Anda di halaman 1dari 39

Arah Kebijakan Pembangunan Jangka

Menengah dalam rangka Penerapan SPM


di Wilayah Sumatera

Mohammad Roudo, ST, MPP, Ph.D


Plt. Direktur Otonomi Daerah
Kementerian PPN/Bappenas

10 September 2020
OUTLINE

1
ARAH KEBIJAKAN SPM DALAM RPJMN
2020-2024

2
HASIL EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
KEGIATAN 2020

Slide - 2
1
ARAH KEBIJAKAN SPM DALAM RPJMN
2020-2024

HASIL EVALUASI DAN TINDAK LANJUT


KEGIATAN 2020

Slide - 3
AMANAT SPM DALAM UU 23/2014
Pasal 1 Butir 17 :
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan
mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib Urusan Wajib terkait Pelayanan Dasar
yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. (UU 23 2014)

Pasal 18 ayat 2
Ayat 1 :
Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan
pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3).
PENDIDIKAN KESEHATAN SOSIAL
UU Ayat 2 :

23/2014 Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib


yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berpedoman pada standar pelayanan minimal
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Pasal 298 ayat 1 PEKERJAAN PERUMAHAN TRANTIBUM


Ayat 1 : UMUM RAKYAT LINMAS
Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan
Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang
ditetapkan dengan standar pelayanan minimal
Slide - 4
KONSTELASI SPM DALAM REGULASI
Tingkat Pusat Tingkat Daerah

UU No. 23 Tahun 2014 PP No. 2 Tahun 2018 Dokumen Perencanaan Dokumen Perencanaan Jangka
tentang Pemerintahan tentang Standar Jangka Menengah dan Menengah dan Tahunan tingkat
Daerah Pelayanan Minimal Tahunan tingkat Nasional Provinsi/Kabupaten/Kota

Peraturan Menteri Rencana Strategis dan Rencana Strategis dan


terkait tentang Standar Renja K/L Pengampu Renja OPD Pengampu
Teknis 6 bidang SPM SPM SPM

Slide - 5
TEMA, PRIORITAS, PENGARUSUTAMAAN, DAN KAIDAH
REPUBLIK
INDONESIA RPJMN 2020-2024
Tema RPJMN IV 2020-2024
Prioritas RPJMN IV 2020-2024
“Indonesia Berpenghasilan
Menengah-Tinggi yang Sejahtera,
Adil, dan Berkesinambungan”
Pengarusutamaan RPJMN IV 2020-2024 1. Memperkuat Ketahanan
Ekonomi untuk
2. Mengembangkan Wilayah 3. Meningkatkan SDM
untuk Mengurangi Kesenjangan berkualitas dan berdaya
Pertumbuhan yang saing
Kesetaraan dan Menjamin Pemerataan
Tata Kelola Berkualitas
Gender (Governance)

Pembangunan Modal Sosial Budaya


Berkelanjutan

4. Revolusi Mental 5. Memperkuat Infrastruktur 6. Membangun Lingkunagn


dan Pembangunan Mendukung Pengambangan Hidup, Meningkatkan
Pembangunan Ketahanan Bencanadan
Kebudayaan Ekonomi dan PelayananDasar
Transformasi Digital Perubahan Iklim

Kaidah Pembangunan RPJMN IV 2020-2024

7. Memperkuat Stabilitas
Polhukhankam dan
Membangun Menjamin Transformasi Pelayanan
Menjaga Publik
Kemandirian Keadilan Keberlanjutan

6
Indikator dan Target Kegiatan Prioritas terkait SPM
REPUBLIK
INDONESIA
RPJMN 2020-2024
KP: Kelembagaan dan Keuangan Daerah
Pembangunan Baseline Target RPJMN
Program Prioritas Kebijakan Strategi Indikator
Wilayah 2019 2020-2024
Sumatera
Persentase pencapaian SPM di daerah N/A* 100%
Pembangunan Pembangunan Integrasi dan penerapan SPM Jumlah daerah yang melakukan
N/A 542 daerah
Wilayah Wilayah integrasi dan penerapan SPM
Prioritas Nasional
Papua Jawa-Bali Belanja APBD berorientasi Jumlah daerah yang belanja APBD nya
pada pelayanan masyarakat berorientasi pada pelayanan
N/A 540 daerah
PN 2 yang diwujudkan dengan masyarakat yang diwujudkan dengan
pemenuhan SPM pemenuhan SPM
Mengembangkan
Wilayah untuk Diklat Percepatan Jumlah aparatur yang mengikuti Diklat
N/A 4.875 aparatur
Mengurangi Pelaksanaan SPM di Daerah Percepatan Pelaksanaan SPM di Daerah
Pembangunan Kesenjangan dan Pembangunan Keterangan:
Menjamin * Data capaian SPM berdasarkan PP No. 2/2018 belum tersedia, adapun data yang tersedia adalah capaian SPM
Wilayah Pemerataan Wilayah berdasarkan PP No. 65/2005 yaitu sebesar 52%
Maluku Nusa Tenggara

LAPORAN Persentase capaian SPM bidang


N/A 100%
Pendidikan
LPPD Persentase capaian SPM bidang
N/A 100%
Pembangunan Pembangunan
(Kemendagri) Kesehatan
Persentase capaian SPM bidang
Wilayah Wilayah N/A 100%
Pekerjaan Umum
Kegiatan Prioritas Sulawesi Kalimantan
Persentase capaian SPM bidang
Pengembangan Kawasan Strategis N/A 100%
Indikator Perumahan Rakyat
Pengembangan Sektor Unggulan Pengembangan Daerah Tertinggal, Persentase capaian SPM bidang Sosial N/A 100%
Pengembangan Kawasan Perkotaan Kawasan Perbatasan, dan Perdesaan Capaian Sektor
Persentase capaian SPM bidang
Pemenuhan Pelayanan Dasar Kelembagaan dan Keuangan Daerah
SPM Trantibumlinmas
N/A 100%

7
PERAN KEMENDAGRI SBG PEMBINA UMUM PEMDA
REPUBLIK
INDONESIA

Bina Bangda & •



Fokus pada penerapan SPM:
integrasi ke dalam dokumen perencanaan dan anggaran,

Bina Keuda •

koordinasi lintas sektor (Sekber SPM) yang mantap di tingkat pusat dan daerah
Fokus pada fasilitasi ke daerah untuk mendorong persentase belanja APBD untuk pelayanan dasar

Bina Otda, dan •



Korbinwas LPPD (perbaiakan sistem e-LPPD, regulasi dan data laporan)
Insentif dan disinsentif

Bina Adwil •

Hubungan pusat daerah GWPP
Fokus pada pelayanan administrasi penguatan peran provider pelayanan dasar di wilayah terkecil

BPSDM • Peningkatan Kapasitas ASN Pemda


• Pendidikan dan Latihan (Tematik dan reguler)

DEMAND SIDE

SUPPLY SIDE

8
Sasaran dan Strategi Arah Kebijakan
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta (1)

Strategi Indikator dan Target


Indikator Baseline Target 2024
Peningkatan KIA, KB
Angka kematian ibu
dan Kespro (per 100.000 kelahiran hidup) 305 183

