Anda di halaman 1dari 42

EVALUASI PENYELENGGARAAN SPIP

PADA PEMDA
DI WILAYAH PROVINSI JATENG

Disampaikan pada:
LARWASDA
PROVINSI JAWA TENGAH
TAHUN 2017
Surakarta, 12 Oktober 2017
Oleh : Samono, Ak.,CA,CFrA,QIA
Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah .
1
DASAR HUKUM
• Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah;
• Peraturan Presiden Nomor 192 tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan;
• Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem
Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern
dalam Rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat;
• Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019.
AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL : Perpres
Menghadirkan negara untuk melindungi segenap bangsa dan 192/2014
1 memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara Pasal 2:
Pengawasan keuangan negara/daerah
dan pembangunan nasional
Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
2 demokratis dan terpercaya
Pasal 3, fungsi BPKP
Bidang Ekonomi dan Maritim:
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah2
3 dan desa dalam kerangka NKRI
• Pasal 10, 11, 12 (Deputi perknm dan
kemaritiman)
• Pasal 18,19,20 (Deputi PPKD)
• Pasal 22,23,24 (Deputi
Memperkuat Kehadiran Negara Dalam Melakukan Reformasi
NAWACITA 4 Sistem Dan Penegakan Hukum Yang Bebas Korupsi, AN-BUMN/D/BUL terkait)
• Pasal 26,27,28 (Deputi Invest-terkait
Bermartabat Dan Terpercaya
TPK)
• Pasal 6,7,8 (Kesesmaan-fungsi
Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Dan Masyarakat Indonesia pendukung Utama)
5 Inpres 9/2014
- Diktum
Tertuang dalam Perpres 3&5
Bidang Polhukam, PM dan Budaya:
No 2/2015 ttg RPJMN Meningkatkan Produktivitas Rakyat Dan Daya Saing Di Pasar • Pasal 14, 15, 16 (Deputi Polhukam,
2015-2019 Internasional
6 PM & Bdy)
• Pasal 18,19,20 (Deputi PPKD)
• Pasal 22,23,24 (Deputi
Mewujudkan kemandiran ekonomi dengan menggerakkan sektor- AN)-BUMN/D/BUL terkait

7 sektor strategis ekonomi domestik. • Pasal 26,27,28 (Deputi Invest-terkait


TPK)
• Pasal 6,7,8 (Kesesmaan-fungsi
Melakukan revolusi karakter bangsa pendukung Utama)
8

Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial


9 indonesia
3
INPRES NO 9 TAHUN 2014 TENTANG PENINGKATAN KUALITAS SPI DAN KEANDALAN PENYELENGGARAAN FUNGSI PENGAWASAN INTERN DALAM RANGKA
MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Instruksi kepada: Para Menteri Kabinet Kerja, Sekkab, Kapolri, Jagung, Panglima TNI, Ka LPNK,
Pimpinan Set Lem Neg, Para Gubernur, Para Bupati/Walikota

PERTAMA: Mempercepat efektivitas penerapan sistem pengendalian intern pemerintah dalam pengelolaan
keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional sesuai lingkup tugas dan fungsi masing-masing

KEDUA: Mengintensifkan peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah di lingkungan masing-masing


dalam rangka meningkatkan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional serta
meningkatkan upaya pencegahan korupsi

KETIGA: Menugaskan Ka BPKP untuk melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan


penerimaan negara/daerah serta efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran negara/daerah, meliputi:
Audit dan evaluasi terhadap pengelolaan penerimaan pajak, bea dan cukai; pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Instansi Pemerintah, Badan
Hukum lain, dan Wajib Bayar; pengelolaan Pendapatan Asli Daerah; pemanfaatan aset negara/daerah; program/kegiatan strategis di bidang kemaritiman,
ketahanan energi, ketahanan pangan, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan; pembiayaan pembangunan nasional/daerah; evaluasi terhadap penerapan
sistem pengendalian intern dan sistem pengendalian kecurangan yang dapat mencegah, mendeteksi, dan menangkal korupsi; audit investigatif terhadap
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah untuk memberikan dampak pencegahan yang efektif; audit dalam rangka
penghitungan kerugian keuangan negara/daerah dan pemberian keterangan ahli sesuai dengan peraturan perundangan.

KEEMPAT: Bersinergi, berkoordinasi, dan memberikan akses kepada Kepala BPKP


untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada diktum KETIGA.
4
PERMASALAHAN AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Permasalahan
Upaya-Upaya

Akuntabilitas 1. Penganggaran tdk sesuai ketentuan


Keuangan 2. Penyerapan Anggaran Rendah
3. Msh ada catatan dlm Opini
4. Pajak/PNBP terlambat/tdk disetor/dipakai
5. Pengelolaan aktiva tetap belum memadai Penguatan SPIP:
6. Pengadaan Barang/Jasa belum sesuai • Komitmen
Akunta-bilitas ketentuan • Manajemen Aset Tertib
Keuangan 7. Pengeluaran fiktif, dll • Identifikasi Risiko PBJ
Negara • Peningkatan SDM
Keuangan dan PBJ
Permasalahan

Akuntabilitas 1. RPJMN Blm Menjadi Dasar Penyusunan


Kinerja Renstra, RKT & Tapkin
2. Indikator Kinerja belum Terukur;
3. Pedoman Evaluasi belum Dibuat, dll Public Trust
Meningkat

5
UNSUR SPIP
Penegakan Integritas dan Etika
Komitmen terhadap Kompetensi
Ps. 4
Kepemimpinan yang Kondusif
Struktur Organisasi yang Sesuai Kebutuhan
Lingkungan Pengendalian Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
Peran APIP yang Efektif
Ps. 13 Hubungan Kerja yang Baik

Identifikasi Risiko
Penilaian Risiko
Analisis Risiko

Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah


Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi
Ps. 18
SPIP Pengendalian Fisik atas Aset
Penetapan & Reviu Indikator & Ukuran Kinerja
Kegiatan Pengendalian Pemisahan Fungsi
Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting
Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu
Pembatasan Akses atas Sumber Daya
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya
Ps. 41
Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern

Informasi & Komunikasi Sarana Komunikasi


Manajemen Sistem Informasi

Pemantauan Pemantauan Berkelanjutan


Pengendalian Evaluasi Terpisah
Intern Ps. 43 Tindak Lanjut
SPIP yang Efektif pada Seluruh Tahapan Proses Manajemen/
Pengelolaan Keuangan Negara/Daerah

Peru-musan
Kebijakan
Moni-
toring Perenca-
dan naan
Evaluasi AKUNTABILITAS WILAYAH TERTIB
KEUANGAN ADMINISTRASI WTA

PENGELOLAAN GOOD GOVERNANCE


WAJAR TANPA & CLEAN
Pelapo- KEUANGAN NEGARA Pengang- PENGECUALIAN
WTP
GOVERNMENT
ran garan

AKUNTABILITAS WILAYAH
KINERJA BEBAS WBK
Pelaksa- KORUPSI
Panata-
naan
usahaan
Anggaran

Peran APIP yang Optimal (Consulting & Assurance)


7
Proses SPIP

Monitoring dan Analisis


Evaluasi Hasil Tujuan
Revisi

Perumusan
Pengomunikasian Lingkungan
Revisi Pengendalian Pengendalian yang
Diharapkan

Revisi atas Analisa


Kebijakan dan Risiko
Prosedur
Evaluasi
Pengendalian
Terpasang

Rencana Tindak
Pengendalian Intern

8
SISTEM PENGENDALIAN INTERN SBG CULTURE

SPI Budaya
Membentuk Menjaring SDM
SEBAGAI built in control yang capable dan pengendalian
atau berintegritas intern melalui
CULTURE pengawasan by awareness
system terhadap risiko
(1) (2)

MEMBUDAYAKAN SPI

Kondisi tersebut Meningkatkan Pembinaan


dipertahankan kualitas proses penyelenggara-an
SPI bekerja
sehingga tercipta pengawasan SPI
secara otomatis
“Internal control (3) (4)
culture”, sehingga melakukan
SPI menjadi fungsi
bagian dari pengawasan
budaya

9
TARGET : OPINI WTP, APIP DAN SPIP
Buku II, Bab 7 Bidang Aparatur Negara, angka 7.2.2 , sub bidang aparatur, indikator kinerja untuk mengukur capaian pembangunan bidang
aparatur negara dalam RPJMN 2015-2019 untuk sasaran 1: Birokrasi yang bersih dan akuntabel.

Sumber: Tabel 7.2 Indikator Kinerja RPJMN 2015-2019 Bidang Aparatur Negara).
10
PENINGKATAN MATURITAS SPIP
PADA PEMERINTAH DAERAH
KONDISI LEVEL MATURITAS SPIP
PER 30 SEPTEMBER 2017
Uraian Pemda
Populasi 36
Dinilai 36
Hasil Penilaian
0 = Belum ada 0
1 = Rintisan 20
2 = Berkembang 11
3= Terdefinisi 5
4 = Terkelola dan Terukur -
5 = Optium -
KONDISI LEVEL KAPABILITAS APIP
PER 5 DESEMBER 2016

Uraian Pemda
Populasi 30 *)
Dinilai 30
Hasil Penilaian
1 = Initial 17

2 = Infrastructure 11

3= Integrated 2
4 = Managed -
5 = Optimizing -
*) 6 pemda di nilai oleh BPKP DIY
CAPAIAN PENILAIAN MATURITAS LEVEL SPIP PADA PEMDA SE
PROVINSI JAWA TENGAH SD 30 SEPTEMBER 2017

No PEMDA Maturitas Level SPIP Skor Maturitas SPIP

   L1 L2 L3 30/09/2017
1 Provinsi Jawa Tengah     1 3,023
2 Kota Semarang   1   2,838
3 Kota Surakarta     1 3,125
4 Kab. Kudus     1 3,095
5 Kab. Jepara   1   2,177
6 Kabupaten Karanganyar     1 3,021
7 Kabupaten Boyolali     1 3,202
8 Kabupaten Blora   1   2,873
9 Kota Pekalongan   1   2,178
10 Kabupaten Pekalongan   1   2,027
11 Kabupaten Batang 1     1,796
12 Kabupaten Tegal 1     1,516
13 Kota Tegal 1     1,651
14 Kabupaten Brebes 1     1,551
15 Kabupaten Pemalang 1     1,518
CAPAIAN PENILAIAN MATURITAS LEVEL SPIP PADA PEMDA SE
PROVINSI JAWA TENGAH SD 30 SEPTEMBER 2017
No PEMDA Maturitas Level SPIP Skor Maturitas SPIP
   L1 L2 L3 30/09/2017
16 Kota Salatiga   1  2,343
17 Kabupaten Semarang 1    1,832
18 Kabupaten Kendal   1  2,314
19 Kabupaten Demak 1    1,614
20 Kabupaten Rembang 1    1,475
21 Kabupaten Grobogan 1  2,044
22 Kabupaten Pati   1  2,535
23 Kabupaten Temanggung   1  2,280
24 Kabupaten Wonosobo 1    1,364
25 Kabupaten Banyumas   1  2,009
26 Kabupaten Purbalingga 1    1,898
27 Kabupaten Banjarnegara 1    1,926
28 Kabupaten Sragen 1    1,518
29 Kabupaten Sukoharjo 1    1,515
30 Kabupaten Wonogiri 1    1,950
CAPAIAN PENILAIAN MATURITAS LEVEL SPIP PADA PEMDA SE
PROVINSI JAWA TENGAH SD 30 SEPTEMBER 2017
No PEMDA Maturitas Level SPIP Skor Maturitas SPIP

   L1 L2 L3 30/09/2017

31 Kota Purworejo  1   1,39

32 Kabupaten Kebumen 1     1,92

33 Kota Magelang  1   1,16

34 Kabupaten Magelang 1     1,88

35 Kabupaten Cilacap 1     1.32

36 Kabupaten Kalaten 1   1,12


KARAKTERISTIK LEVEL MATURITAS SPIP
Menerapkan pengendalian intern yang berkelanjutan, terintegrasi dalam Level 5
pelaksanaan kegiatan. Pemantauan otomatis menggunakan aplikasi komputer Optimum

Ada praktik pengendalian internal yang efektif. Evaluasi formal dan Level 4
terdokumentasi. Terkelola & Terukur

Ada praktik pengendalian intern yg terdokumentasi dengan baik. Evaluasi Level 3


atas pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai. Terdefinisi

Ada praktik pengendalian intern tapi tidak terdokumentasi dengan Level 2 Target 2019
baik. Pelaksanaan tergantung pada individu dan belum melibatkan
semua unit organisasi. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi Berkembang

Ada praktik pengendalian intern – ada kebijakan dan prosedur


Level 1
tertulis, namun masih bersifat ad-hoc dan tidak terorganisasi
Rintisan
dengan baik. Tanpa komunikasi dan pemantauan

Belum memiliki kebijakan dan prosedur Level 0


Belum Ada
Analisis Capaian Maturitas SPIP pada 36 Pemda
A. Lingkungan Pengendalian

≥3 2 1 0
0.00%
2.78% 0.00%
13.89% 8.33% 13.89% 11.11% 13.89%
19.44%
30.56% 0.00%
5.56% 11.11% 5.56%
8.33%
52.78% 25.00% 13.89%
2.78%
27.78%
16.67%

33.33%
88.89%
11.11% 80.56%
72.22%
11.11% 61.11%
50.00% 50.00%

33.33%
25.00%
Analisis Capaian Maturitas SPIP pada 36 Pemda
B. Penilaian Resiko

≥3 2 1 0

52.78% 55.56%

5.56%
5.56%
8.33%
13.89%

33.33%
25.00%

Identifikasi Risiko Analisis Risiko


Analisis Capaian Maturitas SPIP pada 36 Pemda
C. Kegiatan Pengendalian

≥3 2 1 0
0.00% 2.78% 0.00%
2.78% 0.00%
2.78% 2.78% 0.00% 0.00% 0.00%
8.33% 5.56%
5.56% 5.56%
22.22% 2.78% 22.22%
30.56% 11.11% 25.00% 11.11%
13.89% 36.11%

5.56%

16.67% 16.67%
97.22% 100.00%
94.44%
8.33%
77.78% 80.56% 80.56% 77.78%
72.22% 75.00%

47.22%
38.89%

r t r i
rja M fo se to ng
s
tin
g
ak
tu a n
ay
a
tin
g
ne SD In A ka n Ctt D n
Ki n tm sik di Fu Pe W r pe
viu na
a
Ss Fi In n n pa
t
da
n be i
bi v ha ia m ks
Re an i an Re isa ad Te ay
a Su ns
a
Pe
m la dl n m Ke
j n D n a
e lo en da Pe da r da I,t
r
ng ng an an ra
t be an SP
Pe Pe tp s id ku um at s
an Pe
n
ak A S at a ta
li ns ng as en
c
ik
da a ya at P ba
en Tr an
s s
as
i se ta g
ng is t at Ak ili an
Pe or ca an a b
s iy
t n as nt ta
O Pe t ku en
ba A m
Pe
m ku
Do
Analisis Capaian Maturitas SPIP pada 36 Pemda
D. Informasi dan Komunikasi

≥3 2 1 0
11.11%

33.33%
22.22%

13.89%
25.00%

19.44%

41.67%
33.33%

Informasi yang Relevan Penyelenggaraan Komunikasi yang Efektif


Analisis Capaian Maturitas SPIP pada 36 Pemda
E. Pemantauan

≥3 2 1 0
11.11%

33.33%
22.22%

13.89%
25.00%

19.44%

41.67%
33.33%

Pemantauan Berkelanjutan Evaluasi Terpisah


STRATEGI PENINGKATAN MATURITAS SPIP

(+) Pengkomunikasian Kebijakan dan (+) Evaluasi formal , berkala dan


Prosedur terdokumentasi

•Ada praktik pengendalian LEVEL 3 - Terdefinisi


LEVEL 1 -Rintisan
intern,. •Ada praktik LEVEL 5 - Optimum

• Tidak terdokumentasi pengendalian


• Ada praktik •Ada praktik internal yang
•Belum memiliki pengendalian intern dengan baik pengendalian intern •Menerapkan
kebijakan dan – ada kebijakan dan •Pelaksanaan tergantung efektif, pengendalian intern
•Terdokumentasi •Evaluasi formal,
prosedur prosedur tertulis pada individu dan belum yang berkelanjutan,
• Namun masih melibatkan semua unit dengan baik. berkala dan
•Evaluasi atas terintegrasi dalam
bersifat ad-hoc dan organisasi. terdokumentasi.
tidak terorganisasi pengendalian intern pelaksanaan kegiatan
• Efektivitas pengendalian
dengan baik, belum dievaluasi dilakukan tanpa •Pemantauan otomatis
• Tanpa komunikasi dokumentasi yang menggunakan aplikasi
LEVEL 0 – Belum ada dan pemantauan
memadai. komputer

LEVEL 4 – Terkelola dan


LEVEL 2 - Berkembang Terukur

(+) Kebijakan dan (+) Implementasi kebijakan (+ )Pemantauan/ pengembangan


Prosedur Tertulis dan prosedur (+) dokumentasi berkelanjutan

(+) Vertikal: Unsur-unsur terpenuhi


23
(+) Horisontal: Jml unit kerja ber-SPIP bertambah
GRAND DESIGN PENINGKATAN
MATURITAS SPIP
Penyiapan Perangkat
Menyusun Grand Design Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan SPIP
Kebijakan

Kesadaran dan komitmen • Membentuk tim kerja


instansi pemerintah • Mengalokasikan sumber daya yang diperlukan

• Mengacu kepada Pedoman Penilaian dan Peningkatan Maturitas SPIP


Self Assessment • Self Assessment oleh K/L/P
• Mengetahui Area of Improvement

• Mengetahui kecukupan penyelenggaraan SPIP (dari level maturitas)


Quality Assurance • Gambaran umum permasalahan dan hambatan
oleh BPKP • Meyakinkan pemenuhan bukti dan membantu tindakan perbaikan

• Rencana tindak perbaikan terhadap Area of Improvement


• Berkesinambungan dan ada Komitmen yang kuat
Self Improvement
• Pemantauan oleh Pimpinan K/L/P
• Peran BPKP: penyediaan panduan, konsultansi, asistensi, help desk
Pengembangan Pengembangan SPIP berkelanjutan
Berkelanjutan Pemantauan dan evaluasi secara berkala oleh Pimpinan K/L/P
CAPAIAN KAPABILITAS APIP
S.D. TRIWULAN 1 2016
KEBUTUHAN PENINGKATKAN LEVEL KAPABILITAS APIP

1 2
Untuk Pemerintahan Berkelas Tujuan RB pada Area Pengawasan:
mempercepat tercapainya tata kelola Dunia (World Class) Terwujudnya pemerintahan
pemerintahan yang baik Visi RB (Perpres 81 Tahun 2010) yg bersih, bebas dari KKN

First & Second


Semua Instansi Pemerintah berbenah diri APIP melakukan Peran yang Efektif (Psl 11, 59 Third
Lines of Defense melakukan RB & SPIP PP 60 Th 2008) Line of Defense

Mengintensifkan peran APIP untuk meningkatkan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
negara/daerah dan pembangunan nasional serta meningkatkan upaya pencegahan korupsi (Inpres 9 Tahun 2014)

APIP perlu meningkatkan kualitas hasil audit intern dan meningkatkan kapabilitas
organisasinya

Kondisi APIP Saat Ini Grand Design Peningkatan Kapabilitas APIP Kondisi Yang diharapkan
516 APIP dari 628 RPJMN 2015-2019
TINGKATAN LEVEL APIP
(IA-CM)

APIP menjadi agen perubahan LEVEL 5


Optimizing
Kapabilitas APIP di level 3, Outcome:
sd 31 Desember 2015: APIP mampu memberikan assurance secara keseluruhan atas tata
kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern
LEVEL 4 reasonable assurance atas ketaatan, 3E dan
380 APIP (60,51%) di level 1,
Managed
APIP mampu menilai efisiensi, efektivitas,
ekonomis suatu kegiatan dan mampu memberikan LEVEL 3 advisory services untuk perbaikan GRC
133 APIP (21.18%) di level 2 konsultasi pada tata kelola, manajemen risiko dan
pengendalian intern
Integrated

APIP mampu menjamin proses

dan 3 APIP (0,48%) di level 3


LEVEL 2
sesuai peraturan,mampu mendeteksi
terjadinya korupsi Infrastructure

APIP belum dpt memberikan


jaminan atas proses tata kelola LEVEL 1
sesuai peraturan dan Initial
mendeteksi korupsi
TINGKATAN OUTCOME LEVEL APIP
LEVEL 5
APIP menjadi agen perubahan Optimizing

APIP mampu memberikan assurance secara keseluruhan LEVEL 4


atas tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Managed

APIP mampu menilai efisiensi, efektivitas, ekonomis suatu


LEVEL 3
kegiatan dan mampu memberikan konsultasi pada tata
kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Integrated

APIP mampu memberikan keyakinan yang


memadai proses sesuai dengan LEVEL 2
Infrastructure APIP yang
peraturan,mampu mendeteksi terjadinya
efektif (Ps. 11
korupsi
PP 60)
APIP belum dapat
memberikan jaminan atas LEVEL 1
proses tata kelola sesuai Initial
peraturan dan mencegah
korupsi
STRATEGI PENINGKATAN KAPABILITAS APIP

1 Penyediaan Grand Design Peningkatan Kapabilitas APIP

2 Peningkatan kesadaran untuk memiliki tingkat kapabilitas berkelas dunia

Penilaian secara mandiri (self assessment) oleh APIP kapabilitas APIP sesuai
3 kriteria internasional (IACM)

4 Proses penjaminan kualitas (quality assurance) oleh BPKP

5 Peningkatan secara mandiri (self improvement) kapabilitas APIP oleh APIP

6 Peningkatan kompetensi SDM APIP melalui e-Learning oleh BPKP


Capaian Level Kapabilitas APIP s.d 30/9/17
Capaian Level per Elemen
Target Level Capaian Level
No APIP K/L/P
1 2 3 4 5 6
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
A Provinsi                
  Provinsi Jawa Tengah 3 3 (DC) 2 3 2 3 3 2
B Kabupaten                
1 Kab. Banyumas 3 2 2 2 2 3 3 2
2 Kab. Purbalingga 2 2 (DC) 2 2 1 2 2 2
3 Kab. Banjarnegara 3 2 2 2 2 2 2 2
4 Kab. Wonosobo 2 2 2 2 2 2 2 2
5 Kab. Boyolali 2 2 2 2 2 2 2 2
6 Kab. Sukoharjo 2 2 (DC) 2 2 1 2 2 2
Capaian Level Kapabilitas APIP s.d 30/9/17
Capaian Level per Elemen
Target Capaian
No APIP K/L/P Level Level
1 2 3 4 5 6
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
7 Kab. Wonogiri 3 3 (DC) 3 3 2 3 3 3
8 Kab. Karanganyar 3 3 (DC) 2 3 2 3 3 2
9 Kab. Sragen 2 2 2 2 2 2 2 2
10 Kab. Grobogan 2 2 (DC) 2 2 1 2 2 2
11 Kab. Blora 3 3 (DC) 2 3 2 3 3 2
12 Kab. Rembang 2 2 (DC) 1 2 1 2 2 2
13 Kab. Pati 3 3 (DC) 2 3 2 3 3 2
14 Kab. Kudus 3 3 (DC) 2 3 2 3 3 2
15 Kab. Jepara 3 2 2 3 2 2 3 2
16 Kab. Demak 2 2 (DC) 1 2 2 2 2 2
17 Kab. Semarang 2 2 (DC) 2 2 1 1 2 1
Capaian Level Kapabilitas APIP s.d 30/9/17
Capaian Level per Elemen
Target Capaian
No APIP K/L/P
Level Level
1 2 3 4 5 6
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
18 Kab. Temanggung 3 2 2 2 2 2 2 2
19 Kab. Kendal 2 1 1 1 1 1 2 1
20 Kab. Batang 2 2 (DC) 1 2 1 2 2 1
21 Kab. Pekalongan 3 3 (DC) 2 2 2 3 3 3
22 Kab. Pemalang 2 2 (DC) 2 1 1 2 2 1
23 Kab. Tegal 3 2 (DC) 1 2 1 2 2 2
24 Kab. Brebes 2 1 1 1 1 2 2 1
C Kota                
1 Kota Surakarta 3 3 (DC) 2 3 2 3 3 2
2 Kota Salatiga 2 2 (DC) 1 2 1 1 2 2
3 Kota Semarang 2 2 (DC) 2 2 2 2 2 1
4 Kota Pekalongan 2 1 1 1 1 1 2 1
5 Kota Tegal 2 1 1 1 1 1 1 1
PENGAWALAN IMPLEMENTASI PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
PENGAWALAN KEUANGAN DAN DESA Sejahtera
PEMBANGUNAN DESA

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA


Pemerintah Pusat LINGK.
Provinsi Kab/Kota STRATEGIS
Kemenku Kemendagri KDPDTT
UU 6/2014
Dana Desa Dana Bagi Hasil UU 23/2014
(melalui APBD Kab/Kot) Ban.Keu ADD Pajak/Ret
PP 43/2014
PP 60/2014
RPJMN/ RKP
DESA Laporan ke Bup/Wali:
- LRA Semesteran dan
PP 60/2008
Tahunan
Kepala Desa Lembaga PMK
Perangkat -
RPJMD/ RKPD Desa BPD Kemasy.
Desa
LPJ Realisasi APB Des
(Tahunan) Alokasi DD
- LPPDesa tahunan (LRA,
LPJ, Lap.KMD) dan Perka LKPP
RPJM Desa/ RKP Desa APB DESA LPPDesa akhir Masa
Jabatan
13/2013
Prioritas Penggunaan Dana Desa Pendapatan Desa: PADes, Transfer, Lainnya - Lap. Dana Desa per
(Kem.DesaPDTT) Semester Permendagri
Pa 113/2014
Belanja Desa Bel. Pegawai
P ja
Pemb. & pemberdayaan Masy. BJ k Laporan ke BPD 114/2014
70% - Lap. Keterangan
TITIK KRITIS Desa Bel. Barang Penyelenggaran Pem.
Koordinasi Kementerian, Permen.DesaPDTT
Alokasi, SDM, Kebijakan, 30%
Penghasilan Tetap / Operasional Bel. Modal Desa terdiri dari LRA 1/2015
Sarana/Prasarana, SPIP Desa & Lap. Kekayaan
Milik Desa (Tahunan)
3/2015
Pembiayaan Desa
Pengawasan & Pembinaan
www.bpkp.go.id
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota (Kec/Insp)
Rincian Dana Desa Prov. Jawa Tengah 2017
(Lampiran UU No. 18 Th. 2016 ttg APBN 2017)
KABUPATEN DANA DESA (000) KABUPATEN DANA DESA (000)
1. Kab. Banjarnegara 214.470.940 16. Kab. Magelang 289.613.899
2. Kab. Banyumas 255.734.553 17. Kab. Pati 317.453.410
3. Kab. Batang 190.962.224 18. Kab. Pekalongan 222.535.590
4. Kab. Blora 214.102.024 19. Kab. Pemalang 191.002.083
5. Kab. Boyolali 207.823.645 20. Kab. Purbalingga 191.224.910
6. Kab. Brebes 270.922.338 21. Kab. Purworejo 355.968.664
7. Kab. Cilacap 232.084.054 22. Kab. Rembang 228.013.715
8. Kab. Demak 211.595.493 23. Kab. Semarang 165.688.573
9. Kab. Grobogan 229.625.434 24. Kab. Sragen 160.952.196
10. Kab. Jepara 158.765.096 25. Kab. Sukoharjo 123.576.433
11. Kab. Karanganyar 133.065.748 26. Kab. Tegal 234.026.299
12 Kab. Kebumen 359.998.061 27. Kab. Temanggung 207.451.723
13. Kab. Kendal 212.767.778 28. Kab. Wonogiri 198.745.821
14. Kab. Klaten 311.087.447 29. Kab. Wonosobo 191.496.626
35
15.www.bpkp.go.id
Kab. Kudus 103.687.281 JUMLAH 6.384.442.058
SE KEMENDAGRI – APLIKASI KEU DESA

SIMDA DESA + Penambahan Fitur


Perencanaan => SISKEUDES

36
www.bpkp.go.id 36
Surat KPK - SISKEUDES

SISKEUDES
37
www.bpkp.go.id
IMPLEMENTASI SISKEUDES PER 31 AGUSTUS 2017
PADA PEMDA SE PROVINSI JAWA TENGAH
IMPLEMENTASI
NO NAMA PEMDA JUMLAH DESA SUDAH KETERANGAN
BELUM
APBdes
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kab. Banjarnegara 266 266 -  
2 Kab. Banyumas 301 43 258  
3 Kab. Batang 239 239 -  
4 Kab. Blora 271 271 -  
5 Kab. Boyolali 261 261 -  
6 Kab. Brebes 292 292 -  
7 Kab. Demak 243 243 -  
8 Kab. Grobogan 273 - 273 Tidak pakai
Siskeudes
9 Kab. Jepara 184 - 184  
10 Kab. Karanganyar 162 162 -
IMPLEMENTASI SISKEUDES PER 31 AGUSTUS 2017
PADA PEMDA SE PROVINSI JAWA TENGAH
IMPLEMENTASI
NO NAMA PEMDA JUMLAH DESA SUDAH KETERANGAN
BELUM
APBdes
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
11 Kab. Kendal 266 190 76  
12 Kab. Kudus 123 123 -  
13 Kab. Pati 401 401 -  
14 Kab. Pekalongan 272 - 272  
15 Kab. Pemalang 211 - 211  
16 Kab. Purbalingga 224 52 172  
17 Kab. Rembang 287 - 287  
18 Kab. Semarang 208 208 -  
19 Kab. Sragen 196 196 -  
20 Kab. Sukoharjo 150 150 -  
IMPLEMENTASI
NO IMPLEMENTASI
NAMA PEMDA SISKEUDES PER
JUMLAH DESA 31 AGUSTUS
SUDAH
BELUM 2017
KETERANGAN
APBdes
(1) PADA (2) PEMDA SE PROVINSI
(3) JAWA
(4) TENGAH
(5) (6)
21 Kab. Tegal 281 256 25  
22 Kab. Temanggung 266 - 266
Thp plth entry data
23 Kab. Wonogiri 251 251  
24 Kab. Wonosobo 236 - 236 Tidak pakai
Siskeudes
25Kab. Kalten 391 391 -
26Kab. Purworejo 469 469 -
27Kab. Cilacap 269 - 269
28Kab. Magelang 367 - 367
29Kab. Kebumen 449 3 446
  JUMLAH 7.809 4.467 3.342  
57,20 42,80
Keterangan
*) Pemerintah desa dinyatakan SUDAH implementasi apabila sekurang-kurangnya telah menyusun APBDesa Tahun Anggaran 2017 dengan
menggunakan aplikasi Siskeudes
PENGAWASAN FUNGSIONAL KEUANGAN DESA
Pemeriksaan BPK-RI
UU 15/2004: Pasal 2 Ayat 2
Pengawalan BPKP
Perpres 192/2014
INS. KAB/KOT “Pengawalan Kebijakan Strategis”

UU 6/2014 Psl 115 huruf g


+/+ Membina dan Mengawasi Pelaksanaan
Pengelolaan Keuangan Desa
(Permendagri 113/2014 Psl 44 ayat 2)

Dana Desa, ADD, DBH, BanKeu


Pendapatan
Lainnya

Keu
PADes,

INSPEKTORAT

BanKeu
Prov
DESA

Prov
Ban.Keu/APBD Prov PROVINSI

Ban
+/+ Mengawasi Pemberian/Penyaluran Dana Desa, ADD &
DBH
(Permendagri 113/2014 Psl 44 ayat 1)

41
TERIMA KASIH

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah


Jl. Raya Semarang-Kendal Km 12 Semarang 50186
Telepon (024) 8662203 Faks (024) 8662201
Web: http://www.bpkp.go.id
email: jateng@bpkp.go.id

Anda mungkin juga menyukai