Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

PENGADAAN JASA KONSULTAN PENYUSUNAN


RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN MENGENAI REFORMA AGRARIA
TAHUN ANGGARAN 2015
Kementerian Negara/lembaga : Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN
Unit Eselon I : Sekretariat Jenderal
Program : Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN
Hasil : Rancangan Peraturan Perundang-
undangan
Unit Eselon II/Satuan Kerja : Biro Hukum dan Hubungan
Masyarakat
Kegiatan : Pengembangan dan Pengelolaan
Administrasi Hukum dan Bantuan
Hukum Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN
Indikator Kinerja Kegiatan : Tersusunnya Rancangan Peraturan
Perundang-undangan
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Rancangan Peraturan
Komponen : Penyusunan Rancangan Peraturan
Volume : 1 (satu) Rancangan Peraturan
A. Latar Belakang
Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Kuasa dan salah
satu sumber daya alam yang penting untuk kesejahteraan bangsa
Indonesia, sehingga hubungan bangsa Indonesia dengan tanah bersifat
abadi. Hubungan bangsa Indonesia dengan tanah yang merupakan
kekayaan nasional sangat menentukan kesejahteraan, kemakmuran,
keadilan, keberlanjutan dan harmoni bagi bangsa dan Negara Indonesia.
Bagi bangsa Indonesia, hubungan manusia/masyarakat dengan tanah
merupakan hal yang sangat mendasar dan asasi, jika hubungan ini
tidak tersusun dengan baik, akan lahir kemiskinan bagi sebagian besar
rakyat Indonesia, ketidakadilan dan sengketa dan konflik yang
berkepanjangan.
Hubungan yang mendasar dan asasi dijamin dan dilindungi
keberadaanya oleh konstitusi, diantaranya dalam Pasal 27 ayat (2),
Pasal 28 dan Pasal 33 UUD 1945, dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945
memberikan dasar bagi lahirnya kewenangan sebagaimana diatur dalam
Pasal 2 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1960 kepada Kementerian yang
bertanggungjawab atas pertanahan. Kementerian yang diamanatkan
mengemban pengaturan hubungan bersifat sangat strategis,
2

Kementerian tersebut berperan penuh dalam usaha mewujudkan


keadilan dan kemakmuran rakyat, bangsa dan Negara Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang dan Peraturan Presiden Nomor 20
Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional merupakan Kementerian
yang wewenang, tugas pokok dan fungsinya melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang tata ruang dan pertanahan. Dengan demikian
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
merupakan instansi pemerintah sebagai pelaksanaan kewenangan Pasal
2 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1960 dan sekaligus menjadi pelaksana
Pembaharuan Agraria/Reforma Agraria sebagaimana diamatkan dalam
TAP No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumberdaya Alam.
Keharusan melaksanakan Reforma Agraria telah dituangkan
dalam Ketetapan MPR RI Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan
Agraria dan Pengelolaan Sumberdaya Alam mengamanatkan kepada
Pemerintah antara lain menetapkan prinsip-prinsip dan arah kebijakan
pembaharuan agraria dan pemanfaatan sumber daya alam secara
berkeadilan dan berkelanjutan, serta melaksanakan penataan kembali
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah yang
berkeadilan dengan memperhatikan kepemilikan tanah untuk rakyat,
serta menyelesaikan konflik-konflik yang berkenaan dengan
sumberdaya alam yang timbul selama ini sekaligus dapat
mengantisipasi potensi konflik di masa mendatang, sehingga perlu
suatu peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
Reforma Agraria.
Reforma Agraria pada Kabinet Kerja Tahun 2015 yang tertuang
dalam nawacita yaitu ”mewujudkan pemerataan pembangunan dan
berkeadilan” antara lain dengan meningkatkan pembangunan daerah,
mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh dengan
meningkatkan keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan
wilayah/daerah yang masih lemah, menanggulangi kemiskinan dan
pengangguran secara drastis, menyediakan akses yang sama bagi
masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan
prasarana ekonomi, serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai
aspek termasuk gender.
Reforma Agraria yang telah dilakukan selama ini hanya
menyangkut redistribusi tanah sedangkan akses reform Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional masih mengalami
kendala, sehingga perlu dilaksanakan program Reforma Agraria secara
menyeluruh dari perubahan sistem pertanahan dan pengelolaan
pertanahan nasional sehingga dapat memberikan arah dan masa depan
yang lebih baik bagi sistem pertanahan nasional.
3

Pelaksanaan Reforma Agraria secara menyeluruh tentu


membutuhkan kerjasama dari berbagai stakeholder yang memiliki
kepentingan dan keterkaitan dengan permasalahan pertanahan
sehingga diharapkan dapat dilakukan koordinasi yang lebih intensif
dalam mewujudkan kegiatan reforma agraria. Kompleksnya koordinasi
antara Kementerian/Lembaga (K/L) pada beberapa kegiatan sertipikasi
tanah lintas K/L, seperti untuk Masyarakat transmigrasi dengan
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi,
petani dengan Kementerian Pertanian, nelayan dengan Kementerian
Kelautan dan Perikanan, usaha kecil dan menengah dengan
Kementerian Koperasi dan UKM. Dalam rangka menjamin kesuksesan
pelaksanaan reforma agraria dan akses reform maka Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/BPN menjadi leading sector dalam kegiatan
reforma agraria dan akses reform.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Biro Hukum dan Hubungan
Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan
penyusunan peraturan perundang-undangan, advokasi hukum, dan
hubungan masyarakat, serta menyelenggarakan fungsi antara lain
pelaksanaan koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-
undangan akan melaksanakan kegiatan penyusunan Rancangan
Peraturan Presiden Mengenai Reforma Agraria. Penyusunan Rancangan
Peraturan Presiden Mengenai Reforma Agraria ini harus didukung oleh
kajian ilmiah mengenai proses dan pelaksanaan Reforma Agraria, siapa
saja stekholdernya, hambatan, kendala dan solusi serta didukung oleh
kajian yang mendalam faktor-faktor yang menyebabkan suksesnya
pelaksanaan Reforma Agraria. Kegiatan ini akan memanfaatkan
anggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, yang dialokasikan pada
satuan kerja Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat Tahun Anggaran
2015.
B. Dasar Hukum
Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan berlandaskan pada dasar-dasar
hukum sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2043);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
4

3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan


Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 199);
4. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 18);
5. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 21);
6. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.
C. Maksud dan Tujuan
Maksud pelaksanaan kegiatan jasa konsultan Penyusunan Rancangan
Peraturan Presiden Mengenai Reforma Agraria yaitu tersusunnya
Rancangan Peraturan Presiden Mengenai Reforma Agraria.
Tujuan pelaksanaan kegiatan jasa konsultan Penyusunan Rancangan
Peraturan Presiden Mengenai Reforma Agraria yaitu pengembangan
kebijakan pertanahan nasional yang mendukung pelaksanaan reforma
agraria dan akses reform di Indonesia.
D. Sasaran
Tersusunnya perangkat regulasi mengenai Reforma Agraria.
E. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup pelaksanaan kegiatan jasa konsultan penyusunan
Rancangan Peraturan Presiden mengenai Reforma Agraria yaitu
meliputi:
1. Melaksanakan pengkajian, perumusan dan pengembangan kebijakan
pertanahan nasional yang mendukung pelaksanaan Reforma Agraria
Nasional.
2. Menyusun Rancangan Peraturan Perundang-undangan mengenai
Reforma Agraria.
5

F. Metodologi
Metodologi kegiatan jasa konsultan Penyusunan Rancangan Peraturan
Presiden Mengenai Reforma Agraria menggunakan sistem metodologi
pengumpulan data dan informasi melalui:
1. Desk Study
Dengan mempelajari:
a. berbagai peraturan perundang-undangan (kerangka regulasi) dan
kebijakan terkait Reforma Agraria; dan
b. sumber ilmu pengetahuan lainnya terkait dengan kebijakan dan
perkembangan pelaksanaan kegiatan Reforma Agraria.
2. Study Komparasi
Dengan melakukan:
a. studi banding baik dalam maupun luar negeri; dan
b. melakukan komparasi dengan menggunakan instrument analisa
untuk mendapatkan output yang terbaik.
3. Focus Group Discussion dan Konsultasi Publik
Dengan melibatkan para pakar yang kompeten dan relevan baik yang
berasal dari pemerintah, peruruan tinggi, Lembaga Swadaya
Masyarakat maupun dunia usaha.
G. Keluaran
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah laporan yang berisi:
1. Naskah Akademis mengenai Reforma Agraria.
2. Rancangan Peraturan Presiden mengenai Reforma Agraria.
3. Standar Operasional Prosedur mengenai Reforma Agraria.
H. Penyedia
Kegiatan ini dilaksanakan oleh penyedia badan usaha
sebagaimana di maksud dalam peraturan perundang-undangan di
bidang pengadaan barang/jasa dengan ketentuan:
1. Kualifikasi Badan Usaha
Penyedia yang diperlukan dalam kegiatan ini merupakan badan
usaha yang bergerak di bidang konsultan manajemen dengan
kualifikasi sebagai berikut:
a. memenuhi syarat sebagai penyedia sebagaimana dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan
barang/jasa;
b. memiliki pengalaman melaksanakan kajan-kajian yang berkaitan
dengan pertanahan; dan
c. memiliki tenaga ahli yang dibutuhkan sebagaimana tersebut di
bawah.
6

2. Kualifikasi Tenaga Ahli Yang Dimiliki Badan Usaha


Tenaga ahli inti yang diperlukan dalam kajian ini adalah:
a. 1 (satu) orang Team Leader, dengan kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S2 di bidang hukum; dan
2) Berpengalaman menjadi team leader sekurang-kurangnya 10
tahun.
b. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Senior Bidang Organisasi, dengan
kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S2 di bidang
tehnik/management; dan
2) Berpengalaman pengembangan/pembentukan organisasi
sekurang-kurangnya 7 tahun.
c. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Senior Bidang Pemberdayaan
Masyarakat, dengan kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S2 di bidang
management/hukum/pertanian/sosiologi; dan
2) Berpengalaman melakukan kajian/penyusunan
ketatalaksanaan/ pemberdayaan pada instansi pemerintah
sekurang-kurangnya 7 tahun.
d. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Senior Bidang Pertanian, dengan
kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S1 di bidang
hukum/pertanian; dan
2) Berpengalaman melakukan kajian/penyusunan
ketatalaksanaan/pembedayaan pada instansi pemerintah
sekurang-kurangnya 7 tahun.
e. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Senior Bidang Kelautan dan Perikanan,
dengan kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S2 di bidang
Pertanian/Kelautan/Perikanan; dan
2) Berpengalaman di bidang Kelautan dan Perikanan sekurang-
kurangnya 7 tahun.
f. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Senior Bidang Kehutanan, dengan
kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S2 di bidang Kehutanan; dan
2) Berpengalaman di bidang Kehutanan sekurang-kurangnya 7
tahun.
7

g. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Senior Bidang Finansial, dengan


kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S2 di bidang
management/keuangan/akuntansi; dan
2) Berpengalaman di bidang finansial sekurang-kurangnya 7
tahun.
h. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Junior Bidang Finansial, dengan
kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S1 di bidang
management/keuangan/akuntansi; dan
2) Berpengalaman di bidang finansial sekurang-kurangnya 4
tahun.
i. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Senior Bidang Pengembangan SDM,
dengan kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S2 di bidang
management/psikologi; dan
2) Berpengalaman di bidang pengembangan SDM sekurang-
kurangnya 7 tahun.
j. 2 (dua) orang Tenaga Ahli Senior Bidang Pertanahan, dengan
kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S2 di bidang tehnik/ilmu
pertanahan/hukum/geografi; dan
2) Berpengalaman di bidang kajian/administrasi pertanahan
sekurang-kurangnya 7 tahun.
k. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Senior Bidang Keuangan Negara,
dengan kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S2 di bidang ekonomi studi
pembangunan/hukum/administrasi negara/politik; dan
2) Berpengalaman di bidang kajian/pengelolaan Keuangan Negara
(Mekanisme APBN) sekurang-kurangnya 7 tahun.
l. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Senior Bidang Pengelolaan Aset, dengan
kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S2 di bidang
tehnik/management; dan
2) Berpengalaman di bidang pengelolaan aset sekurang-kurangnya
7 tahun.
m. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Senior Bidang Hukum, dengan
kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S2 di bidang hukum; dan
2) Berpengalaman menjadi tenaga ahli hukum sekurang-
kurangnya 7 tahun;
8

n. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Junior Bidang Hukum (legal drafter),


dengan kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S1 di bidang hukum
administrasi negara; dan
2) Berpengalaman di bidang legal drafter atau SOP drafter
sekurang-kurangnya 4 tahun.
o. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Senior Bidang Perencanaan Wilayah,
dengan kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S2 di bidang Perencanaan
Wilayah; dan
2) Berpengalaman menjadi tenaga ahli Perencanaan Wilayah
sekurang-kurangnya 7 tahun.
p. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Senior Bidang Informatika, dengan
kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S1 di bidang Informatika; dan
2) Berpengalaman menjadi tenaga ahli Informatika sekurang-
kurangnya 7 tahun.
q. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Junior Bidang Statistik, dengan
kualifikasi sebagai berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S1 di bidang Statistik; dan
2) Berpengalaman menjadi tenaga ahli Statistik sekurang-
kurangnya 4 tahun.
r. 2 (dua) orang Tenaga Administrasi, dengan kualifikasi sebagai
berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya S1 di bidang
management/komunikasi;
2) Berpengalaman di bidang administrasi kegiatan sekurang-
kurangnya 2 tahun; dan
3) Berpengalaman menyelenggarakan event sekurang-kurangnya
2 tahun.
s. 2 (dua) orang Tenaga Pendukung, dengan kualifikasi sebagai
berikut:
1) Pendidikan sekurang-kurangnya D3 semua jurusan; dan
2) Berpengalaman kerja sekurang-kurangnya 2 tahun.

I. Jangka Waktu Pelaksanaan


Kegiatan ini dilaksanakan selama 2,5 (dua setengah) bulan.
Jadwal dan tahapan pelaksanaan ditentukan oleh penyedia sebagai
bagian dari penilaian yang akan dilakukan oleh Kelompok Kerja ULP
(Jadwal dan tahapan wajib memuat penyampaian laporan awal, laporan
antara/bulanan, dan laporan akhir).
9

J. Sumber Dana
Biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan kajian ini
sebesar Rp. 1.523.072.650,- (satu milyar lima ratus dua puluh tiga juta
tujuh puluh dua ribu enam ratus lima puluh rupiah) dengan rincian
sebagaimana terlampir. Sumber pendanaan seluruhnya berasal dari
DIPA Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN kegiatan
Pengembangan dan Pengelolaan Administrasi Hukum dan Bantuan
Hukum Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN MAK:
5523.002.009.011.522131 Tahun Anggaran 2015.

Jakarta,
Pejabat Pembuat Komitmen
Menyetujui, Kegiatan Pengembangan dan Pengelolaan
Plt. Kepala Biro Hukum dan Administrasi Hukum dan Bantuan Hukum
Hubungan Masyarakat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN,

Kurnia Toha, S.H., LL.M., Ph.D. Drs. Gunawan Muhammad, M.P.A


NIP. 19610617 198803 1 001 NIP. 19631125 199203 1 001.

Anda mungkin juga menyukai