Anda di halaman 1dari 45

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA
DITJEN BINA KEUANGAN DAERAH

OPTIMALISASI PELAKSANAAN PROGRAM


JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN BAGI
NON ASN PEMERINTAH DAERAH
OLEH:
IRA HAYATUNNISMA,SE,MM
KASUBDIT PERENCANAAN ANGGARAN DAERAH
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
AMANAT

PEDOMAN SETIAP TAHUN


PENYUSUNAN ANGGARAN Menteri menetapkan pedoman penyusunan
APBD APBD setiap tahun setelah berkoordinasi
dengan menteri yang menyelenggarakan
Pasal 308
urusan pemerintahan bidang perencanaan
UU 23/2014 pembangunan nasional dan menteri yang
Definisi dan Ruang Lingkup menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang
keuangan.

Pasal 89 ayat (2)


Pedoman Penyusunan APBD antara lain memuat: Kebijakan
Penyusunan APBD; Teknik Penyusunan APBD; dan Hal Khusus Lainnya.

Definisi:
Pedoman Penyusunan APBD adalah Pokok Kebijakan sebagai petunjuk 1. Kepala Daerah menyusun rancangan KUA dan
dan arah bagi pemerintahan daerah dalam penyusunan, pembahasan rancangan PPAS berdasarkan RKPD dengan mengacu
dan penetapan APBD. pada Pedoman Penyusunan APBD.
2. Pedoman Penyusunan APBD sebagaimana dimaskud
Pasal 89
Ruang Lingkup: Sinkronisasi kebijakan Pemda dengan kebijakan pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri setelah
ayat 1&2 berkoordinasi dengan menteri yang menyelenggarakan
pemerintah pusat; Prinsip penyusunan APBD; Teknis Penyusunan
PP 12/2019 urusan pemerintahan di bidang perencanaan
APBD; danHal Khusus Lainnya.
pembangunan nasional dan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Lampiran keuangan
Ruang lingkup Pedoman Penyusunan APBD TA 2022 tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
peraturan menteri ini.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA dilakukan melalui sistem informasi
pemerintahan daerah (SIPD) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN
2022
berdasarkan kebijakan umum anggaran dan prioritas dan plafon anggaran
sementara berupa target dan kinerja program dan kegiatan yang tercantum dalam
rencana kerja Pemerintah Daerah.
 APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri atas pendapatan, belanja dan
pembiayaan.
 APBD diklasifikasikan menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi
yang diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Penyusunan klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur pendapatan, belanja dan
pembiayaan pada APBD tahun 2022 atas pelaksanaan urusan pemerintahan
daerah yang dituangkan dalam program, kegiatan dan sub kegiatan
Mengalokasikan anggaran
dilaksanakan sesuai denganyang memadai
ketentuan untuk
peraturan mendukung Penanganan
perundang-undangan.
pandemi Corona Virus Disease 2019 dan dampaknya paling sedikit meliputi:
 dukungan program pemulihan ekonomi daerah terkait dengan percepatan
penyediaan sarana prasarana layanan publik dan ekonomi untuk
meningkatkan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi
kesenjangan penyediaan layanan publik;
 perlindungan sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat;
 dukungan pelaksanaan vaksinasi Corona Virus Disease 2019;
 dukungan kelurahan dalam penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019
untuk pos komando tingkat kelurahan;
 insentif tenaga kesehatan dalam rangka untuk penanganan pandemi Corona
Virus Disease 2019; dan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Tema Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2022 adalah



Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Struktural”
 arahan utama Presiden dan prioritas
pembangunan nasional sesuai dengan potensi
dan kondisi masing-masing daerah,
 fokus pembangunan diarahkan kepada
industri, pariwisata, ketahanan pangan, usaha
mikro kecil menengah, infrastruktur,
transformasi digital, pembangunan rendah
karbon, reformasi perlindungan sosial,
reformasi pendidikan dan keterampilan, serta
reformasi kesehatan dengan sasaran dan target
yang harus dicapai pada tahun 2022
 keberhasilan pencapaian prioritas
pembangunan nasional sangat tergantung pada
sinkronisasi kebijakan antara pemerintah
provinsi dengan pemerintah dan antara
pemerintah kabupaten/kota dengan pemerintah
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
Tema Rencana Kerja Pemerintah
Tahun 2022
“Pemulihan Ekonomi dan Reformasi
1
Struktural”
Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk
Pertumbuhan Berkualitas dan Berkeadilan

Mengembangkan Wilayah untuk


2 Mengurangi Kesenjangan dan Menjamin
Pemerataan
Meningkatkan Sumber Daya Manusia
3
Berkualitas dan Berdaya Saing

4 Revolusi Mental dan Pembangunan


Kebudayaan
Memperkuat Infrastruktur untuk
5 Mendukung Pengembangan Ekonomi dan
Pelayanan Dasar
Membangun Lingkungan Hidup,
6 Meningkatkan Ketahanan Bencana dan
Perubahan Iklim
Memperkuat Stabilitas Polhukhankam
7 dan Transportasi Pelayanan Publik
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