Angka kematian bayi


Percepatan Perbaikan 24 16
(per 1.000 kelahiran hidup)
Gizi Masyarakat Prevalensi Pemakaian Kontrasepsi Cara
Modern 57,2 63,41
Peningkatan Pengendalian
Unmet Need KB (%) 10,60 7,4
Penyakit
ASFR 15 – 19 Tahun 36 18

Pembudayaan Germas Prevalensi stunting (pendek dan


30,8 19
sangat pendek) pada balita (%)

Prevalensi wasting (kurus dan sangat


Penguatan Sistem kurus) pada balita (%)
10,2 7
Kesehatan dan POM
Insidensi HIV 0,24 0,18
(per 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV)

9
Sasaran dan Strategi Arah Kebijakan
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta (2)
Indikator dan Target

Indikator Baseline Target 2024 Indikator Baseline Target 2024

Insidensi TB (per Persentase rumah sakit


319 190 terakreditasi 63 95
100.000 penduduk)

Eliminasi malaria % puskesmas dengan jenis


(kab/kota)
285 405 tenaga kesehatan sesuai 23 83
standar
Persentase merokok
Persentase puskesmas
penduduk usia 10-18 9,1 8,7 15 0
tanpa dokter
tahun
Persentase puskesmas
Prevalensi obesitas pada dengan obat esensial 86 96
penduduk umur ≥ 18 21,8 21,8
tahun (%) Persentase obat
80,9 92,3
memenuhi syarat
Persentase imunisasi
dasar lengkap pada anak 57,9 80 Persentase makanan
71 90
usia 12-23 bulan memenuhi syarat

Persentase fasilitas
kesehatan tingkat 40 85
pertama terakreditasi

10
Sasaran dan Strategi Arah Kebijakan
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas (1)
Strategi Indikator dan Target
Indikator Baseline Target 2024
Peningkatan Kualitas Pengajaran
dan pembelajaran Rata-rata Lama Sekolah Penduduk
Usia 15 Tahun Keatas (Tahun) 8,45 9,16

Peningkatan Pemerataan Akses Layanan Harapan Lama Sekolah (Tahun) 12,85 14,16
Pendidikan dan Percepatan Wajib
Belajar 12 Tahun Nilai rata-rata hasil PISA:
1. Membaca 397 412,6

Peningkatan Profesionalisme, 2. Matematika 386 396,8


Kualitas, Pengelolaan dan 3. Sains 403 418,0
Penempatan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Angka Partisipasi Kasar (Persen)
1. PAUD 34,36 53,10
Penguatan Penjaminan Mutu 2. SD/MI/ sederajat 108,50 106,71
pendidikan
3. SMP/MTs/ sederajat 90,23 95,43
Peningkatan Tata Kelola 4. SMA/SMK/MA/sederajat 82,84 84,02
Pembangunan Pendidikan 5. Pendidikan Tinggi (PT) 29,93 43,86

11
Sasaran dan Strategi Arah Kebijakan
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas (2)

Indikator Baseline Target 2024 Indikator Baseline Target 2024


Persentase anak kelas 1 Proporsi Anak di Atas
SD/MI/SDLB yang pernah Batas Kompetensi
mengikuti pendidikan anak Minimal dalam TestAKSI
74,80 77,78
usia dini (TK/RA/BA/PAUD) (Persen):

Rasio Angka Partisipasi 1. Membaca 53,2 61,2


Kasar (APK) 20% termiskin 2. Matematika 22,9 30,1
dan 20% terkaya 3. Sains 26,4 34,4
1. SMA/SMK/MA/Sederajat 0,70 0,85
2. Pendidikan Tinggi 0,16 0,50 Persentase Satuan
Pendidikan Berakreditasi
Proporsi Anak di Atas Batas Minimal B (Persen)
Kompetensi Minimal dalam 84,46
1. SD/MI 76,84
Test PISA (Persen):
1. Membaca 44,62 49,80 2. SMP/MTS 70,13 81,33
2. Matematika 31,40 39,83 3. SMA/MA 71,01 80,86
3. Sains 44,05 48,00
Jumlah Perguruan Tinggi
Terakreditasi A 91 235
Persentase Guru (TK, SD,
SMP, SMA, SMK, dan PLB)
yang Bersertifikat Pendidik 74,80 77,78
(%)

12
Rancangan Target Intervensi RPJMN 2020 – 2024
Skenario Target 70%
Target Akses Target Rumah Tangga Target Penanganan
Tahun 2024
6 Juta RT
11 juta rumah tangga Intervensi tidak langsung Pemerintah
• Penyediaan hunian melalui peran
masyarakat dan swasta
Rumah tangga • Fasilitasi pembiayaan dari lembaga
eksisting keuangan

7,8 juta
5 Juta RT
Intervensi langsung Pemerintah
• Penyediaan hunian baru layak 2.450.000 unit
70%

• Fasilitasi pembiayaan perumahan 550.000 unit


Pertumbuhan
56,75%

40%
• Fasilitasi peningkatan kualitas 1.000.000 unit
rumah tangga • Subsidi perumahan 1.000.000 unit
baru 3,2 juta • Pengembangan iklim kondusif melalui reformasi
perizinan dan administrasi pertanahan di 48 kab/kota
• Pembinaan implementasi pemenuhan standar
2019 2024 keandalan bangunan di 48 kab/kota
• Penanganan Permukiman Kumuh di 20 kawasan
13
Target Penyediaan Akses Air Minum RPJMN
2020-2024
AKSES AIR MINUM AKSES AIR MINUM
LAYAK AKSES PERPIPAAN
AMAN Seluruh Pemda Tingkat kebocoran
100% 15% 30% memiliki Jakstrada,
RISPAM, tariff Full
jaringan perpipaan
turun dari 33%
Cost Recovery, dan
menjadi`25%
SPAM PERDESAAN SPAM PERKOTAAN telah dilegalkan

• Pamsimas untuk 56.931 Desa • Pembangunan 10 juta sambungan Kinerja PDAM


Pengembangan Zona
Air Minum Prima
• Rekognisi KPSPAMS rumah 100% (ZAMP) >> air minum
• 100% STBM (Sanitasi Total Berbasis • Pembangunan intake air baku 38.805
SEHAT langsung dari keran
Masyarakat) m3/detik
• Penambahan kapasitas IPA 44.717
l/detik PDAM memiliki PDAM menerapkan
• Penurunan tingkat kebocoran pipa business plan Smart Grid Water
yang mengacu Management
• Peningkatan kapasitas operator air pada target
minum (PDAM) nasional

PDAM memiliki
SPAM REGIONAL dokumen Rencana Pengawasan
Pengamanan Air Kualitas Air Minum
• Pembangunan SPAM Regional Wososukas, Mebidang, Minum (RPAM) (PKAM)
Mamminasata, Jatiluhur, Jatigede
• Pembangunan SPAM Regional sebesar 56.668 l/detik
14
Capaian dan Target Rumah Tangga memiliki
Akses Sanitasi (Air Limbah Domestik) 2024
6.2 Akses • Capaian akses sanitasi layak tahun 2018 adalah 74,58%, termasuk
CAPAIAN TARGET universal sanitasi akses aman 7,42%.
100% layak dan stop • Peningkatan akses terhadap sanitasi layak rata-rata sebesar 1,4%
7,42% BABS terbuka per tahun (2010-2018).
20% 6.3 Pengurangan air limbah • Penurunan tingkat praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di
80% yang tidak diolah
tempat terbuka rata-rata sebesar 1,2% per tahun (2010-2018).

74,58% akses • Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pencapaian akses layak dan aman sanitasi
60% 90% akses ditunjukkan dengan tingginya angka BABS di tempat terbuka dan BABS tertutup
sanitasi layak sanitasi ISU
• Belum optimalnya pendanaan pengembangan sektor sanitasi
(termasuk layak STRATEGIS • Rendahnya jumlah kab/kota yang memiliki lembaga pengelola air limbah domestik: hanya
40%
7,42% aman) (termasuk 13,4% kab/kota yang sudah memiliki lembaga layanan air limbah domestik
15% aman)
Akses Aman
Strategi Pencapaian Target RPJMN 2020-2024
Pembangunan infrastruktur
20% • 3 juta sambungan rumah (SR) yang terhubung IPAL Skala
Akses Layak Regional/Kota/Permukiman
9,36% BABS di • 462 unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang dibangun
Akses Belum Layak
0%
tempat terbuka 0% BABS di Penyusunan regulasi di daerah dan penguatan kapasitas untuk layanan
tempat terbuka pengelolaan air limbah domestik
2018* 2024 Buang Air Besar • 308 kab/kota yang terfasilitasi penyusunan pengaturan bidang sanitasi dan
Sembarangan (BABS) di terfasilitasi pembentukan dan penguatan sistem layanan air limbah domestik
Tempat Terbuka Perubahan perilaku masyarakat untuk mencapai akses layak dan aman
TARGET 15%
85% • 83.447 desa/kelurahan yang telah Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
RPJMN Akses di tempat terbuka
Akses Layak Target RPJMN 2015-2019
2015-2019 Dasar ditetapkan berdasarkan
15
definisi MDGs
*Sumber: Susenas KOR 2018, diolah Bappenas berdasarkan SDGs 15
Sasaran dan Strategi Arah Kebijakan
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA Memperkuat pelaksanaan perlindungan sosial (1)

Strategi Indikator dan Target


Indikator Baseline Target 2024
Penguatan Pelaksanaan Persentase penduduk yang tercakup dalam
program perlindungan sosial:
Jaminan Sosial a. Proporsi seluruh penduduk 78,7 % 98%
b. Proporsi Penduduk 40 persen terbawah 65,2 % 80%
Cakupan penerima bantuan non-tunai dan subsidi
Penguatan Pelaksanaan tepat sasaran:
Penyaluran Bantuan Sosial a. Bantuan keluarga untuk kesehatan dan
10 juta KK 10 juta KK
pendidikan
dan Subsidi Tepat Sasaran 15,6 juta KK 15,6 juta KK
b. Bantuan Pangan
c. Bantuan elpiji 3 kg 31,4 juta KPM 31,4 juta KPM
Perlindungan sosial d. Bantuan listrik daya 450 dan 900 VA 31,4 juta KPM 31,4 juta KPM
adaptif Cakupan PBI JKN dari 40 persen penduduk 96 juta 112,9 juta
berpendapatan terbawah penduduk penduduk

Peningkatan Mobilitas penduduk lanjut usia (%) 92,1 94


Kesejahteraan Sosial
Kapasitas penduduk lansia (%) 88,6 90

Pembangunan kawasan ramah lansia


(kab/kota/komunitas) - meningkat

16
Sasaran dan Strategi Arah Kebijakan
REPUBLIK
INDONESIA
INDONESIA Memperkuat pelaksanaan perlindungan sosial (1)
Indikator dan Target
Indikator dan Target

Indikator Baseline Target 2024 Indikator Baseline Target 2024

Tersusunnya Sistem
Persentase rumah tangga
Perlindungan Sosial 0 1
dengan lansia yang memperoleh 18,90 25 Adaptif
bantuan sosial

Cakupan kepesertaan JKN Persentase anak


81,4 98 37,5 50
(persen) penyandang disabilitas
usia sekolah yang
memiliki akses terhadap
Cakupan kepesertaan BPJS TK layanan pendidikan dasar
1. Pekerja formal 40%
40% >30%
Persentase
>30% 2,7% 7,5%
2. Pekerja informal 5% 5% pemerintah daerah
yang menerapkan
Cakupan penerima bantuan prinsip-prinsip kota
iuran (PBI) Jaminan Sosial 20 juta inklusif
xxx
Ketenagakerjaan pekerja

17
CONTOH : KONSTELASI SPM DALAM PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR RPJMN
REPUBLIK
INDONESIA

PP 2/2018 INDIKASI TARGET


Urusan PROGRAM PRIORITAS (PP)/
KEGIATAN PRIORITAS (KP)/
Pelayanan UU 23/2014 PROYEK PRIORITAS (PROP)/
INDIKATOR MATRIKS RPJMN 2020-2024
Dasar Jenis Pelayanan Dasar 2020 2021 2022 2023 2024
PROYEK

Kesehatan Upaya Kesehatan Angka kematian ibu (AKI) (per 100.000 kelahiran hidup) 230,0 217,0 205,0 194,0 183,0

Pemda Provinsi Jenis Pelayanan Dasar Daerah Provinsi Angka kematian bayi (AKB) (per 1000 kelahiran hidup) 20,6 19,5 18,6 17,6 16,0
a. Pengelolaan UKP rujukan tingkat a. Pelayanan kesehatan bagi penduduk Angka kematian neonatal (per 1.000 kelahiran hidup) 12,9 12,2 11,6 11,0 10,0
Daerah provinsi/lintas Daerah terdampak krisis kesehatan akibat bencana
kabupaten/kota. dan/atau berpotensi bencana provinsi; dan Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita (persen) 24,1 21,1 18,4 16,0 14,0
b. Pengelolaan UKM Daerah provinsi b. Pelayanan kesehatan bagi penduduk pada
Prevalensi wasting (kurus dan sangat kurus) pada balita (persen) 8,1 7,8 7,5 7,3 7,0
dan rujukan tingkat Daerah kondisi kejadian luar biasa provinsi. PP : Peningkatan Akses
provinsi/lintas Daerah dan Mutu Pelayanan Insidensi HIV (per 1.000 penduduk yang tidak terinfeksi HIV) 0,21 0,21 0,19 0,19 0,18
kabupaten/kota. Kesehatan
c. Penerbitan izin rumah sakit kelas B Insidensi tuberkulosis (per 100.000 penduduk) 272,0 252,0 231,0 211,0 190,0
dan fasilitas pelayanan kesehatan Jumlah kabupaten/kota yang mencapai eliminasi malaria 325,0 345,0 365,0 385,0 405,0
tingkat Daerah provinsi.
Persentase tekanan darah tinggi 34,1 34,1 34,1 34,1 34,1
Pemda Kab/Kota Jenis Pelayanan Dasar Daerah Kabupaten/Kota Persentase fasilitas kesehatan tingkat pertama terakreditasi 65,0 70,0 80,0 90,0 100,0
a. Pengelolaan UKP Daerah a. Pelayanan kesehatan ibu hamil
Persentase rumah sakit terakreditasi 80,0 85,0 90,0 95,0 100,0
kabupaten/kota dan rujukan tingkat b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
Daerah kabupaten/kota. c. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir KP : Peningkatan
b. Pengelolaan UKM Daerah d. Pelayanan kesehatan balita kesehatan ibu, anak, KB,
Persentase imunisasi dasar lengkap pada anak usia 12-23 bulan 64 68 71 75 90
kabupaten/kota dan rujukan tingkat e. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dan kesehatan
Daerah kabupaten/kota. dasar reproduksi
c. Penerbitan izin rumah sakit kelas C f. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
Persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan 87 89 91 93 95
dan D dan fasilitas pelayanan g. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut ProP : Penurunan
kesehatan tingkat Daerah h. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi Kematian Ibu dan Bayi Cakupan kunjungan antenatal (persen) 80 85 90 92 95
kabupaten/kota. i. Pelayanan kesehatan penderita diabetes
melitus Cakupan kunjungan neonatal (persen) 86 88 90 92 95
j. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan Jumlah kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar lengkap anak usia 0-
jiwa berat 401 431 452 471 488
11 bulan
k. Pelayanan kesehatan orang terduga
tuberkulosis Penyediaan vaksin
Persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan vaksin imunisasi dasar lengkap 91 92 93 94 95
l. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko imunisasi dasar lengkap
terinfeksi virus yang melemahkan daya tahan Penyediaan obat dan
tubuh manusia (HIV) perbekalan kesehatan Persentase kabupaten/kota dengan ketersediaan obat kesehatan dan perbekalan
100 100 100 100 100
program kesehatan ibu kesehatan program ibu dan anak
dan anak

18
CONTOH : KONSTELASI SPM DALAM PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR RPJMN
REPUBLIK
INDONESIA

PP 2/2018 INDIKASI TARGET


Urusan PROGRAM PRIORITAS (PP)/
KEGIATAN PRIORITAS (KP)/
Pelayanan UU 23/2014 INDIKATOR MATRIKS RPJMN 2020-2024
PROYEK PRIORITAS (PROP)/
Dasar Jenis Pelayanan Dasar 2020 2021 2022 2023 2024
PROYEK

Pekerjaan 78,1% 79,43% 82,07% 86,03% 90%


Air Minum akses layak akses layak akses layak akses layak akses layak
Umum Persentase rumah tangga yang menempati hunian dengan akses sanitasi
(termasuk (termasuk (termasuk (termasuk (termasuk
(air limbah) layak dan aman (%)
9,65% akses 11% akses 13% akses 14% akses 15% akses
Jenis Pelayanan Dasar Daerah PP : Infrastruktur Pelayanan aman aman aman aman aman)
Pemda Provinsi
Provinsi Dasar 91.8% 93.8% 95.9% 97.9% 100%
Pengelolaan dan Persentase rumah tangga yang menempati hunian dengan akses air
a. Pemenuhan kebutuhan air (JP: 23.6%, (JP: 25.4% (JP: 27.1% (JP: 28.9%, (JP: 30.4%,
pengembangan SPAM lintas minum layak (%)
minum curah lintas BJP: 68.2%) BJP: 68.4%) BJP: 68.7%) BJP: 69.0%) BJP: 69.5%)
Daerah kabupaten/kota.
kabupaten/kota Persentase rumah tangga yang menempati hunian dengan akses air
7,3 8,4 10 12,2 15
minum aman (%)
Jumlah sambungan rumah yang terlayani SPALD-T skala kota/regional (SR) 62352 62352 62352 62352 62352
Pemda Kab/Kota Jenis Pelayanan Dasar Daerah Jumlah sambungan rumah yang terlayani SPALD-T skala permukiman (SR) 303028,26 284145,26 284145,26 284145,26 284145,26
Pengelolaan dan Kabupaten/Kota
Jumlah rumah tangga yang terlayani IPLT (RT) 1730314 1730314 1730314 1730314 1730314
pengembangan SPAM di a. Pemenuhan kebutuhan pokok KP : Penyediaan Akses Air
Daerah kabupaten/kota. air minum sehari-hari Minum dan Sanitasi Layak dan Jumlah kabupaten/kota yang memiliki sistem pengelolaan air limbah,
Aman 87 87 87 88 88
termasuk layanan lumpur tinja (Kab/Kota)
Jumlah rumah tangga dengan akses air minum jaringan perpipaan (SR) 15600000 17100000 19100000 21600000 24600000
Air Limbah Jumlah rumah tangga dengan akses air minum Bukan Jaringan Perpipaan
48309000 48808000 49309000 49813000 50465000
(RT)
Jumlah rumah tangga dengan akses air minum aman (RT) 5030000 5858000 7100000 8772000 10892000
Jenis Pelayanan Dasar Daerah
Pemda Provinsi ProP : Pengembangan Sistem
Provinsi
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Air Minum
b. Penyediaan pelayanan
pengembangan sistem air dan Sanitasi Layak dan Aman
pengolahan air limbah domestik
limbah domestik regional.
regional lintas kabupaten/kota ProP : Pembinaan
Penyelenggaraan Air Minum
dan Sanitasi Layak dan Aman
Pemda Kab/Kota ProP : Pengaturan
Jenis Pelayanan Dasar Daerah
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Air Minum
Kabupaten/Kota
pengembangan sistem air dan Sanitasi Layak dan Aman
b. Penyediaan pelayanan
limbah domestik dalam
pengolahan air limbah domestik ProP : Pengawasan Kualitas
Daerah kabupaten/kota.
Air Minum dan Sanitasi

19
CONTOH : KONSTELASI SPM DALAM PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR RPJMN
REPUBLIK
INDONESIA

Urusan PP 2/2018 PROGRAM PRIORITAS (PP)/ KEGIATAN INDIKASI TARGET


Pelayanan UU 23/2014 PRIORITAS (KP)/ PROYEK PRIORITAS (PROP)/ INDIKATOR MATRIKS RPJMN 2020-2024
Dasar Jenis Pelayanan Dasar PROYEK 2020 2021 2022 2023 2024

Perumahan Perumahan Persentase rumah tangga yang menempati hunian dengan kecukupan luas lantai per kapita (%) 92,84 93,44 94 94,63 95
Rakyat Persentase rumah tangga yang menempati hunian dengan ketahanan bangunan (atap, lantai, dinding) 82,35 83,5 84,8 86 87
Pemda Provinsi Jenis Pelayanan Dasar PP : Infrastruktur Pelayanan Dasar
Persentase rumah tangga yang memiliki sertifikat hak atas tanah untuk perumahan (%) 55,46 56,85 58,23 59,62 60
a. Penyediaan dan Daerah Provinsi
rehabilitasi rumah a. Penyediaan dan Rasio outstanding KPR terhadap PDB (%) 3,05 3,10 3,30 3,60 4,00
korban bencana rehabilitasi rumah yang
Jumlah hunian baru layak yang terbangun melalui peran pemerintah (unit) 48391 154310 164310 241415 261565
provinsi. layak huni bagi korban
b. Fasilitasi penyediaan bencana provinsi Jumlah hunian yang terbangun melalui peran masyarakat dan dunia usaha (unit) 157762 194763 253986 291403 355387
rumah bagi masyarakat b. Fasilitasi penyediaan
yang terkena relokasi rumah layak huni bagi Jumlah rumah tangga yang menerima fasilitas pembiayaan perumahan, termasuk SMF dan TAPERA(RT) 58460 85000 110000 135000 161540
program Pemerintah masyarakat terkena Jumlah rumah tangga berpendapatan rendah yang menerima bantuan/subsidi pembiayaan perumahan
112500 216154 200000 220000 220000
Daerah provinsi. relokasi program KP : Penyediaan Akses Perumahan dan berupa bantuan uang muka dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) (rumah tangga)
pemerintah daerah provinsi Permukiman Layak, Aman dan Terjangkau Jumlah peningkatan kualitas hunian melalui peran pemerintah (unit) 219005 152510 152510 208765 212210
Jumlah kabupaten/kota yang mengembangkan iklim kondusif perumahan melalui reformasi perizinan
48 48 48 48 48
dan administrasi pertanahan (kabupaten/kota)
Jumlah kabupaten/kota yg mengimplementasikan pemenuhan standar keandalan bangunan (kab/kota) 48 48 48 48 48
Jumlah luas kawasan permukiman kumuh yang ditangani secara terpadu (Hektar) 1221 5779 1000 1000 1000
Pemda Kab/Kota Jenis Pelayanan Dasar Jumlah hunian baru layak yang terbangun melalui fasilitasi pemerintah (unit) 48391 154310 164310 241415 261565
a. Penyediaan dan Daerah Kabupaten/Kota ProP : Peningkatan Fasilitasi Penyediaan
Jumlah hunian baru layak yang terbangun melalui peran masyarakat dan dunia usaha (unit) 157762 194763 253986 291403 355387
rehabilitasi rumah a. Penyediaan dan Hunian Baru
korban bencana rehabilitasi rumah yang Jumlah penerbitan Sertipikat Hak Milik (SHM)/Sertipikat Hak Guna Bangunan (SHGB)/Sertipikat Hak
0 10000 10000 10000 10000
kabupaten/kota. layak huni bagi korban Satuan Rumah Susun (SHRS) (persil)
b. Fasilitasi penyediaan bencana kabupaten/kota Jumlah rumah tangga berpendapatan rendah yang menerima bantuan/subsidi pembiayaan perumahan
102812 225842 200000 220000 220000
rumah bagi masyarakat b. Fasilitasi penyediaan ProP : Peningkatan Fasilitasi Pembiayaan berupa bantuan uang muka dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) (rumah tangga)
yang terkena relokasi rumah layak huni bagi Perumahan Jumlah rumah tangga yang mendapatkan fasilitas pembiayaan dari lembaga keuangan (RT) 58460 85000 110000 135000 161540
program Pemerintah masyarakat terkena
ProP : Pengembangan Fasilitasi Peningkatan
Daerah relokasi program Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan peningkatan kualitas (rumah tangga) 219005 152510 152510 208765 250910
Kualitas Rumah
kabupaten/kota. pemerintah daerah
ProP : Penyediaan Prasarana, Sarana dan
kab/kota Jumlah rumah yang dilayani bantuan PSU pada perumahan, termasuk PSU kawasan skala besar (unit) 22500 40000 50000 62500 75000
Utilitas Perumahan dan Permukiman
ProP : Fasilitasi Peningkatan Standar
Jumlah kabupaten/kota yang menerbitkan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi
Keandalan Bangunan dan Keamanan 48 48 48 48 48
(SLF) (kabupaten/ kota)
Bermukim (IMB dan SLF)
ProP : Fasilitasi Penanganan Permukiman
Jumlah luasan permukiman kumuh yang ditangani secara terpadu (Hektar) 1221 5779 1000 1000 1000
Kumuh

20
TEMA DAN PRIORITAS NASIONAL
RKP TAHUN 2021
Tema RKP 2021 perlu adaptif dan responsif terhadap wabah COVID-19 dan proses pemulihannya

TEMA RKP 2021 Mempercepat Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial


Pemulihan Industri, Pariwisata dan Investasi
Reformasi Sistem Kesehatan Nasional
FOKUS Reformasi Sistem Jaring Pengaman Sosial
PEMBANGUNAN Reformasi Sistem Ketahanan Bencana

Dengan cara memberikan penekanan terhadap agenda pembangunan tertentu, yang relevan terhadap situasi yang dihadapi dan intervensi yang akan
dilakukan pada tahun 2021

Ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas Infrastruktur untuk ekonomi dan


PN 1 PN 5
dan berkeadilan pelayanan dasar

Pengembangan wilayah untuk mengurangi Lingkungan hidup, ketahanan bencana, dan


AGENDA PN 2 PN 6
kesenjangan perubahan iklim
PEMBANGUNAN
Stabilitas polhukhankam dan transformasi
PN 3 SDM berkualitas dan berdaya saing PN 7 pelayanan publik

PN 4 Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan PN yang memperoleh penekanan di tahun 2021

21
Catatan: Tema RKP 2021 mengalami penyesuaian. Tema RKP 2021 sebelum Pandemi Covid 19: “Meningkatkan Industri, Pariwisata dan Investasi di Berbagai Wilayah
Didukung oleh SDM, dan Infrastruktur untuk Pertumbuhan Berkualitas”
2
CAPAIAN SPM DI SUMATERA
BERDASARKAN LAPORAN LPPD (TAHUN 2018)

Slide - 22
PETA CAPAIAN SPM BERDASARKAN LPPD
REPUBLIK
INDONESIA
TAHUN 2018

538 76% 87% 85% 69% 56%


Jumlah Rata-rata Rata-rata Capaian Rata-rata Capaian Rata-rata Capaian Rata-rata Capaian
Daerah Capaian SPM SPM Pendidikan SPM Kesehatan SPM Pekerjaan Umum SPM Sosial
Catatan : Data Tahun 2018 indikator SPM masih mengacu Permen K/L yg lama (belum mengacu regulasi yg baru)

23
PETA CAPAIAN SPM BERDASARKAN LPPD TAHUN 2018
REPUBLIK
INDONESIA LINGKUP PULAU SUMATERA

Capaian Rata-Rata
Bidang Bidang
Penerapan SPM sebesar Provinsi
Pendidikan Kesehatan
Bidang PU Bidang Sosial Rata-Rata

72% Aceh

Sumatera Utara
79%

85%
74%

81%
66%

57%
31%

42%
64%

67%

Sumatera Barat 92% 83% 75% 70% 80%

Riau 87% 79% 63% 35% 67%

Kepulauan Riau 93% 98% 95% 99% 95%

Jambi 89% 88% 67% 47% 75%

Sumatera Selatan 81% 82% 58% 45% 68%

Bengkulu 85% 95% 63% 51% 74%

Kepulauan Bangka
89% 96% 88% 67% 85%
Belitung

Lampung 86% 85% 61% 50% 71%

Rata-Rata Pulau Sumatera 86% 83% 66% 49% 72%


indikator makro pembangunan tahun 2019
REPUBLIK
INDONESIA
LINGKUP PULAU SUMATERA

Pertumbuhan Penurunan
Tingkat
Capaian IPM Tingkat Kemiskinan
Provinsi IPM IKF Pengangguran
SPM (5 tahun Kemiskinan (5 tahun
Terbuka
terakhir) terakhir)

Aceh 79% 71,9 4% 0,529 15,32 -11% 6,36

Sumatera Utara 95% 71,74 4% 0,945 8,83 -17% 5,56

Sumatera Barat 81% 72,39 4% 0,455 6,42 -13% 5,55

Riau 80% 73 4% 0,956 7,08 -17% 6,20

Kepulauan Riau 86% 75,48 3% 0,386 5,9 -5% 6,91

Jambi 98% 71,26 4% 0,35 7,6 -15% 3,86

Sumatera Selatan 87% 70,02 5% 0,794 12,71 -11% 4,23

Bengkulu 85% 71,21 5% 0,319 15,23 -16% 3,51

Kepulauan Bangka
87% 71,3 4% 0,264 4,62 -15% 3,62
Belitung

Lampung 74% 69,57 5% 0,59 12,62 -13% 4,06

Rata-Rata Pulau
72% 71,787 4% 0,56 9,63 -13% 4,99
Sumatera
Pemetaan berbasis Skalogram
REPUBLIK
INDONESIA Capaian SPM (LPPD 2018) dan Indeks Kapasitas Fiskal Daerah
IKF

7
KUADRAN 4 KUADRAN 1

1 SPM
-10% 10% 30% 50% 70% 90% 110%

KUADRAN 3 KUADRAN 2
-1

Keterangan:
Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat a. Kuadran 1 : IKF & SPM di atas rata-rata
105 daerah 153 daerah 203 daerah 45 daerah b. Kuadran 2 : IKF di bawah rata-rata
SPM di atas rata-rata
di kuadran 1 di kuadran 2 di kuadran 3 di kuadran 4 c. Kuadran 3 : IKF & SPM di bawah rata-rata
d. Kuadran 4 : IKF di atas rata-rata
SPM di bawah rata-rata

26
Contoh Daerah berdasarkan Skalogram
REPUBLIK
INDONESIA Capaian SPM (LPPD 2018) dan Indeks Kapasitas Fiskal Daerah
Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4
Deli Serdang Aceh Tenggara Simeulue Simalungun
Kota Padang Pidie Jaya Aceh Singkil Langkat
Siak Kota Banda Aceh Aceh Selatan Kota Medan
Bengkalis Kota Sabang Aceh Timur Indragiri Hulu
Kota Pekanbaru Tapanuli Selatan Aceh Tengah Indragiri Hilir
Kota Jambi Pakpak Bharat Aceh Barat Pelalawan
Ogan Komering Ilir Samosir Aceh Besar Kampar
Muara Enim Kota Sibolga Pidie Rokan Hulu
Penukal Abab Lematang Ilir Kota Tanjung Balai Bireuen Rokan Hilir
Kota Palembang Kota Pematang Siantar Aceh Utara Tanjung Jabung Barat
Lampung Tengah Kota Tebing Tinggi Aceh Barat Daya Lahat
Kota Batam Kota Binjai Gayo Lues Musi Rawas
Sukabumi Kota Padangsidimpuan Aceh Tamiang Musi Banyuasin
Cianjur Pesisir Selatan Nagan Raya Banyu Asin
Garut Solok Aceh Jaya Ogan Komering Ulu Timur
Tasikmalaya Sijunjung Bener Meriah Lampung Selatan
Kuningan Tanah Datar Kota Langsa Kota Bandar Lampung
Cirebon Padang Pariaman Kota Lhokseumawe Bogor
Majalengka Agam Kota Subulussalam Bandung
Sumedang Pasaman Nias Karawang
Indramayu Dharmasraya Mandailing Natal Bekasi
Subang Kota Solok Tapanuli Tengah Kota Tasikmalaya
Purwakarta Kota Padang Panjang Tapanuli Utara Cilacap

27
REPUBLIK
INDONESIA
HASIL EVALUASI 2019

CAPAIAN SPM BELUM


KINERJA TATAKELOLA KINERJA SUBSTANSI SEKTOR
OPTIMAL

Beberapa Temuan

Sosialisasi dan bimbingan Di tingkat daerah, telah Pengelolaan data dan


teknis SPM baru efektif Mendorong percepatan ditetapkan 388 SK yang informasi masih belum optimal
Monev penerapan
dilaksanakan pada tahun 2019. pembentukan SK Tim terdiri dari 31 Provinsi, 293 dikarenakan transisi penerapan
dan capaian SPM di
Sehingga tahun 2019 disepakati Koordinasi SPM di Kabupaten, dan 64 Kota SPM dari regulasi lama ke
daerah masih belum
sebagai tahap persiapan tingkat daerah (70% dari total daerah) regulasi baru.
efektif dilaksanakan
(termasuk rencana
kerja)

Beberapa Kendala
Minimnya
Sulitnya mencari Instrumen Monev Daerah belum Anggaran SPM
Perubahan Regulasi keterlibatan
data capaian dan Pelaporan yang menerapkan regulasi masih bergantung
SPM di tingkat Pusat masyarakat dan
Penerapan SPM berbeda-beda SPM terbaru dari dana transfer
swasta

28
TIM KOORDINASI PENERAPAN SPM DAERAH
REPUBLIK
INDONESIA (Permendagri 100 Tahun 2018)

Tim Penerapan SPM daerah provinsi ditetapkan Tim Penerapan SPM daerah kabupaten/kota ditetapkan
dengan peraturan gubernur. dengan peraturan bupati/wali kota.

Susunan keanggotaan Tim Penerapan SPM daerah Susunan keanggotaan Tim Penerapan SPM daerah
Provinsi: kabupaten/kota:
a. Penanggung Jawab : Gubernur a. Penanggung Jawab : Bupati/Wali Kota
b. Ketua : Sekretaris Daerah Provinsi b. Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota
c. Wakil Ketua : Kepala Bappeda Provinsi c. Wakil Ketua : Kepala Bappeda Kabupaten/Kota
d. Sekretaris : Kepala Biro Tapem Provinsi d. Sekretaris : Kepala Biro Tapem Kabupaten/
atau sebutan lain Kota atau sebutan lain
e. Anggota : Kepala perangkat daerah e. Anggota : Kepala perangkat daerah
provinsi yang membidangi Kabupaten/Kota yang
Urusan Pemerintahan Wajib membidangi Urusan Pemerintahan
terkait Pelayanan Dasar, Wajib terkait Pelayanan Dasar,
pengelolaan keuangan pengelolaan keuangan daerah,
daerah, inspektorat, dan/ inspektorat, dan/atau sesuai
atau sesuai dengan dengan kebutuhan daerah.
kebutuhan daerah.

29
CASCADING IMPACT SAMPAI KE INPUT

Intervensi di luar kontrol


proyek/program

benefit /manfaat
kegiatan impact
langsung output
/ immediate
outcomes

intermediate
input output
outcomes

Fokus Bappenas
dalam Jangka menengah dan panjang

Fokus K/L Pengampu Fokus Bappenas


Pelayanan Dasar (SPM) dalam Jangka Pendek
Slide - 30
REPUBLIK
INDONESIA
TINDAK LANJUT KEGIATAN SPM T.A. 2020

1 2
Memastikan seluruh daerah telah
Mendorong percepatan
mendapatkan sosialisasi dan bimtek
pembentukan SK Tim Koordinasi
di 2020
SPM di tingkat daerah (termasuk
rencana kerja)
.
SPM 2020
Tindak Lanjut

4 3
Mendorong Pengelolaan data dan Melakukan monitoring dan evaluasi
informasi SPM (sinergi sistem penerapan SPM di 2020 dan tindak
pelaporan dikoordinatori Kemendagri lanjut di 2021 + mendapatkan
laporan capaian SPM 2019 secara
lengkap dan akurat.

Pembahasan Percepatan Pemetaan alokasi Mendorong


instrument dan Strategi insentif dan anggaran dan keterlibatan
jadwal pelaksanaan penetapan perubahan disinsentif alternative sumber masyarakat dan
monev regulasi pembiayaan swasta
Dalam Rangka Pengawalan PN SPM dalam RPJMN
Bappenas Memperkuat Koordinasi Strategis SPM

• FGD dengan Daerah Pemda di


Kalimantan (Teleconference)
• Rapat Sektor SPM bidang
• Rapat Internal Bappenas PUPR
• FGD dengan Daerah Pemda
• Rapat Sekber SPM (K/L • Rapat Konsolidasi Pelaporan di Maluku Papua
JANUARI – Pengampu) Capaian SPM (LPPD) (Teleconference)
AGUSTUS OKTOBER DESEMBER
JUNI
• FGD dengan Daerah Pemda • Rapat Sektor SPM bidang • Rapat Sekber Evaluasi SPM
di Sumatera (Teleconference) Sosial 2020

• Rapat Internal • Rapat Sektor SPM bidang • Rapat Sektor SPM bidang • Diseminasi Akhir
Bappenas Kesehatan Trantibumlinmas
• Rangkaian Rapat JULI • Rapat Sektor SPM bidang SEPTEMBER • FGD dengan Daerah Pemda NOVEMBER
Sekber SPM Pendidikan di Bali Nusra
(Komponen (Teleconference)
• FGD dengan Daerah Pemda
Kemendagri) di Jawa (Teleconference) • FGD dengan Daerah Pemda
di Sulawesi (Teleconference)
KESIMPULAN STRATEGI PENCAPAIAN SPM

1. Fokus pemanfaatan APBD untuk memenuhi pelayanan publik dasar seperti pencapaian
SPM dalam pandemi Covid 19
2. Pemanfaatan sumber pembiayaan pembangunan daerah yang ada secara optimal,
misalnya TKDD, DAK fisik melalui dana cadangan
3. Mengembangkan alternatif sumber pendanaan diluar DAK
4. Penguatan integrasi SPM ke dalam Dokumen Perencanaan dan Penganggaran
5. Penguatan Koordinasi dan Sinergi Pusat dan Daerah
6. Pengembangkan sistem pelaporan yang terintegrasi dengan Indikator pencapaian SPM
yang jelas dan terukur, dengan cascading yang jelas
7. Membangun instrumen Monitoring dan Evaluasi Bersama
8. Pembentukan dan penguatan peran Sekber/Tim Koordinasi Penerapan SPM
33
Hasil Analisis Skalogram Capaian SPM PU dan Indeks
Kapasitas Fiskal Daerah
Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4
Deli Serdang Aceh Tenggara Simeulue Simalungun
Kota Padang Pidie Jaya Aceh Singkil Langkat
Siak Kota Banda Aceh Aceh Selatan Kota Medan
Bengkalis Kota Sabang Aceh Timur Indragiri Hulu
Kota Pekanbaru Tapanuli Selatan Aceh Tengah Indragiri Hilir
Kota Jambi Pakpak Bharat Aceh Barat Pelalawan
Ogan Komering Ilir Samosir Aceh Besar Kampar
Muara Enim Kota Sibolga Pidie Rokan Hulu
Penukal Abab Lematang Ilir Kota Tanjung Balai Bireuen Rokan Hilir
Kota Palembang Kota Pematang Siantar Aceh Utara Tanjung Jabung Barat
Lampung Tengah Kota Tebing Tinggi Aceh Barat Daya Lahat
Kota Batam Kota Binjai Gayo Lues Musi Rawas
Sukabumi Kota Padangsidimpuan Aceh Tamiang Musi Banyuasin
Cianjur Pesisir Selatan Nagan Raya Banyu Asin
Garut Solok Aceh Jaya Ogan Komering Ulu Timur
Tasikmalaya Sijunjung Bener Meriah Lampung Selatan
Kuningan Tanah Datar Kota Langsa Kota Bandar Lampung
Cirebon Padang Pariaman Kota Lhokseumawe Bogor
Majalengka Agam Kota Subulussalam Bandung
Sumedang Pasaman Nias Karawang
Indramayu Dharmasraya Mandailing Natal Bekasi
Subang Kota Solok Tapanuli Tengah Kota Tasikmalaya
Purwakarta Kota Padang Panjang Tapanuli Utara Cilacap
Bandung Barat Kota Bukittinggi Toba Samosir Banjarnegara
Kota Bogor Kota Payakumbuh Labuhan Batu Kebumen
Kota Sukabumi Kota Pariaman Asahan Magelang
Kota Bandung Sarolangun Dairi Sukoharjo
Kota Cirebon Batang Hari Karo Blora
Kota Bekasi Tebo Nias Selatan Pemalang
Kota Depok Kota Sungai Penuh Humbang Hasundutan Tegal
Kota Cimahi Kota Pagar Alam Serdang Bedagai Ponorogo
Banyumas Kota Lubuklinggau Batu Bara Blitar
Purbalingga Bengkulu Selatan Padang Lawas Utara Kediri
Boyolali Bengkulu Utara Padang Lawas Jember
Klaten Lebong Labuhan Batu Selatan Karangasem
Karanganyar Bengkulu Tengah Labuhan Batu Utara Lombok Timur
Grobogan Lampung Barat Nias Utara Ketapang
Pati Lampung Timur Nias Barat Kotawaringin Timur
Jepara Tulang Bawang Barat Kota Gunungsitoli Kota Baru
Demak Kota Metro Kepulauan Mentawai Tanah Bumbu
Semarang Bangka Lima Puluh Kota Kota Balikpapan
Kendal Belitung Solok Selatan Konawe
Pekalongan Bangka Barat Pasaman Barat Teluk Bintuni
Hasil Analisis Skalogram Capaian SPM PU dan Indeks
Kapasitas Fiskal Daerah
Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4
Brebes Bangka Tengah Kota Sawah Lunto Mimika
Kota Surakarta Belitung Timur Kuantan Singingi Asmat
Kota Semarang Kota Pangkal Pinang Kepulauan Meranti
Kulon Progo Karimun Kota Dumai
Bantul Bintan Kerinci
Gunung Kidul Natuna Merangin
Sleman Lingga Muaro Jambi
Kota Yogyakarta Kepulauan Anambas Tanjung Jabung Timur
Trenggalek Kota Tanjung Pinang Bungo
Tulungagung Ciamis Ogan Komering Ulu
Malang Pangandaran Ogan Komering Ulu Selatan
Lumajang Kota Banjar Ogan Ilir
Banyuwangi Wonosobo Empat Lawang
Probolinggo Sragen Musi Rawas Utara
Pasuruan Kudus Kota Prabumulih
Sidoarjo Temanggung Rejang Lebong
Mojokerto Kota Salatiga Kaur
Jombang Kota Tegal Seluma
Nganjuk Pacitan Mukomuko
Madiun Bondowoso Kepahiang
Magetan Kota Kediri Kota Bengkulu
Ngawi Kota Blitar Tanggamus
Bojonegoro Kota Probolinggo Lampung Utara
Tuban Kota Pasuruan Way Kanan
Lamongan Kota Mojokerto Tulangbawang
Gresik Kota Madiun Pesawaran
Sumenep Kota Batu Pringsewu
Kota Malang Pandeglang Mesuji
Kota Surabaya Jembrana Pesisir Barat
Lebak Klungkung Bangka Selatan
Tangerang Lombok Tengah Purworejo
Serang Sumbawa Wonogiri
Kota Tangerang Dompu Rembang
Kota Cilegon Bima Batang
Kota Tangerang Selatan Sumbawa Barat Kota Magelang
Tabanan Kota Bima Kota Pekalongan
Badung Timor Tengah Utara Situbondo
Gianyar Rote Ndao Bangkalan
Buleleng Sumba Tengah Sampang
Kota Denpasar Nagekeo Pamekasan
Lombok Barat Kota Kupang Kota Serang
Kota Mataram Bengkayang Bangli
Kota Pontianak Sekadau Lombok Utara
Hasil Analisis Skalogram Capaian SPM PU dan Indeks
Kapasitas Fiskal Daerah
Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4
Kapuas Kubu Raya Sumba Barat
Tabalong Kota Singkawang Sumba Timur
Balangan Barito Utara Kupang
Kota Banjarmasin Lamandau Timor Tengah Selatan
Paser Murung Raya Belu
Kutai Barat Kota Palangka Raya Alor
Kutai Kartanegara Hulu Sungai Selatan Lembata
Kutai Timur Hulu Sungai Utara Flores Timur
Berau Tana Tidung Sikka
Penajam Paser Utara Kepulauan Talaud Ende
Mahakam Ulu Minahasa Utara Ngada
Kota Samarinda Bolaang Mongondow Utara Manggarai
Kota Bontang Minahasa Tenggara Manggarai Barat
Kota Manado Bolaang Mongondow Selatan Sumba Barat Daya
Banggai Bolaang Mongondow Timur Manggarai Timur
Bone Kota Bitung Sabu Raijua
Luwu Timur Kota Tomohon Malaka
Kota Makasar Kota Kotamobagu Sambas
Kota Kendari Morowali Landak
Parigi Moutong Mempawah
Sigi Sanggau
Morowali Utara Sintang
Kota Palu Kapuas Hulu
Bulukumba Melawi
Bantaeng Kayong Utara
Jeneponto Kotawaringin Barat
Gowa Barito Selatan
Sinjai Sukamara
Maros Seruyan
Barru Katingan
Soppeng Pulang Pisau
Sidenreng Rappang Gunung Mas
Pinrang Barito Timur
Enrekang Tanah Laut
Tana Toraja Banjar
Luwu Utara Barito Kuala
Toraja Utara Tapin
Kota Parepare Hulu Sungai Tengah
Kota Palopo Kota Banjar Baru
Muna Malinau
Kolaka Bulungan
Wakatobi Nunukan
Kolaka Utara Kota Tarakan
Hasil Analisis Skalogram Capaian SPM PU dan Indeks
Kapasitas Fiskal Daerah
Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4
Buton Utara Bolaang Mongondow
Konawe Utara Minahasa
Muna Barat Kepulauan Sangihe
Buton Tengah Minahasa Selatan
Buton Selatan Siau Tagulandang Biaro
Kota Baubau Banggai Kepulauan
Gorontalo Poso
Pohuwato Donggala
Kota Gorontalo Toli-Toli
Majene Buol
Polewali Mandar Tojo Una-Una
Mamuju Banggai Laut
Buru Selatan Kepulauan Selayar
Halmahera Timur Takalar
Pulau Morotai Pangkajene dan Kepulauan
Fakfak Wajo
Pegunungan Arfak Luwu
Kepulauan Yapen Buton
Biak Numfor Konawe Selatan
Yahukimo Bombana
Sarmi Kolaka Timur
Lanny Jaya Konawe Kepulauan
Deiyai Boalemo
Kota Jayapura Bone Bolango
Gorontalo Utara
Mamasa
Mamuju Utara
Mamuju Tengah
Maluku Tenggara Barat
Maluku Tenggara
Maluku Tengah
Buru
Kepulauan Aru
Seram Bagian Barat
Seram Bagian Timur
Maluku Barat Daya
Kota Ambon
Kota Tual
Halmahera Barat
Halmahera Tengah
Kepulauan Sula
Halmahera Selatan
Halmahera Utara
Hasil Analisis Skalogram Capaian SPM PU dan Indeks
Kapasitas Fiskal Daerah
Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4
Pulau Taliabu
Kota Ternate
Kota Tidore Kepulauan
Kaimana
Teluk Wondama
Manokwari
Sorong Selatan
Sorong
Raja Ampat
Tambrauw
Maybrat
Manokwari Selatan
Kota Sorong
Jayawijaya
Jayapura
Nabire
Paniai
Puncak Jaya
Boven Digoel
Mappi
Pegunungan Bintang
Tolikara
Waropen
Supiori
Mamberamo Raya
Nduga
Mamberamo Tengah
Yalimo
Puncak
Dogiyai
Intan Jaya
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai