Ruang Lingkup
01 Pengertian
Pertambangan Rakyat adalah satu usaha pertambangan bahan-bahan galian dari semua golongan a, b dan c
seperti yang dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) (golongan bahan galian strategis, bahan galian vital, bahan
galian yang tidak termasuk a dan b) yang dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilan atau secara
gotong-royong dengan alat-alat sederhana untuk pencaharian sendiri (Pasal 2 huruf n UU No. 11 tahun 1967
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan.
02 Dasar Hukum
• Perppu No. 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
• UU No. 3 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara;
• UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (status diubah);
• UU No. 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan (status dicabut);
• PP No. 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara;
• PP No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara (status
dicabut);
• Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2020 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah, Perizinan, dan
Pelaporan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.
PENGATURAN HUKUM PERTAMBANGAN RAKYAT
04 Lanjutan…
Pemegang hak atas tanah hanya menguasai sebatas permukaan tanahnya saja sedangkan bangunan atau
apapun yang melekat di atas tanah tersebut berbeda hak kepemilikannya dan hal ini membuka kemungkinan
bahwa pemegang hak atas benda yang melekat di atas tanah berbeda dengan yang memegang hak atas
tanah.
Pasal 136 ayat (1) menyebutkan bahwa Pemegang IUP atau IUPK sebelum melakukan kegiatan operasi
produksi wajib menyelesaikan hak atas tanah dengan pemegang hak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sebagai Informasi, IUP tidak dapat dialihkan kecuali atas persetujuan Menteri sebagaimana disebutkan
dalam Pasal 93 UU 3/2020. Meskipun demikian peralihan IUP masih dapat dimungkinkan melalui mekanisme
izin pemberian kuasa pertambangan serta memenuhi 2 syarat sebagaimana disebutkan dalam Pasal 93
ayat (2) UU 3/2020.
Kegiatan Pertambangan
Rakyat
KEGIATAN PERTAMBANGAN RAKYAT
Perlu diketahui bahwa wilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah dikerjakan tetapi belum
ditetapkan sebagai WPR diprioritaskan untuk ditetapkan sebagai WPR. (Pasal 24 UU 4/2009)
KEGIATAN PERTAMBANGAN RAKYAT
01 Lanjutan…
Jika telah memenuhi kriteria, bupati/walikota setempat akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan
berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota untuk ditetapkan menjadi WPR (Pasal
23 UU 4/2009) Selanjutnya, bupati/walikota berkewajiban melakukan pengumuman mengenai rencana WPR
kepada masyarakat secara terbuka. Pengumuman rencana WPR dilakukan di kantor desa/kelurahan dan
kantor/instansi terkait, dilengkapi dengan peta situasi yang menggambarkan lokasi, luas, dan batas serta daftar
koordinat dan dilengkapi daftar pemegang hak atas tanah yang berada dalam WPR (Penjelasan Pasal
23 UU 4/2009).
Jangka Waktu Pengumuman rencana WPR tidak disebutkan secara spesifik baik dalam UU 4/2009 maupun UU
3/2020.
KEGIATAN PERTAMBANGAN RAKYAT
Jangka Waktu IPR paling lama 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjang 2 (dua) kali masing-masing 5 (lima)
tahun. (Pasal 68 ayat (2) UU 3/2020)
Pemegang IPR dilarang memindahtangankan IPR kepada pihak lain. (Pasal 70 A UU 3/2020)
KEGIATAN PERTAMBANGAN RAKYAT
1. Pungutan uang Jalan (pengamanan), pungutan ini dilakukan oleh oknum-oknum aparat kepolisian, oknum
kepolisian menurut pengakuan para pengusaha biasanya meminta 200 ribu perhari untuk 10 truk yang lalu
lalang,
2. Uang Makan, uang makan adalah istilah setoran harian pada oknum aparat yang datang ke lokasi tambang,
biasanya diberi 50 ribu ditambah tagihan uang makan di warung dekat lokasi;
3. Pungutan liar juga diminta oleh oknum yang mengaku dari pihak media ataupun LSM, mereka mengancam
akan membuka kasus perizinan apabila tidak diberikan uang, besarnya 500 ribu hingga 1 juta rupiah sekali
minta.
KEGIATAN PERTAMBANGAN RAKYAT
05 Lanjutan…
Jenis Peraturan di Daerah Tingkat Kabupaten/Kota
1. Peraturan Daerah kabupaten/kota tentang Pertambangan;
2. Surat Keputusan Bupati/walikota menyangkut pertambangan;
3. Prosedur birokrasi terkait perizinan aktivitas pertambangan;
4. Peraturan/surat edaran dinas terkait aktivitas pertambangan
Kebijakan masing-masing daerah relatif berbeda, khususnya dalam melihat aktivitas pertambangan skala kecil,
pemerintah daerah setidaknya memiliki dua kewenangan menurut Undang-Undang no. 3 tahun 2020 tentang
Minerba, Pertama, memberikan izin usaha pertambangan dengan sebelumnya menetapkan Wilayah Izin Usaha
Pertambangan. Dan Kedua, mengeluarkan izin pertambangan rakyat dengan sebelumnya menetapkan Wilayah
pertambangan rakyat.
PERTANYAAN
1. Si A merupakan seorang pendatang dan telah lama tinggal di satu wilayah sehingga si A memutuskan
untuk pindah jiwa pada Wilayah tsb. Oleh karenanya si A memperoleh KTP Baru, Si A berniat mengajukan
permohonan IPR. Apakah si A memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan IPR? -YA/TIDAK
2. Apakah IPR dapat diperbaharui setelah jangka waktu 10 tahun berakhir? YA/TIDAK.
3. Apakah IPR dapat diberikan sebelum WPR ditetapkan? YA/TIDAK.
4. Apakah Pemegang IPR boleh mengalihkan Izin tersebut kepada pihak lain? YA/TIDAK.
5. Apakah seseorang yang telah melakukan kegiatan pertambangan di wilayahnya selama 20 tahun, secara
serta merta wilayah tersebut menjadi WPR? YA/TIDAK.
6. Apakah penetapan WPR perlu dilakukan Proses Pengumuman? -YA/TIDAK
Perolehan Izin Pertamban-
gan Rakyat
PEROLEHAN IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT
Sebelum melakukan kegiatan Penambangan, pemegang IPR wajib menyusun rencana Penambangan,
diantaranya memuat: a. metode Penambangan; b. peralatan dan perlengkapan yang digunakan, c. jadwal kerja;
d. kebutuhan personil; dan e. biaya atau permodalan
PERTANYAAN