Anda di halaman 1dari 3

1.

Dasar Bantuan Hukum : Negara menjamin hak konstitusional setiap orang untuk
mendapatkan pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum sebagai sarana perlindungan hak asasi
manusia.
- Negara bertanggung jawab terhadap pemberian bantuan hukum bagi orang miskin
sebagai perwujudan akses terhadap keadilan.

2. Sejarah Banhum : Sejarah bantuan hukum di pemerintahan Indonesia, terutama pada


masa Orde Baru, masih menghadapi kendala dalam pelaksanaannya karena belum
adanya peraturan pelaksanaan yang memadai. Meskipun demikian, pada tahun 1981,
lahir Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang memberikan
beberapa kepastian bagi pencari keadilan. Kemudian, pada tahun 2003, lahir Undang-
undang tentang Avokat yang memberikan jaminan hak bagi pencari keadilan. Pada
tahun 2008, diterbitkan Peraturan Pemerintah tentang persyaratan dan tata cara
pemberian bantuan hukum, yang memberikan angin segar bagi pencari keadilan yang
tidak mampu. Pada tahun 2011, Pemerintah membentuk Undang-undang bantuan
hukum, yaitu Undang-undang nomor 16 tahun 2011, yang menjamin bantuan hukum
secara Cuma-Cuma bagi masyarakat miskin atau kelompok masyarakat miskin.
Selanjutnya, terdapat beberapa peraturan lain yang mengatur tentang tata cara dan
syarat pemberian bantuan hukum, seperti Permenkumham No. 10 Tahun 2015,
Permenkumham No. 63 Tahun 2016, Permenkumham No. 1 Tahun 2018, dan Perma
No. 1 Tahun 2014. Dengan adanya peraturan-peraturan tersebut, para pencari keadilan
yang tidak mampu di Indonesia kini lebih terjamin haknya dalam mendapatkan bantuan
hukum.
3. Menurut UU no. 16 Tahun 2011 dalam pasal 1 ayat 1: Bantuan Hukum adalah Bantuan
Hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum secara cuma-
cuma kepada Penerima Bantuan Hukum.
4. Menurut para ahli :
a. Menurut Frans Hendra Winarta pengertian lembaga bantuan hukum adalah suatu
lembaga yang berperan untuk memberikan bantuan hukum (legal aid) kepada orang
bisa membayar advokat profesional untuk membela kepentingannya.
b. Adnan Buyung Nasution berpendapat bahwa Lembaga bantuan hukum adalah suatu
lembaga yang khusus bertujuan memberikan bantuan hukum kepada rakyat kecil
yang buta hukum dan tidak mampu
5. a. pendampingan dan/atau menjalankan kuasa yang dimulai dari tingkat penyidikan,
dan penuntutan;
b.pendampingan dan/atau menjalankan kuasa dalam proses pemeriksaan di
persidangan; atau
c. pendampingan dan/atau menjalankan kuasa terhadap Penerima Bantuan Hukum di
Pengadilan Tata Usaha Negara.

6. penyuluhan hukum; konsultasi hukum; investigasi perkara, baik secara elektronik


