PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya alam, salah satunya hasil tambang
(batubara, minyak bumi, gas alam, timah). Di era globalisasi ini, setiap negara membangun
perekonomiannya melalui kegiatan industri dengan mengolah sumber daya alam yang ada di
negaranya. Hal ini dilakukan agar dapat bersaing dengan negara lain dan memajukan
perekonomiannya. Oleh karena itu, banyak perusahaan dari sektor privat maupun sektor
swasta yang mengolah hasil tambang untuk diproduksi.
Munculnya industri-industri pertambangan di Indonesia mempunyai dampak positif dan
dampak negatif bagi masyarakat dan negara. Dampak positif adanya industri pertambangan
antara lain menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, hasil produksi tambang dapat
digunakan untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun pasar internasional, sehingga
hasil ekspor tambang tersebut dapat meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi
negara. Industri pertambangan juga dapat menarik investasi asing untuk menanamkan
modalnya di Indonesia.
Namun, terdapat masalah yang harus diperhatikan oleh pemerintah, yaitu masalah
penambangan ilegal. Penambangan ilegal dilakukan tanpa izin, prosedur operasional, dan
aturan dari pemerintah. Hal ini membuat kerugian bagi negara karena mengeksploitasi
sumber daya alam secara ilegal, mendistribusikan, dan menjual hasil tambangnya secara
ilegal, sehingga terhindar dari pajak negara. Oleh karena itu, pemerintah harus menerapkan
aturan yang tegas terhadap para pihak yang melakukan penambangan ilegal. Disisi lain
dampak negatifnya adalah pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup. Dalam hal ini
pemerintah harus tegas menyikapi dampak pertambangan. Hal inilah yang menjadi latar
belakang kami untuk membuat makalah mengenai perizinan usaha pertambangan dan
beberapa hal lainnya yang dapat mengurangi dampak pertambangan ilegal.
Indonesia.
Untuk mengetahui peraturan pemerintah, perundang-undangan, dan peraturan
1.3.3
lainnya yang terkait dengan izin usaha pertambangan yang ada di Indonesia.
Untuk menambah wawasan mengenai peraturan pertambangan Indonesia.
1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa mengetahui perizinan pertambangan yang ada di Indonesia.
1.4.2 Masyarakat dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata agar dalam usaha
1.4.3
1.4.4
BAB II
PEMBAHASAN UMUM
2.1 Izin Usaha Pertambangan (IUP)
Izin usaha Pertambangan adalah
pemberian
izin
untuk
melakukan
usaha
pertambangan kepada orang pribadi atau badan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah. Izin
Usaha Pertambangan diberikan dalam bentuk surat keputusan Izin Usaha Pertambangan.
Izin Usaha Pertambangan terdiri atas dua tahap:
a. Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum,
eksplorasi, dan studi kelayakan.
b. Izin Usaha Pertambangan Operasi
Produksi
meliputi
kegiatan
konstruksi,
Badan usaha.
Koperasi.
Perseorangan.
Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi : meliputi kegiatan Penyelidikan umum, Eksplorasi, dan
Study kelayakan wajib memuat ketentuan sekurang kurangnya:
Nama perusahaan, lokasi dan luas wilayah, rencana umum tata ruang, jaminan
kesungguhan, modal investasi, perpanjangan waktu tahap kegiatan, hak dan
kewajiban pemegang Izin Usaha Pertambangan, jangka waktu berlakunya tahap
kegiatan, jenis usaha yang diberikan, rencana pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat di sekitar wilayah pertambangan, perpajakan, penyelesaian perselisihan,
Iuran tetap dan iuran eksplorasi, mdal.
kepada
pemberi
Izin
Usaha
Pertambangan.
Pemegang
Izin
Usaha Pertambangan Eksplorasi yang ingin menjual mineral atau batubara wajib mengajukan
izin sementara untuk melakukan pengangkutan dan penjualan Izin sementara yang diberikan
oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati / Walikota sesuai dengan kewenangannya. Mineral atau
batubara yang tergali dalam hal kegiatan ekpolorasi dan kegiatan study kelayakan, pemegang
Izin Usaha Pertambangan Ekplorasi yang mendapatkan mineral atau batubara yang tergali
wajib melaporkan kepeda pemberi Izin Usaha Pertambangan dikenai iuran produksi.
b.
3. Akta pendirian badan usaha yang bergerak di bidang usaha pertambangan yang telah
disahkan oleh pejabat yang berwenang;
4. Nomor pokok wajib pajak;
5. Susunan direksi dan daftar pemegang saham; dan
6. Surat keterangan domisili.
2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
tersedia nya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling
sedikit 3 (tiga) tahun.
3.
1.
2.
4.
1.
laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik;
2.
3.
bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang bagi
pemenang lelang Wilayah Ijin Usaha Pertambangan yang telah berakhir.
Sedangkan prinsip untuk pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi
produksi, yaitu :
1) Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan
2) Keselamatan dan kesehatan kerja
3) Konservasi Mineral dan Batubara
Dalam rangka penyusunan rencana reklamasi dan pasca tambang, pemegang IUP
Eksplorasi dan IUPK Eksplolarasi wajib menyusun rencana reklamasi tahap eksplorasi
berdasarkan dokumen lingkungan hidup yang telah disetujui oleh instansi yang berwenang
sesuai dengan ketentuan peraturan dan undang-undang di bidang perlindungan dan
pengelolaan
lingkungan
hidup.
Rencana
reklamasi
tahap
eksplorasi
harus
mempertimbangkan :
1. Metode eksplorasi (kegiatan pemetaan geologi, pemercontohan dengan jarak yang
lebar, pembuatan paritan, dan pengeboran)
2. Kondisi spesifik wilayah setempat
3. Ketentuan perundang-undangan Setelah menyelesaikan studi kelayakan bagi
pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi, mereka wajib menyusun rencana
reklamasi tahap operasi produksi dan rencana reklamasi tahap operasi produksi dan
rencana pascatambang berdasarkan dokumen lingkungan hidup yang telah disetujui
oleh instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan, peraturan dan undangundang di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Rencana reklamasi tahap operasi produksi harus mempertimbangkan :
1) Sistem dan metode penambangan berdasarkan hasil studi kelayakan (tambang terbuka dan
tambang bawah tanah)
2) Kondisi spesifik wilayah setempat
3) Ketentuan peraturan perundang-undangan
Rincian tahunan bagi pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi dalam melakukan
rencana reklamasi tahap eksplorasi meliputi :
1) Tata guna lahan sebelum dan sesudah kegiatan eksplorasi
2) Rencana pembukaan lahan kegiatan eksplorasi yang menyebabkan lahan terganggu
3) Program reklamasi tahap eksplorasi
4) Kriteria keberhasilan reklamasi tahap eksplorasi meliputi standar keberhasilan
lahan terganggu.
Program reklamasi tahap produksKriteria keberhasilan reklamasi tahap operasi
produksi meliputi standar keberhasilan penatagunaan lahan, revegetasi, pekerjaan sipil,
5.
reklamasi
tahap
operasi
produksi
Rencana biaya reklamasi tahap operasi produksi harus menutup seluruh biaya
pelaksanaan reklamasi tahap operasi produksi termasuk pelaksanaan reklamasi tahap
operasi produksi yang dilakukan pihak ketiga.
6. Penentuan biaya reklamasi tahap operasi produksi pada periode 5 tahun pertama
dihitung
berdasarkan
rencana
reklamasi
tahap
operasi
produksi
ini
meliputi :
mengenai
perhitungan
rencana
biaya
BAB III
STUDI KASUS
Dalam bab ini, mahasiswa akan diposisikan sebagai suatu badan usaha yang akan
mendirikan perusahaan pertambangan batubara. Untuk itu, mahasiswa akan menjabarkan
tahap demi tahap dalam pendirian perusahaan pertambangan tersebut.
I.
eksplorasi.
c. Persyaratan finansial
- Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit akuntan public
- Menempatkan jaminan kesungguhan lelang dalam bentuk uang tubai di
bank pemerintah sebesar 10 % dari nilai kompensasi data informasi dari
-
total biaya pengganti inventasi untuk lelang WIUP yang telah berakhir.
Pernyataan bersedia membayar nilai lelang WIUP dalam jangka waktu
paling lambat 5 hari kerja, setelah pengumuman pemanang lelang.
menyebutkan bahwa IUP terdiri 2 tahap yaitu IUP Eksplorasi yang meliputi kegiatan
penyelidikan umum,eksplorasi, dan studi kelayakan dan IUP Operasi Prosuksi yang
meliputi kegiatan kontruksi,penambangan, pengolahan, dan pemurnian serta pengangkutan
dan penjualan.
1. IUP Eskplorasi
Sebagaimana yang tertera pada pasal 30 PP No. 23 tahun 2010, permohonan IUP
Eksplorasi pertambangan batubara badan usaha ini disampaikan kepada Menteri karena
WIUP berada dalam lintas wilayah provinsi, yang selambatnya disampaikan 5 hari setelah
penetapan pemenang lelang WIUP. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh badan
usaha untuk mengajukan IUP Ekslorasi batubara (pasal 23-27 PP No. 23 Tahun 2010)
adalah:
a. Persyaratan administratif, meliputi:
- Surat permohonan;
- Susunan direksi dan daftar pemegang saham
- Surat keterangan domisili.
b. Persyaratan teknis,meliputi:
- Daftara riwayat hidup tenaga ahli pertambangan dan atau geologi yang
-
Sesuai dengan pasal 34 PP No. 23 tahun 2010 menyebutkan bahwa pemegang IUP
Eksplorasi dijamin untuk memperoleh IUP perasi Produksi sebagai peningkatan dengan
mengajukan permohonan dan memenuhi persyaratan. Permohonan IUP Operasi Produksi
disampaikan kepada Menteri karena lokasi penambangan, pengolahan, pemurnian serta
pelabuhan berada di wilayah provinsi. (pasal 35 PP No. 23 tahun 2010). Adapun syaratsyarat dalam pengajuan permohonan IUP Opeasi Produksi yang tertera pada pasal 23-27
PP No. 23 Tahun 2010 sebagai berikut:
a. Persyaratan administratif, meliputi:
- Surat permohonan;
- Susunan direksi dan daftar pemegang saham
- Surat keterangan domisili
b. Persyaratan Teknis
- Peta wilayah dilengkapi dengan atas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai
ketentuan sistem informasi geografis yang berlaku secara nasionala
- laporan lengkap eksplorasi
- laporan studi kelayakan
- rencana reklamasi dann pascatambang
- rencana kerja dan anggaran biaya
- rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi prosuksi dan
- tersedianya tenaga ahli pertambangan dan atau geologi yang berpengalaman paling
sedikit 3 tahun.
c. Persyaratan Lingkungan
- pernyataan kesanggupan untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup
- persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d.Persyaratan finansial
- laporan keuangan terakhir yang telah diaudit akuntan public
- bukti pembayaran tetap 3 tahun terakhir
- bukti pembayaran pengganti inventasi sesuai dengan nilai penawaran lelang bagi pemenang
lelang WIUP yang telah berakhir.
Adapun jangka waktu untuk IUP Operasi Produksi batubara sesuai dengan pasal 47 ayat 5
UU no 4 tahun 2009 adalah paling lama 20 tahun dan dapat diperpanjang dua kali masingmasing 10 tahun.
III.
DAFTAR PUSTAKA
Leksco.
2012.
Wilayah
Pertambangan
Rakyat.http://www.hukumpertambangan.com
http://www.hukumpertambangan.com/izin-