Anda di halaman 1dari 14

Rangkuman

Singkat Regulasi
WPR dan IPR
M. IMAM MAULANA
Kabid. Lingkungan Hidup HMI Cab. Sukabumi
MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan:
Agar senantiasa upaya pengendalian
mutu lingkungan hidup dan
Maksud: peningkatan perekonomian daerah
Rangkuman singkat tentang regulasi Kab. Sukabumi yang berbasis hasil
aturan WPR dan IPR ini adalah tambang rakyat tidak menjadi sesuatu
sebagai bahan kajian, diskusi, dan yang asing untuk diperjuangkan
advokasi. bersama. Masyarakat, Mahasiswa,
dan pemerintah senantiasa
bergandengan tangan dalam
menyelesaikan persoalan-persoalan
tambang rakyat di Kab. Sukabumi
Berikut kami sajikan rangkaian aturan yang mengatur tentang Wilayah
REGULASI YANG BERLAKU
Pertambangan Rakyat (WPR) dan Izin Pertambangan Rakyat (IPR)

 UU No 4 Tahun 2009
 UU No 3 Tahun 2020
 Peraturan Pemerintah No 96 Tahun 2021
 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55
Tahun 2022
 Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2020
 Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia Nomor : 96.K/MB.01/MEM.B/2022
UU No 4 Tahun 2009
Tentang Pertambangan Mineral & Batubara
Pasal 20 : Kegiatan Pertambangan Rakyat dilaksanakan dalam satu WPR

ALUR PENGAJUAN WPR dan IPR

Pengajuan Rekomendasi
Masyarakat Bupati/Walikota Gubernur

Rekomendasi

Keputusan
Kementrian WPR

Perizinan Kepala Badan Koordinasi Pengajuan


Penanaman Modal
IPR
UU No 3 THN 2020
Tentang Perubahan atas undang-undang No 4 Tahun 2009
Tentang Pertambangan Mineral & Batubara
REGULASI YANG BERLAKU

 Pasal 22
● Tentang Wilayah Dalam WP Yang dapat ditentukan sebagai WPR Harus Memiliki
Kriteria:
a. Mempunyai cadangan mineral sukender yang terdapat disungai dan/atau diantara
tepi dan tepi sungai;
b. Mempunyai cadangan primer mineral logam dengan kedalaman maksimal 100 meter;
c. Endapan teras, daratan banjir, dan endapan sungai purba;
d. Luas maksimal WPR adalah 100 Ha;
e. Menyebutkan jenis komoditas yang akan di tambang dan/atau;
f. Memenuhi kriteria pemanfaatan ruang dan kawasan untuk kegiatan usaha
pertambangan sesuai dengan ketentuan perturan perundang-undangan;
UU No 3 THN 2020
Tentang Perubahan atas undang-undang No 4 Tahun 2009
Tentang Pertambangan Mineral & Batubara
REGULASI YANG BERLAKU

 Pasal 66
● Yaitu yang berbunyi sebagai berikut; Kegiatan pertambangan rakyat sebagaimana
dimaksud dalam pasal 20 dikelompokan sebagai berikut;
a. Pertambangan mineral logam;
b. Pertambangan mineral bukan logam; atau;
c. Pertambangan batuan;

 Adapun yang dimaksud dengan kelompok-kelompok pertambangan tersebut adalah;


a. Pertambangan mineral logam yaitu pertambangan timah hitam, seng, emas, bijih
besi, timah putih, nikel dan lain-lain;
b. Pertambangan mineral non logam yaitu pertambangan bentonite, kalsit (batu
kapur/gamping), pasir kuarsa dan lain-lain;
c. Pertambangan batuan yaitu pertambangan andesit, tanah liat, pasir dan lain-lain;
Peraturan Pemerintah No 96 Tahun 2021
Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
REGULASI YANG BERLAKU
Mineral Dan Batubara

BAB V : IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT

 Pasal 62
1. IPR diberikan oleh menteri berdasarkan permohonan yang diajukan oleh;
a. Orang perseorangan yang merupakan penduduk setempat;atau
b. Koperasi yang anggotanya penduduk setempat;

2. Permohonan IPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat diajukan pada
wilayah yang telah ditetapkan sebagai WPR;
3. Dalam 1 WPR dapat diberikan 1 atau beberapa IPR;
4. Setiap permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya dapat diterbitkan 1
IPR;
 Pasal 63
● Untuk mendapatkan IPR Pemohon harus memenuhi persyaratan yang terdiri atas:
REGULASI YANG BERLAKU

A. Orang perseorangan, meliputi:


1. Surat permohonan
2. Nomor Induk Berusaha
3. Salinan Kartu Tanda Penduduk
4. Surat keterangan dari kelurahan/desa setempat yang menyatakan pemohon merupakan penduduk setempat
5. Surat pernyataan kesanggupan utnuk mematuhi ketentuan peraturan perundang undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta keselamatan pertambangan ; dan
6. Surat keterangan fiscal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan di bidang perpajakan.
B. Koperasi meliputi:
1. Surat permohonan
2. Nomor Induk Berusaha
3. Salinan kartu tanda penduduk pengurus koperasi
4. Surat keterangan dari kelurahan/desa setempat yang menyatakan seluruh pengurus koperasi merupakan
penduduk setempat

5. Surat pernyataan kesanggupan utnuk mematuhi ketentuan peraturan perundang undangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta keselamatan pertambangan ; dan
6. Surat keterangan fiscal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan di bidang perpajakan.
 Pasal 64
● IPR diberikan untuk jangka waktu paling lama 10 tahun dan dapat diperpanjang 2
REGULASI YANG BERLAKU
kali masing-masing 5 tahun;

Bagian Ketiga
Pelaksanaan Izin Pertambangan Rakyat
 Pasal 65
1. Pemegang IPR wajib melakukan kegiatan penambangan dalam jangka waktu paling lambat 3 bulan
setelah IPR diterbitkan;
2. Sebelum melakukan kegiatan penambangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 IPR wajib menyusun
rencana penambangan berdasarkan dokumen pengelola WPR yang disusun oleh menteri;
3. Rencana penambangan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 paling sedikit memuat;
a. Metode penambangan.
b. Perlengkapan dan peralatan yang digunakan.
c. Jadwal kerja.
d. Kebutuhan personil; dan
e. Biaya atau permodalan.
4. Menteri melaksanakan pembinaan kepada pemegang IPR dalam penyusunan rencana penambangan
sebagaimana dimaksud pada ayat 2.
REGULASI YANG BERLAKU

 Pasal 66

1. Pemegang IPR dalam melaksanakan kegiatan usaha pertambangan wajib mentaati ketentuan persyaratan teknis
pertambangan;
2. Persyaratan teknis pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling sedikit meliputi;
a. Tidak menggunakan bahan peledak.
b. Tidak menggunakan bahan berbahaya beracun yang dilarang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
c. Tidak melakukan kegiatan pertambangan dengan menggunakan metode penambangan bawah tanah bagi orang
perseorangan; dan
d. Menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik khususnya pengelolaan lingkungan dan keselamatan
tambang.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2022
Tentang Pendelegasian Pemberian Perizinan Berusaha Di Bidang
REGULASI YANG BERLAKU
Pertambangan Mineral Dan Batubara

Lingkup dan kewenangan yang didelegasikan, didalam pasal 2 ayat 2 dan 3 yang berbunyi sebagai berikut;
• Ayat 2, Pemberian sertifikat standar sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a angka 1 meliputi kegiatan
konsultasi dan perencanaan usaha jasa pertambangan di bidang :
a. Penyelidikan umum;
b. Eksplorasi;
c. Studi kelayakan;
d. Kontruksi Pertambangan;
e. Pengangkutan
f. Lingkungan Pertambangan;
g. Reklamasi dan paskatambang;
h. Keselamtan Pertambangan dan/atau;
i. Penambangan;
• Ayat 3, Pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a angka 2 terdiri atas; Salah satunya di
huruf e tentang; IPR
Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2020
REGULASI YANG BERLAKU
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral
No 25 Tahun 2015
Tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Perizinan Bidang Pertambangan
Mineral Dan Batubara Dalam Rangka Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal

 Didalam pasal 2 ayat 1 poin h yang berbunyi sebagai berikut;


1. Kewenangan Pemberian perizinan dibidang pertambangan mineral dan batubara sebagaimana
dimaksud dalam pasal 1, terdiri atas;
h. Izin Pertambangan Rakyat dan Perpanjangannya.
Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik
Indonesia
Nomor : 96.K/MB.01/MEM.B/2022
REGULASI YANG BERLAKU

Tentang Wilayah Pertambangan Provinsi Jawa Barat

Memutuskan
 Menetapkan : Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Tentang Wilayah Pertambangan
Provinsi Jawa Barat
 Keputusan kesatu : Menetapkan Wilayah Pertambangan Provinsi Jawa Barat yang terdiri atas :
a. Wilayah Usaha Pertambangan;
b. Wilayah Pencadangan Negara; dan
c. Wilayah Pertambangan Rakyat,
 Keputusan ketiga : Wilayah Usaha Pertambangan sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU huruf a
dapat diubah peruntukannya menjadi:
a. Wilayah Pencadangan Negara;
b. Wilayah Usaha Pertambangan Khusus; atau
c. Wilayah Pertambangan Rakyat, dengan memperhatikan kriteria sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 Keputusan keenam : Wilayah Pertambangan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU huruf
c dan diktum KETIGA huruf c menjadi dasar untuk penerbitan izin pertambangan rakyat dengan
memperhatikan kriteria sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai