Anda di halaman 1dari 25

Strategi Pencapaian Standar Pelayanan

Minimal (SPM) bidang Pekerjaan Umum


Perumahan Rakyat (PUPR) secara nasional
di masa pandemik COVID-19

Mohammad Roudo, ST, MPP, Ph.D


Plt. Direktur Otonomi Daerah
Kementerian PPN/Bappenas

2 September 2020
OUTLINE
1 ARAH KEBIJAKAN SPM DALAM RPJMN
2020-2024

2
HASIL EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
KEGIATAN 2020

STRATEGIS SPM PASCA PANDEMIK COVID 19


3

Slide - 2
1
ARAH KEBIJAKAN SPM DALAM RPJMN
2020-2024

HASIL EVALUASI DAN TINDAK LANJUT


KEGIATAN 2020

Slide - 3
AMANAT SPM DALAM UU 23/2014
Pasal 1 Butir 17 :
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan
mutu Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib Urusan Wajib terkait Pelayanan Dasar
yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal. (UU 23 2014)

Pasal 18 ayat 2
Ayat 1 :
Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan
pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3).
PENDIDIKAN KESEHATAN SOSIAL
UU Ayat 2 :

23/2014 Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib


yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) berpedoman pada standar pelayanan minimal
yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Pasal 298 ayat 1 PEKERJAAN PERUMAHAN TRANTIBUM


Ayat 1 : UMUM RAKYAT LINMAS
Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan
Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang
ditetapkan dengan standar pelayanan minimal
Slide - 4
KONSTELASI SPM DALAM REGULASI
Tingkat Pusat Tingkat Daerah

UU No. 23 Tahun 2014 PP No. 2 Tahun 2018 Dokumen Perencanaan Dokumen Perencanaan Jangka
tentang Pemerintahan tentang Standar Jangka Menengah dan Menengah dan Tahunan tingkat
Daerah Pelayanan Minimal Tahunan tingkat Nasional Provinsi/Kabupaten/Kota

Peraturan Menteri Rencana Strategis dan Rencana Strategis dan


terkait tentang Standar Renja K/L Pengampu Renja OPD Pengampu
Teknis 6 bidang SPM SPM SPM

Slide - 5
TEMA, PRIORITAS, PENGARUSUTAMAAN, DAN KAIDAH
REPUBLIK
INDONESIA RPJMN 2020-2024
Tema RPJMN IV 2020-2024
Prioritas RPJMN IV 2020-2024
“Indonesia Berpenghasilan
Menengah-Tinggi yang Sejahtera,
Adil, dan Berkesinambungan”
Pengarusutamaan RPJMN IV 2020-2024 1. Memperkuat Ketahanan
Ekonomi untuk
2. Mengembangkan Wilayah 3. Meningkatkan SDM
untuk Mengurangi Kesenjangan berkualitas dan berdaya
Pertumbuhan yang saing
Kesetaraan dan Menjamin Pemerataan
Tata Kelola Berkualitas
Gender (Governance)

Pembangunan Modal Sosial Budaya


Berkelanjutan

4. Revolusi Mental 5. Memperkuat Infrastruktur 6. Membangun Lingkunagn


dan Pembangunan Mendukung Pengambangan Hidup, Meningkatkan
Pembangunan Ketahanan Bencanadan
Kebudayaan Ekonomi dan PelayananDasar
Transformasi Digital Perubahan Iklim

Kaidah Pembangunan RPJMN IV 2020-2024

7. Memperkuat Stabilitas
Polhukhankam dan
Membangun Menjamin Transformasi Pelayanan
Menjaga Publik
Kemandirian Keadilan Keberlanjutan

6
Indikator dan Target Kegiatan Prioritas terkait SPM
REPUBLIK
INDONESIA
RPJMN 2020-2024
KP: Kelembagaan dan Keuangan Daerah
Pembangunan Baseline Target RPJMN
Program Prioritas Kebijakan Strategi Indikator
Wilayah 2019 2020-2024
Sumatera
Persentase pencapaian SPM di daerah N/A* 100%
Pembangunan Pembangunan Integrasi dan penerapan SPM Jumlah daerah yang melakukan
N/A 542 daerah
Wilayah Wilayah integrasi dan penerapan SPM
Prioritas Nasional
Papua Jawa-Bali Belanja APBD berorientasi Jumlah daerah yang belanja APBD nya
pada pelayanan masyarakat berorientasi pada pelayanan
N/A 540 daerah
PN 2 yang diwujudkan dengan masyarakat yang diwujudkan dengan
pemenuhan SPM pemenuhan SPM
Mengembangkan
Wilayah untuk Diklat Percepatan Jumlah aparatur yang mengikuti Diklat
N/A 4.875 aparatur
Mengurangi Pelaksanaan SPM di Daerah Percepatan Pelaksanaan SPM di Daerah
Pembangunan Kesenjangan dan Pembangunan Keterangan:
Menjamin * Data capaian SPM berdasarkan PP No. 2/2018 belum tersedia, adapun data yang tersedia adalah capaian SPM
Wilayah Pemerataan Wilayah berdasarkan PP No. 65/2005 yaitu sebesar 52%
Maluku Nusa Tenggara

LAPORAN Persentase capaian SPM bidang


N/A 100%
Pendidikan
LPPD Persentase capaian SPM bidang
N/A 100%
Pembangunan Pembangunan
(Kemendagri) Kesehatan
Persentase capaian SPM bidang
Wilayah Wilayah N/A 100%
Pekerjaan Umum
Kegiatan Prioritas Sulawesi Kalimantan
Persentase capaian SPM bidang
Pengembangan Kawasan Strategis N/A 100%
Indikator Perumahan Rakyat
Pengembangan Sektor Unggulan Pengembangan Daerah Tertinggal, Persentase capaian SPM bidang Sosial N/A 100%
Pengembangan Kawasan Perkotaan Kawasan Perbatasan, dan Perdesaan Capaian Sektor
Persentase capaian SPM bidang
Pemenuhan Pelayanan Dasar Kelembagaan dan Keuangan Daerah
SPM Trantibumlinmas
N/A 100%

7
Rancangan Target Intervensi RPJMN 2020 – 2024
Skenario Target 70%
Target Akses Target Rumah Tangga Target Penanganan
Tahun 2024
6 Juta RT
11 juta rumah tangga Intervensi tidak langsung Pemerintah
• Penyediaan hunian melalui peran
masyarakat dan swasta
Rumah tangga • Fasilitasi pembiayaan dari lembaga
eksisting keuangan

7,8 juta
5 Juta RT
Intervensi langsung Pemerintah
• Penyediaan hunian baru layak 2.450.000 unit
70%

• Fasilitasi pembiayaan perumahan 550.000 unit


Pertumbuhan
56,75%

40%
• Fasilitasi peningkatan kualitas 1.000.000 unit
rumah tangga • Subsidi perumahan 1.000.000 unit
baru 3,2 juta • Pengembangan iklim kondusif melalui reformasi
perizinan dan administrasi pertanahan di 48 kab/kota
• Pembinaan implementasi pemenuhan standar
2019 2024 keandalan bangunan di 48 kab/kota
• Penanganan Permukiman Kumuh di 20 kawasan
8
Target Penyediaan Akses Air Minum RPJMN
2020-2024
AKSES AIR MINUM AKSES AIR MINUM
LAYAK AKSES PERPIPAAN
AMAN Seluruh Pemda Tingkat kebocoran
100% 15% 30% memiliki Jakstrada,
RISPAM, tariff Full
jaringan perpipaan
turun dari 33%
Cost Recovery, dan
menjadi`25%
SPAM PERDESAAN SPAM PERKOTAAN telah dilegalkan

• Pamsimas untuk 56.931 Desa • Pembangunan 10 juta sambungan Kinerja PDAM


Pengembangan Zona
Air Minum Prima
• Rekognisi KPSPAMS rumah 100% (ZAMP) >> air minum
• 100% STBM (Sanitasi Total Berbasis • Pembangunan intake air baku 38.805
SEHAT langsung dari keran
Masyarakat) m3/detik
• Penambahan kapasitas IPA 44.717
l/detik PDAM memiliki PDAM menerapkan
• Penurunan tingkat kebocoran pipa business plan Smart Grid Water
yang mengacu Management
• Peningkatan kapasitas operator air pada target
minum (PDAM) nasional

PDAM memiliki
SPAM REGIONAL dokumen Rencana Pengawasan
Pengamanan Air Kualitas Air Minum
• Pembangunan SPAM Regional Wososukas, Mebidang, Minum (RPAM) (PKAM)
Mamminasata, Jatiluhur, Jatigede
• Pembangunan SPAM Regional sebesar 56.668 l/detik
9
Capaian dan Target Rumah Tangga memiliki
Akses Sanitasi (Air Limbah Domestik) 2024
6.2 Akses • Capaian akses sanitasi layak tahun 2018 adalah 74,58%, termasuk
CAPAIAN TARGET universal sanitasi akses aman 7,42%.
100% layak dan stop • Peningkatan akses terhadap sanitasi layak rata-rata sebesar 1,4%
7,42% BABS terbuka per tahun (2010-2018).
20% 6.3 Pengurangan air limbah • Penurunan tingkat praktek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di
80% yang tidak diolah tempat terbuka rata-rata sebesar 1,2% per tahun (2010-2018).

74,58% akses • Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pencapaian akses layak dan aman sanitasi
60% 90% akses ditunjukkan dengan tingginya angka BABS di tempat terbuka dan BABS tertutup
sanitasi layak sanitasi ISU
• Belum optimalnya pendanaan pengembangan sektor sanitasi
(termasuk layak STRATEGIS • Rendahnya jumlah kab/kota yang memiliki lembaga pengelola air limbah domestik: hanya
40%
7,42% aman) (termasuk 13,4% kab/kota yang sudah memiliki lembaga layanan air limbah domestik
20% aman)
Akses Aman
Strategi Pencapaian Target RPJMN 2020-2024
Pembangunan infrastruktur
20% • 3 juta sambungan rumah (SR) yang terhubung IPAL Skala
Akses Layak Regional/Kota/Permukiman
9,36% BABS di • 462 unit Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang dibangun
Akses Belum Layak
0%
tempat terbuka 0% BABS di Penyusunan regulasi di daerah dan penguatan kapasitas untuk layanan
tempat terbuka pengelolaan air limbah domestik
2018* 2024 Buang Air Besar • 308 kab/kota yang terfasilitasi penyusunan pengaturan bidang sanitasi dan
Sembarangan (BABS) di terfasilitasi pembentukan dan penguatan sistem layanan air limbah domestik
Tempat Terbuka Perubahan perilaku masyarakat untuk mencapai akses layak dan aman
TARGET 15%
85% • 83.447 desa/kelurahan yang telah Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
RPJMN Akses di tempat terbuka
Akses Layak Target RPJMN 2015-2019
2015-2019 Dasar ditetapkan berdasarkan
10
definisi MDGs
*Sumber: Susenas KOR 2018, diolah Bappenas berdasarkan SDGs 10
KONSTELASI SPM DALAM PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR RPJMN
REPUBLIK
INDONESIA

PP 2/2018 INDIKASI TARGET


Urusan PROGRAM PRIORITAS (PP)/
KEGIATAN PRIORITAS (KP)/
Pelayanan UU 23/2014 INDIKATOR MATRIKS RPJMN 2020-2024
PROYEK PRIORITAS (PROP)/
Dasar Jenis Pelayanan Dasar 2020 2021 2022 2023 2024
PROYEK

Pekerjaan 78,1% 79,43% 82,07% 86,03% 90%


Air Minum akses layak akses layak akses layak akses layak akses layak
Umum Persentase rumah tangga yang menempati hunian dengan akses sanitasi
(termasuk (termasuk (termasuk (termasuk (termasuk
(air limbah) layak dan aman (%)
9,65% akses 11% akses 13% akses 14% akses 15% akses
Jenis Pelayanan Dasar Daerah PP : Infrastruktur Pelayanan aman aman aman aman aman)
Pemda Provinsi
Provinsi Dasar 91.8% 93.8% 95.9% 97.9% 100%
Pengelolaan dan Persentase rumah tangga yang menempati hunian dengan akses air
a. Pemenuhan kebutuhan air (JP: 23.6%, (JP: 25.4% (JP: 27.1% (JP: 28.9%, (JP: 30.4%,
pengembangan SPAM lintas minum layak (%)
minum curah lintas BJP: 68.2%) BJP: 68.4%) BJP: 68.7%) BJP: 69.0%) BJP: 69.5%)
Daerah kabupaten/kota.
kabupaten/kota Persentase rumah tangga yang menempati hunian dengan akses air
7,3 8,4 10 12,2 15
minum aman (%)
Jumlah sambungan rumah yang terlayani SPALD-T skala kota/regional (SR) 62352 62352 62352 62352 62352
Pemda Kab/Kota Jenis Pelayanan Dasar Daerah Jumlah sambungan rumah yang terlayani SPALD-T skala permukiman (SR) 303028,26 284145,26 284145,26 284145,26 284145,26
Pengelolaan dan Kabupaten/Kota
Jumlah rumah tangga yang terlayani IPLT (RT) 1730314 1730314 1730314 1730314 1730314
pengembangan SPAM di a. Pemenuhan kebutuhan pokok KP : Penyediaan Akses Air
Daerah kabupaten/kota. air minum sehari-hari Minum dan Sanitasi Layak dan Jumlah kabupaten/kota yang memiliki sistem pengelolaan air limbah,
Aman 87 87 87 88 88
termasuk layanan lumpur tinja (Kab/Kota)
Jumlah rumah tangga dengan akses air minum jaringan perpipaan (SR) 15600000 17100000 19100000 21600000 24600000
Air Limbah Jumlah rumah tangga dengan akses air minum Bukan Jaringan Perpipaan
48309000 48808000 49309000 49813000 50465000
(RT)
Jumlah rumah tangga dengan akses air minum aman (RT) 5030000 5858000 7100000 8772000 10892000
Jenis Pelayanan Dasar Daerah
Pemda Provinsi ProP : Pengembangan Sistem
Provinsi
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Air Minum
b. Penyediaan pelayanan
pengembangan sistem air dan Sanitasi Layak dan Aman
pengolahan air limbah domestik
limbah domestik regional.
regional lintas kabupaten/kota ProP : Pembinaan
Penyelenggaraan Air Minum
dan Sanitasi Layak dan Aman
Pemda Kab/Kota ProP : Pengaturan
Jenis Pelayanan Dasar Daerah
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Air Minum
Kabupaten/Kota
pengembangan sistem air dan Sanitasi Layak dan Aman
b. Penyediaan pelayanan
limbah domestik dalam
pengolahan air limbah domestik ProP : Pengawasan Kualitas
Daerah kabupaten/kota.
Air Minum dan Sanitasi

11
KONSTELASI SPM DALAM PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR RPJMN
REPUBLIK
INDONESIA

Urusan PP 2/2018 PROGRAM PRIORITAS (PP)/ KEGIATAN INDIKASI TARGET


Pelayanan UU 23/2014 PRIORITAS (KP)/ PROYEK PRIORITAS (PROP)/ INDIKATOR MATRIKS RPJMN 2020-2024
Dasar Jenis Pelayanan Dasar PROYEK 2020 2021 2022 2023 2024

Perumahan Perumahan Persentase rumah tangga yang menempati hunian dengan kecukupan luas lantai per kapita (%) 92,84 93,44 94 94,63 95
Rakyat Persentase rumah tangga yang menempati hunian dengan ketahanan bangunan (atap, lantai, dinding) 82,35 83,5 84,8 86 87
Pemda Provinsi Jenis Pelayanan Dasar PP : Infrastruktur Pelayanan Dasar
Persentase rumah tangga yang memiliki sertifikat hak atas tanah untuk perumahan (%) 55,46 56,85 58,23 59,62 60
a. Penyediaan dan Daerah Provinsi
rehabilitasi rumah a. Penyediaan dan Rasio outstanding KPR terhadap PDB (%) 3,05 3,10 3,30 3,60 4,00
korban bencana rehabilitasi rumah yang
Jumlah hunian baru layak yang terbangun melalui peran pemerintah (unit) 48391 154310 164310 241415 261565
provinsi. layak huni bagi korban
b. Fasilitasi penyediaan bencana provinsi Jumlah hunian yang terbangun melalui peran masyarakat dan dunia usaha (unit) 157762 194763 253986 291403 355387
rumah bagi masyarakat b. Fasilitasi penyediaan
yang terkena relokasi rumah layak huni bagi Jumlah rumah tangga yang menerima fasilitas pembiayaan perumahan, termasuk SMF dan TAPERA(RT) 58460 85000 110000 135000 161540
program Pemerintah masyarakat terkena Jumlah rumah tangga berpendapatan rendah yang menerima bantuan/subsidi pembiayaan perumahan
112500 216154 200000 220000 220000
Daerah provinsi. relokasi program KP : Penyediaan Akses Perumahan dan berupa bantuan uang muka dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) (rumah tangga)
pemerintah daerah provinsi Permukiman Layak, Aman dan Terjangkau Jumlah peningkatan kualitas hunian melalui peran pemerintah (unit) 219005 152510 152510 208765 212210
Jumlah kabupaten/kota yang mengembangkan iklim kondusif perumahan melalui reformasi perizinan
48 48 48 48 48
dan administrasi pertanahan (kabupaten/kota)
Jumlah kabupaten/kota yg mengimplementasikan pemenuhan standar keandalan bangunan (kab/kota) 48 48 48 48 48
Jumlah luas kawasan permukiman kumuh yang ditangani secara terpadu (Hektar) 1221 5779 1000 1000 1000
Pemda Kab/Kota Jenis Pelayanan Dasar Jumlah hunian baru layak yang terbangun melalui fasilitasi pemerintah (unit) 48391 154310 164310 241415 261565
a. Penyediaan dan Daerah Kabupaten/Kota ProP : Peningkatan Fasilitasi Penyediaan
Jumlah hunian baru layak yang terbangun melalui peran masyarakat dan dunia usaha (unit) 157762 194763 253986 291403 355387
rehabilitasi rumah a. Penyediaan dan Hunian Baru
korban bencana rehabilitasi rumah yang Jumlah penerbitan Sertipikat Hak Milik (SHM)/Sertipikat Hak Guna Bangunan (SHGB)/Sertipikat Hak
0 10000 10000 10000 10000
kabupaten/kota. layak huni bagi korban Satuan Rumah Susun (SHRS) (persil)
b. Fasilitasi penyediaan bencana kabupaten/kota Jumlah rumah tangga berpendapatan rendah yang menerima bantuan/subsidi pembiayaan perumahan
102812 225842 200000 220000 220000
rumah bagi masyarakat b. Fasilitasi penyediaan ProP : Peningkatan Fasilitasi Pembiayaan berupa bantuan uang muka dan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) (rumah tangga)
yang terkena relokasi rumah layak huni bagi Perumahan Jumlah rumah tangga yang mendapatkan fasilitas pembiayaan dari lembaga keuangan (RT) 58460 85000 110000 135000 161540
program Pemerintah masyarakat terkena
ProP : Pengembangan Fasilitasi Peningkatan
Daerah relokasi program Jumlah rumah tangga yang mendapatkan bantuan peningkatan kualitas (rumah tangga) 219005 152510 152510 208765 250910
Kualitas Rumah
kabupaten/kota. pemerintah daerah
ProP : Penyediaan Prasarana, Sarana dan
kab/kota Jumlah rumah yang dilayani bantuan PSU pada perumahan, termasuk PSU kawasan skala besar (unit) 22500 40000 50000 62500 75000
Utilitas Perumahan dan Permukiman
ProP : Fasilitasi Peningkatan Standar
Jumlah kabupaten/kota yang menerbitkan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi
Keandalan Bangunan dan Keamanan 48 48 48 48 48
(SLF) (kabupaten/ kota)
Bermukim (IMB dan SLF)
ProP : Fasilitasi Penanganan Permukiman
Jumlah luasan permukiman kumuh yang ditangani secara terpadu (Hektar) 1221 5779 1000 1000 1000
Kumuh

12
2
HASIL EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
KEGIATAN 2020

Slide - 13
PETA CAPAIAN SPM BERDASARKAN LPPD
REPUBLIK
INDONESIA
TAHUN 2018

538 76% 87% 85% 69% 56%


Jumlah Rata-rata Rata-rata Capaian Rata-rata Capaian Rata-rata Capaian Rata-rata Capaian
Daerah Capaian SPM SPM Pendidikan SPM Kesehatan SPM Pekerjaan Umum SPM Sosial
Catatan : Data Tahun 2018 indikator SPM masih mengacu Permen K/L yg lama (belum mengacu regulasi yg baru)

14
REPUBLIK
INDONESIA
HASIL EVALUASI 2019

CAPAIAN SPM BELUM


KINERJA TATAKELOLA KINERJA SUBSTANSI SEKTOR
OPTIMAL

Beberapa Temuan

Sosialisasi dan bimbingan Di tingkat daerah, telah Pengelolaan data dan


teknis SPM baru efektif Mendorong percepatan ditetapkan 388 SK yang informasi masih belum optimal
Monev penerapan
dilaksanakan pada tahun 2019. pembentukan SK Tim terdiri dari 31 Provinsi, 293 dikarenakan transisi penerapan
dan capaian SPM di
Sehingga tahun 2019 disepakati Koordinasi SPM di Kabupaten, dan 64 Kota SPM dari regulasi lama ke
daerah masih belum
sebagai tahap persiapan tingkat daerah (70% dari total daerah) regulasi baru.
efektif dilaksanakan
(termasuk rencana
kerja)

Beberapa Kendala
Minimnya
Sulitnya mencari Instrumen Monev Daerah belum Anggaran SPM
Perubahan Regulasi keterlibatan
data capaian dan Pelaporan yang menerapkan regulasi masih bergantung
SPM di tingkat Pusat masyarakat dan
Penerapan SPM berbeda-beda SPM terbaru dari dana transfer
swasta

15
REPUBLIK
INDONESIA
TINDAK LANJUT KEGIATAN SPM T.A. 2020

1 2
Memastikan seluruh daerah telah
Mendorong percepatan
mendapatkan sosialisasi dan bimtek
pembentukan SK Tim Koordinasi
di 2020
SPM di tingkat daerah (termasuk
rencana kerja)
.
SPM 2020
Tindak Lanjut

4 3
Mendorong Pengelolaan data dan Melakukan monitoring dan evaluasi
informasi SPM (sinergi sistem penerapan SPM di 2020 dan tindak
pelaporan dikoordinatori Kemendagri lanjut di 2021 + mendapatkan
laporan capaian SPM 2019 secara
lengkap dan akurat.

Pembahasan Percepatan Pemetaan alokasi Mendorong


instrument dan Strategi insentif dan anggaran dan keterlibatan
jadwal pelaksanaan penetapan perubahan disinsentif alternative sumber masyarakat dan
monev regulasi pembiayaan swasta
3
STRATEGI PENCAPAIAN SPM PUPR PASCA
PANDEMIK COVID 19

Slide - 17
DAMPAK COVID-19 TERHADAP EKONOMI DUNIA
EKONOMI DUNIA AKTIVITAS EKONOMI DUNIA
MENGALAMI RESESI TERGANGGU
OECD FDI Dunia PerjalananTuris Dunia

2020 2021 ↓30 – 40% ↓40,1%


Perdagangan Dunia
Single Hit Scenario -6,0 5,2
↓13 – 32%
Double Hit Scenario -7,6 2,8
TK. PENGANGGURAN DAN
KEMISKINAN 2020 MENINGKAT

World Bank IMF 195 juta orang


kehilangan pekerjaan
2020 2021 2020 2021
420 – 580 juta orang
-5.2 4.2 -4.9 5.4 menjadi miskin
Sumber: WEO IMF Juni 2020, World Bank, OECD, WTO, UNCTAD, ILO, Sumner et al (2020)

18
ANTISIPASI PEMULIHAN PEMBANGUNAN NASIONAL PASCACOVID-19

Covid-19 menjadi pandemi global di tahun 2020. Ratusan negara telah terdampak, termasuk Indonesia dengan kasus terkonfirmasi positif
pertama pada awal Maret 2020 dan terus bertambah yang tersebar di 34 provinsi.

Analisis Dampak Kondisi ekonomi global diperkirakan mengalami proses


tranformasi di empat area:

Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Pengangguran Terbuka Struktur ekonomi Perilaku dan pola
-0,4% - 1,0% 8,1–9,2% dan digital hidup masyarakat

Kunjungan Wisman Tingkat Kemiskinan


9,7% - 10,2%
Tatanan
↓12,1 - 13,3 juta (US$15,1 Pola rantai pasok internasional
- 16,7 milliar)

Dalam kondisi dan situasi status tanggap darurat, pemerintah pusat telah mempertajam realokasi anggaran dan belanja pemerintah pusat
dan belanja transfer di tahun 2020.
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3 TAHAP 4
Melindungi Kelompok Mengurangi Program Pemulihan
Penguatan Fasilitas Masyarakat Rentan Tekanan Pasca Covid
Kesehatan dan Dunia Usaha Sektor Keuangan (RKP 2021)

Sedang dilakukan oleh Pemerintah dan perlu terus dilakukan hingga penanganan Tahap Pemulihan
wabah Covid-19 selesai Pembangunan Nasional 19
TEMA DAN PRIORITAS NASIONAL
RKP TAHUN 2021
Tema RKP 2021 perlu adaptif dan responsif terhadap wabah COVID-19 dan proses pemulihannya

TEMA RKP 2021 Mempercepat Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial


Pemulihan Industri, Pariwisata dan Investasi
Reformasi Sistem Kesehatan Nasional
FOKUS
Reformasi Sistem Jaring Pengaman Sosial
PEMBANGUNAN
Reformasi Sistem Ketahanan Bencana

Ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan Infrastruktur untuk ekonomi dan


PN 1 PN 5
berkualitas dan berkeadilan pelayanan dasar
Pengembangan wilayah untuk mengurangi Lingkungan hidup, ketahanan
AGENDA PN 2 PN 6
kesenjangan bencana, dan perubahan iklim
PEMBANGUNAN Stabilitas polhukhankam dan
PN 3 SDM berkualitas dan berdaya saing PN 7 transformasi pelayanan publik
Revolusi mental dan pembangunan
PN 4 PN yang memperoleh penekanan di tahun 2021
kebudayaan
20
Catatan: Tema RKP 2021 mengalami penyesuaian. Tema RKP 2021 sebelum Pandemi Covid 19: “Meningkatkan Industri, Pariwisata dan Investasi di Berbagai
Wilayah Didukung oleh SDM, dan Infrastruktur untuk Pertumbuhan Berkualitas”
PENYESUAIAN TARGET PENDAPATAN DAN REALISASI BELANJA

TARGET PENDAPATAN BELANJA DAERAH


1 RASIONALISASI BELANJA PEGAWAI
terutama dilakukan penyesuaian besaran tambahan
PENYESUAIAN PENDAPATAN TRANSFER KE penghasilan ASN, mengendalikan/mengurangi
1 DAERAH DAN DANA DESA honorarium kegiatan/ honorarium pengelola dana BOS,
dan/atau mengendalikan/mengurangi pemberian uang
berdasarkan rincian alokasi Transfer ke Daerah dan Dana lembur dengan mempertimbangkan kebutuhan riil
Desa yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri pelaksanaan pekerjaan yang bersifat mendesak dan
Keuangan; dan dilakukan secara selektif.

PENYESUAIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH 2 RASIONALISASI BELANJA BARANG/JASA


2 dengan memperhitungkan potensi pajak daerah dan dengan mengurangi anggaran belanja, terutama untuk,
retribusi daerah di masing-masing provinsi dan antara lain perjalanan dinas dalam daerah dan luar
kabupaten/kota serta memperhatikan perkiraan asumsi daerah, barang pakai habis untuk keperluan kantor, cetak
makro, seperti pertumbuhan rasio perpajakan daerah, dan penggandaan, makanan dan minuman, serta paket
pertumbuhan ekonomi, dan tingkat inflasi tahun 2020 rapat di kantor dan di luar kantor.
yang dapat mempengaruhi target pendapatan pajak
daerah dan retribusi daerah sebagai akibat dari
menurunnya kegiatan perekonomian.
3 RASIONALISASI BELANJA MODAL
dengan mengurangi anggaran belanja, terutama untuk,
antara lain pengadaan kendaraan dinas/operasional,
pengadaan mesin dan alat berat, dan/atau pembangunan
infrastuktur lainnya yang masih memungkinkan untuk
ditunda tahun berikutnya.
Highlight
Pemetaan Sektor Ekonomi
KUADRAN I: Pembukaan sektor
KUADRAN II:
- Essensial > rata-rata 1,20
38,57% -- Essensial
Tingkat esensialitas > rata-rata
Risiko Transmisi > rata-rata dilakukan berdasarkan
- Risiko Transmisi < rata-rata
Adm. Pemerintah TETAP BEROPERASI mapping tenaga kerja
DAPAT BEROPERASI DENGAN Jasa DENGAN PROTOKOL
TETAP MENERAPKAN PROTOKOL Pengadaan Listrik dan Gas
1,00 pendidikan
KESEHATAN YANG KETAT antara sektor yang
KESEHATAN STANDAR Pengadaan Air
essensial dengan risiko
Transportasi
pergudangan

31,64% Jasa Keuangan


0,80 penularan *)
Jasa Perusahaan
Jasa kesehatan
• Essensial : harus tetap
Infokom Konstruksi
0,60
Perdagangaan
Pertanian beroperasi di tengah
dan Reparasi Risiko infeksi
Covid-19 terkait dengan
-10 0 10 20 30 40 50 60 70
kebutuhan dasar
0,40
Industri
Pengolahan
Pertambangan
KUADRAN IV: • Risiko penularan :
KUADRAN III: - Essensial < rata-rata
- Essensial < rata-rata
Jasa Lainnya
- Risiko Transmisi > rata-rata berdasarkan survey
- Risiko Transmisi < rata-rata 12,79% 0,20
17,01% PALING AKHIR DIBUKA.
Occupational
Penyediaan DIBUKA DENGAN KAPASITAS Information Network
DAPAT BEROPERASI DENGAN Akomodasi < 100% DENGAN PROTOKOL
TETAP MENERAPKAN PROTOKOL 0,00
Mamin (O-NET) thd pekerja
Real Estat KESEHATAN YANG KETAT
KESEHATAN STANDAR Besar lingkaran menggambarkan
jumlah tenaga kerja
Sumber: Perhitungan Bappenas
dengan risiko
Keterangan:
-0,20 % Persentase jumlah tenaga kerja
penularan Covid-19
*) Metodologi analisis dilakukan berdasarkan paper Rio-Chanona et.al (2020), “Supply and Demand shocks in Covid-19”
22
CASCADING IMPACT SAMPAI KE INPUT

Intervensi di luar kontrol


proyek/program

benefit /manfaat
kegiatan impact
langsung output
/ immediate
outcomes

intermediate
input output
outcomes

Fokus Bappenas
dalam Jangka menengah dan panjang

Fokus K/L Pengampu Fokus Bappenas


Pelayanan Dasar (SPM) dalam Jangka Pendek
Slide - 23
STRATEGI PENCAPAIAN SPM

1. Fokus pemanfaatan APBD untuk memenuhi pelayanan publik dasar seperti


pencapaian SPM dalam pandemi Covid 19
2. Pemanfaatan sumber pembiayaan pembangunan daerah yang ada secara
optimal, misalnya TKDD, DAK fisik melalui dana cadangan
3. Mengembangkan alternatif sumber pendanaan diluar DAK
4. Penguatan integrasi SPM ke dalam Dokumen Perencanaan dan Penganggaran
5. Penguatan Koordinasi dan Sinergi Pusat dan Daerah
6. Pengembangkan sistem pelaporan yang terintegrasi dengan Indikator
pencapaian SPM harus jelas dan terukur, cascading yang jelas
7. Membangun instrument Monitoring dan Evaluasi Bersama
8. Pembentukan dan penguatan peran Sekber/Tim Koordinasi Penerapan SPM

24
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai