Anda di halaman 1dari 11

PARTISIPAST AKTIF DAI{ PASIF PUBT,IK DALAM PEMBENTUKAN

PERATURAN DAERAH DI KOTA PAYAKUMBUH

Oleh: Laurensius Arliman S.*')

Abstrak
S:-rtng dengan pelaksanaan program otonomi daerah, pada umumnya, orang mengharapkan pening-
'.=:an kesejahteraan dalam bentuk peningkatan kualitas pelayanan publik, dan partisipasi masyara-
r.:i vang lebih luas di masyarakat pembuatan kebijakan. Masyarakat kota Payakumbuh di pemerin-
::1 umum dan lokal Payakumbuh khususnya mendambakan adrninistrasi cerdas, dan profesional
':.am pemerintahan, baik untuk masa sekarang dan masa depan. Pemerintah akan terwujud, jika se-
...r melibatkan partisipasi masyarakat, khususnya yang berkaitan langsung dengan kebutuhan yang
=::, di masyarakat. Tujuan dari rnakalah ini adalah, melihat partisipasi aktif dan partisipasi pasif ma-
. .:rakat dalam pembentukan peraturan daerah dan apa masalah masyarakat dalam berpartisipasi da-
-: pembentukan peraturan daerah. Dapat disirnpulkan, bahwa di Payakumbuh, bentuk partisipasi
:.:svarakat dalam pembentukan peraturan daerah adalah dengan patisipasi aktif dan partisipasi pa-
'": \fasalah publik untuk berpartisipasi dalam pernbcntukan peraturan daerah adalah, faktor dalam
::nbentukan peraturan dan faktor dari Payakumbuh perkotaan itu sendiri lokal. Saran penulis ingin
-.;':'l)'amp4ikan, yaitu, bahwa dalam pembentukan rancangan peraturan daerah, kota Payakumbuh
-.::ls memprioritaskan partisipasi masyarakat.

[rata Kunci: Partisipasi; Masyarakat, Kota Payakumbuh

Abstract
-. ng with the irnplementation oJ'regional autononly program, in general, people are expecting an
':)'ectse in weffure in the
form of improving the quality oJ'public servicel;, and the broajer
: -',tmunil)t participcttictn in public policy-mcrking. Pcryahtmbuh city community in general and local
:- 'ernmenls Payakumbuh in particular crave intelligent adntinistration, and proJbssionals in the
:..ernment, both,/br the present and the./uture. The governmcnt will be realized, ijulways irtvolt,es
': oarticipatiott o/'people, particularly tho,se reluted directly to the ne.eds thal exist in soc:iety. The
::,''Dose d'this poper is, see the active participation and passive participation of the public in the
'. '''ttcttion o/'local regulations and what the pultlic problems in participating
in the establishment o.f
-il regulation,s. It can be concluded, that in Poyakumbtth,.fbrms tf'pubtic participation in th,e
" '''rttttion o/' local regulations is wilh the active participation and passive participation.
Public
: ',tlents in participating in the.fttrmation of local regulation,s i,s, cr/'actor in theformation oJ'local
',:trlutions and.fac'tors of urban Pal,akumbuh itself. Suggestions outhor wanted to convey, iamely,
"';i itt the,/brmation of a dra.ft local regulations, the city Payahtmbuh should prioritize pubiic
- .:,'iit'ipation.

l.q' lVords: Purticipation; Pahlic, Payakumbuh City

S:<olah Tinggi Ihnu Hukum (STIH) Paclang


:,::Gang Mesjid Baiturahman No 40, Kelurahan Lubuk Lintah, Kota padang
: --:.i : laurensiusarliman@gmail.com
1

1.-
.lurnsl Lex Lihrum, l1tl, ll, No, l, l)escmher 2l)15, hnl, 227 - 238

PENDAHTII,UAN berclayal<an tnasyarakatl b) Mcnurubultkatt Pra-


Dalam konsep Negara Kesatuan Rcpublik karsa clan Krcatifitas c) Mcrnbcrikan [<ewcna-
Indonesia berdasarkan Pasal l8 ayat 1 Unclang- ngall yang seluas-luasnya kepada pemcrintah
Undang Dasar Ncgara Republik Indonesia Ta- daerah menyelenggarakan otonomi daerah serta
hun 1945 rncnyatakan bahwa Negara Kesatuan meningkatkan peran dan fungsi Badan Perwaki-
Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah lan Rakyat.
provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas ka- Partisipasi publik dalam proses pembentu-
bupaten dan kota yarig tiap-tiap provinsi, kabu- kan pcraturan daerah merupakan al<tualisasi diri
paten dan kota mengatur dan mcngurus scndiri clari perujuclan dernokrasi dalarn niasyarakat. se-
urusan pemerintahannya. Bcdasarkan hal tcrse- hingga pcraturan dacrah yang dilahirkan nanti-
but perryelenggaraan pemerintahan negara lndo- nya mempunyai karakter responsif yal<ni yang
nesia rnelalui otonomi daerah bahwa penyeleng- rnempluryai tujr-ran untuk kesejahteraan dan kc-
garaan pemerintahan tidak hanya dilaksanakan bahagiaan manusia serta memnat partisipasi kc-
pemerintahan pusat saja melainkan pemerintah lompok sosial atau individu-inclividu dalam ma-
pusat rnemberikan wewenang kcpada pemerin- syarakat, [1lit pcnguasa tidak lagi leh-rasa rxcrlg-
tah daerah untuk menyelenggarakan pemerinta- gunakan kekuasaan yang sewenang-wenang ka-
hannya sendiri sesuai dcrtgan keburtuhan pada rena ada kornitmen masyarakat untuk menjalan-
daerah-dacrah itu sendiri. Di Indonesia yang di- kan fada yarrg bcrkarakter responsif proscs pcm-
rnaksud dcngan Pemerintahan Daerah adalah buatannya bersifat partisipatif yakni menglln-
penyelenggara urusan pernerintahan oleh Peme- dang sebanyak-banyakrrya partisipasi mtisyara-
rintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat kat rnelalui kelompok-kelompok sosial dan indi-
Daerah (DPRD). vidu di dalarn rnasyarakat. Hukurn berkarakter
Otonomi daerah tidak hanya pengalihan responsif bersifat aspiratif artinya memuat mate-
kewenangan dari Pemerintah Pusat ke Pemeritr- ri-materi yang secara Llmum sesuai dengan ke-
tah Daerah, tetapi juga trenyangkut pengalihan hendak rakyat yang dilayaninya. Sehingga hu-
kewenangan dari pemerintah ke masyarakat. O- kum itu dapat dipandang sebagai kristalisasi da-
tonomi daerah clalam arti sesungguhnya adalah ri kehendak rakyat2. Kemudian hukum itu selain
otonomi masyarakat yang diharapkan dapat sebagai kaedah adalah juga gejala kernasyaraka-
tumbuh dan berkernbang dalam iklirn demok- tan, hukurn tidak tcrpisah dari masyarakat. Hu-
rasi. Otonomi daerah menyajikan kehidupan kum tumbuh berkembang dan berubah rnengi-
yang lebih baik, membuat pelayanan yang mak- kuti dan besama-sama tumbuh, bcrkembang dan
simal dan dapat dijangkau serta dinikmati oleh nlerubah masyarakats.
seluruh lapisan rnasyarakat (sarnpai administasi Praktek yang terjadi selama ini dalam pro-
pemcrintahan terenclah)l. Tujuan otonomi dae- ses pembentukan peratrran daerah pcran masya-
rah adalah mencapai efektifitas dan cfisiensi rakat rnasih bersifat parsial dan sirnbolis. Bebe-
dalarn pelayanan kepada masyarakat, serta un- rapa komunikasi lnassa yang dilakukan hanya-
tuk rnengembangkan mekanisme demokrasi di lah sebagai pelengkap prosedur adanya basic re-
tingkat daerah dalarn bentuk menampung dan search (penelitian dasar) yang melandasi peren-
menyalurkan aspirasi masyarakat, baik untuk canaan pemhentukan peraturan daerah. Itupun
kepentingan derah setempat maupun untuk men- dilakukan hanya pada tahap perancanaan. Bah-
dukung kebijaksanaan politik nasional. Untuk kan dapat dikatakan bahwa sudah bukan rahasia
mencapai tujuan dimaksud, Undang-Undang no- Llmum bahwa banyak peraturan daerah yang cli-
mor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Dae-
rah (selanjutnya discbutUU 23120I4) mcnekan- : Gokma Toni Situmorung, Pat'tisipttsi Mtr.t,urulittl Da-
kan tiga faktor yang mendasar yaitu: a) Mem- lutn Petnltenlukctn l)<,t'atut'un Daet'oh.,Irrrnal Advokiisi.
't'inggi
Vol. 3, No. 1, Eclisi 2012, Padang: Sekoluh Ilmu
llukr.un Padang, hlni. I 7l .

