Anda di halaman 1dari 17

PENGELOMPOKAN STRUKTUR

ORGANISASI DI PARLEMEN

Di susun oleh : Alfira Putri Rengganis

(105641110419)

IP 5 BC

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmatNya penulis dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Study Parlemen.
Adapun pembuatan ini telah Saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan
berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar terselesaikannya makalah ini. Tidak lupa Saya
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna Oleh karena itu dengan kerendahan
hati kami menerima adanya kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun demi perbaikan
dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat.

Makassar, 21 Januari 2022

Alfira Putri Rengganis


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran Fraksi dapat dilihat dari praktek sehari-hari di parlemen, dari agenda di hari pertama
persidangan, sudah dimulai dengan pembentukan Fraksi. Dilanjutkan dengan pembentukan
alat kelengkapan beserta pimpinannya. Dalam kegiatan ini, peran Fraksi juga sangat
penting. Bahkan, peran Fraksi bisa dikatakan sangat dominan sehingga dianggap dapat
menghambat kerja DPR. Konflik antara Koalisi Kebangsaan dan Koalisi Kerakyatan pada
saat pemilihan pimpinan alat kelengkapan pada tahun 2004 telah menjadi bukti konkrit
peran Fraksi tersebut. Dominasi Fraksi terhadap pelaksanaan fungsi DPR, memperlihatkan
bahwa kinerja Fraksi akan sangat mempengaruhi kinerja DPR. Fraksi sebagai kepanjangan
tangan partai politik dapat mewarnai berbagai proses politik yang terjadi di tingkat alat
kelengkapan DPRD dan lobby di luar kelembagaan formal DPRD. Fraksi memegang
peranan penting dalam pelaksanaan tugas dan wewenang DPRD baik secara kelembagaan
maupun terhadap masing-masing individu anggotanya. Fraksi tidak hanya sekedar sebagai
wadah berhimpun para anggota partai politik yang duduk sebagai wakil rakyat di parlemen.
Tetapi lebih dari itu, fraksi juga. Mengingat besarnya peranan fraksi, maka bagi setiap
anggota parlemen akan sukar menentukan sikapnya untuk dapat terlepas dari ketentuan
atau abaaba politik yang disampaikan oleh fraksinya. Perbedaan sikap memang dapat
berkembang dalam konteks yang konstruktif, ketika pilihan yang diambil individu tetap
berada dalam batas toleransi atau garis ketentuan fraksi. Batas toleransi yang ditetapkan
menjadi wilayah yang tidak boleh dilanggar, karena merupakan hal prinsipil dalam
menjaga ruang kebebasan para anggotanya. Konsekuensi dapat dihadapi ketika terjadi
pelanggaran atas batas - batas prinsipil tersebut dan yang terberat adalah berupa pemberian
sanksi pergantian antar waktu (PAW) atas usul partai atau populer dengan istilah recall.
Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar terhadap praktik akuntansi
yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan milik negara/daerah, dan
berbagai organisasi publik lainnya. Dalam pemerintah sendiri, sudah mulai ada perhatian
yang lebih besar terhadap penilaian kelayakan praktik manajemen pemerintahan yang
mencakup perlunya dilakukan perbaikan sistem akuntansi manajemen, sistem akuntansi
keuangan, sistem pengawasan dan pemeriksaan, dan kebijakan yang dilakukan pemerintah.
Dalam rangka menyelaraskan fokus internal dengan kebutuhan eksternal, organisasi
menggunakan pengukuran-pengukuran keuangan sebagai indikator luas kinerjanya.
Informasi keuangan juga sangat penting untuk organisasi nirlaba dan pemerintah. Bagi
keduanya, informasi keuangan menjadi alat untuk mengevaluasi efisiensi organisasi,
seperti biaya untuk menyediakan suatu unit pelayanan. Otoritas pengeluaran dalam
pemerintahan dinyatakan melalui anggaran, dan manajer pemerintah harus dapat
meyakinkan bahwa otoritas pengeluaran tersebut tidak dapat dilanggar sehingga
diperlukan pengawasan dan pertanggungjawaban organisasi yang dapat dinyatakan dalam
akuntansi pertanggungjawaban.