maupun nonelektronik; penelitian hukum; mediasi; negosiasi; pemberdayaan
masyarakat; pendampingan di luar pengadilan; dan/atau drafting dokumen hukum
7. Bantuan Hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi masalah hukum
keperdataan, pidana, dan tata usaha negara baik litigasi maupun nonlitigasi.
8. - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2013 no. 2 : Penerima Bantuan
Hukum adalah orang atau kelompok orang miskin
- ICCPR Pasal 14 Ayat (3) : Kepentingan keadilan; Tidak mampu membayar advokat
atau kuasa hukum
- Undang-undang No 18 tahun 2003 tentang Advokat: Pasal 22 Memberikan bantuan
secara Cuma-Cuma bagi klien yang tidak mampu
- Uu no. 16 tahun 2011 : pasal 1 ayat 2 Penerima Bantuan Hukum adalah orang atau
kelompok orang miskin.
9. Penerima bantuan hukum berhak : Mendapatkan bantuan hukum hingga masalah
hukumnya selesai dan/atau perkaranya telah mempunyai kekuatan hukum tetap, selama
penerima bantuan hukum yang bersangkutan tidak mencabut surat kuasa; Mendapatkan
bantuan hukum sesuai dengan standar bantuan hukum dan/atau kode etik advokat;
Mendapatkan informasi dan dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan pemberian
bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang.
10. Syarat pemberi bantuan hukum: Berbadan Hukum; Terakreditasi; Memiliki kantor atau
kesekretariatan yang tetap; Memiliki Pengurus; Memiliki Advokad; Memiliki Program
Bantuan Hukum.
11. Hak pemberi banhum : Melakukan rekrutmen terhadap Advokat, Paralegal, dosen dan
mahasiswa fakultas hukum; Melakukan pelayanan bantuan hukum; Menyelenggarakan
penyuluhan hukum, konsultasi hukum, dan program kegiatan lain yang berkaitan
dengan penyelenggaraan bantuan hukum; Menerima anggaran dari negara untuk
melaksanakan bantuan hukum berdasarkan uu bantuan hukum; Mengeluarkan pendapat
atau pernyataan dalam membela perkara yang menjadi tanggungjawabnya didalam
sidang pengadilan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Mendapatkan informasi dan data lain dari pemerintah ataupun instansi lain, untuk
kepentingan pembelaan perkara; Mendapatkan jaminan perlindungan hukum,
keamanan dan keselamatan selama menjalankan pemberian bantuan hukum.
Hak Penerima Banhum : a. mendapatkan Bantuan Hukum hingga masalah hukumnya
selesai dan/atau perkaranya telah mempunyai kekuatan hukum tetap, selama Penerima
Bantuan Hukum yang bersangkutan tidak mencabut surat kuasa; b. mendapatkan
Bantuan Hukum sesuai dengan Standar Bantuan Hukum dan/atau Kode Etik Advokat;
dan c. mendapatkan informasi dan dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan
pemberian Bantuan Hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

12. Kewajiban Pemberi Banhum : a. melaporkan kepada Menteri tentang program Bantuan
Hukum; b. melaporkan setiap penggunaan anggaran negara yang digunakan untuk
pemberian Bantuan Hukum berdasarkan Undang-Undang ini; c. menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan Bantuan Hukum bagi advokat, paralegal, dosen, mahasiswa
fakultas hukum yang direkrut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a; d. menjaga
kerahasiaan data, informasi, dan/atau keterangan yang diperoleh dari Penerima Bantuan
Hukum berkaitan dengan perkara yang sedang ditangani, kecuali ditentukan lain oleh
undang-undang; dan e. memberikan Bantuan Hukum kepada Penerima Bantuan Hukum
berdasarkan syarat dan tata cara yang ditentukan dalam Undang-Undang ini sampai
perkaranya selesai, kecuali ada alasan yang sah secara hukum.
Kewajiban Penerima Banhum : a. menyampaikan bukti, informasi, dan/atau keterangan
perkara secara benar kepada Pemberi Bantuan Hukum; b. membantu kelancaran
pemberian Bantuan Hukum.

13. Untuk memperoleh bantuan hukum, pemohon bantuan hukum harus memenuhi syarat-
syarat : Mengajukan secara tertulis yang berisi sekurang-kurangnya identitas pemohon
dan uraian singkat mengenai pokok persoalan yang dimohonkan bantuan hukum;
Menyerahkan dokumen yang berkenaan dengan perkara; Melampirkan surat
keterangan miskin dari lurah, kepala desa atau pejabat yang setingkat ditempat tinggal
pemohon bantuan hukum atau bukti lain yang menunjukkan pemohon bantuan hukum
adalah masyarakat tidak mampu (Jamkesmas/PBI BPJS, BLT, KIP, KIS, KKS, Raskin,
KPS dan SKTM dari OBH).
- Dalam hal permohonan bantuan hukum tidak mampu Menyusun permohonan
secara tertulis, permohonan dapat diajukan secara lisan

14. Identitas adalah informasi yang berisi tentang individu seseorang


15. Penggugat/Pemohon mengajukan permohonan Pembebasan Biaya Perkara sebelum
sidang pertama.; Permohonan ditujukan kepada Ketua Pengadilan melalui
kepaniteraan; Panitera/ Sekretaris memeriksa kelayakan pembebasan biaya perkara dan
ketersediaan anggaran; Ketua Pengadilan berwenang memeriksa berkas berdasarkan
pertimbangangan Panitera/ Sekretaris dan mengeluarkan Surat Penetapan Layanan
Pembebasan Biaya Perkara jika permohonan dikabulkan; Jika permohonan
Pembebasan Biaya Perkara ditolak maka proses berperkara dilaksanakan sebagaimana
perkara biasa.; Penetapan Layanan Pembebasan Biaya Perkara berlaku untuk perkara
yang sama yang diajukan ke tingkat banding, kasasi dan/ atau peninjauan kembali
dengan mempertimbangan ketersediaan anggaran.

Anda mungkin juga menyukai