Anda di halaman 1dari 64

DINAS KESEHATAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

TATA KELOLA MANAJEMEN DAN ASET (Perencanaan dan Penganggaran


Puskesmas)

OLEH
Betty Debora Manurung, M.Kes

Disampaikan pada Pelatihan Manajemen Puskesmas Kab. Tapanuli Tengah

Medan, 05 Juni 2023


@dinkesprovsu @dinkesprovsu @dinkesprovsu1 Dinkes Provsu
9
Tujuan Umum :
Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu
melakukan manajemen tata kelola keuangan dan
Aset/Barang Milik Negara/Daerah di Puskesmas

Tujuan Khusus :

Setelah mempelajari materi ini, peserta mampu :


a.Menjelaskan Instrumensi Tata Kelola Keuangan di Puskesmas
b.Menjelaskan Perencanaan dan Penganggaran di Puskesmas
c.Menjelaskan Manajemen Aset di Puskesmas
Perencanaan dan Penganggaran
Puskesmas
Dasar Hukum :
• Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 tentang Keuangan Negara
• Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
• Undang-Undang No. 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
• Peraturan Pemerintah No. 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
• Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2022
• Permenkes No. 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
• Permendagri No. 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan
dan Keuangan Daerah
• Permendagri No. 77 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
• Permenkeu No. 119/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik
• Permenkeu No. 198/PMK.07/2021 tentang Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik
• Permenkes No. 3 Tahun 2022 tentang Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang
Kesehatan Tahun Anggaran 2022.
• Permenkes No. 2 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang
Kesehatan Tahun Anggaran 2022 sebagaimana diubah dengan Permenkes No. 19 Tahun 2022 tentang
Perubahan Atas Permenkes Nomor 2 Tahun 2022.
AGENDA PEMBANGUNAN
Visi – Misi Presiden Arahan Presiden 7 Agenda Pembangunan
Peningkatan kualitas manusia Ketahanan Ekonomi untuk
1 Indonesia 1
Pembangunan
Pertumbuhan Berkualitas dan
SDM
Berkeadilan
Struktur Ekonomi yang Produktif,
2 Mandiri, dan Berdaya Saing
Pengembangan Wilayah untuk
Pembangunan yang Merata dan Pembangunan Mengurangi Kesenjangan Program
3 Berkeadilan
2 Infrasturktur
Prioritas:
Mencapai Lingkungan Hidup yang SDM Berkualitas dan Berdaya
4 Berkelanjutan Saing Peningkatan
Penyederhanaan
Akses & Mutu
5 Kemajuan Budaya yang 3 Regulasi Revolusi Mental dan
Pelayanan
Mencerminkan Kepribadian Bangsa
Pembangunan Kebudayaan Kesehatan
Penegakan Sistem Hukum yang
6 Bebas Korupsi, Bermartabat, dan
Terpercaya Infrastruktur untuk Ekonomi dan
Penyederhanaan
Penegakan bagi Segenap Bangsa
4 Birokrasi Pelayanan Dasar
7 dan Memberikan Rasa Aman pada
Seluruh Warga
Lingkungan Hidup, Ketahanan,
Bencana, dan Perubahan Iklim
Pengelolaan Pemerintahan yang
8 Bersih, Efektif, dan Terpercaya 5
Transformasi
Ekonomi
Stabilitas Polhukhankam dan
Sinergi Pemerintahan Daerah dalam
9 Kerangka Negara Kesatuan
Transformasi Pelayanan Publik
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN NASIONAL

Renstra Kemenkes RI Tahun 2020-2024 :

“meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta dengan


penguatan pelayanan kesehatan dasar (primary health care) dan mendorong peningkatan
upaya promotif dan preventif, didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi “

Dapat dicapai melalui lima strategi, yaitu


a.Meningkatkan kesehatan ibu, anak dan kesehatan reproduksi
b.Percepatan perbaikan gizi masyarakat untuk pencegahan dan penanggulangan
permasalahan gizi ganda
c.Peningkatan pengendalian penyakit
d.Pembudayaan perilaku hidup sehat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
e.Penguatan Sistem Kesehatan
SIKLUS PERENCANAAN KESEHATAN DAERAH

Perencanaan di Puskesmas (UPTD Dinkes Kab/Kota) harus terintegrasi pembangunan kesehatan


dan bagian tidak terpisahkan dari perencanaan pembangunan nasional yang mengacu kepada
SPPN

UU 25 2004 ttg SPPN


PP 8 Tahun 2008

Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional
SIKLUS PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Prioritas plafond Anggaran


Sementara
Kebijakan Umum APBD
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
MANFAAT PERENCANAAN
FUNGSI PERENCANAAN
suatu proses pengambilan keputusan sehubungan dengan hasil yang diinginkan, dengan
penggunaan sumber daya dan pembentukan suatu sistem komunikasi yang
memungkinkan pelaporan dan pengendalian hasil akhir serta perbandingan hasil-hasil
tersebut dengan rencana yang dibuat.

a. Perencanaan dalam pembangunan Kesehatan


Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah
kesehatan yang berkembang di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia,
menetapkan tujuan program yang paling pokok dan
menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

efektif jika perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta dan data
pendukungnya.
FUNGSI PERENCANAAN

b. Perencanaan dan Siklus Pemecahan Masalah


• Hakikat perencanaan adalah pemecahan masalah (problem solving). Suatu proses
yang terdiri dari langkah-langkah yang sistimatis dan berkesinambungan
(sekuensial).

• Langkah-langkah tersebut secara sistimatis adalah sebagai berikut:


 analisis keadaan dan masalah,
 perumusan masalah secara spesifik,
 penentuan prioritas masalah,
 penentuan tujuan,
 penentuan alternative untuk mencapai tujuan,
 menguraikan alternative dan menyusun Rencana sumberdaya menjadi rencana
operasional.
PRINSIP PERENCANAAN
Prinsip Perencanaan (5W,1H, agar mudah diingat)
Secara umum prinsip perencanaan menurut Abe dalam Ovalhanif (2009) adalah:
1.Apa yang akan dilakukan (WHAT), yang merupakan jabaran dari visi dan misi;
2.Bagaimana mencapai hal tersebut (HOW);
3.Siapa yang melakukan (WHO);
4.Lokasi aktivitas (WHERE);
5.Kapan akan dilakukan, berapa lama (WHEN);
6.Sumber daya yang dibutuhkan.

Prinsip-prinsip perencanaan menurut Prinsip-prinsip


Penyusunan Renstra Satuan Kerja Perangkat Daerah/SKPD
PERENCANAAN PUSKESMAS

Perencanaan Puskesmas mengacu pada kebijakan


pembangunan Kesehatan Pemda Kab/kota yang
tercantum dalam RPJMD dan Rencana 5 tahun Dinkes
Kab/kota

Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) adalah proses


penyusunan rencana kegiatan tingkat Puskesmas untuk
tahun yang akan datang, dilakukan secara sistematis
untuk mengatasi masalah atau sebagian masalah
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
FUNGSI PERENCANAAN TINGKAT PUSKESMAS

1. Perencanaan dapat memberikan petunjuk untuk


menyelenggarakan upaya kesehatan secara efektif dan
efisien demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Perencanaan memudahkan pengawasan dan
pertanggungjawaban.
3. Perencanaan dapat mempertimbangkan hambatan,
dukungan dan potensi yang tersedia.

