Anda di halaman 1dari 46

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

(ASPEK HUKUM REKAM MEDIS DALAM PELAYANAN KESEHATAN)

“ETIKA DAN HUKUM


KESEHATAN”
APIKES BANDUNG

Yohanes Argo S., SH., MH.Kes


HUKUM KESEHATAN
DAN
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
DALAM PELAYANAN
KESEHATAN
PERTEMUAN
KE-6

2
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
A. Kebebasan versus Tanggung Jawab
Manusia dan perbuatannya adalah suatu kesatuan, sehingga kalau diurai
dalam kontek kehidupan bermasyarakat, manusia terdiri dari “aku yang
konkret” ini dengan perbuatannya baik terhadap orang lain maupun
dengan lingkungan yang lain.
• Kebebasan manusia sebenarnya seberapa jauh intensitas hubungan
antara “aku yang konkret” seorang manusia dengan perbuatan atau
yang dilakukan orang tersebut.
• Tanggungjawab adalah suatu akibat atau konsekuen kebebasan
terhadap perbuatannya tersebut.
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
Kebebasan versus Tanggung Jawab (lanjutan)
• Kaitannya dengan moral atau etika dlm melakukan perbuatan,
manusia bebas memilih perbuatan mana yang akan dilakukan, namun
perbuatan tsb harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral
(etis).
• Seseorang boleh memilih pekerjaan apa saja sesuai dengan
kebebasan yang dimiliki, namun harus konsekwen.
Mis/ memilih pekerjaan sebagai bandar judi, maka harus
bertanggungjawab terhadap akibat pekerjaan tsb.
Tanggung jawab selalu terkandung pengertian “penyebab” dari
perbuatan.
Tanggung jawab tdk selalu langsung oleh orang sbg pelaku (penyebab),
yg bertanggungjawab adalah orang yg mempunyai kehendak bebas.
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
Kebebasan versus Tanggung Jawab (lanjutan)
• Orang yg mempunyai kehendak bebas, Contoh binatang peliharaan/
anak kecil, mereka itu tdk atau belum punya kehendak bebas, maka
kalau mereka bertindak yg bertanggungjawab adalah pemilik
(binatang) atau orang tuanya.
• Binatang peliharaan atau anak kecil tdk dpt dituntut
tanggungjawabnya, karena belum/ tidak mempai kehendak bebas.
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
Jenis-jenis Kebebasan
a. Kebebasan Fisik:
• Orang dpt bergerak atau melakukan kegiatan kemana saja tanpa
adanya hambatan atau rintangan.
• bebas memilih tinggal dan berkewarganegaraan yang ia senangi.
seoanjang memenuhi persyaratan.
