PENUTUP
KAITAN DPRD DENGAN GOOD
GOVERNANCE
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
Untuk itu perlu memperkuat peran dan fungsi DPRD agar eksekutif dapat
menjalankan tugasnya dengan baik
Untuk itu perlu kiranya
dibuatkan “kode etik”
untuk para anggota DPRD
yang dapat dijadikan
pedoman dalam
pelaksanaan peran dan
fungsinya, sehingga
secara material mempunyai kewenangan yang besar
kewajiban untuk memberikan juga disertai dengan
pelayanan kepada rakyat atau Sosok ideal DPRD yang
tanggung jawab yang besar
publik yang diwakilinya. DPRD pula. bermoral, aspiratif dengan
sebagai wakil rakyat dalam kepentingan rakyat , dan
tindakan dan perbuatan harus selalu memperjuangkan
menyesuaikan dengan norma- kesejahteraan masyarakat
norma yang dianut dan berlaku
dalam kebudayaan rakyat yang dapat terwujud. Kuncinya
diwakilinya DPRD tidak akan melakukan baik eksekutif maupun
perbuatan yang tidak terpuji, legislatif harus terjalin
menguntungkan pribadi dan komunikasi timbal balik dan
membebani anggaran rakyat adanya keterbukaan diantara
untuk kepentingannya. para pihak dalam
DPRD sebagai lembaga Dengan memahami etika penyelesaian segala
legislatif yang pemerintahan diharapkan
permasalahan dalam
kedudukannya sebagai dapat mengurangi tindakan-
tindakan yang tercela, tidak mewujudkan kesejahteraan
wakil rakyat tidak
terpuji dan merugikan rakyatnya
mungkin melepaskan
masyarakat
dirinya dari kehidupan
rakyat yang diwakilinya
Harapan-harapan tersebut dapat
terwujud dengan adanya pemilihan
Peran dan fungsi DPRD akan terjadi
Kepala daerah secara langsung, yang
perubahan yang cukup signifikan
akan memperkuat posisi Kepala Daerah
seiring dengan pengurangan
sehingga dapat menjadi mitra yang baik
kewenangan yang dimilikinya tersebut
bagi DPRD dalam mengatasi berbagai
persoalan yang dihadapi.
LEGISLASI ATAU
PEMBENTUKAN
PERDA ANGGARAN PENGAWASAN.
KABUPATEN/KOT
A
Dengan demikian, fiduciary duty ini harus dijunjung tinggi dalam setiap proses
fungsi legislasi
fiduciary duty: yaitu para wakil rakyat tersebut diyakini oleh rakyat yang memilihnya memiliki
kemampuan yang baik untuk perform peran, tugas, dan kewenangan yang diamanatkan. Dalam
mengemban amanah tersebut, diyakini rakyat bahwa para wakil tersebut memiliki
kemampuan/kompetensi dan integritas tinggi, akan menjalankan tugasnya dengan profesional dan
komitmen penuh, serta selalu menjunjung niat baik, kesetiaan, dan kejujuran.
• Peningkatan pemahaman
tentang perencanaan dalam
Dalam praktik dan realita fungsi legislasi.
saat ini, proyeksi good • Optimalisasi anggota DPRD
dalam mengakomodasi
public governance pada aspirasi stakeholders.
fungsi legislasi saat ini • Ditumbuhkannya inisiatif
DPRD dalam penyusunan
masih membutuhkan RAPERDA.
• Ditingkatkannya
banyak penataan dan kemmapuan analisis
transformasi ke arah (kebijakan publik & hukum)
dalam proses penyusunan
yang lebih baik. RAPERDA.
• Pemahaman yang lebih baik
Peningkatan performa atas fungsi perwakilan
tersebut dapat dilakukan dalam fungsi legislasi. dll.
Penyusunan KUA
Penyusunan PPAS, Sosialisasi Perda
(Kebijakan Umum Raperda APBD
antara lain: APBD
APBD), antara lain:
• Efektifitas • Akuntabilitas
pembentukan jaring terhadap nilai
asmara; anggaran;
• Eliminasi kepentingan • Kelengkapan data-
individu, kelompok, data pendukung;
dan golongan; • Peningkatan kapasitas
• Pembenahan anggota DPRD dan
penyusunan RPJMD pemerintah daerah
dan Renstra-SKPD; dalam menyusun
• Peningkatan kapasitas prioritas urusan dan
pemerintah daerah program;
dan DPRD dalam • Kesesuaian antara
merumuskan KUA. prioritas program
dengan kebutuhan
rakyat.
FUNGSI PENGAWASAN
Fungsi ketiga ini bermakna penting, baik bagi pemerintah daerah maupun
pelaksana pengawasan. Bagi pemerintah daerah, fungsi pengawasan
merupakan suatu mekanisme peringatan dini (early warning system), untuk
mengawal pelaksanaan aktivitas mencapai. tujuan dan sasaran. Sedangkan
bagi pelaksana pengawasan, fungsi pengawasan ini merupakan tugas mulia
untuk memberikan telaahan dan saran, berupa tindakan perbaikan
Pengawasan Menjamin agar pemerintah daerah berjalan
sesuai dengan rencana;
memiliki
tujuan utama,
antara lain: Menjamin kemungkinan tindakan koreksi
yang cepat dan tepat terhadap
penyimpangan dan penyelewengan yang
ditemukan;
Menumbuhkan motivasi, perbaikan,
pengurangan, peniadaan penyimpangan;
1. Perda-perda yang aspiratif dan responsif. Dalam arti PERDA-PERDA yang dibuat telah mengakomodasi tuntutan,
kebutuhan dan harapan rakyat. Hal itu tidak mungkin terwujud apabila mekanisme penyusunan Peraturan Daerah
bersifat ekslusif dan tertutup. Untuk itu mekanisme penyusunan PERDA yang dituangkan dalam Peraturan Tata Tertib
DPRD harus dibuat sedemikian rupa agar mampu menampung aspirasi rakyat secara optimal.
2. Anggaran belanja daerah (APBD) yang efektif dan efisien, serta terdapat kesesuaian yang
logis antara kondisi kemampuan keuangan daerah dengan keluaran (output) kinerja pelayanan
masyarakat.
3. terdapatnya suasana pemerintahan daerah yang transparan dan akuntabilitas, baik dalam
proses pemerintahan maupun dalam penganggaran
Untuk melaksanaan ketiga fungsi yang ideal tersebut, DPRD dilengkapi dengan
modal dasar yang cukup besar dan kuat, yaitu tugas dan wewenang, alat-alat
kelengkapan DPRD, Hak-hak DPRD/anggota, dan anggaran DPRD yang mandiri
Secara umum peran ini diwujudkan dalam tiga
fungsi, yaitu:
• Regulator. Mengatur seluruh kepentingan
daerah, baik yang termasuk urusanurusan rumah
tangga daerah (otonomi) maupun urusan-urusan
pemerintah pusat yang diserahkan
pelaksanannya ke daerah (tugas pembantuan).
• Policy Making. Merumuskan kebijakan
pembangunan dan perencanaan program-
program pembangunan di daerahnya.
• Budgeting. Perencanaan angaran daerah
(APBD)
• Dalam perannya
sebagai badan Peran ini diwujudkan
perwakilan, dalam fungsi-fungsi
berikut:
DPRD menempatkan diri selaku
kekuasaan penyeimbang • Representation.
(balanced power) yang • Advokasi.
mengimbangi dan melakukan • Administrative oversight.
kontrol efektif terhadap Kepala
Daerah dan seluruh jajaran
pemerintah daerah.
1. Representation. 2. Advokasi. 3. Administrative oversight.
• Mengartikulasikan • Anggregasi aspirasi yang • Menilai atau menguji dan
keprihatinan, tuntutan, komprehensif dan bila perlu berusaha
harapan dan melindungi memperjuangkannya melalui mengubah tindakan-tindakan
kepentingan rakyat ketika negosiasi kompleks dan dari badan eksekutif.
kebijakan dibuat, sehingga sering alot, serta tawar- Berdasarkan fungsi ini
DPRD senantiasa berbicara menawar politik yang sangat adalah tidak dibearkan
“atas nama rakyat”. kuat. Hal ini wajar apabila DPRD bersikap
mengingat aspirasi “lepas tangan” terhadap
masyarakat mengandung kebijakan pemerintah daerah
banyak kepentingan atau yang bermasalah atau
tuntutan yang terkadang dipersoalkan oleh
berbenturan satu sama lain. masyarakat. Apalagi dengan
Tawar menawar politik kalimat naif, “Itu bukan
dimaksudkan untuk wewenang kami”, seperti
mencapai titik temu dari yang kerap terjadi dalam
berbagai kepentingan praktek. Dalam kasus seperti
tersebut. ini, DPRD dapat memanggil
dan meminta keterangan,
melakukan angket dan
interpelasi, bahkan pada
akhirnya dapat meminta
pertanggung jawaban Kepala
Daerah.
PENUTUP
Optimalisasi peran DPRD
Optimalisasi peran ini oleh karena
merupakan kebutuhan yang harus
sangat tergantung dari tingkat
segera diupayakan jalan keluarnya,
kemampuan anggota DPRD, maka
agar dapat melaksanakan tugas,
salah satu upaya yang dilakukan
wewenang, dan hak-haknya secara
dapat diidentikkan dengan upaya
efektif sebagai lembaga legislatif
peningkatan kualitas anggota DPRD.
daerah.
Buah dari peningkatan kualitas dapat diukur dari seberapa besar peran DPRD dari sisi
kemitra sejajaran dengan lembaga eksekutif dalam menyusun anggaran, menyusun dan
menetapkan berbagai Peraturan Daerah, serta dari sisi kontrol adalah sejauhmana
DPRD telah melakukan pengawasan secara efektif terhadap Kepala Daerah dalam
pelaksanaan APBD atau kebijakan publik yang telah ditetapkan.
Kita tentu berharap bahwa yang terjadi adalah DPRD benar-
benar mampu berperanan dalam arti mampu menggunakan
hak-haknya secara tepat, melaksanakan tugas dan
kewajibannya secara efektif dan menempatkan
kedudukannya secara proporsional.
Insya Allah