Anda di halaman 1dari 12

ILMU PEMERINTAHAN

ILMU PEMERINTAHAN
Ilmu Pemerintahan yaitu suatu ilmu yang mempelajari:
1. pemerintahan suatu Negara.
2. mempelajari segala macam usaha pemerintah dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan untuk menciptakan kemakmuran dan kebahagiaan masyarakat.
3. mempelajari segala kebijaksanaan pemerintah, gerak dan tingkah-laku pemerintah dalam rangka
usahanya mencapai tujuan pemerintah.
OBJEK MATERIA DAN FORMA ILMU PEMERINTAHAN
Objek Materia : Negara
Objek Forma : Hubungan Pemerintahan, gejala-gejala pemerintahan dan peristiwa pemerintahan
SEJARAH ILMU PEMERINTAHAN
Ilmu Pemerintahan lahir dan berkembang di Belanda pada awal Abad XX dengan nama
bestuurswetenschap (artinya sama dengan Ilmu Pemerintahan) dan bestuurskunde (artinya sama dengan
seni pemerintah) tepatnya di tahun 1841 dimana Clinton Roosevelt.
PEMERINTAHAN SEBAGAI ILMU DAN SENI
Sebagai suatu ilmu, maka pemerintahan telah memenuhi syaratsyarat suatu ilmu, seperti memiliki objek
kajian, memiliki metodologi yang ilmiah, sistematis, dan universal. Dikatakan sebagai seni karena ada
juga pemimpin pemerintahan/ orangorang yang berada dalam pemerintahan yang tidak mempunyai latar-
belakang pendidikan pemerintahan. Mereka ternyata mampu menjalankan roda pemerintahan.
Kemampuan ini dapat dikatakan sebagai “seni”.
KESIMPULAN
Ilmu Pemerintahan merupakan multiaspek dan multidisiplin. Tidak dapat berdiri sendiri dan memerlukan
ilmu lain. Kajian Ilmu Pemerintahan secara epistemologi, bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain dalam
metodologinya. Secara aksiologi, Ilmu Pemerintahan mempunyai guna/manfaat dalam mengurus
kepentingan publik. Kepentingan publik yang dimaksud seperti dalam hal aturan, fasilitas, dan pelayanan.
Hal ini sesuai dengan tujuan Negara dalam hal partisipasi publik untuk pencapaian tujuan Negara. Jadi
dapat dikatakan bahwa Ilmu Pemerintahan merupakan ilmu pengetahuan yang ilmiah, karena memiliki
metodologi/filsafat-ilmu dan memiliki guna/manfaat, yaitu untuk kesejahteraan masyarakat. Ilmu
Pemerintahan ini tidak dapat berdiri sendiri, namun membutuhkan ilmu-ilmu lain untuk mengembangkan
Ilmu Pemerintahan.

PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN

PEREBEDAAN
Pemerintahan adalah Besctuurvoering atau pelaksanaan tugas pemerintah, sedangkan Pemerintah adalah
organ/alat atau alat yang menjalankan pemerintahan (Ridwan HR, 2002:2).
PENGERTIAN
Pemerintahan dikenal juga dalam arti luas dan arti sempit. Pemerintahan dalam arti sempit meliputi
eksekutif saja sebagai pelaksanaan roda pemerintahan. Sedangkan pemerintahan dalam arti luas meliputi
eksekutif, legislatif sebagai lembaga pembuat peraturan perundang-undangan, dan yudikatif sebagai
lembaga yang melaksanakan peradilan.

PEMERINTAHAN DAERAH
PENGERTIAN
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu Pemerintahan Daerah juga
memiliki arti pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintah
daerah yaitu Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH DAN DPRD
Pemerintahan Daerah dan DPRD dapat bekerjasama dengan serasi selaras antara Kepala Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk mencapai tertib pemerintahan di daerah. Dengan demikian maka
ada penyelenggaraan tugas yang jelas dan dalam kedudukan yang sama tinggi antara Kepala Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
PARADIGMA PEMERINTAHAN DAERAH
Menurut Wasistono (2017 : 442) pada konsideran Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dapat
ditangkap adanya empat paradigma sebagai berikut :
1. Paradigma peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peranserta masyarakat.
2. Paradigma daya saing daerah dengan memerhatikan prinsip demokrasi, pemertaan, keadilan,
dan kekhasan suatu daerah.
3. Paradigma peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah.
4. Paradigma keserasian hubungan antara Pemerintah Pusat dengan daerah dan antardaerah.

ASAS-ASAS PEMERINTAHAN DAERAH


Asas-asas pemerintahan daerah merupakan dasar bagi penyelenggaraan otonomi daerah yang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 terdiri dari :
1. Asas desentralisasi
Dalam pasal 1 ayat 8 dijelaskan bahwa “Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Pusat kepada daerah otonom berdasarkan Asas Otonomi. Lawan kata desentralisasi yaitu
sentralisasi yang artinya Pemerintah Pusat sebagai komando memiliki kewenangan dan kekuasaan secara
penuh”.
2. Asas Dekonsentrasi
Pasal 1 ayat 9 menyatakan bahwa “Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah
Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai
penanggung jawab urusan pemerintahan umum”.
2. Asas Tugas Pembantuan
Pasal 1 ayat 11 menyatakan bahwa “Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat
kepada daerah otonom untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk
melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi”.
URUSAN PEMERINTAHAN
1. Urusan Pemerintahan Absolut, merupakan urusan pemerintahan absolut merupakan urusan
yang sudah menjadi Pemerintah Pusat, urusan pemerintahan absolut pada intinya tidak dapat
diberikan kepada daerah karena menyangkut hal-hal vital yang dapat memengaruhi
keberlangsungan negara.
2. Urusan Pemerintahan Konkruen, merupakan urusan pemerintahan konkruen merupakan urusan
pemerintahan yang terbagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah provinsi dan
pemerintah kota atau kabupaten.
3. Urusan Pemerintahan Umum, merupakan urusan pemerintahan umum merupakan urusan yang
sudah menjadi kewajiban serta kewenangan presiden selaku kepala pemerintahan.
MAKNA PEMERINTAHAN DAERAH
makna dari adanya pemerintah Daerah merupakan sebuah transfer politik dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah bertujuan untuk mempermudah tugas pemerintahan serta membantu proses
kesejahteraan serta pembangunan.
WALI KOTA
TUGAS WALIKOTA
Berdasarkan UU No. 23 tahun 2014 pasal 60, berikut tugas dari walikota menurut undang-undang:
 Memimpin pelaksanaan setiap urusan pemerintahan yang menjadi wewenang daerah sesuai
dengan isi peraturan perundang-undangan dan juga setiap kebijakan yang ditetapkan bersama
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat kota
 Memelihara ketenangan serta ketertiban di tengah masyarakat. Yang berarti wali kota harus
merancang kebijakan yang sekiranya mendukung untuk terciptanya suasana tenang dan juga tertib
di kota yang dipimpinnya.
 Menyusun serta mengajukan rancangan peraturan daerah tentang Rencana Jangka Panjang Daerah
(RJPD) dan juga rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Jangka Menengah Daerah (RJMD)
kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat kota untuk dibahas bersama dengan DPRD
tingkat kota.
 Menyusun serta Menetapkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). RKPD dipakai untuk
menjamin keterkaitan dan juga kemantapan di antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan
serta Selain itu juga, RKPD ditetapkan dengan keluarnya peraturan wali kota
 Mewakili kota yang dipimpinnya di dalam maupun di luar pengadilan. Wali kota bisa menunjuk
kuasa hukum untuk mewakili dirinya dengan tetap bersesuaian dengan peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan.
 Mengusulkan pengangkatan wakil kepala daerah, dan
 Melaksanakan segala tugas lain dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
di negara ini
WEWENANG WALI KOTA
menurut pasal 65 UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah:
 Mengajukan rancangan peraturan daerah (Perda) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) di tingkat Kota
 Menetapkan serta sekaligus memberlakukan Perda yang Sudah memperoleh persetujuan bersama
dari DPRD tingkat kota
 Menetapkan peraturan kepala daerah /peraturan wali kota atas suatu permasalahan sebagai bentuk
pelaksanaan dari peraturan daerah
 Mengambil tindakan tertentu yang diperlukan ketika dalam keadaan mendesak dan juga sangat
dibutuhkan oleh wilayah kota atau oleh masyarakat umum
 Melaksanakan wewenang lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
HIERARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Menurut pasal 7 ayat (1) UU nomor 12 tahun 2011 jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan
adalah
1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3. Undang-undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
METODE PENELITIAN
PENGERTIAN
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif :
 berlandaskan pada filsafat positivisme,
 untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu.
 Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
 pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
 analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan 
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
 berlandaskan pada filsafat post positivisme.
 untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
 (sebagai lawannya eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
 Pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,
 teknik pengumpulan dengan tri-anggulasi (gabungan),
 analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan arti
dari pada generalisasi.
PERBEDAAN
1. Desain Penelitian
• Kualitatif bersifat umum, fleksibel, dan dinamis. Penelitian kualitatif sendiri dapat berkembang
selama proses penelitian berlangsung.
• Kuantitatif memiliki sifat yang khusus, terperinci, dan statis. Alur dari penelitian kuantatif
sendiri sudah direncanakan sejak awal dan tidak dapat diubah lagi.
2. Analisis Data
• Kualitatif dapat dianalisis selama proses penelitian berlangsung.
• Kuantitatif dapat dianalisis pada tahap akhir sebelum laporan.
3. Istilah Subjek Penelitian
• Kualitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan narasumber.
• Kuantitatif memiliki subjek penelitian yang biasa disebut dengan responden.
4. Cara Memandang Fakta
• Kualitatif: Penelitian kualitatif memandang "Fakta/Kebenaran" tergantung pada cara peneliti
menginterpretasikan data. Hal ini dikarenakan ada hal-hal kompleks yang tidak bisa sekedar
dijelaskan oleh angka, seperti perasaan manusia. Penelitian kuantitatif berangkat dari data yang
kemudian dijelaskan oleh teori-teori yang dianggap relevan, untuk menghasilkan suatu teori yang
menguatkan teori yang sudah ada.
• Kuantitatif: Penelitian kuantitatif memandang "Fakta/Kebenaran" berada pada objek penelitian di
luar sana. Peneliti harus netral dan tidak memihak. Apapun yang ditemukan di lapangan, itulah
fakta. Penelitian kuantitatif berangkat dari teori menuju data.
5. Pengumpulan Data
• Kualitatif: Penelitian kualitatif lebih berfokus pada sesuatu yang tidak bisa diukur oleh hitam putih
kebenaran, sehingga pada penelitian kualitatif peneliti mengorek data sedalam-dalamnya atas hal-
hal tertentu. Sehingga, kualitas penelitian kualitatif tidak terlalu ditentukan oleh banyaknya
narasumber yang terlibat, tetapi seberapa dalam peneliti menggali informasi spesifik dari
narasumber yang dipilih.
• Kuantitatif: Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan serangkaian instrumen penelitian
berupa tes/kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dikonversikan menggunakan kategori/kriteria
yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kualitas penelitian kuantitatif ditentukan oleh banyaknya
responden penelitian yang terlibat.
6. Representasi Data
• Kualitatif: Hasil penelitian kualitatif berupa interpretasi peneliti akan sebuah fenomena, sehingga
laporan penelitian akan lebih banyak mengandung deskripsi.
• Kuantitatif: Hasil penelitian kuantitatif dipresentasikan dalam bentuk hasil penghitungan
matematis. Hasil penghitungan dianggap sebagai fakta yang sudah terkonfirmasi. Keabsahan
penelitian kuantitatif sangat ditentukan oleh validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan.
7. Implikasi Hasil Riset
• Kualitatif: Hasil penelitan kualitatif memiliki implikasi yang terbatas pada situasi-situasi tertentu.
Sehingga, hasil penelitian kualitatif tidak bisa digeneralisasi dalam setting berbeda.
• Kuantitatif: Hasil penelitian kuantitatif berupa fakta/teori yang berlaku secara umum
(generalized). Kapanpun dan di manapun, fakta itu berlaku.
8. Macam Metode
• Kualitatif: Fenomenologi, etnografi, studi kasus, historis, grounded theory.
• Kuantitatif: Eksperimen, survey, korelasi, regresi, analisis jalur, expost facto.
9. Tujuan Penelitian
• Kualitatif: Memperoleh pemahaman mendalam, mengembangkan teori, mendeskripikan realitas
dan kompleksitas sosial.
• Kuantitatif: Menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori, melakukan generalisasi
fenomena sosial yang diteliti.
10. Jenis Data
• Kualitatif: Deskriptif dan eksploratif
• Kuantitatif: Numerik dan statistik
 
N KUANTITATIF KUALITATIF
O
1 Berlandaskan pada postitivisme post-positivisme
filsafat
2 Untuk meneliti sample atau populasi kondisi alamiah
3 T.pengumpulan data Instrumen penelitian atau angket Wawancara observasi studi pustaka
4 Analisis data Statistik Induktif
Dianalisis di akhir Dianalisis selama proses penelitian
5 Desain bersifat Khusus, terprinci, statis Umum, fleksibel, dinamis
6 Subjek Responden narasumber
7 Representasi data mengandung hasil perhitungan Deksripsi
matematis
8 Metode Fenomenologi,studi kasus, Eksperimen, survey, korelasi
historis, grounded theory
Jenis data Numerik dan statistik Dekskriptif dan eksploratif

1. Korelasi antara judul dengan ilmu pemerintahan, pembangunan yaitu salah satu tugas fungsi
pokok dari pemerintahan itu sendiri, yang dimana saya ingin mengetahui bagaimana bappeda
dalam menjalankan kewenangannnya terkait dengan strategi untuk meningkatkan kualitas
perencanaan pembangunan di Kabupaten Garut.
Fungsi pemerintah:
a. Pembangunan
b. Pemberdayaan
c. Pelayanan
Ada 7 urusan yang tidak di serahkan ke daerah yaitu:
1. Yustisi
2. Agama
3. Fiscal dan moeneter
4. Pertahanan
5. keamanan
6. Politik luar negeri
2. Korelasi judul dengan teori, yaitu judul saya tentang strategi Bappeda yang mana hal ini
berhubungan dengan perencanaan pembangunan, serta berkaitan juga dengan teori yang saya
gunakan yaitu menurut mulgan dalam suwarsono 2012:70 terdapat tahapan strategi diantaranya
tujuan, lingkungan, pengarahan, aksi, dan belajar, dengan menggunakan teori ini dapat
menganalisis permasalahan yang saya kaji lebih dalam.
3. Korelasi judul dengan ilmu pemerintahan: terkait dengan judul saya tentang strategi bappeda
dalam implementasi sistem e-planning untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan di
Kabupaten Garut yang mana ini ada kaitannya dengannya dengam Mata kuliah ilmu pemerintahan
yaitu mata kuliah perencanaan pembangunan daerah
4. Kenapa memilih judul ini: karena dengan fenomena yang saya temukan yaitu dalam
impelementasi sistem e-planning yang belum terlakaana secara optimal serta judul saya juga
relevan dengan mata kuliah.
5. Fenomena: implementasi sistem e-planning yang belum terlaksana secara optimal
6. Darimana menemukan masalah tersebut: saya menemukanj masalah tersebut saat
melaksanakan observasi dan penelitian dilapangan.
7. Alasan memilih tipe penelitian: karena untuk mendapatkan jawaban dari fenomena yang saya
temukan dilapangan dengan dengan tekinik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan
dokumentasi, dengan ini akan menjawab secara detail apa yang menjadi tu8juan dalam penelitian.
8. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang berdasarkan kondisi alamiah yang terjadi dilapangan
dan data bersifat deskriptif.,
9. Kenapa memilih informan: karena informan tersebut dapat memaparkan secara detail apa yang
menjadi tujuan dalam penelitian ini sehingga saya meilih informan tersebut.
10. Data primer: secara langsung
Data skunder: secara tidak langsung
11. Kenapa milih tempat penelitian: karena bappeda kabupaten garut meraih penghargaan
perencanaan dan pencapaian terbaik ke 2 sejawa barat dank arena masalah-masalah yang saya
temukan pada saat dilapangan.
12. Menurut mulgan dalam suwarsono 2012:70 tahapan strategi:
 Tujuan: dalam keberhasilan strategi harus terdapat tujuan untuk mencapai cita-cita yang
diinginkan.
Masalah: masih adanya ketidaktahuan dan ketidak pedulian sebagian masyarakat terhadap
perencanaan pembangunan daerah karena sistem ini tidak bisa diakses oleh masyarakat.
 Lingkungan: strategi selalu bergantung pada situasi yang di hadapi dan hal-hal yang
mempengaruhinnya.
Masalah: masih adanya sebagian karyawan yang belum bisa dalam menggunakan
Aplikasi E-Planning dan Aplikasi Microsoft Excel.
 Pengarahan: dengan adanya pengarahan supaya kegiatan-kegiatan dapat berjalan dengan
baik dan arahan yang jelas.
Masalah: dalam penelitian dan pengembangan perencanaan pembanguan daerah di
Kabupaten Garut belum sepenuhnya dilakukan atas dasar kebutuhan masyarakat,
dikarenakan dalam perencanaan pembangunan masih adanya sebagian oknum yang
mementingkan kepentingan pribadi serta kurangnya partisipasi masyarakat
 Aksi: suatu pelaksanaan dari pengarahan yaitu tindakan yang nyata untuk mencapai
keberhasilan.
Masalah: masih adanya penempatan Aparatur Sipil Negara masih belum sepenuhnya
sesuai dengan kompetensinya seperti masih adanya pegawai yang belum tahu dalam
mengerjakan kerjaannya sehingga pegawai yang lain kewalahan dalam mengerjakan
pekerjaanya
 Belajar : sebagai suatu sistem untuk mengetahui tolak ukur keberhasilan strategi.
Masalah: kurangnya sarana prasarana yang dapat menunjang sinkronisasi data antar
seluruh pemangku kepentingan seperti kurangnya koordinasi, dalam hal verifikasi data.
13. Deliberative demokrasi: demokrasi yang dilakukan dengan cara berunding
14. Negara adalah masyarakat politik independen yang menempati wilayah tertentu.
15. Unsur negara: rakyat, wilayah, pemerintahan yang berdulat
16. Teori : pendapat, definisi, pengertian bermula dari pengmatan, penelitian.
17. Konsep: suatu ide yang abstrak yang menunjukan pada beberapa fenomena atau karakteristik dgn
sifat yang spesifik yang dimiliki fenomena tertentu.
18. Untuk mencari kebenaran dalam teori politik: Socrates berasal dari dialektika, plato berasal
dari ide dan Aristoteles berasal dari realita.
19. Pengetahuan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk kedalamnya
adalah ilmu. ilmu merupakan segala suatu oroses kegiatan terhadap suatu keadaan dengan cara
memakai alat prosedur, cara, metode dan sehingga menghasiilkan ilmu pengetahuan.
20. Bentuk pemerintahan di dunia: Monarki yaitu pemerintahan yang dipimpin oleh seorang raja
Tirani yaitu pemerintahan yang kekuasaanya dipegang satu orang tapi dijalankan dengan
sewenang-wenang. Aristokrasi yaitu kekuasaan yang dipegang oleh beberapa orang. Oligarki
yaitu dipegang oleh bebrapa orang tetapi memiliki peranan dalam oligarki dibedakan berdasarkan
kekuasaan, kekayaan, keluarga, atau militer. Demokrasi yaitu warga negara yang memiliki hak
setara dalam mengambil keputusan. Republik yaitu sistem negara yang dipimpin oleh kepala
negara yang berasal darii rakyat. Teknokrasi yaitu bentuk pemerintaha n dimana pakar teknisi
mempunyai kekuasaan
21. Sistem Pemerintahan yaitu mekanisme kerja dan koordinasi atau hubungan antara ketiga cabang
kekuasaan yaitu legislative, yudikatif dan eksekutif. Sistem Pemerintahan parlementer yaitu
presiden betanggungjawab keapda parlemen. Dalam sistem ini parlemen mempunyai kekuasaan
yang besar dan bisa melakukan pengawasan terhadap presiiden serta tidak ada pemisahan
kekuasaan. Presidensial yaitu kepala negara dan kepala pemerintahannya dipegang oleh presiden,
serta adanya pemisahan kekuasaan.
22. Etika Pemerintahan adalah seperangkat norma, aturan yang menjadi pedoman, acuan.landasan
bagi penyelenggaraan pemerintahan oleh aparatur pemerintah.
Gaya kepemimpinan: 1. Gaya Kepemimpinan Transformasional Seseorang dengan gaya
kepemimpinan seperti ini memiliki ciri-ciri: a. Mampu menjelaskan tujuan kepada anggota. b.
Memimpin tanpa harus berada di tempat. c. Mendelegasikan tugas kepada anggota yang dianggap
potensial. d. Memiliki ekspektasi/harapan tinggi terhadap anggota. 2. Gaya Kepemimpinan
Demokratis Seseorang dengan gaya kepemimpinan seperti ini memiliki ciri-ciri: a. Mengajak
anggota untuk mengambil keputusan.
Mengutamakan diskusi dalam memunculkan ide. b. Menganggap setara para anggota. c. Tertarik
pada gagasan orisinil anggota. 3. Gaya Kepemimpinan Suportif Seseorang dengan gaya
kepemimpinan seperti ini memiliki ciri-ciri: a. Menyediakan kebutuhan anggota. b. Terlibat
bersama anggota untuk memecahkan masalah. c. Menggunakan pendekatan personal dalam
interaksi bersama anggota. d. Mengutamakan hubungan dengan anggota dibandingkan pencapaian
target. 4. Gaya Kepemimpinan Transaksional Seseorang dengan gaya kepemimpinan seperti ini
memiliki ciri-ciri: a.Menekankan pada aturan/kontrak kerja. b. Memberikan hadiah atau sanksi
pada kinerja anggota. c. Tidak terlalu terbuka pada inovasi atau kreativitas dari anggota. d. Sangat
berorientasi pada pencapaian target. 5. Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire Seseorang dengan
gaya kepemimpinan seperti ini memiliki ciri-ciri: a. Memberikan kebebasan pada anggota. b.
Menyerahkan keputusan kepada anggota. c. Membutuhkan anggota yang terampil dan aktif. d.
Lebih banyak mengambil peran untuk mengawasi kinerja anggota dari pada terlibat langsung. 6.
Gaya Kepemimpinan Karismatik Seseorang dengan gaya kepemimpinan seperti ini memiliki
ciri-ciri: a. Mampu memberikan pengaruh melalui inspirasi. b. Memiliki visi yang kuat dan
mampu mengajak anggota untuk mencapainya.
c. Menjadi figur penting, yang ketiadaannya berpengaruh negatif bagi organisasi. d. Tidak banyak
mengambil gagasan dari anggota. 7. Gaya Kepemimpinan Otokratis Seseorang dengan gaya
kepemimpinan seperti ini memiliki ciri-ciri: a. Menghendaki kekuasaan penuh dalam memimpin.
b. Mengambil keputusan secara mutlak. c. Anggota sebagai pelaksana perintah. d. Jarang
membuka komunikasi kepada anggota.
23. Pengertian ilmu pemerintahan adalah Ilmu tentang metode mengatur, menguasai dan mengelola
negara. Atau ilmu yang mempelajari antara hubungan yang memerintah dan yang diperintah.
24. tujuan ilmu pemerintahan, Tujuan ilmu pemerntahan yaitu agar dapat memahami teori-teori
bentuk dan proses pemerintahan serta mampu menempatkan diri serta ikut berperan serta didalam
proses penyelenggaraan pemerintahan.
25. Objek Materia ilmu pemerintahan adalah NEGARA. Objek Formal Ilmu Pemerintahan adalah
HUBUNGAN PEMERINTAH DAN YANG MEMERINTAH.
26. Pengertian politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaansecara konstitusional maupun
nonkonstusional.
27. Pengertian sistem politik adalah sekumpulan pendapat, prinsip, yang membentuk satu kesatuan
yang berhubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta melaksanakan dan
mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur individu atau kelompok individu satu sama
lain.
28. Macan-macam sistem politik: Sistem politik demokrasi dan sistem politik otoriter.
29. Pengertian parpol: menurut Edmund adalah lembaga yang terdiri dari atas orang-orang yang
bersatu untuk mempromosikan kepentingan nasional.
30. Fungsi parpol: yaitu sebagai sarana komunikasi politik, sebagai sarana sosialisasi politik, sebagai
sarana rekrutmen politik, dan sebagai sarana pengatur konflik dalam masyarakat.
31. Pengertian pemilu: adalah sarana bagi masyarkat untuk ikut menentukan fisgur dana rah
kepemimpinan negara atau daerah dalam periode tertentu.
32. Macam-macam sistem pemilu: Sistem pemilu distrik adalah sistem pemilu berdasarkan lokasi
daerah pemilihan bukan berdasarkan jumlah penduduk dan Sistem pemilu proporsional adalah
sistem pemilu yang memperhatikan perimbangan jumlah penduduk dengan jumlah kursi di daerah
pemilihan.
33. Sistem pemilu Indonesia: yaitu Proporsional
34. Marketing politik: variasi dari kebijakan komunikasi pemasaran untuk mempromosikan seorang
atau proyek politik dengan menggunakan model teknik pemasaran komersial sebagai mewakili
seperangkat metode yang dapat digunakan oleh organisasi-organisasi politik untuk pencapaian
tujuan dalam program politik.
35. Pengertian kebijakan public adalah keputusan pemerintah untuk mengatur berbagai bidang
kehidupan.
36. Analisis kebijakan public adalah proses formulasi berbagai alternative kebijakan public dan
keputusan pemilihan alternative yang terbaik.
37. Formulasi kebijakan public, formulasi kebijakan public adalah langkah yang paling awal dalam
proses kebijakan public secara kseluruhan.
38. Proses kebijakan public: penyusunan agenda, formuulasi kebijakan, adopsi/legitimasi kebijakan
dan penilaiain/evaluasi.
39. Implementasi kebijakan public: adalah salah satu tindakan untuk mencapai tujuan yang telah di
rencanakan sebelumnya terhadap pengambilan keputusan.
40. Model-model implementsi kebijakan public: Edward III dan Van meter van horn yaitu model
topdown dan lebih berada di mekanisme paksa daripada mekanisme pasar. Model Edward:
Komunikasi, Sumber daya, disposisi atau sikap pelaksana dan stuktur birokasi. Model Mter dan
Horn: aktivitas implementasi dan komunikasi, karakteritsik dari agen pelaksana, kondisi
ekonomii, sosal dan politik, kecenderungan dari pelaksana. Model Mazmanian dan Sabatier: tipe
maslah, kemampuan kebijakan menstrukturkan proses implementasii dan variable di luar
kebijakan yang memeprngaruhi implementasi. Model Grinddle: kepentingan yang dipengaruhi
oleh kebijakan, isis kebijakan, konteks kebijakan.
41. Pengertian evaluasi kebijakan public adalah suatu proses untuk menilai sebuha kebijakan public
dapat membuahkan hasil, yaitu dengan membandingkan antara hasil yang diperoleh dengan tujuan
atau target kebijakan public yang ditentukan.
42. Fungsi evaluasi kebijakan public adalah mengukur berapa besar dan kualitas pengeluaran atau
output dari suatu kebijakan.
43. Pengertian pelayanan public adalah kegiatan atau rangkaiam kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang dan jasa atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan public yaitu setiap institusi.
44. Fungsi pelayanan public adalah envirmental service, development services dan protective
services dan tujuaan pelayanan public adalah mendorong tersusunnya standar pelayanan pada
setiap unit pelayanan agar penyelenggaraan pelayanan dapat berjalan dengan baik.
45. Pengertian kualitas pelayanan adalah kemampuan dari suatu instansi dalam hal memberikan
pelayanan yang memberikan dmpak langsung terhadap kepuasan kepada pelanggan seusai dengan
kebutuhan dan keinginannya.
46. Pelayanan prima adalah melakukan pelayanan sebaik mungkin sehingga pelanggan merasa puas.
47. Pengertian NPM melihat masyarkat sebagai konsumen atau NPS melihat masyarakat sebagai
rakyat/warga negara
48. Pengertian desentralisasi, penyerahan kekuasaan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah otonom.
49. Fungsi otonomu daerah yaitu: Pelayanan, pengaturan serta pemberdayaan dan tujuan
otonomi daerah adalh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mendiamni daerah
yang menjadi kekuasaanya, kedua yaitu untuk meningkatkan kualitas pelayanan umum yang
berada di daerah kekuasaanya.
50. Pengertian good governance suatu penyelenggaraan manajemen yang solid yang
bertanggungjawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran
salah alokasi dana investasi dan penceggahan korupsi baik secara politik maupun secara
administeatif. dan clean governance adalah pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta
prinsip: transparansi, akuntabilitas, partisipasi, kepastian hokum, keadilan, berorientasi pada
kesepakatan, tanggungjawab, efektif dan efisien, visi strategis.
51. Otonomi daerah adalah kewenangan untuk mengatur urusan pemerintahannya sendiri.
52. Desentralisasi asimetris adalah pemberlakuan kewenangan khusus yang hanya diberikan kepada
daerah-daerah tertentu mislanya aceh, papua, dki Jakarta. Yogyarakta dsb.
53. Epistimologi adalah membahas bagaimana cara kita mendapatkan pengetahuan tentang objek
tertentu, ontology adalah membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita
ingintahu, mempelajari teori tentang ada, aksiologi adalah membahas nilai kegunaan pengetahuan,
mempelajai teori tentang nilai.
54. RPJMN adalah Rencana pembangunan jangka menengah nasional adalah dokumen perencanaan
pembangunan yang disusun untuk jangka waktu 5 tahun dan merupakan penjabaran visi, misi dan
program ppresiden terpilih dan RPJMD adalah rencana pembangunan jangka menengah daerah
adalah dokumen rencana pembangunan yang disusun untuk jengka waktu 5 tahun dan merupakan
penjabaran visi, misi dan program kepala daerah terpilih yang berpedoman pada RPJP serta
memperhatikan RPJMN. RPJMDES adalah dokumen perencanaan desa untuk 6 tahun. RKPDes
adalah rencana kerja pemerintah desa yang merupakan penjabaran dari RPJM desa untuk periode
1 tahun.

LATAR BELAKANG

Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia merupakan salah satu fokus dalam memperbaiki kesejahteraan
rakyat Indonesia. Otonomi daerah memberikan hak serta wewenang kepada suatu daerah dalam mengatur
urusannya sendiri.
Salah satu bentuk dari penyelenggaraan pemerintahan adalah melalui pelaksanaan pembangunan daerah
dan sesuai dinamika perkembangan daerah maupun perkembangan nasional. Perencanaan pembangunan
daerah dirumuskan secara transfaran, responsive, efektif, dan efisien. Perencanaan pembangunan daerah
dilaksanakan sesuai kondisi dan potensi yang dimiliki oleh setiap daerah.
Teknologi informasi dan komunikasi yang telah berkembang pesat sekarang menjadi peluang bagi
pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan informasi secara cepat dan juga akurat sesuai dengan
sekala prioritas pada kebutuhan pembangunan suatu daerah. Semakin berkembangnya dunia teknologi
informasi, sekarang pemerintah didesak untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi supaya dapat
memberikan data/informasi perencanaan pembangunan. Kemajuan teknologi informasi ini sangat
diperlukan dan dapat dimanfaatkan dalam semua bidang. Salah satunya yaitu dalam bidang perencanaan
pembangunan daerah.
Pemerintah perlu menyiapkan strategi perencanaan pembangunan dengan menyiapkan sumber daya
manusia yang lebih kompetetif untuk menghadapi kemajuan teknologi. Peneliti mengamati fenomena
yang terjadi di Kabupaten Garut khususnya di Badan Perencanaan Pembangunan Derah Kabupaten Garut
ada faktor yang mempengaruhi perencanaan pembangunan yang kurang optimal yaitu faktor kompetensi
sumber daya manusia yang kurang pada kemajuan teknologi serta lemahnya kemampuan sumber daya
manusia, secara tidak langsung dapat menghambat proses dari pengelolaan perencanaan pembangunan
melalui informasi, maka pemerintah perlu menyusun strategi sesuai yang dengan kondisi masing-masing
daerah.
Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa sistem yang bermulai pada Tahun 2018 diterapkan oleh
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Garut, implementasi sistem e-planning untuk
meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan di Kabupaten Garut diperlukannya strategi untuk
mencapai tujuan. Menurut goeff Mulgan terdapat 5 (lima) komponen/tahapan dalam strategi
pemerintahan yaitu tujuan, lingkungan, pengarahan, aksi dan belajar. Dari proses ini dilapangan peneliti
menemukan fenomena permasalahan yaitu (jelaskan satu-satu masalahnya)
Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
Strategi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam implementasi Sistem e-planning Untuk
Meningkatkan Kualitas Perencanaan Pembangunan Di Kabupaten Garut

PEMBAHASAN
1. Strategi Tujuan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan dalam dimensi tujuan dengan indikator kejelasan
tujuan yang ingin dicapai dari strategi Bappeda Kabupaten Garut dalam kejelasan tujuan yang ingin
dicapai dapat dianalisis bahwa sudah berjalan dengan baik dilihat dalam proses penyusunan perencanaan
menjadi cepat dan lebih baik, serta dengan menggunakan sistem e-planning kualitas perencanaan
pembangunan di Kabupaten Garut menjadi lebih baik dan dengan menggunakan sistem e-planning juga
Kabupaten Garut meraih penghargaan Perencanaan dan Pencapaian Terbaik Ke 2 (dua) Se-Jawa Barat.
Berdasarkan hasil observasi peneliti lakukan, masih adanya ketidaktahuan dan ketidak pedulian
sebagian masyarakat terhadap perencanaan pembangunan daerah karena sistem ini tidak bisa diakses oleh
masyarakat, serta masih adanya sebagian pegawai yang belum paham menggunakan sistem e-planning
karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknologi informasi serta belum terbiasa
menggunakan sistem e-planning.
2. Strategi lingkungan
 Lingkungan internal
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan informan terkait dengan dukungan yang dilakukan oleh
Bappeda Kabupaten Garut dalam implementasi e-planning sudah efektif dan efisien dilihat dari Bappeda berusaha
meningkatkan kualitas pegawai dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
implementasi sistem e-planning di Kabupaten Garut.
Dari hasil observasi dukungan internal dalam implementasi sistem e-planning kurang memperhatikan
dalam menunjang sarana prasarana seperti laptop/komputer, jaringan internet, dengan akses internet yang belum
memadai sering mengakibatkan loading saat dalam menggunakan sistem e-planning ini, sehingga menyebabkan
saat dalam input data atau dalam menggunakan sistem otomatis langsung logout dan kembali harus login lagi.
 Lingkungan eksternal
Dari hasil wawancara, dukungan lingkungan eksternal dalam strategi implementasi sistem e-planning dukungan
dari pemerintah pusat sudah baik dengan menyediakan sistem SIPD ini, dukungan yang dilakukan oleh pemerintah
pusat supaya untuk mempermudah proses penyusunan dan untuk meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan
menjadi lebih baik lagi serta proses perencanaan lebih efektif dan efisien.
Berdasarkan observasi peneliti lakukan, peneliti melihat dukungan lingkungan eksternal saat ada perubahan
disistem seperti menampilkan fitur-fitur baru atau perubahan lainnya pemerintah pusat kurang berkoordinasi
kepada Bappeda, sehingga Bappeda mau tidak mau harus mencari tahu solusinya supaya penggunaan sistem bisa
berjalan dengan baik.
3. Strategi pengarahan
 Peraturan

Peraturan yang mengatur dalam Implementasi sistem e-planning ini yaitu sebagai berikut:

 Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen Perencanaan

 Permendagri Nomor 70 Tahun 2019 tentang Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah.

 Koordinasi
koordinasi yang dilakukan oleh Bappeda Kabupaten Garut dalam strategi implementasi sitem e-planning, Bappeda
melakukan koordinasi dengan berbentuk rapat koordinasi, rapat tersebut dilaksanakan secara online maupun secara
offline sesuai dengan situasi dan kondisi, pada saat kasus Covid-19 sedang tinggi Bappeda melakukan rapat secara
online karena mengantisipasi penyebaran Covid-19.
Hasil observasi peneliti di lapangan, peneliti melihat dalam dimensi pengarahan dari indikator koordinsi
perencanaan pembangunan masih ada sebagian oknum yang mementingkan kepentingan pribadi serta kurangnya
partisipasi masyarakat, padahal partisipasi masyarakat sangat penting dalam perencanaan pembanguan. Selain itu
adanya miskomunikasi atas subjektivitas dalam penilaian saat melakuan verifikasi usulan.
4. Strategi Aksi
Berdasarkan hasil wawancara dapat dianalisis bahwa tindakan Bappeda Kabupaten Garut dalam strategi
implementasi sistem e-planning sudah berjalan dengan baik tetapi belum optimal dilihat dari Bappeda Kabupaten
Garut dengan melaksanaan sosialisasi secara rutin 3 bulan sekali kepada seluruh pegawai Bappaeda, Pemerintah
Kecamatan sampai ke Pemerintah Desa yang bertugas dalam implementasi sistem e-planning.

Hasil dari observasi yang peneliti lakukan, terkait dengan strategi Bappeda dalam implementasi sistem e-
planning masih adanya penempatan Aparatur Sipil Negara masih belum sepenuhnya sesuai dengan
kompetensinya seperti masih adanya pegawai yang belum tahu dalam mengerjakan kerjaannya sehingga
pegawai yang lain kewalahan dalam mengerjakan pekerjaanya
5. Strategi Belajar
Berdasarkan hasil wawancara evaluasi yang dilakukan oleh Bappeda Kabupaten Garut dalam implementasi sistem
e-planning sudah baik tetapi belum optimal dilihat Bappeda Kabupaten Garut dengan menjalankan evaluasi secara
rutin. Bappeda Kabupaten Garut menampung semua permasalahan atau kendala-kendala yang dialami dalam
penggunaan sistem e-planning, kemudian Bappeda memberikan solusi dengan melaksanakan bimbingan teknis atau
dengan mengadakan rapat secara online atau offline dengan mendatangkan narasumber dan memberikan sarana
prasarana dalam menunjang berjalannya sistem e-planning.
Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, terkait evaluasi yang dilakukan oleh Bappeda Kabupaten Garut dalam
strategi implementasi sistem e-planning masih kurangnya evaluasi dan koordinasi dalam hal verifikasi, validasi
serta integrasi data, serta kurangnya sosialisasi terkait penggunaan sistem e-planning yang belum semua operator
memahami secara menyeluruh dikarenakan kurangnya pelatihan yang dilaksanakan oleh pihak Badan Perencanaan
Pembanguanan Daerah Kabupaten Garut.

HAMBATAN
1. Tujuan
Dalam mencapai tujuan masih ada beberapa hambatan, kurangnya kualitas pegawai atau
pengetahuan pegawai dalam mengaplikasikan sistem e-planning sehingga menghambat untuk
mencapai tujuan dalam penggunaan sistem e-planning atau SIPD
2. Lingkungan
 Kesiapan Bappeda Kabupaten Garut yang kurang ketika ada perubahan dalam sistem dan
pihak-pihak lainnya yang bertugas dalam implementasi sistem e-planning. daerah-daerah
yang jauh dari kota tidak ada akses internet kerena di Kabupaten Garut tidak semua
kecamatan dan desa yang tersedia jaringan internet sehigga tidak dapat mengakses sistem
e-planning. Kelima sumber daya perencanaan masih kurang.
 Pemerintah pusat tidak mengonfirmasi ke pada Bappeda khususnya Bappeda Kabupaten
Garut saat ada perubahan atau update sistem, jadi disaat ada perubahan Bappeda harus
belajar atau mencari cara menggunakan sistem yang sudah di update oleh Kemendagri
3. Pengarahan
pengarahan strategi Implementasi sistem e-planning terdapat beberapa oknum yang
mementingkan kepentingan pribadi serta kurangnya partisipasi masyarakat, padahal partisipasi
masyarakat sangat penting dalam perencanaan pembangunan
4. Aksi
Masih ada pegawai yang belum tahu tugasnya yang menyebabkan pegawai lain mengerjakan tugas double
katrena masih belum paham dalam penggunaan sistem ini.
5. Belajar
Kurangnya evaluasi dan sosialisai terkait dengan penggunaan sistem e-planning yang belum semua oprator
memahami secara menyeluruh karena masih kurangnya pelatihan yang diadakan oleh Bappeda Kabupaten
Garut.
UPAYA
1. Tujuan
Bappeda memberikan pelatihan-pelatihan secara langsung maupun secara online kepada pegawai dan
pihak-pihak yang terlibat dalam implementasi sitem e-planning mulai dari Pemerintah Kecamatan sampai
Pemerintah Desa. Serta Bappeda berusaha menyediakan jaringan internet supaya penggunaan sistem e-
planning dapat digunakan oleh semua Perangkat Daerah yang ada di Kabupaten Garut.
2. Lingkungan
Bappeda Kabupaten Garut berupaya untuk menyampaikan permasalahan error sistem kepada Kemendagri
dan BPK (badan penyelidik keuangan)
3. Pengarahan
Bappeda selalu melakukan koordinasi dengan perangkat daerah dilakukan dengan baik secara langsung
maupun secara online dengan melalui zoom meeting.
4. Tindakan
Bappeda melaksanakan sosialisai secara rutin 3 bulan sekali kepada seluruh pegawai dan Perangkat Daerah
yang terlibat dalam implementasi sistem e-planning.
5. Belajar
Evaluasi yang dilakukan oleh Bappeda secara rutin setiap 3 bulan sekali dan dilihat dari kesiapan saat
menghadapi masalah, Bappeda menampung semua permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam strategi
implementasi sistem e-planning setelah itu Bappeda memberikan solusi dengan memberikan pelatihan-
pelatihan mengenai penggunaan sistem e-planning.

 Asas penyelenggaraan pemerintahan daerah


1. Asas desentralisasi : penyerahan sebagian urusan pemerintah pusat kepada daerah untuk
mengatur dan mengurus urusan rumah tangganya sendiri
2. Asas dekonsentrasi: pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat atau pejabat diatasnya
melimpahkan kepada kantor departemen kabupaten.
3. Asas pembantuan: pemerintah daerah ikut serta membantu pemerintah puast.

 Asas-asas penyelenggaraan pemerintahan Negara


1. Kepastian hukum
2. Tertib penyelenggaraan negera
3. Kepentingan umum
4. Keterbukaan
5. Proporsionalitas
6. Profesionalitas
7. Akuntabilitas
8. Efesieni
9. Efektivitas
10. keadilan

Anda mungkin juga menyukai