Anda di halaman 1dari 20

ASPEK HUKUM

PENATAAN RUANG
PULAU KEPULAUAN PULAU KEPULAUAN
Oleh
RR. Rita Erawati, S.H., LL.M.
Asdep Bidang Prasarana, Riset, Teknologi dan Sumber Daya
Alam, Kedeputian Bidang Perekonomian
Sekretariat Kabinet
Makassar, 21 Mei 2014
SEKRETARIAT KABINET
KEDUDUKAN
Lembaga pemerintah yang berkedudukan dibawah Lembaga pemerintah yang berkedudukan dibawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
TUGAS
Memberikan dukungan staf, administrasi, teknis, dan
pemikiran kepada Presiden selaku Kepala
Pemerintahan.
2
PERAN SETKAB DALAM PEMBENTUKAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Pasal 3 Huruf c Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010
tentang Sekretariat Kabinet tentang Sekretariat Kabinet
Penyiapan persetujuan prakarsa, penyusunan dan
penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan
Presiden dan Instruksi Presiden, serta penyiapan pendapat
atau pandangan hukum kepada Presiden dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan di bidang politik, hukum,
dan keamanan, perekonomian dan kesejahteraan rakyat.
3
SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN MENURUT
UU NO. 12 TAHUN 2011 TENTANG
PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan (Pasal 7 ayat (1)), terdiri
atas:
1) UUD 1945;
2) Ketetapan MPR;
3) Undang-Undang/PERPU;
4) Peraturan Pemerintah ;
5) Peraturan Presiden;
6) Peraturan Daerah Provinsi;
7) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota;
Jenis Peraturan Perundang-undangan lainnya adalah Peraturan
MPR, DPR, MA, MK, BPK, KY, Menteri, Badan, Lembaga atau
Komisi, yang setingkat yang dibentuk dengan UU atau Pemerintah
atas perintah UU, DPRD Provinsi, Gubernur, DPRD Kab./Kota,
Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat (Pasal 8 ayat
(1))
4
Lanjutan...
Peraturan-peraturan tersebut diakui
keberadaannya dan mempunyai kekuatan
hukum mengikat sepanjang diperintahkan
oleh Peraturan Perundang-undangan yang
lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan
kewenangan (Pasal 8 ayat 2). kewenangan (Pasal 8 ayat 2).
Kekuatan hukum PUU sesuai dengan
hierarki di atas, oleh karenanya PUU yang
hierarkinya di bawah tidak boleh
bertentangan dengan yang di atasnya.
5
Persyaratan Pembentukan PUU
1. Governance (pemenuhan proses penyusunan PUU);
2. Substansi PUU.
Dampak tidak terpenuhinya persyaratan:
A. Judicial Review
UU Mahkamah Konstitusi
PUU dibawah UU Mahkamah Agung
B. Tidak Implementatif/terdapat kendala dalam
pelaksanaannya.
C. Adanya celah pelanggaran terhadap PUU ybs.
6
7
Proses Penyusunan PUU Bidang Penataan Ruang
(Berdasarkan Perpres Nomor 68 Tahun 2005)
Forum Harmonisasi
Kementerian
Hukum dan HAM
Penyampaian RPerpres
Penetapan Oleh
BKPRN dibentuk
berdasarkanKeppres 4 Tahun 2009
Tugas: koordinasi penyusunan
PUU bidang penataan ruang
Penyampaian RPerpres
kepada Presiden melalui
Setkab oleh BKPRN (Menko
Bid. Perekonomian)
Penetapan Oleh
Presiden
Pengundangan oleh
MENTERI HUKUM DAN HAM
Penyebarluasan oleh
SEKRETARIAT KABINET
8
Hierarki Rencana Tata Ruang
9
LEGAL STANDING
PENETAPAN RTR PULAU/KEPULAUAN
Pasal 21 Ayat (1) UUPR dan Pasal 123 ayat
(4) PP RTRWN menetapkan bahwa Rencana
Tata Ruang Pulau/Kepulauan diatur dengan
Perpres. Perpres.
Pasal 4 ayat (1) PP Penyelenggaraan
Penataan Ruang menetapkan bahwa
Pemerintah berwenang menyusun dan
menetapkan rencana tata ruang
Pulau/Kepulauan yang selanjutnya ditetapkan
dengan Perpres
10
PP RTRWN menetapkan 7 RTR Pulau/Kepulauan ditetapkan
dengan Perpres.
RTR Pulau/Kepulauan yang telah ditetapkan oleh Presiden:
1. Pulau Sulawesi ditetapkan dengan Perpres Nomor 88 Tahun 2011
2. Pulau Kalimantan ditetapkan dengan Perpres Nomor 3 Tahun 2012
3. Pulau Sumatera ditetapkan dengan Perpres Nomor 13 Tahun 2012
4. Pulau Jawa Bali ditetapkan dengan Perpres Nomor 28 Tahun 2012
Rencana Tata Ruang Pulau Papua, Kepulauan Maluku dan
Kepulauan Nusa Tenggara saat ini telah diajukan kepada
Presiden guna penetapannya
11
FUNGSI RENCANA TATA
RUANG PULAU/ KEPULAUAN
12
Materi Pokok Perpres RTR
Pulau/Kepulauan
1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang
2. Perencanaan tata ruang yang memuat struktur ruang dan
pola ruang pola ruang
3. Arahan pemanfaatan ruang yang memuat penyusunan
dan pelaksanaan indikasi program
4. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang
5. Peran serta masyarakat
6. Jangka waktu dan peninjauan kembali rencana tata ruang
13
Materi Perpres Pulau
Kepulauan yang perlu
mendapat perhatian
Arahan Pemanfaatan Ruang
Penetapan arahan pemanfaatan ruang berupa indikasi program
utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, dan waktu
pelaksanaan perwujudan struktur ruang dan pola ruang
periode 2011-2027 (20 tahun), dengan tahapan:
tahap pertama periode 2011-2014; tahap pertama periode 2011-2014;
tahap kedua periode 2015-2019;
tahap ketiga periode 2020-2024;
tahap keempat periode 2025-2027.
Konsekuensi:
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab
merealisasikan program-program yang tercantum dalam
matrik Indikasi Program Utama sesuai dengan waktu
pelaksanaan.
14
Lanjutan...
Penyusunan Indikasi Program selaras dengan:
UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN)
UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025
Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah 2010-2014
Perpres 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Pembangunan dan
Perluasan Ekonomi Indonesia 2011-2025
15
Lanjutan...
Arahan Perizinan
Setiap pemanfaatan ruang harus mendapatkan izin dari
Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Kab/Kota sesuai
dengan Perda RTRW Kab/Kota beserta rencana rinci dan dengan Perda RTRW Kab/Kota beserta rencana rinci dan
peraturan zonasi yang didasarkan pada RTR
Setiap pemanfaatan ruang harus mendapatkan izin
sesuai ketentuan sektor/bidang yang mengatur jenis
kegiatan pemanfaatan sesuai puu sektor/bidang.
16
Lanjutan...
Arahan Insentif dan Disinsentif
Insentif dan disinsentif dapat diberikan oleh Pemerintah
kepada Pemda, Pemda kepada Pemda lainnya, dan
Pemerintah atau Pemda kepada masyarakat sebagai Pemerintah atau Pemda kepada masyarakat sebagai
upaya pengendalian pemanfaatan ruang KSN.
Arahan Sanksi
Arahan sanksi diberikan dalam bentuk sanksi
administratif dan/atau sanksi pidana sesuai puu bidang
penataan ruang
17
Lanjutan...
Koordinasi dan Pengawasan:
1. Koordinasi Penataan Ruang Pulau dilakukan oleh
Menteri PU, yang dilakukan melalui kerjasama
antar Provinsi dan/atau Badan Koordinasi Penataan
Ruang Daerah.
2. Pengawasan diselenggarakan oleh Pemerintah dan 2. Pengawasan diselenggarakan oleh Pemerintah dan
Pemerintah Daerah sesuai dengan
kewenangannya.
Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui
pemantauan, pelaporan, dan evaluasi oleh
Gubernur dan dilaporkan kepada Menteri PU
18
Lanjutan...
Dengan ditetapkan Perpres, maka Perda
Provinsi dan Kabupaten/Kota tentang
RTRW:
1. Dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Perpres.
2. Yang bertentangan harus disesuaikan
dalam waktu 5 tahun sejak Perpres
ditetapkan.
19
PENUTUP
RTR Pulau/Kepulauan
Berperan sebagai perangkat operasional dari RTRWN
serta alat koordinasi dan sinkronisasi program
pembangunan daerah
Berfungsi sebagai pedoman:
penyusunan rencana pembangunan daerah. penyusunan rencana pembangunan daerah.
penataan ruang wilayah Provinsi, Kabupaten/Kota.
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang.
perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
perkembangan antarwilayah Provinsi, Kabupaten/Kota,
serta keserasian antar sektor.
20

Anda mungkin juga menyukai