Anda di halaman 1dari 11

MANAJEMEN MUTU – Semester Gasal 2019/2020

PENERAPAN LEVEL SIGMA PADA PROSES PRODUKSI


KERAMIK DI PT.X

Oleh Kelompok 2:
Vivi Mentari Dewi (10611710000009)
Karisma Yunia Lestari (10611710000099)

Dosen:
Dra. Lucia Aridinanti M.T.

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

DEPARTEMEN STATISTIKA BISNIS


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
TUGAS I (REVISI KEDUA)
Kasus -1 : Pemeriksaan proses produksi keramik di PT X pada Minggu ke-1 bulan
Maret 2015

1. Tahap Define :
a. Permasalahan :
1) Pemeriksaan proses produksi keramik di PT X yang dilihat dari jumlah cacat
pada keramik dengan karakteristik kualitas diantaranya; tidak siku (TS),
permukaan bergelombang (B), retak (R), bintik (B), dan sisi keramik tidak
sesuai spesifikasi (S) berdasarkan data jumlah cacat keramik pada minggu I
bulan Maret 2015.
2) Pemeriksaan proses produksi keramik di PT X yang dilihat dari dimensi
keramik berdasarkan data dimensi keramik minggu I bulan Maret 2015.

b. Tujuan :
1) Meningkatkan kualitas produk keramik di PT X dengan cara mengurangi
jumlah cacat yang terdapat pada keramik.
2) Meningkatkan kualitas produk keramik di PT X dengan cara menyesuaikan
dengan batas spesifikasi yang telah ditentukan oleh perusahaan pada dimensi
keramik.

c. Batasan masalah :
1) karakteristik kualitas atribut: Keramik dinyatakan cacat dengan pengukuran
berdasarkan 5 komponen yaitu tidak siku (TS), permukaan bergelombang (B),
retak (R), bintik (B), dan sisi keramik tidak sesuai spesifikasi (S).
2) Karakteristik kualitas variable: Keramik dinyatakan cacat apabila dimensi
keramik berada di luar batas kendali yang telah ditetapkan perusahaan yaitu
40±0,01 mm.

2. Tahap Measure :
a. Karakteristik Kualitas
1) Karakteristik kualitas atribut yang diukur pada keramik yaitu berdasarkan 5
komponen, yaitu tidak siku (TS), permukaan bergelombang (B), retak (R),
bintik (B), dan sisi keramik tidak sesuai spesifikasi (S).
2) Karakteristik kualitas variabel yang diukur yaitu berdasarkan dimensi keramik.

b. Menentukan cara pengukuran karakteristik kualitas


1) Karakteristik kualitas atribut: pengukuran kualitas keramik dilakukan setiap
hari selama 1 minggu dengan cara sampling yaitu dengan melihat kesesuaian
produksi keramik terhadap 5 komponen yang telah ditentukan. Hasil
pengamatan jumlah cacat keramik minggu I pada bulan Maret 2015
ditunjukkan pada Tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1 Data jumlah cacat keramik minggu I bulan Maret 2015
TS G S Jumlah
R B
Hari (Tidak (Permukaan (Sisi keramik keramik n
(Retak) (Bintik)
Siku) Bergelombang) tidak sesuai) cacat
Senin 2 0 3 0 0 2 25
Selasa 1 2 1 1 0 3 30
Rabu 0 1 2 0 1 2 40
Kamis 3 4 4 0 1 3 20
jumat 1 5 1 1 0 2 25
2) Karakteristik kualitas variabel: pengukuran kualitas keramik dilakukan setiap
hari selama 1 minggu dengan cara mengukur dimensi keramik serta
temperatur pada saat proses pemanasan. Batas spesifikasi dimensi keramik
adalah 40±0,01 mm. Data dimensi keramik pada minggu ke-I bulan Maret
2015 ditunjukkan pada Tabel 2 sebagai berikut.
Tabel 2 Data jumlah dimensi keramik dan temperature minggu I bulan Maret 2015
Hari Temperatur (ºC) X1 X2
Senin 70 41 41,8
Selasa 68 40 40,01
Rabu 69 39,9 41
Kamis 68 40,01 40,02
Jumat 67 39,7 39,5

3. Tahap Analisis :
Pada tahap analisis dilakukan evaluasi terhadap hasil pengamatan jumlah cacat
pada keramik di minggu I bulan Maret 2015 dengan langkah analisis sebagai berikut.
a. Melakukan analisis kapabilitas proses produksi keramik dengan cara :
1) Membuat peta kendali untuk melihat apakah proses telah terkendali secara
statistik dengan Peta Kendali P karena data memiliki karakteristik kualitas atribut
serta ingin mengetahui proporsi keramik yang cacat di PT X dengan jumlah
sampel yang berbeda pada tiap harinya apakah sudah terkendali secara statistik.
2) Membuat peta kendali untuk melihat apakah proses telah terkendali secara
statistik dengan Peta Kendali X  R karena data memiliki karakteristik kualitas
variabel dan memiliki jumlah sampel yang sama.
3) Menghitung kapabilitas proses produksi keramik di PT X dengan memperhatikan
nilai Cp dan Cpk.
b. Menghitung level sigma pada karakteristik kualitas variabel berdasarkan data
dimensi keramik di PT X.
c. Membuat Diagram Pareto untuk mengetahui jenis cacat yang paling banyak pada
keramik yang diproduksi oleh PT X.
d. Membuat Diagram Ishikawa untuk mengetahui penyebab utama terjadinya cacat
pada keramik di PT X.
e. Membuat model regresi untuk mengetahui apakah temperatur berpengaruh
terhadap dimensi keramik di PT X.
3.1 Analisis Kapabilitas pada Minggu ke 1
Suatu proses dikatakan kapabel jika terkendali secara statistik dan menyebar
secara random serta tingkat presisi dan akurasi tinggi. Tingkat presisi diukur dari indeks
Cp dan tingkat akurasi diukur dari indeks Cpk. Jika CP>1 maka tingkat presisis tinggi
dan jika Cpk> 1 maka tingkat akurasi tinggi. Analisis kapabilitas jumlah cacat keramik,
dimensi keramik, dan temperature minggu I bulan Maret 2015di PT X dijelaskan
sebagai berikut.
 Peta Kendali P
Peta kendali P ditunjukkan pada Gambar 1 sebagai berikut.
P Chart of P
0.30

0.25 UCL=0.2537

0.20
Proportion

0.15

0.10 _
P=0.0857

0.05

0.00 LCL=0

1 2 3 4 5
Sample
Tests performed with unequal sample sizes

Gambar 1 Peta Kendali P Minggu I


Gambar 1 menunjukkan bahwa proses produksi keramik berdasarkan jumlah
keramik cacat sudah terkendali secara statistik, karena semua data pengamatan tidak ada
yang berada di luar batas kendali dengan batas kendali atas sebesar 0,2537 dan batas
kendali bawah sebesar 0.

 Peta Kendali X  R
Peta kendali X  R ditunjukkan pada Gambar 2 sebagai berikut.
Xbar-R Chart of Dinamika Keramik
41,5 1
U C L=41,263
41,0
Sample M ean

40,5 _
_
X=40,294
40,0

39,5
LC L=39,325
1 2 3 4 5
Sample

U C L=1,684
1,6
Sample Range

1,2

0,8
_
R=0,515
0,4

0,0 LC L=0
1 2 3 4 5
Sample

Gambar 2 Peta Kendali X  R Minggu I


Gambar 2 menunjukkan bahwa peta kendali R pada dimensi keramik sudah
terkendali secara statistik, sedangkan peta kendali X pada dimensi keramik belum
terkendali secara statistik, karena masih ada satu data pengamatan yang keluar dari
batas kendali, sehingga perlu dilakukan iterasi 1 seperti pada Gambar 3 berikut.
Xbar-R Chart of Dinamika Keramik
41,0
U C L=40,910