Untuk tingkat Kabupaten, dokumentasi hasil PTP Terpadu ini


dapat digunakan sebagai alat bantu monitoring penggunaan
dana dan pelaksanaan kegiatan di tingkat Puskesmas, serta
untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan Puskesmas.
4 LANGKAH POKOK PELAKSANAAN
Proses perencanaan puskesmas
PERENCANAAN DI PUSKESMAS

tingkat desa/kelurahan
1. Analisis situasi dan perumusan
masalah,
2. Penyusunan rencana, disusun tingkat kecamatan
3. Penyusunan anggaran, dan
4.Penyusunan dokumen Rencana
Kerja (Renja). diusulkan ke Dinkes Kab/Kota

Perencanaan puskesmas yang diperlukan


terintegrasi dengan lintas sektor kecamatan, akan
diusulkan melalui kecamatan ke Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.
SUMBER PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN PUSKESMAS
DBH Pajak

DBH
DBH SDA

Dana Transfer Umum


Pelayanan
DAU Kefarmasian
dan Bahan
Habis Pakai
Dana Insentif Daerah Dana Perimbangan
Reguler
DAK Fisik
[Bidang Kesehatan] Pelayanan Dasar

Pelayanan
Rujukan
Dana Transfer Daerah
Peningkatan
Dana Transfer Khusus Kesiapan
Sistem
Kesehatan

Dana Keistimewaan D.I.


Dana Otonomi Khusus
Yogyakarta

Penguatan
Intervensi
Stunting
Penugasan
BOK Provinsi Penguatan
penurunan
DAK Non Fisik kematian ibu
BOK Kab/Kota [Bidang Kesehatan] dan bayi

BOK Puskesmas

BOK Kefarmasian dan


Alat Kesehatan BOK Jampersal Akreditasi

BOK Khusus Stunting


Dukungan
Dukungan Akreditasi
AkreditasiPuskesma
Labkesda
s
SUMBER PEMBIAYAAN DAN PENGANGGARAN PUSKESMAS

Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009, upaya


kesehatan dibiayai dari sumber APBN dan APBD yang ada di
berbagai sector, yaitu :

•dana Dekonsentrasi,
•DBH (DBHCHT dan Pajak Rokok untuk kesehatan)
•DAK
•DAU
•Alokasi Dana Desa utama untuk pemberdayaan masyarakat.
•dana CSR untuk membiayai kegiatan UKM
SUMBER-SUMBER PEMBIAYAAN & PENGANGGARAN

1.Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) adalah bagian dari transfer ke daerah yang dibagikan
kepada Provinsi penghasil cukai dan/atau Provinsi penghasil tembakau [PMK No. 7 Tahun 2020]

2.Dana Insentif Daerah (DID) adalah Dana yang bersumber APBN kepada daerah tertentu berdasarkan
kriteria/kategori tertentu dengan tujuan memberikan penghargaan atas perbaikan dan/atau pencapaian kinerja
tertentu di bidang tata Kelola keuangan daerah, pelayanan umum pemerintahan, pelayanan dasar public, dan
kesejahteraan masyarakat [PMK No. 17 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Tahun Anggaran 2021 dalam rangka Mendukung Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
dan Dampaknya]

3.Dana Alokasi Khusus (DAK) Adalah Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
dan sesuai dengan prioritas nasional [Undang-Undang No. 33 Tahun 2004]
SIKLUS PENYUSUNAN APBD

MEI JUNI –JULI

RPJMD KUA & PPAS


RKPD

DES OKT-NOP AGUST-SEPT

PERDA APBD & RAPBD


PERKADA TTG
RKA-SKPD
PENJABARAN APBD

JANUARI
JAN-DES
APBD-P
SEP-OKT TAHUN BERJALAN

APBD-P
DPA-SKPD Pelaksanaan Program
 Kegiatan
Struktur APBD:
JENIS BELANJA DI PUSKESMAS
Belanja daerah terdiri dari:
• klasifikasikan Belanja daerah dibagi 1. Belanja Tidak Langsung
 Belanja Pegawai
menurut Organisasi, Fungsi, Program
 Belanja Bunga
dan Kegiatan, serta Jenis belanja  Belanja Subsidi
• klasifikasikan Belanja menurut  Belanja Hibah
organisasi disesuaikan dengan susunan  Belanja Bantuan Sosial
organisasi pemerintahan daerah.  Belanja Bagi Hasil Kepada
• klasifikasikan Belanja menurut fungsi Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
terdiri dari klasifikasi berdasarkan  Belanja Bantuan Keuangan Kepada
urusan pemerintahan dan pengelolaan Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan
keuangan Negara Desa dan Partai Politik
• Sedangkan klasifikasi belanja  Belanja Tidak Terduga
berdasarkan urusan pemerintahan 2. Belanja Langsung
diklasifikasikan menurut kewenangan  Belanja Pegawai
pemerintahan provinsi dan  Belanja Barang dan Jasa
kabupaten/kota.  Belanja Modal
TAHAPAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, jo Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan daerah;

1. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) dan
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS)
2. Penyiapan Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran-SKPD (RKA-SKPD)
3. Penyusunan RKA-SKPD
4. Penyiapan Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBD
5. Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBD dan Penyusunan Rancangan
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabran APBD
6. Evaluasi dan Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD
7. Penyusunan dan Penetapan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang APBD (DPRD
tidak mengambil keputusan bersama)
8. Perubahan APBD
PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN 1
Proses pelaksanaan dan penatausahaan keuangan daerah diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan daerah;
1. Penyusunan dan Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran- SKPD (DPA-SKPD) dan
Anggaran Kas
2. Pembuatan Surat Penyediaan Dana (SPD)
3. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran-Uang Persediaan (SPPUP) dan Penerbitan Surat
Perintah Membayar-Uang Persediaan (SPM-UP)
4. Penerbitan dan Pencairan Surat Perintah Pencairan Dana-Uang Persediaan (SP2D-UP)
5. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran-Ganti Uang Persediaan (SPP-GU) dan Penerbitan
Surat Perintah Membayar-Ganti Uang Persediaan (SPM-GU)
6. Penerbitan dan Pencairan Surat Perintah Pencairan Dana-Ganti Uang Persediaan (SP2D-GU)
7. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran-Tambahan Uang Persediaan (SPP-TU) dan
Penerbitan Surat Perintah Membayar- Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU)
8. Penerbitan dan Pencairan Surat Perintah Pencairan Dana-Tambahan Uang Persediaan (SP2D-
TU)
9. Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran-Langsung (SPP-LS) dan Penerbitan Surat Perintah
Membayar-Langsung (SPM-LS) Gaji dan Tunjangan
PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN 2
10. Penerbitan dan Pencairan Surat Perintah Pencairan Dana- Langsung (SP2D-LS) Gaji dan Tunjangan
11. Pengajuan SPP-LS dan Penerbitan SPM-LS Barang dan Jasa
12. Penerbitan dan Pencairan SP2D-LS Barang dan Jasa
13. Pengajuan SPP-LS dan Penerbitan SPM-LS BArang dan Jasa Non Pihak Ketiga, Belanja PPKD dan
Pengeluaran Pembiayaan
14. Penerbitan dan Pencairan SP2D-LS Barang dan Jasa Non Pihak Ketiga, Belanja Pejabat Pengelola
Keuangan daerah (PPKD) dan Pengeluaran Pembiayaan
15. Pelaksanaan Belanja
16. Pembuatan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran
17. Penatausahaan Penerimaan-Pendapatan Daerah melalui Bendahara Penerimaan
18. Penatausahaan Penerimaan-Pendapatan Daerah melalui Bendahara Penerimaan Pembantu
19. Penatausahaan Penerimaan-Pendapatan Daerah melalui Bank Kas Daerah
20. Penatausahaan Penerimaan-Pendapatan Daerah melalui Bank lain
21. Penatausahaan Bendahara Penerimaan
22. Penatausahaan Bendahara Penerimaan Pembantu
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH
Pertanggungiawaban Keuangan Daerah diwujudkan dalam bentuk laporan keuangan.
Laporan keuangan tersebut merupakan wujud dari penguatan transparansi dan
akuntabilitas. Terkait dengan pertanggungiawaban Keuangan Daerah, setidaknya ada 7
(tujuh) laporan keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah yaitu,

1. neraca,
2. laporan realisasi anggaran,
3. laporan operasional,
4. Laporan perubahan saldo anggaran lebih,
5. laporan perubahan ekuitas,
6. Laporan arus kas, dan
7. catatan atas laporan keuangan.
Dana Alokasi Khusus (DAK) :

“ Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang


dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan
untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional
[Undang-Undang No. 33 Tahun 2004]
Pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan :

membantu peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan

Peningkatan Upaya Promotif and Preventif di


Peningkatan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/ Dinkes Provinsi/Kab/Kota melalui
Pelayanan Kesehatan Dasar Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Peningkatan Sarana dan Prasarana


Akreditasi Puskesmas dan Labkesda
Pelayanan Kesehatan Rujukan

Penyediaan Obat untuk Pelayanan


Pelayanan Jaminan Persalinan
Kesehatan Dasar
MEKANISME PENGALOKASIAN DAK (PROPOSAL BASED)
1. Subbidang Penguatan Penurunan AKI /B
a. Sarana Pusk. Mampu PONED berupa e. Penguatan PCS 119
Renovasi/Penambahan Ruang Pukesmas 1) Alat system Informasi (SI) PSC 119
b. Alkes Pusk Mampu PONED
f. Telekonsultasi
1) set pemeriksaan KIA
2) Set obgyn 1) USG 2D Digital
2) Cardiocotography (CTG)
3) Set kegawatdaruratan maternal dan
3) Sistem Informasi
neonatal
4) Set perawatan pasca persalinan g. UTD
c. Sarana RS Mampu PONEK 1) Renovasi Gedung UTD
2) Mobil UTD
1) Neonatal ICI (NICU)
3) Alat UTD
2) Pediatric ICU (PICU)
d. Alkes RS Mampu PONEK
1) Neonatal ICI (NICU)
2) Pediatric ICU (PICU) Permenkes 3 2022
2. Subbidang Penguatan Percepatan 3. Subbidang pengendalian penyakit
Penurunan Stunting
a. Penyediaan Makanan Tambahan (Pabrikan) a. Bahan Habis Pakai

1) Penyediaan makanan tambahan bumil 1) RO dan BHP skrining HIV dan reagen
KEK sifilis
2) Penyediaan makanan tambahan balita 2) Cartridge TCM
kurus 3) BMHP Gula Darah
4) Larvasida malaria
b. Penguatan Promosi, Surveilans dan Tata laksana 5) Kelambu malaria
Gizi
1) Penyediaan alat antropometri b. peralatan
2) Sanitarian kit 1) Spraycan
3) Kesling kit 2) Posbindu kit/lansia kit
4. Subbidang Penguatan Sistem
Kesehatan d. Pembangunan dan Rehabilitasi f. Penyediaan alkes RS
a. Pembangunan dan rehabilitasi Puskesmas RS
1) ICCU
1) Pembangunan puskesmas baru 1) ICCU 2) ICU
2) Renovasi/penambahan ruang puskesmas 2) ICU 3) HCU
3) HCU 4) Instalasi rawat jalan
b. Prasarana Puskesmas 4) Instalasi rawat jalan 5) Rawat inap termasuk ruang
1) Ambulans 5) Rawat inap termasuk ruang isolasi
2) Pusling roda dua isolasi 6) Ruang operasi
3) Instalasi pengolah limbah 6) Ruang operasi 7) IGD
4) Prasarana listrik 7) IGD 8) Neonatal ICU (NICU)
5) Prasarana air bersih 8) Neonatal ICU (NICU) 9) Pediatri ICU (PICU)
9) Pediatri ICU (PICU) 10) Instalasi radiologi
c. Penyediaan Alkes Puskesmas 10) Instalasi radiologi 11) Instalasi CSSD
1) Set pemeriksaan umum 11) Instalasi CSSD 12) laboratorium
2) Set dokter layanan primer (DLP) 12) Laboratorium
3) Set gawat darurat termasuk EKO e. Penyediaan Prasarana RS
4) Set pemeriksaan KIA termasuk IVA set
1) Prasaran air bersih
5) Set obgyn
2) Instalasi pengolahan limbah
6) Set kegawatdaruratan maternal dan
3) Pengadaan SIM RS
neonatal
4) Prasarana listrik
7) Set perawatan pasca persalinan
8) Set rawat inap
4. Subbidang Penguatan Sistem
Kesehatan
g. Penguatan layanan unggulan RS h. Pembangunan RS Pratama

1) Pembangunan layanan kanker 1) Pembangunan baru


2) Penyediaan alkes layanan kanker 2) Penyediaan alkes
3) Pembangunan layanan 3) Prasarana
kardiovaskuler
4) Penyesiaan alkes layanan i. Peningkatan kapastas Labkesda menuju
kardiovaskuler standar BSL-2
5) Pembangunan layanan paru
1) Renovasi Gedung Labkesda
6) Penyediaan alkes layanan paru
2) Penyediaan alat labkesda
7) Pembangunan layanan stroke
3) prasarana
8) Penyediaan alkes layanan stroke
9) Penyediaan alkes layanan DM dan
Hipertensi
5. Subbidang Kefarmasian

Penyediaan Obat dan BMHP


a. Penyediaan obat esensial untuk pelayanan
kesehatan primer
b. Penyediaan BMHP untuk pelayanan kesehatan
primer
c. Penyediaan obat program kesehatan ibu
d. Penyediaan obat program kesehatan anak
e. Penyediaan obat program gizi
DAK NON FISIK BOK KAB/KOTA

UKM Kefarmasian Pelayanan


Esensial Sekunder dan BMHP Kesehatan
1. Penurunan AKI dan AKB 1. Pengadaan Obat PKD Bergerak
Dukungan Pelayanan
dan Percepatan 2. Pengadaan BMHP Kesehatan Bergerak
Perbaikan Gizi 3. Distribusi obat,
Masyarakat BMHP, dan vaksin dari
2. Upaya deteksi dini, kab/kota ke PKM
preventif dan respons 4. Pembinaan Pelaporan
penyakit RKO dan Ketersediaan
01 3. Upaya Germas 02 Obat
5. BHP P2P
03
Akreditasi Akreditasi Peningkatan
FKTP Labkesda Kapasitas
Topik
1 Penguatan kapasitas Dukungan Mutu dan Akreditasi 1. Pelatihan tenaga Prioritas
kesehatan di
puskesmas melalui Labkesda menuju BSL 2 puskesmas
pemantauan mutu 2. Workshop kader
2. Survei akreditasi

04 05 06
7
Jenis Belanja BOK Kab/Kota
a. Belanja transportasi lokal;
b. Belanja perjalanan dinas dalam wilayah kabupaten/kota bagi ASN;
c. Belanja perjalanan dinas bagi penyurvei akreditasi;
d. Belanja langganan aplikasi pertemuan daring;
e. Belanja perjalanan dinas pelatihan/peningkatan kapasitas topik prioritas;
f. Belanja paket data internet pelatihan/peningkatan kapasitas topik prioritas secara daring;
g. Belanja pembelian bahan praktek pelatihan/peningkatan kapasitas topik prioritas termasuk penerbitan
e-sertifikat;
h. Belanja jasa pelatihan yang diselenggarakan oleh Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes);
i. Belanja kegiatan pertemuan rapat di dalam/di luar kantor di wilayah kerja kabupaten/kota sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai keuangan daerah;
j. Belanja honor, transport dan/atau akomodasi untuk narasumber/pengajar/ fasilitator/ Master of
Training (MOT)/ Quality Control (QC)/ Training Officer Committee (TOC) di luar satker penyelenggara
kegiatan;
8
k. Belanja jasa pemeriksaan peningkatan mutu pemeriksaan (PME) laboratorium kesehatan daerah
kabupaten/kota;
l. Belanja media KIE untuk posyandu/alat bantu Kader, termasuk kuesioner Kesehatan jiwa;
m. Belanja pencetakan form Penyelidikan epidemiologi/investigasi;
n. Belanja pengadaan obat dan BMHP untuk pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas;
o. Belanja pengadaan obat dan BMHP spesialistik untuk Pelayanan Kesehatan Bergerak;
p. Belanja Pengadaan BMHP skrining anemia, PTM prioritas serta Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
q. Belanja bahan bakar atau belanja sewa alat transportasi distribusi obat, vaksin dan BMHP serta praktek
lapangan untuk pelatihan;
r. Belanja pengepakan obat, vaksin dan BMHP;
s. Belanja jasa pengiriman obat, sampel/spesimen, melalui penyedia jasa ekspedisi pengiriman barang;
dan
t. Belanja jasa tenaga bongkar muat pengiriman obat dan BMHP.

9
MENU KEGIATAN
BOK PUSKESMAS

UKM Esensial Manajemen


PMT Lokal Insentif UKM Kalibrasi Alkes
Primer Puskesmas

1. Penurunan AKI AKB 1. Pemberian PMT Pemberian insentif 1. Upaya penguatan Kalibrasi alat
dan Percepatan lokal bagi ibu untuk tenaga UKM perencana melalui kesehatan
Perbaikan Gizi hamil KEK dan di puskesmas mini lokakarya puskesmas
Masyarakat balita gizi kurang 2. Paket Internet
2. Upaya deteksi dini, 2. Pelatihan tim Puskesmas dan
preventif dan pelaksana Pustu
respons penyakit 3. Persiapan BLUD
3. Upaya Germas Puskesmas

10
Jenis Belanja BOK Puskesmas

a. Belanja transportasi lokal petugas kesehatan, kader, f. Belanja Penyelenggaraan Pemberian Makanan
serta lintas sektor; Tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil
b. Belanja perjalanan dinas dalam wilayah kerja balita; dan
Puskesmas bagi ASN Puskesmas; g. Belanja honor, transport dan/atau akomodasi
c. Belanja bahan praktek pendukung kegiatan survei/ narasumber diperuntukan bagi narasumber di luar
pengendalian vektor/penemuan kasus/deteksi satker penyelenggara kegiatan;
dini/skrinning/POPM/pemicuan STBM. h. Belanja jasa/transportasi pengepakan, pengiriman
d. Belanja langganan aplikasi pertemuan daring dengan sampel/spesimen dan Pengembalian specimen carrirer;
kapasitas 300 orang; i. Belanja jasa pemeriksaan sampel/spesimen di
e. Belanja kegiatan pertemuan/rapat di dalam atau di laboratorium luar Puskesmas;
luar Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas sesuai j. Belanja sewa paket langganan internet di Puskesmas
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai dan Pustu (dengan maksimal belanja senilai Rp.200.000
keuangan daerah; per bulan/per Puskesmas dan Pustu);
k. belanja insentif UKM petugas puskesmas;

11
BOK Kabupaten/Kota :
a) Upaya Penurunan AKI - AKB
1) Surveilans Kesehatan Ibu dan Bayi
2) Kampanye lokal terkait penurunan AKI AKB
3) Gerakan Perempuan Pekerja Sehat Produktif (GP2SP)
4) Peningkatan Mutu Layanan Ibu dan Bayi Baru Lahir di Puskesmas dan Rumah Sakit
5) Peningkatan Peran Pokjanal Posyandu Tingkat Kab/Kota
6) Pemeriksaan Kesehatan, Pemberian TTD, Edukasi Gizi Seimbang dan Pendidikan Kespro pada Anak Usia Sekolah dan Remaja
7) Pelayanan Kesehatan Reproduksi bagi Catin dan PUS
8) Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan, Pengelola Program, LS dalam Upaya Penurunan AKI AKB

b) Upaya Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat


1) Surveilans Gizi
2) Penyelenggaraan PMT Berbasis Pangan Lokal bagi Ibu Hamil dan Balita
3) Kampanye local terkait percepatan perbaikan gizi masyarakat
4) Pemantauan Tumbuh Kembang Balita
5) Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air dan Sanitasi Dasar
6) Peningkatan Kapasitas Nakes, Pengelola Program, LS dalam Upaya Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
BOK Kabupaten/Kota (lanjutan) :
c) Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
1) Penggerakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
2) Pelaksanaan GERMAS, Aktivitas Fisik, Pemeriksaan Kesehatan Berkala, dan Edukasi Gizi Seimbang di Tingkat Kab/Kota
3) Kampanye Lokal dalam Mendukung Pelaksanaan GERMAS
4) Upaya Kesehatan Olahraga

d) Upaya deteksi dini, preventif, dan respon penyakit


1) Rujukan pengujian spesimen surveilans rutin, sentinel dan dugaan KLB, termasuk yang dilaksanakan oleh UPT Labkesda Dinas
Kesehatan Kab/Kota
2) Pembinaan, pendampingan dan bimbingan teknis terpadu P2P ke Puskesmas (Bimtek, Monev, Supervisi)
3) Koordinasi LS/LP dengan Puskesmas Kab/Kota tentang Penyakit Menular dan PTM serta Masalah Kesehatan Jiwa dan NAPZA
di Tingkat Kab/Kota
4) Penyelidikan epidemiologi, pelacakan kasus, rumor, penanggulangan dan surveilans penyakit berpotensi KLB serta masalah
Kesehatan jiwa
5) Pendampingan pemberdayaan masyarakat dalam rangka pembentukan kader P2P di Puskesmas
6) Penyusunan dan Penyediaan Media KIE P2P dalam rangka Kegiatan Promotif Preventif PM, PTM, serta masalah Kesehatan jiwa
dan NAPZA
7) Belanja APD untuk surveilans pencegahan dan pengendalian penyakit
8) Surveilans aktif RS dan Yankes swasta untuk kasus PD3I dan penyakit menular lainnya
9) Surveilans KIPI pelaksanaan imunisasi
BOK Kabupaten/Kota (lanjutan) :
e) Penguatan Mutu dan Akreditasi Labkesda (Penyiapan Menuju Standar BSL-2 dan Akreditasi BSL-2)
• Workshop penguatan Akreditasi Labkesda
• Pembinaan Mutu dan Akreditasi Labkesda
• Pemantapan Mutu Eksternal (PME) Labkes
• Survei Akreditasi Labkesda

f) Akreditasi Puskesmas
• Survei Akreditasi Puskesmas

g) Distribusi Obat, Vaksin dan BMHP dari IFK ke Puskesmas


• Biaya distribusi obat, vaksin dan BMHP

h) Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)


• Pertemuan koordinasi terintegrasi LP/LS Kab/Kota dan Puskesmas
• Analisis hasil PIS-PK LP tingkat Kabupaten
• Monitoring dan evaluasi terintegrasi LP: Bimtek dan pelaksanaan verifikasi tingkat kab/kota
BOK Kabupaten/Kota (lanjutan) :
i) Upaya Kesehatan Lanjut Usia
• Orientasi penggunaan panduan praktis untuk caregiver informal pada PJP bagi Lansia

j) Upaya Penyehatan Lingkungan


• Pengendalian dampak Merkuri
• Pengelolaan Limbah Medis (B3)

k) Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19


• Koordinasi LS dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian COVID-19 di tk. Kab/Kota
• Pembinaan pelacakan kontak kasus COVID-19 kepada Puskesmas hingga petugas tracer.
• Monitoring dan evaluasi dalam pencegahan dan pengendalian COVID-19 tingkat Kab/Kota
• Peningkatan kapasitas petugas bagi petugas surveilans/pengolah data di Puskesmas
• Peningkatan kapasitas bagi petugas pelacakan kontak/tracer
• Penyediaan APD dan HS untuk pelacakan kontak, pengambilan dan pemeriksaan specimen COVID-19
BOK Khusus Stunting :
a) Penyusunan regulasi daerah terkait stunting
b) Pemetaan dan analisis situasi program stunting
c) Pelaksanaan rembuk stunting
d) Pembinaan kader pembangunan manusia terkait 1000 HPK
e) Pengukuran dan publikasi stunting
f) Pencatatan dan pelaporan (termasuk dokumentasi) intervensi dan hasil
g) Reviu kinerja tahunan aksi integrasi stunting
Jaminan Persalinan (Jampersal) :
a) Rujukan persalinan dan neonatal (biaya transportasi dan/atau sewa alat transportasi
1) Rujukan persalinan dari rumah ke Fasyankes yang kompeten
2) Rujukan persalinan dari Fasyankes yang kompeten ke rumah
3) Rujukan persalinan antar fasyankes

b) Sewa dan operasional rumah tunggu kelahiran (termasuk biaya listrik-air)


• Biaya sewa rumah termasuk petugas kebersihan, biaya langganan air, listrik dan iuran kebersihan lingkungan (tidak
diperuntukkan bagi honor petugas kebersihan)
• Penyediaan makan-minum untuk ibu hamil, ibu nifas dan pendamping di RTK
BOK Puskesmas:
a) Upaya Penurunan AKI - AKB
1) Surveilans Kesehatan Ibu dan Bayi
2) Gerakan Perempuan Pekerja Sehat Produktif (GP2SP)
3) Peningkatan Mutu Layanan Ibu dan Bayi Baru Lahir di Puskesmas dan Rumah Sakit
4) Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat melalui UKBM dalam upaya penurunan AKI AKB terintegrasi dengan upaya perbaikan
gizi masyarakat
5) Pemeriksaan Kesehatan, Pemberian TTD, Edukasi Gizi Seimbang dan Pendidikan Kespro pada Anak Usia Sekolah dan Remaja
6) Pelayanan Kesehatan Reproduksi bagi Catin dan PUS
7) Program Perencanaan dan Pencegahan Komplikasi terintegrasi Desa Siaga
8) Pelaksanaan Kelas ibu (Kelas ibu hamil, kelas ibu balita)
9) Pendampingan Ibu Hamil, Ibu nfas, dan bayi (termasuk pemantauan factor risiko/komplikasi) oleh kader/mahasiswa/fasilitator/
tenaga lainnya

b) Upaya Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat


1) Surveilans Gizi
2) Pendidikan gizi melalui peningkatan konsumsi gizi pada ibu hamil dan balita
3) Konvergensi LP/LS dalam upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat
4) Pemantauan Tumbuh Kembang Balita
5) Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air dan Sanitasi Dasar
BOK Puskesmas (lanjutan) :
c) Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas)
1) Penggerakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
2) Pelaksanaan GERMAS, Aktivitas Fisik, Pemeriksaan Kesehatan Berkala, dan Edukasi Gizi Seimbang di Tingkat Kab/Kota
3) Kampanye Lokal dalam Mendukung Pelaksanaan GERMAS
4) Upaya Kesehatan Olahraga

d) Upaya deteksi dini, preventif, dan respon penyakit


1) Surveilans KIPI pelaksanaan imunisasi
2) Validasi sasaran, hasil cakupan imunisasi dan Rapid Convenience Assessment (RCA)
3) Verifikasi rumor dengan KLB
4) Verifikasi sinyal dan respon cepat SKDR
5) Pengambilan dan pengiriman specimen penyakit berpotensi KLB ke Labkesda
6) Pelacakan kasus kronis atau kasus ikutan atau hasil reaksi minum obat pada POPM
7) PE penyakit potensi KLB dan penanggulangan KLB
8) Analisa hasil PE dan diseminasi informasi di wilayah kerja Puskesmas
9) Pelacakan kasus kontak KLB
10) Pelaksanaan surveilans migrasi malaria
11) Surveilans PTM dan penyakit berpotensi KLB termasuk PIE di masyarakat
12) Surveilans penyakit pada situasi khusus dan bencana
13) Survei anak sekolah dalam rangka P2P
BOK Puskesmas (lanjutan) :
d) Upaya deteksi dini, preventif, dan respon penyakit (Lanjutan)
14) Surveilans binatang pembawa penyakit serta pengiriman specimen untuk konfirmasi
15) Belanja APD untuk surveilans dalam rangka P2P terutama untuk PE dan pelacakan kontak
16) Validasi sasaran, hasil cakupan GME, Depresi, ODGJ Berat, Penyalahgunaan NAPZA dan bunuh diri
17) Deteksi dini kasus HIV/AIDS, TBC, Hepatitis, Malaria, dan penyakit menular lainnya pada Bumil dan kelompok berisiko
18) Deteksi dini factor risiko PTM di Posbindu PTM dan Posyandu Lansia
19) Penemuan kasus PD3I, kasus kontak TB dan kasus mangkir, kasus kontak Kusta serta ODGJ dan penyakit lainnya
20) Kunjungan ulang kasus AFP
21) Konseling dan deteksi dini masalah Kesehatan jiwa dan NAPZA
22) Pelaksanaan pelayanan imunisasi baik imunisasi rutin, pengenalan antigen baru, imunisasi tambahan, maupun kegiatan
defaulter tracking.
23) Sosialisasi pelaksanaan imunisasi rutin kepada orang tua dan BIAS kepada guru dan wali murid
24) POPM untuk pencegahan penyakit
25) Advokasi/sosialisasi/lokakarya/rapat LS/LP terkait P2P
26) Penyediaan bahan media KIE
27) Pendataan sasaran POPM
28) Pengambilan obat POPM ke Dinkes Kab/Kota
29) Sweeping untuk meningkatkan cakupan POPM, imunisasi, dan PM lainnya
30) Pengendalian vector nyamuk (PSN, larvasidasi, fogging, IRS, modifikasi lingkungan)
31) Pemantauan jentik secara berkala
32) Survei habitat jentik dan nyamuk dewasa
BOK Puskesmas (lanjutan) :
d) Upaya deteksi dini, preventif, dan respon penyakit (Lanjutan)
33) Distribusi kelambu ke kelompok sasaran di desa
34) Monitoring penggunaan kelambu Malaria
35) Pengawasan standar baku mutu pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit
36) Evaluasi pengendalian vector dan binatang pembawa penyakit
37) Penerapan KTR untuk Desa Tanpa Asap Rokok
38) Pelatihan petugas UBM di Puskesmas bagi kader masyarakat
39) Monitoring, Bimtek pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM oleh petugas Puskesmas
40) Pengendalian factor risiko lainnya yang dapat menimbulkan penyakit pada situasi KLB , situasi khusus dan bencana
41) Pelaksanaan dukungan Kesehatan jiwa dan psikososial pada bencana
42) Pendampingan penderita penyakit menular menahun dan PTM
43) Validasi data laporan hasil POPM dan manajemen kasus Filarasis
44) Kunjungan rumah untuk tata laksana/manajemen kasus Filariasis
45) Follow up tata laksana dan pencegahan cacat kasus kusta dan PM lainnya serta gangguan jiwa
46) Pendampingan rujukan kasus gangguan jiwa dan NAPZA
47) Pembentukan dan pengaktifan, serta pembinaan kader Kesehatan program P2P serta masalah Kesehatan jiwa dan NAPZA
48) Orientasi/pembekalan/peningkatan kapasitas SDM bagi kader Kesehatan untuk peningkatan P2P
49) Pertemuan berkala kader Kesehatan untuk P2P
50) Monitoring dan Bimtek kader Kesehatan oleh petugas Puskesmas
51) Koordinasi terpadu LP/LS tentang P2P tingkat Puskesmas
BOK Puskesmas (lanjutan) :
e) STBM Desa/Kelurahan Prioritas
1) Pelaksanaan STBM Desa/Kelurahan prioritas

f) Dukungan Operasional UKM Tim Nusantara


1) Dukungan Operasional UKM Tim Nusantara

g) Penyediaan Tenaga dengan Perjanjian


1) Penyediaan tenaga dengan perjanjian

h) Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)


1) Pelaksanaan kunjungan keluarga dan intervensi awal dalam rangka deteksi dini dan pengelolaan masalah Kesehatan
2) Pelaksanan intervensi lanjut dalam rangka intervensi hasil PIS-PK

i) Fungsi Manajemen Puskesmas (P2, P2, P3)


1) Lokakarya mini dalam rangka penguatan P1, P2, dan P3, serta kegiatan koordinasi LS lainnya

j) Upaya Kesehatan Lanjut Usia


1) Pelatihan caregiver informal oleh Puskesmas
BOK Puskesmas (lanjutan) :
k) Upaya Pencegahan dan Pengendalian COVID-19
• Pelacakan kontak dan pemantauan harian selama karantina dan/atau isolasi oleh tracer dan/atau petugas Puskesmas
• Biaya komunikasi pelacakan kontak dan pemantauan
• Pengolah data Puskesmas
• Biaya komunikasi untuk pengolah data Puskesmas
• Penyelidikan epidemiologi
• Pengiriman specimen
• Peningkatan kapasitas bagi petugas pelacakan kontak/tracer
• Pengembangan konseling daring Kesehatan jiwa untuk penanganan krisis psikososial
DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA
LATIHAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PUSKESMAS

1. SUSUNLAH RUK UPAYA KESEHATAN WAJIB DAN PENGEMBANGAN PUSKESMAS


2. IMPLEMENTASIKAN MENJADI RENCANA KERJA ANGGARAN (RKA) PUSKESMAS
PENGANGGARAN KEGIATAN
PENDAPATAN TRANSFER

Dana Dana
Dana
TRANSFE Perimbangan Otonomi
Desa
Khusus
R
PEMERIN • Dana Transfer
TAH Umum
Dana Dana
• DBH
PUSAT • DAU Insentif Keistimewaan
• Dana Transfer Daerah
Khusus
• DAK Fisik
• DAK Non
Fisik Dana
Dana Bantuan
TRANSFE Bagi Hasil Keuangan
R ANTAR
DAERAH • Bantuan Keuangan
• Dana Bagi Hasil
Kabupaten/Kota Umum
• Bantuan keuangan
DANA PERIMBANGAN – DBH
PAJAK & DBH CHT
DANA URAIAN DASAR PENGANGGARAN
TRANSFER
Dana Bagi bersumber dari Pajak terdiri dianggarkan paling tinggi sesuai dengan alokasi yang Dalam hal:
Hasil – Pajak atas: ditetapkan dalam 1)Peraturan Presiden mengenai rincian APBN TA
(DBH-Pajak) •DBH-Pajak Bumi dan •Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN TA 2023 2023 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Bangunan (DBH-PBB) selain atau alokasi DBH-Pajak ditetapkan dan/atau terdapat
PBB Perkotaan dan •Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DBH- perubahan; atau
Perdesaan, dan Pajak TA 2023 atau 2)informasi resmi mengenai alokasi DBH-Pajak TA
•DBH-Pajak Penghasilan •informasi resmi mengenai alokasi DBH-Pajak TA 2023 melalui portal Kementerian Keuangan
(DBH-PPh) yang terdiri dari: 2023 yang dipublikasikan melalui portal Kementerian dipublikasikan setelah Peraturan Daerah tentang
PPh Pasal 25: Keuangan, APBD TA 2023 ditetapkan,
PPh Pasal 29 Wajib Pajak dengan memperhatikan kemungkinan realisasi Pemerintah Daerah harus menyesuaikan alokasi
Orang Pribadi Dalam Negeri penerimaan negara yang dinamis, diantaranya dengan DBH-Pajak dimaksud pada Peraturan Daerah
(WPOPDN); mempertimbangkan penerimaan DBH tahun tentang Perubahan APBD TA 2023 atau ditampung
PPh Pasal 21. anggaran sebelumnya dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA) bagi
Pemerintah Daerah yang tidak melakukan
Perubahan APBD TA 2023
Dana Bagi • dianggarkan sesuai dengan alokasi yang ditetapkan Dalam hal;
Hasil – Cukai dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenai 1)Peraturan Menteri Keuangan mengenai rincian
Hasil Rincian DBH-CHT menurut alokasi DBH-CHT menurut provinsi/kabupaten/kota
Tembakau provinsi/kabupaten/kota Tahun Anggaran 2023. ditetapkan dan/ atau terdapat perubahan; atau
(DBH-CHT) • Apabila Peraturan Menteri Keuangan mengenai 2)informasi resmi mengenai rincian alokasi DBH-
Rincian DBH-CHT menurut CHT menurut provinsi/kabupaten/kota Tahun
provinsi/kabupaten/kota TA 2023 belum ditetapkan, Anggaran 2023 melalui portal Kementerian
penganggaran pendapatan DBH-CHT didasarkan Keuangan dipublikasikan setelah Peraturan Daerah
pada realisasi rata-rata pendapatan DBH-CHT TA tentang APBD Tahun Anggaran 2023 ditetapkan,
sebelumnya. Pemerintah Daerah harus menyesuaikan alokasi
DBH-CHT dimaksud dengan melakukan perubahan
DBH - CHT Penerimaan DBH-CHT, baik bagian provinsi
maupun bagian kabupaten/kota dialokasikan untuk
mendanai program:
(a) Dalam hal terdapat pendapatan lebih DBH-Pajak peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri,
kecuali DBH-CHT TA 2023 seperti pendapatan pembinaan lingkungan sosial,
lebih salur tahun-tahun sebelumnya atau selisih
lebih pendapatan TA 2022, pendapatan lebih
tersebut dianggarkan dalam Perda tentang sosialisasi ketentuan dibidang cukai dan/atau
perubahan APBD TA 2023 atau ditampung dalam pemberantasan barang kena cukai palsu (cukai ilegal)
LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan
perubahan APBD TA 2023. mengenai cukai;
(b) Apabila terdapat pendapatan kurang DBH-Pajak
kecuali DBH-CHT TA 2023 seperti pendapatan prioritas pada bidang kesehatan untuk mendukung program
kurang salur tahun-tahun sebelumnya atau selisih jaminan kesehatan nasional terutama peningkatan kuantitas
kurang pendapatan TA 2022, pendapatan kurang dan kualitas layanan kesehatan dan pemulihan perekonomian
tersebut diperhitungkan dalam penyaluran TA 2023. di daerah. Pelayanan kesehatan dimaksud baik kegiatan
(c) Dalam hal terdapat alokasi DBH-CHT yang promotif, preventif, maupun kuratif/rehabilitative;
penggunaannya sudah ditentukan (earmarked)
prioritas mendukung upaya penurunan angka prevalensi
kurang bayar pada TA 2021 yang belum terealisasi
stunting dan upaya penanganan Pandemi Corona Disease
pelaksanaannya di TA 2022, Pemerintah Daerah
2019 (COVID-19), penyediaan/peningkatan/pemeliharaan
dapat menganggarkan kembali pada TA 2023
sarana/ prasarana fasilitas Kesehatan, dan/atau
mendahului perubahan APBD, dengan melakukan
perubahan Perkada tentang penjabaran APBD TA
2023 dan dilaporkan kepada Pimpinan DPRD, pembayaran iuran JKN yang didaftarkan oleh Pemerintah
untuk selanjutnya dianggarkan dalam Perda tentang Daerah termasuk pekerja yang terkena pemutusan hubungan
perubahan APBD TA 2023 atau ditampung dalam kerja yang ditetapkan dengan Perkada.
LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan
DANA PERIMBANGAN –
DAU & DAK
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN

Dana Alokasi Umum DAU bersumber dari • Dalam hal Peraturan Presiden belum ditetapkan atau informasi resmi mengenai
(DAU) pendapatan APBN yang alokasi DAU TA 2023 melalui portal Kementerian Keuangan belum
dialokasikan dengan tujuan dipublikasikan, penganggaran pendapatan DAU didasarkan pada alokasi DAU
pemerataan kemampuan TA 2022.
• Dalam hal:
keuangan antar daerah
1) Peraturan Presiden mengenai rincian APBN TA 2023 atau Peraturan Menteri
untuk mendanai kebutuhan
Keuangan mengenai alokasi DAU ditetapkan dan/atau terdapat perubahan; atau
daerah dalam rangka
2) informasi resmi mengenai alokasi DAU TA 2023 melalui portal Kementerian
pelaksanaan desentralisasi Keuangan dipublikasikan setelah Peraturan Daerah tentang APBD TA 2023
sesuai dengan ketentuan ditetapkan,
peraturan perundang- Pemerintah Daerah harus menyesuaikan alokasi DAU dimaksud pada Peraturan
undangan Daerah tentang Perubahan APBD TA 2023 atau ditampung dalam LRA bagi
dianggarkan sesuai
Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD TA 2023.
dengan :
Dana Transfer Khusus • bersumber dari APBN •Peraturan Presiden • Dalam hal Rancangan KUA dan Rancangan PPAS disepakati Kepala Daerah
(DAK) yang dialokasikan mengenai Rincian APBN bersama DPRD sebelum Peraturan Presiden mengenai rincian APBN TA 2023
kepada Daerah tertentu TA 2023 atau ditetapkan atau informasi resmi mengenai alokasi Dana Transfer Khusus TA
untuk membantu •informasi resmi melalui portal Kementerian Keuangan belum dipublikasikan, Dana Transfer
mendanai kegiatan mengenai alokasi TA Khusus langsung dianggarkan dalam rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
TA 2023.
khusus yang merupakan 2023 yang
• Dalam hal:
urusan Daerah dan dipublikasikan melalui
1) Peraturan Presiden mengenai rincian APBN Tahun Anggaran 2023 atau
sesuai dengan Prioritas portal Kementerian Peraturan Menteri Keuangan mengenai alokasi Dana Transfer Khusus ditetapkan
Nasional. Keuangan. dan/atau terdapat perubahan; atau
• Pendapatan dana transfer 2) informasi resmi mengenai alokasi Dana Transfer Khusus Tahun Anggaran 2023
khusus: melalui portal Kementerian Keuangan
1. DAK Fisik dan dipublikasikan setelah Peraturan Daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2023
2. DAK Non Fisik. ditetapkan,
DANA PERIMBANGAN –
DAK FISIK
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN

Dana Transfer Pendapatan dana Pemerintah Daerah dapat menggunakan paling banyak 5% dari alokasi per jenis per bidang/subbidang/
Khusus (DAK) transfer khusus: tematik DAK fisik untuk mendanai kegiatan penunjang sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai
DAK Fisik. Petunjuk Teknis DAK Fisik
dalam hal terdapat sisa DAK fisik, Pemerintah Daerah memperhatikan ketentuan:
•DAK fisik pada bidang/subbidang yang output belum tercapai, yaitu:
1)untuk sisa DAK fisik 1 (satu) TA sebelumnya, digunakan dalam rangka pencapaian output dengan
menggunakan petunjuk teknis pada saat outputnya belum tercapai, dan dianggarkan dalam APBD TA 2023
dengan melakukan perubahan perkada tentang Penjabaran APBD TA 2023 dan diberitahukan kepada
pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan dalam perda tentang perubahan APBD TA 2023 atau
ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD TA 2023; atau
2)untuk sisa DAK fisik lebih dari 1 (satu) TA sebelumnya, digunakan untuk mendanai kegiatan DAK fisik
pada bidang/subbidang tertentu sesuai dengan kebutuhan daerah dengan menggunakan petunjuk teknis TA
2023, dengan mekanisme dianggarkan dalam APBD TA 2023 atau melakukan perubahan Perkada tentang
Penjabaran APBD TA 2023 dan diberitahukan kepada pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan
dalam Perda tentang perubahan APBD TA 2023 atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang
tidak melakukan perubahan APBD TA 2023.
• DAK fisik pada bidang/subbidang yang outputnya telah tercapai, sisa DAK fisik digunakan dalam
rangka mendanai kegiatan DAK fisik pada:
1) bidang/subbidang yang sama di tahun anggaran berjalan dan tahun anggaran berikutnya; dan/atau
2) bidang/subbidang tertentu sesuai kebutuhan daerah di tahun anggaran berjalan dan tahun anggaran
berikutnya,
dengan menggunakan Petunjuk Teknis TA berjalan, dengan melakukan perubahan Perkada tentang
penjabaran APBD TA 2023 dan diberitahukan kepada pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan
dalam Perda tentang perubahan APBD TA 2023 atau ditampung dalam LRA bagi pemerintah daerah
DANA PERIMBANGAN –
DAK NON FISIK
DANA URAIAN DASAR PENGANGGARAN
TRANSFER
Dana Transfer Pendapatan dana penganggaran dan penggunaan DAK Nonfisik TA 2023 berpedoman kepada Peraturan Menteri
Khusus (DAK) transfer khusus: Keuangan tentang pengelolaan DAK Nonfisik dan Petunjuk Teknis DAK Nonfisik yang ditetapkan oleh
DAK Non Fisik. masing-masing kementerian/lembaga terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• ketentuan pengaturan pengelolaan dana BOS/Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan
Anak Usia Dini (BOP PAUD)/dana BOP Pendidikan Kesetaraan yang bersumber dari APBN yang
merupakan bagian dari DAK Nonfisik yang dialokasikan pada provinsi dan kabupaten/kota yaitu:
1) penganggaran dana BOS pada provinsi bagi satuan pendidikan menengah (satdikmen) negeri dan
satuan pendidikan khusus (satdiksus) negeri yang diselenggarakan oleh provinsi dalam bentuk
program, kegiatan, sub kegiatan dan belanja sesuai kode rekening berkenaan sedangkan satdikmen
swasta dan satdiksus swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam bentuk program, kegiatan,
sub kegiatan sesuai kode rekening berkenaan melalui belanja hibah.
2) Dalam rangka pendanaan satdikmen Provinsi Papua yang semula merupakan kewenangan Provinsi,
agar disesuaikan penyerahan kewenangan yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
106 Tahun 2021 tentang Kewenangan dan Kelembagaan Pelaksanaan Kebijakan Otonomi Khusus
Provinsi Papua menjadi kewenangan kabupaten/kota.
3) penganggaran dana BOS pada kabupaten/kota bagi satuan pendidikan dasar (Satdikdas) negeri yang
diselenggarakan oleh kabupaten/kota dalam bentuk program, kegiatan, sub kegiatan dan diuraikan ke
dalam belanja sesuai kode rekening berkenaan, sedangkan BOS bagi Satdikdas swasta yang
diselenggarakan oleh masyarakat dalam bentuk program, kegiatan, sub kegiatan dan diuraikan ke
dalam belanja hibah sesuai kode rekening berkenaan.
4) penganggaran dana BOP PAUD dan BOP Pendidikan Kesetaraan pada provinsi/kabupaten/kota bagi
satuan Pendidikan (Satdik) PAUD negeri dan Satdik Kesetaraan negeri yang diselenggarakan oleh
kabupaten/kota dalam bentuk program, kegiatan, sub kegiatan dan diuraikan ke dalam belanja hibah
sesuai kode rekening berkenaan.
DANA PERIMBANGAN –
DAK NON FISIK
DANA TRANSFER URAIAN DASAR PENGANGGARAN
Dana Transfer Pendapatan dana • Pemerintah Daerah wajib menganggarkan perubahan atas alokasi dana Tunjangan Profesi Guru
Khusus (DAK) transfer khusus: (TPG) ASN Daerah, Tunjangan Khusus Guru (TKG) ASN Daerah, dan Tambahan Penghasilan
DAK Non Fisik. (Tamsil) Guru ASN Daerah karena penyaluran dana cadangan dari Pemerintah, dan/atau
penghentian atau penyesuaian jumlah salur, dengan berpedoman pada surat rekomendasi
penyaluran dana cadangan, dan/atau surat rekomendasi penghentian atau penyesuaian salur yang
diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pendidikan.
• Pemerintah Daerah menganggarkan perubahan atas alokasi dana TPG ASN Daerah, TKG ASN
Daerah, dan Tamsil Guru ASN Daerah dimaksud dengan cara melakukan perubahan Perkada
tentang penjabaran APBD TA 2023 dan diberitahukan kepada pimpinan DPRD, untuk
selanjutnya dianggarkan dalam Perda tentang perubahan APBD TA 2023 atau ditampung dalam
LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD TA 2023.
• Dalam hal Perda tentang perubahan APBD TA 2023 telah ditetapkan mendahului informasi
perubahan yang diakibatkan oleh pencairan dana cadangan dari pemerintah, dan/atau pelaksanan
penghentian atau penyesuaian jumlah salur, maka Pemerintah Daerah tetap dapat merealisasikan
perubahan tersebut yang ditampung dalam LRA TA 2023.
• Dalam hal Pemerintah Daerah memiliki sisa DAK Nonfisik, dianggarkan kembali pada jenis
DAK Nonfisik yang sama dalam APBD TA 2023 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. selanjutnya, dalam hal Perda tentang APBD TA 2023 telah ditetapkan masih terdapat
sisa DAK Nonfisik yang merupakan bagian SiLPA, dianggarkan kembali pada jenis DAK
Nonfisik yang sama dalam APBD TA 2023 dengan melakukan perubahan Perkada tentang
penjabaran APBD TA 2023 dan diberitahukan kepada pimpinan DPRD, untuk selanjutnya
INSENTIF FISKAL

DANA URAIAN DASAR PENGANGGARAN


TRANSFER
Dana Insentif Insentif Fiskal bersumber dari Penganggaran Insentif Fiskal Dalam hal :
Daerah APBN yang dialokasikan dialokasikan sesuai dengan •Peraturan Presiden mengenai rincian APBN TA 2023
(DID) / kepada Pemerintah Daerah Peraturan Presiden mengenai atau
Insentif Fiskal atas pencapaian kinerja rincian APBN TA 2023 atau •Peraturan Menteri Keuangan mengenai alokasi Insentif
berdasarkan kriteria tertentu. Peraturan Menteri Keuangan Fiskal ditetapkan dan/atau
Kriteria tertentu berupa mengenai tata cara •terdapat perubahan atau informasi resmi mengenai
perbaikan dan/atau pengalokasian Insentif Fiskal alokasi Insentif Fiskal TA 2023 melalui portal
pencapaian kinerja TA 2023 atau informasi resmi Kementerian Keuangan dipublikasikan setelah Perda
pemerintahan daerah, antara mengenai alokasi Insentif Fiskal tentang APBD TA 2023 ditetapkan,
lain pengelolaan keuangan TA 2023 yang dipublikasikan
daerah, pelayanan umum melalui portal Kementerian Pemerintah Daerah menganggarkan alokasi Insentif
pemerintahan dan pelayanan Keuangan. Fiskal dimaksud dengan melakukan perubahan Perkada
dasar. tentang penjabaran APBD TA 2023 dan diberitahukan
kepada Pimpinan DPRD, untuk selanjutnya dianggarkan
dalam Perda tentang perubahan APBD TA 2023 atau
ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang
tidak melakukan perubahan APBD TA 2023
DANA DESA

DANA URAIAN DASAR PENGANGGARAN


TRANSFER
Dana Desa • DD merupakan bagian dari TKD yang • DD dianggarkan sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN
diperuntukkan bagi desa dengan tujuan TA 2023 atau informasi resmi mengenai rincian Dana Desa TA 2023 yang
untuk mendukung pendanaan dipublikasikan melalui portal Kementerian Keuangan.
penyelenggaraan pemerintahan, • Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN TA 2023 belum
pelaksanaan pembangunan, ditetapkan atau informasi resmi mengenai rincian Dana Desa TA 2023 melalui
pemberdayaan masyarakat, dan portal Kementerian Keuangan belum dipublikasikan, penganggaran Dana
pembinaan kemasyarakatan. Desa tersebut didasarkan pada penganggaran Dana Desa TA 2022.
• Penggunaan • Dalam hal Peraturan Presiden mengenai rincian APBN TA 2023 atau
DD mempedomani
ketentuan peraturan perundang- Peraturan Menteri Keuangan mengenai rincian Dana Desa ditetapkan dan/atau
undangan termasuk mendukung terdapat perubahan; atau informasi resmi mengenai rincian Dana Desa TA
optimalisasi perlindungan jaminan 2023 melalui portal Kementerian Keuangan dipublikasikan setelah Perda
kesehatan bagi penduduk desa melalui tentang APBD TA 2023 ditetapkan, Pemerintah Daerah harus menyesuaikan
pendaftaran kepesertaan penduduk dana desa dimaksud dengan melakukan perubahan Perkada tentang
desa ke dalam JKN KIS sebagai Penjabaran APBD TA 2023 dan diberitahukan kepada Pimpinan DPRD,
penduduk yang didaftarkan desa untuk selanjutnya dianggarkan dalam Perda tentang Perubahan APBD TA
menuju desa Universal Health 2023 atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak
Coverage (UHC). melakukan perubahan APBD TA 2023.
PENGANGGARAN TRANSFER
ANTAR DAERAH
PENDAPATAN BAGI HASIL
SUMBER BAGI HASIL • Pendapatan bagi hasil merupakan dana yang bersumber dari
pendapatan daerah yang dialokasikan kepada Pemerintah Daerah
lain berdasarkan angka persentase tertentu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pendapatan kabupaten/kota yang bersumber dari Bagi Hasil
Pajak Daerah pemerintah provinsi didasarkan pada
penganggaran belanja Bagi Hasil Pajak Daerah dalam APBD
pemerintah provinsi Tahun Anggaran 2023.
CONDITIONAL

Dalam hal:
•penetapan APBD kabupaten/kota Tahun Anggaran 2023 mendahului penetapan
APBD provinsi Tahun Anggaran 2023, penganggarannya didasarkan pada
penganggaran Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran 2021 dengan memperhatikan
realisasi Bagi Hasil Pajak Daerah Tahun Anggaran 2021.
•Dalam hal terdapat bagian pemerintah kabupaten/kota yang belum direalisasikan oleh
pemerintah provinsi akibat pelampauan target Tahun Anggaran 2022, dianggarkan
dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2023 atau
ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan
APBD Tahun Anggaran 2023.

Anda mungkin juga menyukai