Anda di halaman 1dari 27

EVALUASI PELAPORAN SPM TAHUN 2020

WILAYAH SUMATERA, JAWA, KALIMANTAN DAN BALI


28 Juni 2021

Plh. Dirjen Bina Pembangunan Daerah Jakarta, 28 Juni 2021


Sri Purwaningsih, SH.,MAP
PERUBAHAN KEBIJAKAN
PENERAPAN SPM

Amanah Konstitusi UUD


1945 (HAK setiap warga
negara thdp pelayanan
dasar UU 23/2014
UU 32/2004

SPM: ketentuan mengenai jenis dan mutu


Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan
Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap
PP 65/2005 ttg warga negara secara minimal.
Pedoman PP No.2/2018 ttg
Penyusunan SPM SPM
DASAR HUKUM SPM Pelaksanaan SPM yang mengatur tentang
jenis pelayanan, mutu pelayanan dan
penerima pelayanan dasar dan strategi
penerapannya
Pasal 1 Butir 17 : Standar Pelayanan
Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai
jenis dan mutu Pelayanan Dasar yang
merupakan Urusan Pemerintahan Wajib
PP 2/2018
yang berhak diperoleh setiap warga negara
secara minimal. Pendidik
Pekerja
an
an Sosial
Umum

Pasal 18: Penyelenggara Pemerintahan


Daerah memprioritaskan pelaksanaan Perumahan Ketentraman,
UU 23 Urusan Pemerintahan Wajib yang Rakyat dan Kesehat Ketertiban
Kawasan Umum dan
TAHUN berkaitan dengan Pelayanan Dasar Permukima an Perlindungan
Masyarakat
n
2014

Secara teknis memuat tentang mekanisme dan


Pasal 298: Belanja Daerah diprioritaskan strategi penerapan SPM mulai dari pengumpulan
untuk mendanai Urusan Pemerintahan data, penghitungan pemenuhan kebutuhan dasar,
Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang Permendagri perencanaan SPM, dan pelaksanaan SPM serta
ditetapkan dengan standar pelayanan pelaporan
minimal
100/2018

4
REGULASI PENERAPAN SPM
PETUNJUK UMUM

Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 100 Tahun 2018
Tentang Standar Pelayanan Minimal Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal

PETUNJUK TEKNIS

Permendikbud 32/2018 Permenkes 4/2019 PermenPUPR 29/Prt/M/2018


Tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Tentang Standar Teknis Standar Pelayanan Minimal
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Pendidikan
Kesehatan

Permendagri 121/2018 Permendagri 101/2018 Permendagri 114/2018 Permensos 9/2018


Tentang standar teknis mutu pelayanan dasar Tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar Tentang Standard teknis pelayanan dasar
Sub Urusan Ketenteraman dan Pada SPM Sub-Urusan Bencana Daerah Pada SPM Sub Urusan Kebakaran Daerah pada SPM bidang sosial Di daerah
Ketertiban Umum kabupaten/kota Kabupaten/kota provinsi dan di Daerah Kab/Kota
Di Provinsi dan Kabupaten/kota
INDIKATOR LAYANAN SPM
JENIS LAYANAN DASAR

SPM PROVINSI KABUPATEN/KOTA

PENDIDIKAN PENDIDIKAN :
PENDIDIKAN • Menengah (16-18 th) • Anak usia dini (5-6 th)
• Khusus (4-18 th) • Dasar (7-15 th)
• Kesetaraan (7-18 th)

PELAYANAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK : PELAYANAN KESEHATAN


KESEHATAN • Terdampak krisis kesehatan akibat bencana dan/atau berpotensi • Ibu hamil • Ibu bersalin
bencana provinsi, dan • Bayi baru lahir • Balita
• Pada kondisi kejadian luar biasa provinsi • Pada usia pendidikan dasar • Pada usia produktif
• Pada usia lanjut • Penderita hipertensi
• Penderita diabetes melistus • Orang dengan gangguan jiwa berat
• Orang terduga tuberculosis • Orang dengan resiko terinfeksi HIV

• Pemenuhan kebutuhan air minum curah lintas kabupaten/kota • Pemenuhan kebutuhan pokok air minum sehari-hari
PEKERJAAN UMUM • Penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik regional lintas • Penyediaan pelayanan pengolahan air limbah domestik
kabupaten/kota

• Penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana • Penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana
PERUMAHAN RAKYAT provinsi kabupaten/kota
• Fasilitas penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang • Fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang terkena relokasi
terkena relokasi program pemerintahan daerah provinsi program pemerintah daerah kab/kota
PELAYANAN :
TRANTIBLINMAS PELAYANAN • Ketenteraman dan • Informasi rawan bencana • Penyelamatan dan
• Pelayanan ketenteraman dan ketertiban umum provinsi ketertiban umum • Pencegahan dan kesiapsiagaan evakuasi korban
terhadap bencana kebakaran
• Penyelamatan dan evakuasi korban
bencana

REHABILITASI SOSIAL DASAR : DIDALAM PANTI REHABILITASI SOSIAL DASAR : DILUAR PANTI
SOSIAL • Penyandang disabilitasi terlantar • Penyandang disabilitasi terlantar
• Anak terlantar • Anak terlantar
• Lanjut usia terlantar • Lanjut usia terlantar
• Tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis • Tuna sosial khususnya gelandangan dan pengemis
• Perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat • Perlindungan dan jaminan sosial pada saat dan setelah tanggap darurat bencana
bencana bagi korban bencana provinsi bagi korban bencana kabupaten/kota
LINGKUP, PRINSIP DAN KRITERIA SPM
Urusan Pemerintahan Wajib yang
berkaitan dengan Pelayanan Dasar
yang sebagian substansinya ditetapkan SPM ditetapkan dan diterapkan berdasarkan:
sebagai SPM terdiri atas:

a. Pendidikan; 1. Prinsip Kesesuaian Kewenangan,


b. Kesehatan; 2. Prinsip Ketersediaan,
c. Pekerjaan Umum; 3. Prinsip Keterjangkauan,
d. Perumahan Rakyat; 4. Prinsip Kesinambungan,
e. Ketenteraman, Ketertiban Umum, 5. Prinsip Keterukuran, dan
dan Perlindungan Masyarakat; dan
6. Prinsip Ketepatan Sasaran
f. Sosial.

KRITERIA PENETAPAN SUBSTANSI PELAYANAN DASAR SEBAGAI SPM

Penetapan sebagai Bersifat Mutlak Yang berhak diperoleh oleh


SPM dilakukan setiap Warga Negara secara
berdasarkan kriteria minimal sesuai dengan Jenis dan
barang dan/atau jasa Mutu Pelayanan Dasar.
kebutuhan dasar yang: Dapat Distandarkan
MUATAN DAN TAHAPAN PENERAPAN SPM
Pemerintah Daerah menerapkan SPM untuk pemenuhan
MUATAN SPM Jenis dan Mutu Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh
setiap Warga Negara.
Penghitungan Penyusunan Pelaksanaan
Jenis Pelayanan Dasar Pengumpulan kebutuhan rencana pemenuhan
pemenuhan pemenuhan
Materi muatan SPM

data
Pelayanan Pelayanan Pelayanan
Dasar Dasar Dasar

Mutu Pelayanan Dasar

TAHAPAN PENERAPAN SPM


Penerima Pelayanan Dasar
Penerapan SPM diprioritaskan bagi Warga Negara yang
berhak memperoleh Pelayanan Dasar secara minimal
sesuai dengan Jenis dan Mutu Pelayanan Dasarnya.
Setiap Jenis Pelayanan Dasar harus
memiliki Mutu Pelayanan Dasar
MEKANISME
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
K/L TEKNIS Gubernur
PEMBINAAN sebagai
BINWAS OPD
TEKNIS Kepala PROVINSI
Daerah
PROVINSI
GWPP
BINWAS
Binwas KAB/KOTA
UMUM
PEMERINTAH umum dan
KEMENDAGRI teknis
PENGAWASAN

Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat


Melaksanakan Pembinaan dan Pengawasan Hubungan Gubernur sebagai Wakil
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang Pemerintah Pusat dengan Bupati/Walikota
menjadi kewenangan kabupaten/kota bersifat hierarkis fungsional
DEKONSENTRASI GWPP SPM
TA. 2021

Anggaran Tahun 2021

Rp.8.385.113.000 ,-

Anggaran dialokasikan untuk membiayai tugas dan


wewenang GWPP yang dianggap prioritas dan
Sekretariat GWPP.

33 PROVINSI
ALOKASI 2021
PAGU ANGGARAN
NO PROVINSI NO PROVINSI PAGU ANGGARAN 2020
2021
1 ACEH 288.967.000 18 NUSA TENGGARA BARAT 213.697.000
2 SUMATERA UTARA 316.580.000 19 NUSA TENGGARA TIMUR 277.531.000
3 RIAU 220.724.000 20 KALIMANTAN BARAT 223.821.000
4 KEPULAUAN RIAU 211.771.000 21 KALIMANTAN TENGAH 253.985.000
5 JAMBI 223.335.000 22 KALIMANTAN SELATAN 238.557.000
6 SUMATERA BARAT 244.527.000 23 KALIMANTAN TIMUR 237.577.000
7 SUMATERA SELATAN 242.918.000 24 KALIMANTAN UTARA 193.096.000
8 LAMPUNG 208.312.000 25 SULAWESI UTARA 233.573.000
9 BENGKULU 203.942.000 26 GORONTALO 246.126.000
10 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 218.576.000 27 SULAWESI BARAT 234.436.000
11 BANTEN 203.905.000 28 SULAWESI SELATAN 297.312.000
12 JAWA BARAT 280.645.000 29 SULAWESI TENGAH 247.706.000
13 DKI JAKARTA - 30 SULAWESI TENGGARA 257.227.000
14 JAWA TENGAH 271.947.000 31 MALUKU 271.368.000
15 D.I. YOGYAKARTA 185.300.000 32 MALUKU UTARA 261.709.000
16 JAWA TIMUR 410.391.000 33 PAPUA 381.268.000
17 BALI 230.368.000 34 PAPUA BARAT 353.916.000
PENYAMPAIAN LAPORAN SPM 2020
SELURUH INDONESIA TAHUN 2021

Sudah Menyampaikan Laporan Belum Menyampaikan Laporan Penerapan


Penerapan SPM SPM

PROVINSI 34 (100%) 0 (0%) PROVINSI

356(85,78%)
480 62 59 (14,22%) KABUPATEN
KABUPATEN (88,56%) (11,44%)

90 (96,77%) 3 (3,23%) KOTA


KOTA
GRAFIK DATA DAERAH YANG TELAH MELAPORKAN PENERAPAN
SPM 2020 SE-INDONESIA
TAHUN 2021
100%
100% 100% 100% 100%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
93%

91,67% 91,67% 90,91%


88,24% 89% 86%

67% 71,43%

57,14%

50%

43,33%
39%

7,14%
DAERAH YANG BELUM
MENYAMPAIKAN LAPORAN PENERAPAN SPM

KABUPATEN/KOTA:
Wilayah : Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan;

1 ACEH: 4 KALIMANTAN BARAT 6 NTT


1. KAB. ACEH TENGGARA 1. KAB. SAMBAS 1. KAB. KUPANG
2. KAB. ACEH BESAR 2. KAB. BELU
3. KAB. SIKKA
4. KAB. NGADA
5. KAB. MANGGARAI
6. KAB. LEMBATA
7. KAB. MANGGARAI BARAT
8. KAB. NAGEKEO
9. KAB. SUMBA TENGAH
2 SUMATERA UTARA 5 10. KAB. SUMBA BARAT DAYA
KALIMANTAN UTARA 11. KAB. MANGGARAI TIMUR
1. KAB. TAPANULI TENGAH
2. KAB. MANDAILING NATAL 1. KAB. BULUNGAN 12. KAB. SABU RAIJUA
3. KAB. LABUHANBATU SELATAN 2. KAB. MALINAU 13. KAB. MALAKA
4. KOTA MEDAN 14. KOTA KUPANG

3 JAMBI:
1. KAB. BUNGO
DATA DAERAH YANG
MENERBITKAN SK TIM PENERAPAN SPM SE-INDONESIA
PEMBENTUKAN TIM PENERAPAN SPM
SELURUH INDONESIA TAHUN 2021

Sudah Menerbitkan SK TIM Penerapan Belum Menerbitkan SK TIM Penerapan SPM


SPM

PROVINSI 33 (97,06%) 1 (2,94%) PROVINSI

357(85,82%)
474 86 59 (14,18%) KABUPATEN
KABUPATEN (87,45%) (12,55%)

84 (91,30%) 8 (8,70%) KOTA


KOTA

PROVINSI YANG BELUM MENERBITKAN SK TIM PENERAPAN SPM :


PROVINSI SULAWESI TENGGARA
GRAFIK DATA DAERAH YANG SUDAH MENERBITKAN SK TIM
PENERAPAN SPM
SE-INDONESIA
100%
100% 100%
100%
100%
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 100% 100%
96% 96%
94% 93%
91% 92%
90% 88% 89%
87% 88%
83%
82%
80%
75%

70% 67%

61%
60% 57%

50%
50%

40%

31%
30%

18%
20%

10%

0%
DAERAH YANG BELUM
MENERBITKAN SK TIM PENERAPAN SPM SELURUH INDONESIA
Wilayah : Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan;
PROVINSI: PROVINSI SULAWESI TENGGARA

KABUPATEN/KOTA:

1 ACEH: 3 BENGKULU 8 NTT


1. KAB. ACEH BESAR 1. KAB. MUKOMUKO 1. KAB. SABU RAIJUA
2. KAB. ACEH SELATAN
3. KAB. ACEH TENGGARA
4. KAB. ACEH UTARA 9 KALIMANTAN BARAT
5. KAB. NAGAN RAYA 4 JAMBI: 1. KAB. BENGKAYANG
6. KAB. PIDIE JAYA 2. KOTA PONTIANAK
7. KAB. SIMEULUE 1. KOTA SUNGAIPENUH
8. KOTA LANGSA
10 KALIMANTAN TENGAH
5 LAMPUNG 1. KAB. BARITO TIMUR
2 SUMATERA UTARA 2. KAB. LAMANDAU
1. KAB. LAMPUNG TIMUR
1. KAB. DAIRI
2. KAB. LABUHANBATU UTARA 11 KALIMANTAN UTARA
3. KAB. PADANG LAWAS UTARA
4. KAB. SAMOSIR 1. KAB. TANA TIDUNG
6 BANTEN
1. KOTA TANGERANG SELATAN

7 NTB
1. KAB. BIMA
2. KAB. DOMPU
DATA DAERAH YANG
MEMBENTUK PEDOMAN PENERAPAN SPM SE-INDONESIA
PEMBENTUKAN TIM PENERAPAN SPM
SELURUH INDONESIA TAHUN 2021

Sudah Membentuk Pedoman Belum Membentuk Pedoman Penerapan


Penerapan SPM SPM

PROVINSI 9 (26,47%) 25 (73,53%) PROVINSI

83 (19,45%)
118 424 333 (80,05%) KABUPATEN
KABUPATEN (21,77%) (78,23%)

26 (28,26%) 66 (71,74%) KOTA


KOTA
Capaian penerapan per bidang SPM provinsi dan
kabupaten/kota Tahun 2020
120,00%

98,45%
100,00%

80,00% 72,93%72,04% 72,23% 74,20% 72,34%


65,80% 68,16%
64,97%
60,00% 56,81%
51,40%
41,73%
40,00%

20,00%

0,00%
Pendidikan Kesehatan PU Perkim Sosial Trantibumlinmas
Provinsi 72,93% 98,45% 51,40% 56,81% 74,20% 72,34%
Kab/Kota 72,04% 72,23% 64,97% 41,73% 65,80% 68,16%
Provinsi Kab/Kota
Rata-rata Capaian Per Bidang
SPM Provinsi 2019-2020
120,00%

100,00%

80,00%

60,00%

40,00%

20,00%

0,00%
Trantibumlin
Pendidikan Kesehatan PU Perkim Sosial
mas
2019 57,85% 80% 49,81% 71,89% 68,85% 54,19%
2020 72,93% 98,45% 51,40% 56,81% 74,20% 72,34%
2019 2020

Capaian SPM bidang Perkim mengalami penurunan sebesar 15,08% dibandingkan dengan tahun
2019. Rata-rata capaian SPM provinsi mengalami peningkatan sebesar 7,26% dari tahun
sebelumnya sehingga capaian menjadi 71,02%.
Rata-rata Capaian Per Bidang
SPM Kab/Kota 2019-2020
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Trantibumlinma
Pendidikan Kesehatan PU Perkim Sosial
s
2019 61,79% 71,95% 56,71% 15,99% 52,50% 52,84%
2020 72,04% 72,23% 64,97% 41,73% 65,80% 68,16%
2019 2020

Rata-rata capaian per bidang SPM kabupaten dan kota tahun 2020 mengalami trend
peningkatan sebesar 12,19% dari tahun sebelumnya sehingga capaiannya menjadi 64,16%.
PERAN TIM KOORDINASI PENERAPAN SPM

Memastikan bahwa setiap warga negara


mendapatkan akses terhadap pelayanan dasar
01 sesuai dengan standar pelayanan minimal khususnya
bagi masyarakat miskin; Perlu dibangun
komunikasi yang baik
Mengkoordinasikan integrasi SPM ke dalam dengan para
dokumen RKPD dan mengawal sampai dengan stakeholder di daerah
02 ditetapkan dalam dokumen APBD; khususnya antar
Perangkat Daerah
maupun vertikal
Mengkoordinasikan dan mengkonsolidasi sumber antara pemerintah
daerah kabupaten/
pendanaan dalam pemenuhan penganggaran untuk
kota, provinsi maupun
03 penerapan SPM di daerah.
pusat

04 Melakukan rapat secara berkala


SANKSI ADMINISTRATIF
BERDASARKAN PP NO 12 TAHUN 2017 Pasal 37 (4)
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:

a. teguran tertulis;
Kepala Daerah dan/atau wakil kepala Daerah b. tidak dibayarkan hak keuangan selama 3
yang tidak melaksanakan SPM dijatuhi sanksi (tiga) bulan;
administratif. c. tidak dibayarkan hak keuangan selama 6
(enam) bulan;
d. penundaan evaluasi rancangan peraturan
daerah;
e. pengambilalihan kewenangan perizinan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi f. penundaan atau pemotongan dana alokasi
administratif dengan Peraturan Menteri yang umum dan/atau dana bagi hasil;
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam g. mengikuti program pembinaan khusus
negeri yang ditetapkan setelah dikoordinasikan pendalaman bidang pemerintahan;
dengan kementerian/lembaga pemerintah h. Pemberhentian sementara selama 3 (tiga) bulan
nonkementerian terkait. i. Pemberhentian
PERMASALAHAN

Format laporan bervariasi SPM belum terintegrasi ke Waktu penyerahan laporan,


dalam dokrenda Daerah ada yang terlambat dan
ada yang tidak menyerahkan
laporan

Komponen Biaya Tidak Spesifik Anggaran SPM minim Laporan Bersifat Kuantitatif Belum
Ke Spm Kualitatif

Realisasi Anggaran Belum


menggambarkan Capaian SPM
Harapan kedepan
Sekber Tim Tingkat Pusat dan Tim Koordinasi Provinsi dan
Kabupaten/Kota bisa lebih meningkatkan peran dan tugas serta bersinergi
dalam mengoptimalkan pelaksanaan penerapan SPM di daerah.

Proses Revisi Permendagri Nomor 100 Tahun 2018, diharapkan pada


tahun ini bisa selesai dan dapat segera disosialisasikan kepada
pemerintah daerah. Nantinya dalam Permendagri tersebut akan memuat
4 (empat) tahapan penerapan SPM secara detail.

Pemerintah daerah untuk dapat terus meningkatkan kualitas penerapan


SPM di daerah menjadi lebih baik dari tahun ke tahun.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai