Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Jenis Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan dalam rangka


penyediaan barang dan/atau jasa kebutuhan dasar yang berhak
diperoleh oleh setiap Warga Negara secara minimal. Mutu Pelayanan
Dasar adalah ukuran kuantitas dan kualitas barang dan/atau jasa
kebutuhan dasar serta pemenuhannya secara minimal dalam Pelayanan
Dasar sesuai standar teknis agar hidup secara layak.

Pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada Daerah


diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
atau kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat. Di samping itu melalui
otonomi luas, dalam lingkungan strategis globalisasi daerah diharapkan
mampu meningkatkan daya saing dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan serta
potensi dan keanekaragaman Daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Upaya percepatan terwujudnya kesejahteraan
masyarakat atau kesejahteraan rakyat tersebut dalam lingkungan
strategis globalisasi dengan menggunakan prinsip pemerataan dan
keadilan salah satunya diwujudkan melalui penetapan dan penerapan
SPM.

Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2O14


tentang Pemerintahan Daerah maka SPM tidak lagi dimaknai dalam
kontekstual sebagai norma, standar, prosedur, dan kriteria. Batasan
pengertian SPM secara tekstual memang tidak berubah, yaitu bahwa
SPM merupakan ketentuan mengenai Jenis pelayanan Dasar dan Mutu
Pelayanan Dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara
minimal, namun terdapat perubahan mendasar dalam pengaturan
mengenai Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu pelayanan Dasar, kriteria
penetapan SPM, dan mekanisme penerapan SPM.

Penetapan SPM dilakukan berdasarkan kriteria barang dan/atau


jasa kebutuhan dasar yang bersifat mutlak dan mudah distandarkan
yang berhak diperoleh oleh setiap Warga Negara secara minimal sesuai
dengan Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu pelayanan Dasar. Untuk
mekanisme penerapan SPM maka tidak lagi ditentukan berdasarkan
indikator SPM dan batas waktu pencapaian tetapi mengutamakan
penerapan SPM dengan berdasarkan: (i) pengumpulan data secara
empiris dengan tetap mengacu secara normatif sesuai standar teknis; (ii)
penghitungan kebutuhan pemenuhan pelayanan Dasar; (iii)
penyusunan rencana pemenuhan pelayanan Dasar; dan (iv)
pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar, yang kesemuanya itu
dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan bukan oleh kementerian terkait.

Perubahan paradigma penting lainnya mengenai SPM yaitu


dalam konteks belanja Daerah. Terhadap belanja Daerah maka
ditentukan secara tegas dan jelas bahwa belanja Daerah diprioritaskan
untuk mendanai pelaksanaan SPM. Atas prioritas tersebut dan
terlaksananya SPM maka SPM telah menjamin hak konstitusional
masyarakat, sehingga bukan kinerja Pemerintah Daerah yang menjadi
prioritas utama apalagi kinerja kementerian tetapi prioritas utamanya
yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar Warga Negara.

Secara umum Peraturan Pemerintah ini mengatur mengenai


prinsip penetapan dan penerapan SPM, jenis SPM termasuk materi
muatannya yang terdiri atas Jenis Pelayanan Dasar, Mutu Pelayanan
Dasar, dan penerima Pelayanan Dasar, penerapan dan pelaporan SPM,
pembinaan dan pengawasan SPM, dan ketentuan lain-lain.

B. DASAR HUKUM

Adapun yang menjadi Landasan hukum Kantor Satuan Polisi


Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kota Banda Aceh dalam
menyusunan Rencana Kerja Tahun 2020 adalah sebagai berikut
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilihan Umum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,
Pengesahan Pengangkatan, Pemberhentian Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008
tentang Perubahan ke tiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan,
Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Penugasan Satuan Perlindungan Masyarakat Dalam Penanganan
Ketentraman, Ketertiban dan Keamanan Penyelenggaraan
Pemerintahan Umum

4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi


Pamong Praja.
5. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2018 Tentang Satuan Polisi
Pamong Praja
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 tahun 2010 Tentang
Pedoman Pedoman Pelaporan Satpol PP
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 tahun 2010 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Satuan Polisi
Pamong Praja.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2011 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja  Satuan Polisi Pamong Praja.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2011 tentang
Standar Operasional dan Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja.
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2012 Tentang
Penetapan Jumlah Satpol PP
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 69 Tahun 2012 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62
Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pemerintahan Dalam Negeri Di Kabupaten/Kota.
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat.
14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2018
Tentang Standar Pelayanan Minimal.
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 100
Tahun 2018 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 121
Tahun 2018 Tentang Standar Teknis Mutu Pelayanan Dasar Sub
Urusan Ketenteraman Dan Ketertiban Umum Di Provinsi Dan
Kabupaten/Kota.
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2019
Pemenuhan Hak Pegawai Negeri Sipil, Penyediaan Sarana Dan
Prasarana Minimal, Pembinaan Teknis Operasional Dan
Penghargaan Satuan Polisi Pamong Praja

C. KEBIJAKAN UMUM

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi


dilaksanakan melalui arah kebijakan yang merupakan prioritas
Walikota/Wakil Walikota Kota Banda Aceh tahun 2017-2022 yang
merupakan sinkronisasi dari Nawacita pada RPJMN 2015-2019 dan
Common Goals RPJMD Propinsi Aceh tahun 2017-20122 dengan uraian
sebagai berikut :

1. Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat


a. Program Peningkatan Keamanan Dan Kenyamanan Lingkungan
1) Pembinaan dan Penertiban Pedagang Kaki Lima
Output: Sampai dengan Triwulan IV 2020 kegiatan ini telah
dilaksanakan 62 kali kegiatan penertiban dan hasilnya 74 PKL
beserta 540 barang bukti sitaan berhasil ditertibkan.
Outcome: Terpeliharanya keamanan dan kenyamanan lingkungan.

2) Penertiban PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial)


Output: Sampai dengan Triwulan IV 2020 kegiatan ini telah
dilaksanakan 22 kali penertiban dan hasilnya 69 Orang berhasil
diamankan.
Outcome: Bebasnya Kota Banda Aceh dari PMKS.

3) Penertiban Hewan
Output: Sampai dengan Triwulan IV 2020 kegiatan ini telah
dilaksanakan 2 kali penertiban dan hasilnya 10 ekor hewan
berhasil ditertipkan.
Outcome: terciptanya wilayah Kota yang bebeas dari hewan ternak.

4) Penertiban Reklame dan banner tidak berijin atau kadaluarsa


Output : Sampai dengan Triwulan IV 2020 kegiatan ini telah
dilaksanakan 7 kali Penertiban dan hasilnya 83 lembar spanduk
dan Banner yang kadaluarsa maupun tidak berijin berhasil disita.
Outcome: Terpeliharanya ketertiban, kebersihan dan keindahan di
Kota Banda Aceh.

5) Bangunan
Output : Sampai dengan Triwulan IV 2020 kegiatan ini telah
dilaksanakan 1 kali Pembongkaran terhadap bangunan yang tidak
memiliki izin.
Outcome: Terciptanya pembangunan Kota yang memenuhi standar.

6) Pengamanan dan Pengawalan Pejabat Daerah maupun Pusat


dan PAM Unjuk Rasa
Output : Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 kegiatan ini
telah dilaksanakan sebanyak 55 kali kegiatan pengamanan.
Outcome: Meningkatnya keamanan dan kenyamanan masyarakat
serta Pejabat Daerah dan Pusat

7) Peninjauan Patok/Bowplank
Output: Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 kegiatan ini
telah dilaksanakan sebanyak 8 kali peninjauan lapangan.
Outcome: Meningkatnya pendirian bangunan yang sesuai dengan
standar tata kota.

8) Pembinaan dan Pembagian Atribut Linmas


Output: sampai dengan triwulan IV tahun 2020 kegiatan ini telah
dilaksanakan sebanyak 1 kali di 9 kecamatan.
Outcome: Jumlah satlinmas yang difasilitasi dan dibina.

Untuk lebih Detailnya dapat dilihat pada rincian berikut ini:


Tabel
LAPORAN KEGIATAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM
TAHUN 2020

JUMLAH PENERTIBAN   TINDAK LANJUT KET.

JENIS PERDA (PERATURAN DAERAH) / BULAN   ADMINISTRASI PENGADILAN


NO
PENERTIBAN QANUN YANG DILANGGAR
PENUTUPAN/ PENCABUTAN YANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah PERINGATAN DENDA
PENYEGELAN IZIN LAIN

1 2 3 4   5 6 7 8 9 10

1. Seksi Operasional dan Pengendalian

 Perhari 3 Kali
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 1.080 Patroli/Pengawasan        
Pergerakan
Penegakan Qanun/Perda
Pedagang Kaki 8 1 2 6 7 6 4 18 4 6 0 0 62 Penertiban          
A
Lima
1. Qanun Nomor 6 Tahun 2018
Tentang Penyelenggaraan
152 10 53 23 21 124 51 68 25 13 0 0 540 Penyitaan BB         Jumlah BB sitaan
Ketertiban Umum dan
Ketenteraman Masyarakat

Penegakkan Qanun/Perda 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 1.080 Pengawasan          

B PMKS 3 0 1 3 0 0 0 0 0 15 0 0 22 Penertiban          
Qanun Aceh No. 11 Tahun
1 2013 Tentang Kesejahteraan
Sosial 3 0 1 11 0 0 0 0 0 54 0 0 69 Diamankan         Jumlah PMKS

C Penertiban Penegakkan Qanun/Perda 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 1.080 Pengawasan          


Hewan
0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Penertiban          
Qanun No. 12 Tahun 2004
1
Tentang Penertiban Hewan
0 0 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10           Jumlah Ternak

Penegakkan Qanun/Perda 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 1.080 Pengawasan          

Qanun Nomor 6 Tahun 2018


Tentang Penyelenggaraan
1 3 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 7 Penertiban          
D Reklame Ketertiban Umum dan
Ketenteraman Masyarakat
Qanun Nomor 7 Tahun 2012
2 Tentang Penyelenggaraan 37 20 17 0 0 0 0 0 9 0 0 0 83 Penyitaan BB         Jumlah BB sitaan
Reklame

Penegakkan Qanun/Perda

Qanun No. 10 Tahun 2004


1
Tentang Bangunan Gedung
E Bangunan 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 Pembongkaran          
Perwal Nomor 44 Tahun
2010 Tentang Standar
2 Teknis Penataan Bangunan
Gedung di Wilayah Hukum
Kota Banda Aceh

Wilayah Hukum Kota Banda


F Pengamanan   13 11 9 8 14 0 0 0 0 0 0 0 55           Jumlah Kegiatan
Aceh

Peninjauan
G Peninjauan Lapangan 2 1 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 8          
Patok/Bowplank
2. Bidang Penegakan Perundang – Undangan Daerah dan SDA
b. Program Pemeliharaan Kantrantibmas Dan Pencegahan Tindak Kriminal
1) Penanganan Kasus Terhadap Pelanggaran Qanun
Output: Berdasarkan laporan masyarakat dan/atau pantauan dari Satuan Polisi
Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kota Banda Aceh terdapat 643 Kasus
pelanggaran perda/ qanun dan/atau peraturan walikota, satpol PP dan WH
baru dapat diselesaikan sebanyak 545 kasus maka efektivitas dari pelaksanaan
penegakan perda/ qanun dan/atau peraturan walikota pada Tahun 2020
Triwulan ke IV adalah sebanyak 84,75%.

c. Program Peningkatan Profesionalisme tenaga pemeriksa dan aparatur


pengawasan
1) Rekrutmen dan Pemberdayaan PPNS dalam Penegakan Perda/Qanun
Output : terlaksananya 1 kali kegiatan dengan merekrut 2 orang PPNS baru,
Outcome: Meningkatnya profesionalitas dan kapasitas sumber daya aparatur
Satpol PP.
Mengingat pandemic covid-19 yang terjadi di Indonesia maka kegiatan ini tidak
ditiadakan, dan anggaran pelatihan dipangkas untuk revocusing.

3. Bidang Penegakan Syariat Islam


d. Program Pembinaan dan Pengembangan Syariat Islam
1) Pengawasan Qanun Syariat Islam
Output: terlaksananya pengawasan dan penegakan Qanun Syariat Islam dalam
Wilayah hukum Kota Banda Aceh sebanyak 1.080 kali. Outcome: menurunnya
angka pelanggaran Qanun Syariat Islam.

2) Pelatihan Peningkatan Kapasitas Intelijen


Output: kegiatan ini telah dilaksanakan sebanyak 1 kali, 15 orang anggota Satpol
PP dan WH mengikuti pelatihan peningkatan intelijen selama 2 (dua) hari dari
Tim Instruktur dan pembantu Instruktur inteldam Iskandar Muda dan Polresta
Banda Aceh.
Outcome: Meningkatnya kemampuan personil intel dalam mendalami dan
memecahkan kasus.
4. Sekretariat
e. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1) Pelatihan Tarung Derajat
Output: kegiatan ini telah dilaksanakan sebanyak 2 kali dalam seminggu, ada
49 personil anggota Satpol PP dan WH yang mengikuti pelatihan bela diri
Tarung Derajat.
Outcome: Meningkatnya kemampuan personil Satpol PP dan WH dalam
membela diri dari gangguan pelanggar.

f. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran


Selama Tahun 2020 kegiatan yang masuk dalam program pelayanan
administrasi perkantoran adalah:
a. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
b. Penyediaan jasa kebersihan kantor
c. Penyediaan Alat Tulis Kantor
d. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
e. Penyediaan komponen instaasi listrik/penerangan bangunan kantor
f. Penyediaan makanan dan minuman
g. Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
h. Penyediaan jasa tenaga pendukung administrasi/teknis perkantoran

g. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur


Program ini meliputi kegiatan Pengadaan dan pemeliharaan peralatan kantor
yang terdiri dari:
a. Pembangunan gedung kantor
b. Pengadaan kendaraan dinas/operasional
c. Pengadaan peralatan gedung kantor
d. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional
e. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor

h. Program Peningkatan Disiplin Aparatur


Program ini meliputi kegiatan Pengadaan pakaian dinas dan atribut Satpol PP
dan WH yang terdiri dari:
a. Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya

D. ARAH KEBIJAKAN
Strategi Pencapaian Tujuan dan Sasaran sesuai dengan arah Visi dan Misi

Pemerintah Kota Banda Aceh adalah merupakan suatu proses yang ditempuh

melalui usaha pencapaian tujuan dan sasaran dengan berpedoman kepada


kebijakan-kebijakan dan program-program yang dibuat dalam rangka

melaksanakan suatu kegiatan. Adapun dari hal ini Satpol PP dan WH menyusun

strategi dalam mencapai tujuan dan sasaran sebagai berikut:

Tabel
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan
Visi : Mewujudkan Kota Banda Aceh GEMILANG dalam bingkai Syariah
Misi 1 : Meningkatkan pelaksanaan Syariat Islam dalam bidang penguatan aqidah,
syariah dan akhlak.
MIsi 5 : Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang baik
Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
1. Meningkatkan 1.1. Terpeliharanya 1.2. Mengoptimalkan 1.3. Memberikan
pemeliharaan ketentraman penegakan perda peringatan, teguran
keamanan dan masyarakat dan Trantibum dan keras sampai dengan
ketertiban wilayah ketertiban umum Qanun Jinayat pengenaan sanksi
kota banda aceh melalui berdasarkan
penegakan ketentuan perda/
Perda/Qanun. qanun yang dilanggar.

2. Meningkatkan 2.1. Meningkatnya 1.2 Mendorong dan 1.3 Meningkatkan upaya


peranan dan profesionalisme memfasilitasi yang mengarah kepada
profesionalisme satlinmas dalam adanya partisipasi peningkatan kesadaran
Satlinmas dalam melindungi masyarakat dalam masyarakat dalam
menjaga masyarakat dan penyelenggaraan penyelenggaraan dan
Keamanan ketertiban dan pemeliharaan pemeliharaan
Lingkungan dan lingkungan. Lingkungan dan Lingkungan dan
Penanganan Penanganan Dasar Penanganan Dasar
Dasar Resiko Resiko Bencana Resiko Bencana.
Bencana
3. Menciptakan 3.1. Meningkatnya 3.2. Peningkatan 3.3. Meningkatkan
Stabilitas Pengendalian partisipasi kesadaran dan
Pengawasan Pelanggaran masyarakat dalam partisipasi masyarakat
Pelanggaran Syariat Islam mencegah dalam menjaga syariat
Syariat Islam pendangkalan islam baik
dalam aqidah penerapannya maupun
mendukung pemeliharaannya.
Penegakan Syariat
Islam
BAB II
PENERAPAN DAN PENCAPAIAN SPM

A. Bidang Urusan Ketentraman, Ketertiban umum dan Perlindungan


Masyarakat
Pemerintah Daerah Provinsi Aceh dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
wajib menerapkan Standar Pelayanan Minimal bidang Urusan Ketentraman,
ketertiban umum dan perlindungan masyarakat yang merujuk pada Peraturan
Pemerintah Nomo 2 tahun 2018 Tentang Standar Pelayanan Minimal. Standar
Pelayanan Minimal bidang Urusan Ketentraman, ketertiban umum dan
perlindungan masyarakat selanjutnya disebut SPM merupakan ketentuan mengenai
jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintah wajib yang
berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.

Adapun jenis pelayanan dasar pada SPM Trantibum dan Perlindungan


Masyarakat yang bersifat Peningkatan, Pengawasan, dan penegakan/penindakan
terhadap perda/perkada yang terdiri dari:

1. Jenis Pelayanan Dasar bidang Urusan Ketentraman, ketertiban umum dan


perlindungan masyarakat

Adapun jenis pelayanan dasar pada SPM Trantibum dan Perlindungan


Masyarakat yang bersifat Peningkatan, Pengawasan, dan penegakan/penindakan
terhadap perda/perkada yang terdiri dari:

a. Pelayanan terhadap Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala


Daerah Kabupaten/Kota, bentuk pelayanan dasar ini dapat dilihat dengan
perhitungan sebagai berikut:

 Rumus

Cakupan penegakan perda/ qanun dan/atau peraturan walikota =

Jumlah pelanggaran perda dan/atau peraturan kepala


daerah yang diselesaikan di tahun bersangkutan

Jumlah pelanggaran perda dan/atau peraturan kepala X 100%

daerah yang di laporkan dan/atau dipantau di tahun


bersangkutan

 Pembilang : jumlah pelanggaran perda dan/atau peraturan kepala


daerah yang diselesaikan di tahun bersangkutan.
 Penyebut : jumlah pelanggaran perda dan/atau peraturan kepala daerah
yang dilaporkan dan/ atau dipantau di tahun bersangkutan.

 Satuan indikator: Persentase (%)

Adapun rincian pelayanan yang diberikan sebagai berikut:

1) Perkara Syariat (Jinayat)

a) Khalwat

b) Ikhtilath

c) Khamar

d) Maisir

e) Liwath

f) Pelecehan Seksual

2) Perkara Trantibum

a) Bangunan Gedung

b) Izin Usaha

c) PKL

d) Sampah

e) KTR

3) Perkara Pajak dan Retribusi

a) Pajak Restoran

b) Pajak Hotel

c) Pajak Reklame

d) Pajak Hiburan

e) Pajak Parkir

f) Retribusi Sampah

4) Perkara K3 (Ketertiban, Ketentraman, Keindahan)

a) PKL

b) Hewan Ternak

c) Reklame/Spanduk

d) PMKS

b. Pelayanan Patroli Pengawasan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat,


bentuk pelayanan dasar ini dapat dilihat dengan perhitungan frekuensi sebagai
berikut:

 Rumus
Frekuensi patroli pengawasan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat:

Banyakmya kelompok patroli x 3 kali patroli dalam sehari


Banyaknya kelompok kecamatan (jumlah wilayah Kecamatan)
dalam wilayah kabupaten/kota

 Pembilang: banyaknya kelompok patroli dikalikan 3 (tiga) kali patroli dalam


sehari
 Penyebut: banyaknya kelompok kecamatan (Jumlah Wilayah Kecamatan)
dalam wilayah kabupaten/kota
 Satuan Indikator: Frekuensi Patroli

c. Pelayanan terhadap Penyelenggaran Perlindungan Masyarakat Di


Kabupaten/Kota, bentuk pelayanan dasar ini dapat dilihat dengan perhitungan
frekuensi sebagai berikut:

 Rumus
Rasio jumlah satuan linmas per RT atau sebutan lainnya adalah

Jumlah satuan linmas dalam satu kabupaten/kota


Jumlah RT atau sebutan lainnya dalam satu kabupaten/kota

 Pembilang : Jumlah satuan linmas dalam satu kabupaten/kota


 Penyebut : Jumlah RT atau sebutan lainnya dalam satu kabupaten/kota
 Satuan indikator: Rasio

2. Target Pencapaian SPM

No Jenis Pelayanan Dasar Target Tahun 2020

1 Pelayanan terhadap Penegakan Peraturan Daerah 75%


dan Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota

2 Pelayanan Patroli Siaga Ketertiban Umum dan 3 Kali/Hari/


Ketentraman Masyarakat Kecamatan

3 Pelayanan terhadap Penyelenggaran Perlindungan 1 Orang/Dusun


Masyarakat Di Kabupaten/Kota
3. Realisasi

a. Pelayanan terhadap Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala


Daerah Kabupaten/Kota

Berdasarkan laporan masyarakat dan/atau pantauan dari Satuan Polisi


Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kota Banda Aceh terdapat 421 (Empat Ratus
Dua Puluh Satu) kasus pelanggaran perda/ qanun dan/atau peraturan walikota,
namun atas pelanggaran perda/ qanun dan/atau peraturan walikota tersebut dapat
diselesaikan secara keseluruhan atau sebanyak 421 (Empat Ratus Dua Puluh Satu)
kasus maka efektivitas dari pelaksanaan penegakan perda/ qanun dan/atau
peraturan walikota pada Tahun 2020 semester ke II dapat dilihat sebagai berikut :

Rumus/cara perhitungan:
Jumlah pelanggaran perda dan/atau peraturan kepala
daerah yang diselesaikan di tahun bersangkutan

Jumlah pelanggaran perda dan/atau peraturan kepala X 100%

daerah yang di laporkan dan/atau dipantau di tahun


bersangkutan

421
x 100% = 100%
421
Artinya:

Pada tahun 2020 Satpol PP dan WH memiliki target Kinerja dalam upaya
penegakan perda/ qanun dan/atau peraturan walikota sebesar 75% sesuai dengan
target IKU tahun 2017-2022 yang telah ditetpkan, pada Semester II Tahun 2020
Satpol PP dan WH sudah berhasil mencapai penyelesaian kasus sebesar 100% dari
pelanggaran perda/Qanun dan Perwal yang dilaporkan. Dalam proses realisasi pada
semester II tahun 2020 Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh berhasil melebihi target
yang ditentukan dalam hal menegakkan perda/Qanun. Adapun Rincian Bidang
yang menangani penyelesaian Qanun tersebut sebagai berikut:

1) Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat:

a) Pembebasan kawasan bebas PKL,

b) Penertiban hewan ternak,

c) Penertiban reklame,

d) Penertiban gelandangan dan pengemis,


2) Bidang Penegakan Perundang-undangan Daerah dan Sumber Daya Aparatur

a) Penertiban dan memberhentikan bangunan tanpa IMB

b) Melakukan sosialisasi dan penindakan terhadap pelanggaran kawasan bebas


asap rokok,

c) Pengutipan pajak bersama BPKK terkait pajak: restoran, hotel, reklame, hiburan,
parkir, dan retribusi sampah yang di back up oleh PPNS,

d) Pemberhentian pembangunan terhadap bangunan yang tidak memiliki IMB,

e) Penyidikan dan penyelesaian kasus terhadap pelanggaran Perda, Qanun dan


Perwal,

3) Bidang Penegakan Syariat Islam

a) Penertiban kawasan jalan pembangunan (gang mabuk) dari lokalisasi PSK,

b) Penertiban terminal keudah dari lokalisasi PSK, waria, dan gay,

c) Pengawasan tanggul Ule lheu – Kampong Jawa, kawasan wisata Ule Lheu,
kawasan pinggir sungai Krueng Cut, kawasan Alue Naga, kafe, tempat karoke
dan rumah – rumah kost serta tempat penginapan (wisma/hotel),

d) Melakukan penindakan terhadap anak-anak sekolah yang bolos,

e) Penyebarluasan informasi/bimtek kepada masyarakat di gampong dan


sekolah mengenai Qanun No.6 tahun 2014 tentang Qanun Jinayah

Adapun rincian pelanggaran atau pengaduan yang masuk dan


penyelesaiannya sebagai berikut:

BIDANG PENEGAKAN SYARIAT ISLAM


2020
Penyelesaian Dalam Sumber
NO PERKARA SYARIAT Jlh
Proses Data
Kasus Pembinaan Cambuk Penyidikan
1 khalwat 29 29   Bidang
Penegakan
2 Ikhtilath 42 7 35
Syariat
3 Khamar 17 8  9 Islam
4 Maisir    
5 Liwath  2   2 
6 Pelecehan Seksual        
  Jumlah 90 44 46
BIDANG PENEGAKAN PERUNDANG – UNDANGAN DAERAH DAN SDA
2020
PERKARA Sumber
NO Jlh Penyelesaian Belum
TRANTIBUM Data
Kasus Non Yutisi Yutisi Selesai

1 Bangunan Gedung 50 50 Bidang


2 Izin Usaha 122 122 Penegakan
Perundang–
3 PKL Undangan
4 Sampah   Daerah dan
5 KTR 15 15   SDA
  Jumlah 187 172 15

PERKARA PAJAK 2020


Sumber
NO DAN RETRIBUSI Jlh Penyelesaian Belum Data
DAERAH Kasus Non Yutisi Yutisi Selesai

1 Pajak Restoran 14 14   Bidang


2 Pajak Hotel       Penegakan
Perundang–
3 Pajak Reklame 52 52   Undangan
4 Pajak Hiburan       Daerah dan
5 Pajak Parkir       SDA
6 Retribusi Sampah 12 12  
  Jumlah 78 78

BIDANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT

Pelanggar K3
Jumlah Pelanggar K3 Sumber
No Jenis Pelanggaran Yang Belum
Pelanggaran Diselesaikan Data
Diselesaikan
1 2 3 4 5 6

1 Jumlah pelanggaran K3 yang   Bidang


JUMLAH JUMLAH Ketertiban
ditertibkan:
Umum dan
- PKL (Pedagang Kaki Lima) 58 58
Ketentraman
- Reklame 3 3 Masyarakat
- Hewan Ternak 4 4
- PMKS 1 1
TOTAL 66 66  

b. Pelayanan Patroli Pengawasan Ketertiban Umum dan Ketentraman


Masyarakat

Kota Banda Aceh terdapat 9 (sembilan) kecamatan, sedangkan Satpol PP


dan WH Kota Banda Aceh memiliki 13 (tiga belas) kelompok regu patroli
diantaranya:

1) 6 Regu Pol PP Putra

2) 1 Regu Pol PP Putri

3) 3 Regu Pol WH Putra

4) 1 Regu Pol WH Putri


5) 2 Regu Tim Kalong

Maka penghitungannya adalah sebagai berikut:

Banyakmya kelompok patroli x 3 kali patroli dalam sehari


Banyaknya kelompok kecamatan (jumlah wilayah
Kecamatan) dalam wilayah kabupaten/kota

1.

2.

13 x 3
X
9

39
= 4,33 patroli pada setiap wilayah kecamatan
9

Artinya
Kinerja Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Satuan Polisi Pamong Praja
dan Wilayatul Hisbah melakukan patroli pengawasan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat baru mencapai 4,33 patroli dalam satu wilayah
kecamatan, sedangkan target pencapaian SPM adalah sebanyak 3x sehari dalam
satu wilayah kecamatan.
Pencapaian yang melebihi jumlah target yang telah ditatapkan tersebut
dikarenakan adanya penambahan regu. akan tetapi, meskipun adanya
penambahan regu namun tidak dibarengi dengan jumlah personil yang bertambah,
akibatnya jumlah personil dalam masing-masing regu menjadi berkurang.

c. Pelayanan terhadap Penyelenggaran Perlindungan Masyarakat Di


Kabupaten/Kota

Jumlah satuan linmas siaga pada Kota Banda Aceh ada 515 (lima ratus
lima belas) orang, sedangkan jumlah Dusun di Kota Banda Aceh ada 373 (tiga ratus
tujuh puluh tiga) maka rasio jumlah satuan linmas di Kota Banda Aceh adalah:

Jumlah satuan linmas dalam satu kabupaten/kota


Jumlah RT atau sebutan lainnya dalam satu kabupaten/kota

515
= 1,38 / Dusun
373
Adapun jumlah personil Satlinmas dalam upaya pencapaian “Cakupan
Rasio Petugas Perlindungan Masyarakat Di Kabupaten/Kota” berjumlah 515
Orang, dengan rincian sebagai berikut:

No Kecamatan Gampong Jumlah Satuan

1. Kecamatan Kuta Alam: 60 Jiwa Gampong Kuta Alam 6 Jiwa

Gampong Laksana 5 Jiwa

Gampong Keuramat 5 Jiwa

Gampong Bandar Baru 5 Jiwa

Gampong Kota Baru 6 Jiwa

Gampong Beurawe 7 Jiwa

Gampong Mulia 5 Jiwa

Gampong Peunayong 5 Jiwa

Gampong Lampulo 5 Jiwa

Gampong Lamdingin 6 Jiwa

Gampong Lambaro Skep 5 Jiwa

2. Kecamatan Baiturrahman: 65 Jiwa Gampong Neusu Jaya 8 Jiwa

Gampong Neusu Aceh 5 Jiwa

Gampong Peuniti 6 Jiwa

Gampong Teuk Jawo 9 Jiwa

Gampong Ateuk Pahlawan 5 Jiwa

Gampong Setui 6 Jiwa

Gampong Ateuk Munjeng 5 Jiwa

Gampong Ateuk Deah Tanoh 10 Jiwa

Gampong Suka Ramai 6 Jiwa

Gampong Kampung Baru 5 Jiwa

3. Kecamatan Meuraxa: 95 Jiwa Gampong Blang Oi 6 Jiwa

Gampong Deah Baro 6 Jiwa

Gampong Lamkuweuh 6 Jiwa

Gampong Punge Jurong 6 Jiwa

Gampong Surien 6 Jiwa

Gampong Ulee Lheue 5 Jiwa

Gampong Aso Nanggroe 11 Jiwa

Gampong Baro 5 Jiwa


Gampong Punge Ujong 5 Jiwa

Gampong Lampaseh Aceh 5 Jiwa

Gampong Deah Teungoh 5 Jiwa

Gampong Pie 5 Jiwa

Gampong Deah Glumpang 9 Jiwa

Gampong Lamjabat 5 Jiwa

Gampong Lambung 5 Jiwa

Gampong Blang 5 Jiwa

4. Kecamatan Kuta Raja: 31 Jiwa Gampong Pande 5 Jiwa

Gampong Merduati 5 Jiwa

Gampong Keudah 5 Jiwa

Gampong Lampaseh Kota 5 Jiwa

Gampong Peulanggahan 5 Jiwa

Gampong Gampong Jawa 6 Jiwa

5. Kecamatan Banda Raya: 68 Jiwa Gampong Geuceu Iniem 6 Jiwa

Gampong Lamlagang 6 Jiwa

Gampong Geuceu Komplek 5 Jiwa

Gampong Lhong Raya 6 Jiwa

Gampong Mibo 9 Jiwa

Gampong Peunyerat 6 Jiwa

Gampong Lampeot 10 Jiwa

Gampong Lam Ara 7 Jiwa

Gampong Kayee Jato 6 Jiwa

Gampong Lhong Cut 7 Jiwa

6. Kecamatan Lueng Bata: 44 Jiwa Gampong Batoh 5 Jiwa

Gampong Lamdom 5 Jiwa

Gampong Cot Mesjid 5 Jiwa

Gampong Panteriek 5 Jiwa

Gampong Lampaloh 5 Jiwa

Gampong Balng Cut 5 Jiwa

Gampong Sukadamai 4 Jiwa

Gampong Lueng Bata 5 Jiwa

Gampong Lamseupeung 5 Jiwa


7. Kecamatan Syiah Kuala: 59 Jiwa Gampong Ie Masen Kayee
5 Jiwa
Adang

Gampong Pineung 5 Jiwa

Gampong Peurada 9 Jiwa

Gampong Rukoh 6 Jiwa

Gampong Alue Naga 8 Jiwa

Gampong Deah Raya 5 Jiwa

Gampong Kompelma
5 Jiwa
Darussalam

Gampong Tibang 5 Jiwa

Gampong Jeulingke 6 Jiwa

Gampong Lamgugop 5 Jiwa

8. Kecamatan Ulee Kareng: 48 Jiwa Gampong Pango Raya 5 Jiwa

Gampong Ilie 5 Jiwa

Gampong Ie Masen 5 Jiwa

Gampong Doy 5 Jiwa

Gampong Ceurih 5 Jiwa

Gampong Lamteh 5 Jiwa

Gampong Lamglumpang 5 Jiwa

Gampong Lambhuk 8 Jiwa

Gampong Pango Deah 5 Jiwa

9. Kecamatan Jaya Baru: 45 Jiwa Gampong Lampoh Daya 5 Jiwa

Gampong Geuceu Meunara 5 Jiwa

Gampong Bitai 5 Jiwa

Gampong Lamteumen Barat 5 Jiwa

Gampong Ulee Pata 5 Jiwa

Gampong Lamteumen Timur 5 Jiwa

Gampong Punge Blang Cut 5 Jiwa

Gampong Lamjamee 5 Jiwa

Gampong Emperom 5 Jiwa

Jumlah 90 Gampong 515 Jiwa

Artinya:
Kinerja Pemerintah Kota Banda Aceh dalam pelayanan rasio petugas linmas
baru mencapai 1 atau 2 orang Satuan linmas per Dusun, sedangkan target
pencapaian SPM adalah 1 orang setiap Dusun, maka dengan demikian capaian
rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) siaga di Kota Banda Aceh sudah
melebihi dengan target nasional yaitu 1 orang/ per dusun.

4. Alokasi Anggaran

Dalam rangka mencapai target SPM yang telah ditetapkan, peran


anggaran sangat penting dalam menetukan tercapai atau tidaknya sebuah
program/kegiatan. Sumber keseluruhan anggaran dalam program/kegiatan
“Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah” seluruhnya berasal
dari APBD Kota Banda Aceh, dengan rincian program/kegiatan sebagai berikut:

 Pelayanan terhadap Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah


Kabupaten/Kota, dengan total anggaran sebesar Rp. 1.160.063.625 dengan
rincian sebagai berikut:

a. Program Peningkatkan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan:

1) Pengendalian keamanan lingkungan dengan anggaran sebesar


Rp.458.846.000.

b. Program Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal:

1) Penanganan Kasus Terhadap Pelanggaran Qanun dengan anggaran sebesar


Rp. 404.229.125

2) Penegakan Pelanggaran Qanun Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dengan


anggaran sebesar Rp. 48.401.000

c. Program Pembinaan dan Pengembangan Syariat Islam/ Pengawasan Qanun


Syariat Islam dengan anggaran sebesar Rp. 248.587.500.

 Pelayanan Patroli Siaga Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dengan


total anggaran sebesar Rp. 707.433.500 dengan rincian sebagai berikut:

a. Program Peningkatkan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan:

1) Pengendalian keamanan lingkungan dengan anggaran sebesar


Rp.458.846.000.

b. Program Pembinaan dan Pengembangan Syariat Islam:

1) Pengawasan Qanun Syariat Islam dengan anggaran sebesar Rp.


248.587.500.
 Pelayanan terhadap Penyelenggaran Perlindungan Masyarakat Di
Kabupaten/Kota dengan total anggaran sebesar Rp. 80.375.000 dengan rincian
sebagai berikut:

a. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan


1) Penyiapan tenaga kerja pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan
sebesar Rp. 80.375.000

e. Dukungan Personil

Adapun jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah
dalam upaya pencapaian “Cakupan Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Kepala Daerah Kabupaten/Kota” sebagai berikut:

a. Polisi Pamong Praja: 108 Orang

b. Wilayatul Hisbah: 57 Orang

b. Penyidik Pegawai Negeri Sipil: 5 Orang

c. Satuan kerja perangkat daerah dan aparat penegak hukum: 12 Orang, yang
terdiri dari 3 Pegawai kejaksaan, 6 dari kepolisian dan 3 dari Intedam IM

f. Permasalahan dan Solusi

Berbagai permasalahan yang timbul diantaranya:

1) Pengetahuan dan Ketrampilan personil yang belum optimal.


Pengetahuan dan keterampilan Personil dirasakan sangat kurang apabila
dibanding dari segi tuntutan, tugas dan fungsi yang di emban oleh Satuan Polisi
Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kota Banda Aceh
2) Kurangnya personil Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah yang
memiliki ketrampilan khusus.
Dibandingkan dengan tuntutan tugas Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul
Hisbah sangat besar dan mengandung resiko yang besar, oleh karenanya
personil Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah harus dibekali
dengan berbagai keterampilan dan keahlian melalui pendidikan dan pelatihan,
kursus – kursus, bimbingan teknis dan lain sebagainya.
3) Sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang kerja masih terbatas.
Sarana prasarana serta fasilitas kerja sebagai penunjang kerja yang masih
terbatas dan perlu terus ditingkatkan sehingga hasil kinerja lebih optimal.
4) Armada yang sudah tidak layak pakai karena sudah tua, sehingga sering
mengalami kerusakan
5) Masih kurangnya jumlah personil
Kurangnya jumlah personil menjadi salah satu hambatan dalam upaya
penegakan perda dan qanun di Kota Banda Aceh, kurangnya personil tersebut
dikarenakan mutasi PNS ke SKPD lain, pemutusan kontrak kerja bagi pegawai
kontrak, dan turnover (mengundurkan diri)
6) Belum adanya regulasi yang mengatur terhadap beberapa pelanggaran
Ada beberapa qanun yang masih belum jelas untuk diambil tindakan hukum
terhadap pelanggarnya, seperti inditifikasi terhadap waria, gay, dan psk yang
mangkal ketika ditindak.
7) Kurangnya Koordinasi antara pihak kecamatan dengan pihak Satlinmas
gampong.
8) Sebagian gampong belum mengaktifkan personil linmasnya.
9) Sebagian gampong belum mengamprah honor Satlinmas yang berasal dari APBG
dan Dana Gampong
10) Sering terjadi perubahan anggota satlimas

Adapun solusi untuk menangani permasalah diatas adalah:

1) Menambah jumlah personil baik Pol PP maupun Pol WH dengan jumlah minimal
65 orang atau 2 peleton sedang untuk kebutuhan maksimal berjumlah 150
orang.
2) Menambah anggaran operasional dan perawatan armada

3) Adanya koordinasi yang intens antara pihak kecamatan dengan pihak satlinmas
gampong.
4) Adanya sebuah sosialisasi kepada para keuchik untuk mengaktifkan Satlinmas
yang ada di masing-masing gampong.
5) Adanya sosialisasi dan pembekalan tentang bagaimana menggunanakan APBG
dan Dana gampong untuk dianggarkan kepada Satlinmas gampong.
6) Adanya ketetapan anggota-anggota yang telah menjadi Satlinmas gampong
BAB III
PROGRAM DAN KEGIATAN
A. Pelayanan terhadap Penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala
Daerah Kabupaten/Kota
Adapun Program dan Kegiatan yang terkait dengan penerapan dan
pencapaian SPM untuk pelayanan dasar “Pelayanan terhadap Penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah Kabupaten/Kota” adalah:
1. Program Peningkatkan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
a. Kegiatan Pengendalian keamanan lingkungan
2. Program Pemeliharaan Katrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
a. Kegiatan Penanganan Kasus Terhadap Pelanggaran Qanun
b. Kegiatan Penegakan Pelanggaran Qanun Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
3. Program Pembinaan dan Pengembangan Syariat Islam
a. Kegiatan Pengawasan Qanun Syariat Islam

B. Pelayanan Patroli Pengawasan Ketertiban Umum dan Ketentraman


Masyarakat
Dalam rangka mencapai target SPM yang telah ditetapkan, peran
anggaran sangat penting dalam menetukan tercapai atau tidaknya sebuah
program/kegiatan. Sumber keseluruhan anggaran dalam pelayanan dasar
“Pelayanan Patroli Pengawasan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat”
seluruhnya berasal dari APBD Kota Banda Aceh, dengan rincian program/kegiatan
sebagai berikut:

1. Program Peningkatkan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan


a. Kegiatan Pengendalian keamanan lingkungan
2. Program Pembinaan dan Pengembangan Syariat Islam
a. Kegiatan Pengawasan Qanun Syariat Islam

C. Pelayanan terhadap Penyelenggaran Perlindungan Masyarakat Di


Kabupaten/Kota

Dalam rangka mencapai target SPM yang telah ditetapkan, peran


anggaran sangat penting dalam menetukan tercapai atau tidaknya sebuah
program/kegiatan. Sumber keseluruhan anggaran dalam pelayanan dasar
“Pelayanan terhadap Penyelenggaran Perlindungan Masyarakat Di
Kabupaten/Kota” seluruhnya berasal dari APBD Kota Banda Aceh, dengan rincian
program/kegiatan sebagai berikut:

1. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan


a. Penyiapan tenaga kerja pengendali keamanan dan kenyamanan lingkungan.
D. Realisasi Anggaran dalam Penerapan SPM
Nama Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Total
No PPTK/Eselon Kegiatan Anggaran Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Realisasi
III/IV

Penyiapan tenaga
kerja pengendali
1 Saifullah, SH keamanan dan 80.375.000 62.100.000 - 250.000 62.100.000 20.025.000 - - 1.000.000 63.100.000
kenyamanan
lingkungan

Pengendalian
2 Evendi, S.Ag Keamanan 458.846.000 94.093.000 54.386.000 215.812.000 226.169.000 90.586.000 65.705.000 58.355.000 85.367.934 431.627.934
Lingkungan

Penanganan kasus
3 Nurbayti, SH. MH terhadap pelanggaran 404.229.125 71.270.960 28.142.000 133.025.460 118.839.100 147.620.205 76.932.700 52.312.500 116.670.300 340.584.100
qanun

Penegakan
Nina Dewi pelanggaran qanun
4 48.401.000 300.000 - 600.000 - 47.501.000 - - 800.000 800.000
Anggraini, SH Kawasan Tanpa
Rokok (KTR)

Pengawasan Qanun
5 Safriadi, S.Sos.I 248.587.500 67.614.000 16.550.000 90.621.000 82.025.000 66.825.000 48.700.000 23.527.500 57.075.000 204.350.000
Syariat Islam
BAB IV
PENUTUP

Dalam melaksanakan SPM yang merupakan bagian dari pelayanan dasar


dalam urusan wajib, selain sosialisasi konsep penetapan dan petunjuk teknis
pelaksanaannya yang dilakukan, juga diperlukan pemetaan kondisi awal SPM di
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, khususnya pada SKPD terkait untuk
menentukan penetapan target pencapaian sasaran SPM pada tahun berjalan dan
tahun berikutnya hingga memenuhi standar capaian SPM secara nasional.

Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh dalam rangka memberikan pelayanan


dasar secara maksimal kepada masyarakat, yang berorientasi terhadap terwujudnya
pelayanan publik yang prima, berkewajiban menerapkan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) dalam penyelenggaraan pelayanan dasar dengan tujuan peningkatan
pelayanan prima yang secara langsung menyentuh kepentingan masyarakat umum
sehingga terwujud suatu pelayanan prima menuju Good Governance.

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan di Satpol


PP dan WH Kota Banda Aceh perlu terus dilakukan suatu terobosan, sehingga
dapat menerapkan dan mencapai SPM agar pelayanan yang sangat mendasar dapat
diakses oleh seluruh lapisan masyarakat dan memperoleh kualitas pelayanan dasar
yang sama secara minimal.

Demikian Laporan Penerapan Percepatan Standar Pelayanan Minimal (SPM)


Satpol PP dan WH Kota Banda Aceh semester II Tahun 2020 ini dibuat dan dapat
dijadikan acuan dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat sehingga
pelayanan prima yang kita harapkan dapat terwujud.

Banda Aceh, 1 Februari 2021

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul


Hisbah Kota Banda Aceh

Heru Triwijanarko,S.STP,M.Si
Pembina Tingkat I/ NIP. 19800104 199810 1 001

Anda mungkin juga menyukai