Ditujukan sebagai tugas mata kuliah Hukum Kesehatan dan Anti Korupsi
Disusun Oleh :
Arianty Bangi W
BAB I
PENDAHULUAN
Pada kajian pendahuluan ini dibahas tiga hal. Ketiga kajian tersebut yaitu latar
belakang, rumusan masalah, dan tujuan. Adapun penjelasan dari ketiga tersebut adalah
sebagai berikut.
1.3 TUJUAN
1. Untuk memahami sejarah dan jenis HAM
2. Untuk mengetahui Hak dan kewajiban Tenaga Kesehatan
3. Untuk mengetahui Hak dan kewajiban Pasien
4. Untuk mengetahui hubungan Hukum Tenaga Kesehatan dan Pasien.
DAFTAR ISI
BAB I
BACA JUGA:
Menteri Yasonna Serahkan Laporan HAM Nasional ke PBB di JenewaJokowi Bentuk Tim
Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat, Dipimpin Makarim Wibisono
d) Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan
Ini adalah jenis HAM yang berkaitan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan atau
rights of legal equality. Hak-hak asasi hukum sebagai berikut: hak mendapatkan
perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan, hak untuk menjadi pegawai
negeri sipil (PNS), dan hak untuk mendapatkan layanan dan perlindungan hukum.
e) Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau social and culture rights
Ini adalah jenis HAM yang berkaitan dengan hak untuk memilih pendidikan, hak untuk
mengembangkan kebudayaan dan sebagainya. Hak-hak asasi sosial budaya ini
sebagai berikut: hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan, hak
mendapatkan pengajaran, dan hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan
bakat dan minat.
f) Hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
atau procedural rights
Ini adalah jenis HAM yang berisi peraturan dalam penahanan, penangkapan,
penggeledahan, peradilan dan sebagainya. Hak-hak asasi peradilan ini sebagai berikut:
hak mendapatkan pembelaan hukum di pengadilan. Dan hak persamaan atas
perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan penyelidikan di muka
hukum.
HAM wajib dipenuhi oleh negara di mana individu tersebut berasal, untuk menciptakan
lingkungan masyarakat yang harmonis yang berjalan selaras dan seimbang antara hak
dan kewajiban manusia.
Pasal 59 menjelaskan tenaga kesehatan yang menjalankan praktik pada fasilitas pelayanan
kesehatan wajib memberikan pertolongan pertama pada pasien yang gawat darurat atau pada
bencana untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan.
selain itu tenaga kesehatan dilarang meminta uang muka terlebih dahulu dalam memberikan
pertolongan pertama pada pasien yang gawat darurat atau pada bencana untuk penyelamatan
nyawa dan pencegahan kecacatan.
Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan. Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan
pribadi
1) Perintah undang-undang;
2) Perintah pengadilan;
Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
peyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang di terimanya. Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud ini tidak
berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan
kecacatan seseorang dalam keadaan darurat. Ketentuan mengenai tata cara pengajuan
tuntutan ini
Pasal 52
a. Mendapat penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagimana yang dimaksud
dalam
Pasal 53
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan Peraturan Menteri.
Hak Pasien
Pasal 32
a. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
d. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur
operasional;
e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan
materi;
g. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku
di
Rumah Sakit;
h. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai
Surat
i. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;
j. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan
medis,
alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
tindakan
k. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan
m. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
n. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit;
o. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya;
Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang telah dikemukakan kepada
penyelenggara pelayanan kesehatan. Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan
pribadi
1) Perintah undang-undang;
2) Perintah pengadilan;
Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
peyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang di terimanya. Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud ini tidak
berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan
kecacatan seseorang dalam keadaan darurat. Ketentuan mengenai tata cara pengajuan
tuntutan ini
Pasal 52
a. Mendapat penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagimana yang dimaksud
dalam
Pasal 53
Kewajiban Pasien
Pasal 31
(1) Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap Rumah Sakit atas pelayanan yang
diterimanya.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur dengan Peraturan Menteri.
Hak Pasien
Pasal 32
a. memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
d. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur
operasional;
e. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan
materi;
g. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang berlaku
di
Rumah Sakit;
h. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang mempunyai
Surat
i. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data medisnya;
j. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan
medis,
alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap
tindakan
k. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan
m. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu tidak
n. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah Sakit;
o. mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap dirinya.
terapeutik.
belah Pihak. Objek dari perjanjian ini adalah berupa upaya atau terapi
yang bertolak dari prinsip “father knows best” yang melahirkan hubungan
peringatan bahwa ia merasa sakit, dan dalam hal ini dokterlah yang
sebagai berikut :
1. Hak memperoleh informasi yang selengkap-lengkapnya dan sejujurjujurnya dari pasien yang
akan digunakannya bagi kepentingan
keluarganya.
adalah:
Kerugian yang nyata-nyata diderita kreditur yang disebut dengan Damnun Emergens;
Keuntungan yang seharusnya diperoleh yang
disebut Lucrum Cegans.Pada asasnya bentuk dari ganti rugi yang lazim
diperkuat dengan uang paksa. Jadi harus diingat bahwa uang paksa
itu terjadi bila pasien memanggil dokter atau pergi ke dokter, dan dokter
Pasal 1366 KUH Perdata, menyatakan : “Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk
kerugian yang disebabkan karena perbuatannya,
tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang
prosedur operasional;
keluarganya;
kesehatan.
pada gugatan atau tuntutan perdata yang berupa ganti rugi atas kerugian
dengan adanya dugaan terjadinya kelalaian medis, hal itu dapat juga
dilakukan oleh dokter terhadap pasien. Hal yang sangat mendasar dalam
yang memiliki kompetensi dalam bidang medikolegal. Hal lain yang perlu
interaksi yang nampak adalah interaksi antara dokter dan pasien yang
pekerja sosial dan rumah sakit, di mana mereka secara pribadi atau
merupakan profesi yang mulia. Oleh karena itu perlunya ditinjau kembali