B. Rumusan Masalah
Otonomi anggota DPRD tidak berjalan secara penuh dalam melaksanakan peranannya
sebagai wakil rakyat, karena dipengaruhi oleh keberadaan politik fraksi yang menaungi
dirinya. Fraksi berperan dalam mengarahkan sikap dan pandangan-pandangan yang
disampaikan oleh anggota, terutama pada saat proses pengambilan keputusan di tingkat
alat kelengkapan DPRD. Peluang fraksi untuk memberikan iklim kebebasan bagi setiap
anggota DPRD untuk menyampaikan pertanyaan dan pernyataan politik, biasanya
diletakkan pada konteks politik instrumental kepartaian. Konteks ini adalah sebagai wujud
dari pola perwakilan DPRD yang sangat kental dengan kepentingan partai politik.
Rumusan masalahnya adalah,
1. Bagaimana peranan politik fraksi terhadap pelaksanaan hak-hak anggota DPRD, yaitu
dalam menyampaikan pertanyaan dan hak mengajukan usul dan pendapat?
2. Apakah terdapat perbenturan kepentingan antara ketentuan fraksi sebagai kepanjangan
tangan struktur organisasi partai politik dengan keberadaan perwakilan para
anggotanya dalam menjalankan peranan sebagai wakil rakyat.
3. Upaya apa saja yang dilakukan fraksi dalam mengatasi benturan kepentingan tersebut?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian


Melalui penelitian tentang peranan fraksi terhadap anggota DPRD Kabupaten, diharapkan
dapat diperoleh pengetahuan tentang:
1. Peranan DPRD sesungguhnya dalam mengemban amanat aspirasi rakyat di daerah dan
sebagai bagian dinamika pemerintahan di daerah itu sendiri
2. Peranan fraksi dalam melakukan konsolidasi internal organisasi dan komunikasi yang
dijalankannya terhadap kalangan partai yang menjadi induknya.
3. Peranan fraksi bersifat gabungan terhadap anggota yang berasal dari berbagai macam
partai dan aliran politik.
4. Peranan fraksi dalam melakukan komunikasi dengan kalangan masyarakat di daerah
terhadap berbagai aspirasi yang harus diperjuangkan melalui proses politik di kelengkapan
DPRD, melalui penggunaan hak-hak anggotanya baik dalam mengajukan pertanyaan
maupun menyampaikan usul dan pendapat. Adapun manfaat yang akan diperoleh dari
penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk
mengembangkan Ilmu Hukum Tata Negara, Khususnya mengenai Pelaksanaan hak dalam
menyampaikan pertanyaan dan hak mengajukan usul dan pendapat atau kegiatan legislasi
di daerah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No 32 tahun 2004 yang di perbaharui
dengan UU No. 27 tahun 2009
2. Secara Praktis, diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan sumbangan pemikiran
bagi DPRD Kabupaten Banyumas dalam melaksanakan hak mengajukan pertanyaan dan
menyampaikan usul dan pendapat atau kegiatan legislasi di Kabupaten Banyumas,
sehingga hak mengajukan pertanyaan dan menyampaikan usul dan pendapat tersebut dapat
digunakan sebagaimana yang tertuang didalam peraturan perundang-undangan yang ada
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian, Tujuan, dan Manfaat AkuntansiPertanggungjawaban

2.1.1. Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban

Seorang pimpinan diharapkan mampu memantau seluruh kegiatan operasi perusahaan secara
langsung. Namun, semakin kompleksnya kegiatan suatu perusahaan menyebabkan pimpinan tidak
lagi mampu memantau seluruh kegiatan perusahaan secara langsung. Oleh karena itu, diperlukan
adanya pendelegasian wewenang dan tanggungjawab melalui penerapa akuntansi
pertanggungjawaban. Dengan adanya akuntansi pertanggungjawaban, pimpinan dapat
mengendalikan tanggungjawab tiap unit kerja atau pusat pertanggungjawaban.

Ada beberapa pendapat mengenai definisi akuntansi pertanggungjawaban. Namun sebelum


membahas mengenai definisi akuntansi pertanggungjawaban, berikut adalah pengertian akuntansi:
Wing Wahyu Winarno mengemukakan “Akuntansi adalah proses mencatat dan mengolah data
transaksi dan menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang berhak dan berkepentingan.”4
AICPA(American Institute of Certified Public Accountant) memberikan pengertian akuntansi
yang dikutip pada buku Winwin Yadiati sebagai berikut “Akuntansi adalah seni pencatatan,
pengelompokkan dan pengikhtisaran dengan cara yang berarti, atas semua transaksi dan kejadian
yang bersifat keuangan, serta penafsiran hasil- hasilnya.”

Mulyadi mengemukakan definisi akuntansi sebagai berikut: Akuntansi adalah proses pengolahan
data keuangan untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan untuk memungkinkan
pengambilan keputusan melakukan pertimbangan berdasarkan informasi dalam pengambilan
keputusan.

Dari definisi tersebut diketahui bahwa akuntansi merupakan suatu sistem yang menghasilkan
informasi akuntansi. Informasi akuntansi itu sendiri terbagi atas tiga golongan yaitu informasi
operasi, informasi keuangan, dan informasi akuntansi manajemen. Informasi akuntansi
manajemen inilah yang menghasilkan informasi akuntansi pertanggungjawaban.

2.1.2 Tujuan dan ManfaatAkuntansi Pertanggungjawaban


Tujuan utama dari sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk membantu perusahaan
dapat meraup manfaat dari desentralisasi dan pada waktu yang sama meminimalkan dampak
negatifnya. Untuk tujuan ini sistem akuntansi pertanggungjawaban dirancang untuk memperkuat
dan mendorong adanya keharmonisan dan kesatuan tujuan dalam perusahaan. Adapun tujuan yang
hendak dicapai akuntansi pertanggungjawaban yaitu :

1. Untuk menentukan kontribusi dari setiap pusat pertanggungjawaban yang ada dalam suatu
organisasi.

2. Untuk memperoleh suatu penilaian kualitas kinerja dari setiap manajer pusat
pertanggungjawaban, yang berarti bahwa akan dinilai bagaimana seorang manajer melaksanakan
tugas dan tanggungjawabnya.

3. Untuk memotivasi setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam mencapai sasaran yang
telah ditetapkan perusahaan.

Manfaat utama akuntansi pertanggungjawaban pada dasarnya bekerja untuk menelusuri biaya,
hasil, laba dan investasi dari setiap unit organisasi. Oleh karena itu setiap pimpinan perusahaan
harus mampu mengkoordinasikan masing- masing departemennya dengan sebaik mungkin dalam
usaha memaksimalkan laba perusahaan dengan biaya yang diusahakan serendah mungkin.
Seorang pimpinan pada perusahaan kecil masih sanggup mengambil sendiri tindakan yang
berhubungan dengan operasi didalam perusahaan tersebut. Berbeda dengan perusahaan besar,
pemimpin perusahaan tidak lagi sanggup mengatasi hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
perusahaan baik itu yang menyangkut personalia, produksi, informasi keuangan, hukum,
penelitian dan pengembangan serta lingkungan. Pimpinan maupun manajemen pusat harus
melepaskan wewenang pengambilan keputusan atas kegiatan-kegiatan tersebut sebagian maupun
seluruhnya dan mendelegasikannya kepada tingkatan manajemen di bawahnya.

2.2 Alat Kelengkapan dan Sekretariat

Alat kelengkapan DPRD Kabupaten terdiri atas pimpinan, badan musyawarah, komisi, badan
legislasi, badan anggaran, dan badan kehormatan. Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
tugas DPRD, dibentuk sekretariat DPRD yang personelnya terdiri atas pegawai negeri sipil.
Sekretariat DPRD adalah penyelenggara administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan,
pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan bertugas menyediakan serta
mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan
daerah. Sekretariat DPRD dipimpin seorang sekretaris DPRD yang diangkat oleh kepala daerah
atas usul pimpinan DPRD. Sekretaris DPRD secara teknis operasional berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada
kepala daerah melalui sekretaris daerah. Fungsi sekretariat DPRD adalah sebagai berikut:

• Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD.


• Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD.
• Penyelenggaraan rapat-rapat DPRD.
• Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.

Untuk meningkatkan kinerja lembaga dan membantu pelaksanaan fungsi dan tugas DPRD secara
profesional, dapat diangkat sejumlah pakar/ahli sesuai dengan kebutuhan. Para pakar/ahli tersebut
berada di bawah koordinasi sekretariat DPRD.

Fraksi

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPRD, serta hak dan kewajiban
anggota DPRD, dibentuk fraksi sebagai wadah berhimpun anggota DPRD. Dalam
mengoptimalkan pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenang DPRD, serta hak dan kewajiban
anggota DPRD, fraksi melakukan evaluasi terhadap kinerja anggota fraksinya dan melaporkan
kepada publik. Setiap anggota DPRD harus menjadi anggota salah satu fraksi. Fraksi dapat
dibentuk oleh partai politik yang memenuhi ambang batas perolehan suara dalam penentuan
perolehan kursi DPRD. Fraksi mempunyai sekretariat. Sekretariat Jenderal DPRD menyediakan
sarana, anggaran, dan tenaga ahli guna kelancaran pelaksanaan tugas fraksi.

Pimpinan

Pimpinan DPRD terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang wakil ketua yang berasal dari
partai politik berdasarkan urutan perolehan kursi terbanyak di DPRD. Ketua DPRD ialah anggota
DPRD yang berasal dari partai politik yang memperoleh kursi terbanyak pertama di DPRD. Wakil
Ketua DPRD ialah anggota DPRD yang berasal dari partai politik yang memperoleh kursi
terbanyak kedua, dan ketiga. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang memperoleh
kursi terbanyak sama, ketua dan wakil ketua ditentukan berdasarkan urutan hasil perolehan suara
terbanyak dalam pemilihan umum. Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) partai politik yang
memperoleh suara sama, ketua dan wakil ketua ditentukan berdasarkan persebaran perolehan
suara.

Badan Musyawarah

Badan Musyawarah (disingkat Bamus) dibentuk oleh DPRD dan merupakan alat kelengkapan
DPRD yang bersifat tetap. DPRD menetapkan susunan dan keanggotaan Badan Musyawarah pada
permulaan masa keanggotaan DPRD dan permulaan tahun sidang. Anggota Badan Musyawarah
berjumlah paling banyak 1/10 (satu persepuluh) dari jumlah anggota DPRD berdasarkan
perimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi yang ditetapkan oleh rapat paripurna. Pimpinan
DPRD karena jabatannya juga sebagai pimpinan Badan Musyawarah.

Komisi
Komisi dibentuk oleh DPRD dan merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap. DPRD
menetapkan jumlah komisi pada permulaan masa keanggotaan DPRD dan permulaan tahun
sidang. Jumlah anggota komisi ditetapkan dalam rapat paripurna menurut perimbangan dan
pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPRD dan pada
permulaan tahun sidang.

Pimpinan komisi merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial. Pimpinan
komisi terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan paling banyak 3 (tiga) orang wakil ketua, yang dipilih
dari dan oleh anggota komisi berdasarkan prinsip musyawarah untuk mufakat dan proporsional
dengan memperhatikan keterwakilan perempuan menurut perimbangan jumlah anggota tiap-tiap
fraksi. Pemilihan pimpinan komisi dalam rapat komisi yang dipimpin oleh pimpinan DPRD setelah
penetapan susunan dan keanggotaan komisi.

Badan Legislasi

Badan Legislasi dibentuk oleh DPRD dan merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap.
DPRD menetapkan susunan dan keanggotaan Badan Legislasi pada permulaan masa keanggotaan
DPRD dan permulaan tahun sidang. Jumlah anggota Badan Legislasi ditetapkan dalam rapat
paripurna menurut perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi pada permulaan
masa keanggotaan DPRD dan pada permulaan tahun sidang.

Pimpinan Badan Legislasi merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial.
Pimpinan Badan Legislasi terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan paling banyak 3 (tiga) orang wakil
ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan Legislasi berdasarkan prinsip musyawarah untuk
mufakat dan proporsional dengan memperhatikan keterwakilan perempuan menurut perimbangan
jumlah anggota tiap-tiap fraksi. Pemilihan pimpinan Badan Legislasi dilakukan dalam rapat Badan
Legislasi yang dipimpin oleh pimpinan DPRD setelah penetapan susunan dan keanggotaan Badan
Legislasi.

Badan Anggaran

Badan Anggaran dibentuk oleh DPRD dan merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat tetap.
DPRD menetapkan susunan dan keanggotaan Badan Anggaran menurut perimbangan dan
pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan DPRD dan pada
permulaan tahun sidang. Susunan dan keanggotaan Badan Anggaran terdiri atas anggota dari tiap-
tiap komisi yang dipilih oleh komisi dengan memperhatikan perimbangan jumlah anggota dan
usulan fraksi.

Pimpinan Badan Anggaran merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial.
Pimpinan Badan Anggaran terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan paling banyak 3 (tiga) orang wakil
ketua yang dipilih dari dan oleh anggota Badan Anggaran berdasarkan prinsip musyawarah untuk
mufakat dan proporsional dengan mempertimbangkan keterwakilan perempuan menurut
perimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi. Pemilihan pimpinan Badan Anggaran dilakukan
dalam rapat Badan Anggaran yang dipimpin oleh pimpinan DPRD setelah penetapan susunan dan
keanggotaan Badan Anggaran.

Badan Kehormatan

Badan Kehormatan dibentuk oleh DPRD dan merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat
tetap. DPRD menetapkan susunan dan keanggotaan Badan Kehormatan dengan memperhatikan
perimbangan dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi pada permulaan masa keanggotaan
DPRD dan permulaan tahun sidang.

Pimpinan Badan Kehormatan merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif dan
kolegial. Pimpinan Badan Kehormatan terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang wakil
ketua, yang dipilih dari dan oleh anggota Badan Kehormatan berdasarkan prinsip musyawarah
untuk mufakat dan proporsional dengan memperhatikan keterwakilan perempuan menurut
perimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi. Pemilihan pimpinan Badan Kehormatan dilakukan
dalam rapat Badan Kehormatan yang dipimpin oleh pimpinan DPRD setelah penetapan susunan
dan keanggotaan Badan Kehormatan.

Panitia Khusus

Panitia khusus dibentuk oleh DPRD dan merupakan alat kelengkapan DPRD yang bersifat
sementara. DPRD menetapkan susunan dan keanggotaan panitia khusus berdasarkan perimbangan
dan pemerataan jumlah anggota tiap-tiap fraksi. Jumlah anggota panitia khusus ditetapkan oleh
rapat paripurna paling banyak 30 (tiga puluh) orang.

Pimpinan panitia khusus merupakan satu kesatuan pimpinan yang bersifat kolektif dan kolegial.
Pimpinan panitia khusus terdiri atas 1 (satu) orang ketua dan paling banyak 3 (tiga) orang wakil
ketua yang dipilih dari dan oleh anggota panitia khusus berdasarkan prinsip musyawarah untuk
mufakat dan proporsional dengan memperhatikan jumlah panitia khusus yang ada serta
keterwakilan perempuan menurut perimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi. Pemilihan
pimpinan panitia khusus sebagaimana dilakukan dalam rapat panitia khusus yang dipimpin oleh
pimpinan DPRD setelah penetapan susunan dan keanggotaan panitia khusus.

Panitia khusus bertugas melaksanakan tugas tertentu dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan
oleh rapat paripurna. Panitia khusus bertanggung jawab kepada DPRD. Panitia khusus dibubarkan
oleh DPRD setelah jangka waktu penugasannya berakhir atau karena tugasnya dinyatakan selesai.
Rapat paripurna menetapkan tindak lanjut hasil kerja panitia khusus.
2.3. Laporan Tenaga Ahli Fraksi, Alat kelengkapan dan Anggota

Membuat Laporan tenaga ahli fraksi, laporan tenaga ahli alat kelengkapan dan laporan tenaga ahli
Anggota adalah bagian dari bentuk pertanggung jawaban atas tugas yang telah diberikan pada
seorang yang menjabat sebagai tenaga Ahli.

Hanya saja belum ada format baku dari laporan tersebut. Dan pada kesempatan kali ini kita sama-
sama mengkaji bagaimana laporan tenaga ahli ini dibuat, serta contoh laporannya dan yang paling
penting adalah bagaimana seorang tenaga ahli bisa memberikan dukungan yang optimal baik
kepada anggota DPR/DPRD, alat kelengkapan atau Fraksi.

Dalam menjalankan tugasnya, alat kelengkapan DPR dibantu oleh unit pendukung yang tugasnya
diatur dalam Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Tenaga Ahli dan Staf Administrasi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia (“Peraturan DPR 3/2014”).

Unit pendukung yang dimaksud terdiri atas:

a. tenaga administrasi; dan

b. tenaga ahli.

Jadi staf ahli yang Anda maksud dalam UU 17/2014 dikenal dengan istilah tenaga ahli.

Tenaga Ahli DPR adalah bagian dari sistem pendukung DPR yang direkrut secara khusus oleh
Anggota, pimpinan Alat Kelengkapan Dewan, atau pimpinan Fraksi untuk memberikan dukungan
keahlian atau substansi pada Anggota, Alat Kelengkapan Dewan, atau Fraksi di DPR yang secara
administratif ditetapkan dengan keputusan Sekretaris Jenderal DPR.

Begitupula halnya dengan DPRD, secara administratif ditetapkan dengan keputusan Sekretaris
Dewan

Jadi tenaga ahli di DPR/DPRD itu terdiri dari ahli yang direkrut secara khusus oleh:

1. Anggota DPR,

2. Pimpinan Alat Kelengkapan Dewan, atau


2.5. Tenaga Ahli Alat Kelengkapan – DPR/DPRD

Tenaga Ahli Alat Kelengkapan Dewan bertugas mendukung pelaksanaan fungsi, wewenang, dan
tugas Alat Kelengkapan Dewan yang bersangkutan antara lain:

a. mendampingi rapat Alat Kelengkapan Dewan :

b. menyusun telaah dan analisis berkaitan dengan fungsi DPR di bidang legislasi, anggaran, dan
pengawasan;

c. menyiapkan bahan untuk keperluan Alat Kelengkapan Dewan;

d. membantu menyiapkan simpulan rapat Alat Kelengkapan Dewan;

e. membantu melakukan verifikasi sesuai dengan tugas Alat Kelengkapan Dewan;

f. mendampingi Alat Kelengkapan Dewan dalam melaksanakan kunjungan kerja dan membuat
laporan hasil kunjungan kerja;

g. menghimpun aspirasi masyarakat untuk disampaikan kepada Alat Kelengkapan Dewan;

h. mengikuti perkembangan isu strategis yang dapat mempengaruhi kinerja DPR;

i. memberikan masukan kepada pimpinan Alat Kelengkapan Dewan; dan

j. melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Alat Kelengkapan Dewan secara berkala.

Tenaga Ahli Fraksi DPR/DPRD

Tenaga Ahli pada Fraksi DPR/DPRD bertugas:

a. mendampingi rapat Fraksi;

b. menyusun telaah dan analisis berkaitan dengan fungsi DPR di bidang legislasi, anggaran, dan
pengawasan;

c. menyiapkan bahan untuk keperluan Fraksi;

d. membantu menyiapkan simpulan rapat Fraksi;

e. menghimpun aspirasi masyarakat untuk disampaikan kepada Fraksi;

f. mengikuti perkembangan isu strategis yang dapat mempengaruhi kinerja DPR;


g. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Fraksi;

h. membuat daftar inventarisasi masalah pembahasan rancangan undang-undang;

i. memberikan masukan kepada pimpinan Fraksi;

j. membantu pelaksanaan seminar atau lokakarya (workshop) yang diselenggarakan oleh Fraksi;

k. melaporkan hasil tugasnya secara tertulis kepada Fraksi; dan

l. melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada pimpinan Fraksi secara berkala.

Jadi setiap tenaga ahli berkewajiban membuat laporan yang ditujukan kepada Anggota DPR kalau
dia sebagai tenaga Ahli Anggota DPR, laporan yang ditujukan kepada Pimpinan Alat Kelengkapan
jika sebagai Tenaga Ahli Alat Kelengkapan dan laporan kepada ketua Fraksi jika sebagai Tenaga
Ahli Fraksi

Muatan Laporan Tenaga Ahli

Muatan laporan tenaga ahli tentunya didasrkan kepada tugas yang melekat kepada tenaga ahli
tersebut, seperti yang telah disampaikan.

Dan di artikel ini diambil yang sifatnya umum saja ; Sehingga menurut pendapat kami, paling tidak
laporan tenaga ahli itu meliputi:

Pendahuluan

Kegiatan

Rapat dan Laporan Rapat

Kajian dan Analisa

Permasalahan dan Masukkan

Penutup/Kesimpulan

Dokumentasi

Sekali lagi, karena memang tidak ada format baku dalam penulisan laporan ini maka sangat
memungkinkan untuk dilengkapi sesuai tupoksi dari tenaga ahli.
Pendahuluan dari laporan tenaga ahli bisa di isi dengan

Menjelaskan kembali landasan hukum, tugas dan fungsi Tenaga ahli

Menjelaskan dukungan/suport tenaga ahli pada kegiatan di bulan berjalan, Misal : dukungan TA
dalam evaluasi kinerja, dukungan TA dalam kegiatan Reses atau kundapil, dukungan TA dalam
kajian penyusunan sebah peraturan dan lain-lain

Kegiatan dari laporan tenaga ahli dapat berupa

Laporan dari Rapat rapat Anggota DPR atau Rapat Alat Kelengkapan Atau Rapat Fraksi, dari tema
rapat, daftar hadir, permasalahan yang dibahas hingga kesimpulan dari rapat tersebut. Idealnya
TA harus selalu hadir dalam setiap rapat2 yang memungkinkan dan diperbolehkan untuk hadir.
Bahkan untuk tenaga Ahli Fraksi bisa menjadi inisiator pelaksanaan rapat fraksi.

Kajian dan analisa dari hal-hal yang tengah dibahas. Dalam hal ini TA perrlu memahami siklus
kerja DPR/DPRD misal:Bagaimana siklus Anggaran dibuat baik APBN atau APBD, dimulai dari
Musrembang, penyampaian nota keuangan, dan seterusnya hingga evaluasi serta pembahasan
perubahan APBD/APBN. Atau juga perlu memahami siklus masa reses, lokasi reses dan lainya.

Kajian dan analisa yang berkenaan dengan peraturan baik yang sudah dibuat atau yang masih
dalam pembahasan. Analisa juga dapat berupa permasalahan yang diketemukan serta bagaimana
mencari solusi nya.

Untuk bagian penutup, bisa dituliskan kesimpulan serta rekomendasi-rekomendasi dari hasil
kajian yang dilakukan. Tentunya rekomendasi ini berharap dapat ditindaklanjuti oleh Anggota
DPR, atau alat kelengkapan atau juga Fraksi.

Yang tidak kalah penting dari laporan TA adalah Dokumentasi, jangan sampai lupa untuk
mendokumentasikan kegiatan-kegiatan berupa foto kegiatan, kliping koran, berita online dan
lainya.
PENUTUP

Kesimpulan

Jadi dapat kita simpulkan bahwa pimpinan diharapkan mampu memantau seluruh kegiatan operasi
perusahaan secara langsung. Namun, semakin kompleksnya kegiatan suatu perusahaan
menyebabkan pimpinan tidak lagi mampu memantau seluruh kegiatan perusahaan secara
langsung. Oleh karena itu, diperlukan adanya pendelegasian wewenang dan tanggungjawab
melalui penerapa akuntansi pertanggungjawaban. Dengan adanya akuntansi pertanggungjawaban,
pimpinan dapat mengendalikan tanggungjawab tiap unit kerja atau pusat pertanggungjawaban.
Kemudian Alat kelengkapan DPRD Kabupaten terdiri atas pimpinan, badan musyawarah, komisi,
badan legislasi, badan anggaran, dan badan kehormatan. Untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas DPRD, dibentuk sekretariat DPRD yang personelnya terdiri atas pegawai negeri
sipil. Sekretariat DPRD adalah penyelenggara administrasi kesekretariatan, administrasi
keuangan, pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan bertugas menyediakan serta
mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan kemampuan keuangan
daerah. Sekretariat DPRD dipimpin seorang sekretaris DPRD yang diangkat oleh kepala daerah
atas usul pimpinan DPRD. Sekretaris DPRD secara teknis operasional berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada
kepala daerah melalui sekretaris daerah.serta Membuat Laporan tenaga ahli fraksi, laporan tenaga
ahli alat kelengkapan dan laporan tenaga ahli Anggota adalah bagian dari bentuk pertanggung
jawaban atas tugas yang telah diberikan pada seorang yang menjabat sebagai tenaga Ahli.mungkin
hanya itu yang bisa saya jabarkan jika ada salah kata dan kekurangan dalam makalah saya izin
mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kiranya pembaca serta dosen pengampuh untuk
memberikan maaf kepada saya sekian dan terima kasih.
SUMBER :

GOOGLE CENDEKIA

Kata kunci :Pembahasan tentang fraksi dan alat kelengkapan DPRD

Anda mungkin juga menyukai