Anda di halaman 1dari 52

PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

(PERMENDAGRI NO.19 Tahun 2016 & PERMENDAGRI NO. 47 THN 2021

DR. H. DADANG SUWANDA SE. MM. M.Ak. Ak. CA

Hotel ………. Kuningan, 25 Maret 2022 1


Slide 2

LATAR BELAKANG & TUJUAN PENYEMPURNAAN

CAPAIAN
 Dinamika pengelolaan BMN/D:
 Multi interpretasi terhadap Peraturan yang dapat:
aturan dalam PP 6/2006.  mengakomodir dinamika
pengelolaan BMN/D.
 Kasus-kasus pengelolaan  meminimalisir multitafsir atas
BMN/D pengelolaan BMN/D.
 mempertegas hak, kewajiban,
 Temuan pemeriksaan BPK
tanggung jawab, & kewenangan
Pengguna dan Pengelola.
 harmonisasi dengan peraturan
terkait
LATAR
BELAKANG
PENGELOLAAN BMN/D

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004


tentang Perbendaharaan Negara melalui
Pasal 49 ayat (6) mengamanatkan
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah Pemerintah membentuk Peraturan Pemerintah
diatur dalam Peraturan Pemerintah. Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah, yang menjadi
dasar bagi Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah dalam melaksanakan
pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
DASAR HUKUM PENGELOLAAN BMN / BMD

Pasal 69 AYAT (6)


Ketentuan mengenai Pedoman Teknis dan
Administrasi Pengelolaan Barang Milik • Menkeu menetapkan
Negara /Daerah diatur dengan Peraturan Kebijakan Umum Pengelolaan
Pemerintah UU NO 1 BMN
TAHUN 2004 • Mendagri menetapkan
Pedoman Teknis Pengelolaan
PP NO 6 TH
2006 jo PP
BMD
NO 38 TH
2008

PP NO 28 TH
2020

PP NO 27 TH
2014
• Perubahan PP Nomor 27 • Pengganti PP No. 6
Tahun 2014 Tahun 2006

4
LINGKUP PENGATURAN PENGELOLAAN BMD
PP 6 Th. 2006 PP 27 Th. 2014

a. Perencanaan Kebutuhan dan a. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran.


Penganggaran. b. Pengadaan.
b. Pengadaan.
c. Penggunaan.
c. Penggunaan.
d. Pemanfaatan. d. Pemanfaatan.
e. Pengamanan dan Pemeliharaan. e. Pengamanan dan Pemeliharaan.
f. Penilaian. f. Penilaian.
g. Penghapusan. g. Pemindahtanganan.
h. Pemindahtanganan
i. Penatausahaan. h. Pemusnahan.
j. Pembinaan, Pengawasan dan i. Penghapusan.
pengendalian j. Penatausahaan.
k. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian
5
PP NO 27 TH
2014
UU NO 1 TAHUN 2004
PSL 69 AYAT (6)
Ketentuan mengenai Pedoman Teknis dan
Administrasi Pengelolaan Barang Milik
Negara /Daerah diatur dengan Peraturan
Pemerintah

• Menkeu menetapkan
Kebijakan Umum Pengelolaan BMN
DASAR HUKUM • Mendagri menetapkan
PENGELOLAAN BMN / BMD Pedoman Teknis Pengelolaan BMD

PERMENDAGRI 19
PEDOMAN
TAHUN 2016
PENGELOLAAN BMD
LATAR BELAKANG PERUBAHAN
PP NOMOR 27 TAHUN 2014
• Pengelolaan barang milik negara/daerah yang semakin
berkembang dan kompleks belum didukung dengan pengaturan
yang komprehensif sehingga perlu disesuaikan dengan
perkembangan kebutuhan, agar dalam pelaksanaannya dapat
dikelola secara optimal, efektif, dan efisien

• Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang


Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sudah tidak sesuai
dengan perkembangan kebutuhan pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah, sehingga perlu dilakukan perubahan
Ruang lingkup Peraturan MDN No. 19/2016:

1. Pejabat pengelola barang milik daerah (Bab III);


2. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran (Bab IV);
3. Pengadaan (Bab V);
4. Penggunaan (Bab VI);
5. Pemanfaatan (Bab VII);
6. Pengamanan dan Pemeliharaan (Bab VIII);
7. Penilaian (Bab IX);
8. Pemindahtanganan (Bab X);
9. Pemusnahan (Bab XI);
10. Penghapusan (Bab XII);
11. Penatausahaan (Bab XIII);
12. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian (Bab XIV);
13. Pengelolaan Barang Milik Daerah Pada SKPD Yang Menggunakan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (Bab XV)
14. Barang Milik Daerah Berupa Rumah Negara (Bab XVI); dan
15. Ganti Rugi Dan Sanksi (Bab XVII).
DASAR HUKUM BMD

• UU 1/2004 ttg Perbendaharaan Negara


• PP 58/2005 ttg Pengelolaan Keuangan Daerah
• PP 27/2014 ttg Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
• Permendagri 19/2016 ttg Pedoman Pengelolaan Barang Milik
Daerah;
• Permendagri 47/2021 ttg Tata Cara Pelaksanaan Pembukuan,
Inventarisasl Dan Pelaporan Barang Milik Daerah
SKEMA PROGRAM
PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
Permasalahan Pengeloaan BMD
Pelaks Ktgsn Pengelolaan BMD Program Hasil yang diharapkan

1. Masih terdapatnya barang 1. Pengadministrasian barang milik 1. Program Pelayanan 1. Meningkatnya Pelayanan PBD
milik daerah yang belum daerah yang didukung dengan Administrasi Perkantoran. kepada SKPD dan Masyarakat
terinventarisasi secara benar. Sistem Informasi Manajemen Asset 2. Program Peningkatan
2. Kualitas SDM pengelola Tetap. Sarana dan Prasarana
BMD pada tingkat pengurus Aparatur
2. Penggunaan dan Pemanfaatan 2. Meningkatnya Kualitas LKPD,
barang, penyimpan barang 3. Program Peningkatan
barang milik daerah secara optimal khususnya pada neraca aset, dan
dan petugas akuntansi di Kapasitas Sumberdaya
3. Pelaksanaan monitoring dan Aparatur dicapainya WTP
SKPD, UPTD dan UPTLTD evaluasi penatausahaan, 4. Program Peningkatan
yang masih perlu pembinaan pengelolaan barang Sistem Pengawasan
ditingkatkan. milik daerah, penghapusan, serta Internal dan Pengendalian 3. Meningkatnya kontribusi
3. Kurang memadainya melaksanakan tuntutan ganti rugi. Pelaksanaan Kebijakan terhadap pendapatan asli daerah
informasi potensi Kepala Daerah
optimalisasi asset yang layak 5. Program Peningkatan dan
dipromosikan Pengembangan
4. Sistem informasi manajemen Pengelolaan Keuangan
asset tetap yang masih perlu Daerah
ditingkatkan.
Mengapa BMD perlu dikelola ?

• Kejelasan status kepemilikan BMD


• Inventarisasi kekayaan daerah dan masa pakai BMD
• Optimalisasi penggunaan dan pemanfaatan untuk peningkatan
PAD
• Antisipasi kondisi BMD dalam fungsi pelayanan publik
• Pengamanan barang daerah
• Dasar penyusunan neraca
• Kewajiban untuk melaporkan kondisi dan nilai BMD secara
berkala
• Sebagai pertanggung jawaban pimpinan (pengguna anggaran dan
kuasa pengguna anggaran)

11
PP 28 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas PP 27 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

Ada 36 Perubahan dalam PP 28 tahun


2020 tentang Perubahan Atas PP 27
tahun 2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara / Daerah ada
yang dihapus, penambahan dan
penyisipan pasal-pasal. Seiring
dengan perkembangannya,
pengelolaan Barang Milik Negara
/Daerah menjadi semakin kompleks,
.

