Anda di halaman 1dari 22

INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI TERPADU

PENERAPAN SPM DI DAERAH

SPM BIDANG PENDIDIKAN


KABUPATEN TANGGAMUS

SEKRETARIAT BERSAMA STANDAR PELAYANAN MINIMAL


TAHUN 2020

1
Kata Pengantar

Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) merupakan target Prioritas


Nasional, karena berkaitan dengan hak warga negara yang paling minimal harus diterima
oleh setiap warga Indonesia, sehingga wajib dianggarkan dan dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah kepada setiap warganya.

Dalam perkembangannya, bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat


(6) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal, K/L
telah menetapkan masing-masing Peraturan Menteri tentang Standar Teknis penerapan
SPM didaerah.

Sehubungan dengan hal tersebut, Sekretariat Bersama Standar Pelayanan


Minimal (SPM) Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
menyebarkan kuesioner/instrumen monitoring dan evaluasi ini dalam rangka pembinaan
umum dan teknis oleh K/L.

Untuk mendukung dan meningkatkan ketersediaan data dan informasi untuk


merumuskan berbagai kebijakan terkait dengan penerapan SPM, Isian Kuesioner dapat
disampaikan dalam bentuk hardcopy, dan softcopy melalui
Email:sekberspm@bangda.kemendagri.go,id.

Demikian disampaikan, terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi


kuesioner ini.

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sesuai dengan amanat UU 23/2014, pembangunan daerah ditujukan selain
untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, juga untuk menciptakan pemerataan atas
hasil pembangunan itu sendiri. Terkait hal tersebut, Pasal 18 Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014, mengingatkan agar Pemerintah Daerah memprioritaskan pelaksanaan
Urusan Pemerintahan yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dengan berpedoman
pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. Selain
itu, Pasal 298 menyebutkan juga bahwa Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai
Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan dengan
standar pelayanan minimal (SPM). Hal tersebut dimaksudkan untuk memberi pedoman
bagi Pemerintah Daerah dalam rangka menjamin hak masyarakat untuk menerima
suatu Pelayanan Dasar dari Pemerintahan Daerah dengan mutu tertentu, serta
mendorong transparansi dan partisipasi masyarakat dalam proses penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah maka SPM tidak lagi dimaknai dalam kontekstual sebagai norma, standar,
prosedur, dan kriteria. Batasan pengertian SPM secara tekstual memang tidak berubah,
yaitu bahwa SPM merupakan ketentuan mengenai Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu
Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal, namun
terdapat perubahan mendasar dalam pengaturan mengenai Jenis Pelayanan Dasar dan
Mutu Pelayanan Dasar, kriteria penetapan SPM, dan mekanisme penerapan SPM.
Penyelenggaraan SPM di Daerah bukan lagi tentang target kinerja atau bagaimana
menjalankan tugas pemerintahan sehari-hari (Standar Operasional Prosedur/SOP),
melainkan suatu pemenuhan kebutuhan dasar warga negara.

Perubahan penting lainnya mengenai SPM yaitu dalam konteks belanja Daerah.
Terhadap belanja Daerah maka kemudian ditentukan secara tegas dan jelas bahwa
belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai pelaksanaan SPM. Atas prioritas
tersebut dan terlaksananya SPM maka SPM telah menjamin hak konstitusional
masyarakat, sehingga bukan kinerja Pemerintah Daerah yang menjadi prioritas utama
apalagi kinerja kementerian tetapi prioritas utamanya yaitu terpenuhinya kebutuhan
dasar Warga Negara.

Oleh karena itu, Jenis Pelayanannya bersifat mutlak dan individual serta belanja
daerah pun diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait
Pelayanan Dasar, sebagaimana dalam ketentuan umum dalam peraturan pemerintah

3
No. 2 Tahun 2018 tentang Standar pelayanan Minimal (SPM), sedangkan standar
teknis dan petunjuk teknis operasionalnya ditetapkan oleh masing-masing
kementerian/lembaga pengampu SPM.
Penerapan SPM sesuai dengan PP Nomor 2 Tahun 2018 dimulai pada tahun
2019. Pemerintah daerah sejak tahun 2019 akan dinilai dan dievaluasi dengan melihat
tingkat pemenuhan SPM-nya di daerah masing-masing. Pelaksanaan penerapan SPM
tahun 2019 dimaksud dievaluasi terkait pemenuhan tuntutan regulasi, karena
perencanaan tahun 2019 yang disusun pada tahun 2018 belum memakai PP 2/2018
dan Permendagri 100/2018. Akan tetapi, sudah barang tentu mulai tahun 2019
Pemerintah Daerah sudah harus mulai melaksanakan rangkaian penerapan SPM
sebagaimana diatur dalam Permendagri 100/2018 tentang Penerapan SPM.
Pemerintah Daerah menerapkan SPM dalam rangka pemenuhan Jenis dan Mutu
Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap warga negara Indonesia. Dalam
penerapan SPM tersebut didasarkan pada prinsip kesesuaian kewenangan,
ketersediaan, keterjangkauan, kesinambungan, keterukuran, dan ketepatan sasaran.
Untuk mengetahui perkembangan dan menemukenali permasalahan dalam
pelaksanaan penerapan Standar Pelayanan Minimal di daerah maka dirasa penting dan
perlu dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi secara terpadu.
1.2 Tujuan dan hasil yang diharapkan
1.2.1 Tujuan penyusunan Instrumen Monitoring dan evaluasi Penerapan Standar
Pelayanan Minimal
Tujuan disusunya instrumen monitoring dan evaluasi adalah sebagai salah satu
alat (sarana) yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan monitoring dan
evaluasi terpadu penerapan Standar pelayanan minimal didaerah, sehingga
diharapkan dapat mengetahui data dan informasi perkembangan dan kemajuan
pelaksanaan penerapan SPM di daerah, dan identifikasi permasalahan serta
upaya pemecahannya.

1.2.2 Hasil yang diharapkan


Hasil yang diharapkan dari penyusunan instrumen monitoring dan evaluasi
adalah untuk mendukung kegiatan monitoring dan evaluasi terpadu penerapan
Standar pelayanan Minimal (SPM) di daerah tahun 2020 sebagai panduan
didalam mendapatkan data & Informasi penerapan SPM, yaitu:
a. Hasil Capaian SPM Tahun 2019;
b. Perkembangan Penerapan SPM Tahun 2020;
c. Data Perencanaan SPM Thn 2020 untuk pelaksanaan Tahun 2021; dan
d. Data Permasalahan.

4
1.3 Dasar Hukum Penerapan SPM 2020

Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh
setiap Warga Negara secara minimal, yang mengacu pada batas minimal jenis dan
mutu pelayanan dasar yang harus diterima oleh warga negara sesuai ketetapan
Pemerintah. Untuk mewujudkan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal bagi
masyarakat secara operasional didasarkan pada peraturan sebagai berikut :

1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah


2) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal.
3) Peraturan Menteri Dalam Negeri No.100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar
Pelayanan Minimal.
4) Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan.
5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan.
6) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 29/Prt/M/2018 tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal
Pekerjaan Umum.
7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2018
Tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub-
Urusan Bencana Daerah Kabupaten/Kota.
8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2018
tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Sub
Urusan Kebakaran Daerah Kabupaten/Kota.
9) Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 121 Tahun 2018
tentang Standar Teknis Mutu Pelayanan Dasar Sub Urusan Ketenteraman Dan
Ketertiban Umum Di Provinsi Dan Kabupaten/Kota.
10) Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2018 tentang
Standar Teknis Pelayanan Dasar Bidang Sosial Pada Standar Pelayanan Minimal di
Provinsi dan di Kabupaten/Kota

5
BAB 2
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

2.1. Pengertian Standar pelayanan minimal (SPM)

Berdasarkan ketentuan umum Peraturan Pemerintah No.2 tahun 2018 tentang Standar
Pelayanan Minimal, yang dimaksud dengan Standar Pelayanan Minimal, yang
selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan mengenai Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar
yang merupakan Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap Warga
Negara secara minimal. Adapun yang dimaksud dengan Pelayanan Dasar adalah
pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar Warga Negara, jenis Pelayanan
Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka penyediaan barang dan/atau jasa
kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap Warga Negara secara minimal.
Sedangkan Mutu Pelayanan Dasar merupakan ukuran kuantitas dan kualitas barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal dalam Pelayanan
Dasar sesuai standar teknis agar hidup secara layak.

2.2. Jenis Standar Pelayanan Minimal (SPM)


1) Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan
2) Standar Pelayanan Minimal Bidang kesehatan
3) Standar Pelayanan Minimal Bidang pekerjaan umum
4) Standar Pelayanan Minimal Bidang perumahan rakyat
5) Standar Pelayanan Minimal Bidang ketenteraman, ketertiban pelindungan
masyarakat; dan
6) Standar Pelayanan Minimal Bidang Sosial.

2.3. Prinsip –prinsip penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)


SPM ditetapkan dan diterapkan berdasarkan prinsip kesesuaian kewenangan,
ketersediaan, keterjangkauan, kesinambungan, keterukuran, dan ketepatan sasaran;
a. Kesesuaian kewenangan, SPM diterapkan sesuai dengan kewenangan Daerah
provinsi dan Daerah kabupaten/kota menurut pembagian Urusan Pemerintahan
Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar;
b. Ketersediaan, SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin tersedianya
barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh oleh setiap Warga
Negara secara minimal;
c. Keterjangkauan, SPM ditetapkan dan diterapkan dalam rangka menjamin barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar, mudah diperoleh oleh setiap Warga Negara;

6
d. Kesinambungan, SPM ditetapkan dan diterapkan untuk memberikan jaminan
tersedianya barang dan/atau jasa kebutuhan dasar Warga Negara secara terus-
menerus;
e. Keterukuran, SPM ditetapkan dan diterapkan dengan barang dan/atau jasa yang
terukur untuk memenuhi kebutuhan dasar Warga Negara; dan
f. Ketepatan sasaran, SPM ditetapkan dan diterapkan untuk pemenuhan barang
dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara
minimal dan pemenuhan oleh Pemerintah Daerah ditujukan kepada Warga Negara
dengan memprioritaskan bagi masyarakat miskin atau tidak mampu.

2.4. Tahapan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Tahun 2020


Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018
tentang Standar Pelayanan Minimal, perlu menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri
tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal sebagai payung hukum dalam
penerapan SPM didaerah sebagaimana Peraturan Menteri DalamNegeri No100 tahun
2018 tentang Penerapan SPM.

Pemerintah Daerah menerapkan SPM untuk pemenuhan Jenis Pelayanan Dasar dan
Mutu Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal,
dimana penerapan SPM diprioritaskan bagi warga negara yang berhak memperoleh
Pelayanan Dasar secara minimal sesuai dengan Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu
Pelayanan Dasar. Penerapan standar pelayanan minimal (SPM) adalah pelaksanaan
Standar Pelayanan Minimal yang dilakukan secara bertahap yaitu ;

2.4.1 Pengumpulan data


1) Pengumpulan data dilakukan oleh Pemerintah Daerah secara berkala untuk
memperoleh data tentang jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa
kebutuhan dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara minimal.
2) Pengumpulan data dilakukan berdasarkan prinsip: kesesuaian kewenangan,
ketersediaan, keterjangkauan, kesinambungan, keterukuran, dan ketepatan
sasaran. dan sesuai dengan standar teknis SPM yang bersangkutan.
3) Pengumpulan data mencakup:
a. jumlah dan identitas lengkap Warga Negara yang berhak memperoleh
barang dan/atau jasa kebutuhan dasar secara minimal sesuai dengan
Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan Dasarnya serta khusus
pengumpulan data untuk penerapan SPM pendidikan Daerah
kabupaten/kota mencakup jumlah dan identitas lengkap seluruh Warga
Negara yang berhak memperoleh barang dan/atau jasa kebutuhan dasar
secara minimal; dan

7
b. jumlah barang dan/atau jasa yang tersedia, termasuk jumlah sarana dan
prasarana yang tersedia.
4) Pengumpulan data diintegrasikan dengan sistem informasi pembangunan
Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.4.2 Penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar


1) Penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar dilakukan dengan
menghitung selisih antara jumlah barang dan/atau jasa yang dibutuhkan
untuk pemenuhan Pelayanan Dasar dengan jumlah barang dan/atau jasa
yang tersedia, termasuk menghitung selisih antara jumlah sarana dan
prasarana yang dibutuhkan untuk pemenuhan Pelayanan Dasar dengan
jumlah sarana dan prasarana yang tersedia.
2) Dalam hal terdapat penghitungan biaya, penghitungan kebutuhan
pemenuhan Pelayanan Dasar menggunakan standar biaya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
3) Hasil Penghitungan kebutuhan pemenuhan Pelayanan Dasar menjadi Dasar
dalam Penyusunan rencana pemenuhan pelayanan dasar

2.4.3 Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar


1) Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar dilakukan oleh Pemerintah
Daerah agar Pelayanan Dasar tersedia secara cukup dan berkesinambungan
2) Rencana pemenuhan Pelayanan Dasar ditetapkan dalam dokumen
perencanaan dan penganggaran pembangunan Daerah sebagai prioritas
belanja Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.4.4 Tahap Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar


1) Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar dilakukan sesuai dengan rencana
pemenuhan Pelayanan Dasar.
2) Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar dilakukan oleh Pemerintah Daerah
berupa: a. menyediakan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan; dan/atau b.
melakukan kerja sama Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3) Dalam pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar Pemerintah Daerah dapat:
a. Membebaskan biaya untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi Warga
Negara yang berhak memperoleh Pelayanan Dasar secara minimal,
dengan memprioritaskan bagi masyarakat miskin atau tidak mampu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
b. Memberikan bantuan pemenuhan barang dan/jasa kebutuhan dasar yang
berhak diperoleh Warga Negara secara minimal, dengan memprioritaskan

8
bagi masyarakat miskin atau tidak mampu sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

2.5. Monitoring Dan Evaluasi


Monitoring merupakan upaya yang dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi
pelaksanaan dari berbagai komponen program sebagaimana telah direncanakan, waktu
pelaksanaan program sebagaimana telah dijadwalkan, dan kemajuan dalam mencapai
tujuan program.
Monitoring merupakan fungsi manajemen yang berkesinambungan yang
mempunyai tujuan utama menyediakan umpan balik dan indikasi awal tentang
bagaimana kegiatan-kegiatan dilaksanakan, perkembangan atau pencapaian kinerja dari
waktu ke waktu serta pencapaian hasil yang diharapkan. Untuk itu diperlukan suatu alat
ukur yang berupa indikator-indikator yang sesuai dengan kebutuhan yang dituangkan
kedalam instrumen monitoring. Disamping itu monitoring diperlukan agar dapat
diketahui apakah pelaksanaan kegiatan sesuai atau tidak sesuai dengan rencana
sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan atau preventif jika diperlukan.
Sementara Evaluasi diperlukan agar dapat diketahui taraf pencapaian tujuan
dari kegiatan, sehingga dapat diambil suatu keputusan atau kebijakan lebih lanjut
mengenai program tersebut.

9
BAB 3
MONITORING DAN EVALUASI TERPADU
STANDAR PELAYANAN MINIMAL

3.1. Tujuan Monitoring dan Evaluasi Terpadu SPM


Tujuan dilaksanakan monitoring dan evaluasi terpadu penerapan Standar pelayanan
minimal didaerah adalah untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan pelaksanaan
penerapan SPM di daerah, dan identifikasi permasalahan serta upaya pemecahannya dari
seluruh bidang SPM yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.

3.2. Hasil yang diharapkan dari Pelaksanaan Monitoring Terpadu SPM


Hasil yang diharapkan dari kegiatan monitoring dan evaluasi terpadu penerapan Standar
pelayanan Minimal (SPM) di daerah tahun 2019 adalah diperolehnya data & Informasi
penerapan SPM, yaitu:
a. Hasil Capaian SPM Tahun 2019;
b. Perkembangan Penerapan SPM Tahun 2020;
c. Data Perencanaan SPM Thn 2020 untuk pelaksanaan Thn 2021; dan
d. Data Permasalahan.

3.3. Pelaksanaan Monitoring Terpadu Penerapan SPM


Pelaksanaan Monitoring Dan Evaluasi Terpadu Penerapan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Di Daerah Provinsi dan Kabupaten/kota tahun anggaran 2020 akan dilaksanakan
secara bersama (terpadu) dengan para pemangku Standar Pelayanan Minimal (SPM) di
Pusat yang terdiri dari unsur Kementerian Dalam Negeri ( Ditjen Bina Bangda, Ditjen
Adwil), Bappenas, Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan, Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Sosial.
Adapun substansi pelaksanaan kegiatan Monitoring dan evaluasi terpadu penerapan
standar pelayanan minimal tahun 2020 ini dengan cakupan muatan substansi terkait
dengan tahapan penerapan standar pelayanan minimal didaerah yaitu dari aspek
kelembagaan, aspek penerapan serta menemukenali permasalahan dan solusi yang
dihadapi dan dilakukan oleh Pemerintah daerah.
3.1.1 Aspek Kelembagaan
Dalam aspek kelembagaan penerapan standar pelayanan minimal didaerah, untuk
memperoleh data dan informasi, antara :
- Kebijakan Pemerintah Daerah didalam mendukung pelaksanaan penerapan
Standar Pelayanan Minimal.
- Kemajuan proses pembentukan tim koordinasi penerapan SPM di tingkat
daerah

10
- Tingkat pemahaman pemerintah daerah terkait dengan peraturan dan
kebijakan didalam pelaksanaan penerapan standar pelayanan minimal didaerah
(sosialisasi).
- Status pelaporan pelaksanaan SPM tahun 2019 dari Pemerintah Daerah kepada
pemerintah pusat.
- Untuk menemukenali peran kementerian/lembaga didalam mendukung
pelaksanaan penerpan SPM di daerah melalui pelatihan/bimtek dll.
3.1.2 Aspek Penerapan
Dalam aspek penerapan SPM di daerah intrumen diarahkan/difokuskan untuk
melihat kepada tingkat kesiapan Pemerintah daerah dalam menyelesaiakan
tahapan perencanaan hingga tahap pelaksanaan penerapan Standar Pelayanan
Minimal.
- Status pelaksanaan pendataan awal (pengumpulan data)
- Penghitungan
- Penyusunan rencana pemenuhan kebutuhan
- Pengintegrasian Standar Pelayanan Minimal kedalam dokumen perencanaan
daerah, dengan melakukan inputing program/kegiatan, alokasi anggaran dan
target capaian dimasing-masing dokumen perencanaan daerah sesuai dengan
bidang masing-masing.
3.1.3 Permasalahan

Identifikasi dan inventarisasi permasalahan yang terjadi didalam pelaksanaan


penerapan SPM didaerah, dapat memberikan gambaran untuk menjadi
pertimbangan oleh pemerintah pusat didalam mengambil keputusan. Adapun
permasalahan solusi dan tindak lanjut yang dilakukan oleh daerah didalam
pelaksanaan penerapan SPM yaitu pada ;

- Kegiatan perencanaan
- Koordinasi
- Pendanaan
- Dan lainnya yang terkait

11
BAB 4
INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI TERPADU
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

4.1. Instrumen Monitoring Terpadu Penerapan Standar Pelayanan Minimal di daerah tahun
2020.
4.1.1 Instrumen Monitoring dan Evaluasi Tiim Penerapan SPM Tingkat Kabupaten/kota
Meliputi Standar Pelayanan Minimal bidang Pendidikan, Kesehatan, Pekerjaan
Umum, Perumahan Rakyat, Ketenteraman Ketertiban Umum dan perlindungan
masyarakat serta Sosial di tingkat Kabupaten/kotai sebagai berikut.

A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama : LAUYUSTIS, S.Pd, M.M


Instansi : Dinas Pendidikan
Jabatan : Sekretaris Dinas
Provinsi : Lampung
Kabupaten/Kota : Tanggamus
Alamat e-mail :-
No HP : 081272252895
Tanggal : 05/11/2020

B. Petunjuk Pengisian
1. Jawablah pertanyaan dengan singkat dan jelas pada tempat yang telah disediakan
sesuai dengan bidang SPM masing-masing pengampu.
2. Jika ada pilihan jawaban, berikan tanda ‘V’ pada dengan jawaban yang sesuai.
3. Isilah data pada tabel sesuai dengan bidang SPM masing-masing pengampu.

C. ISIAN DATA

1. Kelembagaan

1. Apakah sudah mendapatkan sosialisasi tentang Peraturan Pemerintah Nomor 2


Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal?

Sudah, dari mana Dari Sosialisasi SPM oleh bidang Tata


v
Pemerintahan Kab. Tanggamus

Belum, jelaskan ..................................................................

2. Apakah sudah mendapatkan sosialisasi tentang Peraturan Menteri Dalam


Negeri Nomor 100 Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal?

Sudah, darimana Sosialisasi SPM oleh bidang Tata


v

12
Pemerintahan Kab. Tanggamus

Belum, jelaskan ..................................................................

3. Apakah sudah mendapatkan sosialisasi tentang peraturan menteri teknis


terkait SPM berikut ini? (pilih peraturan sesuai bidang SPM yang di tangani)
No. Peraturan Menteri Sudah Belum
1. Peraturan Menteri Pendidikan dan v
Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2018
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4
Tahun 2019
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Nomor 29/Prt/M/2018
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
101 Tahun 2018
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
114 Tahun 2018
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
121 Tahun 2018
7. Peraturan Menteri Sosial Nomor 9 Tahun
2018

Jawab :
v Bila sudah, instansi mana yang melaksanakan? Bidang Tata
Pemerintahan Kabupaten Tanggamus

4. Apakah sudah dibentuk Tim Penerapan SPM daerah Provinsi?

Sudah, lampirkan SK Tim


v Belum, jelaskan belum dibentuk Tim Penerapan SPM

5. Apakah pemerintah Daerah sudah melaporkan pelaksanaan SPM 2019?

v Sudah, Jika sudah disampaikan kemana? Bidang Tata


Pemerintahan Kabupaten Tanggamus

belum, lampirkan/sampaikan laporan dimaksud

6. Apakah pemerintah daerah (Dinas yang membidangi/menangani SPM) sudah


mendapatkan bimbingan teknis penerapan SPM Tahun 2020?

No. Peraturan Menteri Sudah Belum


1. Peraturan Menteri Pendidikan dan v
Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2018
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4
Tahun 2019
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 29/Prt/M/2018

13
No. Peraturan Menteri Sudah Belum
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
101 Tahun 2018
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
114 Tahun 2018
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
121 Tahun 2018
7. Peraturan Menteri Sosial Nomor 9 Tahun
2018
Jawab :
Bila sudah, instansi mana yang melaksanakan? Bidang Tata
v
Pemerintahan Kabupaten Tanggamus

7. Apakah Pemerintah Daerah sudah menyusun rencana aksi terkait penerapan


SPM?

Sudah, lampirkan..........................................................
v
Belum, jelaskan ..................................................................

2. Penerapan SPM

1. Apakah PD saudara sudah menerapkan Permen teknis dalam Pelaksanaan SPM?


(pilih Permen teknis berikut ini sesuai PD saudara)
No. Peraturan Menteri Sudah Belum
1. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2018 v
tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal
Pendidikan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4
Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 29/Prt/M/2018
tentang Standar Teknis Standar Pelayanan
Minimal Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
101 Tahun 2018 tentang Standar Teknis
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Sub-Urusan Bencana Daerah
Kabupaten/Kota
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
114 Tahun 2018 tentang Standar Teknis
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan
Minimal Sub Urusan Kebakaran Daerah
Kabupaten/Kota
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
121 Tahun 2018 tentang Standar Teknis
Mutu Pelayanan Dasar Sub Urusan
Ketenteraman dan Ketertiban Umum di

14
No. Peraturan Menteri Sudah Belum
Provinsi dan Kabupaten/Kota
7. Peraturan Menteri Sosial Nomor 9 Tahun
2018 tentang Standar Teknis Pelayanan
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Sosial di Daerah Provinsi dan
Daerah Kabupaten/Kota

2. Apakah ada kendala/hambatan dalam menerapkan Permen teknis yang sesuai


PD Saudara?

Tidak
v Ya, sebutkan Permen teknisnya: Penerapan SPM Jenjang
PAUD dan Pendidikan Kesetaraan
v Hambatannya: Belum adanya indikator/Instrumen penerapan
SPM Jenjang PAUD dan Pendidikan Kesetaraan

3. Apakah Dinas yang membidangi/menangani SPM sudah melakukan


pengumpulan data sesuai dengan tahapan penerapan SPM?

v Sudah, lampirkan hasil pengumpulan data


Belum, sebutkan permasalahannya………………………

4. Apakah Dinas yang membidangi/menangani SPM sudah melakukan kegiatan


Penyusunan Rencana Pemenuhan Pelayanan Dasar Tahun 2020?
v sudah, lampirkan data
belum, apa permasalahannya?...........................

5. Apakah pemerintah daerah sudah melaksanakan pengintegrasian SPM


kedalam Dokumen perencanaan daerah (DOKRENDA)?:

Dokumen Perencanaan 2020 2021


No.
Daerah Sudah Belum Sudah Belum

1. Dokumen RPJMD v v

2. Dokumen RENSTRA v v

3. Dokumen RKPD v v

4. Dokumen RENJA v v

15
f. Jika sudah melakukan integrasi SPM kedalam Dokrenda, sebutkan program/kegiatan SPM pada tabel berikut ini?

Tahun 2020
Dokumen RPJMD/Renstra PD dan RKPD/Renja PD

Tabel 1. SPM Bidang Pendidikan

No. Isu SPM bidang Alokasi Anggaran % Target Capaian


Pendidikan
Program Kegiatan Sub
Renja PD Renja
Kegiatan
RPJMD Renstra RKPD RPJMD Renstra RKPD PD
PD PD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (12) (13)
(7) (11)
1. Penanganan anak Program Penyelenggar - 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 100% 100% 100% 100%
tidak bersekolah pendidikan aan UN/US
(ATS) non formal dan
Monitoring
Paket A,B,
dan C

2. Bantuan untuk Program Pemberian - 184.588.000 184.588.000 137.935.000 137.935.000 100% 100% 74,73% 74,73%
siswa miskin yang wajib belajar Beasiswa ke
belum terlayani 9 tahun perguruan
tinggi

Beasiswa - 90.000.000 90.000.000 90.000.000 90.000.000 100% 100% 100% 100%


Santriwan
dan
Santriwati
Berprestasi

16
3. Peningkatan mutu Program Peningkatan - 512.310.000 512.310.000 512.310.000 512.310.000 100% 100% 100% 100%
pendidik dan Peningkatan Kompotisi
tenaga mutuPendidik Guru PAUD,
kependidikan dan Tenaga Guru Kelas
Kependidikan dan Guru
Mata
Pelajaran

4. Peningkatan mutu Peningkatan Peningkatan - 85.000.000 85.000.000 86.910.000 86.910.000 100% 100% 100% 100%
satuan pendidikan Mutu dan Penjaminan
relevansi Mutu
Pendidikan Pendidikan
Dasar
150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 100% 100% 100% 100%
Bantuan -
Program
Pendidikan
Profesi Guru
(PPG) dalam
Jabatan
Kabupaten
Tanggamus

17
Tahun 2021
Dokumen RPJMD/Renstra PD dan RKPD/Renja PD

Tabel 7. SPM Bidang Pendidikan

Alokasi Anggaran % Target Capaian


No. Isu SPM bidang
Pendidikan Program Kegiatan Sub
Renja PD Renja
Kegiatan
RPJMD Renstra RKPD RPJM Renstra RKPD PD
PD D PD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (8) (9) (10) (12) (13)
(7) (11)
1. Penanganan anak Program Penyelengg - 35.000.000 35.000.000 35.000.000 35.000.000 100% 100% 100% 100%
tidak bersekolah pendidikan araan
(ATS) non formal UN/US dan
Monitoring
Paket A,B,
dan C

2. Bantuan untuk siswa Program Pemberian - 184.588.000 184.588.000 137.935.000 137.935.000 100% 100% 74,73% 74,73%
miskin yang belum wajib Beasiswa
terlayani belajar 9 ke
tahun perguruan
tinggi
- 90.000.000 90.000.000 90.000.000 90.000.000 100% 100% 100% 100%
Beasiswa
Santriwan
dan
Santriwati
Berprestasi

18
3. Peningkatan mutu Program Peningkata - 512.310.000 512.310.000 512.310.000 512.310.000 100% 100% 100% 100%
pendidik dan tenaga Peningkata n Kompotisi
kependidikan n Guru PAUD,
mutuPendid Guru Kelas
ik dan dan Guru
Tenaga Mata
Kependidik Pelajaran
an
4. Peningkatan mutu PeningkataPeningkata - 85.000.000 85.000.000 86.910.000 86.910.000 100% 100% 100% 100%
satuan pendidikan n Mutu dan
n
Penjaminan
relevansi Mutu
Pendidikan
Pendidikan
Dasar 150.000.000 150.000.000 150.000.000 150.000.000 100% 100% 100% 100%
-
Bantuan
Program
Pendidikan
Profesi
Guru (PPG)
dalam
Jabatan
Kabupaten
Tanggamus

19
D. TABEL TARGET DAN INDIKATOR PENERIMA LAYANAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

BIDANG : SPM PENDIDIKAN


TAHUN 2020 TAHUN 2021
Keterangan
JENIS INDIKATOR CAPAIAN Jumlah Jumlah penduduk Capaian Jumlah Target Jumlah (permasalahan)
PELAYANAN penduduk usia yang mendapatkan =(4):(3)X100% penduduk penduduk
DASAR sekolah pelayanan usia yang
pendidikan sekolah mendapatkan
pelayanan
pendidikan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Pendidikan Jumlah Warga Negara 1OO.967 96193 95% - 93987 MI, MTS, MA di bawah
Dasar Usia 7 - 15 Tahun yang naungan kemenag
berpartisipasi dalam
pendidikan dasar (SD/Mi,
SMP/MTs)
2. Pendidikan Jumlah Warga Negara 146.149 115,212 79% - 113589 Warga negara usia 16-
Kesetaraan Usia 7 – 18 Tahun yang 18 (jenjang pendidikan
belum menyelesaiakan SMA/SMK/MA) bukan
pendidikan dasar dan atau dibawah naungan Dinas
menengah yang Pendidikan Kabupaten
perpartisipasi dalam sehinga kesulitan dalam
pendidikan kesetaraan. mendapatkan data

3. Pendidikan Jumlah Warga Negara 20815 12446 60% - 16789 -

20
Anak Usia Dini Usia 5- 6 Tahun yang
berpartisipasi dalam
pendidikan PAUD

21
A. PERMASALAHAN DAN SOLUSI PENERAPAN SPM 2020
Permasalahan Solusi Recana Tindak lanjut
A. Perencanaan Agar sosialisasi Melakukan sosialisasi
1. sulitnya sosialisasi pengisian instrumen pengisian instrumen SPM
pengisian instrumen di lebih efektip dilakukan tatap muka ke sekolah
masa pandemi coivid19 secara tatap muka sekolah
B. Koordinasi Koordinasi dilakukan Melakukan pertemuan
1. akses yang terbatas ke melalui kecamatan dengan SPLP Kecamatan
sekolah sekolah daerah kecamatan kemudian
terpencil diteruskan ke sekolah
C. Pendanaan Dilakukan
1. anggaran kegiatan SPM penganggaran ditahun Memasukan Kegiatan
yang dialihkan untuk 2021, agar kegiatan Sosialisasi SPM Pada
penanganan covid 19 sosialisasi SPM dapat Rencana Kegiatan
(efisiensi) berjalan Anggaran 2021
D. Lain-Lain Pihak kementrian agar Menyampaikan usulan
1. belum adanya dapat merumuskan kepada pihak sekber
indikator/instrumen yang indikator/instrumen SPM supaya mendorong
baku pada jenjang PAUD SPM jenjang PAUD kementerian pendidikan
dan Kesetaraan dan Kesetaraan untuk merumuskan
indikator/instrumen pada
jenjang PAUD dan
Kesetaraan
Catatan :
Isian Kuesioner dapat disampaikan melalui alamat Email sebagai berikut :
bangda.sekber.spm@bangda.kemendagri.go.id dan bangda.sekber.spm@gmail.com

22

Anda mungkin juga menyukai