Anda di halaman 1dari 19

DOKUMEN PROGRAM KESEHATAN OLAHRAGA

Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kabupaten Kutai Barat Tahun 2023

Tim penanggung jawab:


PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN OLAHRAGA
BAB 1 PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG PROGRAM KESEHATAN OLAHRAGA

Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan


hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Keberhasilan pembangunan kesehatan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan mutu dan
daya saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu.

penduduk Indonesia tidak aktif dalam melakukan aktivitas fisik di mana persentase
perempuan yang tidak aktif (73%) lebih tinggi dari pada laki-laki (63%), baik di setiap kelompok
umur ataupun di perkotaan,menunjukkan 73% dengan tingat kebugaran jasmani yang kurang dan
kurang sekali. Selain itu pada Susenas 2003, dilaporkan bahwa 74% penduduk usia 10 tahun ke
atas kurang gerak dalam perjalanan, 81% kurang gerak dalam waktu senggang dan 14% kurang
gerak dalam pekerjaan. Hasil penelitian Dede Kusmana Tahun 2002 memperlihatkan bahwa orang
yang mempunyai gaya hidup seperti tidak merokok, berolah raga secara teratur dan melakukan
kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhindar dari penyakit jantung dan stroke
dari pada yang bergaya hidup sebaliknya.

Upaya kesehatan olah raga adalah salah satu upaya kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui aktivitas fisik dan atau olah raga.
Dalam rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2020, program kesehatan olah
raga merupakan salah satu program dari pokok program perilaku hidup sehat dan pemberdayaan
masyarakat. Kesehatan olah raga telah ditetapkan sebagai salah satu indikator keberhasilan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Aktivitas fisik dan atau olah raga dapat memberikan
dampak positif bila dilakukan secara baik, benar, terukur dan teratur. Sebaliknya bila dilakukan
tidak sesuai dengan kaidah tersebut dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau cedera yang
mungkin akan berakibat fatal.Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas
tersebut, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat serta merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.

II. Tujuan
A. Tujuan Pembuatan Dokumen Program
1. Menyediakan dokumen program sebagai dasar penyusunan renja
2. Dokumen program yang menjadi dasar implementasi kegiatan dengan menggunakan
logical framework health system dan equity in health approaches
B. Tujuan Program Kesehatan Olahraga
1. Pendekatan promotif diharapkan dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan daya tahan
tubuh terhadap penyakit.
2. Pendekatan preventif diharapkan dapat mencegah timbulnya penyakit atau penyulit akibat
kurang gerak serta memperlambat proses penuaan.
3. Pendekatan kuratif diharapkan dapat memberikan alternatif untuk upaya penyembuhan
penyakit (exercise is medicine).
4. Pendekatan rehabilitatif diharapkan dapat memulihkan gangguan fungsi tubuh akibat
penyakit dan kecacatan

III. Manfaat
Manfaat Pembuatan Dokumen Program
1. Perencanaan berbasis bukti memberikan dukungan kepada pimpinan Dinas
Kesehatan Kabupaten Kutai Barat agar mampu menyusun perencanaan dan
penganggaran yang berbasis bukti. Utamanya dalam kegiatan membuat program,
bukti terintegrasi dalam membuat dokumen program
2. Membuat dokumen program yang memuat data spesifik wilayah Puskesmas sebagai
dasar untuk menyusun rencana strategis program kesehatan khususnya program
prioritas, besaran 'jumlah dana yang efisien' untuk bernegosiasi dengan legislatif,
dan advokasi anggaran agar dapat dialokasikan untuk strategi yang tepat sasaran dan
berdampak tinggi
3. Terbentuknya perencanaan kesehatan yang lebih terintegrasi dengan lintas sektor di
daerah yang cukup untuk meningkatkan status derajat kesehatan masyarakat di
Kabupaten Kutai Barat.