I Hengki Andora, Pelak.satraon Ket'cnangon Pemerintah


t Su<1ito, Criiccrl Legal Sticlies (Ct-S) ctun Hulittnr Pro.t-
l{agari Dalotn l\fiengatur Pentanf'aatott Sumbet' Dova Air, resif Sebagoi Alternati/' Dalam Reformusi Hukum Ntt.sio-
Jurnal konstitusi. Vol. 1. No. l. Edisi November 2008, nal dan Perubahun Kuriktlmn Pendiclilian Hukum" Jur-
Jakarta: Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, hhr. nal Ultimetutz, Vol 2, Edisi Septernber 200U. Jakarta: Se-
70. kolah Tinggi Ihnu Hukum lblam. hltn. 3.

228
Partisipasi Aktif dan Pasif Publik Dalant pembentukan peraruran Duerah...
Laurensius Arliman S,

n Pra- :asiikan dengan tidak didahului proses peneli- Peraturan Daerah. 6

:ran. walaupun akhimya secara tiba-tiba memili- Atas pemaparan diatas maka penulis men-
"\'CI'13-
i-.ntah ''t naskah akademik. Sementara di dalam tahap dapatkan dua rumusan masalah yang sangat me-
i serta :3mbahasan dilakukan oleh unit kcrja dinas dari narik untuk dibahas dalam tulisan ini, yaitu:
.1 Jf\l- :.n.ierintah atau oleh pansus dari DpRD. Meski- l, bagaimanakah partisipasi aktif dan parti-
:rn pada taliap ini kemungkinan melibatkan sipasi pasif publik dalam pembentukan
=iademisi atau pakar-pakar yang berkopeten di- peratllran daerah?
::dangnya. Namun didalarn realitasnya tnasya- 2. Apa sajakah permasalahan publik dalam
:,kat umum yang berkepentingan tidak memili- berpartisipasi dalam pembentukan pera-
:.- pintu masuk untuk ikut serta didalamnya. turan daerah? yang akan coba penulis di-
Kemudian dalam tahap pembahasan di bawah ini.
IPRD, rnasyarakat yang sudah terlanjur mewa-
:...kan kekuasaannya pada wakil rakyat di METODE PENELITIAN
IPRD tidak lagi mendapatkan hak suara. Si-
:"ng paripuma anggota DPRD yang terhormat l. Sifat Penulisan
r.:ntang memiliki sifat yang terbuka, tetapi ke_ Penulisan bersifat deskriptif, yaitu rneng-
::1 kritik karena protokol dan tata tertib sidang. gambarkan secara menyeluruh mengenai proses
j:nrentara rakyat yang tidak puas, harus cukup
dan prosedural tata cara pembentukan peraturan
: -.as dengan meneriakkan aspirasinya dan ke- daerah, yaitu melihat bentuk peran aktif dan pa-
::rtingannya dengan cara demo dan unjuk rasa sif publik dalam pembentukan peraturan daerah
rrs tidak pernah efektifa. serta apa kendala publik dalarn berpartispasi da-
Kota Payakurnbuh sebagai salah satu ba- lam pembentukan peraturan daerah.
_..=n dari daerah Provinsi Sumatera Barat aclalah
,--aru daerah yang tunduk pada aturanIJIJ 121 2.
Pendekatan Masalah
-. .1 dan UU 2312014 dalam rnengeluarkan pe- Metode pendekatan masalah yang diguna-
-::uran Daerah. Peraturan yang dihasilkan oleh
kan berdasarkan permasalahan yang dirumuskan
IPRD Kota Payakumbuh, berguna untuk ke- adalah penelitian yuridis nonnatif' berupa pen-
:::rtingan masyarakat daerah Kota payakurn- dekatan masalah melalui kajian pustaka dan pe-
: -:. namult beberapa Peraturan Daerah yang di- raturan perundang-undangan yang berlaku sefta
-.si1kan masih belum menggambarkan
-:r masyarakatnya. Contohnya saja padakebutu-penu_
bahan-bahan dan literatur-literatur yang berhu-
bungan dan menggambarkan keadaan yang se-
--:an masa sidang dan masa reses' I (satu) De-
bagaimana mestinya berdasarkan perumusan
,
=:r Perwakilan Rakyat Daerah Kota payakum_ masalah diatas.
: yang dipirnpin oleh Ketua DPRD paya-
-r.
, -nbuh (Wilman Singkuan) memberikan lapo-
TEORI PENELTTIAN
-,:. bahwa DPRD telah menghasilkan 8 (dela-
Teori yang dipakai dalam tulisan ini ada-
. .: r Perda, 2 (dua) peraturan dewan, I (satu) lah teori perundang-undangan. Undang-unclang
. ::ltusan dewan, dan (5) lima keputusan pim- (gezets) adalah dasar dan batas bagi kegiaran pe-
: :ln. Dalam proses menelurkan perda tersebut, merintahan, yang menjamin tuntutan-tuntutan
r. . :a Payakumbuh selama ini selalu mendengar- negara berdasar atas hukum, yang menghendaki
.:. aspirasi masyarakat dalam pembentukkan dapat diperkirakannya akibat suatu aturan hu-
kum dan adanya kepastian dalam hukum. Me-
- ,r Bakti Setiawan, Suatu Gagttsan Tentang penve_ nurut pendapat Peter Badura8, dalam pengertian
-..ti'oan Pemililtan Kepola Dcrerah, Jurnal konstitusi,
l. No. 2, Edisi November 2009, Jakarta: Mahkamah
, -.:itr.rsi Republik lndonesia, hhn. 1 14. o Antarasumbar, "DPRD
Kota payakumbuh Telurkan
l,sa Reses adalah rnasa dimana DpR melakukan ke_ Delapan Perda" dilihat dalam: http:i/www.antar.asum-
- ,:,: dj luar rnasa sidang, terutama di luar gedung DpR. bar.com. diakses pada tanggal l6 Januari 2015,
.: nva untuk nrelakukan kunjungan kerja, baik yang ' Zainuddin Ali, 2009, Metode penelitian Hukum. Jakarta.
- '-..:kan anggota secara perseorangan maupltn secara Sinar Grafika,hln.24.
'::, j.rrlrpok. Masa reses ditiadakan pada persidangan 8
A. I{amid S. Attamimi, 1990, peranan Keputu.san presi-
:-r..:ir dari satu periode keanggotaan DpR. den Indonesiq Dalam Penyelenggaraon penterinrah _\-e-

T.9
,lurnal Le-r Librum, Vol. II, No. 1, Dcsemlter 2015, hal. 227 - 238

teknis ketatanegaraan Indonesia, undang-un- luas dalarn pengambilan kebijakan publik. UL


dang ialah produk yang dibentuk bersarna allrara 2312014 merupakan suatu usaha dari kcbijaka::
DPR dengan Presiden, dalam rangka penyeieng- desentralisasi yang ditetapkan pemerintah dalan.
garaan pernerintah negara (Pasal 5 a_vat (1) dan rangka rcformasi perr,urdang-undangan dan pe-
Pasal 20 UUD 1945 Hasil Perubahan Pertarna). nrerintahan dengan mcmberikan kcbcbasan ke-
Menurut S..l. Fockema Andrea dalam btrkunya pada daerah untuk mcmbcntuk trlcriituran dacral:
" Rec h t s g e I e e r d h a n rhr o o r cl e n b o elr". perundan g- glina mengatllr dalt mengurus kepcntingalt ffra-
undangan atau I e g i "t I d I i o n /v' e t s et, i n g/g e z e t ge b g
u syarakat setempat ntclah-ri pcningkatan pelar e-
melnpurl)'ai dua pengefiran yang berbeda yaitu: nan, pemberdavaan dan peran scrta masyaraka:.
perundang-undangan rnerupakan proses pem- atas dasar pcmerirtaan dan keadilan sesuai d..-
bentukan atau proses mernbentuk peraturan-pe- ngan kondisi" potensi dan keragaman daeral:-
I.
raturan negara baik di tingkat pusat maupun di nyal
tingkat daerah; perundang-undangan adalah se- Pasal 58 huruf (d) penyelenggaraan p.-
gala peraturan-peraturan negara. yang merupa- merintahan daerah harus berpedoman pada as:..
kan hasil pembenti.rkan peraturan-pcraturan, keterbLrkaanl:. Kcterbukaan menghenclaki bal.-
baim di iingkat pusat nranpun di tingkat claerahe. wa dalam proses pcmbentukan peraturan pem;t-
dang-undangan yang dimulai dari tahap perei.-
PENIBz{HASAN canaan, pcrsiapan, penpsunan dan pcmbahas:.:
harus bersifat transparan dan terbuka. Densa:
A. Tinjauan Terhadap Partisipasi Publik ciernikian scluruh lapisan rnasyarakat mempr.-
Inti pelaksanaan otonorni daerah adalah nyai kesernpatan untuk memberikan masuka.
terdapatnya keleluasaan pemcrintah claerah (r/ri- daIam proses pembentukan peraturan pcrLll.-
cretioncll; power) untuk menyelenggarakan pe- dang-undarrgar''t. Ur-rtuk tujuan tcrsebuf pen.-
merintahan sendiri atas dasar prakarasa, kr"eatifi- bentukan peraturan daerah dibuat oleh Deu a:
tas, dan peran sefta masyarakat dalam rangka Perwakilan Rakyat Daerah bersarna-santa d:-
mengernbangkan dan memajukan daerahnya. ngan pemerintair daerah, artinya prakarsa pen:
Memberikan otonomi daerah berarti melaksana- bentukan peraturan daerah dapat berasal da:
kan demokrasi di iapisan bawah, serta mendo- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah maupun ber-
rong aktifitas untuk melaksanakan sendiri apa asal dari Pemerintair Daerah. Pcraturan daera:
yang dianggap penting bagi lingkungan sendiri yang baik pcrlu dilaksanakan menurllt as.r:
(sampai ke daerah terkccil dalam sitem peme- pembentukan perundang-undangan. Asas itu dt
rintahan yaitu desa atau nama lainnnya)l('. D.- muat dalarn Pasal 5 Undang-Undang Nomor i_
ngan berkembangnya cicmokrasi dari bawah, Tahtrn 2011 (selanjutnya discbut uU 121201'
maka rakyat tidak saja dapat ntenentukan nasib- tentang Pcrnbcntul<an Pcraturan Perundang-Lrit-
nya sendiri rrelalui keputusan politik rnelainkan dangan yang meliputi asas kcjclasan tujuan, ke-
yang utama adaiah berupaya untuk rnernperbaiki lernbagaan atau organ pernbentukan yang tepa:
nasibnya sendiri.
Seiring dengan dilaksanakannya program Ir
Inthizanr Jamil,, Peran clon Fungsi Kony,il Kamentat.i,;
otonomi daerah, pada umumnya masyarakat Huhrm dan Hok Asosi Munusiu Dclant Pangawtt;-.
mengharapkan adanya pcningkatan kesejahtera- Pet"alttrun Docralt. Jurnal Yustisia. Vol. 2 i. No. l. Ei:.
an dalam betrtuk peningkatan mutu pelayanan Januali-Juli 20i4" Iraciang: Universitas Anclalas, hhr. 9tr
l2Pasal
masyarakat, partisipasi masyarakat yang lebih 58 UU Pemcrintah l)aerali rncrryatakan bah.,,..
penyelenggaraan perlerintahan berpedotnarr pada as.,
umum penyelenggaraan perncrintahan negara yang terir
gara, Disertasi, Jakarta, Pro,eram Pasca Sarjana Fakriltas atas: a) asas kepastian hukr.rn.r; b) asas tertib penr:-
Hukum Universitas lndonesia. hlm. 334. lcnggaraan negara; c) asas kcpentingan Lll.ltulrl; d) as.,
e
Maria Farida Inclrati, 1998. !ltnu Perunclang-IJntlangan keterbukaan; e) asas proporsionalitas: 1-) asas prolesrr-
(Dasar-da,sctt' dan Penthentulrunnya), Yogyakarta, Kani- nalitas; g) asas akuniabilitas; h) asas efisiensi; i) as.,
sus, hlm. 168. e lektivitas; j ) keaclilan.
r0
Lies Ariany . Inrplentcntasi Pent'elengctt ttctn Penterintah rr Yulianr1ri" l.{embenhrli
Undattg-Lindctng Yang Beri:..
Desa Di Kuhupulert Bctrrjar..l,.rrnal Yustisia, Vol. 19, No. lonjulctrr, Jurnal lion,stitu.si, Jurnal Konstitr"rsi, Vol. 2. \
l, Edisi Januari-Juli 2012. Padang: Universitas Andalas 2. Edisi November 2009. .Iakarta: Mahkar.nah Konstitr.,
hlm. 5l . Repubiik Inclonesia, hhn. 12.

230
Fartisipasi Aktif tlan Pasif Publik Dalam pembenrukan peraturan Doetah..,
Laurensius Arliman S.

,.. LL \-'sesuaian antar jenis dan materi muatan, dapat mcmperoleh dukungan suara;
--,aksanakan, kedayagunaan, dan hasil guna ser- 6) Tcrsedianya sumber-sumber informasi
::lanr ., kejelasan rumusan dan keterbukaan. Asas ke- alternatif;
q-'
I !
.;':bukaan mcnghendaki agar dalam proses pem- 7) Tcrselenggaranya pernilihan umum yang
I .- : ::rtukan peraturan perundang-undangan terma- bebas danjujur;
:, -."1. . *i dalanl pcnetapan peraturan daerah mulai da- 8) Adanya lembaga-lernbaga yang menja-
:. rahap perencanaan, persiapan, penyusunan min agar kcbijakan publik tergantung
-rn pen-rbahasan liamslah bersifat transparan pada suara dalarn per:rilihan umum dan
:---,-^.
-'-N.1[. -:- tcrbul(a. Dengan demikian masyarakat pada cara-cara penyampaian pendapat.
: .i -- :entpunyai keser"npatan yang seluas-luasnya Delapan konc'lisi tersebut di atas akan me-
-:tuk berpartisipasi dalan-r proses pembentukan ngimplikasikan pada terbukanya ruang partipasi
:.ratul'an daerah. publik dalam penyelengaraan pemerintahan se-
Jaminan dan scbagai dasar hukum masya- cara luas. Dengan terbukanya ruang partisipasi
l:.--::: -..,at dapat berpartisipasi dalanl proses perxben-
tersebut nlaka pengambilan keputusan yang n7e-
-- :.r:r pcloturan pcrundang-undangan
, l:, - dipertegas nyangkut masyarakat tidak dapat dirnonopoli
: a:,-: - ,:. dalanr BAB XI Pasal 96 tJtJ l2lz0l1 yang oleh pejabat pengarnbil keputusan maupun ang-
:,:: - -;:sr.aratkan partisipasi masyarakat dalam gota lembaga perwakilan, melainkan harus di-
: -:\,-- : lk3 per-ryiapan rancangan unclang-undang buka secara luas dalam iklim keterbukaan. Ke-
:r -j mengatur bagaimana cata masyarakat beradaan lembaga perwakilan tidak akan pernah
-:.:rrerikan masukan. Pasal tcrsebut berbunyi " mampu mendengarkan sernua tuntutan warga
. :',tu'crkol berhttk memberikon nlasukan seca- masyarakat, banyak keputusan-keputusan pen-
;crn tlan/otau tertulis dttlam Pembentukan ting dalarn penyelengaraan pemerintahan yang
.
' -;itu'cltt Perundang-undangan". Berdasarkan harus melibatkan rnasyarakat secara lansung. l6
: -.,i tersebut di atas telah dinyatakan dengan
Warga masyarakat adalah pihak yang
:::s bahwa masyarakat harus dilibatkan dalam mungkin akan dirugikan oleh sebuah kebijakan
- .p tahapan pcmbentukan peraturan perun- tersebut. Terhadap keberatan warga masyarakat,
-.::-undangan, dan itu merupakan hak dari se- pernerintah perlu ntendengarkan kelLrhan dan
,: -apisan masyarakat. harapan warga atas kebijakan yang diambil oleh
Proses partisipasi rakyat dalarn penyeleng- pengllasa. Selain itu pelibatan masyarakat seca-
-:::ln pemelintahan daerah akan sangat diten- ra lansung akan memberikan makna pada kepas-
-,":: oleh kualitas hubungan antara pemerintah tian hukum atas keputusan penguasa agar kepu-
' -. \\'3rg&. Pemerintah
' sebagai lernbaga yang tusan tersebut tidak digugat oleh warga masya-
- .:liiki kekuasaan yang lebih superior harus rakat di kemudian hari. Melalui proses partisipa-
::.,1a11 tulus membuka ruang dan kesempatan si yang tulus maka warga akan menerima kebi-
:;:- \\arga.untuk ikut dalam proses penentuall jakan pengllasa secara tulus pula.
.::takan.ra M. Budairi Idjehar menlmukakan
:r.',\ 3 kesempatari bagi rakyat hanya mllngkin B. Partisipasi Aktif dan Partisipasi pasif
.:'edia kalau lernbaga-lembaga dalam_masya- Publik dalam Pembentukan peraturan
-::.:i rnenj&min adanya 8 kondisi. yaituls :
Daerah
i ) Kebcbasan untuk membentuk dan berga- Undang-Unclang Pembentukan peraturan
bung dalam organisasi; Perundang-undangan dalam Pasal 5 menyebut-
-) Kebcbasan mengungkapakan pendapat; kan bahwa dalarn membentuk peraturan perun-
1
-1 Hak untuk rnemilih dalam pemilihan dang-undangan yang baik meliputi: kejelasan
LlrTlullll tujuan; kelembagaan atau pejabat pernbentuk
+) Hak untuk menduduki jabatan politik; yang tepat; kesesuaian antarujenis, hierarki, dan
5) Hak para pemimpin untuk bcrsaing materi muatan; dapat dilaksanakan; kedayagu-
naan dan kehasilgunaan; kejelasan rLlmLlsan: dan
:: S Tisnanta, 2005, Partispasi Puhlik Sehagui Hak keterbukaan. Dalam penjelasan Undang-Undarrg
si Warga Dalam Penyelengaraan Pemerintah Dae-
, Jakarta, PT. Refika Aditama, hlm 78.
bid. tb
Ibid, hhnic).
Jurna! l.e.r Lihrum, Vol. II, No, l,I)csember 2015, hal. 227 - 2-18

Nomor 12 Tahun 20ll dilelaskan maksud-urak- paralt dan terbuka. Dcngan demikian la-
sud dari asas-asas yang discbritkan daiam Pasal pisan rnasyaral<at mernpunyai kcsempa-
5 tersebut. yakni : tan yang selnas-luasnytr untuk memberi-
a) Asas kcjclasalr tujuan aclalah bahwa se- kan nrasul<an dalarn lrernbcntul<an pera-
tiap pcrrrbcntrikan pcrturan perundang- tu rali pcl'Lrncl an g-Lrnclau gan.
ttttdartgitn irlrri-r: n.'rrilttrrrya i tujuan yang
r Matcri ntrratan peratllran perunclang-unda-
jcitrs yang hcnclak dicaltai. ngan juga ditcntukan cialam ketcntuan pasal 6.
b) Asas kcicnrbagalut atau pcjabat yang tc- mcnycbutkiur bahwa rnatcri nruatan pcraturan
pat arlalair bahwasetiap jenis peratlrrari perundang-undangan harus rlenccrrninkan asas:
pcrundang-r-rnclangan I-rarLrs dibuat oleh a. Asas pengavoman. Makstrdnya adalah
iernbaga negara atar-r ltejabat pernbentuk bahwa setiap materi muatan peraturan
perturrin perundarre-undangan yarrg bcr- perLrndang-undangan han-rs berfungsi
wenang. Pcratnran iterundang-undangan mentbcrilcan pcrlindungan untuk men-
tersebut dapat clibatalkan atau batal dcmi ciptakan ketcntraman masyarakat.
hukutn apabila dibuat olch lcrnbaga ne- b. Asas kemanusiaan. Maksudnya adalah
gara atau pe.jabat vang ticlak berwenang. bahwa sctiap materi lnuatarl peraturan
c) Asas kesesuaian antara jenis, hierarki, perunciar,g-undangau haus menccrmin-
dan materi ntuatan ac{alah baltwa dalam kan perlindungan dan penghonnatan hak
pembcntukan peraturan perundang-unda- asasi t-nannsia serta harkat dan mafiabat
ngan harus benar-benar memperhatikan setiap warga negara dan penduduk Indo-
materi muertan yang tepat sesuai dengan nesia sccara proporsional.
jenis dan hierarki pcraturan perundang- c. Asas kebangsaan. Mal<sudnya adalah
undangan. bahwa setiap rnate'ri ntuatalr peraturan
d) Asas dapat diiaksanakar-r adalah bahwa perundang-undangan harus mencerrnin-
setiap pcmbentukan peraturan pe run- kan sif'at dan watak bangsa Indonesia
dang-undangan harus rncmperhitungkan yang majcmuk dcngan tetalr menjaga
ef-cktivitas pcraturan peruridang-unda- prinsip Ncgara Kesatuan Rcpublik Indo-
ngan tersebut cli cialam masyarakat, bail< nesia.
secata iliosofis. sosiologis, maupun lmri- d. Asa-s kckcluargaan. Maksutlnya aclalah
dis. bahwa sctiap i
ntrrittillt peraturan
lnatr-r
e) Asas l<cdayaglulaaan dan kehasilgunaarr perunclang-undangan harr:s rncncermin-
adalah bahrva sc.tiap peraturan pcrult- kan nrusvawarah untuk rncncapai mufa-
dang-undangan rlibuat karcna rrctnang kat dalant sctiap pcngambilan kcputusan.
bcnar-bcnar dibutuhkan cian bcrrnamlaat c. Asas kcnr"rsantaraan. Maksudnya adalah
dalaln mcngatur kchidLrpan bennasyara- bahr.l,a sctiap lnateri rnuatan peraturan
kat, berbangsa, dan bcrnegara. pcrundang-Lrndangan sonantiasa lrem-
0 Asas kcjclasan rumlrsan adalah bahwa pcrhatikan kcpcntingan sciuruh wilayah
setiap peraturan perr-rndang-undangan Indonesia clau rnateli rnuatan peraturan
hanrs mcmenuhi pcrsyaratan teknik pe- pcrLrnclang-undangan yang dibuat di dae-
nyusunan peraturan perundang-unda- rah menrpakan bagian dari sistcm hu-
rugan, sistematika, pilihan kata atau isti- kum nasionai yang berdasarkan pancasi-
lah, serta bahasa hukum yang jelas dan la dan UUTI iq45.
rnudah ciirr;cngerti schingga tidak nie- f. Asas bhincka tunggal ika. Maksudnl.a
nintbuikarr bcrbagei ntacalx intetprctasi adalah iriihtva rnateri rnuatan peratnran
dalant pelaksanaannya. pcrundang-undangan lrarus tnemperhati-
g) Asas keterbukaan adalali bahr,va dalam kan keragaman pendudnk. agama, suku.
pembentukiur pcraturan perunclang-unda- dan golongan, korrdisi khusus daeral-.
ngan mulai dari llcrcltcanaall, l)cr.lyusu- scrta budaya dalam kehidupan berrna-
nan, pernbahasan. pengesahan atau prene- syarakat. herbangsa, dan berncgara.
tapar-r. dan pcngLrnclangan be-rsifht trans- g Asas kcaililan. Maksudnya adalah setiap

232
?arrisipasi Aktif dan Posif Publik Dalam Pentbentukan Peraturan Daerah ... Laurensius Arliman S,

-.-_..t- materi flluatan peraturan perundang-un- pan masyarakat.le


\,*,1 lq_

s,-:1itI a -
dangan harus mencerminkan keadilan Partisipasi masyarakat dalarn pembentu-
secara proporsional bagi setiap warga kan peraturan daerah di kota dapat dilakukan se-
negara. cara aktif maupun pasif2O. Hal ini diatur dalam
h. Asas kesamaan kedudukan dalarn hukum konstitusi negara kita. Laica Marzuki mengata-
dan pemerintahan. Maksudnya adalah kan Konstitusi merupakan naskah legitimasi pa-
bahwa setiap materi muatan peraturan ham kedaulatan rakyat. Naskah dimaksud meru-
perundang-undangan tidak boleh memu- pakan kontrak sosial yang mengikat setiap war-
at hal yang bersifat membedakan berda- ga dalam membangun paharn kedaulatan rak-
sarkan latar belakang antara lain, agama, yat2r. Partisipasi aktif dalam arti adalah masya-
sukrr, ras, golongan, gender, atau status rakat memiliki inisiatif sendiri untuk berperan
sosial. serta dalam pernbentukan Peraturan Daerah.
1. Asas ketertiban dan kepastian hukum. Partisipasi aktifdapat dilakukan dengan cara an-
Maksudnya adalah bahwa setiap materi tara lain mengikuti debat publik, rapat umum,
muatan peraturan perundang-undangan demonstrasi, atau melalui surat terbuka di media
harus dapat mewujudkan ketertiban da- massa. Partisipasi pasif, berarti inisiatif partisi-
lam masyarakat melalui jaminan kepas- pasi datang dari luar diri masyarakat. Inisiatif
tian hukum. bisa datang dari lembaga legislatif atau ekseku-
Asas keseimbangan, keserasian, dan ke- tif dengan nrengadakan dengar pendapat (hea-
selarasan. Maksudnya adalah bahwa se- ring), dralog publik, kunjungan kerja, mau-
tiap materi muatan peraturan perundang- pun wawancara penelitian dalam rangka pe-
undangan harus mencerminkan keseim- rencanaan atau perancangan peraturan daerah".
bangan, keserasian, dan keselarasn, anta-
ra kepentingan individu, masyarakat dan l. Partisipasi Aktif Publik
kepentingan bangsa dan negara. Partisipasi aktif dalam arti adalah masya-
Peraturan daerahlT sebagai salah safurjenis rakat Kota Payakumbuh memiliki inisiatif sen-
: :. ::urar1 perundang-nndangan rnemiliki kedu- diri untuk berperan serta dalam pembentukan
- -...:i.r konstitusional di dalam Undang-Undang Peraturan Daerah di Kota Payakumbuh. Partisi-
, ..,i Negara Republik Indonesia 1945 yang di- pasi aktif dapat dilakukan dengan cara antara
-
=:,:*k bersama kepala daerah dan DPRD.l8 lain mengikuti debat publik, rapat umum, de-
: .:.srpasi Masyarakat dalarn pembentukan pe- monstrasi, atau melalui surat terbuka di rnedia
-:--::in daerah dapat diartikan sebagai keikutser-
::r r1laS)arakat, baik secara individual maupun
-.-npok, secara aktif dalarn penentuan kebija-
'' Delfirra Gusman, Prcblentatika Dttlaru Pcmbenfirkan
. , publik atau peraturan perundang-undangan. Peratttran Perundang-IIndangan Di Indonesia. Jurnal
:.::gai sebuah konsep yang berkembang dalam Yustisia, Vol. 19, No. l, Edisi .Tanr.rari-Juni 20 12, Padang:
,:--:l politik modem, partisipasi merupakan Universitas Andalas, hlrn. 25.
20
--::g bagi masyarakat untuk melakukan negoi- Marzuki, Eksi.sten"si Tanah Ulayat Nagari cli Sumatera
Barat (Studi Kasus Pcrdtt Tiga Nagari), Jurnal Advokasi,
::. dalam proses perlrmusan kebijakan teruta- Vol. l, No. 1, Edisi 2007, Padang: Sekolah Tinggi Ilmu
-: \ ang berdarnpak lansung terhadap kehidu- Hukum Padang. hlm. 67.
I Laica Marzuki,.lurnal Konstitr.rsi, Vol. 7, No. 4 Jakarta:
Mahkarnah Konstitusi Republik Indonesia, Edis Agustus
2010, hhn.2.
i:sal I ayat 8 Urrdang-Undang Nomor 12 Tahun 20ll 22
Banclingkan dengan Khunti Tridewiyanti yang menya-
:---::rs Pembentukkan Peraturan Pcrurrdang-Undangan takan bahrva partisipasi mcmperhatikan apakah peraturan
:.-: -rvi: Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah perudang-undangan memberikan kesempatan yang setara
::'::-ran Perundang-undangan yang ditrentuk oleh De- untuk ikut berpartisipasi bagi laki-laki cian pcrenrpuan
, :- Perwakil:rn Rakyat Daerah KabupatenlKota dengan dalarn mclaksanakan hak clan kewajibannyu clalam setiap
: : -i e:ir j uan bersama Bupati/Walikota. kebiiakan dau program pembagunan. Klrunti Tridewiyan-
l:.arn Pasal ltl ayat (6) UUD 1945, dinyarakan " Pe- ti, Kesetaraan dan Keadilan Cender di ttidang Politik
-::.:.rahan Daerah berhak menetapkan peraturan daerah (Pentingnya Partispasi dan Keterwakilan Perernpuan di
-r :eraturan-peratulan lain untuk nrclaksanakan otonorni Legislatif) Vol. 9, No.2, Edisi April 2012. Jakarta; Ke-
' ,- :rgas pembantuan, rnenterian Hukum dan Hak Asasi Manusia, hlm. 35
.lrrrnni l.r:t Lihrum, Vol. Il, No. I, I)esember 2015, hal. 227 - 238

massa23. Dalam pembentrlf{kan partisipasi aktif Lurah se-Kota Payakurnbuh;


ini DPRD Kota Payakumbuh mengundang per- 3. Rapat Dcngar Pendapat (Hcaring) Pan-
wakilan-perwakilan clari setiap clcmcn di Kota sus I dengan Pcngurus LKAAM. Perrgu-
Payakumbr"rh, yaitu: Kapolres Kota Payakuun- nrs KAN lt Nagari dan Niniak Marnak
buh. Kepala Kejaksaan Negeri Kota Payakum- Payakumtruh;
buh, Danelirrr 0306/50 Kota Payakunrbuh, Kctua 4. Kurnjugan Kerja Pansus.l Kc Pernko Ba-
Pengaclilan Negeri Kota Payakumlruh. Dan Yon tam clan PerrTko Taniurrg Pirrang;
l3llBraja Sakti, Dan Den Zipur 2 Padang N{e- 5. Kunjr"rngan Kcrja Pansus.l Ke DPRD
ngatas, Ketua Pengadilan Agama Kota Paya- Kota Solok dan Pemko Padang Provinsi
kumbuh, Kepala Kantor Kemerrterian Agama Sumatera Barat.
Kota Payakumbuh, Ketua Kornisi Pernilihan Pansus III DPRD Kota Payakumbuh, da-
Umum (KPU) Kota Payakumbuh, Ketua Panitia lam membuat rancangan pcraturan daerah kota
Pengawas Pernilu (PANWASLU) Kota Paya- Payakumbuh, Pansus.III telah melakukan bebe-
kumbuh, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam rapa kegiatan rapat, antara lain:l('
Minangkabau (LKAAM) Kota Payakumbuh, 1. Audiensi Pansus.III dengan Tim Ahli
Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) se Kota DPRD;
Payakumbuh., Ketua Bundo Kanduang Kota Pa- 2. Rapat Kcrja dengan Tim Penibuat Ran-
yakumbuh, Tokoh dan Fcrnnka Masyarakat se cangan Peraturan Daerah Sungai dan lri-
Kota Payakumbuh. gasi;
3.Rapat Ker,ia dengan Tim Pembuat Ran-
2, Partisipasi Pasif Fuhlik cangan Pcraturan Daerah RPJMD;
Partisipasi pasif dalam ai'ti adalah datang 4. Rapat Kerja dengan Dinas Tata Kota dan
dari luar masyarakat Kota Payakumbuh. Inisiatif Kantor Lingkun gan Hidup;
bisa datang dari lembaga legislatif atau ekseku- 5. Kunjungan Kelja ke Pemerintah I(ota
tif dengan mcngadakan dengar pendapat (hea- Bandun,q dan DPRD Kabr,rpaten Ban-
ring), dialog publik, kunjungan kerja, mau- dung;
pun wawancara penelitian daiam rangka peren- 6. Llearing dengan P3A dan GP3A;
canaan atau perancangan peraturan daerah2a. 7. Rapat Kerja dengan Tim Ahli;
Adapun bentuk parlisipasi Pasil"dari DPRD Kota 8. I{earing derigan Ketua LPM, Pegurus
Payakurnbuh ini antara lain, didalam pembcri- KAN, dan Tokoh Masyarakat;
tukkan Peraturan Daerah di Kota Payakumbuh, 9. Rapat Intcrnal Pansus III (tiga);
anggota DPRD Kota Payakurnhuh, yang meran- 10. Kunjungan Kerja ke Dinas PSDA Pro-
cang peraturan daerah, yaitu Fanitia Khusus pinsi dan Pemerintah Kabupaten Pasa-
pembentukkan Peraturan Daerah rnelakukan man, Provinsi Sumatera Barat;
kunjungan-kunjungan kerja ke treberapa Peme- 11. Konsultasi ke Bappenas RI, Kementrian
rintah Kota di Indonesia. serta melakukan bebe- Lingkungan Hidup dan Dirdjend Cipta
rapa kegiatan rapat bersama. Karya;
Didalam Laporan Pansus I DPRD Kota 12. Rapat Kerja dengan Tim Pcmbuat Ran-
Payakurnbuli, dalam membuat rancangan pera- cangan Peraturan Daerah RPJMD Tahun
turan daerah kota Payakunrbuh. Pansus telah 2012-2411;
melakukan beberapa kegiatan rapat, antara
I
13. Rapat Kerja dengan Tim Pernbuat Ran-
1-)
taln: cangan Peraturan Daerah Sungai dan Iri-
1. Rapat Kerla Pansus. i dengan Tirn Pe- gasi;
nyusun Ranperda Kota Payakumbuh; 14. Rapat Intemal Pansus III (tiga).
2. Rapat Kerja Pansus.l dengan Camat dan Setiap pembuatan Naskah Rancangan Pe-
raturan Daerah yang telah dirapatkan dan bahas.
maka Rancangan Peraturan Daerah akan direvisi
" Gokma Toni Parlinclungan S, Op.r,it, hlm. 184.
'o Ibirt, hlnr. I 85.
2t Laporan Pansus I (satu) DPRD Kota Payakumbuh, Loporan Pansus III (tiga)DPRD Kota Payakumbuh, da-
"'
dalam pernbahasan 4 (erlpat) Buah Rancangan Peraturan larn pernbahasan 3 (Tiga) Buah Rancangan Peraturan
Daerah Kota Payakun.rbuh. Daerah Kota Payakurr.rbuh.

234
Ptrrisipasi Aktif dtn Pusi/'Publik Dakun Pembentttkutt Perataran Daeruh ... Laurensius Arliman S.

.eh Tim Peny.usun Rancangan Peraturan Dae- buh, maka anggal'an dana itu tidak
D;*- ::h bersarna Panitia Khusus Dewan Penvakilan cukup untuk sampai ke kantor De-
?,aky'at Daerah Kota Payakumbuh. sesuai de- wan Perwakilan Rakyat Kota Paya-
:.nal1 ketentuan dan peraturan pcrutldang-unda- kumbuh, sehingga undangan tersebut
:.]an yang berlaku.2T tidak hadir, dan tak bisa didengar as-
- D.-
pirasinya. Maka dalam pembentukan
B, Permasalahan Publik Dalam Berpartisi- Peraturan Daerah, akan terdapat kc-
)?R.D pasi kurangan masukan terhadap kebutu-
- . -.-:.
Menurut pengamatan, penulis menemukan han masyarakat terhadap aturan se-
r3berapa kendala terhadap partisipasi masyara- buah Peraturan Daerah.
- -.t^ :.:t dalam pembentukkan Perda di Kota Paya- 2. Faktor Dari Masyarakat
r::mbuh. Penulis dapat mengelornpokkan per- Faktor dari Masyarakat Kota Payakum-
:.asalahan terhadap kendala-kendala parlispasi buh ini menurut penulis berasal dari luar
:.asvarakat dalam pernbentukkan Peraturan Dewan Perlvakilan Rakyat Daerah Kota
laerah yaitu: Payakumbuh, yaitu berasal dari Masya-
1. Faktor Dalam Pernbentukan Peraturan rakat Kota Payakumbuh itu sendiri, ada-
---
--\: _ Daerah pun yang termasuk terhadap faktor dari
Faktor dalam Pembentukan Peraturan Masyarakat Kota Payakumbuh ini ada-
Daerah ini menurut penulis berasal dari lah:
) -- DPRD Kota Payakumbuh itu sendiri, a. Rapat Dengar Pendapat (Hearing\
adapun yar.rg tennasuk terhadap faktor Dalarn rapat dengar pendapat (hea-
I I __ Peraturan Daerah ini adalah: ring) yang dilakukan Pansus pem-
a. Persoalan Teknik Pembentukan Ran- bentuk peraturan daerah Dewan Per-
-\! .i
cangan Peraturan Dacrah wakilan Rakyat Kota Payakumbuh
3 r:"- Merrurut penulis masalah tektiik pe- dengan pernerintah, lembaga masya-
rancangan ini bertalian dengan per- rakat ataupr"ut dengan masyarakat.
soalan-persoalan teknis dalam pe- Terkadang dalam rapat clengar pen-
r1).usunan Rancangan Peraturan Dae- dapat, masyarakat rnasih kurang pa-
rah, artinya bagaimana seorang atau ham dengan maksud dan tujuan dari
kelompok yang akan mengatur suatu Pansus pembentuk peraturan daerah
objek kchidupan dalam sistematika terscbut. selain itu kehadiran masya-
dan fonrrat aturan hukurn yang baku. rakat setenrpat dalam rapat dcngar
) -<:- Dengan kata lain rnenurnt pcnulis pendapat ini masih terlalu kecil, me-
pcrsoalan teknik pcrallcangan ini ngingat masyarakat lcbih rrlemen-
nrerupakan tennuat pcnuangan ide tingkan pergi berladang, bertani, bcr-
! -_-.*
atau gagasan yang rnemuat dasar fi- jualan ke pasar atau aktivitas masya-
losofls, yuridis dan sosiologis dalarn rakat setempat yang berkaitan de-
suatu fbnnat dan bahasa hukum yang ngan pemenuhan kehidupan ekonomi
baku. mereka.
b. Anggaran Dana Pembentukan Pera- b. Sosialisasi Peraturan Daerah
turan Daerah Sosialisasi Peraturan Daerah sangat-
Dalarn pemberian anggaran dana un- lah penting, dimana Peraturan Dae-
tuk para undangan dalam Pemben- rah yang telah dibentuk akan diper-
tLrkkan Peraturan Daerah terkadang kenalkan kepada masyarakat Kota
-lr tidak cukup, misalkan yang diundang Payakurnbuh. Sehingga ini berman-
adalah tokoh masyarakat di sebuah faat bagi masyarakat dan clapat de-
,-'.-. daerah yang jauh dari kantor Dewan ngan cepat dikcnal dalam memper-
Perwakilan Rakyat Kota Payakum- kenalkan peraturan-peraturan .yan,s
_ :, -
baru di Kota Payakurnbuh.
-aporan Hasil Pembicaraan Tingkat II (dua) Terhadap
-' .rma) Rancangan Peraturan Daerah Kota Payakumbuh.
,f atr:{tl [.ex L.ihrum, l/ol. II, Na. I, Descmher 2015, hal. 227 - 238

Menurut penulis terltadap pembentukan PENUTUP


Partisipasi Masyarakat ctralarn pembentukkan Adapun kesimpulan yang bisa penulis
Peraturan Daerah -juga merupakan wujud penye- sampaikan adalah bentuk partisipasi publik da-
lengaraan pemcrintahan yang baik sesuai dc- lam pembentukan peraturan daerah dikota Paya-
ngan prinsip-prinsip grtrtd'g*v'r:rnon.'e, karena kumbuh adalah. dengan partispasi aktif dan par-
dalam nrenciptakan gooci s()v-€t':1{lttc€ hants ada tisipasi pasit-. Adapun permasalah publik dalam
keterlibatan masyaral<at, akirntabilitas, dan berpartisipasi dalam pembentukan peratulan.
transparansi daiam petnbentukau sebuah ranca- dacrah adalah faktor dalam pembentukan pera-
ngan peraturan terrnasuk raneangan peraturan turan daerah dan faktor dari masyarakat kota Pa-
daerah didalam sebuah penrerintah daerah.ls yakun"rbuh sendiri. Adapun saran yang ingin pe-
Den-ean adan-va jaminan-jairinan partisi- nulis san-ipaikan yaitu agar dalam pembentr"rk-
pasi tnasyarakat dalam pembentukkan peraturan kan sebuah Rancangan Peraturan Dacrah Kota
daerah di kota Payaktun'ouh, maka produk-pro- Payakumbuir harus lebih mengutamakatt parti si-
duk hukurn yakni peraturan daerah kota Paya- pasi publik. Serta dalarn anggaran dana Pem-
kumbuh terbentuk sesuai ctrenga.n keinginan ma- bentukan Peraturan Daerah, Dewan Perwakilan
syarakat walaupun peratura.r daerah yang ter- Rakyat Daerah harus transparan, serta segera
bentuk tersebut tidak memtiaskan setnlla pihak mcrlberikan Sosialisasi kcpada masyarakat kota
yang berkaita dengan perati"rrati daerah yang ter- Payakurnbuh apabila sudah ada Peraturan Dae-
bentuk tersebut. rah yang baru disalikan oleh Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah kota Payakumbuh, sehingga ma-
syarakat mengctahui Peraturan Daerah yang tc-
lah diberlakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Buku
A. Hamid S. Attamimi, 1990, Peranan Keputusan Presiden Indonesia Dalam Penyelenggaraan
Pemerintah Negara, Disertasi, Jakafta, Program Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas
Indonesia.
H.S Tisnanta,2A05, Partispasi Publik Sebagai Hak Asasi Warga Dalam Penyelengaraan Peme-
rintcth Daerah, Jakarta, PT. Refika Aditama,
Maria Farida Indrati, 1998, Ilmu Perundang-Undangan (Dasar-dasar dan Pembentukannya), Yogya-
karta, Kanisus.
Zainuddin AIi, 2009, Metode Penelitian Hukum, Jakarta, Sinar Grafika.

Jurnal
Delfina Gusman, Problematilra Dalam Pembentulcan Peraturan Perundang-Undangan Di Indone-
sia, Jurnal yustisia, Vol" 19, No. 1, Edisi Januari-Juni 2AI2, Padang: Universitas Andalas.
Dian Bakti Sctiawan, Suatu Gngasan Tentang Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah, Jumal
konstitnsi, Vol. 2, No. 2, Edisi November 2009, Jakarta: Mahkamah Konstitusi Republik In-
donesia.
Gokma Toni Situmorang, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan Peraturan Daerah, Jurnal
Advokasi, Vol. 3, No. 1, Edisi 2012, Padang: Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Padang.
Hengki Andora, Pelalcsanaan Kewenangan Pemerintah Nagari Dalam Mengatur Pemanfaatan
Sumber Daya Air,Iwnal konstitusi, Vol. 1, No. 1, Edisi November 2008, Jakarta: Mahka-
28
Karol Teovani Lodan lMenggugat Partispasi Masyarakat Dalam Pelayanan PublikJ Junal Ipteks Terapan, Vol. 7,
No.l, Edisi Maret 2013, Padang: Kopertis Wilayah X, hlm. 115.

236
? ; nisiposi ,lkti/ dan Pasif Publik Dulan Pemhentukan Peraturan Daerslt .,. Laurensius Arliman S.

mah Konstitusi Republik Indonesia.


-:.:hrzam Jamil, Percrn dan Fungsi Kanwil Keme.nlerian Hulrum dan l{ak Asasi Marutsia Dalam Pe-
ngv)ason PeralLtrarr Daerah, Jrirnal Yustisia, Vol.21, No. 1, Edisi Januari-Juli 2014,Pa-
dang: Universitas Andalas.
-.,aro1 Teovani Lodan "Menggugal Partispasi A,Iasyrakat Dalam Pelal,anan Publik" Junal Ipteks
Terapau, Vol. 7, No.1, Edisi Maret2013, Padang: Kopertis Wilayah X.
."rLrnti Tride'uviyantr. Keselttraan clan Keaclilan Gender di Bidang Politik (Pentingnya Partispctsi
dan Ketertrakilun Perempttan di Legislaii/) Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 9, No.2, Edisi
April 20 | 2, Jakarta: Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
-:rca Marzuki, Jurnal I(onstitusi, Vol. 7, No. 4 Jakarta: Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia,
Edis Agustus 2010.
-:.'s Ariany, Intpleruentasi Pen.t:elengaracrn Pentet"itttah Desa Di Kabupaten Banjar, Jurnal Yus-
tisia, Vol. 19, No. l, Edisi Januari-Jul12012. Padang: Universitas Andalas.
'.I:rzuki, Eksistensi Tanolt Ulayat Nagari di Suntatera Barat (Sndi Kasus Pada Tiga Nagari),Jur-
nal Advokasi. Vol. 1, No. 1, Edisi 2007, Padang: Sckolah Tinggi Ilmu Hukurn Padang.

kum I'lasional dan Perubahan Kurikulum Pendiclikan Hukum" Jurnal (Jltintaturn, Yol 2,
Edisi September 2008, Jakarta: Sekolah Tinggi Ihnu Hukurn lblam.
r rliandri, lv[embentuk Undang-Uttdang Yang Berkelanjutan, Jurnal konstitusi, Vol. 2, No. 2, Edisi
Novembcr 2009. Jakarta: Mahkarlah Konstitusi Republik Indonesia.

\askah Internet
-":tarasumbar, "DPRD Kota Payakumbuh Teh.rrkan Delapan Perda" dilihat dalarn: http://www.
antarasumbar.com, diakscs pada tanggal 16 Januari 2014.

Fcraturan Perundang-Undangan
- -dang-Undang Republik Indonesia Nomor l2 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
- :dang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah.

Laporan Pansus
-.:oran Pansus t (satu) DPRD Kota Payakumbuh, dalarn pembahasan 4 (ernpat) Buah Rancangan
Peraturan Dacrah Kota Payakurnbuh.
-::oran Pansus III (tiga)DPRD I(ota Payakurnbuh. dalarn pernbahasan 3 (Tiga) Buah Rancangan
Peraturan Daerah Kota Payakurnbuh.
-iporan Flasil Pembicaraan Tingkat II (dua) Terhadap 5 (lima) Rancangan Peraturan Daerah Kota
Payakumbuh.

Anda mungkin juga menyukai