Anda di halaman 1dari 24

POKOK-POKOK PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 96 TAHUN 2021 DAN

TATA KELOLA HUBUNGAN PUSAT-DAERAH DALAM RPERPRES


PENDELEGASIAN KEWENANGAN PENGELOLAAN
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
BALI
16 DESEMBER 2021
DAFTAR ISI
I POKOK-POKOK PP NOMOR 96 TAHUN 2021 TENTANG PELAKSANAAN
3
KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
II PENGALIHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA DARI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KE PEMERINTAH PUSAT 6
DALAM UU NOMOR 3 TAHUN 2020
III PERAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DALAM PENGELOLAAN
11
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PASCA UU NOMOR 3 TAHUN 2020
IV PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
13
MINERAL DAN BATUBARA

2
I. POKOK-POKOK PP NOMOR 96 TAHUN 2021 TENTANG PELAKSANAAN
KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

3
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 96 TAHUN 2021
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara
Suatu Regulasi Subsektor Mineral PP Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan
dan Batubara yang memberikan: Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara terdiri atas:

Kepastian Hukum JUMLAH BAB JUMLAH PASAL

Kemudahan Berusaha dan


Berinvestasi 23 201
Penetapan PP Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan
Pengutamaan Kegiatan Usaha mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 23
Kepentingan Nasional Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara dan perubahannya (PP 24/2012,
PP 1/2014, PP 77/2014, PP 1/2017, dan PP 8/2018)

4
POKOK-POKOK PP NOMOR 96 TAHUN 2021 TENTANG PELAKSANAAN
KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
KEMUDAHAN BERUSAHA DI BIDANG PERTAMBANGAN
1 RENCANA PENGELOLAAN MINERBA NASIONAL 2 MINERAL DAN BATUBARA
Melalui Pengaturan:
Rencana Pengelolaan Minerba Nasional akan memuat antara lain:
1. Pemberian perizinan berdasarkan kepemilikan Nomor Induk Berusaha
1. kebijakan di bidang pertambangan mineral dan batubara;
dan dilaksanakan terintegrasi secara elektronik;
2. strategi pengelolaan mineral dan batubara nasional; dan
2. Persyaratan Perizinan yang jelas dan tidak berbelit; dan
3. monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengelolaan mineral dan
3. Kemudahan perizinan usaha komoditas batuan melalui Surat Izin
batubara nasional.
Penambangan Batuan (SIPB).

KEPASTIAN BERUSAHA DAN INVESTASI DI BIDANG


3 4 KEBERPIHAKAN KEPENTINGAN NASIONAL
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Melalui Pengaturan:
Melalui Pengaturan:
1. Kewajiban PNT dalam negeri yang konsisten;
1. Tahap Kegiatan Eksplorasi dapat diberikan perpanjangan;
2. IUP Komoditas Batuan hanya untuk penanaman modal dalam negeri;
2. Pemberian persetujuan pemindahtanganan IUP/IUPK atau
pengalihan kepemilikan saham dengan syarat yang ketat; 3. IUP untuk BUMN dapat diberikan perpanjangan kegiatan Operasi
Produksi sampai seumur cadangan; dan
3. Kriteria kegiatan pertambangan yang terintegrasi meliputi
kegiatan PNT dilakukan oleh badan usaha yang melakukan 4. Pengalihan saham asing sebelum jatuh tempo divestasi wajib
penambangan dan memiliki ketersediaan supply untuk kegiatan ditawarkan terlebih dahulu ke BUMN.
PNT; dan
4. Jangka waktu divestasi yang mempertimbangkan kelayakan
“PP Pengusahaan Minerba mendukung Kemudahan Berusaha,
usaha dan metode penambangan. Kepastian Investasi, dan menunjukkan Keberpihakan pada
Kepentingan Nasional”
5
II. PENGALIHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA DARI PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KE PEMERINTAH PUSAT DALAM UU
NOMOR 3 TAHUN 2020

6
II. PENGALIHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DARI
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KE PEMERINTAH PUSAT DALAM UU NOMOR 3 TAHUN 2020 (1/4)
A. DASAR HUKUM (1/2)

Pasal 169C huruf b UU No.3/2020

❖ Pasal 169C huruf b UU Nomor 3 Tahun 2020,


mewajibkan gubernur untuk menyerahkan
dokumen perizinan yang menjadi kewenangannya
kepada Menteri ESDM dalam jangka waktu paling
lambat 2 (dua) tahun sejak UU Nomor 3 Tahun
2020 berlaku.

Pasal 169C huruf g UU No.3/2020 ❖ Pasal 169C huruf g UU Nomor 3 Tahun 2020,
mengatur bahwa seluruh kewenangan
Pemerintah Daerah dalam UU Nomor 4 Tahun
2009 dan UU lain yang mengatur tentang
kewenangan Pemerintah Daerah di bidang
Pertambangan Mineral dan Batubara wajib
dimaknai sebagai kewenangan Pemerintah Pusat,
termasuk kewenangan untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan, menerima laporan
dll.

7
II. PENGALIHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DARI
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KE PEMERINTAH PUSAT DALAM UU NOMOR 3 TAHUN 2020 (2/4)
A. DASAR HUKUM (2/2)
❖ Pasal 173C ayat (2) UU Nomor 3 Tahun 2020,
Pasal 173C huruf b UU No.3/2020 mengatur bahwa dalam jangka waktu paling lama
6 bulan sejak UU Nomor 3 Tahun 2020 berlaku
atau sampai dengan diterbitkannya peraturan
pelaksanaan UU 3 Nomor 3 Tahun 2020, Menteri
atau Gubernur tidak dapat menerbitkan perizinan
yang baru sebagaimana diatur dalam UU Nomor 4
Tahun 2009 dan UU lain yang mengatur tentang
kewenangan Pemerintah Daerah di bidang
Pertambangan Mineral dan Batubara.
❖ Ketentuan ini merupakan landasan bagi Menteri
atau Gubernur untuk tidak menerbitkan
perizinan baru di bidang Pertambangan Mineral
dan Batubara pasca UU Nomor 3 Tahun 2020
berlaku.
❖ Moratorium ini berakhir pada tanggal 10
Desember 2020, dan kewenangan penerbitan
seluruh perizinan di bidang pertambangan
mineral dan batubara sampai dengan saat ini
berada pada Pemerintah Pusat.

8
II. PENGALIHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DARI
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KE PEMERINTAH PUSAT DALAM UU NOMOR 3 TAHUN 2020 (3/4)
B. PELAKSANAAN (1/2)
SURAT DIRJEN MINERBA A.N. MENTERI ESDM KEPADA GUBERNUR SELURUH INDONESIA NO 1481/30.01/DJB/2020 PERIHAL KEWENANGAN
PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Pada pokoknya menyampaikan:


1. Penegasan beralihnya kewenangan
pengelolaan pertambangan ke
Pemerintah Pusat sesuai Pasal 173C
UU Minerba
2. Pembukaan kembali pelayanan
perizinan pertambangan melalui
BKPM mulai tanggal 11 Desember
2020
9
II. PENGALIHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DARI
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KE PEMERINTAH PUSAT DALAM UU NOMOR 3 TAHUN 2020 (4/4)
B. PELAKSANAAN (2/2)
SURAT DIRJEN MINERBA KEPADA KEPALA DINAS ESDM DAN KEPALA DINAS DPMPTSPS SELURUH INDONESIA NO 1491/30.01/DJB/2020 PERIHAL PETUNJUK TEKNIS
TATA CARA PENYERAHAN DOKUMEN SEBAGAI TINDAK LANJUT PENGALIHAN KEWENANGAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

Pada pokoknya surat ini


menyampaikan pedoman penyerahan
dokumen perizinan dan
kelengkapannya, namun demikian
sampai dengan saat ini pelaksanaan
penyerahan dokumen dari Pemerintah
Daerah Provinsi ke Ditjen Minerba
belum optimal.

10
III. PERAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA PASCA UU NOMOR 3 TAHUN 2020

11
III. PERAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI PASCA UU NOMOR 3 TAHUN 2020
DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
Pasca berlakunya UU Nomor 3 Tahun 2020, Pemerintah Daerah Provinsi masih memiliki
peran strategis dalam pengelolaan pertambangan mineral dan Batubara antara lain:

1 Melakukan penerbitan perizinan 2 Penentuan Wilayah Pertambangan untuk


yang akan didelegasikan oleh selanjutnya ditetapkan oleh Menteri
Pemerintah Pusat sesuai ketentuan (Pasal 9 UU Nomor 3 Tahun 2020)
Pasal 35 ayat (4) UU Nomor 3
Tahun 2020.

3 Penentuan Luas WIUP Mineral 4 Memiliki hak untuk mendapatkan kepemilikan


Logam dan WIUP Batubara untuk saham divestasi apabila Pemerintah Pusat
selanjutnya ditetapkan oleh Menteri tidak berminat, atau bersama-sama dengan
(Pasal 17 UU Nomor 3 Tahun 2020) Pemerintah Pusat membeli saham divestasi
(Pasal 112 UU Nomor 3 Tahun 2020)

12
IV. PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

13
IV. PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA (1/10)

A. DASAR HUKUM PENDELEGASIAN KEWENANGAN KEPADA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI

UU Nomor 3 Tahun 2020


• Pasal 35 ayat (1) bahwa Usaha pertambangan dilaksanakan berdasarkan Perizinan
Berusaha dari Pemerintah Pusat.
• Pasal 35 ayat (4) bahwa Pemerintah Pusat dapat mendelegasikan kewenangan
pemberian Perizinan Berusaha kepada Pemerintah Daerah provinsi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penjelasan Pasal 35 ayat (4)


Pendelegasian kewenangan Perizinan Berusaha oleh Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah provinsi didasarkan pada prinsip efektivitas, efisiensi, akuntabilitas,
dan eksternalitas dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan, antara lain dalam
pemberian IPR dan SIPB

14
IV. PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA (2/10)
B. PENGATURAN PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PERATURAN PELAKSANAAN UU NOMOR 3 TAHUN 2020

PP Nomor 96 Tahun 2021 Penjelasan Pasal 6 ayat (5)


tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara Huruf a
Prinsip efektivitas ditentukan berdasarkan pada
tujuan penyelenggara suatu urusan pemerintahan
yang tepat guna dan berdayaguna
Huruf b
Prinsip efisiensi ditentukan berdasarkan tingkat
daya guna yang paling tinggi yang dapat diperoleh
dalam penyelenggaraan urusan suatu pemerintahan
Huruf c
Prinsip akuntabilitas ditentukan berdasarkan
kedekatan antara penanggungjawab
peneylenggaraan suatu urusan pemerintahan
dengan luas, besaran, dan jangkauan dampak yang
ditimbulkan oleh penyelenggaraan suatu urusan
PENDELEGASIAN pemerintahan
PERIZINAN BERUSAHA Huruf d
MELALUI PERPRES
Prinsip eksternalitas ditentukan berdasarkan luas,
besaran, dan jangkauan dampak yang timbul akibat
penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan

15
IV. PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA (3/10)
C. KONSEP PENGATURAN DALAM RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENDELEGASIAN PERIZINAN
BERUSAHA DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA (1/4)

1 Kewenangan yang didelegasikan:


2
Pemberian izin terdiri atas:
a. IUP dalam rangka PMDN untuk komoditas:
Pemberian: 1. mineral bukan logam;
2. mineral bukan logam jenis tertentu; dan
a. Sertifikat Standar*) 3. batuan,
b. Izin dengan ketentuan:
1. berada dalam 1 (satu) daerah Provinsi; atau
2. wilayah laut sampai dengan 12 (dua belas) mil
Pembinaan atas pelaksanaan b. SIPB;
Perizinan Berusaha yang c. IPR;
didelegasikan d. Izin Pengangkutan dan Penjualan untuk komoditas:
1. mineral bukan logam
2. mineral bukan logam jenis tertentu; dan
Pengawasan atas pelaksanaan 3. batuan
Perizinan Berusaha yang e. IUJP untuk 1 (satu) daerah Provinsi
didelegasikan f. IUP untuk Penjualan komoditas:
1. mineral bukan logam;
2. mineral bukan logam jenis tertentu; dan
3. batuan.
*) untuk kegiatan konsultasi dan perencanaan usaha jasa pertambangan
16
IV. PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA (4/10)
C. KONSEP PENGATURAN DALAM RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENDELEGASIAN PERIZINAN
BERUSAHA DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA (2/4)
3 Pembinaan terdiri atas:
a. pemberian norma, standar, pedoman dan kriteria pelaksanaan usaha pertambangan;
b. pemberian bimbingan teknis, konsultasi, mediasi dan/atau fasilitasi; dan
c. pengembangan kompetensi tenaga kerja pertambangan.