b. Kebebasan Yuridis, kebebasan secara hukum menjamin:
• Setiap orang untuk mempunyai pilihan secara sosial, ekonomi,
dan politik.
• Setiap orang memiliki kebebasab berorganisasi, seperti organisasi
sosial, politik, hukum, keamanan, dsb.
• Sitiap orang menjamin untuk memilih pekerjaan di dlm
masyarakat.
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
Jenis-jenis Kebebasan (lanjutan)
c. Kebebasan Psikologis
• Secara psikologis setiap orang dpt mengembangkan
kemampuannya, intelektualnya, bakat, pprofesi, dsb.
• Setiap orang memperoleh kebebasan untuk memilih pendidikan
sesuai dengan kemampuan psikologisnya.
d. Kebebasan Moral
• Setiap orang bebas melakukan kegiatan atau perbuatan baik atau
buruk, perbuatan benar atau salah.
• Kebebasan yang dibatasi dengan nilai-nilai moral dari masyarakat
setempat (masing0masing kelompok berbeda).
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
Jenis-jenis Kebebasan (lanjutan)
e. Kebebasan Eksistensial
Kebebasal perbuatan seseorang manusia tidak terbatas pada salah
satu aspek saja, tetapi kebebasan yg bersifat universal, yg
mengandung makna:
• Kebebasan untuk mewujudkan seluruh eksistensinya sebagai
manusia;
• Kebebasan tertinggi manusia, sehingga manusia tersebut
menguasai/memiliki dirinya sendiri;
• Kebebasan tanpa dipengaruhi atau dikuasai oleh orang
lain.
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
B. Hak dan Kewajiban
Perwujudan kebebasan dalam masyarakat adalah hak, sedangkan
konsekuensi hak adalah tanggungjawab dalam bentuk kewajiban.
• Dalam kehidupan sehari-hari dkebebasan selalu melekat
tanggungjawab, sejalan dengan hak yang selalu melekat kewajiban.
• Karyawan melekat hak dan kewajiban.
• Dalam keluargapun, ibu-bapak-anak-pembantu rumah tangga selalu
terkait dengan hak dan kewajiban.
Hak adalah apa yang harus diperoleh dari pihak lain, sedangkan
kewajiban adalah apa yang dilakukan untuk pihak lain yang memberi
hak.
Hak adalah: “Claim” yg dibuat oleh orang atau kelompok yg satu
terhadap yang lain atau kelompok masyarakat sehingga dapat
menuntut bila orang lain meng-Claim atau mengusiknya.
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
1. Hak Legal dan Hak Moral
Dalam kehidupan bermasyarakat seseorang mempunyai berbagai hak
yang dapat di “Claim” dari pemegang otoritas dalam masyarakat atau
negara yang bersangkutan.

Pada umumnya hak dikelompokan menjadi dua, yaitu hak legal dan hak
moral.
a. Hak Legal
• Hak legal adalah hak yg didasarkan atas hukum yg berlaku dalam
masyarakat atau negara yang bersangkutan.
• Yang dimaksud denganHak hukum yang berlaku adalah semua
peraturan per-undang-undangan ketentuan hukum tertulis lainnya,
baik produk dari pejabat eksekutif maupun legislatif
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
Hak Legal (lanjutan)
Suber Hak Legal yang paling tinggi adalah Undang-undang Dasar,
kemudian hal legal di bawahnya adalah Undang-undang, Peraturan
Pemerintah, Keputusan Presiden dst.
b. Hak Moral

Hak Moral adalah hak yang didasarkan atas prinsip atau aturan etis
saja, yang pada umumnya tidak tertulis
Hak moral dapat berubah menjadi hal legal apabila diikuti oleh
perjanjian atau aturan tertulis.
Mis. pinjam-meminjam, sewa-menyewa, jual-beli, dsb
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
2. Hak Khusus dan Hak Umum
Disamping hak legaln hak moral, hak juga dapat dibedakan berdasarkan
fungsinya, yakni hak khusus dan hak umum.
a. Hak Umum
Hak yang timbul dalam suatu relasi khusus yg tdk dimiliki oleh
semua orang, atau terkait dengan fungsi khusus sese orang
terhadap yg lain. Misalnya:
• Hak orang tua terhadap anaknya atau sebaliknya.
• Hak pasien terhadap dokter, atau sebaliknya hak dokter
terhadap pasiennya.
• Hak istimewa karena pencapaian prestasi karyawan dlm
perusahaan.
• Hak istimewa karena prestasi mahasiswa dari PT
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
3. Hubungan antara Hak dan Kewajiban
Hubungan antara kebebasan dan tanggungjawab, berarti bahwa
seseorang yang mempunyai hak, maka harus disertai kewajiban, seperti
halnya orang yang memperoleh kebebasan hurus bertanggung jawab.
Hak dan kewajiban mempunyai hubungan yang timbal balik, dengan
ketentuan sbb,:
a. Setiap kewjiban seseorang berkaitan atau berhubungan dengan hak
orang lain.
Sebaliknya setiap hak yang diterima oleh seseorang adalah terkait
atau berhubungan dengan kewajibannya terhadap pihak yang lainnya.
Mis. Dokter berkewajiban untuk memberikan pelayanan
penyembuhan kpd pasiennya.
Penyembuhan adalah hak pasien yg dituntut dari dokter.
Sebaliknya pasien berkewajiban mnuhi perintah/anjuran dokter, dan
kewajiban pasien untuk memenuhi perintah dokter.
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
Hubungan antara Hak dan Kewajiban (lanjutan)
b. Hak atas dirinya sendiri tidak ada
yang ada adalah kewajiban terhadap diri sendiri, yakni setiap orang
wajib mempertahankan hidupnya dengan cara memelihara
kesehatannya sendiri.
Bunuh diri melagar kewajiban terhadap diri sendiri maupun
terhadap orang lain terutama keluarganya.
Orang meninggal karena bunuh diri mengelak dari tanggungjawab
kpd orang lain terutama keluarga yang ditinggalkan.
KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB
4. Hak Individu dan Hak Sosial
Mengacu pada Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia tahun 1948,
manusia dalam kehidupan bermasyarak baik secara nasional, regional
maupun internasional, mempunyai dua macam hak yang paling
mendasar, yakni hak individu dan hak sosial.
a. Hak Individu, hak yang dimiliki individu-individu yang dijamin oleh
negara,an negara tidak boleh menggu.
Mis. hak untuk berserikat, hak beragama, hak berpendapat, dsb
b. Hak Sosial, hak yang dimiliki setiap orang yang bukan diperoleh dari
negara, tetapi justru sebagai anggota masyarakat dengan anggota-
anggota atau orang lain untuk memenuhi hak tersebut.
Mis. hak untukemperoleh pendidikan, pekerjaan, dan memperoleh
pelayanan kesehatan, dsb
HUKUM KESEHATAN
DALAM PELAYANAN
KESEHATAN

PERTRMUAN KE-7

16
HUKUM KESEHATAN
Sejarah Hukum Kesehatan di Indonesia
• Hukum Kesehatan
--> menyangkut hak dan kewajiban baik dari perorangan dan
masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari
pihak penyelenggara pelayanan kesehatan,
• Hukum kesehatan merupakan bidang hukum yang masih muda.
Perkembangannya dimulai pada waktu World Congress on Medical Law
di Belgia tahun 1967.
• Hukum kedokteran merupakan bagian dari hukum kesehatan,
yaitu yang menyangkut asuhan/ pelayanan kedokteran (medical care
/ service).
• Perkembangan selanjutnya melalui World Congress of the Association
for Medical Law yang diadakan secara periodik hingga saat ini.
HUKUM KESEHATAN
Sejarah Hukum Kesehatan di Indonesia (lanjutan)

• Di Indonesia perkembangan hukum kesehatan dimulai dari


terbentuknya Kelompok studi untuk Hukum Kedokteran FK-UI/RS
Ciptomangunkusumo (RSCM) di Jakarta tahun1982.
• Perhimpunan untuk Hukum Kedokteran Indonesia (PERHUKI),
terbentuk di Jakarta pada tahun 1983 dan berubah menjadi
Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI) pada
kongres I PERHUKI di Jakarta pada tahun 1987.
HUKUM KESEHATAN
Sejarah Hukum Kesehatan di Indonesia (lanjutan)
• Hukum kesehatan mencakup komponen-komponen hukum bidang
kesehatan yang bersinggungan satu dengan yang lainnya, yaitu:
- Hukum Kedokteran/Kedokteran Gigi,
- Hukum Keperawatan,
- Hukum Farmasi Klinik,
- Hukum Rumah Sakit,
- Hukum Kesehatan Masyarakat,
- Hukum Kesehatan Lingkungan dan sebagainya
(Konas PERHUKI, 1993).
• Perkembangan hukum di bidang kedokteran dan kesehatan dapat
ditelaah mengenai pengertiannya, kedudukan pengembangan ilmunya,
dan proyeksinya.
HUKUM KESEHATAN
Sejarah Hukum Kesehatan di Indonesia (lanjutan)
• Bagi ahli hukum pidana sudah kenal dengan istilah
yaitu ilmu yang
menghasilkan bahan penyelidikan melalui pengetahuan
kedokteran untuk membantu menyelesaikan dan pembuktian
perkara pidana yang menyangkut korban manusia.
• Kedudukan hukum kedokteran-kesehatan bagian dari pertumbuhan
ilmu hukum dan sebagai cabang hukum yang diharapkan dapat
berkembang lebih jauh menjadi sub bidang tersendiri hukum
kesehatan dan hukum kedokteran termasuk teknologi kedokteran.
• Kemajuan pembidangan hukum dapat terlihat pada hukum acara
pidana menjadi beberapa bagian antara lain hukum pembuktian dan
hukum kepolisian yang mengandung teknologi penegakan
hukum.
1. Pengertian Hukum Kesehatan
§ Prof. HJJ. Leenen, 1981
Hukum Kesehatan adalah peraturan hukum yang
berkaitan secara langsung mengenai pemeliharaan
kesehaan dan penerapannya terhadap Hk. Perdata,
Hk. Pidana dan Hk. Administratif.
§ Anggaran Dasar PERHUKI
Hukum Kesehatan semua ketentuan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan/ pelayanan kesehatan dan
penerapannya.
Pengertian yang paling sederhana dari dari Hukum Kesehatan adalah
kumpulan peraturan hukum tentang kesehatan.
Jadi seluruh kumpulan peraturan yang mengatur tentang hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan adalah Hukum Kesehatan.
HUKUM KESEHATAN

Agar memberi keyakinan diri kepada tenaga


kesehatan dalam menjalankan profesi
2. Tujuan Hukes kesehatan yang berkualitas dan selalu berada
pada jalur yang aman, tidak melanggar etika
dan ketentuan hukum.

3. Ruang Lingkup Ø Hukum Kesehatan Individu (Medical Law)


HuKes Ø Hukum Kesehatan Masyarakat (Public
Health Law)

4. Pengaturan 1. Penerima Pelayanan, yang harus diatur hak dan


kewajiban (perorangan, kelompok atau masyarakat)
HuKes 2. Penyelenggara Pelayanan, organisasi dan Sarpras
Yankes yang juga harus diatur hak & kewajibannya.
22
RUANG LINGKUP HK. KESEHATAN
23
1. Hukum Kesehatan
Individu
(Medical Law)

a.Hukum Kedokteran
(Medical Law)
b.Hukum Keperawatan
(Nursing Law)
c.Hukum Rumah Sakit
(Hospital Law)
d.Hukum Farmasi Klinik.

23
RUANG LINGKUP HK. KESEHATAN:
24
2. Hukum Kesehatan
Masyarakat (Public Health Law)

1. Hukum Kesehatan Masyarakat


(promotif & preventif).
2. Hukum Kesehatan Lingkungan
(pencemaran lingkungan/limbah).
3. Hukum Tentang Makanan dan Obat-
obatan;
4. Dan ketentuan lainnya

24
Peraturan Terkait Dengan Pelayanan Kesehatan
25

1. Peraturan Kesehatan (khusus)


• UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
• UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
• UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
• UU No. 36 tahun 2014, ttg Tenaga Kesehatan;
• PP. No. 18 tahun 1981, tentang Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis,
serta Transplantasi Alat/ Jaringan Tubuh.
• PMK RI No. 36 tahun 2012, ttg Rahasia Kedokteran;
• PMK RI No. 269 tahun 2008 tentang RM;
• PMK RI No. 290 tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran, dll.
2. Peraturan Kesehatan (Umum)

• Hukum Pidana;
• HukumPerdata;
• Hukum Administrasi (Negara)
25
Landasan Hukum yg perlu difahami Nakes (Dokter)

1. Transaksi Terapeutik (kontrak terapetik).

2. Persetujuan Tindakan Medik (Informed


Consent).
3. Mengetahui dan memahami hak dan
kewajiban (Dokter – Pasien)
4. Adanya wajib simpan rahasia (kedokteran)
5. Memahami rekam medis.
6. Memiliki pengetahuan standar pelayanan
medis dan standar profesi medik.
7. Pemahaman malpraktek medik.
8. Visum et Repertum
A. Hukum Kedokteran
27 (Medical Law)

Hukum Kedokteran adalah kumpulan


peraturan yang mengatur tentang pelayanan
kesehatan pada individual atau seorang saja,
yang menyangkut pelayanan kesehatan,
termasuk pengaturan tentang:
a. Hubungan Dokter dengan Pasien;
b. Hubungan Dokter dengan RS;
c. Hubungan Pasien dengan RS.

27
Filosofi Kesehatan dan Kedokteran
28
• Ilmu Kedokteran sebagai penggerak utama
kesehatan, khususnya kesehatan perorangan
yang dalam pengabdiannya untuk manusia.
Tujuan Kedokteran adalah untuk :
1. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit
(promotive & preventif);
2. Pengurangan gejala nyeri dan penderitaan (ca);
3. Pengobatan penyakit (kuratif);
4. Penyempurnaan fisiologis dan mempertahankan
kondisi kesehatan tertentu seseorang;
5. Pendidikan dan konseling pasien sesuai kondisi dan
perkiraan atau prognosisnya;
6. Penghindaran kerugian pasien ketika
perawatan berlangsung (safety pastient)
Peran penting dokter sebagai sosok yang memiliki
tingkat kredibilitas tinggi, memiliki 2 komponen, yaitu:

1. Keahlian (expertness), yaitu kesan yang


dibentuk oleh dokter tentang kemampuan
dlm hubunganya menangani penyakit penderita,
sehingga dianggap cerdas, mampu, ahli, tahu
banyak dan berpengalaman atau terlatih.

2. Kepercayaan (trustworthiness), kesan yang


diciptakan dokter yang berkaitan dengan
wataknya, sehinga penolong harus dapat
meyakinkan pasien untuk bupaya
menyembukan penyakitnya.
Esensi Hubungan Dokter – Pasien (1)

 Dokter adalah pihak yang mempunyai


keahlian di bidang kedokteran; sedangkan
Pasien orang sakit yang membutuhkan
bantuan dokter untuk penyembuhan
penyakit yang dideritanya.
 Hubungan antara dokter dan pasien
berlansung sebagai hubungan biomedis
aktif-pasif yang disebut hubungan medik.
 Atas dasar kepercayaan terhadap kemampuan
dokter untuk berupaya semaksimal mungkin
memberi pertolongan/ penyembuhan penyakit.

30
Esensi Hubungan Dokter – Pasien (2)

 Hubungan biomedis aktif-pasif yang disebut


hubungan medik, artinya superiroritas dokter
terhadap pasien dalam ilmu biomedis jelas
terlihat, yaitu hanya ada kegiatan pihak dokter,
sedangkan pasien tetap pasif;

 Hubungan medik dasar dari hubungan antara


dokter – pasien adalah atas dasar kepercayaan
terhadap kemampuan untuk berupaya
semaksimal mungkin untuk memberikan
pertolongan dalam menyembuhkan penyakit
yang dideritanya;

31
Esensi Hubungan Dokter – Pasien (2)
 Pasien percaya bahwa dokter akan berupaya
semaksimal mungkin untuk menyembuhkan
penyakitnya;
 Tanpa adanya kepercayaan dari pasien yang
melandasi hubungan medik, maka upaya
penyembuhan dari dokter akan sia-sia,
sehingga hubungan medik dikatakan hubungan
atas dasar kepercayaan.
 Atas dasar kepercayaan terhadap kemampuan
dokter untuk berupaya semaksimal mungkin
memberi pertolongan/ penyembuhan
penyakit.

32
HUBUNGAN HUKUM DOKTER
33 DENGAN PASIEN
TRANSAKSI TERAPEUTIK

DOKTER PASIEN

PRODUSEN OBYEK UPAYA KONSUMEN


JASA YANKES JASA

HAK & HAK &


KEWAJIBAN CERMAT KEWAJIBAN
DOKTER HATI-HATI PASIEN

SALING
BERKOMUNIKASI

- SURAT
-INFORMED CONSENT
-MEDICAL RECORD (RM)
HUBUNGAN RS - PASIEN
34

Nakes

Rumah Sakit Pasien


Jasa
35

HUBUNGAN RS - DOKTER

Rumah Sakit Dokter/Tenaga


Kesehatan Lain
Perjanjian Kerja
36 HUBUNGAN HUKUM

DOKTER PASIEN

SUBYEK HUKUM SUBYEK HUKUM

HAK DAN KEWAJIBAN


1. PERJANJIAN
2. Undang-Undang

36
1. Aspek Hukum Hubungan Dokter – Pasien (1)

Dua jenis Hubungan hukum antara Dokter – Pasien, yaitu :

1. Hubungan Karena Kontrak (Transaksi Terapeutik)


Untuk sahnya perjanjian baru dipenuhi syarat-syarat (Pasal 1320
KUH Perdata), yaitu :
a. kesepakatan dari pihak-pihak;
b. kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
c. suatu hal tertentu, dan;
d. Suatu sebab yang halal.
1. Aspek Hukum Hubungan Dokter – Pasien (1)

Hubungan karena kontrak terjadi melalui suatu perjanjian:

a. Tanya jawab (anamnesis)


b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang diagnosis; seperti Lab klinis, Radiologi,
dsb.
d. Diagnosis sementara (working diagnosis)
e. Diagnosis definitif
f. Terapi  R/  tindakan medis lainnya
g. Membuat RM  kewajiban dokter ssd Standar Profesi Medis
Aspek Hukum Hubungan Dokter – Pasien (2)
Transaksi terapeutik ialah perjanjian antara dokter - pasien, dimana untuk mencari dan
menentukan terapi dokter akan berdaya upaya, berusaha, penyembuhan yang paling tepat bagi
berikhtiar semaksimal mungkin untuk pasien.

PERJANJIAN ?
• Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada orang lain atau dimana
dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.
• Dari peristiwa ini ditimbulkan suatu perhubungan antara dua orang itu dinamakan
“perikatan”
Asas Kebebasan Berkontrak (Ps.1338 KUH Perdata):

1. Perjanjian yang dibuat dengan sah mengikat sebagai UU bagi pembuatnya.


2. Dijalankan dengan itikad baik
3. Tidak dapat diputuskan tanpa persetujuan pihak lain.
Aspek Hukum Hubungan Dokter – Pasien (3)
PERIKATAN ?

• Perikatan (Verbintenis) adalah suatu hubungan hukum antara dua


orang atau dua “pihak” berdasarkan mana pihak yang satu berhak
menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain, yang berkewajiban
memenuhi tuntutan.  Hak dan Kewajiban timbal balik.
Dalam Hukum Perikatan sebagaimana diatur dalam KUH Perdata,
dikenal dua macam Perikatan :
1. Inspannings verbintenis, yakni perjanjian upaya/ Ihtiar, artinya
kedua belah pihak yang berjanji berdaya upaya secara maksimal
untuk mewujudkan apa yang diperjanjikan;
 prestasi yg diberikan oleh dokter adalah upaya;
2. Resultaats verbintenis, yakni suatu perjanjian bahwa pihak yang
berjanji akan memberikan suatu resultaat, yaitu suatu hasil yang
nyata sesuai dengan apa yang diperjanjikan;
 prestasi yg diberikan adalah hasil tertentu
Aspek Hukum Hubungan Dokter – Pasien (4)
KESEPAKATAN
KUH Perdata Pasal 1320
“suatu perjanjian hanya dapat dibatalkan atas persetujuan kedua belah
pihak, pembatalan sepihak dapat mengakibatkan timbulnya gugatan
ganti kerugian”.
 Pasien merupakan pihak yang meminta pertolongan sehingga relatif
lemah kedudukannya dibandingkan dokter.
 Untuk mengurangi kelemahan tersebut, telah bertambah prinsip
yang dikenal dengan informed consent", yaitu suatu hak pasien untuk
mengijinkan dilalukannya suatu tindakan medis.
 Informed consent“ merupakan suatu kehendak sepihak secara
yuridis, yaitu dari pihak pasien.
Aspek Hukum Hubungan Dokter – Pasien (1)

Dua jenis Hubungan hukum antara Dokter – Pasien, yaitu :

2. Hubungan Karena Undang-Undang (Zaakwarneming)


§ KUH Perdata; Pasal 1354; Pasal 1365
§ UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
§ UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
§ UU No.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
§ UU No. 36 tahun 2014, ttg Tenaga Kesehatan
ü Pasal 1354 KUH Perdata; Perwakilan sukarela
 mengambil alih tanggung jawab dari seseorang sampai
yang bersangkutan sanggup lagi untuk mengurus dirinya
sendiri.
Hubungan Karena UU

Pasal 1354 KUH Perdata, yaitu “perwakilan sukarela”


(zaakwaarneming)

(1) Jika seseorang dengan sukarela, dengan tidak mendapat


perintah untuk itu, mewakili urusan orang lain dengan atau
tanpa pengetahuan orang ini, maka ia secara diam-diam mengikat
dirinya untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan tersebut,
hingga orang yang diwakili kepentingannya dapat mengerjakan
sendiri urusan itu.

(2) Ia memikul segala kewajiban yang harus dipikulnya, seandainya ia


kuasakan dengan suatu pemberian kuasa yang dinyatakan dengan
tegas.

43
Hubungan Karena UU

ü PASAL 1365 KUH PERDATA

Setiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada


orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan
kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.
Perbuatan Melawan Hukum
Dalam menentukan suatu perbuatan dapat dikualifisir sebagai
melawan hukum, diperlukan 4 syarat:
1. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku;
2. Bertentangan dengan hak subjektif orang lain;
3. Bertentangan dengan kesusilaan;
4. Bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.

44
Hubungan Karena UU
Sedangkan, “melawan hukum” (Wederrechtelijk) dalam hukum pidana
dibedakan menjadi:
1.  Formil (Wederrechtelijk), yaitu apabila sesuatu perbuatan dilarang dan
diancam dengan hukuman oleh undang-undang.
2. Materiil (Wederrechtelijk) , yaitu sesuatu perbuatan “mungkin” 
walaupun tidak dengan tegas dilarang dan diancam dengan hukuman
oleh undang-undang. Melainkan juga asas-asas umum yang terdapat di
dalam lapangan hukum (algemen beginsel).

ü UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


• Pasal 75; ayat (1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
• Pasal 77; Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan
dari aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat
(3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab
serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Hubungan Karena UU

UU NO.36/2009 TENTANG KESEHATAN


üPasal 28
(1) Untuk kepentingan hukum, tenaga kesehatan wajib melakukan
pemeriksaan kesehatan atas permintaan penegak hukum
dengan biaya ditanggung oleh negara.
(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan
pada kompetensi dan kewenangan sesuai dengan bidang
keilmuan yang dimiliki.
üPasal 29
Dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam
menjalankan profesinya, kelalaian tersebut harus diselesaikan
terlebih dahulu melalui mediasi.

46

Anda mungkin juga menyukai