40,5

Sample M ean
_
_
40,0 X=40,017

39,5

LC L=39,125
39,0
1 2 3 4
Sample

1,6 U C L=1,550

1,2
Sample Range

0,8
_
R=0,474
0,4

0,0 LC L=0
1 2 3 4
Sample

Gambar 3 Peta Kendali X  R Minggu I Iterasi 1

Gambar 3 menunjukkan bahwa peta kendali R dan peta kendali X pada dimensi
keramik sudah terkendali secara statistik karena semua data pengamatan tidak ada yang
berada di luar batas kendali.

 Kapabilitas Proses
R 0,474
Diketahui: BSB = 39,99BSA = 40,01 X  40,017     0,420
d 2 1,128
𝐵𝑆𝐴−𝐵𝑆𝐵
𝐶𝑝 = =0,01
6𝜎
𝐵𝑆𝐴− 𝑋̅
𝐶𝑝𝑢 = = -0,01
3𝜎
𝑋̅ −𝐵𝑆𝐵
𝐶𝑝𝑙 = 3𝜎 = 0,02
Maka Cpk = min(Cpu, Cpl) = -0,01
Process Capability of Dinamika Keramik

LSL
USL
P rocess Data Within
LS L 39,99 Ov erall
Target *
USL 40,01 P otential (Within) C apability
S ample M ean 40,0175 Cp 0,01
S ample N 8 C PL 0,02
S tDev (Within) 0,420556 C P U -0,01
S tDev (O v erall) 0,438854 C pk -0,01
O v erall C apability
Pp 0,01
PPL 0,02
PPU -0,01
P pk -0,01
C pm *

39,0 39,5 40,0 40,5 41,0


O bserv ed P erformance E xp. Within P erformance E xp. O v erall P erformance
P P M < LS L 375000,00 PPM < LS L 473931,87 P P M < LS L 475017,35
P P M > U S L 250000,00 PPM > U S L 507114,18 P P M > U S L 506817,58
P P M Total 625000,00 PPM Total 981046,05 P P M Total 981834,93

Gambar 4 Kapabilitas Proses Produksi KeramikMinggu I


Gambar 4 menunjukkan bahwa pada minggu ke 1 proses produksi keramik sudah
terkendali, namun karena nilai Cpk dan Cp masing masing sebesar -0,01 dan 0,01
dimana masing-masing nilai kurang dari 1, sehingga dapat disimpulkan proses produksi
keramik tidak kapabel.
3.2 Level Sigma
Pada analisis kapabilitas peta kendali X  R diketahui batas spesifikasi pada
dimensi keramik di PT X sebesar 40  0,01 mm. Sehingga dapat dilakukan perhitungan
level sigma sebagai berikut.
1  P(39,99  X  40,01)
x x  39,99  40,017 40,01  40,017 
1  P Z    1  P Z  
     0,42 0,42 
1  ( P(Z  0,016)  P(Z  ,06))  1  (0,494  0,4761)  0,0299
DPMO = 0, 0299 x 1000000=29900
Tabel 3 DPMO dan Level Sigma Minggu I
Yield DPMO
Sigma
(probabilitas tanpa cacat) (defect permillion opportunity)
30.9 % 690.000 1
69.2 % 308.000 2
93.3 % 66.800 3
99.4 % 6.210 4
99.98 % 320 5
99.9997 3.4 6
Berdasarkan tabel 3 didapatkan level sigma sebesar 3,38.

3.3 Diagram Pareto


Diagram pareto untuk mengetahui jenis cacat yang paling banyak pada produksi
keramik di PT X ditunjukkan pada Gambar 4 sebagai berikut.

Pareto Chart of Jenis Cacat


35 100
Frekuensi Jenis Cacat

30
80
25
Percent

20 60
15 40
10
20
5
0 0
Jenis Cacat ng ak u ik ai
ba
t S ik Bi
nt su
Re k Se
e lo m ida ak
T d
rg Ti
Be ik
n m
aa ra
uk Ke
m si
P er Si

Frekuensi Jenis Cacat 12 11 7 2 2


Percent 35.3 32.4 20.6 5.9 5.9
Cum % 35.3 67.6 88.2 94.1 100.0

Gambar 4 Diagram Pareto Minggu I


Gambar 4 menunjukkan bahwa 80% penyebab cacat pada keramik di PT X
disebabkan oleh 20% permukaan bergelombang.
3.4 Diagram Ishikawa
Berdasarkan analisis diatas dapat diketahui bahwa proses produksi keramik di PT
X masih membutuhkan perbaikan, agar dapat memperbaiki secara efektif dan efisien,
perlu dilakukan analisis sebab-akibat dengan menggunakan Diagram Ishikawa yang
ditujukan pada Gambar 5 sebagai berikut.
Manusia Mesin
Temperatur
Petugas tidak stabil
Bekerja tidak
profesional Keramik
Cacat
Formula bahan pembuat Proses percetakan tidak
keramik kurang pas sesuai SOP

Material Metode

Gambar 5 Diagram Ishikawa


3.5 Analisis Regresi Linear Sederhana
 Model regresi linear Y=0,02+0,589X
Artinya jika temperatur bertambah 1 derajat celcius, maka dimensi keramik akan
bertambah sebesar 0,589 mm.
Perusahaan menetapkan batas spesifikasi dimensi keramik sebesar 40  0,01 mm,
setelah dicoba pada model didapatkan bahwa suhu yang sebaiknya digunakan agar
produksi keramik sesuai dengan batas spesifikasi yang telah ditentukan perusahaan
adalah pada suhu 67-68 ºC dengan perhitungan seperti tabel 4 sebagaiberikut.
Tabel 4 PerhitunganTemperatur
Temperatur Y(DimensiKeramik) = 0,02+0,589 Temperatur
67 39,483
68 40,072
 Uji Korelasi
Pengujian korelasi dimensi keramik dengan temperatur yang digunakan adalah
sebagai berikut.
Hipotesis :
H0 :  xy  0 (tidak ada hubungan antara temperatur dengan dimensi keramik)
H1 :  xy  0 (ada hubungan antara temperatur dengan dimensi keramik)
Taraf signifikan :   0,05
Daerah penolakan : Tolak H0 jika t hit  t 2,n2 atau Pvalue  0,05
Statistik uji :
Tabel 5 Statistik Uji Korelasi
t hit t 2,n  2 Pvalue

7,86 3,18 0,004


Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil pengujian dengan taraf signifikan sebesar
  0,05 dan diputuskan H0 tolak karena thit (7,86) lebih besar dari ttabel (3,18) dan
diperkuat denga nilai Pvalue (0,004) lebih kecil dari  (0,05). Artinya, ada hubungan
antara temperatur dengan dimensi keramik.
 Uji Signifikansi Parameter
Uji signifikan parameter digunakan untuk mengetahui apakah model signifikan
atau tidak. Uji signifikan parameter dilakukan sebagai berikut.
Hipotesis :
H0 : 1  0 (Temperatur tidak berpengaruh signifikan terhadap dimensi keramik)
H1 : 1  0 (Temperatur berpengaruh signifikan terhadap dimensi keramik)
Taraf signifikan :   0,05
Daerah penolakan : Tolak H0 jika Fhit  F1 (1,n 2) atau Pvalue  0,05
Statistik Uji :
Tabel 6 Uji Signifikan Parameter
Fhit F0,05(1;3) Pvalue
61,8 10,13 0,004
Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil pengujian dengan taraf signifikan sebesar
  0,05 dan diputuskan H0 tolak karena Fhit (61,8) lebih besar dari Ftabel (10,13) dan
diperkuat denga nilai Pvalue (0,004) lebih kecil dari  (0,05). Artinya, temperatur
berpengaruh signifikan terhadap dimensi keramik.
4. Tahap Improve :
Improve : minggu ke-2
Untuk mengendalikan jumlah cacat pada proses produksi keramik di PT X maka
perlu dilakukan perbaikan, antara lain :
1. Temperatur di setting pada level 68ºC
2. Formula adonan diperbaiki
3. Proses pencetakan keramik harus lebih diawasi
4. Penyimpanan keramik dilakukan dengan hati-hati
5. Tahap Control :
Control: Minggu ke-2
Dilakukan pengamatan setelah improve diimplemnetasikan. Sehingga ada data
seperti pada tahap Measure dan dilakukan analisis kembali. Setelah perbaikan dilakukan
proses kontrol, dalam proses kontrol dilakukan pengukuran ulang. Andaikan Data di
Tabel 7 dan 8 menampilkan hasil pengukuran.
Tabel 7 Data jumlah cacat keramik minggu II bulan Maret 2015
Hari TS G R B L jumlah keramikcacat n
Senin 1 0 1 0 0 1 30
Selasa 0 1 0 1 0 2 30
Rabu 0 1 1 0 1 1 35
Kamis 1 2 0 0 1 1 20
jumat 0 1 1 1 0 1 25
Tabel 8 Data dimensi keramik minggu II bulan Maret 2015
Hari X1 X2 Temperatur Operator
Senin 40,001 40,001 68 A
Selasa 40,000 40,001 68 B
Rabu 40,000 40,001 70 A
Kamis 40,000 39,990 69 B
jumat 40,000 40,001 69 B
Setelah didapatkan data seperti tabel 7 dan 8 maka dilakukan analisis kapabilitas
proses untuk mengetahui apakah improvisasi yang dilakukan pada proses produksi
keramik di PT. X mengalami perubahan jumlah cacat yang berkurang serta dimensi sisi
keramik yang dihasilkan sesuai dengan batas spesiifikasi yang sudah ditentukan.
Berikut merupakan analisis kapabilitas pada minggu II Bulan Maret 2015.
 Peta Kendali P Minggu II
Berikut merupakan peta kendali P untuk menentukan apakah proses produksi
keramik pada PT X dilihat dari 5 komponen yaitu tidak siku (TS), permukaan
bergelombang (B), retak (R), bintik (B), dan sisi keramik tidak sesuai spesifikasi (S)
sudah terkendali secara statistik yang ditunjukkan pada Gambar 6 sebagai berikut.
0,20

UCL=0,1644
0,15
Proportion

0,10

0,05 _
P=0,0429

0,00 LCL=0

1 2 3 4 5
Sample
Tests performed with unequal sample sizes

Gambar 6 Peta Kendali P Minggu II


Gambar 6 menunjukkan bahwa proses produksi keramik pada minggu II di PT X
berdasarkan jumlah keramik cacat sudah terkendali secara statistik, karena semua data
pengamatan sudah berada di dalam batas kendali dengan batas kendali atas sebesar
0,1644 dan batas kendali bawah sebesar 0.
Setelah dilakukan pemeriksaan peta kendali maka selanjutnya membuat diagram
pareto untuk mengetahui jumlah cacat paling banyak pada proses produksi keramik di
PT X yang ditunjukkan pada Gambar 7 sebagai berikut.
Pareto Chart of Jenis Cacat
14 100
12
80
10
Frekuensi

Percent

8 60
6 40
4
20
2
0 0
Jenis Cacat ng ta
k ik si ku
ba nr ka Si
m Re Bi sii k
elo p e da
rg i s Ti
Be ua
n es
aa ks
uk da
rm Ti
Pe
Frekuensi 5 3 2 2 2
Percent 35,7 21,4 14,3 14,3 14,3
Cum % 35,7 57,1 71,4 85,7 100,0

Gambar 7 Peta Kendali P Minggu II


Gambar 7 menunjukkan bahwa 80% penyebab cacat pada keramik di PT X
disebabkan oleh 20% permukaan bergelombang.
 Peta Kendali X  R Minggu II
Berikut merupakan peta kendali X  R untuk menentukan apakah proses produksi
keramik pada PT X dilihat dari dimensi sisi sudah terkendali secara statistik yang
ditunjukkan pada Gambar 8 sebagai berikut.
40,008
UCL=40,00665

Sample Mean 40,004

_
_
40,000 X=39,9995

39,996

39,992 LCL=39,99235
1 2 3 4 5
Sample

UCL=0,01243
0,012

0,009
Sample Range

0,006
_
R=0,00380
0,003

0,000 LCL=0

1 2 3 4 5
Sample

Gambar 8 Peta Kendali X  R Minggu II


Gambar 8 menunjukkan bahwa peta kendali R sudah terkendali secara statistik
dengan batas kendali atas sebesar 0,01 dan batas kendali bawah sebesar 0. Peta kendali
X sudah terkendali secara statistik dengan batas kendali atas sebesar 40,01 dan batas
kendali bawah sebesar 39,99.
 Kapabilitas Proses
R 0,00380
Diketahui: BSB = 39,99BSA = 40,01 X  39,9995     0,003369
d2 1,128
𝐵𝑆𝐴−𝐵𝑆𝐵
𝐶𝑝 = =0,99
6𝜎
𝐵𝑆𝐴− 𝑋̅
𝐶𝑝𝑢 = = 1,04
3𝜎
𝑋̅ −𝐵𝑆𝐵
𝐶𝑝𝑙 = 3𝜎 = 0,94
Maka Cpk = min(Cpu, Cpl) = 0,94
LSL USL
P rocess Data Within
LS L 39,99 Ov erall
Target *
USL 40,01 P otential (Within) C apability
S ample M ean 39,9995 Cp 0,99
S ample N 10 C PL 0,94
S tDev (Within) 0,00337283 C PU 1,04
S tDev (O v erall) 0,00337474 C pk 0,94
O v erall C apability
Pp 0,99
PPL 0,94
PPU 1,04
P pk 0,94
C pm *

39,990 39,994 39,998 40,002 40,006 40,010

O bserv ed P erformance E xp. Within P erformance E xp. O v erall P erformance


P P M < LS L 0,00 P P M < LS L 2426,57 P P M < LS L 2438,64
P P M > U S L 0,00 PPM > USL 925,63 PPM > USL 931,18
P P M Total 0,00 P P M Total 3352,20 P P M Total 3369,81

Gambar 9 Kapabilitas Proses Produksi Keramik Minggu II


Gambar 9 menunjukkan pada minggu ke II, proses produksi keramik sudah
terkendali, namun karena nilai Cpk dan Cp masing masing sebesar 0,94 dan 0,99
dimana masing-masing nilai kurang dari 1. Sehingga dapat disimpulkan proses produksi
keramik pada minggu II tidak kapabel.

 Level Sigma
Pada analisis kapabilitas peta kendali X  R diketahui batas spesifikasi dinamika
keramik sebesar 40  0,01 mm di PT X. Sehingga dapat dilakukan perhitungan level
sigma sebagai berikut.
1  P(39,99  X  40,01)
x x  39,99  39,9995 40,01  39,9995 
1  P Z   1  P Z 
     0,003369 0,003369 
1  ( PZ  2,81  Z  3,12   0 karena nilai peluang yang dihasilkan sangat kecil
DPMO =0 x 1000000= 0
Tabel 9 DPMO dan Level Sigma Minggu II
Yield DPMO Sigma
(probabilitas tanpa cacat) (defect permillion opportunity)
30.9 % 690.000 1
69.2 % 308.000 2
93.3 % 66.800 3
99.4 % 6.210 4
99.98 % 320 5
99.9997 3.4 6
Berdasarkan tabel 9 didapatkan level sigma sebesar 6.

Anda mungkin juga menyukai