Pengaturan mengenai Pengelolaan


Barang Milik Negara/Daerah Perlu dilakukan perubahan.
Seiring dengan perkembangannya, sebagaimana diatur dalam Perubahan terhadap Peraturan
pengelolaan Barang Milik Peraturan Pemerintah Nomor 27 Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
Negara/Daerah menjadi semakin Tahun 2014 tentang Pengelolaan tentang Pengelolaan Barang Milik
kompleks, sehingga perlu dikelola Barang Milik Negara/Daerah Negara/Daerah merupakan
secara optimal, efektif, dan belum sepenuhnya mengakomodir penyempurnaan terhadap
efisien beberapa kebutuhan pengaturan ketentuan dalam Peraturan
dalam pengelolaan Barang Milik Pemerintah tersebut
Negara/Daerah.

13
Penyempurnaan Siklus Pengelolaan BMD

Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016

Ruang lingkup pengelolaan BMD meliputi: Ruang lingkup pengelolaan BMD meliputi:
1. Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran;
1. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran 2. pengadaan;
2. Pengadaan 3. Penggunaan;
3. Penggunaan 4. Pemanfaatan;
5. Pengamanan dan pemeliharaan;
4. Pemanfaatan 6. Penilaian;
5. Pengamanan dan Pemeliharaan 7. Pemindahtanganan;
6. Penilaian 8. Pemusnahan;
9. Penghapusan;
7. Penghapusan 10. Penatausahaan; dan
8. Pemindahtanganan 11. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.
9. Penatausahaan  
10. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian
SKEMA PROGRAM PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

Permasalahan Pengeloaan Pelaksanaan Pengelolaan


Program Pengelolaan BMD Hasil yang diharapkan
BMD BMD

1. Masih terdapatnya barang 1. Pengadministrasian barang 1. Program Pelayanan 1. Meningkatnya Pelayanan


milik daerah yang belum milik daerah yang didukung Administrasi Perkantoran. PBD kepada SKPD dan
terinventarisasi secara benar. dengan Sistem Informasi 2. Program Peningkatan Masyarakat
2. Kualitas SDM pengelola Manajemen aset Tetap. Sarana dan Prasarana 2. Meningkatnya Kualitas
BMD pada tingkat pengurus 2. Penggunaan dan Aparatur
barang, penyimpan barang
LKPD, khususnya pada
Pemanfaatan barang milik 3. Program Peningkatan neraca aset, dan
dan petugas akuntansi di
daerah secara optimal Kapasitas Sumberdaya dicapainya WTP
SKPD, UPTD dan UPTLTD
yang masih perlu
3. Pelaksanaan monitoring Aparatur 3. Meningkatnya kontribusi
dan evaluasi penatausahaan, 4. Program Peningkatan
ditingkatkan. terhadap pendapatan asli
3. Kurang memadainya pembinaan pengelolaan Sistem Pengawasan Internal
daerah
informasi potensi barang milik daerah, dan Pengendalian
optimalisasi aset yang layak penghapusan, serta Pelaksanaan Kebijakan
dipromosikan melaksanakan tuntutan ganti Kepala Daerah
4. Sistem informasi manajemen rugi. 5. Program Peningkatan dan
aset tetap yang masih perlu Pengembangan Pengelolaan
ditingkatkan. Keuangan Daerah

15
Tujuan Perubahan Kebijakan Pengelolaan BMD

“Untuk mewujudkan pengaturan yang


komprehensif yang disesuaikan dengan
perkembangan kebutuhan, sehingga pelaksanaan
pengelolaan BMN/D dapat dilaksanakan secara
optimal, efektif, dan efisien.”
PP 28 tahun 2020 tentang Perubahan Atas PP 27
tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara / Daerah menyempurnakan pengaturan
pada Bab V mengenai Penggunaan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah,
berupa penambahan pengaturan mengenai
"Pengelola Barang" sebagai subjek yang dapat
melaksanakan Penggunaan Sementara Barang Milik
Negara/Daerah
PP 28 tahun 2020 tentang Perubahan Atas PP 27 tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara / Daerah

Mendorong percepatan pembangunan infrastruktur dalam hal


pemanfaatan barang milik negara / daerah yaitu dengan kerja
sama terbatas untuk pembiayaan infrastruktur.
19
20
21
22
23
24
Prinsip-prinsip Pengadaan Barang dan Jasa

25
Struktur Organisasi Pengadaan

26
27
PP 28 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas PP 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara /
Daerah Mendorong Penerimaan Negara Melalui Sektor Pemanfaatan Barang Milik Negara / Daerah,
Diantaranya Dengan:

Jenis sewa yang penyetorannya dapat dilakukan secara bertahap yaitu


1 untuk Barang Milik Negara/Daerah dengan karakteristik / sifat khusus
Jenis Sewa

2 Jangka waktu Pinjam Pakai dapat dilakukan perpanjangan


Jangka waktu
Pinjam Pakai
Penambahan pihak yang dapat ditunjuk langsung sebagai Mitra Kerja
3 Sama Pemanfaatan, yaitu anak perusahaan badan usaha milik negara
yang diperlakukan sama dengan badan usaha milik negara sesuai
Pemanfaatan ketentuan peraturan pemerintah yang mengatur mengenai tata cara
penyertaan dan penatausahaan modal negara pada badan usaha milik
negara dan perseroan terbatas.

BGS & BSG Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna Barang Milik Negara yang
4 dapat dilakukan oleh Pengguna Barang setelah memperoleh
persetujuan Pengelola Barang
ENTITAS DESA

PP 28 tahun 2020 tentang


Untuk bisa menjadi
Perubahan Atas PP 27 tahun pihak Yang dapat
2014 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah melakukan proses
menambah Entitas Tukar Menukar dan
Desa sebagaimana Hibah untuk Barang
diamanatkan dalam UU 6 Milik Negara /
tahun 2014 tentang Desa
Daerah.
PEMINDAH TANGANAN BMN/D

PP 28 tahun 2020 tentang perubahan atas


1. Perencanaan pengadaan barang milik
PP 27 tahun 2014 tentang pengelolaan negara dibahas bersama dengan badan
barang milik negara/daerah melakukan usaha milik negara, badan usaha milik
penyederhanaan proses pemindahtanganan daerah, atau badan hukum lainnya yang
barang milik negara dalam bentuk dimiliki negara calon penerima
penyertaan modal pemerintah pusat yang penyertaan modal pemerintah pusat.
dari awal pengadaannya direncanakan 2. Tidak dilakukan penetapan status
untuk menjadi penyertaan modal penggunaan.
pemerintah pusat menggunakan nilai 3. Usulan penetapan sebagai penyertaan
realisasi anggaran yang telah direviu oleh modal pemerintah pusat dilakukan paling
lama 1 (satu) tahun sejak akhir tahun
aparat pengawasan intern pemerintah,
anggaran pengadaan barang milik negara.
yaitu:
PENGGUNAAN BMN/D

Penyempurnaan pengaturan pada Bab V


mengenai Penggunaan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 27 Tahun 2Ol4 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah,
berupa penambahan pengaturan mengenai
"Pengelola Barang" sebagai subjek yang dapat
melaksanakan Penggunaan Sementara Barang
Milik Negara/Daerah.
PEMANFAATAN BMN/D

Dalam rangka mendukung program percepatan


pembangunan infrastruktur Indonesia, peran
Barang Milik Negara dioptimalkan melalui
penambahan bentuk baru Pemanfaatan Barang
Milik Negara yaitu Kerja Sama Terbatas Untuk
Pembiayaan Infrastruktur.
Selain itu, dalam rangka mendukung program pembangunan nasional
yang berkelanjutan melalui optimalisasi Barang Milik Negara/Daerah
dalam menunjang Penerimaan Negara, terdapat perubahan pengaturan
pada Bab Pemanfaatan, antara lain penambahan pengaturan
mengenai:

33
Jenis sewa yang penyetorannya dapat dilakukan secara
bertahap yaitu untuk barang milik negara/daerah dengan
karakteristik/sifat khusus.

Jangka waktu pinjam pakai dapat dilakukan perpanjangan.

Penambahan pihak yang dapat ditunjuk langsung sebagai mitra kerja sama
pemanfaatan, yaitu anak perusahaan badan usaha milik negara yang
diperlakukan sama dengan badan usaha milik negara sesuai ketentuan
peraturan pemerintah yang mengatur mengenai tata cara penyertaan dan
penatausahaan modal negara pada badan usaha milik negara dan
perseroan terbatas.
Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna Barang Milik Negara
yang dapat dilakukan oleh Pengguna Barang setelah memperoleh
PEMANFAATAN
Slide 36

PEMANFAATAN

 Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik Negara/Daerah yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi
Kementerian/ Lembaga/satuan kerja perangkat daerah dan/atau optimalisasi Barang Milik Negara/Daerah dengan tidak
mengubah status kepemilikan
 Pengembangan manajemen aset negara
 Ruang lingkup pemanfaatan
o pendayagunaan BMN yg tidak digunakan untuk penyelenggaraan tusi K/L
o optimalisasi BMN
 Jangka waktu, besaran dan cara pembayaran sewa untuk infrastruktur (bisa > 5 tahun)
 Diversifikasi KSP  Konstribusi dan pembagian keuntungan dapat berupa aset (maks. 10%)
 Jangka waktu KSP infrastruktur s.d. 50 tahun
 Jangka waktu pinjam pakai (5 tahun)
 Penambahan bentuk Pemanfaatan  KSPI
 Mekanisme tender KSP dan BGS/BSG
 Penyederhanaan birokrasi
 Pelaksana pemanfaatan BMN
o Pengelola untuk BMN pada Pengelola
o Pengguna untuk BMN pada Pengguna
 Jumlah peserta tender sekurangnya 3 peserta
 Mitra KSP penugasan
 Harmonisasi pengaturan
 Lingkup infrastruktur

Slide 36
PERLUASAN LINGKUP PEMANFAATAN BMD DALAM
RANGKA OPTIMALISASI BMD

Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016

• Pemanfaatan adalah • Pemanfaatan adalah


pendayagunaan BMD yang tidak pendayagunaan BMD yang tidak
dipergunakan sesuai dengan digunakan untuk
tugas pokok dan fungsi satuan penyelenggaraan tugas dan
kerja perangkat daerah dalam fungsi Perangkat Daerah
bentuk sewa, pinjam pakai, dan/atau optimalisasi BMD
kerjasama pemanfaatan dan dengan tidak mengubah status
bangun serah guna/bangun kepemilikan
guna serah dengan tidak
mengubah status kepemilikan
Penambahan Bentuk Mekanisme
Pemanfaatan BMD
Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016
Bentuk pemanfaatan BMD Bentuk pemanfaatan BMD
berupa: berupa:
• Sewa
• Sewa
• Pinjam Pakai
• Kerja sama Pemanfaatan • Pinjam Pakai
(KSP), dan • Kerja sama Pemanfaatan
• Bangun Guna Serah atau (KSP)
Bangun Serah Guna
• Bangun Guna Serah atau
Bangun Serah Guna, dan
• Kerja Sama Penyediaan
Insfrastruktur (KSPI)
Penambahan Bentuk Sewa
Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016
• Jangka waktu 5 (lima) • Jangka waktu 5 (lima) tahun dan
tahun dan dapat dapat diperpanjang untuk:
a. Kerjasama infrastruktur (10
diperpanjang
th diperpanjang 1 kl)
• Pembayaran sekaligus b. Karakteristik usaha yg
maupun berkala memerlukan lebih dr 5
(lima) tahun
c. Ditentukan dalam UU
• Penyetoran uang sewa sekaligus
2 hari sebelum tanda tangan
kecuali KSPI secara bertahap
Pinjam Pakai
Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016
• Pinjam pakai BMD • Pinjam Pakai BMD dilaksanakan
dilaksanakan antara antara Pemerintah Pusat dan
pemerintah pusat dengan Pemerintah Daerah atau antar
pemerintah daerah atau antar Pemerintah Daerah dalam
pemerintah daerah rangka penyelenggaraan
• Pinjam pakai dapat diberikan pemerintah.
kepada alat Kelengkapan
DPRD
Jangka Waktu Pinjam Pakai
Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016

Jangka waktu Pinjam Jangka waktu pinjam


Pakai BMD paling pakai BMD paling
lama 2 ( dua) tahun lama 5 (lima) tahun
dan dapat dan dapat
diperpanjang. diperpanjang 1 kali
Jangka Waktu KSP
Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016
• Jangka waktu • Jangka Waktu paling lama 30
paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang
tahun dan dapat • Jangka waktu KSP untuk
diperpanjang penyediaan infrastruktur 50
• KSP dalam rangka (limapuluh) tahun
KSPI tidak diatur • Jenis Infrastruktur sesuai
peraturan perundang-undangan
(Perpres 38/2015)
Perhitungan besaran kontribusi tetap dan
pembagian keuntungan KSP
Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016
Besaran pembayaran • Besaran pembayaran kontribusi
kontribusi tetap dan tetap dan pembagian
pembagian keuntungan keuntungan hasil KSP ditetapkan
hasil KSP ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang
berdasarkan perhitungan dibentuk oleh:
tim yang dibentuk dng • Gubernur dan Bupati/Walikota
Keputusan KDH untuk BMD berupa tanah
dan/atau bangunan
• Pengelola untuk BMD selain
tanah dan/atau bangunan,
Penetapan kontribusi tetap dan pembagian keuntungan KSP
Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016
• Tidak diatur • Sebagian kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan KSP dapat berupa bangunan
beserta fasilitasnya yang dibangun dalam satu
kesatuan perencanaan tetapi tidak termasuk
sebagai objek KSP, dengan ketentuan:
• Besaran nilai bangunan beserta fasilitasnya
sebagai bagian dari kontribusi tetap dan
kontribusi pembagian keuntungan paling
banyak 10% (sepuluh persen) dari total
penerimaan kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan selama masa KSP;
• Bangunan yang dibangun dengan biaya
sebagian kontribusi tetap dan pembagian
keuntungan dari awal pengadaannya
merupakan BMD.
Mitra KSP
Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016
• Mitrakerjasama pemanfaatan • Mitra KSP ditetapkan melalui tender (3 peserta),
ditetapkan melalui tender kecuali untuk BMD yang bersifat khusus dapat
dengan meng-ikutsertakan dilakukan penunjukan langsung.
sekurang-kurangnya lima • Penunjukan langsung mitra KSP atau BMD yang
peserta/ peminat, kecuali untuk bersifat khusus dilakukan Pengguna
BMD yang bersifat khusus dapat Barang/Pengelola Barang terhadap BUMN/D yang
dilakukan penunjukan langsung. memiliki bidang dan/atau wilayah kerja tertentu
• Bersifat khusus : keperluan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
kebun bunatang, pelabuhan Yang termasuk “BMD yang bersifat khusus” antara lain;
laut, pelabuhan udara, • Barang yang mempunyai spesifikasi tertentu sesuai
pengelolaan limbah, pendidikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan sarana olah raga • Barang yang memiliki tingkat kompleksitas khusus
seperti bandar udara, pelabuhan laut, kilang,
instalasi tenaga listrik, dan bendungan/waduk;
• Barang yang dikerjasamakan dalam investasi yang
berdasarkan perjanjian hubungan bilateral antar
Negara; atau
• Barang lain yang ditetapkan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota.
Dukungan Percepatan Penyediaan Infrastruktur

Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016


Tidak diatur • Dalam hal mitra KSP atas
BMD untuk penyediaan
infrastruktur berbentuk
BUMN/D, kontribusi tetap
dan pembagian keuntungan
dapat ditetapkan paling
tinggi sebesar 70% (tujuh
puluh persen) dari hasil
perhitungan tim.
Penegasaan Ketentuan Penjaminan BGS/BSG
Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016
• Mitra BGS/BSG yang telah • Mitra BGS/BSG yang telah ditetapkan,
ditetapkan, selama jangka selama jangka waktu Pengoperasian
waktu pengoperasiaan harus dilarang menjaminkan, menggadaikan
memenuhi kewajiban tidak atau memindahtangankan:
menjaminkan, menggadaikan • Tanah yang menjadi objek BGS atau
atau memindahtangankan objek BSG
BGS/ BSG • Hasil BGS yang digunakan langsung
untuk penyelenggaraan tugas dan
fungsi Pemerintah Daerah; dan/atau
• Hasil BSG.
Penambahan Jenis Pemanfaatan
Dalam Bentuk KSPI
Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016
Tidak diatur • Penambahan jenis pemanfaatan dalam bentuk KSPI.
• Lingkup infrastruktur sesuai peraturan perundang-
undangan (Perpres 38/2015)
• Program Pemerintah Pusat
• BMND dapat dikerjasamakan Pemerintah Daerah
dengan Badan Usaha untuk penyediaan infrastruktur.
• Jangka waktu KSPI paling lama 50 tahun,dan dapat
diperpanjang jika terdapat GFM
• Penerapan clow back
• Penetapan mitra KSPI dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
• Objek hasil KSPI merupakan BMD pada saat diserahkan
kepada Pemerintah Daerah sesuai perjanjian.
Pengaturan Secara Tegas Mengenai Tender KSP dan BGS/BSG
Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016
Tender dilakukan dengan tata cara:
• Tender sekurang-
kurangnya peserta 5 (lima) • Rencana tender diumumkan di media massa nasional;
• Apabila diumumkan 2 kali • Tender dapat dilanjutkan pelaksanaannya sepanjang
berturut-turut peminat terdapat paling sedikit 3 (tiga) peserta calon mitra
kurang dilakukan yang memasukan penawaran;
penunjukkan langsung • Dalam hal calon mitra yang memasukkan penawaran
kurang dari 3 (tiga) peserta dilakukan pengumuman
ulang di media massa nasional; dan
• Dalam hal setelah pengumuman ulang;
• Terdapat paling sedikit 3 peserta calon mitra, proses
dilanjutkan dengan mekanisme tender;
• Terdapat 2 (dua) peserta calon mitra, tender
dinyatakan gagal dan proses selanjutnya dilakukan
dengan mekanisme seleksi langsung; atau
• Terdapat 1 (satu) peserta calon mitra, tender
dinyatakan gagal dan proses selanjutnya dilakukan
dengan mekanisme penunjukan langsung
PEMBINAAN, PENGAWASAN
DAN PENGENDALIAN
Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian

Permendagri 17/2007 Permendagri 19/2016


• Pengguna Barang melakukan • Pengguna Barang melalui pemantauan dan penertiban
pemantauan dan penertiban • Pengelola Barang melalui pemantauan dan investigasi
• Pengelola Barang melakukan • Pemantauan, Pengawasan dan Pengendalian akan diatur
pemantauan dan investigasi lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.
PENGAWASAN SEBAGAI BINGKAI PEMBERDAYAAN
DAERAH

Langkah akhir untuk memperkuat Otonomi Daerah adalah


adanya mekanisme pembinaan, pengawasan, pemberdayaan,
serta sanksi yang jelas dan tegas. Adanya pembinaan dan
pengawasan serta sanksi yang tegas dan jelas tersebut
memerlukan adanya kejelasan tugas pembinaan, pengawasan
dari Kementerian yang melakukan pembinaan dan pengawasan
umum serta kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian
yang melaksanakan pembinaan teknis. Sinergi antara
pembinaan dan pengawasan umum dengan pembinaan dan
pengawasan teknis akan memberdayakan Daerah dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Source : Lampiran UU Nomor 23 Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai