Anda di halaman 1dari 22

Arah Kebijakan Nasional

dalam Penerapan SPM


Bidang PUPR
Togu Santoso Pardede
Direktur Pembangunan Daerah
Kedeputian Bidang Pengembangan Regional
Kementerian PPN/Bappenas

21 Februari 2024
1 Arah Kebijakan Nasional dalam Penerapan SPM

2 Hasil Monitoring dan Evaluasi SPM PUPR


Outline
3 SPM Bidang Pekerjaan Umum

4 SPM Bidang Pekerjaan Umum


Arah Kebijakan
Nasional dalam
Penerapan SPM
SPM dalam UU 23/2014
Pasal 1 Butir 17 : Urusan Wajib terkait Pelayanan Dasar
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan
mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang
berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal

Pasal 18 Ayat 1 :
Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan pelaksanaan
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar Pendidikan Kesehatan Sosial
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3).

Pasal 18 Ayat 2 :
Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat.
Pekerjaan Perumahan
Umum Rakyat Trantibumlinmas
Pasal 298 Ayat 1 :
Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan
Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan standar
pelayanan minimal
SPM dalam UU HKPD
Desain Transfer ke Daerah yang Dapat
Pasal 130 : Dimanfaatkan oleh SPM
DAU sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (1) dan Pasal 129 ayat (1)
digunakan untuk memenuhi pencapaian standar pelayanan minimal berdasarkan DBH
tingkat capaian kinerja layanan Daerah. • DBH Pajak
• DBH SDA
Pasal 135 Ayat 1 dan 2:
DAU
(1) Pemerintah dapat memberikan insentif fiskal kepada Daerah atas pencapaian
kinerja berdasarkan kriteria tertentu.
DAK
(2) Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa perbaikan
dan/atau pencapaian kinerja Pemerintahan Daerah, antara lain pengelolaan • DAK Fisik
Keuangan Daerah, pelayanan umum pemerintahan, dan pelayanan dasar. • DAK Non Fisik
• Hibah Daerah
Pasal 141 Ayat 1 :
Pemerintah Daerah menyusun program pembangunan Daerah sesuai dengan Dana Otsus
prioritas dan kebutuhan Daerah yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan • Otsus Aceh
Urusan Pemerintahan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar publik dan • Otsus Papua
pencapaian sasaran pembangunan. • Otsus Papua Barat
• Tambahan Infrastruktur Papua
Pasal 144 Ayat 1 : • Tambahan Infrastruktur Papua Barat
Belanja untuk pemenuhan kebutuhan Urusan Pemerintahan wajib yang terkait
dengan pelayanan dasar publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141 ayat (1) Dana Keistimewaan Yogyakarta
disesuaikan dengan kebutuhan untuk pencapaian standar pelayanan minimal.
Dana Desa

Sumber: UU 1/2022 tentang Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah


Konstelasi SPM dalam Kerangka Regulasi

Tingkat Pusat Tingkat Daerah

UU No. 23 Tahun 2014 PP No. 2 Tahun 2018 Dokumen Perencanaan Dokumen Perencanaan
tentang Pemerintahan pedoman tentang Standar pedoman
Jangka Menengah dan pedoman
Jangka Menengah dan
Daerah Pelayanan Minimal Tahunan tingkat Nasional Tahunan tingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota
diacu diacu
diacu

Peraturan Menteri Rencana Strategis dan Rencana Strategis dan


terkait tentang Renja K/L Pengampu Renja OPD Pengampu
Standar Teknis 6 SPM SPM
bidang SPM
Tema, Pengarusutamaan, dan Prioritas RPJMN 2020-2024

Pengarusutamaan RPJMN 2020 – 2024:

Kesetaraan Tata Kelola Pembangunan


Gender (Governance) Transformasi Digital
Visi Presiden 2020 – 2024:

Terwujudnya Pembangunan
Berkelanjutan
Modal Sosial
Budaya
Indonesia Maju
yang Berdaulat, Prioritas RPJMN 2020 – 2024:

Mandiri, dan
1. Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk 5. Memperkuat Infrastruktur
Pertumbuhan yang Berkualitas Mendukung Pengembangan

Berkepribadian 2. Mengembangkan Wilayah untuk


Ekonomi dan Pelayanan Dasar

Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin


berlandaskan Pemerataan
6. Membangun Lingkungan Hidup,
Meningkatkan Ketahanan

Gotong Royong 3.
Meningkatkan SDM Berkualitas dan
Bencana dan Perubahan Iklim

Berdaya Saing
7. Memperkuat Stabilitas
4.
Revolusi Mental dan Pembangunan Polhukhankam dan Transformasi
Kebudayaan Pelayanan Publik

: PN yang terkait dengan SPM


Indikator dan Target SPM dalam PN 2 RPJMN 2020 - 2024
Indikator dan Arah Kebijakan KP #5: Kelembagaan dan Keuangan Daerah
PP PP Target RPJMN
Kebijakan Strategi Indikator
Pembangunan Pembangunan 2020-2024
Wilayah Sumatera Wilayah Papua Persentase pencapaian SPM di daerah 100%
Integrasi dan penerapan SPM Jumlah daerah yang melakukan integrasi
542 daerah
dan penerapan SPM
PN 2 Belanja APBD berorientasi pada Jumlah daerah yang belanja APBD nya
Mengembangkan pelayanan masyarakat yang berorientasi pada pelayanan masyarakat
PP 542 daerah
Wilayah untuk PP diwujudkan dengan pemenuhan yang diwujudkan dengan pemenuhan SPM
Pembangunan Mengurangi SPM
Pembangunan
Wilayah Kesenjangan dan Wilayah Maluku Diklat Percepatan Pelaksanaan Jumlah aparatur yang mengikuti Diklat
Jawa-Bali Menjamin 4.875 aparatur
SPM di Daerah Percepatan Pelaksanaan SPM di Daerah
Pemerataan

PP PP
Pembangunan Pembangunan Target Persentase Capaian Penerapan SPM
Wilayah Nusa Wilayah Capaian
Sulawesi Target Capaian
Tenggara Indikator Penerapan SPM
2024
2023*
PP Pembangunan
Persentase capaian SPM bidang Pendidikan 81% 100%
Wilayah Kalimantan
Persentase capaian SPM bidang Kesehatan 84% 100%

Kegiatan Prioritas: Persentase capaian SPM bidang Pekerjaan Umum 84% 100%
•1 Pengembangan Sektor Unggulan •4 Pengembangan Daerah Persentase capaian SPM bidang Perumahan Rakyat 85% 100%
Tertinggal, Kawasan
•2 Pengembangan Kawasan Strategis Persentase capaian SPM bidang Trantibumlinmas 86% 100%
Perbatasan, dan Perdesaan
•3 Pengembangan Kawasan Perkotaan Persentase capaian SPM bidang Sosial 84% 100%
• Kelembagaan dan Keuangan
5

Daerah Rata-rata Capaian SPM 84% 100%


*) sumber: Sekber SPM, Ditjen Bina Bangda Kemendagri (Februari,2024)
Hasil Monitoring dan
Evaluasi SPM PUPR
SPM Bidang
Pekerjaan Umum
Hasil Evaluasi 2022 dan Monitoring 2023 SPM Bidang Pekerjaan Umum
Agregat Alokasi APBD
Capaian SPM Pekerjaan Umum tahun 2023 Provinsi, Kabupaten Kota
SPM Bidang Pekerjaan
87%
80% UmumTahun 2022
JAWA TIMUR Rp795.377
PAPUA Rp551.512
Provinsi Kab/Kota JAWA TENGAH
JAWA BARAT
Rp520.242
Rp506.677
SUMATERA UTARA Rp488.378
SUMATERA SELATAN
KALIMANTAN TIMUR
Rp472.384
Rp391.561
Dari data alokasi APBD
*) sumber: Sekber SPM, Ditjen Bina Bangda Kemendagri (Februari, 2024)
SULAWESI SELATAN Rp343.553 Provinsi, Kabupaten, dan Kota,
Rp341.138
terlihat adanya variasi yang
NUSA TENGGARA TIMUR
ACEH Rp305.414
Capaian SPM Pekerjaan Umum DAERAH ISTIMEWA … Rp281.692
signifikan antara daerah.
Rp268.007
dalam 5 Tahun Terakhir
SULAWESI UTARA
RIAU Rp233.822 Provinsi yang memiliki alokasi
SULAWESI TENGGARA Rp233.210
100,00% KALIMANTAN TENGAH Rp229.770 terbesar adalah Jawa Timur,
83,53% Rp228.985
sementara Kalimantan Utara
SULAWESI TENGAH
80,00% 69,19%
KALIMANTAN BARAT Rp226.703
67,73%
56,71%
64,13% JAMBI
SUMATERA BARAT
Rp217.878
Rp213.917
memiliki alokasi terkecil.
60,00%
DKI JAKARTA Rp195.696 Perbedaan alokasi ini dapat
Rp187.821
mencerminkan perbedaan
NUSA TENGGARA BARAT
40,00% KALIMANTAN SELATAN Rp180.280

20,00%
MALUKU
LAMPUNG
Rp177.141
Rp170.907
kebutuhan dan prioritas
BANTEN Rp170.440 pembangunan antar provinsi
0,00% GORONTALO Rp151.577
2019 2020 2021 2022 2023 KEPULAUAN RIAU Rp145.599 dan kabupaten/kota.
PAPUA BARAT Rp140.888
Berdasarkan capaian SPM Pekerjaan Umum dalam 5 tahun BENGKULU Rp138.059
BALI Rp125.631
terakhir, terlihat adanya tren peningkatan. Meskipun capaian SULAWESI BARAT Rp99.371
pada tahun 2023 sudah meningkat, masih dibutuhkan MALUKU UTARA Rp90.463
BANGKA BELITUNG Rp78.092
peningkatan lebih lanjut agar mencapai target optimal 100% KALIMANTAN UTARA Rp72.797
*) sumber: Ditjen Bina Keuda Kemendagri, diolah
pada tahun 2024. Dalam Juta Rp- Rp400.000 Rp800.000 (November, 2023)
Rekapitulasi Capaian Indeks Penerapan SPM PU tahun 2023
Capaian Indeks Penerapan SPM PU lingkup Provinsi

Kalimantan 100%
Sulawesi 98%
Maluku 98%
Jawa-Bali 96%
Nusa Tenggara 95%
Sumatera 91%
87% Papua 42%
Rata-rata Capaian SPM PU
tingkat Provinsi 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Capaian Indeks Penerapan SPM PU lingkup Kab/Kota

Jawa-Bali 96%
Sulawesi 84%
Sumatera 84%
Kalimantan 81%
Nusa Tenggara 76%
Maluku 72%

80% Papua 15%

Rata-rata Capaian SPM PU 0% 20% 40% 60% 80% 100%


tingkat Kab/Kota
: Target Capaian Penerapan : Target Penerapan Capaian
: Rata-rata Nasional
Sumber: Sekber SPM Bangda Kemendagri (data capaian tahun 2023 yang dilaporkan hingga Februari 2024), diolah Bappenas SPM 2023 (90,90%) SPM 2024 (100%)
Pemetaan Berbasis Skalogram Capaian Indeks Penerapan SPM PU dan RKF
daerah tingkat Kabupaten/Kota KUADRAN 4
RKF
KUADRAN 1
RKF > SPM < 7,000 RKF > SPM >

6,000

5,000

4,000

3,000

2,000

0% 20% 40% 60% 80%


1,000 100% SPM
Kuadran 1
Kuadran 2 KUADRAN 3 0,000 KUADRAN 2
Kuadran 3 RKF < SPM < RKF < SPM >

Kuadran 4
Papua

Maluku

Sulawesi
Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat Kalimantan
82 Kab/Kota 172 Kab/Kota 151 Kab/Kota 103 Kab/Kota
Nusra
di kuadran 1 di kuadran 2 di kuadran 3 di kuadran 4
Jawa Bali

Sumatera

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Sumber: Sekber SPM Bangda Kemendagri (data capaian tahun 2023 yang dilaporkan hingga Februari 2024), Kemenkeu (Peta Kapasitas Fiskal Daerah tahun 2023), diolah Bappenas Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4
SPM Bidang
Perumahan Rakyat
Hasil Evaluasi 2022 dan Monitoring 2023 SPM Bidang Perumahan Rakyat
A l o k as i A PBD Pr ovi n s i , Kab u p ate n
Ko ta SPM Bi d an g Pe r u m ah an R ak y at
Capaian SPM Perumahan Rakyat tahun 2023 Tah u n 2022
DKI JAKARTA Rp1.024.574
86%
84%
JAWA BARAT Rp312.801
PAPUA BARAT Rp95.520
PAPUA Rp75.490
JAWA TENGAH
SULAWESI SELATAN
Rp30.252
Rp25.589
Dari data alokasi APBD Provinsi,
Provinsi Kab/kota BANTEN Rp19.822 Kabupaten, dan Kota, terdapat
MALUKU UTARA
JAWA TIMUR
Rp19.309
Rp17.940
variasi yang signifikan dalam
KALIMANTAN SELATAN Rp17.628 besaran alokasi antar daerah.
KALIMANTAN TIMUR
Sebagai contoh, gap alokasi
Rp16.104
SUMATERA BARAT Rp13.359
*) sumber: Sekber SPM, Ditjen Bina Bangda Kemendagri (Februari, 2024)
GORONTALO Rp12.076
antara daerah terkecil
Capaian SPM Perumahan Rakyat dalam 5 NUSA TENGGARA BARAT
BANGKA BELITUNG
Rp12.059
Rp11.709 (Kalimantan Utara) dan
Tahun Terakhir
terbesar (DKI Jakarta),
SULAWESI TENGGARA Rp10.669
RIAU Rp8.806
100,00%
85,25% MALUKU
SUMATERA SELATAN
Rp7.237 mencapai triliun rupiah. Variasi
Rp7.219
80,00%
62,21% KALIMANTAN TENGAH Rp6.838 tersebut dapat disebabkan oleh
60,00%
47,13% 45,53%
NUSA TENGGARA TIMUR
SULAWESI TENGAH
Rp6.812
Rp5.950
beberapa faktor seperti
40,00% SULAWESI BARAT Rp5.838 perbedaan jumlah penduduk,
tingkat kerawanan bencana,
SUMATERA UTARA Rp5.780
15,99%
20,00% BALI Rp3.620

0,00%
SULAWESI UTARA
DAERAH ISTIMEWA …
Rp3.356
Rp3.277
intensitas relokasi
2019 2020 2021 2022 2023 LAMPUNG Rp3.273 pemukiman dan lain
Berdasarkan capaian SPM Perumahan Rakyat dalam 5
JAMBI
KALIMANTAN BARAT
Rp2.864
Rp2.829
sebagainya.
tahun terakhir, terlihat adanya tren peningkatan yang KEPULAUAN RIAU Rp2.445

positif. Meskipun capaian sudah meningkat, masih BENGKULU


ACEH
Rp1.859
Rp1.756
diperlukan upaya untuk mendorong pencapaian target KALIMANTAN UTARA Rp1.065
*) sumber: Ditjen Bina Keuda Kemendagri, diolah
100% pada tahun 2024. Dalam Juta Rp- Rp400.000 Rp800.000 Rp1.200.000 (November, 2023)
Pemetaan Rata-rata Capaian SPM Bidang Perumahan Rakyat Tahun 2023

Capaian Penerapan SPM PR lingkup Provinsi

Jawa-Bali 100%
Kalimantan 98%
Nusa Tenggara 98%
Sumatera 93%
Sulawesi 92%
Maluku 91%
86% Papua 38%
Rata-rata Capaian SPM PR
tingkat Provinsi 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Capaian Penerapan SPM PR lingkup Kab/Kota

Jawa-Bali 98%
Kalimantan 90%
Sumatera 89%
Sulawesi 89%
Nusa Tenggara 76%
Maluku 65%
84% Papua 21%
Rata-rata Capaian SPM PR tingkat 0% 20% 40% 60% 80% 100%
Kab/Kota
: Target Capaian Penerapan : Target Penerapan Capaian
: Rata-rata Nasional
Sumber: Sekber SPM Bangda Kemendagri (data capaian tahun 2023 yang dilaporkan hingga Februari 2024), diolah Bappenas SPM 2023 (90,90%) SPM 2024 (100%)
Pemetaan Berbasis Skalogram Capaian Indeks Penerapan SPM PR dan RKF
daerah tingkat Kabupaten/Kota
RKF
KUADRAN 4 7,000 KUADRAN 1
RKF > SPM < RKF > SPM >

6,000

5,000

4,000

3,000

2,000
Kuadran 1
Kuadran 2 0% 20% 40% 60% 80%
1,000 100% SPM
Kuadran 3
Kuadran 4
KUADRAN 3 0,000 KUADRAN 2
RKF < SPM < RKF < SPM >

Papua

Maluku

Sulawesi
Terdapat Terdapat Terdapat Terdapat Kalimantan
94 Kab/Kota 180 Kab/Kota 143 Kab/Kota 91 Kab/Kota Nusra

di kuadran 1 di kuadran 2 di kuadran 3 di kuadran 4 Jawa Bali

Sumatera

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Kuadran 1 Kuadran 2 Kuadran 3 Kuadran 4


Sumber: Sekber SPM Bangda Kemendagri (data capaian tahun 2023 yang dilaporkan hingga Februari 2024), Kemenkeu (Peta Kapasitas Fiskal Daerah tahun 2023), diolah Bappenas
Hasil Kuesioner Monitoring dan Evaluasi 2023 SPM Bidang PUPR
Total responden

144
Sumatera : Kalimantan : Nusa Tenggara : Papua :
37 responden 63 responden 9 responden Tidak Mengumpulkan
Kuesioner
Jawa-Bali : Sulawesi : Maluku :
responden 24 responden 9 responden 2 responden

83% 83% 82% 73% 72% 71%

Telah mengintegrasikan Telah menyusun rencana Telah menyusun Strategi


Telah memanfaatkan Kondisi geografis Telah memiliki mekanisme
Penerapan SPM ke dalam untuk memperbarui atau Percepatan Pencapaian
alternatif sumber menjadi tantangan verifikasi dan validasi
RKPD dan Renja PD mengganti sarana Target Penerapan SPM
pendanaan selain APBD penerapan SPM data penerima layanan
prasarana dalam RPJMN Tahun 2024

62% 48% 47% 30% 24% 14%

Telah melakukan Telah melakukan


Telah melakukan Telah memiliki mekanisme Telah memiliki Telah melakukan
pemeliharaan kolaborasi/pelibatan
pemetaan pelatihan/ transfer inovasi dalam exercise kebutuhan
sarana prasarana stakeholders dari
kebutuhan sarpras knowledge penerapan SPM pegawai
yang dibutuhkan non-pemerintah
Hasil Kuesioner Monitoring dan Evaluasi 2023 SPM Bidang PUPR
Proporsi perbandingan antara ASN/PNS dengan Frekuensi Pembinaan terkait Standar Teknis
Sumber pendanaan yang dimanfaatkan
Non-ASN/Honorer pada Tim Penerapan SPM dan mekanisme Penerapan SPM yang
4% 2% 35% dilaksanakan K/L Pengampu
30%
30%
Dana Desa 25% Lebih dari 3x dalam 1 tahun 13%
12% Dana Otsus*
20%
13% 12%
38% 15%
9% 10% 3x dalam 1 tahun 8%
CSR 7% 7%
10% 5% 4% 4%
5%
DAU 2x dalam 1 tahun 13%
24% 0%
Dana Lainnya** 1x dalam 1 tahun 45%
DAK
19% Tidak Pernah 20%

0% 10% 20% 30% 40% 50%

Kendala dalam perhitungan kebutuhan Kendala dalam proses pelaporan SPM


Kendala pada tahapan penerapan pemenuhan layanan
SPM
Tidak Ada Kendala 18%
Lainnya 2%
Pengumpulan
8%
Data Kurang memahami metode 17% Kurangnya informasi jika ada
perubahan indikator dalam e- 37%
Perhitungan SPM
43% Kondisi geografis 11%
Kebutuhan
Tidak memahami cara penentuan Unit Kurangnya SDM untuk
Perencanaan 7% 30%
40% cost menyusun pelaporan
Kekurangan SDM 29%
Keterlambatan informasi jadwal
Pelaksanaan pelaporan pada e-SPM
15%
9% Data penerima layanan yang sulit 34%

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 0% 10% 20% 30% 40%
Temuan, Tantangan dan Kendala Penerapan SPM PUPR Secara Umum
• Infrastruktur sudah terbangun belum sesuai dengan kriteria/standar yang ditetapkan
• Pola permukiman yang sporadik dan berjauhan, sehingga menyulitkan pemenuhan infrastruktur
• Sistem pelaporan belum terintegrasi secara optimal
• Belum tersosialisasikannya alternatif pelaporan bagi pemda yang tidak memiliki SPAM Regional dan
pelaporan apabila tidak terjadi bencana

Temuan Kendala dan Tantangan SPM Pekerjaan Umum


• Tidak semua Provinsi membutuhkan SPAM/SPALD Regional sehingga tidak dilakukan

Temuan, pembangunan infrastruktur


• Kesadaran masyarakat untuk hidup sehat masih rendah

Tantangan
dan Kendala Temuan, kendala & tantangan bidang Perumahan Rakyat
• Banyak daerah yang belum memiliki Rencana Aksi Mitigasi dan Adaptasi Bencana
Penerapan • Terdapat tumpang tindih kewenangan dalam perencanaan pemenuhan SPM antara
OPD Teknis Pelaksana SPM Perumahan dan BPBD
SPM PUPR • Urgensi dan pemahaman Pemda dalam melaksanakan program relokasi masih rendah
• Beberapa bencana belum ditetapkan dengan SK Bencana sehingga Pemda kesulitan
dalam melaksanakan Layanan Rumah Bencana

Upaya Kementerian PUPR dalam Percepatan Pencapaian Target Penerapan SPM dalam RPJMN Tahun 2024:
• Pembinaan teknis penentuan prioritas usulan kegiatan SPM;
• Mendorong prioritasasi anggaran SPM PUPR di daerah serta mengarahkan alternatif pembiayaan lain;
• Menyusun Kode Rekening dan Definisi Operasional Penerapan SPM untuk membantu pemahaman Pemda;
• Fokus melakukan penyusunan revisi permenteknis PUPR sehingga sudah dalam tahap finalisasi pasca
harmonisasi; dan
• Pembinaan Teknis untuk membantu Pemda memahami sistem pelaporan yang terintegrasi.
Rekomendasi Penerapan SPM Bidang PUPR
Rekomendasi SPM Perumahan Rakyat
• Mendorong percepatan penyusunan Rencana Aksi Mitigasi dan Adaptasi Bencana
• Perlu pemetaan tusi (role sharing) antar K/L dalam penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan SPM terkait kebencanaan
• Pusat mengirimkan surat edaran kepada KDH dalam upaya percepatan dalam
mengeluarkan SK bencana

Rekomendasi Rekomendasi SPM Pekerjaan Umum


• Mendorong penyusunan masterplan atau Rencana Induk SPAM (RISPAM) dari untuk
menentukan kebutuhan SPAM Regional
• Perlu dirancang strategi berjenjang dari Provinsi ke Kabupaten/Kota yang memiliki
keterbatasan (bantuan keuangan, pembinaan teknis dan infrastruktur)
• Kolaborasi dengan kemenkes melalui kampanye dan sosialisasi hidup sehat

Rekomendasi SPM PUPR


• Melakukan audit terhadap infrastruktur yang telah dibangun untuk memastikan sesuai dengan kriteria dan standar
yang ditetapkan;
• Penerapan SPM secara asimetris memperhatikan tipologi wilayah (Identifikasi lokasi strategis dan ketersediaan
lahan potensial dan mengintegrasikannya ke dalam dokumen perencanaan dan penganggaran daerah); dan
• Percepatan integrasi pelaporan melalui evaluasi menyeluruh terhadap fitur yang dapat diintegrasikan dari
kedua aplikasi serta penyempurnaan antarmuka dan protokol pertukaran data antara eSPM dan Sicalmers
untuk memudahkan Pemda dalam melakukan pelaporan.
TERIMA KASIH

Kementerian PPN/Bappenas

Jl. H.R. Rasuna Said Kav. B-2,


Gedung Wisma Bakrie 2 Lt. 8
Kuningan, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai