengembangkan kondisi yang kondusif
untuk peningkatkan perlindungan dan penegakan HAM (UU
39/1999: pemantauan dan penyelidikan, mediasi, pengkajian,
pendidikan; UU 26/2000, penyelidikan; UU 40/2008:
pengawasan)

21
1. Hukum HAM mengatur soal hubungan hukum antara
warga (masyarakat sipil) dengan Negara dalam
pemenuhan hak asasi.

2. Subyek hukum HAM:

(a) Warga (masyarakat sipil) selaku pemangku HAK; dan


(b) Negara selaku pemangku KEWAJIBAN

3. Aparatur Negara ketika bertugas “berkewajiban”


menghormati HAM warga sipil

22
4 tupoksi KH:
Monitoring & investigasi,
UUD’ 45 UU No 39/1999 mediasi, pengkajian,
Aamandemen ttg HAM pendidikan/penyuluhan
ke-4  posisi maksimum
Sistem Hukum HAM di Indonesia

Komnas HAM: non legal-


binding recommendation,
amicus curiae, dan
subpoena power
UU No 26/2000
Ratifikasi Fungsi dan
ttg Pengadilan
sejumlahkovenan kewenangan KH:
HAM investigasi ‘pro-
dan perjanjian
internasional: justicia’ atas
pelanggaran HAM
ICCPR, ICESCR, berat (genosida &
CEDAW, CAT, CCR, kejahatan
CRPD, CERD, kemanusian)
ICPRD UU No 40/2008 ttg
Penghapusan
Fungsi dan
Diskriminasi Ras dan
kewenangan KH:
Etnis monitoring,
pengawasan dan
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia supervisi  posisi
maksimal: non legal-
(KOMNAS HAM) RI, didirikan 1993; binding
sejak 1999 menjadi lembaga negara recommendation, dan
independen, sejalan dengan Prinsip Paris laporan kepada DPR RI

Anda mungkin juga menyukai