RGI DAN PENYELARASAN KINERJA DAN KEUANGAN


 Pemerintah Daerah harus memfokuskan
pencapaian target pelayanan publik perangkat
daerah tanpa harus menganggarkan seluruh
program dan kegiatan yang menjadi kewenangan
daerah
 sinergitas dan penyelarasan antara kebijakan
Pemda dengan Pemerintah Pusat dengan
mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Tahun 2022, dengan tetap memprioritaskan
kebijakan pemerintah dalam rangka mendukung
penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 dan
dampaknya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
 Alokasi anggaran untuk setiap perangkat daerah
ditentukan berdasarkan target kinerja pelayanan
publik masing-masing urusan pemerintahan yang
difokuskan pada prioritas pembangunan yang
telah ditetapkan dalam RKPD serta tidak
dilakukan berdasarkan pertimbangan pemerataan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Pendapatan Asli Daerah • Pajak Daerah;


• Retribusi Daerah;
• Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan;
• Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang
Sah.

Pendapatan Transfer Transfer Pemerintah Pusat


• Dana Perimbangan
o Dana Transfer Umum-DBH
PENDAPATAN DAERAH

o Dana Transfer Umum-DAU


• Dana Insentif Daerah;
• Dana Otonomi Khusus;
• Dana Keistimewaan;
• Dana Desa.

Transfer Antar-Daerah
• Dana Bagi Hasil
• Bantuan Keuangan STRUKTUR
Lain-lainOperasi
Belanja
yang Sah
Pendapatan Daerah
• Pegawai
• Barang dan Jasa
Penerimaan
Pembiayaan


Silpa
APBD
Pencairan Dana Cadangan
• Bunga • Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahakan
• Subsidi • Penerimaan Kembali atas Pemberian Pinjaman
PEMBIAYAAN DAERAH

• Hibah • Penerimaan Pinjaman Daerah


• Bansos • Penerimaan Pembiayaan Lainnya sesuai dengan ketentuan
BELANJA DAERAH

peraturan perundang-undangan.
Belanja Modal
Pengeluaran • Pembayaran Cicilan Pokok Utang Yang Jatuh Tempo;
Belanja Tidak Pembiayaan • Penyertaan Modal Daerah;
Terduga • Pembentukan Dana Cadangan;
• Pemberian Pinjaman Daerah; dan/atau
Belanja Transfer • Bagi Hasil • Pengeluaran Pembiayaan lainnya sesuai dengan ketentuan
• Bantuan Keuangan peraturan perundang-undangan.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

STRUKTUR
PENDAPATAN APBD
Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer
Sah

Pajak Daerah; Transfer Pemerintah Pusat Hibah;


• Dana Perimbangan
• Dana Transfer Umum
• DBH
Retribusi Daerah; • DAU Dana Darurat;
• Dana Transfer Khusus
• DAK Fisik
• DAK Non Fisik Lain-lain pendapatan sesuai
Hasil Pengelolaan Kekayaan
• Dana Insentif Daerah; PUU
Daerah yang dipisahkan;
• Dana Otonomi Khusus;
• Dana Keistimewaan;
• Dana Desa
Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah Transfer Antar-Daerah
• Pendapatan Bagi Hasil;
• Bantuan Keuangan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

KEWENANGAN PERANGKAT DAERAH


STURKTUR BELANJA DALAM MENGELOLA BELANJA DAERAH
DAERAH
JENIS BELANJA KEWENANGAN
PENGELOLAAN
Belanja Operasi Belanja Modal BELANJA OPERASI  
 Belanja Pegawai SKPKD, SKPD dan BLUD
• Belanja Pegawai; • Belanja Tanah;
• Belanja Barang dan Jasa; • Belanja Peralatan dan  Belanja Barang dan SKPKD, SKPD dan BLUD
• Belanja Bunga; Mesin;
Jasa
• Belanja Subsidi; • Belanja Bangunan dan
• Belanja Hibah; dan Gedung;  Belanja Bunga SKPKD dan BLUD
• Belanja Bantuan Sosial • Belanja Jalan;
• Belanja Irigasi dan  Belanja Subsidi SKPKD dan/atau SKPD
Jaringan;
• Belanja Aset Tetap lainnya  Belanja Hibah SKPKD dan/atau SKPD
Belanja Tidak
Belanja Transfer  Belanja Bantuan Sosial SKPKD dan/atau SKPD
Terduga
• Belanja Bagi Hasil; BELANJA MODAL SKPKD, SKPD dan BLUD
• Belanja Bantuan BELANJA TIDAK SKPKD
Keuangan TERDUGA
BELANJA TRANSFER SKPKD
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022–


Belanja daerahBELANJA DAERAH
harus mendukung:
• target capaian prioritas pembangunan nasional
Tahun 2022 sesuai dengan kewenangan masing-
masing tingkatan Pemerintah Daerah,
• Belanja Daerah berpedoman pada:
a. standar harga satuan regional,
• mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan Daerah
b. analisis standar belanja, dan/atau
c. standar teknis sesuai dengan
yang menjadi kewenangan daerah, dan kemampuan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
pendapatan daerah
• Standar harga untuk belanja operasi
disusun berdasarkan standar harga
• dalam rangka penanganan Corona Virus Disease
satuan regional
mempertimbangkan
dengan
kebutuhan,
19 dan dampaknya terutama penerapan tatanan
kepatutan, dan kewajaran.
• Standar tunjangan kinerja ASN pada
normal baru, produktif dan aman Corona Virus
Pemerintah Daerah disusun dengan
mempertimbangkan antara lain
Disease 19 di berbagai aspek kehidupan, baik aspek
capaian reformasi birokrasi daerah
yang bersangkutan.
pemerintahan, kesehatan, sosial dan ekonomi.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Place Your Picture Here KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022–


BELANJA BARANG & JASA

Penganggaraan penyelenggaraan
Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Kematian bagi Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah serta Pimpinan dan
Anggota DPRD serta ASN/PNS dan
PPPK dibebankan pada APBD sesuai
Peraturan Perundang-undangan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Place Your Picture Here KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD TA 2022–


BELANJA BARANG & JASA
Belanja Jaminan Kecelakaan Kerja bagi Non ASN
digunakan untuk menganggarkan belanja iuran jaminan
kecelakaan kerja bagi tenaga Non ASN yg dipekerjakan
melalui perjanjian kerja/kontrak sebagai perlindungan
atas risiko kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja
berupa perawatan, santunan, dan tunjangan cacat sesuai
dengan
Belanjaketentuan
Jaminanperaturan perundang-undangan
Kematian Kerja bagi Non ASN
digunakan untuk menganggarkann belanja iuran jamian
kematian Non ASN yg dipekerjakan melalui perjanjian
kerja/kontrak sebagai perlindungan atas risiko kematian
bukan akibat kecelekaan kerja berupa santunan kematian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Place Your Picture Here
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

HAL-HAL KHUSUS LAINNYA (angka 66)

Optimalisasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial


Ketenagakerjaan:
• Jenis program jaminan sosial ketenagakerjaan merupakan
jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian,
jaminan hari tua, dan jaminan pensiun dengan
pendaftaran pertama minimal dalam program
Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian,
yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan.
• Penganggaran penyelenggaraan jaminan sosial
ketenagakerjaan dibebankan pada APBD sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Place Your Picture Here
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan program jaminan sosial
ketenagakerjaan dan untuk menjamin perlindungan kepada pekerja
penerima upah dilingkungan Pemerintah Daerah, dengan ketentuan:

 Menyusun dan menetapkan regulasi serta mengalokasikan anggaran


untuk mendukung pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan
di wilayahnya;
 Mengambil Langkah-Langkah agar seluruh pekerja baik penerima upah
maupun bukan penerima upah termasuk pegawai pemerintah dengan
status Non Aparatur Sipil Negara, dan penyelenggara Pemilu di
wilayahnya terdaftar sebagai peserta aktif dalam program jaminan
sosial ketenagakerjaan
 Meningkatkan pembinaan dan pengawasan dalam rangka meningkatkan
kepatuhan pelaksanaan program jaminan sosial ketenagakerjaan;
 Mendorong komisaris/pengawas, direksi, dan pegawai dari Badan
Usaha Milik Daerah beserta anak perusahannya terdaftar sebagai
peserta aktif dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan; dan
 Melakukan upaya agar seluruh pelayanan terpadu satu pintu/pelayanan
administrasi terpadu mensyaratkan kepesertaan aktif program jaminan
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
SE MENDAGRI NO.842.2/5193/SJ Tgl 23 September 2021

Menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 tentang Optimalisasi Pelaksanaan


Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, maka diminta perhatian Saudara/i atas hal-hal
sebagai berikut:
• Memastikan seluruh pekerja termasuk pegawai pemerintah daerah dengan status Non
Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menjadi peserta aktif Program Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan dalam rangka memberikan perlindungan dan meningkatkan kesejahteraaan
bagi seluruh pekerja beserta keluarganya;
• Memastikan program sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) tercantum dalm Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan menjadi acuan dalam penyusunan Peraturan Daerah
tentang APBD setiap tahunnya;
• Khusus bagi Pemerintah Daerah yang telah mengalokasikan anggaran jaminan sosial
ketenagakerjaan bagi pegawai pemerintah dengan status Non Aparatura Sipil Negara pada APBD
Tahun Anggaran (TA) 2021 untuk segera melakukan pendaftaran kepesertaannya dan
membayarkan iuran jaminan sosial ketenagakerjaan, dengan berpedoman pada ketentuan
IMPLEMENTASI peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PELAKSANAAN • Dalam rangka efektivitas
• Khusus kepada pembinaan
Gubernur dan pengawasan
• Gubernurterhadap Penyelenggaraan
dan Bupati/Wali Urusan
Kota secara
PROGRAM JAMINAN Pemerintahan oleh Daerah
sebagai wakil tentang
pemerintah Pelaksanaan Jaminan
pusat Sosial Ketenagakerjaan:
berjenjang melaporkan pelaksanaan
SOSIAL di daerah untuk memfasilitasi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan kepada
KETENAGAKERJAAN DI pelaksanaan Program Jaminan Menteri Dalam Negeri melalui Direktur
PEMERINTAH DAERAH Sosial Ketenagakerjaan. Jenderal Bina Keuangan Daerah setiap
triwulan paling lambat tanggal 10 bulan
berikutnya.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

TELAAHAN DITJEN BINA KEUDA TERHADAP


PERLINDUNGAN BERUPA JKK DAN JKM
PEGAWAI NON-PNS

17 17
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

NOMENKLATUR PEGAWAI NON-PNS


 Pasal 99 ayat (1) Peraturan Pemerintah No.49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja menyatakan bahwa “pada saat mulai berlaku,
Pegawai non-PNS yang bertugas pada instansi pemerintah termasuk badan layanan umum
daerah sebelum diundangkan PP ini, masih tetap melaksanakan tugas paling lama 5
(lima) tahun”.

 Pasal 99 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 selanjutnya menyatakan
bahwa “Pegawai Non-PNS dalam jangka waktu paling lama 5 tahun dapat diangkat
NOMENKLATUR PEGAWAI menjadi PPPK apabila memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam Peraturan
NON-PNS Pemerintah ini”.
1. Pasal 99 ayat (1) Peraturan
Pemerintah No.49 Tahun 2018  Peraturan Pemerintah ini diundangkan pada tanggal 28 November 2018, yang mana non-
tentang Manajemen Pegawai PNS akan diberi waktu sampai dengan bulan November 2023;
Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja;
2. Pasal 99 ayat (2) Peraturan
 Sebelum Peraturan Pemerintah ini, ada pengaturan pengangkatan tenaga honorer
Pemerintah Nomor 49 Tahun atau sejenisnya dilakukan oleh daerah dan kemudian dibatasi berdasarkan ketentuan
2018 ; Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Tenaga
3. Pasal 8 Peraturan Pemerintah Honorer menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil yang menyatakan “sejak ditetapkannya
Nomor 48 Tahun 2005 tentang peraturan pemerintah ini, semua Pejabat Pembina Kepegawaian dan pejabat lain
Pengangkatan Tenaga Honorer dilingkungan instansi, dilarang mengangkat tenaga honorer atau sejenis, kecuali ditetapkan
menjadi Calon Pegawai Negeri
dengan peraturan pemerintah”.
Sipil
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

NOMENKLATUR PEGAWAI NON-PNS


 Dengan berlakunya tersebut menyebabkan daerah melakukan pengangkatan
pegawai non-PNS dengan melalui Perjanjian kerja antara SKPD selaku
pemberi kerja dan penerima kerja yang diperbaharui setiap tahunnya
oleh kepala SKPD, yang mana mekanisme ini tanpa melalui pemberian
Surat Keputusan Pengangkatan dan melekat pada kebutuhan program
dan kegiatan Pemerintah Daerah sesuai dengan target kinerja yang akan
NOMENKLATUR PEGAWAI dicapai.
NON-PNS
1. Pasal 99 ayat (1) Peraturan  Pertanyaan yang dapat disampaikan apakah nomenklatur non-PNS yang
Pemerintah No.49 Tahun 2018
dimaksudkan adalah pegawai yang diangkat oleh Kepala SKPD melalui
tentang Manajemen Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian perjanjian kerja (kontrak) pada pemerintah daerah.
Kerja;
2. Pasal 99 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 49 Tahun
2018 ;
3. Pasal 8 Peraturan Pemerintah
Nomor 48 Tahun 2005 tentang
Pengangkatan Tenaga Honorer
menjadi Calon Pegawai Negeri
Sipil
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN JKK DAN JKM BAGI


PEGAWAI NON-PNS
1. Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018, menyatakan bahwa
“Pegawai non-PNS diberikan perlindungan berupa manfaat jaminan Kesehatan,
JKK, dan Jaminan Kematian sebagaimana berlaku bagi PPPK;

2. Pengaturan perlindungan dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014


sangat jelas pada Pasal 92 ayat (1) bahwa “pemerintah wajib memberikan
PERLINDUNGAN JKK DAN JKM perlidungan berupa: jaminan Kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan
BAGI NON-PNS kematian, dan bantuan hukum”. Pasal 92 ayat (2) mempertegas bahwa
“perlindungan mencakup jaminan sosial yang diberikan dalam program jaminan
sosial nasional”.

3. Selanjutnya sejalan dengan angka 4) pada Pasal 75 Peraturan Pemerintah


Nomor 49 Tahun 2018 menyatakan bahwa “pemerintah wajib memberikan
perlindungan berupa: jaminan hari tua, jaminan Kesehatan, jaminan kecelakaan
kerja, jaminan kematian dan bantuan hukum”. Pasal 75 ayat (2) bahwa
“perlindungan dilaksanakan sesuai dengan sistem jaminan sosial nasional”.
Ketentuan ini mengingat perlindungan harus mengacu kepada SJSN.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN JKK DAN JKM BAGI


PEGAWAI NON-PNS
 Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 Jaminan Kecelakaan Kerja Dan
Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara tersebut pada angka 2)
mengatur pada ketentuan

Pasal 1 angka 6 bahwa “pemberi kerja adalah penyelenggara negara yang


PERLINDUNGAN JKK DAN JKM mempekerjakan pegawai ASN pada Pemerintah pusat dan pemerintah daerah”.
BAGI NON-PNS Pasal 4 menyatakan bahwa “peserta JKK dan JKM terdiri atas Calon PNS, PNS
dan PPPK”.

 Berdasarkan ketentuan dimaksud pada angka 4) maka pegawai non-PNS yang


dipekerjakan oleh penyelenggara negara dalam hal ini Pemda tidak termasuk
dalam Peserta dalam yang dimaksud pada Peraturan Pemerintah Nomor 70
Tahun 2015 jo Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2017, sehingga
tidak menjadi peserta sebagaimana dimaksud PP termasuk tidak mengikuti
besaran iuran dan manfaatnya.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN JKK DAN JKM BAGI


PEGAWAI NON-PNS
1. Pegawai non-PNS tidak masuk ruang lingkup peserta dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 jo Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2017 maka pegawai non-PNS dimaksud mengikuti ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah nomor 82 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 44 Tahun 2015
PERLINDUNGAN JKK DAN JKM 2. Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini yang dijadikan rujukan:
BAGI NON-PNS
a. Pasal 1 angka 3 menjelaskan bahwa “pemberi kerja adalah orang perseorangan,
Perlindungan JKK dan JKM bagi pengusaha, badan hukum, atau badan-badan lainnya yang mempekerjakan tenaga
Pegawai non-PNS mengikuti kerja atau penyelenggara negara yang mempekerjakan pegawai negeri dengan
ketentuan Peraturan Pemerintah membayar gaji, upah, atau imbalan dalam bentuk lainnya”.
Nomor 44 Tahun 2015 jo b. Pasal 5 ayat (1) bahwa “peserta program JKK dan JKM terdiri dari peserta
Peraturan Pemerintah nomor 82
Tahun 2019 penerima upah yang bekerja pada pemberi kerja selain penyelenggara negara
dan peserta bukan penerima upah”.
c. Pasal 5 ayat (3) bahwa “peserta bukan penerima upah meliputi: pemberi kerja,
pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri dan pekerja yang tidak
termasuk huruf b yang bukan penerima upah”.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN JKK DAN JKM BAGI


PEGAWAI NON-PNS
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penyelenggaraan JKK, JKM dan Jaminan
Hari Tua. Pasal 2 ayat (1) bahwa
“Peserta Penerima Upah meliputi Pekerja yang bekerja pada
PERLINDUNGAN JKK DAN JKM Pemberi Kerja penyelenggara negara dan pekerja yang
BAGI NON-PNS
bekerja pada Pemberi kerja selain penyelenggara negara”.
Perlindungan JKK dan JKM bagi
Pegawai non-PNS mengikuti
Pekerja yang bekerja pada Pemberi Kerja penyelenggara negara
ketentuan Peraturan Pemerintah meliputi: Pegawai pemerintah non-pegawai negeri; Pejabat
Nomor 44 Tahun 2015 jo
Peraturan Pemerintah nomor 82 negara non aparatur sipil negara; dan Pegawai non aparatur
Tahun 2019
sipil negara pada lembaga tinggi negara atau lembaga negara”.
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN JKK DAN JKM BAGI


PEGAWAI NON-PNS

Pegawai pemerintah non-pegawai negeri


&
Pejabat negara non aparatur sipil negara
SIAPA????
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN JKK DAN JKM BAGI


PEGAWAI NON-PNS
APBD
 KDH/WAKDH
 DPRD
 HONORER/THL/NAMA LAIN YG DIPERSAMAKAN
 PENYELENGGARA PEMILU DI WILAYAHNYA TERDAFTAR
DEBAGAI PESERTA AKTIF
 Dll

APBDes
 Kepala Desa
 BPD
 Perangkat Desa
 dll
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

BESARAN IURAN JKK DAN JKM BAGI


PEGAWAI NON-PNS
JKK
0,24% dari upah perbulan
JKM
0,30% dari upah perbulan
Total Iuran 0,54% per bulan

Contoh:
Upah Rp1jt
JKK Rp1jt x 0,24= Rp2.400
JKM Rp1jt x 0,30=Rp3.000
Total Iuran = Rp5.400 per orang per bulan

PP No 44 Tahun 2015
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

KODE REKENING IURAN JKK DAN


JKM
BAGI PEGAWAI NON-PNS

Dianggarkan pada rekening yang sama dengan gaji/upah


Belanja iuran BPJS bagi Non ASN
Belanja iuran Jaminan Kecelakaan Kerja bagi Non ASN
Belanja iuran Jaminan Kematian Kerja bagi Non ASN

PP No 44 Tahun 2015
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

ALOKASI ANGGARAN JAMINAN


KECELAKAAN KERJA

28 28
ALOKASI JAMINAN KECELAKAAN KERJA
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA SE-INDONESIA TA 2021
triliun rupiah triliun rupiah
PROVINSI
PROVINSI
PROVINSI & KAB/KOTA

BELANJ A JAMINAN KECELAKAAN KERJA ASN/NON ASN


PERSENTASE THD P BELANJA

triliun rupiah KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA

BELANJA
JAMINAN KECELAKAAN KERJA ASN/NON ASN BELANJ A JAMINAN KECELAKAAN KERJA ASN/NON ASN
PERSENTASE THDP BELANJA PERSENTASE THD P BELANJA

Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
29
RASIO ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA ASN
APBD PROVINSI TA 2021
miliar rupiah

0.13%
50.00 0 .1 7%

0.11%
45.00

0.10%
40.00 0 .1 2%

0.06%
35.00

0.05%

0.04%

0.04%

0.04%

0.04%

0.04%

0.03%

0.03%

0.03%

0.03%

0.03%

0.03%
30.00

0.03%

0.03%

0.03%

0.03%

0.02%

0.02%

0.02%
0 .0 7%

0.02%

0.02%

0.02%

0.02%

0.02%

0.01%

0.01%

0.01%

0.01%

0.01%
25.00

0.00%
20.00 0 .0 2%
11.59

10.23
15.00

7.14
6.43
5.62

5.59
10.00
5.21

4.38
-0 .0 3%

3.07
3.05

2.98
2.89
2.57

2.47

2.27

1.96
1.78

1.60
1.56

1.50

1.50
1.50

1.42

1.41
1.25

1.25
1.20

1.21
1.12

0.81
0.67

0.58

0.53
5.00

0.00
0.00 -0 .0 8%

ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA ASN PERSENTASE TERHADAP TOTAL BELANJA


Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021. 30
RASIO ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA NON ASN
APBD PROVINSI TA 2021

miliar rupiah
50.00

0.17%
0 .2 2%

45.00
0 .1 7%

40.00
35.00 0 .1 2%
0.05%

30.00
0.04%

0.00002%
19.90

0.02%
25.00

0.0003%

0.0001%
0.02%

0.01%
0 .0 7%

0.002%

0.002%

0.002%

0.001%

0.001%

0.001%

0.001%
0.01%

0.001%

0.001%
0.01%

0.01%

0.01%

0.01%

0.01%
15.88

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%
20.00
0 .0 2%

15.00
10.00
2.98

-0 .0 3%

1.67

0.001
1.31
1.27

1.10

0.86

0.84
0.75

0.55
5.00

0.29

0.21

0.14

0.08
0.09

0.09

0.08

0.08
0.05
0.02

0.02

0.00

0.00

0.00

0.00
0.01

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00
0.00 -0 .0 8%

ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA NON ASN PERSENTASE TERHADAP TOTAL BELANJA
Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021. 31
ANGGARAN ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA ASN
APBD KABUPATEN/KOTA TA 2021
miliar rupiah Total = 450.04

35.66
Rata-Rata = 0.90
40.00
35.00
30.00
25.00
20.00
488 KABUPATEN/KOTA
15.00 LAINNYA
7.50

5.50

5.50
10.00 3.74

3.63

3.43

3.13

3.10

3.05

0.15
0.16

0.15

0.15

0.14

0.14

0.14

0.10

0.02

0.01
5.00
0.00
i i i
u n g a r a t an g a n g a n g s s a r a n g a n g u r r a t s a w a o u
ba Jay eiya rau dug lim Ul tun S ig tar
a
r l m a
a nd ai B ge emb etap aka raw age Ti g B n am an . D mb . N Ya am Bin ab. a U
n l a u n b . k K as
t
B t
a Ku . Ta Pa b. K ta M b. K b. M Luw wa p . A Int Kab . Ta Ka Kab aha luk h
Ko ab. Kab ot
a
Ka Ko Ka Ka ab. g B
a
K e ab. a b M Te i na
K K K lan b. K K b. ab. M
Ka Ka
K a b.
. Tu K
b
Ka
10 KABUPATEN/KOTA 10 KABUPATEN/KOTA
ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA

ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA ASN RATA-RATA KAB/KOTA


Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021. 32
ANGGARAN ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA NON ASN
APBD KABUPATEN/KOTA TA 2021

miliar rupiah Total = 134.28


Rata-Rata = 0.27

15.34

14.62
18.00
16.00
14.00 271 KABUPATEN/KOTA
TIDAK MENGANGGARKAN
12.00
10.00
8.00 217 KABUPATEN/KOTA
4.63

3.87
LAINNYA

3.52
6.00

3.02

3.00

2.94

2.93

2.86

0.0005
0.0009

0.0006

0.0004

0.0001
4.00

0.003

0.003

0.002

0.001
0.002
2.00
0.00
r k r g r o t g a n l r n a r u i r k k
be po nya ran nja ang pa ran bay ara i du lita eta pu r ata -Ba mb Alo esi ale
m e e a l m e K a . r g
.
a
Je ta D Gi ng b. B Bo ja A ng u r an
a d
n g b. B Mag aya ah D Bau o J ab . G ng
b b. Ta Ka ne Ra . Ta ta S ang a J r K ab e
o
Ka K Ka ta nu K ab. ab. Tan ota u a K Tr
o . B o ep . ab Ko b. P .G
u K K b. K b. M ab
.
K b K b a K
Ka ab.
K Ka Ka K Ka
K

10 KABUPATEN/KOTA 10 KABUPATEN/KOTA
ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA

ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA NON ASN RATA-RATA KAB/KOTA


Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021. 33
RASIO ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA ASN
APBD KABUPATEN/KOTA TA 2021
miliar rupiah

488 KABUPATEN/KOTA
LAINNYA

10 KABUPATEN/KOTA 10 KABUPATEN/KOTA
RASIO JAMINAN KECELAKAAN KERJA ASN RASIO JAMINAN KECELAKAAN KERJA ASN

ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA ASN PERSENTASE TERHADAP TOTAL BELANJA

Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021. 34
RASIO ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA NON ASN
APBD KABUPATEN/KOTA TA 2021
miliar rupiah

271 KABUPATEN/KOTA
TIDAK MENGANGGARKAN

217 KABUPATEN/KOTA
LAINNYA

10 KABUPATEN/KOTA 10 KABUPATEN/KOTA
RASIO JAMINAN KECELAKAAN KERJA NON ASN RASIO JAMINAN KECELAKAAN KERJA NON ASN

ANGGARAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA NON ASN PERSENTASE TERHADAP TOTAL BELANJA

Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021. 35
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

ALOKASI ANGGARAN JAMINAN


KEMATIAN

36 36
ALOKASI JAMINAN KEMATIAN
APBD PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA SE-INDONESIA TA 2021
triliun rupiah triliun rupiah
PROVINSI
PROVINSI
PROVINSI & KAB/KOTA

BELANJA JAMINAN KEMATIAN ASN/NON AS N


PERS ENTASE THDP BELANJA

triliun rupiah KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA

BELANJA JAMINAN KEMATIAN ASN/NON ASN


B ELANJA JAMINA N KE MATIAN ASN/NON A SN
PERSENTASE THDP BELANJA PERSENTA SE THDP BELANJA

Sumber Data : Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021
37
RASIO ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN ASN
APBD PROVINSI TA 2021
miliar rupiah

0.14%

0.13%
100.00 0 .1 7%

0.11%

0.11%
90.00

0.10%

0.09%

0.09%

0.09%

0.08%
80.00

0.08%

0.07%
0 .1 2%

0.06%

0.06%

0.06%

0.06%

0.06%

0.06%
70.00

0.05%

0.05%

0.05%

0.05%

0.04%

0.04%

0.04%

0.03%

0.03%

0.03%
60.00

0.03%

0.03%
0 .0 7%

0.02%

0.01%
50.00

0.00%

0.00%

0.00%
40.00 0 .0 2%

21.42
30.00

16.65

16.47
14.83

13.14
20.00

9.77
9.11

8.66
-0 .0 3%

5.01
4.25
4.12

4.07
3.99
3.87

3.84

3.75
3.70

3.57

3.41
3.27
3.26

3.09
2.90

2.68
2.46

2.32
2.02

1.78

1.53

0.99
10.00

0.68

0.00

0.00

0.00
0.00 -0 .0 8%

ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN ASN PERSENTASE TERHADAP TOTAL BELANJA


Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021. 38
RASIO ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN NON ASN
APBD PROVINSI TA 2021
miliar rupiah

35.73 0.08%
50.00 0.1 0%

45.00 0.0 8%

40.00 0.0 6%
0.02%

35.00
0.01%

0.0001%
0.0002%

0.0001%
0.003%

0.003%

0.003%

0.002%

0.002%

0.002%

0.001%
0.01%

0.01%
0.0 4%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%
0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%

0.00%
30.00
0.0 2%

25.00
0.0 0%

20.00
-0 .0 2%

15.00
10.00
-0 .0 4%
2.22
0.82

0.38

5.00 0.34
0.19

0.18

0.14
0.12
0.07

0.06

0.03

0.04
0.01

0.01

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00
0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00

0.00
-0 .0 6%

0.00 -0 .0 8%

ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN NON ASN PERSENTASE TERHADAP TOTAL BELANJA


Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021. 39
ANGGARAN ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN ASN
APBD KABUPATEN/KOTA TA 2021
miliar rupiah Total = 910.41
Rata-Rata = 1.82

8.17
9.00

7.39

6.99
8.00

6.60

6.52

6.46
7.00

5.72

5.61

5.60

5.52
6.00
5.00
4.00 488 KABUPATEN/KOTA
3.00 LAINNYA

0.0002
2.00

0.44

0.42

0.42

0.42

0.25

0.20

0.06

0.02

0.02
1.00
0.00
s ar ng oro bon dan gor ayu ten ng ber a ya u ga mai Ulu ung tro uni S igi ara ang
k as ndu eg ire Me B o am Kla ndu em J
n .N
d t e t
Du am Bi a M Bin ab. sa U eta
t p
a a n . r . a J a
M . B ojo b. C ota Kab I nd ab a B ab. I nt Kab ota hak ota Kot luk K a
h b. K
ta ab . B Ka K . K ot K . K a K a
o K b b K b
.M Te i n Ka
K K a Ka Ka b b . M
Ka Ka a b.
K

10 KABUPATEN/KOTA 10 KABUPATEN/KOTA
ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN ASN ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN ASN

ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN ASN RATA-RATA KAB/KOTA


Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021. 40
ANGGARAN ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN NON ASN
APBD KABUPATEN/KOTA TA 2021

11.40
miliar rupiah Total = 73.58
Rata-Rata = 0.15
12.00

10.00
338 KABUPATEN/KOTA
6.82 TIDAK MENGANGGARKAN
8.00

6.00
3.81

3.65 150 KABUPATEN/KOTA

2.87
LAINNYA

2.36
4.00

2.06

1.78

1.73

1.22

0.004

0.002

0.002

0.002

0.002

0.001

0.001
2.00

0.01
0.01

0.01
0.00

10 KABUPATEN/KOTA 10 KABUPATEN/KOTA
ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN NON ASN ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN NON ASN

ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN NON ASN RATA-RATA KAB/KOTA


Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021. 41
RASIO ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN ASN
APBD KABUPATEN/KOTA TA 2021
miliar rupiah

488 KABUPATEN/KOTA
LAINNYA

10 KABUPATEN/KOTA 10 KABUPATEN/KOTA
RASIO JAMINAN KEMATIAN ASN RASIO JAMINAN KEMATIAN ASN

ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN ASN PERSENTASE TERHADAP TOTAL BELANJA

Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021. 42
RASIO ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN NON ASN
APBD KABUPATEN/KOTA TA 2021
miliar rupiah
338 KABUPATEN/KOTA
TIDAK MENGANGGARKAN

150 KABUPATEN/KOTA
LAINNYA

10 KABUPATEN/KOTA 10 KABUPATEN/KOTA
RASIO JAMINAN KEMATIAN NON ASN RASIO JAMINAN KEMATIAN NON ASN

ANGGARAN JAMINAN KEMATIAN NON ASN PERSENTASE TERHADAP TOTAL BELANJA

Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021. 43
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN JKK DAN JKM BAGI


PEGAWAI NON-PNS

SANKSI!!!

Kepala Daerah,wakil Kepala Daerah,anggota DPRD dan daerah yang


melakukan pelanggaran Administratif dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah dijatuhi sanksi Administratif
Sanksi dimaksud salah satunya adalah kepala daerah dan/ atau wakil
kepala daerah tidak melaksanakan Program Strategis Nasional

Pasal 36 PP No12 tahun 2017


TERIMA KASIH

Ira Hayatunnisma SE,MM


Hp. 081349077777

@kemendagri @kemendagri @kemendagri_ri

Anda mungkin juga menyukai