IV. Sasaran
Sasaran dokumen program yaitu :
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat
2. Tim Perencanaan Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat
3. Kepala Bidang di Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Barat
4. Sub Koordinator Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai
Barat
5. Kepala UPT Puskesmas Dempar
Dokumen ini adalah perencanaan melalui perbaikan program Pelayanan
kesehatan ibu hamil Sesuai standar pelayanan antenatal dari tahun 2021 yang
meliputi ; Pernyataan Standar: Setiap neonatus, dan bayi balita mendapatkan
pelayanan sesuai standar di wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kab. Kutai Barat
dengan permasalahan spesifik dari masing-masing Puskesmas selaku Unit
Pelaksana Teknis kegiatan
Siapa yang menjadi target utama klien?
Usia Produktif dan Lansia (16 – 60 Tahun ) /Target Program 100%

Pendekatan untuk perbaikan program?

1. Strategi
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dan non kesehatan di
bidang kesehatan olah raga.
b. Advokasi dan sosialisasi pada pembuat kebijakan dan pemegang program terkait.
c. Menyebarluaskan informasi tentang kesehatan olah raga.
d. Memberikan pelayanan kesehatan olah raga sesuai standar pelayanan yang berlaku.
e. Memanfaatkan forum koordinasi yang ada sebagai wadah pembinaan upaya kesehatan
olah raga.
f. Menghimpun potensi / sumber daya masyarakat dalam pelaksanaan upaya kesehatan
olah raga.
g. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan olah raga

Poin penting dalam perbaikan program ?


Rumus perhitungan kinerja
Jumlah Realisasi Kegiatan yang terlaksana sesuai
standar di wilayah kabupaten/kota dalam kurun
Presentasi Jumlah waktu 1 tahun (Nominator)
Kegiatan yang
dilaksanakan =
Jumlah Rencana Kegiata di wilayah kerja
kabupaten/kota tersebut dalam kurun waktu 1 tahun
yang sama (Demominator)

Penetapan sasaran neonatus di wilayah kabupaten/kota dalam satu tahun menggunakan data
proyeksi BPS atau data riil yang diyakini benar, dengan mempertimbangkan estimasi
dari hasil survei/ riset yang terjamin validitasnya, yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah. Capaian kinerja Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam memberikan
pelayanan kesehatan neonatus dinilai dari cakupan Pelayanan Kesehatan neonatus sesuai
standar di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. Nominator yang dihitung
adalah neonatus yang telah melewati usia 0-28 hari di akhir tahun berjalan, Neonatus
yang belum selesai melewati usia 0-28 hari pada akhir tahun berjalan tidak di hitung
sebagai nominator akan tetapi dihitung sebagai nominator dan denominator pada tahun
berikutnya.
(Target Program 100% terdiri dari :
1. 10 kelompok Olahraga x 3 Kali Pelaksanaan Kegiatan proyeksi dinkes) (Data
Capaian Program per januari sampai oktober 2022 sebanyak (100%)
2. 12 Sekolah dasar x 1 Kali Pelaksnaan Kegiatan proyeksi dinkes) (Data Capaian
Program per januari sampai oktober 2022 sebanyak (0%)

Narasi/deskripsi/permasalahan capaian kinerja program : Terlambatnya Juknis Pengunaan Dana


DAK 2022 yang mengakibatkan terlambatnya Pelaksanaan Kegiatan dilapangan,

Outcome: Semua kelompok olahraga mendapatkan pelayanan Kesehatan olahraga


Masalah Program: analisis situasi saat itu (Evidence Based) dan prediksi kedepan yang
mungkin terjadi ((Pilih salah satu Masalahnya lengkapi dengan 5W1H (What, Who,
When, Where, Why and How/Apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya,
kapan masalah itu terjadi, dimana masalah itu terjadi, kenapa dan bagaimana
masalah itu terjadi)).

1. Terkendala dengan letak geografis ( jauh dari faskes ) dan alam ( cuaca )
2. Daerah yang sangat terpecil dengan telekomunikasi yang susah (jaringan
Komunikasi)
3. Terkendala dengan Masa Pandemi
4. Kurangnya pengetahuan Klien tentang pentingnya melakukan aktifitas Fisik dan Latihan
Fisik
5. Kebiasaan Hidup tidak Berorientasi pada kesehatan

Wujud perbaikan program ?


1. Prioritas Masalah
2. Penyebab Masalah
3. Alternatif Pemecahan Masalah
4. Pemecahan Masalah yang Terpilih
BAB II. KERANGKA KONSEP IMPLEMENTASI PROGRAM

1. Kerangka Penguatan Sistem Kesehatan


Pendekatan sistem kesehatan (health system framework) six building block WHO
digunakan untuk menilai kinerja sistem pelayanan kesehatan. Six building block WHO
terdiri dari paket layanan, tenaga kesehatan, sistem informasi, akses, biaya, dan
pelaksana/ leadership/ governance. Setiap building block yang ada digunakan untuk
mengetahui outcome program/kegiatan. Outcome program yang diharapkan adanya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, responsif, tidak ada masalah finansial, dan
efisiensi (gambar 1)

Gambar 1. Six Building Block WHO

Program/kegiatan yang ada di Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan kesehatan


pada masyarakat secara adil/equity. Outcome yang adil akan didapat jika layanan
diberikan pada kelompok yang rentan. Jika pelayanan yang kita berikan tidak
memperhatikan kelompok rentan/ tidak mampu/ terpinggirkan/ terisolasi, maka
kelompok yang mampu akan semakin baik status kesehatannya. Hal ini dipengaruhi oleh
governance dan paket pelayanan yang diberikan. Governance membantu Puskesmas
bekerja sesuai peraturan/pedoman berdasarkan sumber daya yang ada.

2. Menerjemahkan Health System Framework ke dalam PDCA dan Organisasi


Pelaksanaan Program

Pendekatan Plan, Do, Check, Adjust (PDCA) adalah pola kerja dalam pemecahan
masalah dalam setting organisasi. Setiap pekerja wajib memiliki cara pandang PDCA.
Mereka selalu sadar jika dalam pekerjaan ada kekurangan dan
karena itu mereka mencari tahu apa yang masih bisa diperbaiki dan strategi
memperbaikinya. Mereka karena itu bisa memperbaiki kerja mereka dari satu waktu ke
waktu yang lain.

Gambar 2. Siklus PDCA dan Analisis Masalah

Pendekatan Plan, Do, Check, Adjust (PDCA) dan organisasi pelaksana


memudahkan perencana program dalam menyusun/ menentukan kegiatan sesuai dengan
kelompok sasaran paling rentan/ paling membutuhkan layanan yang diberikan oleh
pemerintah daerah seperti program KIA. Pelaksana program imunisasi masih terpusat di
puskesmas sebagai pelaksana kegiatan sekaligus pengawas kegiatan dan sumber daya
juga terbatas di Puskesmas. Keterbatasan sumber daya puskesmas membuat program
tidak berjalan efektif dan efisien, serta kelompok sasaran masih umum. Setiap program
kesehatan seharusnya dapat memiliki paket layanan yang jelas, didukung dengan sistem
pendukung dan pengawas mutu yang baik termasuk dukungan alokasi anggaran agar
paket layanan dapat diterima dengan baik sampai ke target masyarakat yang paling
membutuhkan.
Gambar di bawah menunjukkan sebuah organisasi pada dua titik berbeda.
Organisasi bisa berada tingkat mutu lebih tinggi jika mereka bisa melakukan perubahan
dalam cara kerjanya.
1. Organisasi yang menggunakan PDCA memiliki harapan kualitas kerja mereka
(lihat diagram: quality) berubah dari waktu ke waktu (lihat gambar: time).
2. Perubahan itu terus-menerus (lihat gambar: continuous) karena organisasi selalu
memonitor apa yang salah dalam implementasi dan memperbaikinya.
Gambar: Siklus PDCA

Siklus PDCA tidak selalu dimulai dari membuat kebijakan. Justru kebijakan dibuat
karena ada masukan dari penyimpangan kegiatan sebelumnya. Setelah menemukan
penyimpangan dalam pelaksanaan maka dilakukan perbaikan yang kemudian ditetapkan
dalam dokumen yang sah (P). Berdasarkan dokumen ketetapan, dilakukan kegiatan-
kegiatan persiapan agar pelaksanaan dapat lancar. Artinya kebijakan adalah produk dari
siklus PDCA.
Langkah yang perlu dilakukan pengelola program dimulai dengan:
1. DO (D) — Program yang dilaksanakan untuk intervensi misal Bayi dan Balita
atau Kesehatan Ibu Hamil
2. Check (C): apakah pelaksanaannya telah membaik, misalnya, apa yang berfungsi dan
apa yang salah? Apakah ada alternatif atau solusi?
3. Act/Adjust (A): Jika didapatkan penyimpangan atau tidak sesuai dengan harapan,
maka dicari strategi yang lebih baik dari yang sudah ada
4. Plan (P): Top manajemen mensahkan strategi baru sebagai ketetapan resmi
PDCA

Act (Bagaimana kita Plan (Rencana dalam


Subsistem Do (implementasi) Check (Apa masalahnya?)
memperbaiki? menyusun perbaikan)
kesehatan

Paket layanan 1. Aktifitas Fisik Senam pada 1. Masih kurangnya 1. Memberikan Edukasi 1. Meningkatkan pengetahuan
Kelompok Komorbid; Petugas (2 Pengetahuan tentang tentang Pola hidup dan edukasi pada target
orang x 10 Kampung x Biaya manfaat melakukan sehat sasaran dan peningkatan
Transport x 3 kali dalam satu tahun) aktifitas Fisik SDM petugas kesehatan dan
2. Edukasi minimalisir kader kesehatan yang ada
2. Pemeriksaan Kebugaran pada 2. Tidak ada keinginan untuk factor resiko baik berupa kegiatan
kelompok sekolah, Kegiatan melakukan aktifitas fisik penyebab Penyakakit pembinaan, pertemuan,
Pemeriksaan Kebugaran : Petugas (4 secara rutin tidak menular orientasi, dll
Orang x 12 Sekolah Dasar x Biaya
Transport x 1 Kali dalam Satu tahun) 3. Pola Hidum Masyarakat 3. Menggalakkan 2. Peningkatan
yang tidak sehat kampanye aktifitas pemberdayaan
Fisik masyarakat melalui
4. Angka Penderita penyakit
UKBM
tidak menular tinggi 4. Melakukan
pembinaan Aktifitas 3. Pertemuan koordinasi
5. Kasus kematian karna Fisik bagi usia jejaring dengan lintas
penyakit tidak menular Produktif sektor
menjadi yang terbesar dari
sekian banyak penyebab 5. Mendorong 4. Pertemuan koordinasi
kematian stakeholder untuk teknis terintegrasi lintas
besama-sama program/lintas sektor
6. Faktor resiko Penderita menciptakan bina kabupaten/ kota dan
Penyakit menular seperti
PDCA

Act (Bagaimana kita Plan (Rencana dalam


Subsistem Do (implementasi) Check (Apa masalahnya?)
memperbaiki? menyusun perbaikan)
kesehatan

obesitas suasana aktifitas fisik Puskesmas


di lingkungan.
5. Pertemuan koordinasi
lintas program/ lintas
sektor dalam penguatan
implementasi Pelayanan
Kesehatan olahraga;

Tenaga Pembina Kesehatan Olahraga, Dokter Tenaga kesehatan yang Peningkatan Peningkatan Kapasitas
kesehatan/ belum/tida Berkompeten kapasitas Tenaga Tenaga Kesehatan,
petugas garis terkait legalitas kerja yang kesehatan dalam Pengelola Program, dan
depan dilengkapi dengan Pelayanan kesehatan Lintas Sektor melalui
dokumen STR/ SIP/ SIPP/ olahraga Bimtek, pelatihan,
SIMO, dll workshop, dll

Sistem 1. Pelaporan dilakukan dengan Puskesmas terkendala dengan Membarikan usulan


informasi/ menggunakan Aplikasi Sitko Online akses internet yang unstabil Pengadaan Perangkat
pencatatan Internet di Puskesmas 1. Melakukan Pelaporan manual

Logistik dan alat 1.Sound System 1. KIT Kebugaran Hanya ada 1. Melakukan 1. Pengusulan pengadaan KIT
2.KIT Kebugaran di Dinkes Kabupaten peminjaman KIT kebugaran bagi setiap
2. Tidak Semua Lokasi kebugaran dengan Puskesmas
PDCA

Act (Bagaimana kita Plan (Rencana dalam


Subsistem Do (implementasi) Check (Apa masalahnya?)
memperbaiki? menyusun perbaikan)
kesehatan

Mempunya Kondisi
geografis yang dinas Kesehatan 2. berkoordinasi dengan lintas
mendukung untuk kabupaten sector untuk melakukan
dilakukan test kebugaran ( pengondisian lokasi
2. Bekerja sama dengan
Lapangan Bola, atau
lintas sector untuk
jalanan yg Rata dan
melakukan
aman )
pengondisian lokasi

Pengawasan 1. Tingkat Dinkes : Kepala Bidang Dinkes/Puskesmas Penyeliaan Pelaksanaan penyeliaan fasilitatif
Kesehatan masyarakat ATAU sub mempunyai keterbatasan pelaksanaan program KIA bagi Puskesmas dan praktik
KoordinatorKesehatan Keluarga dan (anggaran/SDM/dll) untuk kesehatan, mandiri bidan (PMB) yang
Gizi Masyarakat. (Lihat Tupoksi pelaksanaan survei baik untuk pelaksanaan meliputi 6 M
Sesuai Jabatan yang di emban) ESS. Honor Kegiatan, Biaya Penyeliaan fasilitatif
III/IV Perjalanan Dinas, Pengadaan Faskes milik
Formulir Penyeliaan, pemerintah maupun
Tingkat UPT PKM: PJ UKP dan atau PJ Keterbatasan SDM jejaring, pelaksanaan
UKM (Lihat Tupoksi Sesuai Jabatan Penyeliaan, dll Penyeliaan
yang di emban) Monitoring dan
Evaluasi anggaran
yang meliputi 6 M

Manajer 1. Tingkat Dinkes : Kepala Dinas Dinkes/Puskesmas Penyeliaan Pelaksanaan penyeliaan fasilitatif
(manajemen) Kesehatan (Lihat Tupoksi Sesuai mempunyai keterbatasan pelaksanaan program KIA bagi Puskesmas dan praktik
Jabatan yang di emban) ESS.II (anggaran/SDM/dll) untuk kesehatan, mandiri bidan (PMB) yang
PDCA

Act (Bagaimana kita Plan (Rencana dalam


Subsistem Do (implementasi) Check (Apa masalahnya?)
memperbaiki? menyusun perbaikan)
kesehatan

Tingkat UPT PKM: Kepala Puskesmas pelaksanaan survei baik untuk pelaksanaan meliputi 6 M
(Lihat Tupoksi Sesuai Jabatan yang di Honor Kegiatan, Biaya Penyeliaan fasilitatif
emban) Perjalanan Dinas, Pengadaan Faskes milik
Formulir Penyeliaan, pemerintah maupun
Keterbatasan SDM jejaring, pelaksanaan
Penyeliaan, dll Penyeliaan
Monitoring dan
Evaluasi anggaran
yang meliputi 6 M
ANALISA TERHADAP PROGRAM KESEHATAN ANAK
YANG BERJALAN YANG MELIPUTI 6 M

Kesehatan Olahraga (KESORGA) merupakan program pembinaan aktifitas fisik bagi usia
Produktif, Kelompok Komorbid, Hingga Lansia, Kesehatan Olahraga bukan lagi menjadi bagian
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan, namun kini sudah menjadi Upaya Kesehatan
Masyarakat.

Upaya kesehatan kerja dan olahraga mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif dan preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif. Penyelenggaraan upaya
kesehatan kerja dan olahraga dilaksanakan secara berjenjang oleh pemerintah pusat sampai
pemerintah daerah di tingkat provinsi, kabupaten/ kota, kecamatan, sampai pada pelaksanaan di
tempat kerja, dengan melibatkan peran lintas program, lintas sektor, swasta (dunia usaha) serta
peran aktif seluruh masyarakat melalui pemberdayaan.

Penduduk Indonesia berjumlah 265 juta yang diantaranya lebih dari 133 juta diantaranya
merupakan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64
tahun yang siap untuk bekerja (BPS, 2018). Komposisi penduduk Indonesia saat ini menuju pada
komposisi bonus Rencana Aksi Kegiatan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2020 – 2025
1 demografi, puncak bonus demografi di Indonesia diperkirakan akan didapat pada tahun 2035 yang
dapat menjadi peluang sekaligus tantangan, dengan mayoritas penduduk usia produktif, kualitas
kelompok ini akan menentukan masa depan Indonesia, oleh karena itu upaya kesehatan dengan
fokus sasaran usia kerja menjadi penting untuk menciptakan SDM yang berkualitas agar bonus
demografi dapat dimanfaatkan.
Struktur Organisasi Pelaksanaan Program
Gambar berikut merupakan Struktur Organisasi Pelaksanaan Program dari Mintzberg
merupakan kerangka yang telah dikembangkan oleh Henry Mintzberg untuk para manajer dalam
mengelola program.

Gambar 3. Struktur dan Fungsi Pelaksanaan Program


Penjelasan:
1. Paket Layanan merupakan layanan yang diproduksi dengan memastikan siapa yang
menjadi sasaran dari program, Apa yang menjadi kebutuhan dari sasaran (need
assessment) dan Apa kebutuhan yang tidak terpenuhi dari pengguna yang dibayar
pemerintah (Peserta JKN, Masyarakat Miskin, dll) dan yang membayar sendiri
2. Frontliner (Pekerja Inti): Siapa tenaga inti tergantung dari jenis layanan yang ingin
diproduksi. Contoh: Posyandu melayani anak-anak balita yang sehat yang
membutuhkan penimbangan balita dan pencatatan dalam kartu menuju sehat. Kader
yang telah dilatih dianggap cukup untuk memberikan layanan di posyandu
3. Sistem Pendukung terdiri dari sistem informasi, sistem kontrak, sistem pembiayaan,
logistik, alat dan barang. Pendukung kerja adalah orang yang menjamin pelaksana
pokok bisa memberikan layanan kepada klien. Pendukung menjamin kelancaran
kegiatan pekerja pokok
4. Manajer Program merancang implementasi program yang cocok untuk klien.
Mempelajari skenario program dengan uang yang cukup atau uang yang terbatas. Untuk
memastikan bahwa layanan sesuai kebutuhan penduduk, manajer dapat turun
melakukan pengecekan langsung di lapangan. Dengan “blusukan” seperti itu, manajer
bisa mempelajari kesesuaian layanan dan kebutuhan penduduk. Mereka bisa
mempelajari kegiatan-kegiatan yang dapat mengurangi kualitas dan hal-hal yang dapat
meningkatkan efisiensi produksi layanan. Manajer mengelola sumber-sumber yang
terutama berasal dari dalam organisasi (Puskesmas) dan juga dari luar organisasi
(Lingkungan Masyarakat). Manajer mencari tenaga kerja yang cocok, mengatur
mekanisme kerja, mensupervisi petugas pelayanan, meyakinkan klien puas, memonitor
keluhan klien, mengelola satuan pendukung kerja, dan mengevaluasi pencapaian target.
Jika pegawainya tidak hadir, ia bisa mencari penggantinya sehingga layanan tetap
berjalan. Manajer bisa mengelola uang agar gaji dan pembelian bahan-bahan dapat
dilaksanakan selama layanan berjalan
5. Pengawas Mutu: Pengawas memastikan pekerja melakukan kegiatan sesuai uraian tugas
mereka. Uraian tugas dibuat oleh manajer dan disepakati dalam kontrak kerja pada awal
pekerja masuk. Pengawas mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan kesalahan atau
kegagalan implementasi. Pengawas menemukan orang yang tidak kompeten dan bahkan
orang yang tidak tepat. Pengawas mendeteksi penyimpangan dan kemudian
memberikan solusi di tempat atau tindak lanjut yang berakhir pada perbaikan kegiatan.
pengawasan adalah untuk menjamin implementasi pelayanan itu bekerja.
6. Pemilik adalah pembuat keputusan tertinggi dalam organisasi. Mereka adalah pemangku
kepentingan yang paling kuat dalam organisasi. Kepala daerah mengambil keputusan
tertinggi dalam hal arah dan kebijakan puskesmas. Sebagai contoh, sebagai Gubernur
Jakarta mengambil kebijakan menggantikan kepala-kepala puskesmas dengan cara
rekrutmen berdasarkan tes kemampuan manajeme
PELAKSANA DAN STRUKTUR PROGRAM

Penentu keputusan: Kepala UPT.


Puskesmas Dempar

Manajer program:
Pj.Prog.Kesorga

Sistem pendukung:

Pengawas mutu :
Pj. UKP dan PJ.UKM

Logistik: Sound System, KIT Anggaran: Informasi:


Kebugaran APBDII, JKN, E-Kohort
BOK PKM Bayi balita

Petugas garis depan;

Layanan:
Target penduduk : Pembinaan Aktifitas Fisik
Kelompok Usia Produktif Pembinaan Pemeriksaan Kebugaran
Kelompok Usia Sekolah
Kelompok Komorbid
Kelompok Lansia

Definisi Operasional (DO): Setiap Target / Sasaran mendapatkan pelayanan yang


terstandar di wilayah Kerja UPT. Puskesmas Dempar dengan permasalahan spesifik dari
masing-masing Kelompok binaan diwilayah kerja Puskesmas Dempar Kecamatan
Nyuatan.
Target penduduk: Kelompok Usia Sekolah, Produktif, Komorbid dan Usila
Layanan: Pembinaan Aktifitas Fisik dan Pemeriksaan Kebugaran
Petugas Garis Depan: Pengelola Program Kesorga, Dokter, Promkes, Perawat dan Bidan
Pengawas Mutu: Tingkat Puskesmas : Pengawas Mutu, PJ UKP dan PJ UKM
Sistem Pendukung: Sistem informasi/ pencatatan dan Logistik dan alat, Lintas Program
(Program Kesling, Promkes, Gizi, Surveilans, Imunisasi, kesjaor, Arsiparis dan
Pendaftaran Front Office, serta Cleaning Service), Lintas Sektor (DPMPK, Disperkim,
BP3D, DP2KB, Kecamatan,dll)
Manajer Program: Tingkat Puskesmas : Pemegang Program KESORGA
Penentu Keputusan: Tingkat Puskesmas : Kepala Puskesmas
DETAIL KEGIATAN ANGGARAN DAN SUMBER DANA (diisi sesuai DPA TA berjalan/saat ini
Jumlah
Komponen Total
Sumber Nomenkla Kegiatan Jumlah
Sistem Sub kegiatan Pelaksana Satuan biaya Biaya
anggaran tur SIPD dalam 12 sasaran
Kesehatan (1 tahun)
bulan
Paket Layanan Aktifitas fisik (senam Pj. BOK PKM Petugas (2 Petugas x Permenda 3x 10 18.120.000
rutin, senam hamil, Program 2022 10 Posbindu/Lansia x g ri No. Kelompok
senam lansia, kelompok Kesorga Biaya Transport x 3 90 tahun Posbindu /
komerbid dll) kali) 2019, Lansia
PMK
No. 2 Th.
2022, dll
Pembinaan kesehatan Pj. Program BOK PKM Petugas (3 Petugas x Permenda 3x 1 Kampung 1.500.000
olahraga pada kelompok Kesorga 2022 1 Kampung x Biaya g ri No.
masyarakat (Kelompok Transport x 10 kali 90 tahun
olahraga, ASN tk 2019,
Kecamatan dan Jemaah PMK
Haji) No. 2 Th.
2022, dll
Pembinaan kesehatan Pj. Program BOK PKM Petugas ( 2 Petugas x Permenda 1x 14 Sekolah 9.140.000
olahraga pada kelompok Kesorga 2022 14Sekolah x Biaya g ri No.
masyarakat (anak sekolah) Transport x 1 Kali 90 tahun
dalam satu tahun) 2019,
PMK
No. 2 Th.
2022, dll
Pengukuran kebugaran Pj. Program BOK PKM Petugas (3 Petugas x Permenda 1x 14 Sekolah 13.710.000
jasmani pada kelompok Kesorga 2022 14 Sekolah x Biaya g ri No.
masyarakat (calon jemaah Transport x 1 kali 90 tahun
haji, anak sekolah dan dalam satu tahun) 2019,
ASN) Formulir (1 Form x PMK
No. 2 Th.
Kegiatan 2022, dll
Pemeriksaan)
Timeline Kegiatan 2023

BULAN
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Aktifitas fisik (senam rutin, senam hamil, senam lansia, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


kelompok komerbid dll)
2 Pembinaan kesehatan olahraga pada kelompok √
masyarakat (anak sekolah
3 √
Pengukuran kebugaran jasmani pada kelompok
masyarakat (calon jemaah haji, anak sekolah dan
ASN)
Senam Kelompok Komorbid
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tgl. Terbit :
Halaman : 1/2
Kepala UPT Puskesmas
Dempar
UPT Puskesmas
Dempar
Awang Atma Firdaus,
S.Farm,Apt
NIP. 19860622 200902 1 001
Senam Kelompok Komorbid adalah olah raga ringan dan mudah dilakukan,
tidak memberatkan pada lansia. Aktivitas olah raga ini akan membantu
Pengertian tubuh agar tetap bugar dan sehat, karena melatih tulang tetap kuat,
mendorong jantung bekerja optimal dan membantu menghilangkan radikal
bebas yang ada didalam tubuh.
Sebagai Sarana untuk meningkatkan Kemauan dan kemampuan untuk
Tujuan
melakukan dan membudayakan Aktifitas Fisik bagi Kelompok komorbid
Surat Keputusan Kepala Puskesmas……….tentang penyelengaraan kelas
Kebijakan
ibu balita
Alat

1. Tempat Untuk Senam


Persiapan Alat 2. Sound System
dan Bahan
Bahan

1. Video Senam Aktifitas Fisik

1. Petugas memberitahu jadwal pelaksanaan Kepada Petinggi, Kader dan


Klien
Prosedur 2. Petugas Menyiapkan Alat dan Bahan untuk melakukan kegiatan
3. Petugas Menyiapkan Klien / Peserta
4. Petugas melakukan Senam yang diikuti oleh Kader dan Klien / Peserta

Mengumpulkan Menanyakan
Klien/ sasaran Memberi Salam Keadaan Klien

Bagan Alir
Petugas Melakukan
Senam yang Diikuti
Oleh Klieh /
Sasaran

Unit Terkait
Kementrian Kesehatan RI, Rencana Aksi Kegiatan Upaya Kesehatan Kerja dan
Referensi
Olahraga tahun 2020-2025.— Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.2020

Anda mungkin juga menyukai