Anda di halaman 1dari 111

BAB I

PENGANTAR TENTANG
PRINSIP-PRINSIP DASAR
HAK ASASI MANUSIA
MENURUT STANDAR INTERNASIONAL
POKOK BAHASAN
1. Pengertian HAM
2. Proses terbentuknya
DUHAM
3. Sejarah singkat
perkembangan HAM
4. Konsep Dasar HAM
5. Prinsip-Prinsip HAM
6. 30 Pasal Deklarasi
Universal HAM
APA HAM ITU ?.......
PENGERTIAN HAK ASASI MANUSIA

 Hak adalah tuntutan yang dapat


diajukan seseorang kepada orang
lain sampai tuntutan tersebut
terpenuhi
 HAM adalah Hak Hukum yang
dimiliki setiap orang sebagai
manusia. Hak tersebut bisa saja
dibatasi, tetapi tidak dapat
dihapuskan.
(ICRC, 1998)
LANJUTAN ……
 Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang
melekat dengan keberadaan kita sebagai
manusia. Hak-hak ini memungkinkan kita
(manusia) mengembangkan watak/sifat kita
dan memenuhi kebutuhan kita sebagai
manusia. Hak-hak ini juga melindungi
kehidupan dan integritas/kebutuhan fisik dan
psikologis. Hak-hak manusia dilandasi oleh
martabat yang melekat pada manusia.
“PENGHORMATAN TERHADAP HAK ASASI MANUSIA
DAN MARTABAT MANUSIA ADALAH LANDASAN
KEBEBASAN, KEADILAN DAN PERDAMAIAN DI DUNIA”
(DUHAM)

(Ralph Cranshaw, dalam buku Human Rights and The Police)


LANJUTAN …

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat


hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan YME dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang,
demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia.

(PSL 1 NO 1 UU NO. 39 TH 1999)


MENGAPA SATPAM PERLU
BELAJAR HAM ?
Karena pelanggaran Hak Asasi
Manusia cenderung dilakukan
oleh orang yang mempunyai
kewenangan/kekuasaan;
SATPAM mempunyai
kewenangan untuk membatasi
HAM seseorang menurut
Undang-undang.
Konsep Dasar HAM
 HAM merupakan Jembatan menuju perilaku beradab.
 Diciptakan dan diakui oleh masyarakat dunia.
 Merupakan bagian dari UU dan kebijakan negara.
 Berada di atas kepentingan semua golongan.
 Tidak bergantung pada persamaan agama, filosofi,
konsep manusia, dll.
 Adil dan bermoral.

(Karena itu polisi harus melindungi HAM setiap orang)


Prinsip - Prinsip HAM
PERLINDUNGAN
MINIMAL
INHEREN
UNIVERSAL
 TIDAK DAPAT
DIPISAHKAN
Lanjutan …

 KESETARAAN
 TIDAKDAPAT DIBAGI
 FUNDAMENTAL
 ABSOLUT (Tidak Selamanya Mutlak)
 KEWAJIBAN NEGARA
ASAL-USUL HAM DAN PROSES
TERBENTUKNYA DUHAM

TUHAN YANG MAHA ESA

Liga Bangsa-Bangsa
PD - I

PBB PD - II

Deklarasi Universal HAM (DUHAM)


DEKLARASI UNIVERSAL
HAK ASASI MANUSIA (DUHAM)
(RINGKASAN)

 PASAL 1: Hak kesamaan derajat


 PASAL 2: Bebas dari diskriminasi
 PASAL 3: Hak atas kehidupan,
kebebasan dan keselamatan sebagai
individu
 PASAL 4: Bebas dari perbudakan
 PASAL 5: Bebas dari siksaan dan
hukuman tidak manusiawi
Lanjutan …
 PASAL 6:Hak atas pengakuan sebagai
seorang pribadi di hadapan
hukum
 PASAL 7:Hak mendapatkan persamaan
di hadapan hukum
 PASAL 8:Hak mendapatkan bantuan /
pembelaan di depan pengadilan
 PASAL 9:Bebas dari proses penangkapan
dan penahanan yang
sewenang-wenang
 PASAL 10: Hak atas peradilan yang adil
dan terbuka
Lanjutan …

 PASAL 11: Hak melepaskan


sangkaan/tuntutan sampai kesalahan terbukti
 PASAL 12: Bebas dari intervensi atas urusan
pribadi, keluarga, rumah tangga,
dan hubungan surat menyuratnya
 PASAL 13: Hak atas kebebasan bergerak dan
tinggal di dalam dan luar negeri
 PASAL 14: Hak atas suaka politik di negeri
lain
 PASAL 15: Hak atas suatu kewarganegaraan
dan bebas dalam perubahan
Lanjutan …
 PASAL 16 : Hak untuk kawin dan membentuk
satu keluarga
 PASAL 17 : Hak untuk memiliki harta
 PASAL 18 : Bebas memilih dan menentukan
kepercayaan/agama
 PASAL 19 : Setiap orang berhak memiliki dan
menyatakan pendapatnya
 PASAL 20 : Setiap orang memiliki hak
berserikat dan berkumpul demi tujuan damai,
juga berhak memilih untuk tidak terlibat
dalam sebuah perkumpulan
Lanjutan …
 PASAL 21: Setiap orang memiliki hak untuk ber-
partisipasi dalam pemerintahan, termasuk hak untuk
mengambil bagian dalam pemerintahan negaranya
 PASAL 22: Setiap orang berhak atas jaminan
sosial dan budaya.
 PASAL 23: Setiap orang memiliki hak untuk bekerja
secara lancar, berhak mendapatkan
penghasilan yang adil, serta memasuki serikat
pekerja
 PASAL 24: Setiap orang berhak atas waktu istirahat
dan hari libur di antara waktu kerja
 PASAL 25: Setiap orang berhak atas standar
kehidupan yang memadai
Lanjutan …
 PASAL 26: Setiap orang berhak atas pendidikan
 PASAL 27: Setiap orang berhak ikut serta di dalam
kehidupan budaya masyarakat mereka
 PASAL 28: Setiap orang berhak atas tatanan
sosial dan internasional di mana hak-hak
pada deklarasi ini dihargai
 PASAL 29: Setiap orang memiliki kewajiban-
kewajiban terhadap masyarakatnya
 PASAL 30: Tak satupun pernyataan-pernyataan
dalam deklarasi ini diselewengkan demi tujuan
perusakan hak-hak dan kebebasan
Instrumen-instrumen Internasional HAM yang
Berkaitan dengan Tupoksi SATPAM

 Code of Conduct bagi Petugas Penegak Hukum


 Konvensi Perlindungan Semua Orang dari
penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain
yang kejam, tidak manusiawi (PBB 1984)
 Peraturan Standar minimal penanganan tahanan
 Himpunan Prinsip-prinsip perlindungan semua
orang dalam penahanan dan pemenjaraan
 Prinsip-Prinsip Dasar Penggunaan Kekerasan dan
Senjata Api (1990)
 Konvensi Internasional tentang Hak-hak Sipil dan
Politik (ICCPR)
Lanjutan…

• Konvensi Internasional tentang Penghapusan


Segala Bentuk Diskriminasi Ras.
• Konvensi Hak Anak
• Konvensi Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW)
• Prinsip-prinsip Dasar Keadilan terhadap
Korban Kejahatan dan Penyalahgunaan
Wewenang.
• Konvensi Internasional tentang Hak-hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya (CESCR).
KESIMPULAN
 DUHAM merupakan induk dari instrumen-
instrumen internasional tentang HAM
 Prinsip-Prinsip dan Standar-standar Internasional
secara moral mengikat semua negara. Dalam hal
terjadi perselisihan pasal antara hukum nasional
dan hukum internasional, maka yang diberlakukan
adalah hukum internasional
 Polisi sebagai Petugas Penegak Hukum wajib
melindungi HAM
BAB II
PROFESIONALISME
DAN
CODE OF CONDUCT
Pokok Bahasan:

 Profesionalisme
 Code Of Conduct (Ketentuan Perilaku)
Petugas Penegak Hukum
 Prinsip Non Diskriminasi
PROFESIONALISME
Kemahiran dan kemampuan yang
tinggi didukung oleh pengetahuan,
sikap, keterampilan dan kematangan
emosional dalam melaksanakan
tugas di bidang masing-masing
selaras dengan ketentuan hukum
yang berlaku sehingga memberikan
hasil kerja yang maksimal.
CODE of CONDUCT
BAGI PETUGAS PENEGAK HUKUM

Diadopsi dari
Resolusi Majelis Umum PBB 34/169
tanggal 17 Desember 1979
Pasal 1
Para penegak
hukum harus
senantiasa
menjalankan
tugasnya yaitu
melindungi dan
melayani
Pasal 2
Para petugas
penegak hukum
harus
menghormati
dan melindungi
Hak Asasi
Manusia setiap
orang
Pasal 3
Para petugas
penegak hukum
boleh menggunakan
kekerasan hanya
jika benar-benar
diperlukan dan
sebatas dibutuhkan
Pasal 4
Hal-hal yang
bersifat pribadi
tetap harus
dirahasiakan,
kecuali untuk
kepentingan
peradilan.
Pasal 5
Tidak boleh
melakukan tindakan-
tindakan menghasut
atau mentolerir
tindakan penyiksaan/
hukuman lain yang
kejam
Pasal 6
Memberi
perlindungan
sepenuhnya
terhadap
kesehatan orang-
orang yang
ditahan.
Pasal 7
Tidak boleh
melakukan
tindak korupsi
dalam bentuk
apapun
Pasal 8
Semua penegak
hukum harus
menghormati
hukum dan Code of
Conduct bagi
Penegak Hukum.
PRINSIP-PRINSIP DASAR
DALAM PENEGAKAN HUKUM
 LEGALITAS
- Apakah tindakan saya ada dasar hukumnya?
- Apakah saya bertindak sesuai dengan
hukum/peraturan perundang-undangan
 NESESITAS
- Apakah diperlukan?
- Apakah mutlak diperlukan?
 PROPORSIONALITAS
- Apakah tindakan saya tidak berlebihan.
- Apakah tindakan saya tidak ada cara lain
- Apakah tindakan saya masuk akal
- Apakah tindakan saya yang paling ringan
09.30
STUDI KASUS 1
PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
PENEGAKAN HUKUM
SKENARIO
Suatu ketika Buru Sergap Tuntas memergoki seseorang
sedang mengutak atik kunci sepeda motor di tempat
parkir sebuah supermarket dengan sebuah obeng. Polisi
memperingatinya untuk jangan bergerak. Namun orang
tersebut tidak mengindahkannya bahkan mengancam
petugas dengan mengacungkan obeng. Polisi mencabut
senjata api dan menembak lengan kanan dan kedua paha
orang tersebut. Kemudian ditangkap dan ditahan.

TUGAS:
Masing-masing kelompok mendiskusikan sejauh mana
tindakan polisi dalam kasus di atas memenuhi Prinsip-
prinsip Dasar Penegakan Hukum menurut standar
internasional: legalitas, nesesitas, proporsionalitas.
PRINSIP-PRINSIP DASAR PENEGAKAN HUKUM
DALAM STUDI KASUS TSB
 LEGALITAS
- Apakah tindakan buser tsb ada dasar hukumnya?
- Apakah buser tsb sesuai dengan hukum/peraturan PerUU an ?

 NESESITAS
- Apakah tindakan buser tsb. diperlukan?
- Apakah mutlak diperlukan?

 PROPORSIONALITAS
- Apakah tindakan buser tadi tidak berlebihan ?.
- Apakah tindakan buser tadi tidak ada cara lain ?
- Apakah tindakan buser tadi masuk akal ?
- Apakah tindakan buser tadi yang paling ringan ?
REAKSI SIFAT – SIFAT BURUK
OKNUM SATPAM
PENGERTIAN =
DISKRIMINASI
Diskriminasi adalah
memperlakukan seseorang
berbeda dengan berbagai alasan
seperti : Perbedaan ras, agama,
asal daerah, jender, jenis kelamin,
orientasi seksual sejenis, usia,
bahasa dan latar belakang
ekonomi maupun sosial
PRINSIP NON DISKRIMINASI

Kesetaraan Hak
(terutama di hadapan Hukum)
Ketidakterpisahan Hak
(mendapat akses yang sama
pada pelayanan umum)
Universalitas Hak
Standar Internasional yang mengatur
tentang hak-hak setiap orang agar
tidak didiskriminasi
 Hak untuk diperlakukan sebagai subyek
hukum (pasal 6 DUHAM)
 Hak untuk diperlakukan sama di depan
hukum (pasal 7 DUHAM)
 Hak untuk diadili secara adil (Pasal 10 DUHAM)
 Hak untuk mendapatkan akses yang sama
dalam pelayanan umum (PASAL 21, Alinea 2,
DUHAM)
KESIMPULAN
 Code of Conduct atau pedoman berperilaku
merupakan tuntunan moral bagi Penegak
Hukum dalam melaksanakan tugas-tugasnya
secara profesional
 Code of Conduct menurut standar internasional
terdiri atas delapan pasal yang kesemuanya
diarahkan pada hal-hal yang harus dilakukan
dalam tugasnya dengan menekankan pada
penghargaan dan menjunjung tinggi Hak Asasi
Manusia
 Dalam pelaksanaan tugasnya Penegak Hukum
tidak boleh membeda-bedakan perlakuannya
terhadap siapapun juga dengan alasan
berbeda ras, agama dan lain-lain
(GENDER IN POLICING)
POKOK BAHASAN
 Pengertian Jender
 Membedakan sex/ kodrat dan Jender
 Menjelaskan ketidakadilan
Jender
 Pengertian Pengarusutamaan Jender
 Tujuan dan pelaksanaan Pengarusutamaan Jender
 PEMBEDAAN ANTARA LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN YANG DIBANGUN OLEH
KONDISI SOSIAL, BUDAYA,
INTERPRETASI AGAMA & STRUKTUR
POLITIK
PERBEDAAN
SEX DAN JENDER
LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN LAKI-LAKI

FEMININ (Kosmetik, MASKULIN (Tukang batu,


Perhiasan,Dll.) Petinju,Dll.)

REPRODUKSI PRODUKSI (penghasil sperma)


(Menstruasi Hamil,
melahirkan, menyusui)

DOMESTIK (urusan PUBLIK (urusan


dalam Rumah tangga)
kemasyarakatan)
Mengapa Jender dipermasalahkan?
Karena adanya ketidakadilan

 Subordinasi : menganggap perempuanlebih rendah daripada laki-laki.


 Stereotipe : sebutan-sebutan terhadap perempuan yang melemahkan
posisinya dalam menikmati hak-haknya.
 Kekerasan : menganggap perempuan rawan terhadap tindak kekerasan
 Beban kerja: menganggap bahwa perempuan harus bekerja lebih banyak
daripada laki-laki.
 Marjinalisasi ; peminggiran terhadap kaum perempuan
 Diskriminasi ; setiap pembedaan pengucilan pengurangan atau
pembatasan hak-hak yang dibuat atas dasar adanya pembedaan jenis
kelamin
1. BAGAIMANA KETIDAKADILAN
JENDER YANG TERJADI DALAM
ORGANISASI KITA..?

2. UPAYA APA SAJA YANG


DILAKUKAN UNTUK MENGATASI
HAL INI ?
Brainstormings Meta Card
Pengertian
PENGARUSUTAMAAN JENDER
Strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan Jender
menjadi satu dimensi integral dari perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan nasional

Lampiran Kepres No. : 9 /2000


Tujuan

PENGARUSUTAMAAN JENDER
- Terselenggaranya perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan
dan program pembangunan nasional khususnya
pengembangan organisasi organisasi kepolisian yang
berperspektif Jender dalam mewujudkan kesetaraan dan
keadilan Jender dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat dan bernegara.

Lampiran Kepres No. : 9 /2000


Pelaksanaan
PENGARUSUTAMAAN JENDER
- Melakukan analisa Jender untuk mengidentifikasi dan
memahami ada atau tidak adanya ketidaksetaraan dan
ketidakadilan Jender dalam organisasi anda, termasuk
pemecahan masalahnya.
- Meningkatkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi
(KIE) tentang pengarusutamaan Jender dalam
organisasi anda guna menumbuhkan dan
meningkatkan kemampuan organisasi tentang Jender.

Lampiran Kepres No. : 9 /2000


kesimpulan
 Jender berbicara tentang laki-laki dan
perempuan
 Perbedaan Jender tidak menjadi masalah
kalau ada keadilan
POKOK BAHASAN
 Pengertian Ketertiban Masyarakat dan keamanan
manusia
 Konsep dasar ketertiban masyarakat dan keamanan
manusia
 Prinsip-prinsip HAM dalam penanganan ketidak tertiban
masyarakat
 Standar-standar Internasional tentang penggunaan
kekerasan dan Senjata Api oleh Aparat Penegak Hukum
 Prinsip keamanan dalam penggunaan kekerasan dan
senjata api
 Prinsip Dasar Penggunaan Kekerasan dan Senjata Api
oleh Aparat Penegak Hukum
 Langkah-langkah praktis untuk mengimplementasikan
standar-standar Internasional
TUJUAN PEMBELAJARAN
SETELAH PEMBELAJARAN BAB INI PESERTA DAPAT :

 Menjelaskan pengertian ketertiban masyarakat dan


keamanan manusia
 Menjelaskan Konsep dasar ketertiban masyarakat dan
keamanan manusia
 Prinsip-prinsip HAM dalam penanganan ketidak tertiban
masyarakat
 Menjelaskan Standar-standar Internasional tentang
tahapan Penggunaan Kekerasan dan Senjata Api oleh
Aparat Penegak Hukum
 Menjelaskan Prinsip keamanan dalam penggunaan
kekerasan dan senjata api
 Menjelaskan Prinsip Dasar Penggunaan Kekerasan dan
Senjata Api oleh Aparat Penegak Hukum
 Menjelaskan Langkah-langkah praktis untuk
mengimplementasikan standar-standar Internasional
 SITUASI DAN KONDISI DI MANA UNDANG-UNDANG
ATAUPUN KEWENANGAN YANG DIBENTUK SESUAI
DENGAN HUKUM YANG BERLAKU TERPELIHARA
DAN DITAATI, (TIDAK ADA HURU HARA, KERUSUHAN,
GANGGUAN ATAUPUN KEJAHATAN)
Pengertian :

Bebas dari rasa takut dan


kekhawatiran sehingga
tercipta rasa aman,
nyaman, tertib dan
tenteram
KEAMANAN MANUSIA
SELALU TERKAIT DENGAN:
Ketertiban masyarakat
Konflik dalam negeri, penyakit
menular, pengungsian,
penganiayaan
Perang, terorisme, kejahatan,
polusi, pelanggaran Hak Asasi
Manusia, diskriminasi,
pendidikan yang rendah dan
kebersihan
Perlindungan terhadap
kebebasan setiap orang
TANGGUNG
JAWAB  MENGHARGAI DAN
MELINDUNGI HAK-HAK
APARAT
YANG TIDAK DAPAT
KEPOLISIAN DIKURANGI DALAM
KEADAAN APAPUN
 MELINDUNGI DAN
MENGHORMATI HAK-
HAK ASASI YANG
LAINNYA. WALAUPUN
DIBATASI OLEH
PEMERINTAH
 TINDAKAN TANPA KEKERASAN HARUS
DIDAHULUKAN
 PENGGUNAAN KEKERASAN DIGUNAKAN
HANYA BILA SANGAT DIPERLUKAN
 KEKERASAN DIGUNAKAN HANYA UNTUK
TUJUAN PENEGAKKAN HUKUM
 PENGGUNAAN KEKERASAN HANYA BOLEH
DILAKUKAN JIKA BERDASARKAN HUKUM
 HARUS ADA PEMBATASAN TINDAKAN POLISI
DALAM PENGGUNAAN KEKERASAN
 PERKECIL KERUSAKAN DAN KECELAKAAN
 TERSEDIANYA KETENTUAN/CARA PENGGUNAAN
KEKERASAN
 SEMUA PETUGAS HARUS DILATIH DALAM
PENGGUNAAN KEKERASAN DAN SENJATA API
 SEMUA PETUGAS HARUS DILATIH TENTANG
BERBAGAI CARA PENGGUNAAN KEKERASAN
(TAHAPAN GUNRAS & SENPI)
 SEMUA PETUGAS HARUS DILATIH TENTANG
CARA-CARA BERTINDAK TANPA MENGGUNAKAN
KEKERASAN
KEADAAN YANG DIIJINKAN UNTUK
MENGGUNAKAN SENJATA API

HANYA DALAM KEADAAN YANG LUAR BIASA

1) MEMBELA DIRI ATAU MELINDUNGI ORANG LAIN


TERHADAP ANCAMAN YANG MEMATIKAN ATAU LUKA-
LUKA BERAT.
2) MENCEGAH KEJAHATAN BERAT YANG MENIMBULKAN
ANCAMAN TERHADAP NYAWA.
3) MENANGKAP ATAU MENCEGAH LARINYA SESEORANG
YANG MENIMBULKAN ANCAMAN DAN MENOLAK UNTUK
MENGHENTIKAN ANCAMAN TERSEBUT.
4) DALAM SETIAP KASUS DI MANA LANGKAH-LANGKAH
YANG LEBIH LUNAK TIDAK CUKUP
5) JIKA TIDAK DAPAT DIHINDARI DALAM RANGKA MELINDUNGI
NYAWA MANUSIA
PETUGAS HARUS
 MENYEBUTKAN DIRINYA SBG PETUGAS KEPOLISIAN
 MEMBERIKAN PERINGATAN DENGAN JELAS
 MEMBERIKAN WAKTU YG CUKUP AGAR PERINGATAN
DIPATUHI
TETAPI
HAL INI TIDAK PERLU DILAKUKAN BILA PENGULURAN WAKTU
AKAN MENGAKIBATKAN KEMATIAN / KECELAKAAN YANG
BERAT TERHADAP PETUGAS / ORANG LAIN
ATAU
BILA JELAS-JELAS TIDAK DAPAT DITUNDA DALAM SITUASI
TERSEBUT
• MEMBERI BANTUAN MEDIS BAGI
SETIAP ORANG YANG TERLUKA
• MEMBERITAHUKAN KEPADA
KELUARGA / KERABAT KORBAN
• MENGIJINKAN UNTUK DILAKUKAN
PENYELIDIKAN BILA DIMINTA /
DIPERLUKAN
• MEMBUAT LAPORAN RINCI DAN
LENGKAP TENTANG PENGGUNAAN
KEKERASAN DAN SENJATA API
1. PEJABAT SENIOR HARUS MEMBUAT LAPORAN & PENINJAUAN
TERHADAP KEJADIAN PENGGUNAAN KEKERASAN DAN
SENJATA API
2. ATASAN HARUS BERTANGGUNG JAWAB ATAS TINDAKAN
BAWAHANNYA KALAU YANG BERSANGKUTAN MENGETAHUI
ATAU DIDUGA SUDAH MENGETAHUI TINDAKAN TERSEBUT
SEBELUMNYA TETAPI TIDAK MENGAMBIL TINDAKAN
3. PETUGAS YANG MENOLAK PERINTAH ATASAN YANG TIDAK
SESUAI HUKUM HARUS DIBERIKAN KEKEBALAN HUKUM
4. PETUGAS YANG MELAKUKAN PELANGGARAN TERHADAP
PERATURAN INI TIDAK BOLEH DIBEBASKAN HANYA KARENA
ALASAN PERINTAH ATASAN
TAHAPAN PENGGUNAAN
KEKERASAN DAN SENJATA API

AGRESI TINDAKAN
SENJATA MEMATIKAN

BRUTAL/
ANARKHIS ZAT KIMIA

TEKNIK
AGRESI ALAT MELUMPUHKAN

AGRESI FISIK TANGAN


KOSONG

AGRESI KATA-
KATA NEGOSIASI

KEHADIRAN
TENANG POLISI
PEDOMAN PRAKTIS PENGGUNAAN KEKERASAN &
SENJATA API, OLEH PETUGAS PENEGAK HUKUM :
 BERHUBUNGAN DENGAN POLISI :
1. MENGETAHUI KEADAAN FISIK DAN MENTAL SEJAWAT
2. MENJALANKAN KEGIATAN YANG AKAN MEMBANTU
MENGATASI STRES
3. MENGIKUTI PELATIHAN PENGGUNAAN ALAT UTAMA DAN
ALAT KHUSUS KEPOLISIAN
4. MERENCANAKAN TAHAPAN PENGGUNAAN KEKERASAN
5. MENGIKUTI PELATIHAN NEGOSIASI

YANG BERHUBUNGAN DENGAN ATASAN DAN PENYELIA


1. MENERAPKAN PERATURAN, MENYELENGGARAKAN
PELATIHAN YANG DIPERLUKAN.
2. MENYEDIAKAN ALAT UTAMA DAN ALAT KHUSUS KEPOLISIAN
PERTANYAAN-PERTANYAAN DALAM
PENGGUNAAN KEKERASAN DAN
SENJATA API
 SEBERAPA BESAR KEKERASAN YANG DIPERLUKAN POLISI UNTUK
MENCAPAI TUJUAN ?
 APAKAH CARA-CARA LAIN SUDAH DILAKUKAN SEBELUM
MENGGUNAKAN KEKERASAN ?
 APAKAH TINDAKAN POLISI BERLEBIHAN ?
 APAKAH POLISI MAMPU MENENTUKAN KAPAN HARUS BERHENTI
MENGGUNAKAN KEKERASAN ?
 APAKAH PENGGUNAAN KEKERASAN DILAKUKAN SECARA TEPAT?
 APA YANG TERJADI KETIKA POLISI BERBOHONG DALAM PROSES
INVESTIGASI PENGGUNAAN KEKERASAN ?
 APA YANG TERJADI KETIKA KREDIBILITAS POLISI
DIPERTANYAKAN ?
 APA YANG TERJADI KETIKA POLISI MELAKUKAN DISKRIMINASI ?
LARANGAN
PENYIKSAAN
Perintah atasan tidak boleh dijadikan
alasan pembenar
Penyiksaan harus dilarang
berdasarkan UU nasional
Semua orang yg melakukan
penyiksaan harus diproses ke
Pengadilan
Pelatihan untuk petugas Penegak
Hukum harus diberikan tentang
larangan penyiksaan
Larangan penyiksaan harus
dimasukan ke dalam peraturan dan
instruksi umum
ROLE PLAY
(bermain peran)

TINDAKANKEPOLISIAN
DALAM MENANGGAPI
RENCANA UNJUK RASA
STUDY KASUS
TENTANG TINDAKAN KEPOLISIAN DALAM
MEMELIHARA KAMTIBMAS DI POLRES LHOK SEUMAWE

KEBIJAKAN PEMERINTAH RI MENAIKAN HARGA MINYAK TANAH DAN


9 BAHAN POKOK MEMICU KEMARAHAN MASYARAKAT. BEM ( BADAN
EXECUTIVE MAHASISWA ) SE KOTA SEUMAWE MEWAKILI
MAHASISWA- MAHASISWA LAINNYA MENGIRIM SURAT KEPADA
KAPOLRES LHOK SEUMAWE YANG ISINYA ADALAH PEMBERITAHUAN
UNTUK MENGADAKAN DEMONSTRASI YANG BERTUJUAN MENUNTUT
PEMERINTAH UNTUK SEGERA MENURUNKAN HARGA 9 BAHAN
POKOK. DALAM SURAT TERSEBUT DISAMPAIKAN BAHWA MEREKA
AKAN MENGERAHKAN 10.000 ORANG YANG TERDIRI DARI MAHASISWA
SELURUH WILAYAH KOTA LHOK SEUMAWE, MAHASISWA DARI
TEMPAT LAIN SEKITAR KOTA LHOK SEUMAWE DAN MASYARAKAT
KOTA LHOK SEUMAWE. DALAM SURAT TERSEBUT DISAMPAIKAN PULA
BAHWA JIKA PEMERINTAH TIDAK MENANGGAPI TUNTUTAN INI,
MEREKA AKAN MENUTUPI JALAN-JALAN UTAMA DI KOTA LHOK
SEUMAWE, JALAN MASUK KE KOTA LHOK SEUMAWE DARI SEMUA
JURUSAN TERMASUK BANDARA MALIKUL SALEH.
MENYIKAPI HAL INI KAPOLRES LHOK SEUMAWES MEMINTA
WALIKOTA AGAR MENYELENGGARAKAN RAPAT DAN MENGUNDANG
PERWAKILAN PENDEMO, KAPOLRES, PERWAKILAN MASYARAKAT
UMUM YANG TIDAK TERLIBAT DEMO.
DALAM RAPAT TERSEBUT, MASING-MASING PIHAK MENYAMPAIKAN
HARAPAN DAN KEPENTINGAN-KEPENTINGAN MEREKA SEBAGAI
BERIKUT
 KESEPAKATAN TIDAK BERHASIL SESUAI
YANG DIHARAPKAN, KEESOKAN HARINYA
TERJADI DEMONSTRASI BESAR BESARAN
MAHASISWA MENURUNKAN MASSA
SEBANYAK 10.000 ORANG.
 MASA SEMAKIN BRUTAL SEHINGGA TERJADI
TINDAKAN TEGAS YANG MENGAKIBATKAN 2
ORANG MAHASISWA LUKA BERAT. 2 ORANG
MENINGGAL DUNIA, 5 ORANG LUKA RINGAN
PERTANYAANNYA
 TINDAKAN APA YANG AKAN PA
NEGOSIATOR LAKUKAN KETIKA
MENGHADAPI KASUS SEPERTI INI
 APAKAH POLRI MELANGGAR HAM ?
PERAN POLISI
Dalam Garis Maya
PERAN POLISI
ADALAH MENJAGA
KESEIMBANGAN
ANTARA HAK-HAK
ORANG YG AKAN
MENYAMPAIKAN
ASPIRASI DGN
MASYARAKAT LAIN
HAK-HAK ORANG / UMUM
YG AKAN
MENYAMPAIKAN HAK-HAK ORANG LAIN
ASPIRASI
 Perwakilan Pendemo :
 Menuntut keras agar Pemerintah segera dan meminta agar Polisi
tidak menghambat mereka untuk berbicara dengan Gubernur.
 Bila tuntutan mereka tidak dipenuhi, mereka akan mengundang
masyarakat dari tempat lain dan akan menutupi jalan-jalan utama
kota lhok seumawe.
 Akan mengerahkan massa sebanyak-banyaknya.

 Perwakilan Masyarakat umum


 Meminta agar hak-hak mereka untuk bebas bergerak, berekreasi
dan menikmati kehidupannya tidak terganggu

Kapolres :
 Meminta agar tidak boleh ada keributan dan kerusakan harta benda
apalagi kehilangan nyawa.
 Bila terjadi keributan, Polisi akan melakukan tindakan kekerasan.

 Walikota :
 Sebagai moderator/pemimpin rapat.
KESIMPULAN
 Hal-halyang harus diperhatikan dalam
penanganan ketidaktertiban
masyarakat : - Prinsip-prinsip Dasar
Penegakan Hukum,
- Standar Internasional tentang
penggunaan kekerasan dan senjata api
oleh aparat Penegak Hukum
 Harkamtibmas bukan hanya tanggung
jawab polisi, namun merupakan
tanggung jawab bersama dengan
masyarakat
INVESTIGASI PELANGGARAN HAM
OLEH PENEGAK HUKUM
&
MEKANISME PENANGANAN SERTA
PEMANTAUANNYA MENURUT STANDAR
INTERNASIONAL
- Pengertian pelanggaran Hak Asasi
Manusia
- Konsep pelanggaran HAM Berat
- Mekanisme Penanganan
Pelanggaran
HAM oleh Penegak Hukum
- Pemantauan pelanggaran HAM oleh
Penegak Hukum menurut Standar
Internasional
TUJUAN
SETELAH MEMPELAJARI BAB INI PESERTA DAPAT:

• Menyebutkan Pengertian pelanggaran


Hak Asasi Manusia
• Menjelaskan Konsep pelanggaran HAM
Berat
• Menjelaskan Mekanisme Penanganan
Garham oleh Petugas Penegak Hukum
• Menjelaskan kembali mekanisme
pemantauan Pelanggaran Hak Asasi
Manusia oleh Penegak Hukum menurut
standar Internasional
SEMUA BENTUK PERBUATAN YANG MELANGGAR
HAK ASASI MANUSIA SETIAP ORANG DAN ATAU
SEKELOMPOK ORANG BAIK SECARA FISIK
MAUPUN SECARA PSIKIS
DISKUSI KELOMPOK
( 5 pok )
BENTUK-BENTUK PELANGGARAN HAM
OLEH PENEGAK HUKUM

 Penangkapan dan penahanan yang tidak sesuai


dengan hukum
 Penyiksaan, perlakuan yang tidak
berperikemanusiaan dan merendahkan martabat
 Korupsi dan Menerima Suap
 Melindungi kejahatan
 Melakukan tindakan yang tidak manusiawi terhadap
orang yang ditangkap dan ditahan
 Melakukan hukuman badan
Lanjutan
BENTUK-BENTUK PELANGGARAN HAM
OLEH PENEGAK HUKUM
 Memperlakukan pelapor pelanggaran HAM secara
tidak manusiawi
 Prosedur penggeledahan dan penyitaan yang tidak
sah
 Penggunaan kekerasan yang berlebihan
 Menghilangkan nyawa orang lain tanpa melalui proses
hukum
 Eksekusi terhadap tiga orang atau lebih di luar hukum
atau sewenang-wenang
 Kematian yang disebabkan oleh penggunaan
kekerasan yang berlebihan
 Pembunuhan
PENANGKAPAN DAN PENAHANAN
YANG TIDAK BERDASARKAN HUKUM
Lanjutan
Bentuk-bentuk pelanggaran HAM oleh
Petugas Penegak Hukum
 Mutilasi
 Penghinaan terhadap martabat seseorang
 Tindakan penyanderaan
 Penghukuman massal
 Hukuman mati tanpa proses peradilan yang
semestinya
 Perlakuan kejam dan merendahkan martabat
 Menutupi kejahatan dan korupsi
Melindungi kejahatan
dan korupsi merupakan:
 Pelanggaran HAM
 Kejahatan
 Merusak kepercayaan antara
Masyarakat – Polisi
 Contoh buruk yang merugikan
masyarakat
 Merusak sistem dan nilai-nilai dalam
masyarakat
JENIS-JENIS
PELANGGARAN
HAM BERAT
(MENURUT STATUTA ROMA)

 Genosida
 Kejahatan terhadap
Kemanusiaan
 Kejahatan perang
GENOSIDA
PENGERTIAN:

SETIAP PERBUATAN YANG


DITUJUKAN UNTUK
MENGHANCURKAN
KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN
KELOMPOK BANGSA, RAS, ETNIS,
ATAU AGAMA
PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA BERAT

HAMPIR 200 JUTA JIWA YANG MATI 1845 – 1945 OLEH


PEMERINTAHAN MASING-MASING NEGARA DI DUNIA
KEJAHATAN GENOSIDA (UU NO. 26 / 2000 PASAL 8)
SETIAP PERBUATAN YANG DITUJUKAN UNTUK MENGHANCURKAN KESELURUHAN
ATAU SEBAGIAN KELOMPOK BANGSA, RAS, ETNIS, ATAU AGAMA

DENGAN CARA :
- MEMBUNUH ANGGOTA KELOMPOK
- MENGAKIBATKAN PENDERITAAN FISIK / MENTAL YANG BERAT TERHADAP
ANGGOTA KELOMPOK
- MENCIPTAKAN KONDISI KEHIDUPAN KELOMPOK YG AKAN MENGAKIBATKAN
KEMUSNAHAN SECARA FISIK BAIK SELURUH ATAU SEBAGIAN
- MEMAKSAKAN TINDAKAN-TINDAKAN YANG BERTUJUAN MENCEGAH KELAHIRAN
DIDALAM KELOMPOK
- MEMINDAHKAN SECARA PAKSA ANAK-ANAK DARI KELOMPOK TERTENTU KE
KELOMPOK LAIN
KEJAHATAN GENOSIDA
UNSUR-UNSUR GENOSIDA :
 Membunuh Anggota kelompok
 Mengakibatkan penderitaan fisik/mental
yang berat terhadap anggota kelompok
 Menciptakan kondisi kehidupan kelompok
yang akan menyebabkan kemusnahan
secara fisik, baik seluruh atau sebagian
 Memaksakan tindakan-tindakan yang
bertujuan mencegah kelahiran dalam
kelompok
 Memindahkan secara paksa anak-anak dari
KEJAHATAN TERHADAP
KEMANUSIAAN
 PENGERTIAN KEJAHATAN TERHADAP
KEMANUSIAAN (MENURUT STATUTA ROMA)

SEGALA TINDAKAN YANG DILAKUKAN


SEBAGAI BAGIAN DARI SEBUAH
PENYERANGAN YANG LUAS DAN
SISTEMATIS, YANG DIARAHKAN
KEPADA PENDUDUK SIPIL.
KEJAHATAN TERHADAP KEMANUSIAAN
( UU NO. 26/2000 PS 9 )

SERANGAN MELUAS DAN SISTEMATIS TERHADAP


ANGGOTA SIPIL DALAM BENTUK PENYERANGAN:

- PEMBUNUHAN, PEMBASMIAN, PERBUDAKAN.


- PENGUSIRAN ATAU PEMINDAHAN PENDUDUK SECARA PAKSA
- PERAMPASAN KEMERDEKAAN FISIK YANG MELANGGAR PRINSIP-
PRINSIP HUKUM INTERNASIONAL.
- PENYIKSAAN
- PERKOSAAN, PERBUDAKAN SEKSUAL, PELACURAN SECARA PAKSA,
PEMAKSAAN KEHAMILAN, PEMANDULAN ATAU STERILISASI
SECARA PAKSA KEKERASAN SEKSUAL DENGAN TINGKAT
KESERIUSAN YANG SAMA
- PENGHILANGAN SECARA PAKSA
- KEJAHATAN APARTHEID.s
JENIS-JENIS KEJAHATAN
TERHADAP KEMANUSIAAN
 Pembunuhan
 Pembasmian
 Perbudakan
 Pengusiran atau pemindahan penduduk
secara paksa
 Perampasan kemerdekaan fisik yang
melanggar prinsip-prinsip dasar Hukum
Internasional
 Penyiksaan
 Pemerkosaan, perbudakan seksual, prostitusi
secara paksa, pengebirian secara paksa, atau
kekerasan seksual lain dengan tingkatan yang
sama.
JENIS-JENIS KEJAHATAN TERHADAP
KEMANUSIAAN (lanjutan)
 Penindasan terhadap kelompok atau
perkumpulan yang didasarkan pada politik,
ras, bangsa, kelompok etnis, kebudayaan,
agama, jenis kelamin dll.
 Penghilangan orang secara paksa
 Kejahatan apartheid
 Tindakan tidak manusiawi lainnya yang
menyebabkan kesengsaraan atau kerusakan
serius terhadap jasmani atau rohani.
KEJAHATAN PERANG
PENGERTIAN

TINDAKAN PELANGGARAN HAM DALAM


MASA PERANG YANG MENGANDUNG
UNSUR-UNSUR DAN BENTUK-BENTUK
PELANGGARAN HAM BERAT.

(TINDAKAN TERHADAP ORANG ATAU HARTA BENDA YANG DILINDUNGI


SESUAI DENGAN KONVENSI JENEWA 12 AGUSTUS 1949)
BENTUK-BENTUK KEJAHATAN
PERANG :
 Pembunuhan secara sengaja
 Penyiksaan atau perlakuan tidak manusiawi
termasuk percobaan biologi.
 Secara sengaja menyebabkan kesengsaraan
yang mendalam atau kerusakan serius
terhadap jasmani dan kesehatan
 Pembumi-hangusan dan penjarahan hak
milik, yang tidak berdasarkan ketentuan
militer
Lanjutan… BENTUK-BENTUK
KEJAHATAN PERANG
:
 Memaksa tawanan perang atau orang
lain, untuk ikut serta menjadi anggota
Angkatan bersenjata
 Secara sengaja menghilangkan hak
seorang tawanan perang untuk
mendapatkan proses peradilan yang adil
 Deportasi atau pemindahan secara tidak
sah, atau pengurungan yang tidak sah
 Penyekapan tawanan.
INVESTIGASI KASUS
PELANGGARAN HAM OLEH
PENEGAK HUKUM

PENGERTIAN :

Tindakan atau kegiatan untuk mencari


kebenaran, informasi atau pengetahuan
tentang pelanggaran oleh Petugas
Penegak Hukum
LARANGAN PENYIKSAAN, TINDAKAN TIDAK
MANUSIAWI DAN MERENDAHKAN MARTABAT
ATAU PENGHUKUMAN (KONVENSI PBB TH
1987)

LARANGAN TERHADAP PENYIKSAAN


BERSIFAT MUTLAK DENGAN
KETENTUAN :
 TANPA PENGECUALIAN
 TIDAK PERNAH DIBENARKAN OLEH HUKUM
 TIDAK ADA PEMBELAAN YANG SAH MENURUT HUKUM
UNTUK MELAKUKAN PENYIKSAAN
UNSUR-UNSUR PELANGGARAN HAK
ASASI MANUSIA OLEH APARAT

APABILA

 DILAKUKAN OLEH APARAT


 TIDAK DILAKUKAN PENYIDIKAN
 PIMPINAN / ATASAN MENYETUJUI
 MERUPAKAN SUATU SISTEM YANG
SUDAH TERBENTUK
• Akuntabilitas sangat penting dalam
investigasi pelanggaran Hak Asasi
Manusia.
• Mendalam, tepat/cepat dan tidak
berpihak
• Aparat Penegak Hukum harus memper-
tanggungjawabkan tindakannya.
• Aparat penegak hukum tdk dibenarkan
memanfaatkan perintah atasan untuk melaksanakan
tindakan ilegal, juga dlm situasi darurat & konflik
bersenjata.
• Atasan bertanggung jawab atas tindakan
bawahannya bila ia mengetahui bahwa mereka
melakukan pelanggaran hukum, tetapi tidak
mengambil tindakan
Tanpa Perintah Atas Perintah

Tanggung jawab
Pribadi Tanggung
pribadi, tapi harus
(Atasan ikut jawab
diketahui:
bertanggung Atasan
-Legalitas
jawab apabila
cukup bukti) -Nesesitas
-Proporsionalitas
KORBAN LAPOR POL
GAR HAM

Polisi tidak Polisi ambil


ambil tindakan tindakan

Komnas HAM
Bukan pelanggaran HAM
Korban tidak puas Berat ttp Kejahatan

KOMISI TINGGI
HAM DI JENEWA
MEKANISME KOVENAN / MEKANISME DILUAR KOVENAN /
KONVENSI KONVENSI

KOVENAN KOMITE PEMANTAU


 Konvenan Internasional Komite tentang Hak
tentang Hak Ekonomi, Sosial Ekonomi Sosial dan Piagam PBB memberi mandat kepada:
dan Budaya Budaya  Dewan Ekonomi & Sosial
 Konvenan Internasional Dewan Hak Asasi  Komisi Hak Asasi Manusia dan Sub
tentang Hak Sipil dan Politik Manusia Komisi tentang Pencegahan Diskriminasi
 Konvensi tentang Komite tentang dan Perlindungan terhadap POK
Penghapusan Segala Bentuk Penghapusan…… Minoritas
Diskriminasi Rasial ……………………. a. Prosedur 1503 (Resolusi Dewan Sosek,
 Konvensi tentang Komite tentang 1503, tgl 27 Mei 1970)
Penghapusan Segala Bentuk Penghapusan…… b. Pelapor Khusus & Kelompok Kerja :
Diskriminasi terhadap ……………………. 1) Pelapor Khusus tentang Eksekusi
perempuan Kilat, Diluar Hukum & Sewenang-
 Konvensi Menentang Komite Anti wenang
Penyiksaan dan Perlakuan Penyiksaan 2) Pelapor Khusus tentang Penyiksaan
atau Hukuman Lain yang
3) Pelapor Khusus Tentang
Kejam & Tidak Manusiawi
Penghilangan Paksa
 Konvensi Tentang Hak Anak Komite tentang Hak
Anak 4) Pelapor Khusus tentang Penahanan
PENYELIDIKAN  KOMNAS HAM
PENYIDIKAN  KEJAGUNG
PENUNTUTAN  KEJAGUNG
RIKSIDIL  PENGADILAN ADHOK
SEBELUM UU NO. 26 / 2000

PENGADILAN HAM
SETELAH UU NO. 26 / 2000
KESIMPULAN
 Setiap tindakan petugas penegak hukum yg
tidak sesuai prosedur merupakan
pelanggaran HAM
 Di Indonesia pelanggaran HAM diproses
sesuai KUHP, sedangkan utk pelanggaran
HAM berat diproses sesuai UU No 26 th 2000
 Bila penyelesaian pelanggaran HAM di
Indonesia tidak memuaskan berbagai pihak,
dapat disidangkan di Mahkamah
Internasional

Anda mungkin juga menyukai