4 Pengawasan terdiri atas:


a. Perencanaan pengawasan;
b. Pelaksanaan pengawasan; dan
c. Monitoring evaluasi dan pengawasan.
• Dalam pelaksanaan pengawasan Gubernur menugaskan Inspektur Tambang dan Pejabat Pengawas.
• Dalam hal belum terdapat Pejabat Pengawas, Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat menunjuk pejabat yang
melaksanakan fungsi pengawasan aspek pengusahaan.
• Inspektur Tambang dan Pejabat Pengawas wajib melaporkan hasil pengawasan kepada Gubernur.
• Dalam hal berdasarkan laporan hasil pengawasan terdapat pelanggaran terhadap kaidah Teknik Pertambangan
yang baik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Gubernur wajib menindaklanjuti dalam
bentuk:
a. pembinaan; atau
b. pemberian sanksi administratif
17
IV. PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA (5/10)
C. KONSEP PENGATURAN DALAM RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENDELEGASIAN PERIZINAN
BERUSAHA DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA (3/4)

5 Kewenangan yang didelegasikan kepada Pemerintah


Daerah provinsi tidak dapat disubdelegasikan kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
7 Dalam Pelaksanaan Pendelegasian Perizinan
Berusaha, Pemerintah Daerah provinsi wajib:
6 Selain kewenangan Pemberian Perizinan Berusaha,
a. melaksanakan Pemberian Perizinan
Pemerintah Pusat Mendelegasikan Sebagian kewenangan
Berusaha yang didelegasikan secara efektif
untuk mendukung pengelolaan pertambangan mineral dan
dan efisien sesuai dengan norma, standar,
batubara meliputi:
prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh
a. Pemberian dan penetapan WIUP Mineral bukan logam,
Pemerintah Pusat; dan
Mineral bukan logam jenis tertentu, dan batuan, dengan
b. menyiapkan perangkat daerah yang
ketentuan:
dibutuhkan dalam pelaksanaan Pemberian
1. berada dalam 1 (satu) daerah provinsi; atau
Perizinan Berusaha di bidang Pertambangan
2. wilayah laut sampai dengan 12 (dua belas) mil
Mineral dan Batubara.
b. penetapan harga patokan mineral bukan logam,
penetapan harga patokan mineral bukan logam jenis
tertentu, dan penetapan harga patokan batuan; dan
c. pemberian rekomendasi atau persetujuan yang berkaitan
dengan kewenangan yang didelegasikan.
18
IV. PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA (6/10)
C. KONSEP PENGATURAN DALAM RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENDELEGASIAN PERIZINAN
BERUSAHA DI BIDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA (4/4)

9 Pemerintah Pusat melakukan pembinaan dan 11 Pendanaan dalam pelaksanaan:


pengawasan kepada Pemerintah Daerah a. Pemberian Perizinan Berusaha yang
provinsi atas pelaksanaan Pendelegasian didelegasikan;
Pemberian Perizinan Berusaha sesuai dengan b. Pembinaan atas pelaksanaan Perizinan Berusaha
ketentuan perundang-undangan di bidang yang didelegasikan;
pembinaan dan pengawasan c. Pengawasan atas pelaksanaan Perizinan
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Berusaha yang didelegasikan,
Bersumber dari anggaran pendapatan belanja
10 Pemerintah Daerah provinsi wajib daerah provinsi.
menyampaikan laporan pelaksanaan
Pendelegasian Pemberian Perizinan
Berusaha kepada Menteri ESDM dan 12 Biaya operasional pelaksanaan pengawasan yang
dilaksanakan oleh Inspektur Tambang dan Pejabat
Menteri Dalam Negeri.
Pengawas bersumber dari anggaran Kementerian
ESDM.

19
IV. PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA (7/10)
D. PENGAWASAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
PASCA PENDELEGASIAN KEWENANGAN
Sesuai dengan ketentuan Pasal 141 UU Nomor 3 Tahun 2020 terdapat 11 (sebelas) aspek yang menjadi objek pengawasan
Menteri atas kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara yang dilakukan oleh pemegang perizinan pertambangan antara
lain:
1. teknis pertambangan;
2. produksi dan pemasaran;
3. keuangan;
4. pengolahan data Mineral dan Batubara;
5. konservasi sumber daya Mineral dan Batubara;
6. keselamatan Pertambangan;
7. pengelolaan lingkungan hidup, Reklamasi, dan Pascatambang;
8. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa dan rancangan bangun dalam negeri;
9. pengembangan tenaga kerja teknis Pertambangan;
10. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat; dan
11. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi Pertambangan.

Pengawasan aspek Nomor 1, 5, 6, 7, dan 11 dilakukan oleh Inspektur Tambang dan pengawasan aspek Nomor 2, 3, 4, 8, 9, dan 10
dilakukan oleh Pejabat Pengawas Pertambangan.
Inspektur Tambang dan Pejabat Pengawas Pertambangan merupakan ASN Pemerintah Pusat.

20
IV. PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA (8/10)
D. PENGAWASAN KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
PASCA PENDELEGASIAN KEWENANGAN

Pasal 2 ayat (5) s.d. ayat (7) RPerpres tentang Pendelegasian Pemberian
Perizinan Berusaha di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara ❖ Dalam Pelaksanaan Pengawasan atas
Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh
Pemerintah Daerah Provinsi, dilaksanakan
oleh Inspektur Tambang dan Pejabat
Pengawas yang merupakan ASN Pemerintah
Pusat, dalam hal ini Kementerian ESDM.
❖ Kewenangan pengelolaan anggaran, sarana
dan prasarana, serta operasional inspektur
tambang dan pejabat pengawas menjadi
kewenangan dari Menteri ESDM, sehingga
secara tidak langsung Kementerian ESDM
turut melakukan pengawasan atas perizinan
berusaha yang diterbitkan oleh Pemerintah
Daerah Provinsi.

21
IV. PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA (9/10)
E. TATA KELOLA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PASCA PENDELEGASIAN KEWENANGAN BERDASARKAN UU NOMOR 3 TAHUN 2020
Penanggung
Sarana
No Fungsi Kegiatan Jawab SDM Anggaran Organisasi
Prasarana
Keputusan
ASN PTSP/Dinas
1 Perizinan Pemberian Izin Gubernur Daerah Daerah
Daerah ESDM
• Pemberian Persetujuan (RKAB, suspensi, kenaikan OP, dll)
• Pendampingan
ASN
2 Pembinaan • Bimtek Gubernur Daerah Daerah Dinas ESDM
Daerah
• Fasilitasi Penyelesaian Permasalahan terkait tumpang
tindih tata ruang, lahan, pengaduan masyarakat, dll
Melakukan evaluasi laporan dan pengawasan lapangan atas:
• Teknis Pertambangan
Pusat
Pengawasan • Konservasi sumberdaya mineral dan batubara
(khusus
3a Aspek Teknis dan • Keselamatan pertambangan Gubernur IT Pusat UPT
Operasional
Lingkungan • Pengelolaan lingkungan, reklamasi dan pasca tambang
IT)
• Penguasaan, pengembangan dan penerapan teknologi
pertambangan
Melakukan evaluasi laporan dan pengawasan lapangan atas:
• Produksi dan pemasaran
Pusat
• Keuangan
Pengawasan (Khusus
• Pengelolaan data mineral dan batubara Pejabat
3b Aspek Gubernur Operasional Pusat UPT
• pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan Pengawas
Pengusahaan Pejabat
rekayasa dan rancang bangun dalam negeri;
Pengawas)
• pengembangan tenaga kerja teknis Pertambangan;
• pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat
22
IV. PENDELEGASIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA (10/10)
E. TATA KELOLA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PASCA PENDELEGASIAN KEWENANGAN BERDASARKAN UU NOMOR 3 TAHUN 2020

HUBUNGAN KERJA UPT DAN PEMERINTAH DAERAH

DIREKTUR JENDERAL
MINERAL DAN BATUBARA
KEPALA DINAS ESDM/KEPALA
PTSP/BAGIAN PEREKONOMIAN SETDA

KEPALA UPT

INSTANSI TERKAIT DI DAERAH


Komando
Koordinatif
Keterangan:
1. Kepala UPT menjalankan kewenangan sesuai dengan perintah dari Dirjen Mineral dan Batubara atas fungsi yang melekat pada kewenangan
pemerintah pusat
2. Kepala UPT menjalin koordinasi dengan dinas ESDM/PTSP/Bagian Perekonomian dalam rangka pengawasan atas izin yang dikeluarkan oleh
Pemda (IUP Batuan, SIPB dan IPR).
3. Kepala UPT juga menjalin koordinasi dengan instansi lain misal dinas kehutanan, balai dibawah KLHK, BPN, Setda, Dinas PU dan lainnya
dalam rangka pembinaan pengusahaan pertambangan mineral dan batubara
23
24

Anda mungkin juga menyukai