PENGANTAR TENTANG
PRINSIP-PRINSIP DASAR
HAK ASASI MANUSIA
MENURUT STANDAR INTERNASIONAL
POKOK BAHASAN
1. Pengertian HAM
2. Proses terbentuknya
DUHAM
3. Sejarah singkat
perkembangan HAM
4. Konsep Dasar HAM
5. Prinsip-Prinsip HAM
6. 30 Pasal Deklarasi
Universal HAM
APA HAM ITU ?.......
PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA
KESETARAAN
TIDAKDAPAT DIBAGI
FUNDAMENTAL
ABSOLUT (Tidak Selamanya Mutlak)
KEWAJIBAN NEGARA
ASAL-USUL HAM DAN PROSES
TERBENTUKNYA DUHAM
Liga Bangsa-Bangsa
PD - I
PBB PD - II
Profesionalisme
Code Of Conduct (Ketentuan Perilaku)
Petugas Penegak Hukum
Prinsip Non Diskriminasi
PROFESIONALISME
Kemahiran dan kemampuan yang
tinggi didukung oleh pengetahuan,
sikap, keterampilan dan kematangan
emosional dalam melaksanakan
tugas di bidang masing-masing
selaras dengan ketentuan hukum
yang berlaku sehingga memberikan
hasil kerja yang maksimal.
CODE of CONDUCT
BAGI PETUGAS PENEGAK HUKUM
Diadopsi dari
Resolusi Majelis Umum PBB 34/169
tanggal 17 Desember 1979
Pasal 1
Para penegak
hukum harus
senantiasa
menjalankan
tugasnya yaitu
melindungi dan
melayani
Pasal 2
Para petugas
penegak hukum
harus
menghormati
dan melindungi
Hak Asasi
Manusia setiap
orang
Pasal 3
Para petugas
penegak hukum
boleh menggunakan
kekerasan hanya
jika benar-benar
diperlukan dan
sebatas dibutuhkan
Pasal 4
Hal-hal yang
bersifat pribadi
tetap harus
dirahasiakan,
kecuali untuk
kepentingan
peradilan.
Pasal 5
Tidak boleh
melakukan tindakan-
tindakan menghasut
atau mentolerir
tindakan penyiksaan/
hukuman lain yang
kejam
Pasal 6
Memberi
perlindungan
sepenuhnya
terhadap
kesehatan orang-
orang yang
ditahan.
Pasal 7
Tidak boleh
melakukan
tindak korupsi
dalam bentuk
apapun
Pasal 8
Semua penegak
hukum harus
menghormati
hukum dan Code of
Conduct bagi
Penegak Hukum.
PRINSIP-PRINSIP DASAR
DALAM PENEGAKAN HUKUM
LEGALITAS
- Apakah tindakan saya ada dasar hukumnya?
- Apakah saya bertindak sesuai dengan
hukum/peraturan perundang-undangan
NESESITAS
- Apakah diperlukan?
- Apakah mutlak diperlukan?
PROPORSIONALITAS
- Apakah tindakan saya tidak berlebihan.
- Apakah tindakan saya tidak ada cara lain
- Apakah tindakan saya masuk akal
- Apakah tindakan saya yang paling ringan
09.30
STUDI KASUS 1
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
PENEGAKAN HUKUM
SKENARIO
Suatu ketika Buru Sergap Tuntas memergoki seseorang
sedang mengutak atik kunci sepeda motor di tempat
parkir sebuah supermarket dengan sebuah obeng. Polisi
memperingatinya untuk jangan bergerak. Namun orang
tersebut tidak mengindahkannya bahkan mengancam
petugas dengan mengacungkan obeng. Polisi mencabut
senjata api dan menembak lengan kanan dan kedua paha
orang tersebut. Kemudian ditangkap dan ditahan.
TUGAS:
Masing-masing kelompok mendiskusikan sejauh mana
tindakan polisi dalam kasus di atas memenuhi Prinsip-
prinsip Dasar Penegakan Hukum menurut standar
internasional: legalitas, nesesitas, proporsionalitas.
PRINSIP-PRINSIP DASAR PENEGAKAN HUKUM
DALAM STUDI KASUS TSB
LEGALITAS
- Apakah tindakan buser tsb ada dasar hukumnya?
- Apakah buser tsb sesuai dengan hukum/peraturan PerUU an ?
NESESITAS
- Apakah tindakan buser tsb. diperlukan?
- Apakah mutlak diperlukan?
PROPORSIONALITAS
- Apakah tindakan buser tadi tidak berlebihan ?.
- Apakah tindakan buser tadi tidak ada cara lain ?
- Apakah tindakan buser tadi masuk akal ?
- Apakah tindakan buser tadi yang paling ringan ?
REAKSI SIFAT – SIFAT BURUK
OKNUM SATPAM
PENGERTIAN =
DISKRIMINASI
Diskriminasi adalah
memperlakukan seseorang
berbeda dengan berbagai alasan
seperti : Perbedaan ras, agama,
asal daerah, jender, jenis kelamin,
orientasi seksual sejenis, usia,
bahasa dan latar belakang
ekonomi maupun sosial
PRINSIP NON DISKRIMINASI
Kesetaraan Hak
(terutama di hadapan Hukum)
Ketidakterpisahan Hak
(mendapat akses yang sama
pada pelayanan umum)
Universalitas Hak
Standar Internasional yang mengatur
tentang hak-hak setiap orang agar
tidak didiskriminasi
Hak untuk diperlakukan sebagai subyek
hukum (pasal 6 DUHAM)
Hak untuk diperlakukan sama di depan
hukum (pasal 7 DUHAM)
Hak untuk diadili secara adil (Pasal 10 DUHAM)
Hak untuk mendapatkan akses yang sama
dalam pelayanan umum (PASAL 21, Alinea 2,
DUHAM)
KESIMPULAN
Code of Conduct atau pedoman berperilaku
merupakan tuntunan moral bagi Penegak
Hukum dalam melaksanakan tugas-tugasnya
secara profesional
Code of Conduct menurut standar internasional
terdiri atas delapan pasal yang kesemuanya
diarahkan pada hal-hal yang harus dilakukan
dalam tugasnya dengan menekankan pada
penghargaan dan menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia
Dalam pelaksanaan tugasnya Penegak Hukum
tidak boleh membeda-bedakan perlakuannya
terhadap siapapun juga dengan alasan
berbeda ras, agama dan lain-lain
(GENDER IN POLICING)
POKOK BAHASAN
Pengertian Jender
Membedakan sex/ kodrat dan Jender
Menjelaskan ketidakadilan
Jender
Pengertian Pengarusutamaan Jender
Tujuan dan pelaksanaan Pengarusutamaan Jender
PEMBEDAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN YANG DIBANGUN OLEH
KONDISI SOSIAL, BUDAYA,
INTERPRETASI AGAMA & STRUKTUR
POLITIK
PERBEDAAN
SEX DAN JENDER
LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN LAKI-LAKI
PENGARUSUTAMAAN JENDER
- Terselenggaranya perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan
dan program pembangunan nasional khususnya
pengembangan organisasi organisasi kepolisian yang
berperspektif Jender dalam mewujudkan kesetaraan dan
keadilan Jender dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat dan bernegara.
AGRESI TINDAKAN
SENJATA MEMATIKAN
BRUTAL/
ANARKHIS ZAT KIMIA
TEKNIK
AGRESI ALAT MELUMPUHKAN
AGRESI KATA-
KATA NEGOSIASI
KEHADIRAN
TENANG POLISI
PEDOMAN PRAKTIS PENGGUNAAN KEKERASAN &
SENJATA API, OLEH PETUGAS PENEGAK HUKUM :
BERHUBUNGAN DENGAN POLISI :
1. MENGETAHUI KEADAAN FISIK DAN MENTAL SEJAWAT
2. MENJALANKAN KEGIATAN YANG AKAN MEMBANTU
MENGATASI STRES
3. MENGIKUTI PELATIHAN PENGGUNAAN ALAT UTAMA DAN
ALAT KHUSUS KEPOLISIAN
4. MERENCANAKAN TAHAPAN PENGGUNAAN KEKERASAN
5. MENGIKUTI PELATIHAN NEGOSIASI
TINDAKANKEPOLISIAN
DALAM MENANGGAPI
RENCANA UNJUK RASA
STUDY KASUS
TENTANG TINDAKAN KEPOLISIAN DALAM
MEMELIHARA KAMTIBMAS DI POLRES LHOK SEUMAWE
Kapolres :
Meminta agar tidak boleh ada keributan dan kerusakan harta benda
apalagi kehilangan nyawa.
Bila terjadi keributan, Polisi akan melakukan tindakan kekerasan.
Walikota :
Sebagai moderator/pemimpin rapat.
KESIMPULAN
Hal-halyang harus diperhatikan dalam
penanganan ketidaktertiban
masyarakat : - Prinsip-prinsip Dasar
Penegakan Hukum,
- Standar Internasional tentang
penggunaan kekerasan dan senjata api
oleh aparat Penegak Hukum
Harkamtibmas bukan hanya tanggung
jawab polisi, namun merupakan
tanggung jawab bersama dengan
masyarakat
INVESTIGASI PELANGGARAN HAM
OLEH PENEGAK HUKUM
&
MEKANISME PENANGANAN SERTA
PEMANTAUANNYA MENURUT STANDAR
INTERNASIONAL
- Pengertian pelanggaran Hak Asasi
Manusia
- Konsep pelanggaran HAM Berat
- Mekanisme Penanganan
Pelanggaran
HAM oleh Penegak Hukum
- Pemantauan pelanggaran HAM oleh
Penegak Hukum menurut Standar
Internasional
TUJUAN
SETELAH MEMPELAJARI BAB INI PESERTA DAPAT:
Genosida
Kejahatan terhadap
Kemanusiaan
Kejahatan perang
GENOSIDA
PENGERTIAN:
DENGAN CARA :
- MEMBUNUH ANGGOTA KELOMPOK
- MENGAKIBATKAN PENDERITAAN FISIK / MENTAL YANG BERAT TERHADAP
ANGGOTA KELOMPOK
- MENCIPTAKAN KONDISI KEHIDUPAN KELOMPOK YG AKAN MENGAKIBATKAN
KEMUSNAHAN SECARA FISIK BAIK SELURUH ATAU SEBAGIAN
- MEMAKSAKAN TINDAKAN-TINDAKAN YANG BERTUJUAN MENCEGAH KELAHIRAN
DIDALAM KELOMPOK
- MEMINDAHKAN SECARA PAKSA ANAK-ANAK DARI KELOMPOK TERTENTU KE
KELOMPOK LAIN
KEJAHATAN GENOSIDA
UNSUR-UNSUR GENOSIDA :
Membunuh Anggota kelompok
Mengakibatkan penderitaan fisik/mental
yang berat terhadap anggota kelompok
Menciptakan kondisi kehidupan kelompok
yang akan menyebabkan kemusnahan
secara fisik, baik seluruh atau sebagian
Memaksakan tindakan-tindakan yang
bertujuan mencegah kelahiran dalam
kelompok
Memindahkan secara paksa anak-anak dari
KEJAHATAN TERHADAP
KEMANUSIAAN
PENGERTIAN KEJAHATAN TERHADAP
KEMANUSIAAN (MENURUT STATUTA ROMA)
PENGERTIAN :
APABILA
Tanggung jawab
Pribadi Tanggung
pribadi, tapi harus
(Atasan ikut jawab
diketahui:
bertanggung Atasan
-Legalitas
jawab apabila
cukup bukti) -Nesesitas
-Proporsionalitas
KORBAN LAPOR POL
GAR HAM
Komnas HAM
Bukan pelanggaran HAM
Korban tidak puas Berat ttp Kejahatan
KOMISI TINGGI
HAM DI JENEWA
MEKANISME KOVENAN / MEKANISME DILUAR KOVENAN /
KONVENSI KONVENSI
PENGADILAN HAM
SETELAH UU NO. 26 / 2000
KESIMPULAN
Setiap tindakan petugas penegak hukum yg
tidak sesuai prosedur merupakan
pelanggaran HAM
Di Indonesia pelanggaran HAM diproses
sesuai KUHP, sedangkan utk pelanggaran
HAM berat diproses sesuai UU No 26 th 2000
Bila penyelesaian pelanggaran HAM di
Indonesia tidak memuaskan berbagai pihak,
dapat disidangkan di Mahkamah
Internasional