Anda di halaman 1dari 148

PENGAJUAN IZIN OPERASI PRODUKSI ENDAPAN BAHAN GALIAN

BATU KALI DI SUNGAI ANGGRESI KAMPUNG MARUNI DISTRIK


MANOKWARI SELATAN KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI
PAPUA BARAT

LAPORAN EKSPLORASI

OLEH:
RINALDI WINCONO
HELMI MALASEME
PETRICIA ETWORY
ALDI FARIZ VALDERAMA
GLORY HUTAGALUNG
JONI ULLO
DOMINGGUS SAMPE RANTE
JIMMY FATUBUN
RISAT HARA
ZET KOMUL
ALEMAN MIAGONI
GIAN F. POCERATU
FERNANDO NANLOHY
BILIAM ATIHUTA
INDRI P.K.Y. NEBORE
SUPRIYONO

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
MANOKWARI
2015
Nomor :
Sifat :
Lampiran : Kepada Yth.
Perihal : Pernyataan kesanggupan mematuhi Menteri c.q. Direktur
Jenderal
Peraturan Undang-Undang Lingkungan Mineral Non Logam
dan Batuan

Bersama ini kami menyatakan kesanggupan mematuhi peraturan Undang-Undang


Lingkungan Pertambangan, dalam rangka kegiatan Operasi Produksi Batuan yang bertempat di
daerah Manokwari selatan.

Sebagai bahan pertimbangan terdapat dalam Peraturan Pemerintah ESDM 32 2013 serta
persyaratan lingkungan dalam pasal 15 ayat (1) untuk mendapatkan IUP operasi produksi
khusus untuk pengangkutan dan penjulan, perusahaan harus mengajukan permohon kepada
manteri , gubernur,atau bupati / walikota sesuai dengan kewenanganya.

Ayat (2) pemohonan IUP operasi produksi khusus pengangkutan dan penjualan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan :

a. Administrative
Surat Permohonan
Surat Keterangan Domisili

b. Teknis

Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan
ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional.

Laporan lengkap eksplorasi.

Laporan study kelayakan.

Rencana reklamasi dan pasca tambang.

Rencana kerja dan anggaran biaya.

Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi produksi.

Tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang berpengalaman paling


sedikit 3 (tiga) tahun.

c. Persyaratan Lingkungan :
Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan.

d. Persyaratan Finansial :

Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik.

Bukti pembayaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir.

Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang bagi
pemenang lelang WIUP yang telah berakhir.
SURAT KETERANGAN DOMISILI

Nomor : 01/RT/001/2015

Yang Bertanda tangan dibawah ini ketua RT/ Menerangkan dengan


sesungguhnya bahwa :
Nama : Rinaldi Rachmat Wincono
Tempat, Tanggal Lahir : Manokwari,16-10-1994
Alamat : Jl.Kanguru No.10
Pekerjaan : Swasta
Adalah benar yang bersangkutan merupakan penduduk yang tinggal dan
berdomisili di lingkungan wilayah :
RT/RW : 001/001
Desa/Kel : Amban
Kecamatan : Manokwari Barat
Kabupaten : Manokwari

Demikian Surat ini dibuat supaya dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Manokwari, 20 Oktober 2015

Ketua RW/RT

Sulaiman Sikirit
Nomor : 001/P-IUP-OP/2015
Tanggal : 15 Oktober 2015
Perihal : Permohonan Izin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi

Kepada Yth.
Gubernur Papua Barat
c.q Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Papua Barat.

Dengan ini mengajukan permohonan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi


dengan Keterangan sebagai berikut:
Nama Lengkap : Rinaldi Rachmat Wincono
No. KTP : 9202011610940006
NPWP : 72.515.417.3-955.000
Jabatan/ Pekerjaan : Swasta
Nama Perusahaan :-
Alamat lengkap : JL. Kanguru No.10
No. Telp/ Fax : 082197466090
Jenis Komoditas : Batuan
Kode WIUP : 2592536201501
Register IUP Eksplorasi :
Lokasi :
Desa : Anggresi
Kecamatan : Manokwari Selatan
Kabupaten : Manokwari

Terlampir syarat-syarat sebagai berikut:


1. Kartu Tanda Penduduk.
2. NPWP.
3. Surat keterangan domisili.
4. Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan
bujur sesuai dengan ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku
secara nasional.
5. Laporan lengkap eksplorasi.
6. Laporan study kelayakan.
5. Rencana reklamasi dan pasca tambang.
6. Rencana kerja dan anggaran biaya.
7. Rencana pembangunan sarana dan prasarana penunjang kegiatan operasi
produksi.
8. Tersedianya tenaga ahli pertambangan dan/atau geologi yang
berpengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun.
9. Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
10. Persetujuan dokumen lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
11. Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik.
12. Bukti pembayaran iuran tetap 3 (tiga) tahun terakhir.
13. Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran
lelang bagi pemenang lelang WIUP yang telah berakhir.

Demikian permohonan ini saya ajukan dan persetujuan Bapak, saya ucapkan
terimakasih.

PEMOHON,

RINALDI RACHMAT WINCONO


TUGAS KELOMPOK
PENGAJUAN IZIN OPERASI PRODUKSI ENDAPAN BAHAN GALIAN
BATU KALI DI SUNGAI ANGGRESI KAMPUNG MARUNI DISTRIK
MANOKWARI SELATAN KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI
PAPUA BARAT

LAPORAN EKSPLORASI

OLEH:
RINALDI WINCONO
HELMI MALASEME
PETRICIA ETWORY
ALDI FARIZ VALDERAMA
GLORY HUTAGALUNG
JONI ULLO
DOMINGGUS SAMPE RANTE
JIMMY FATUBUN
RISAT HARA
ZET KOMUL
ALEMAN MIAGONI
GIAN F. POCERATU
FERNANDO NANLOHY
BILIAM ATIHUTA
INDRI P.K.Y. NEBORE
SUPRIYONO

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
MANOKWARI
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan ini
dengan judul Laporan Eksplorasi Endapan Bahan Galian Batu Kali di Sungai
Anggresi Kampung Maruni Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari
Provinsi Papua Barat
Pada kesempatan kali ini penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak
Loman Efendi Warwey, ST., MT. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Undang-
undang Pertambangan dan Hukum Perburuhan. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Selain
itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada masyarakat yang berada di
Sungai Anggresi yang bersedia untuk dimintai keterangan. Tidak lupa penulis
sampaikan terima kasi kepada program studi S1 Teknik Pertambangan Universitas
Papua yang telah memberi pinjaman alat ukur Global Position System (GPS).
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis masih mengharapkan kritik serta saran
yang sifatnya membangun agar tidak terjadi kesalahan di waktu yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan laporan dari
kegiatan penyelidikan Eksplorasi yang telah dilakukan di Sungai Anggresi.

Manokwari, Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ii
DAFRAT TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... iv
I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 1
1.3 Lokasi Daerah Penyelidikan ..................................................................... 2
1.4 Keadaan Lingkungan ................................................................................ 3
1.5 Waktu ....................................................................................................... 4
1.6 Metode dan Peralatan ............................................................................... 5
1.7 Pelaksana .................................................................................................. 7

II GEOLOGI ....................................................................................................... 8
2.1 Geologi Umum ......................................................................................... 8
2.2 Geologi Lokal ........................................................................................... 10
2.3 Penyelidik Terdahulu ............................................................................... 11

III KEGIATAN PENYELIDIKAN .................................................................... 12


3.1 Penyelidikan Sebelum Lapangan ............................................................. 12
3.2 Penyelidikan Lapangan ............................................................................ 12
3.3 Pengolahan Data ....................................................................................... 12

IV HASIL PENYELIDIKAN ............................................................................. 13


4.1 Geologi ..................................................................................................... 13
4.2 Penyebaran ............................................................................................... 15
4.3 Ukuran ...................................................................................................... 15
4.2 Asumsi Sumberdaya ................................................................................. 16

V PENUTUP ....................................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 17
5.2 Saran ......................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 18


LAMPIRAN ........................................................................................................ 19

i
DAFTAR GAMBAR

Halaman
1.1 Peta Lokasi Eksplorasi PT Papua Prima Sehati ............................................ 2
1.2 Geologi Morfologi Daerah Penyelidikan di Sungai Anggresi ...................... 4
1.3 GPS Garmin .................................................................................................. 5
1.4 Kamera Cannon ............................................................................................. 6
1.5 Alat Tulis....................................................................................................... 6
2.1 Peta Geologi Daerah Eksplorasi PT Papua Prima Sehati di Sungai
Anggresi Kabupaten Manokwari ................................................................. 8
4.1 Kolovium dan Hancuran Tanah Longsor di Sungai Anggresi ...................... 14
4.2 Batuan Gunungapi yang telah Tertransportasi di Sungai Anggresi .............. 14
4.3 Batu Gamping Maruni .................................................................................. 15

ii
DAFTAR TABEL

Halaman
1.1 Koordinat WIUP batuan Sungai Anggresi .................................................... 3
1.2 Waktu Berlangsungnya Penyelidikan ........................................................... 5
1.3 Pelaksana Kegiatan Penyelidikan Survey Tinjau di Sungai Anggresi .......... 7

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1 Peta WIUP PT Papua Prima Sehati ................................................................ 16
2 Luas Area WIUP PT Papua Prima Sehati ...................................................... 17
3 Peta Area Penambangan PT Papua Prima Sehati ........................................... 18
4 Luas Area Penambangan PT Papua Prima Sehati .......................................... 19
5 Pengguanaan Transkord ................................................................................. 20
6 Densitas .......................................................................................................... 21

iv
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 15,
Eksplorasi didefinisikan sebagai tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk
memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi,
sebaran kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian serta informasi
mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
Sungai Anggresi merupakan salah satu sungai di Kabupaten Manokwari
yang memiliki potensi bahan galian batuan (batu kali) yang cukup melimpah.
Melihat potensi yang ada di lokasi tersebut maka perlu dilakukan eksplorasi
terhadap bahan galian tersebut, sehingga dapat memberikan informansi secara
terperinci unuk pemanfaatan bahan galian tersebut. Disamping itu Sungai
Anggresi memiliki kesampaian daerah yang relativ lebih terjangkau jika
dibandingkan dengan daerah lain yang memiliki potensi bahan galian yang sama.
Saat ini permintaan akan batuan di Kabupaten Manokwari meningkat
seiring dengan pesatnya pembangunan yang ada. Hal ini mendorong untuk lebih
meningkatkan dari tahapan eksplorasi ke tahapan studi kelayakan dan operasi
produksi.
Sungai Anggresi merupakan daerah yang tidak ada status kemilikan
lahannya. Selain itu juga daerah tersebut oleh pemerintah kabupaten manokwari di
tetapkan sebagai wilayah penambangan dalam rencana tata ruang wilayah. Dalam
daerah tersebut belum ada status Izin Usaha Pertambangan yang diberikan oleh
pemerintah provinsi kepada pihak-pihak yang mengusahakan bahan galian batu
kali.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini PT Papua Prima Sehati ingin
mengajukan permohonan Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi
pertambangan batuan yang berada di Sungai Anggresi Kampung Anggresi Distrik
Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari penulisan laporan eksplorasi ini adalah guna peningkatan
pengajuan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) dari IUP Eksplorasi ke IUP Operasi

1
Produksi yang sebagai salah satu persyaratan teknis dalam pengajuan Ijin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi, sebagaimana disebutkan dalam bagian ketiga
Pemberian IUP Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Mineral dan Batubara. Adapun tujuan dari laporan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendapatkan penyebaran, ukuran, dan kuantitas (sumberdaya hipotetik) dari
endapan bahan galian batu kali yang ada di sungai Anggresi.
2. Mendapatkan Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dari Pemerintah
Provinsi Papua Barat.

1.3 Lokasi Daerah Penyelidikan


Lokasi daerah penyelidikan secara administrasi terletak di Kampung
Anggresi, Distrik Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua
Barat (Gambar 1.1) dibawah ini.

Gambar 1.1 Peta Lokasi Eksplorasi PT Papua Prima Sehati

2
Adapun secara geografis lokasi penyelidikan terletak di koordinat
134120,49 BT - 134154,49 BT dan 1041,37 LU - 124,54 LU.
Sedangkan koordinat WIUP PT Papua Prima Sehati secara lengkap terdapat pada
Tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1 Koordinat WIUP batuan Sungai Anggresi


Koordinat Lintang Selatan
Koordinat Bujur Timur (BT)
(LS) Elevasi
Point Geografis UTM Geografis UTM
() (') (') (m) () (') (') (m) (ft) (m)
P1 134 1 32.50 491,038,004 1 2 4.54 9,871,846,249 784 238.963
P2 134 1 28.17 477,656,463 1 2 3.07 9,876,358,940 739 225.247
P3 134 1 36.92 504,693,807 1 1 53.68 9,722,813,354 723 220.370
P4 134 1 29.40 481,469,275 1 1 47.00 9,743,322,168 590 179.832
P5 134 1 28.30 478,068,164 1 1 37.60 9,772,182,950 533 162.458
P6 134 1 32.80 491,968,848 1 1 39.10 9,767,578,642 677 206.350
P7 134 1 20.49 453,933,869 1 1 25.36 9,809,759,934 488 148.742
P8 134 1 30.02 483,378,076 1 1 25.64 9,808,904,595 591 180.137
P9 134 1 26.20 471,571,170 1 1 13.10 9,847,405,307 411 125.273
P10 134 1 22.50 460,136,845 1 1 11.20 9,853,237,509 440 134.112
P11 134 1 28.40 478,367,961 1 1 7.00 9,866,134,857 402 122.530
P12 134 1 32.10 489,801,474 1 1 1.00 9,884,557,230 354 107.899
P13 134 1 20.89 455,197,269 1 0 59.39 9,707,116,700 404 123.139
P14 134 1 21.42 456,818,084 1 0 41.37 9,762,445,903 246 74.981
P15 134 1 54.49 558,964,239 1 0 43.24 9,756,699,406 190 57.912
*NB: Koordinat UTM terletak pada zona 53

Sedangkan gambar pada WIUP PT Papua Prima Sehati dapat dilihat pada
Lampiran 1. Luas WIUP PT Papua Prima Sehati sebesar 5.288.719.070,6978 m3
(Lampiran 2).

1.4 Keadaan Lingkungan


Berdasarkan hasil interaksi dengan masyarakat di lingkungan penyelidikan
sosial budayanya sangat beragam hal itu dikarena asal daerah yang berbeda-beda,
yaitu Manokwari, Biak, Jayapura, dan Maluku. Masyarakat tersebut bermata
pencaharian sebagai pengumpul batu kali.

3
Lokasi penyelidikan memiliki iklim yang sama seperti wilayah Indonesia
pada umumnya, yaitu beriklim tropis karena posisi Indonesia terletak di daerah
katulistiwa. Berdasarkan dari pengamatan daerah penyelidikan mempunyai
topografi bergelombang berupa sungai dengan sebelah kanan dan kiri berupa
perbukitan kapur dan perbukitan pegunungan arfak. Perbukitan yang ada di sekitar
lokasi penelitian masih berupa perbukitan yang di tumbuhi tanaman hutan
sekunder. Gambar 1.2 menunjukkan geologi morfologi yang ada di lokasi
penyelidikan.

Gambar 1.2 Geologi Morfologi Daerah Penyelidikan di Sungai Anggresi

1.5 Waktu
Waktu berlangsungnya penyelidikan ini terhitung dimulai dari tanggal 6
Oktober sampai 10 Desember 2015, yang terdiri dari beberapa tahapan, pada
tanggal 6 Oktober 2015 pembekalan dan pembagian kelompok, tanggal 6 Oktober
sampai 15 Oktober 2015 studi pustaka untuk keperluan survey tinjau lapangan,
tanggal 17 Oktober 2015 penyelidikan survey tinjau di lokasi Sungai Anggresi
Kabupaten Manokwari. Sedangkan penyusunan laporan dilkukan dari tanggal 18
Oktober sampai dengan 10 Desember 2015.

4
Tabel 1.2 Waktu Berlangsungnya Penyelidikan
Waktu
6 15 17 18 10
Nama Kegiatan
Oktober Oktober Oktober Oktober Desember
2015 2015 2015 2015 2015
Pembekalan Kelompok
Studi Pustaka
Survey Tinjau
Penyusunan Laporan

1.6 Metode dan Peralatan


Langkah-langakah yang digunakan dalam metode penyelidikan ini adalah
dengan deskriftif observasi. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian
yang yang tujuannya untuk menyajikan gambaran suatu fenomena tertentu dalam
hal ini mengenai lokasi penyelidikan di Sungai Anggresi Kabupaten Manokwari.
Observasi adalah proses proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis
mengenai gejala-gejala yang diteliti, antara lain koordinat lokasi penyelidikan,
geologi, vegetasi, masyarakat, pemetaan lokasi penyelidikan, dan
pendokumentasian. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam penyelidikan ini
adalah alat ukur Global Position System (GPS) Garmin, Kamera Cannon, dan
Alat Tulis.

Gambar 1.3 GPS Garmin

5
Gambar 1.4 Kamera Cannon

Gambar 1.5 Alat Tulis

6
1.7 Pelaksana
Kegiatan penyelidikan ini dilaksanakan oleh tim Survey Tinjau produksi
yang secara lengkap tertera pada Tabel 1.3 dibawah ini.

Tabel 1.3 Pelaksana Kegiatan Penyelidikan Survey Tinjau di Sungai Anggresi

Latar
Keahlian
No. Nama Belakang KTP/IMTA Ijasah Asal Negara
(sertifikat)
pendidikan
Operator Wheel 9102010702
1 Glory Hutagalung Sarjana S1 INDONESIA
Loader 940002
9202121501
2 Gianfranco. P Sarjana Operator Backhoe S1 INDONESIA
950007
3 Aldi F. V. Sarjana Dump Truck S1 INDONESIA
9202123011
4 Risat P. Hara Sarjana Drilling S1 INDONESIA
950003
9203011910
5 Jimmy E. F Sarjana Operator Backhoe S1 INDONESIA
930004
9202121710
6 Helmy M Sarjana Operator Driling S1 INDONESIA
930008
Operator Wheel
7 Jonny Ullo Sarjana S1 INDONESIA
Loader
8 Petricia J Sarjana Operator backhoe S1 INDONESIA

9 Rinaldi Sarjana Lingkungan S1 INDONESIA

10 Rustam Sarjana Geologi S1 INDONESIA

11 Zet herlan Sarjana Teknik sipil S1 INDONESIA


9202122606
12 Dominggus Sarjana Teknik mesin S1 INDONESIA
940004
13 Fernando N Sarjana Geokimia S1 INDONESIA
3318091505
14 Supriyono Sarjana Geofisika S1 INDONESIA
900002

7
BAB II GEOLOGI

2.1 Geologi Umum


Geologi daerah penelitian masuk kedalam Geologi Lembar Ransiki, Irian
Jaya oleh (P.E. Pieters, dkk. 1990).

Gambar 2.1 Peta Geologi Daerah Eksplorasi PT PAPUA PRIMA SEHATI di


Sungai Anggresi Kabupaten Manokwari

2.1.1 Fisiografi
Ransiki mengangkangi lebih utama berarah barat baratlaut yang melintang
kepala burung. Separuh lembar yang utama ditempat oleh medan bergunung
penuh tonjolan yang di selatan dibatasi oleh kuesta mencolok yang miring ke
selatan (kuesta kepala burung bagian tengah), hingga 2300 m di atas muka laut,
yang berkembang pada batu gamping dan batu pasir yang tahan. Lebih jauh ke
selatan medannya berbukit, yang berkisar dari bentangan bertonjolan dengan
sengetan landai rata dan punggungan homoklin berongak rapat-rapat sampai
topografi terasak dan menggelombang. Ke arah baratdaya, daerah yang berbukit
itu berubah menjadi dataran alluvium S. Wiriagar dan S. Tembuni.
Garis pantai Teluk Cenrawasih yang berbatasan dengan Pegunungan Arfak,
terbentuk dari halauan berbatu yang berselingan dengan suakan yang bergisik dan
kipas alluvium kaki-burung yang terbentuk oleh sungai teranyam. Di Selatan

8
Teluk Mawi, pegunungan pantai yang berarah utara dan terutama tersusun dari
batugamping berakhir dengan tiba-tiba di pantai terjal, dan secara struktur
mengendalikan lekukan dan halauan yang menonjol di banyak tempat pantai itu
berjumpai koral.
Paparan pantai, dari garis pantai sampai 200 m, umumnya sempit, dengan
lebar kira-kira 2 sampai 5 km, tetapi beberapa tonjolan yang tegak mengajur
Teluk Cenrdeawasih terdapat di timur Tanjung Oransbari dan muara S. Ransiki.
Pulau Wairundi terletak di ujung tenggara sebuah dangkalan memanjang.
Daerah Lembar Ransiki terdiri dari sebelas satuan fisiografi: Pegunungan
Arfak, Pelataran antar-gunung Anggi, Pegunungan Kepala Burung bagian Tengah,
Pegunungan Imskin-Kaputih, Kuesta Kepala Burung bagian Tengah, Perbukitan
di selatan, Kars, Pegunungan Misumna dan Pegunungan Pantai, Undak-undak,
Terumbu Koral Terangkat, serta Dataran dan daerah Rawa Aluvium dan Litoral.
Daerah penelitian termasuk kedalam satuan Pegunungan Arfak.
Pegunungan Arfak membentuk sebuah pegunungan yang membentang
dengan arah utara-baratlaut dengan lebih utamanya dekat ke lembah garis sesar
Sungai Prafi dan Sungai Ransiki, yang memberi batas secara tiba-tiba, satuan itu
di barat. Ke arah timur, pegunungan itu berangsur berubah menjadi perbukitan
yang di banyak tempat membentuk jurang di sepanjang pantai Teluk
Cendrawasih. Pegunungan ini sangat kasar, dan ditandai oleh timbulan tinggi (600
m); puncak tertinggi mencapai 2350 m di atas muka air laut. Tatasalirnya
umumnya berongak menengah sampai lebar dan meranting. Lembah yang curam
dan berbentuk-V memisahkan pegunungan yang bergelombang kasar dengan
puncak tajam-tajam. Bagian hulu sungai biasanya khas pada pengikisan tingkatan
muda, yang ditunjukkan oleh kelandaian curam banyak air terjun, riam, dan jurah.
Bagian hilir kebanyakan tersumbat oleh bahan rombakan kasar, dan jika berasal
dari perbukitan kaki, biasanya jalin-menjalin dan membentuk kipas aluvium. Ke
arah pantai, medannya terus-menerus menjadi kurang kasar dengan lembah yang
lebih terbuka. (Pieters dkk., 1990)

9
2.1.2 Stratigrafi
Geologi Lembar Ransiki mempunyai lima mandala geologi utama yaitu
Bongkah (Blok) Kemum, Sistem Sesar Ransiki, Bongkah (Blok) Arfak, Ranah
(Mintabat) Leher Burung (Lajur Lipatan Lengguru), dan Cekungan Bintuni.
Blok Arfak terdiri dari satuan Batuan Gunungapi Arfak, satuan
Batugamping Maruni, satuan Formasi Befoor, satuan Endapan Undak Aluvium,
satuan Kolovium dan Hancuran Tanah Longsor. Satuan Batuan Gunungapi
menjadi satuan batuan utama pada daerah penelitian, yang terdiri dari tufa
bersusun basal-andesit, aglomerat, sedikit sisipan lava, breksi lava, lava bantal
bersusunan andesit sampai basal; bataun gunung api klastika; batuan terobosan
basal sampai andesit porfiri dan gabro sampai diorit; jarang batugamping gelap.
Satuan Batuan Gunungapi Arfak menurut Atmawinata dkk. terbentuk dari
Eosen Akhir sampai Miosen Awal. Satuan Batugamping Maruni terbentuk dari
Miosen Awal sampai Pertengahan Miosen. Satuan Formasi Befoor terbentuk saat
Pliosen-Plistosen. Satuan Endapan Undak Aluvium terbentuk saat Kuarter. Satuan
Kolovium dan Hancuran tanah longsor terbentuk saat Holosen.

2.2 Geologi Lokal


2.2.1 Fisiografi Daerah Penelitian
Fisiografi daerah penelitian berupa lembah sungai yang diapit oleh
perbukitan batu gamping dengan yang berkisar 500 meter. Perbukitan batu
gamping tersebut terdapat di sebelah barat dan timur dari daerah penelitian.
Menuju ke arah selatan daerah penelitian berupa Pegunungan Arfak. Semakin kea
rah selatan semakin kasar, ketinggiannya 600 m sampai dengan 2350 m.

2.2.2 Stratigrafi Daerah Penelitian


Daerah penelitian termasuk kedalam Blok Arfak yang lebih khusus terdiri
dari satuan batuan gunungapi arfak, satuan batugamping, satuan kolovium dan
hancuran tanah longsor.
Satuan Batuan Gunungapi menjadi satuan batuan sumber utama bahan
galian pada daerah penelitian, yang terdiri dari basal-andesit, aglomerat, andesit
sampai basal; bataun gunung api klastika basal sampai andesit porfiri dan gabro

10
sampai diorit; jarang batugamping gelap. Satuan Kolovium dan hancuran tanah
longsor terdiri dari kerikil menyudut, pasir, dan lumpur. Kedalaman kolovium dan
hancuran tanah longsor ini kurang dari 5 meter.

2.3 Penyelidik Terdahulu


Pieters dkk., 1990, merupakan penyelidik terdahulu Geologi Lembar
Ransiki. Dan dalam tulisan ini Geologi Umum dan Geologi Lokal mengacu pada
Geologi Lembar Ransiki yang disusun oleh mereka.

11
BAB III KEGIATAN PENYELIDIKAN

3.1 Penyelidikan Sebelum Lapangan


Dalam penyelidikan sebelum lapangan ini diuraikan mengenai penyediaan
peta dasar untuk kegiatan lapangan, misalnya peta topografi, peta geologi, peta-
peta hasil penafsiran data penginderaan jauh. Namun dalam penyelidikan ini
hanya tersedia Peta Geologi Lembar Ransiki.
Sedangkan peralatan yang disediakan sebelum lapangan dalam penelitian ini
hanya tersedia Global Position System (GPS) Garmin, Kamera Cannon dan Alat
tulis.

3.2 Penyelidikan Lapangan


3.2.1 Pemetaan Geologi
Pada tahapan ini diuraikan cara-cara pemetaan geologi, dalam penyelidikan
kali ini yang dilakukan adalah pengukuran lintasan dengan menggunakan GPS
serta pengamatan struktur batuan yang ada.

3.3 Pengolahan Data


3.3.1 Pengolahan Data Geologi
Pengolahan data geologi pada penyelidikan kali ini adalah dengan menggunakan
program Transkoord dari Badan Koordinasi Surfey dan Pemetaan Nasoional
(Bakosurtanal) untuk merubah data-data geografis yang diperoleh dengan cara
ploting menggunakan Global Position System (GPS) menjadi Universal
Transverse Mercator (UTM). Penggunaan Transkord dapat dilihat pada Lampiran
2. Kemudian data UTM tersebut digunakan untuk pembuatan peta topografi dan
peta WIUP.

12
BAB IV HASIL PENYELIDIKAN

4.1 Geologi
Berdasarkan buku geologi lembar ransiki, di daerah penyelidikan memiliki
morfologi yang bergelombang dengan lokasi keterdapatan bahan galian batu kali
berupa sungai yang memiliki ketinggian antara 112 mdpl samai dengan 198 mdpl
dengan perbukitan kapur dan pegunungan arfak yang mengapit sungai tersebut.
Ketinggian perbukitan yang mengapit lokasi penyelidikan memiliki ketinggian
bekisar antara 500 mdpl sampai dengan 2350 mdpl.
Struktur geologi yang langsung berhubungan dengan endapan bahan galian
batu kali susah untuk bisa ditemukan karena endapan bahan galian tersebut
termasuk kedalam satuan kolovium dan hancuran tanah longsor yang memiliki
litologi dan struktur sedimenberupa kerikil menyudut, pasir dan lumpur.
Di lokasi penyelidikan ada satuan batauan yang ada yaitu, satuan kolovium
dan hancuran tanah longsor dan batuan gunung api. Satuan kolovium dan
hancuran tanah longsor terdiri dari bahan rombakan batuan lapuk, tanah berupa
kerikil menyudut, pasir dan lumpur. Satuan kolovium dan hancuran tanah longsor
ini berumur Holosen. Satuan Batuan Gunungapi pada daerah penelitian, yang
terdiri dari tufa bersusun basal-andesit, aglomerat, sedikit sisipan lava, breksi lava,
lava bantal bersusunan andesit sampai basal; bataun gunung api klastika; batuan
terobosan basal sampai andesit porfiri dan gabro sampai diorit; jarang
batugamping gelap. Batuan gunungapi di lokasi penyelidikan sebagian tidak
tersingkap tertindih selaras oleh Batugamping Maruni. Satuan Batuan Gunungapi
ini berumur Eosen Akhir sampai dengan Miosen Awal.
Selain kedua satuan batuan ada satuan batuan berada di sekitar daerah
penyelidikan, yaitu Satuan Gamping Maruni. Satuan ini dapat dijumpai/
tersingkap di tepian sungai daerah penyelidikan. Satuan Batu Gamping Maruni
ini berumur Miosen Awal hingga Tengah.

13
Gambar 4.1 Kolovium dan Hancuran Tanah Longsor di Sungai Anggresi

Gambar 4.2 Batuan Gunungapi yang telah Tertransportasi di Singai Anggresi

14
Gambar 4.3 Batu Gamping Maruni

4.2 Penyebaran
Bahan galian yang ada di lokasi peneylidikan penyebarannya relatif
mengikuti aliran sungai, yaitu mengarah ke Barat Laut sampai dengan Timur
Laut. Penyebaran bahan galian ini di batasi dengan satuan Batu Gamping Maruni
yang ada di tepian sungai. Selain itu penyebaran ini dibatasi pada area
penambangan (Lampiran 3)

4.3 Ukuran
Ukuran luasan dari bahan galian yang ada di lokasi penyelidikan
diasumsikan sebesar 2.379.862.097,2373 m2 (Lampiran 4). Nilai tersebut
didapatkan data koordinat diolah menggunakan bantuan software
autocad+quicksurf dengan penunjukan Area seperti yang ditunjukkan pada
Lampiran 4 yang ditandai dengan oval berwarna kuning.

15
4.4 Asumsi Sumberdaya
Asumsi sumberdaya bahan galian yang ada di lokasi penelitian masih
tergolong sumberdaya hipotetik, karena data-data perhitungannya masih
mengguanakan data dari hasil survey tinjau. Setelah didapatkan ukuran luasan
kemudian, luasan tersebut dikalikan dengan ketebalan eandapan bahan galian
yang diasumsikan sebesar 3 m. Sehingga dapat diperoleh nilai Sumberdaya
endapan bahan galian baik dalam meter kubik maupun sumberdaya dalam tonase,
yaitu:
Sumberdaya = Area x Kedalaman
= 2.379.862.097,2373 m2 x 3 m
= 7.139..586.291,7119 m3
Sumberdaya hipoteti bahan galian batu kali di Sungai Anggresi diasumsikan
sebesar 7.139..586.291,7119 m3.
Sumberdaya dalam tonase = Sumberdaya dalam m3 x Densitas
= 7.139..586.291,7119 m3 x 1,5 ton/ m3
= 10.709.379.437,57 ton
Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh kuantitas sumberdaya hipotetik
bahan galian batu kali di Sungai Anggresi diasumsikan sebesar 10.709.379.437,57
ton.

16
V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Kegiatan Eksplorasi Batuan di Sungai Anggresi
Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut:
1. Penyebaran bahan galian batu kali penyebarannya relatif mengikuti aliran
sungai, yaitu mengarah ke Barat Laut sampai dengan Timur Laut. Penyebaran
bahan galian ini di batasi dengan satuan Batu Gamping Maruni yang ada di
tepian sungai. Selain itu penyebaran ini dibatasi pada area penambangan.
2. Ukuran luasan dari bahan galian yang ada di lokasi penyelidikan diasumsikan
sebesar 2.379.862.097,2373 m2.
3. Kuantitas sumberdaya hipotetik bahan galian batu kali di Sungai Anggresi
diasumsikan sebesar 10.709.379.437,57 ton.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penyelidikan survey tinjau
endapan bahan galian batu kali di Sungai Anggresi Kampung Anggresi Distrik
Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat adalah sebagai
berikut:
1. Melihat dari sumberdaya hipotetik dengan nilai sebesar 10.709.379.437,57 ton,
maka patut di lanjutkan ke tahapan studi kelayakan.
2. Semoga dengan laporan ini dapat memenuhi persyaratan teknis dari pengajuan
Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi, sehingga ijin dapat diberikan.
3. Dalam kegiatan survey tinjau dapat di tingkatkan ke eksplorasi pendahuluan
dan eksplorasi rinci, sehingga dapat diperoleh cadangannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Noviyanti. P. 2014. Jenis Batuan Beku, Sedimen, dan Metamorf. http//materi-


forever-blogspot.com/2014/Jenis-Batuan-Beku-Sedimen-dan.html (diakses
19 Oktober 2015)

Pieters P.E. (BMR), Hakim A. Sufni dan Atmawinata S. (GRDC). 1990. Geologi
Lembar Ransiki, Irian Jaya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

Republik Indonesia. Undang-Undang Tentang Pertambangan Mineral dan


Batubara. UU Nomor 4 Tahun 2009.

Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Tentang Pelaksanaan Kegiatan


Usaha Mineral dan Batubara. Nomor 23 Tahun 2010.

18
Table 3.1 RENCANA HARI KERJA

Total Hari
Bulan Hari Libur Hari Minggu Libur
Januari 3 4 7
Februari 1 4 5
Maret 1 5 6
April 1 4 5
Mei 3 5 8
Juni 2 5 7
July 3 4 7
Agustus 2 5 7
September 2 4 6
Oktober 1 4 5
November 1 5 6
Desmber 5 4 9
Jumlah hari kerja/tahun 287

Rencana hari kerja yang dilakukan pada perusahaan ini disesuaikan dengan
hari libur dan hari hujan. Sehingga total hari kerja yang dilakukan 287 hari/tahun.

Table 3.2 RENCANA JAM KERJA UNTUK HARI SENIN-KAMIS

JAM KERJA KETERANGAN


08.00-12.00 Kerja
12.00-13.00 Istirahat
13.00-16.00 Kerja

RENCANA JAM KERJA HARI JUMAT

JAM KERJA KETERANGAN


08.00-11.00 Efektif kerja
11.00-13.00 Istirahat
13.00-15.00 Efektif kerja
Table 3.3 RENCANA KERJA ,ANGGARAN BIAYA

NO URAIAN RENCANA REALISASI


Rp Rp
I Gaji dan Upah: total
1 Tenaga tetap 10.000.000 7.000.000
2 Tenaga Asing 20.000.000 18.000.000
3 Buruh Harian 1000.000 700.000
4 Pajak Penghasilan 140.000 140.000
Karyawan
II Administrasi : total
1 Kantor Pusat 500.000.000 400.000.000
2 Base Camp 200.000.000 150.000.000
4 Kantor Cabang 200.000.000 190.000.000
5 Alat Tulis Kantor 32.000.000 26.000.000
III Perjalanan Dinas Dan
Logistik
1 Perjalanan 25.000.000 23.000.000
2 Logistik 15.000.000 14.000.000
3 Akomodasi 13.000.000 10.000.000
IV Kegiatan Lapangan
1 Pemetaan/ Pengukuran 25.000.000 22.000.000
V Pengadaan Alat
1 Backhoe 775.000.000 300.000.000
2 Wheeloader 785.000.000 295.000.000
3 Dumptruck 255.600.000 285.000.000

Dari tabel 3.3 maka dapat diuraiakan sebagai berikut:

I. rencana kerja anggaran biaya gaji dan upah tenaga tetap yang direncanakan
sebesar Rp. 10.000.000 tetapi yang terealisasi sebesar Rp. 7.000.000, tenaga
asing direncanakan sebesar Rp. 20.000.000 dan terealisasi Rp.
18.000.000,buruh harian yang direncanakan Rp. 1.000.000 dan terealisasikan
Rp. 700.000. biaya yang direncanakan sesuai dengan perhitungan. Tetapi
pada kenyataanya biaya yang di perhitungkan tidak sesuai dengan
direncanakan dan yang terealisasi terjadi akibat produksi pertahun tidak
tercapai semaksimal mungkin akibat factor cuaca dan kerusakan mesin. Pajak
penghasilan karyawan yang direncanakan Rp. 140.000 dan terealisasi juga
Rp. 140.000 karena pajak pemerintah harus sesuai dengan aturan yang ada.
II. Biaya administrasi pembangunan kantor pusat, base camp dan kantor cabang
yang direncakan sesuai dengan perhitungan biaya yang dibutuhkan sebesar
Rp.500.000.000,Rp.200.000.000 dan Rp.200.000.000. Tetapi pada
kenyataannya biaya yang terealisasi Rp.400.000.000, Rp. 150.000.000 dan
Rp.190.000.000 biaya yang pada kenyataannya sudah terhitung biaya kepala
tukang,buruh dan juga bahan bangunan. Biaya yang direncanakan yang
diberikan kepada kepala tukang tidak memenuhi target pembangunan
sehingga biaya yang direncakan tidak sesuai dengan target. Biaya alat tulis
kantor yang direncakan sesuai kebutuhan kantor sebesar Rp.32.000.000 tetapi
pada kenyataannya biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.26.000.000 karena
kebutuhan kantor pada pemasaran harganya tidak sesuai dengan yang
direncakan, biaya alat tulis kantor yang sebenarnya lebih murah dengan yang
direncakan.
III. Biaya perjalanan dinas dan logistik didalamnya terdapat biaya perjalanan,biaya
logistic dan biaya akomodasi. Biaya perjalanan yang diperhitungkan dan direncakan
sebesar Rp.25.000.000 biaya ini sudah terhitung ongkos pesawat jika keluar
kota,ongkos taksi bandara tempat tinggal (hotel), biaya hotel dan sebaliknya sesuai
dengan kegiatan kantor, bila tidak sesuai dengan kegiatan kantor maka biaya
ditanggung sendiri. Akan tetapi biaya yang terealisasi sebesar Rp.23.000.000. biaya
logistik yang direncanakan sebesar Rp. 15.000.000 dan terealisasi Rp.14.000.000.
biaya akomodasi Rp.13.000.000 tetapi yang terealisasi Rp.10.000.000
IV. Biaya pemetan dilapangan yang direncanakan sebesar Rp.25.000.000 Tetapi yang
terealisasi Rp.22.000.000
V. Rencana biaya pengadaan alat yang dibutuhkan alat Backhoe,Wheeloader, dan
Dumptruck biaya yang direncakan sesuai dengan biaya yang terealisasi
Rp.300.000.000, Rp .295.000.000, Rp .285.000.000 dan Rp .600.000.000.
TABLE 3 4 RENCANA PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA

No Bangunan LuasLahan
1 Kantor 30m2
2 Tempatibadah 20m2
3 Kantin 10m2
4 PosKeamanan 10m2
5 Stasiunbahanbakar 50m2
6 Senior staff building 25m2
7 Wash pat 25m2
8 Staff building 25m2
9 Rec hall 30m2
10 Water tank 20m2
11 Subtytank 10m2
12 Genset room 20m2
13 workshop 100m2
14 Parking area 50m2
15 Fuel trap 50m2
16 Jalan 200 x 20m2 / 4000m2
17 Stockpile 1500 m2
18 Nursery 50m2
19 StasiunPembangkitlistrik 100m2
20 Fasilitas Air bersih 50m2
21 Gudang 50m2
Total LuasLahan 6225 m2

3.5 JUMLAH DAN KRITERIA TENAGA KERJA


3.5.1 Perkiraan Tenaga Kerja
penentuan jumlah tenaga kerja untuk masing-masing pola kerja,didasarkan
pada pertimbangan :
Alokasi personil manajemen dan supervisior untuk menangani jadwal kerja di
tiap bidang tugas.
Operator yang diperlukan untuk mengoperasikan tiap bagian dari peralatan
sesuai dengan jadwal
Personil pemeliharaan/perawatan untuk merawat peralatan tambang.
Memperbsiki peralatan sesuai dengan perkiraan perawatan tahunan.
Personil layanan antara lain sebagai pengelola gudang, petugas kebersihan
dan buruh yang dialokasikan sesuai dengan pekerjaan.
3.5.2 Perencanaan Tenaga Kerja
Pembagian pekerjaan dan penempatan tenaga kerja untuk masing-masing
alternative tenaga kerja dapat dilihat pada contoh tabel 3.5
Tabel 3.5
Contoh Klasifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja
Pekerjaan Pendidikan Pengalaman Total Status
Manajer Sarjan Tambang 6th 1 Tetap
Sekretaris Sarjana Tambang 6th 1 Tetap
Staff Sekretaris Sarjana Ekonomi 2th 2 Tetap
th
Kepala Divisi Perencanaan Sarjan Tambang 3 1 Tetap
Kepala Divisi Operator Sarjan Tambang 3th 1 Tetap
Tambang
Kepala divisi Pengolahan Sarjana Tambang 3th 1 tetap
Kepala Divisi Perawatan Sarjan Tambang 3th 1 Tetap
dan Lingkungan
Kepala Bagian Keuangan Sarjana Akuntansi 3th 1 Tetap
Sataff Keuangan Sarjan Akuntansi 3th 4 Tetap
Personalia Sarjan Hukum 3th 1 Tetap
UNDANG UNDANG PERTAMBANGAN DAN HUKUM
PERBURUHAN

LAPORAN RENCANA REKLAMASI EKSPLORASI PT.PRIMA PAPUA


SEHATI DI SUNGAI ANGGRESI KAMPUNG MARUNI DISTRIK
MANOKWARI SELATAN KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI
PAPUA BARAT

OLEH:
RINALDI WINCONO
HELMI MALASEME
PETRICIA ETWORY
ALDI FARIZ VALDERAMA
GLORY HUTAGALUNG
JONI ULLO
DOMINGGUS SAMPE RANTE
JIMMY FATUBUN
RISAT HARA
ZET KOMUL
ALEMAN MIAGONI
GIAN F. POCERATU
FERNANDO NANLOHY
BILIAM ATIHUTA
INDRI P.K.Y. NEBORE
SUPRIYONO

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
MANOKWARI
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan ini
dengan judul Laporan Eksplorasi Endapan Bahan Galian Batu Kali di Sungai
Anggresi Kampung Maruni Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari
Provinsi Papua Barat
Pada kesempatan kali ini penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh
anggota Tim Eksplorasi yang selalu bekerja keras dari awal sampai akhir
eksplorasi. Selain itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada masyarakat
yang berada di Sungai Anggresi yang bersedia untuk dimintai keterangan. Tidak
lupa penulis sampaikan terima kasi kepada program studi S1 Teknik
Pertambangan Universitas Papua yang telah memberi pinjaman alat ukur GPS.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis masih mengharapkan kritik serta saran
yang sifatnya membangun agar tidak terjadi kesalahan di waktu yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan laporan dari
kegiatan penyelidikan Eksplorasi yang telah dilakukan di Sungai Anggresi.

Manokwari, Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI.iii
DAFTAR GAMBAR.iv
DAFTAR LAMPIRAN.iv
BAB 1 PENDAHULUAN .. 1
1.1 Status Pemegang IUP atau IUPK.....1
1.2 Luas Wilayah IUP atau IUPK......1
1.3 Lokasi Dan Kesampaian Daerah......2
BAB II RENCANA PEMBUKAAN LAHAN...3
2.1 Kegiatan Eksplorasi......3
BAB III PROGRAM REKLAMASI......4
3.1 Lahan Yang di Reklamasi.....4
3.2 Teknik dan Peralatan Reklamasi...4
3.3 Revegetasi.....4
3.4 Pemeliharaan.....6
BAB IV KRITERIA KEBERHASILAN....6
BAB V RENCANA BIAYA REKLAMASI......8
5.1 Biaya Langsung....8
5.2 Biaya Tak Langsung....11
5.3 Total Biaya...11

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
1.1 Koordinat Wilayah KP Eksplorasi ................................................................ 2
1.2 Rencana Pembukaan Lahan Fasilitas / Infrastruktur ..................................... 3

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Jenis Tanaman Endemik ...............................................................................2
4.1 Kondisi Lahan dan Tanah yang akan direklamasi..7

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1 Rencana Anggaran Biaya Revegetasi Per Hektar .......................................... 13
2 Rencana Anggaran Biaya Penatagunaan Lahan.. ..................................14
3 Rencana Anggaran Biaya Pengendalian Erosi ............................................... 15
4 Total Rencana Biaya Reklamasi Tidak Langsung ......................................... 16
5 Total Rencana Biaya Reklamasi Langsung .................................................... 17

vi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Status Pemegang IUP atau IUPK


1.2 Identitas Pemegang IUP atau IUPK
Nama : Rinaldi Rachmat Wincono
Alamat Lengkap : Jl. Kanguru No.10
Kode WIUP : 2592536201501
1.3 Status Perijinan
Dengan ditetapkan Persetujuan Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) pada PT.
Prima Papua Sehati oleh Gubernur Papua Barat dengan nomor ( ) Tahun 2014
tentang Pemberian Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) kepada PT.Prima Papua
Sehati. PT.Prima Papua Sehati merupakan perusahaan perseorangan yang
melakukan usaha dibidang pertambangan saat telah melakukan eksplorasi detil
dan sedang menyusun rencana reklamasi eksplorasi pada areal Kuasa
Pertambangan Eksplorasi ( KP ) seluas 8 Ha di deasa Anggresi Kecamatan
Manokwari selatan Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Kegiatan ini
didasarkan pada surat Keputusan Gubernur Manokwari No ( ) tentang Pemberian
Kuasa Pertambangan eksplorasi Bahan Galian Sirtu ( pasir dan batu ) kepada
PT.Prima Papua Sehati. Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan, PT.
Prima Papua Sehati juga memperoleh peningkatan status perizinan menjadi kuasa
Pertambangan eksploitasi pada areal pada areal seluas 8 Ha berdasarkan surat
Keputusan Gubernur Manokwari tentang Pemberian Kuasa Pertambangan
Eksploitasi Bahan Galian Sirtu ( Pasir dan batu ) kepada PT.Prima Papua Sehati.
Menindaklanjuti Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, selanjutnya saat ini PT.Prima Papua Sehati
sedang mengajukan permohonan penyesuaian status Kuasa Pertambangan
Eksploitasi menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi.
1.2 Luas Wilayah IUP atau IUPK
Sesuai keputusan Gubernur Kabupaten Manokwari tentang pemberian Izin
Usaha Pertambangan ( IUP ) pada PT.Prima Papua Sehati memiliki Luas WIUP
16 Ha.

1
1.3 Lokasi dan Kesampaian Wilayah
Lokasi daerah Eksplorasi terletak didaerah Maruni Anggresi secara administratif
termasuk dalam kecamatan Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari, Provinsi
Papua Barat.
Secara astronomis lokasi daerah Eksplorasi PT.Prima Papua Sehati
terletak diantara terletak 10 2 5,04LS 1340 1 13,82 BT dengan Jarak 20 Km
dari Pusat Kota Manokwari Untuk bisa mencapai ke daerah eksplorasi dapat
melalui darat dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Daerah rencana
penambangan PT. Prima Papua Sehati meliputi daerah seluas 16 Ha sesuai
keputusan Gubernur Kabupaten Manokwari tentang Pemberian kuasa
Pertambangan eksplorasi An.PT.Prima Papua Sehati, dimana titik titik batas
koordinat daerah dimaksud dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Koordinat Wilayah KP Eksplorasi


East (m) North (m) Elevasi
Point
UTM Geografis UTM Geografis (LS) (Mdpl)
P001 391605.519 1340132,8 9886410.658 010139,1 185
P002 391500.502 1340129,4 9886168.038 010147,0 198
P003 391466.413 1340128,3 9886456.677 010137,6 175
P004 391234.457 1340120,8 9886904.934 010123,0 145
P005 391286.892 1340122,5 9887267.297 010111,2 127
P006 391351.795 1340124,6 9887288.812 010110,5 125
P009 391416.637 1340126,7 9887512.995 010103,2 118
P010 391583.527 1340132,1 9887580.602 010101,0 112
P008 391469.218 1340128,4 9887396.323 010107,0 123
P007 391401.275 1340126,2 9887208.988 010113,1 133

2
BAB II
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN

2.1 Kegiatan Eksplorasi


Kegiatan ekplorasi yang dilakukan hanya terdiri atas pemetaan geologi,
dan pemetaan topografi untuk mengetahui arah dan penyebaran cadangan. Selain
itu juga dilakukan survey untuk pembukaan lahan sebagai tempat fasilitas
/infrastruktur tambang. Peralatan yang digunakan dalam kegiatan eksplorasi
berupa GPS ( Global Positioning System ). Fasilitas/infrastruktur tambang
meliputi fasilitas utama, fasilitas pengolahan, dan fasilitas penambangan. Rencana
luas lahan yang akan dibuka seluas 8 Ha.
Tabel 2.1 Rencana Pembukaan Lahan untuk pembangunan fasilitas/infrastruktur
tambang
No Bangunan Luas Lahan
1 Kantor 30 m2
2 Tempat ibadah 20m2
3 Kantin 10m2
4 Pos Keamanan 10m2
5 Stasiun bahan bakar 50m2
6 Senior staff building 25m2
7 Wash pat 25m2
8 Staff building 25m2
9 Rec hall 30m2
10 Water tank 20m2
11 Subtytank 10m2
12 Genset room 20m2
13 workshop 100m2
14 Parking area 50m2
15 Fuel trap 50m2
16 Jalan 200 x 20m2 / 4000m2
17 Stockpile 1500 m2
18 Nursery 50m2
19 Stasiun Pembangkit listrik 100m2
20 Fasilitas Air bersih 50m2
21 Gudang 50m2
Total Luas Lahan 6225 m2

3
BAB III
PROGRAM REKLAMASI

3.1 Lahan Yang direklamasi


Pembongkaran lahan untuk membuat jalan masuk ke daerah eksplorasi dan
pembukaan lahan untuk penempatan fasilitas penunjang di desa anggresi akan
menyebabkan perubahan bentuk rona alam sekitar. Lahan yang terganggu selama
eksplorasi seluas 8 Ha. Tahapan yang digunakan dalam reklamasi yaitu
melakukan penimbunan lahan dan menempelkan lapisan tanah yang subur ( Top
Soil ) di lahan yang direklamasi, kemudian melakukan perataan lahan ( Countur
Levelling ), Hydroseeding ( penyemaian dan penyebaran lahan reklamasi dengan
bibit perintis, penanaman pohon.
3.2 Teknik dan Peralatan Dalam Reklamasi
Teknik yang digunakan dalam reklamasi ini yaitu penanaman tanaman
penutup tanah dan penanaman kayu kayuan ( Penghijauan ). Peralatan yang
digunakan dalam reklamasi yaitu, Dump truck, Backhoe, dan Buldozer.
3.3 Revegetasi
Revegetasi adalah usaha untuk memperbaiki dan memulihkan vegetasi
yang rusak melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan pada lahan bekas
penggunaan kawasan hutan. Jenis tanaman yang digunakan untuk revegetasi lahan
dengan menggunakan jenis tanaman Endemik, yang dimaksud jenis tanaman
endemic adalah jenis tanaman asli yang keterdapatannya terbatas pada daerah
tertentu dan tidak terdapat di daerah lain. Jenis tanaman endemic di daerah
eksplorasi yaitu Tanaman Pinus.

4
Gambar 2.4 Jenis Tanaman Endemik
Revegetasi pada daaerah eksplorasi adalah dengan penanaman tanaman
penghijauan yaitu tanaman Pinus.
3.3.1 Analisis Kualitas Tanah
Analisis kualitas tanah merupakan aspek penting yang harus dilakukan
sebelum suatu lahan dapat digunakan. Kebutuhan pada analisis kualitas tanah
meliputi :
a. Penyediaan Gypsum
b. Penyediaan Kapur
3.3.2 Pemupukan
Sebelum lahan ditanami bibit pinus, terlebih dahulu dilakukan pemupukan
dengan tujuan untuk menambah kesuburan tanah. Pupuk yang digunakan adalah
pupuk kandang dan pupuk organic. Yang dimaksud pupuk kandang adalah olahan
kotoran hewan, biasanya ternak yang diberikan pada lahan pertanian untuk
memperbaiki kesuburan dan struktur tanah sedangkan yang dimaksud Pupuk
organic adalah pupuk non alami ( kimia ).
Penggunaan pupuk sangat penting bagi tanaman, pupuk adalah sebagai
perangsang pertumbuhan akar,batang,dan daun, bisa meningkatkan mutu dan
jumlah tanaman, dan lain sebagainya.

5
3.3.3 Pengadaan Bibit
Pengadaan bibit dilakukan dengan cara memesan bibit dari produsen resmi
yang ditunjuk oleh pemerintah, bibit yang dipesan ini sebaiknya berumur 1 tahun.
3.3.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan lahan yang direncanakan secara berkala, melakukan
pemantauan dan perawatan bibit tanaman dari penyakit atau hama dengan
melakukan penyulaman dan penyiangan.
a. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian bagian yang
kosong bekas tanaman yang mati/diduga akan mati atau rusak sehingga
terpenuhi jumlah tanaman normal dalam satu kesatuan luas tertentu sesuai
dengan jarak tanamnya. Penyulaman tanaman merupakan tindakan
pemeliharaan untuk meningkatkan presentase tanaman hidup. Penyulaman
dilakukan apabila presentasi hidup tanaman kurang dari 80%.
b. Penyiangan
Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di
antara sela sela tanaman pertanian dan sekaligus menggemburkan tanah.
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi
persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan
mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari.

6
BAB IV
KRITERIA KEBERHASILAN

Kualitas tanah yang terdapat didearah eksplorasi yang akan direklamasi


memiliki jenis tanah yang kurang unsur hara, dengan struktur tanah pasir batu,
yang mudah terbawa arus air yang dapat menyebabkan pengikisan permukaan
tanah. Oleh karena itu dilakukan penimbunan unsur hara, sehingga tanaman dapat
tumbuh subur. Standar kriteria yang ditetapkan apabila pengaturan bentuk lahan,
pengendalian erosi, sedimentasi, revegetasi, dan pemeliharaan sudah dilakukan
dengan baik.

Gambar 4.1 Kondisi Lahan dan Tanah yang akan direklamasi

7
BAB V
RENCANA BIAYA REKLAMASI

Kegiatan reklamasi pada daerah bekas tambang merupakan suatu keharusan


yang harus dilaksanakan oleh industry pertambangan. Untuk melakukan kegiatan
reklamasi ini harus pula didukung oleh modal yang cukup untuk membiayainya.
Pada dasarnya beban biaya kegiatan reklamasi daerah penambangan menjadi
tanggung jawab pemegang izin pertambangan sesuai dengan petunjuk dari
departemen pertambangan dan energy. Pembiayaan kegiatan reklamasi
dikelompokan menjadi dua bagian yaitu :
5.1 Biaya reklamasi Langsung
Biaya reklamasi langsung adalah segala biaya yang digunakan untuk
menangani reklamasi dimana segala kegiatan yang dilakukan berhubungan
langsung dengan reklamasi. Beberapa kegiatan yang membutuhkan biaya
langsung yaitu :
5.1.1 Bekas Lahan Daerah Eksplorasi
Untuk melakukan reklamasi pada bekas lahan dearah eksplorasi seperti
pembukaan lahan untuk pembuatan jalan menuju daerah eksplorasi dan
pembukaan lahan untuk penempatan fasilitas penunjang dengan menggunakan
alat mekanis dan beberapa karyawan. Jenis alat berat/mekanis yang digunakan
adalah backhoe dan bulldozer, alat alat mekanis ini diperoleh dengan sistem
sewa. Pembukaan lahan pada daerah eksplorasi di desa Anggresi membutuhkan
waktu 14 hari. Dengan kebutuhan alat mekanis 2 buah backhoe dan 2 buah
Bulldozer. Karyawan yang dibutuhkan sebanyak orang ( 4 orang operator untuk
alat berat dan 4 orang sebagai pembantu operator ).
Untuk sewa sebuah bulldozer adalah Rp.800,000,/jam , sedangkan untuk
backhoe adalah Rp.700,000/jam. Sewa untuk setiap operator Rp.100,000/hari,
sedangkan untuk pembantu operator Rp. 80,000/hari. Dengan waktu kerja dalam
sehari adalah 8 jam.

8
5.1.2 Penataan Kegunaan Lahan
Penataan Kegunaan Lahan merupakan salah satu kegiatan reklamasi yang
membutuhkan biaya yang cukup besar. Komponen pada penataan kegunaan lahan
yang memerlukan biaya antara lain :
1. Biaya Penyewaaan Alat Alat Mekanis
Jenis dan jumlah alat berat yang digunakan pada kegiatan ini adalah 2
buah backhoe, 2 buah bulldozer dan 4 buah truck. Alat berat ini di peroleh
melalui sistem sewa, dengan harga sewa untuk 1 back hoe yaitu Rp 700,000/
jam, harga sewa 1 bulldozer Rp 800,000/jam, dan harga sewa 1 Truck Rp.
850,000 / jam.
2. Karyawan
Kegiatan penataan kegunaan lahan pada daerah eksplorasi di desa
Anggresi membutuhkan karyawan/pekerja. Karyawan yang dibutuhkan
merupakan operator dan pembantu operator dari alat berat. Jadi banyaknya
karyawan yang dibutuhkan adalah :
a. 2 orang karyawan untuk operator backhoe
b. 2 orang karyawan pembantu operator backhoe
c. 2 orang karyawan untuk operator bulldozer
d. 2 orang karyawan pembantu operator bulldozer
e. 4 orang karyawan untuk operator truck
f. 4 orang karyawan pembantu operator truck

Jadi jumlah karyawan yang dibutuhkan adalah 16 orang. Upah yang


diberikan untuk tiap pekerja/karyawan berbeda beda sesuai dengan tingkat
kesulitan pekerjaannya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap penataan kegunaan
lahan yaitu :
a. Pengisian Kembali lahan bekas eksplorasi
b. Pengaturan permukaan lahan
c. Penebaran tanah pucuk
d. Pengendalian erosi dan pengendalian air

9
Dengan tetap memperhatikan jenis kegiatan yang dilakukan maka untuk kegiatan
penataan lahan ini ditargetkan selesai dalam jangka waktu 30 hari, dengan jam
kerja 8 jam / hari.
5.1.3 Revegetasi
Revegetasi pada daerah eksplorasi di desa Anggresi adalah dengan
penanaman tanaman kayu kayuan ( Penghijauan ) dengan jenis tanaman pokok.
Jenis tanaman yang dimaksud yaitu Pohon pinus. Biaya biaya yang dibutuhkan
untuk revegetasi ini meliputi :
a. Analisis kualitas Tanah
Biaya biaya yang dibutuhkan pada analisis kualitas tanah mencakup
Penyediaan Kapur ( Tepung batu gamping )
Kapur yang dibutuhkan sebanyak 700 kg /Ha, jadi untuk daerah seluas 16 Ha
diperlukan Kapur sebanyak 11,2 Ton, dengan harga kapur Rp.30.000/Kg.
Penyediaan Gypsum
Gypsum yang dibutuhkan sebanyak 1 ton/ha, jadi untuk daerah seluas 16 ha
diperlukan gypsum sebanyak 16 ton, dengan harga gypsum/Kg adalah
Rp.100.000,-
b. Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang sebanyak 70 Kg/Ha. Jadi untuk
pemupukan pada lahan seluas 16 Ha diperlukan pupuk kandang 1,12 ton, harga
pupuk kandang / Kg adalah Rp.10.000,-
c. Pengadaan bibit
Jumlah bibit yang dibutuhkan adalah 1500/ha. Jadi untuk lahan seluas 16 Ha
diperlukan bibit sebanyak 24.000, dengan harga bibit Rp.9500/batang.
5.1.4 Pengendalian Erosi
Biaya yang dibutuhkan pada pengendalian erosi terutama digunakan untuk
pembuatan teras sebagai penangkap aliran air permukaan. Adapun alat alat yang
digunakan untuk pembuatan teras adalah backhoe. Jumlah backhoe yang
diperlukan adalah 2 buah dengan harga sewa tiap backhoe Rp.700.000/jam.
Waktu yang diperlukan untuk pembuatan teras adalah 25 hari.

10
5.2 Biaya Reklamasi Tidak Langsung
Biaya reklamasi tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk
kegiatan reklamasi namun tidak berhubungan langsung dengan lahan yang akan
direklamasi. Biaya tidak langsung menurut Peraturan Menteri Sumber Daya
Mineral Nomor 18 Tahun 2008 ditentukan sebagai berikut :
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi
Merupakan biaya yang diambil 2,5 % dari biaya langsung atau
berdasarkan perhitungan. Dalam laporan ini, pada tahun 1 dan 2 yang
belum membutuhkan alat untuk aktivitas reklamasi, maka biaya mobilisasi
dan demobilisasi dihitung sebesar 2,5 %, sedangkan pada tahun ke 2
sampai tahun ke 5 dihitung berdasarkan kebutuhan,
b. Biaya perencanaan reklamasi
Merupakan biaya yang diambil sebesar 2 % - 10 % dari biaya langsung,
dan dalam laporan ini dipakau 5%
c. Biaya Administrasi dan Keuntungan Kontraktor
Merupajkan biaya yang diambil sebesar 3% - 14% dari biaya langsung dan
dalam laporan ini dipakai 6%.
d. Biaya supervisi
Merupakan biaya yang diambil sebesar 2% - 7% dari biaya langsung, dan
dalam laporan ini dipakai 4%.
5.3 Total Biaya Rencana Reklamasi Eksplorasi
Total luas wilayah daerah eksplorasi pada PT. Prima Papua Sehati yang
bergerak dibidang pertambangan batuan seluas 8 Ha. Biaya rencana reklamasi
eksplorasi meliputi biaya reklamasi langsung dan biaya reklamasi tidak langsung.
Reklamasi langsung meliputi rencana biaya revegatasi. Rencana biaya revegetasi
yang direncanakan sebesar Rp 257.650.000 /ha, rencana biaya penatagunaan
lahan sebesar Rp 1.886.400.000 yang meliputi biaya sewa alat berat dan ongkos
pekerka/karyawan, rencana biaya pengendalian erosi sebesar Rp 297.250.000
yang meliputi sewa alat berat dan ongkos pekerja/karyawan. Perhitungan biaya
reklamasi langsung dan tidak langsung selama 5 tahun dapat dilihat pada
lampiran.

11
Biaya reklamasi dihitung berdasarkan biaya langsung ditambah dengan biaya
tidak langsung. Dari perhitungan diatas maka diketahui bahwa biaya reklamasi
PT.Prima Papua Sehati selama 5 ( lima ) tahun adalah Rp. 14,166,395,630

12
DAFTAR PUSTAKA

http://banti-indonesia.com/blog/reklamasi-dan-pasca-tambang/
http://dokumen.tips/documents/reklamasi-55844c2d5a5f0.html
http://tentangtambangbatubara.blogspot.co.id/2013/04/rencana-anggaran-dalam-satu-
tahun.html

13
PT.PRIMA PAPUA SEHATI
LAMPIRAN 1
TABEL RENCANA ANGGARAN BIAYA REVEGETASI PER HEKTAR

No Komponen Satuan Kebutuhan Per Ha Harga Satuan ( Rp ) Biaya (Rp)


I Persemaian
1 Benih Tanaman Pokok Batang 1500 9.500 14.250.000
2 Pengadaan Polibag Buah 1500 10.000 15.000.000
3 Tempat Persemaian Buah 2 350.000 700.000
4 Kapur kg 200 20.000 4.000.000
5 Pupuk kg 200 45.000 9.000.000
6 Pestisida Liter 20 220.000 4.400.000
7 Tenaga Kerja OH 10 80.000 800.000
Sub Total 48.150.000
II Penanaman
1 Tanaman Penutup
a Benih Kg 500 250.000 125.000.000
b Kapur Kg 700 30.000 21.000.000
c Pupuk kg 300 45.000 13.500.000
d Tenaga Kerja OH 10 80.000 800.000
2 Tanaman Pokok/Pohon
a Kapur Kg 300 30.000 9.000.000
b Pupuk Kg 300 45.000 13.500.000
c Tenaga Kerja OH 15 80.000 1.200.000
Sub Total 184.000.000
III Pemeliharaan
1 Pestisida Liter 20 220.000 4.400.000
2 Pupuk Kg 300 45.000 13.500.000
3 Analisa Kualitas Tanah Sampel 30 200.000 6.000.000
4 Tenaga Kerja OH 20 80.000 1.600.000
Sub Total 25.500.000
Total Biaya revegetasi Per Hektar 257.650.000
PT.PRIMA PAPUA SEHATI
LAMPIRAN II
TABEL RENCANA ANGGARAN BIAYA PENATAGUNAAN LAHAN

No Kebutuhan Biaya ( Rp ) /Jam Biaya ( Rp )/hari Biaya ( Rp ) /30 Hari


I Sewa Alat Berat
1 1 Buah Wheel Loader Rp.700,000 Rp.5.600.000 Rp. 168.000.000
2 2 Buah Bulldozer Rp.1,600,000 Rp.12.800.000 Rp. 384.000.000
3 4 Buah Dump Truck Rp.4,000,000 Rp.32.000.000 Rp. 960.000.000
4 2 Buah Backhoe Rp.1,400,000 Rp. 11.200.000 Rp.336.000.000
Sub Total Rp. 7.700.000 Rp.61.600.000 Rp.1.848.000.000
II Karyawan
1 Operator Backhoe Rp. 25.000 Rp.200.000 Rp.6.000.000
2 Ass. Operator Backhoe Rp.15.000 Rp.120.000 Rp.3.600.000
3 Operator Whell loader Rp. 25.000 Rp.200.000 Rp.6.000.000
4 Ass. Operator Whell loader Rp.15.000 Rp.120.000 Rp.3.600.000
5 Operator Bulldozer Rp. 25.000 Rp.200.000 Rp.6.000.000
6 Ass. Operator Bulldozer Rp.15.000 Rp.120.000 Rp.3.600.000
7 Operator Dump Truck Rp.25.000 Rp.200.000 Rp.6.000.000
8 Ass. Operator Dump Truck Rp.15.000 Rp.120.000 Rp.3.600.000
Sub Total Rp.160.000 Rp.1.280.000 Rp.38.400.000
PT.PRIMA PAPUA SEHATI

LAMPIRAN III

TABEL RENCANA ANGGARAN BIAYA PENGENDALIAN EROSI

No Kebutuhan Biaya ( Rp ) /Jam Biaya ( Rp )/hari Biaya ( Rp ) /25 Hari


I Sewa Alat Berat
1 2 Buah Backhoe Rp.1.400.000 Rp.11.200.000 Rp. 280.000.000
Sub Total Rp. 1.400.000 Rp.11.200.000 Rp.280.000.000
II Karyawan
1 2 Operator Backhoe Rp. 50.000 Rp.450.000 Rp.11.250.000
2 2 Ass. Operator Backhoe Rp.30.000 Rp.240.000 Rp.6000.000
Sub Total Rp.80.000 Rp.690.000 Rp.17.250.000
PT. PRIMA PAPUA SEHATI

LAMPIRAN IV

TOTAL RENCANA BIAYA REKLAMASI LANGSUNG SELAMA 5 TAHUN

Biaya Langsung ( Rp )
TAHUN Luas Bukaan ( Ha ) Total Biaya Reklamasi
Biaya Penataan Lahan Biaya Revegetasi Biaya Pengendalian erosi

1 - - - - -
2 2,5 1,886,400,000 644,125,000 297,250,000 2,827,775,000
3 3 1,886,400,000 772,950,000 297,250,000 2,956,600,000
4 3 1,886,400,000 772,950,000 297,250,000 2,956,600,000
5 3 1,886,400,000 772,950,000 297,250,000 2,956,600,000
Jumlah 11,5 7,545,600,000 2,962,975,000 1,189,000,000 11,697,575,000
PT. PRIMA PAPUA SEHATI

LAMPIRAN IV

TOTAL RENCANA BIAYA REKLAMASI TIDAK LANGSUNG SELAMA 5 TAHUN

Tahun ke ( Rp )
Uraian Total Biaya
1 2 3 4 5
a. mobilisasi dan demobilisasi ( 2,5 %) 70,694,375 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 270,694,375
b. Perencanaan dan Kegiatan ( 5% ) 141,388,750 147,830,000 147,830,000 147,830,000 147,830,000 732,708,750
c. Administrasi ( 6% ) 169,666,500 177,396,000 177,396,000 177,396,000 177,396,000 879,250,500
d. Supervisi ( 4%) 113,111,000 118,264,000 118,264,000 118,264,000 118,264,000 586,167,000
Subtotal Biaya Reklamasi tidak
langsung 494,860,625 493,490,000 493,490,000 493,490,000 493,490,000 2,468,820,625
Subtotal Biaya Reklamasi Langsung 2,827,775,000 2,956,600,000 2,956,600,000 2,956,600,000 2,956,600,000 11,697,575,000
UNDANG UNDANG PERTAMBANGAN DAN HUKUM
PERBURUHAN

LAPORAN RENCANA REKLAMASI OPERASI PRODUKSI PT.PRIMA


PAPUA SEHATI DI SUNGAI ANGGRESI KAMPUNG MARUNI DISTRIK
MANOKWARI SELATAN KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI
PAPUA BARAT

OLEH:
RINALDI WINCONO
HELMI MALASEME
PETRICIA ETWORY
ALDI FARIZ VALDERAMA
GLORY HUTAGALUNG
JONI ULLO
DOMINGGUS SAMPE RANTE
JIMMY FATUBUN
RISAT HARA
ZET KOMUL
ALEMAN MIAGONI
GIAN F. POCERATU
FERNANDO NANLOHY
BILIAM ATIHUTA
INDRI P.K.Y. NEBORE
SUPRIYONO

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
MANOKWARI
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan ini
dengan judul Laporan Eksplorasi Endapan Bahan Galian Batu Kali di Sungai
Anggresi Kampung Maruni Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari
Provinsi Papua Barat
Pada kesempatan kali ini penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh
anggota Tim Eksplorasi yang selalu bekerja keras dari awal sampai akhir
eksplorasi. Selain itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada masyarakat
yang berada di Sungai Anggresi yang bersedia untuk dimintai keterangan. Tidak
lupa penulis sampaikan terima kasi kepada program studi S1 Teknik
Pertambangan Universitas Papua yang telah memberi pinjaman alat ukur GPS.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis masih mengharapkan kritik serta saran
yang sifatnya membangun agar tidak terjadi kesalahan di waktu yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan laporan dari
kegiatan penyelidikan Eksplorasi yang telah dilakukan di Sungai Anggresi.

Manokwari, Oktober 2015

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI.iii
DAFTAR GAMBAR.iv
DAFTAR TABEL..v
DAFTAR LAMPIRAN..iv
BAB 1 PENDAHULUAN .. 1
1.1 Status Pemegang IUP atau IUPK.....1
1.2 Luas Wilayah IUP atau IUPK......1
1.3 Lokasi Dan Kesampaian Daerah......2
BAB II RENCANA PEMBUKAAN LAHAN...3
2.1 Kegiatan Eksplorasi......3
BAB III PROGRAM REKLAMASI......5
3.1 Lahan Yang di Reklamasi.....5
3.2 Teknik dan Peralatan Reklamasi...5
3.3 Revegetasi.....5
3.4 Pemeliharaan.....7
BAB IV KRITERIA KEBERHASILAN....8
BAB V RENCANA BIAYA REKLAMASI......9
5.1 Biaya Langsung....9
5.2 Biaya Tak Langsung....12
5.3 Total Biaya...12

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
1.1 Koordinat Wilayah KP Eksplorasi ................................................................ 2
1.2 Rencana Pembukaan Lahan Fasilitas / Infrastruktur ..................................... 3

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
2.1 Jenis Tanaman Endemik ...............................................................................2
4.1 Kondisi Lahan dan Tanah yang akan direklamasi..7

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1 Rencana Anggaran Biaya Revegetasi Per Hektar .......................................... 13
2 Rencana Anggaran Biaya Penatagunaan Lahan.. ..................................14
3 Rencana Anggaran Biaya Pengendalian Erosi ............................................... 15
4 Total Rencana Biaya Reklamasi Tidak Langsung ......................................... 16
5 Total Rencana Biaya Reklamasi Langsung .................................................... 17

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Status Pemegang IUP atau IUPK


1.2 Identitas Pemegang IUP atau IUPK
Nama : Rinaldi Rachmat Wincono
Alamat Lengkap : Jl. Kanguru No.10
Kode WIUP : 2592536201501
1.3 Status Perijinan
Dengan ditetapkan Persetujuan Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) pada PT.
Prima Papua Sehati oleh Gubernur Papua Barat dengan nomor ( ) Tahun 2014
tentang Pemberian Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) kepada PT.Prima Papua
Sehati. PT.Prima Papua Sehati merupakan perusahaan perseorangan yang
melakukan usaha dibidang pertambangan saat telah melakukan eksplorasi detil
dan sedang menyusun rencana reklamasi eksplorasi pada areal Kuasa
Pertambangan Eksplorasi ( KP ) seluas 8 Ha di deasa Anggresi Kecamatan
Manokwari selatan Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Kegiatan ini
didasarkan pada surat Keputusan Gubernur Manokwari No ( ) tentang Pemberian
Kuasa Pertambangan eksplorasi Bahan Galian Sirtu ( pasir dan batu ) kepada
PT.Prima Papua Sehati. Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan, PT.
Prima Papua Sehati juga memperoleh peningkatan status perizinan menjadi kuasa
Pertambangan eksploitasi pada areal pada areal seluas 8 Ha berdasarkan surat
Keputusan Gubernur Manokwari tentang Pemberian Kuasa Pertambangan
Eksploitasi Bahan Galian Sirtu ( Pasir dan batu ) kepada PT.Prima Papua Sehati.
Menindaklanjuti Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, selanjutnya saat ini PT.Prima Papua Sehati
sedang mengajukan permohonan penyesuaian status Kuasa Pertambangan
Eksploitasi menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi.
1.2 Luas Wilayah IUP atau IUPK
Sesuai keputusan keputusan Gubernur Kabupaten Manokwari tentang
pemberian Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) pada PT.Prima Papua Sehati
memiliki Luas WIUP 16 Ha.

1
1.3 Lokasi dan Kesampaian Wilayah
Lokasi daerah operasi produksi terletak didaerah Maruni Anggresi secara
administratif termasuk dalam kecamatan Manokwari Selatan, Kabupaten
Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Secara astronomis lokasi daerah Operasi Produksi PT.Prima Papua Sehati
terletak diantara terletak 10 2 5,04LS 1340 1 13,82 BT dengan Jarak 20 Km
dari Pusat Kota Manokwari Untuk bisa mencapai ke daerah Operasi Produksi
dapat melalui darat dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Daerah
rencana penambangan PT. Prima Papua Sehati meliputi daerah seluas 16 Ha
sesuai keputusan Gubernur Kabupaten Manokwari tentang Pemberian kuasa
Pertambangan eksplorasi An.PT.Prima Papua Sehati, dimana titik titik batas
koordinat daerah dimaksud dilihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Koordinat Wilayah KP


East (m) North (m) Elevasi
Point
UTM Geografis UTM Geografis (LS) (Mdpl)
P001 391605.519 1340132,8 9886410.658 010139,1 185
P002 391500.502 1340129,4 9886168.038 010147,0 198
P003 391466.413 1340128,3 9886456.677 010137,6 175
P004 391234.457 1340120,8 9886904.934 010123,0 145
P005 391286.892 1340122,5 9887267.297 010111,2 127
P006 391351.795 1340124,6 9887288.812 010110,5 125
P009 391416.637 1340126,7 9887512.995 010103,2 118
P010 391583.527 1340132,1 9887580.602 010101,0 112
P008 391469.218 1340128,4 9887396.323 010107,0 123
P007 391401.275 1340126,2 9887208.988 010113,1 133

2
BAB II
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN

2.1 Area Penambangan


Lokasi penambangan terletak di desa anggresi, kabupaten Manokwari,
dengan luas area penambangan 8 Ha, umur tambang 10 Tahun , dengan
menggunakan metode penambangan quarry, peralatan yang di gunakan di area
penambangan menggunakan peralatan mekanis meliputi Backhoe jenis Caterpillar
dengan kapasitas bucket 8m3 dan dump truck Hino dengan kapasitas bucket
12m3. Rencana produksi yang direncanakan dengan jumlah alat gali 2 Buah dan
Alat angkut 4 Buah.

Gambar 2.1 Area Penambangan batuan yang direncanakan

2.2 Fasilitas Penunjang


Pengadaan fasilitas penunjang sangat perlu untuk mendukung kegiatan utama
penambangan sehingga dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Lokasi
fasilitas penunjang ini dikosentrasikan pada daerah tertentu agar memudahkan
dalam pengaturan dan pengawasannya, yang biasnya dekat dengan daerah
penambangan.

3
Tabel 2.1 Fasilitas Penunjang
No Bangunan Luas Lahan
1 Kantor
2 Tempat ibadah 20m2
3 Kantin 10m2
4 Pos Keamanan 10m2
5 Stasiun bahan bakar 50m2
6 Senior staff building 25m2
7 Wash pat 25m2
8 Staff building 25m2
9 Rec hall 30m2
10 Water tank 20m2
11 Subtytank 10m2
12 Genset room 20m2
13 workshop 100m2
14 Parking area 50m2
15 Fuel trap 50m2
16 Jalan 200 x 20m2 / 4000m2
17 Stockpile 1500 m2
18 Nursery 50m2
19 Stasiun Pembangkit listrik 100m2
20 Fasilitas Air bersih 50m2
21 Gudang 50m2
Total Luas Lahan 6195 m2

4
BAB III
PROGRAM REKLAMASI

3.1 Lahan Yang direklamasi


Metode penambangan yang digunakan adalah quarry. Hal ini dapat
menyebabkan hilangnya unsur hara, dan unsur biologi lainya. Tahapan yang
digunakan dalam reklamasi yaitu melakukan penimbunan lahan dan menempelkan
lapisan tanah yang subur ( Top Soil ) di lahan yang direklamasi, kemudian
melakukan perataan lahan ( Countur Levelling ), Hydroseeding ( penyemaian dan
penyebaran lahan reklamasi dengan bibit perintis, penanaman pohon. Lahan yang
direklamasi hanya area penambangan yang telah habis tertambang.
3.2 Teknik dan Peralatan Dalam Reklamasi
Teknik yang digunakan dalam reklamasi ini yaitu penanaman tanaman
penutup tanah dan penanaman kayu kayuan ( Penghijauan ). Peralatan yang
digunakan dalam reklamasi yaitu, Dump truck, Backhoe, dan Buldozer.
3.3 Revegetasi
Revegetasi adalah usaha untuk memperbaiki dan memulihkan vegetasi
yang rusak melalui kegiatan penanaman dan pemeliharaan pada lahan bekas
penggunaan kawasan hutan. Jenis tanaman yang digunakan untuk revegetasi lahan
dengan menggunakan jenis tanaman Endemik, yang dimaksud jenis tanaman
endemic adalah jenis tanaman asli yang keterdapatannya terbatas pada daerah
tertentu dan tidak terdapat di daerah lain. Jenis tanaman endemic di daerah opetasi
produksi yaitu Tanaman Pinus.

5
Gambar 2.4 Jenis Tanaman Endemik
Revegetasi pada daaerah operasi produksi adalah dengan penanaman tanaman
penghijauan yaitu tanaman Pinus.
3.3.1 Analisis Kualitas Tanah
Analisis kualitas tanah merupakan aspek penting yang harus dilakukan
sebelum suatu lahan dapat digunakan. Kebutuhan pada analisis kualitas tanah
meliputi :
a. Penyediaan Gypsum
b. Penyediaan Kapur
3.3.2 Pemupukan
Sebelum lahan ditanami bibit pinus, terlebih dahulu dilakukan pemupukan
dengan tujuan untuk menambah kesuburan tanah. Pupuk yang digunakan adalah
pupuk kandang dan pupuk organic. Yang dimaksud pupuk kandang adalah olahan
kotoran hewan, biasanya ternak yang diberikan pada lahan pertanian untuk
memperbaiki kesuburan dan struktur tanah sedangkan yang dimaksud Pupuk
organic adalah pupuk non alami ( kimia ).
Penggunaan pupuk sangat penting bagi tanaman, pupuk adalah sebagai
perangsang pertumbuhan akar,batang,dan daun, bisa meningkatkan mutu dan
jumlah tanaman, dan lain sebagainya.

6
3.3.3 Pengadaan Bibit
Pengadaan bibit dilakukan dengan cara memesan bibit dari produsen resmi
yang ditunjuk oleh pemerintah, bibit yang dipesan ini sebaiknya berumur 1 tahun.
3.3.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan lahan yang direncanakan secara berkala, melakukan
pemantauan dan perawatan bibit tanaman dari penyakit atau hama dengan
melakukan penyulaman dan penyiangan.
a. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian bagian yang
kosong bekas tanaman yang mati/diduga akan mati atau rusak sehingga
terpenuhi jumlah tanaman normal dalam satu kesatuan luas tertentu sesuai
dengan jarak tanamnya. Penyulaman tanaman merupakan tindakan
pemeliharaan untuk meningkatkan presentase tanaman hidup. Penyulaman
dilakukan apabila presentasi hidup tanaman kurang dari 80%.
b. Penyiangan
Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di
antara sela sela tanaman pertanian dan sekaligus menggemburkan tanah.
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi
persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan
mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari.

7
BAB IV
KRITERIA KEBERHASILAN

Kualitas tanah yang terdapat didearah operasi produksi yang akan


direklamasi memiliki jenis tanah yang kurang unsur hara, dengan struktur tanah
pasir batu, yang mudah terbawa arus air yang dapat menyebabkan pengikisan
permukaan tanah. Oleh karena itu dilakukan penimbunan unsur hara, sehingga
tanaman dapat tumbuh subur. Standar kriteria yang ditetapkan apabila pengaturan
bentuk lahan, pengendalian erosi, sedimentasi, revegetasi, dan pemeliharaan
sudah dilakukan dengan baik.

Gambar 4.1 Kondisi Lahan dan Tanah yang akan direklamasi

8
BAB V
RENCANA BIAYA REKLAMASI

Kegiatan reklamasi pada daerah bekas tambang merupakan suatu keharusan


yang harus dilaksanakan oleh industry pertambangan. Untuk melakukan kegiatan
reklamasi ini harus pula didukung oleh modal yang cukup untuk membiayainya.
Pada dasarnya beban biaya kegiatan reklamasi daerah penambangan menjadi
tanggung jawab pemegang izin pertambangan sesuai dengan petunjuk dari
departemen pertambangan dan energy. Pembiayaan kegiatan reklamasi
dikelompokan menjadi dua bagian yaitu :
5.1 Biaya reklamasi Langsung
Biaya reklamasi langsung adalah segala biaya yang digunakan untuk
menangani reklamasi dimana segala kegiatan yang dilakukan berhubungan
langsung dengan reklamasi. Beberapa kegiatan yang membutuhkan biaya
langsung yaitu :
5.1.1 Bekas Lahan Daerah Operasi Produksi
Untuk melakukan reklamasi pada bekas lahan dearah operasi produksi seperti
pembukaan lahan untuk pembuatan jalan menuju area penambangan dan
pembukaan lahan untuk penempatan fasilitas penunjang dengan menggunakan
alat mekanis dan beberapa karyawan. Jenis alat berat/mekanis yang digunakan
adalah backhoe dan bulldozer, alat alat mekanis ini diperoleh dengan sistem
sewa. Pembukaan lahan pada daerah penambangan di desa Anggresi
membutuhkan waktu 14 hari. Dengan kebutuhan alat mekanis 2 buah backhoe dan
2 buah Bulldozer. Karyawan yang dibutuhkan sebanyak orang ( 4 orang operator
untuk alat berat dan 4 orang sebagai pembantu operator ).`
Untuk sewa sebuah bulldozer adalah Rp.800,000,/jam , sedangkan untuk
backhoe adalah Rp.700,000/jam. Sewa untuk setiap operator Rp.100,000/hari,
sedangkan untuk pembantu operator Rp. 80,000/hari. Dengan waktu kerja dalam
sehari adalah 8 jam.

9
5.1.2 Penataan Kegunaan Lahan
Penataan Kegunaan Lahan merupakan salah satu kegiatan reklamasi yang
membutuhkan biaya yang cukup besar. Komponen pada penataan kegunaan lahan
yang memerlukan biaya antara lain :
1. Biaya Penyewaaan Alat Alat Mekanis
Jenis dan jumlah alat berat yang digunakan pada kegiatan ini adalah 2
buah backhoe, 2 buah bulldozer dan 4 buah truck. Alat berat ini di peroleh
melalui sistem sewa, dengan harga sewa untuk 1 back hoe yaitu Rp 700,000/
jam, harga sewa 1 bulldozer Rp 800,000/jam, dan harga sewa 1 Truck Rp.
850,000 / jam.
2. Karyawan
Kegiatan penataan kegunaan lahan pada daerah eksplorasi di desa
Anggresi membutuhkan karyawan/pekerja. Karyawan yang dibutuhkan
merupakan operator dan pembantu operator dari alat berat. Jadi banyaknya
karyawan yang dibutuhkan adalah :
a. 2 orang karyawan untuk operator backhoe
b. 2 orang karyawan pembantu operator backhoe
c. 2 orang karyawan untuk operator bulldozer
d. 2 orang karyawan pembantu operator bulldozer
e. 4 orang karyawan untuk operator truck
f. 4 orang karyawan pembantu operator truck

Jadi jumlah karyawan yang dibutuhkan adalah 16 orang. Upah yang


diberikan untuk tiap pekerja/karyawan berbeda beda sesuai dengan tingkat
kesulitan pekerjaannya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap penataan kegunaan
lahan yaitu :
a. Pengisian Kembali lahan bekas eksplorasi
b. Pengaturan permukaan lahan
c. Penebaran tanah pucuk
d. Pengendalian erosi dan pengendalian air

10
Dengan tetap memperhatikan jenis kegiatan yang dilakukan maka untuk kegiatan
penataan lahan ini ditargetkan selesai dalam jangka waktu 30 hari, dengan jam
kerja 8 jam / hari.
5.1.3 Revegetasi
Revegetasi pada daerah Operasi Produksi di desa Anggresi adalah dengan
penanaman tanaman kayu kayuan ( Penghijauan ) dengan jenis tanaman pokok.
Jenis tanaman yang dimaksud yaitu Pohon pinus. Biaya biaya yang dibutuhkan
untuk revegetasi ini meliputi :`
a. Analisis kualitas Tanah
Biaya biaya yang dibutuhkan pada analisis kualitas tanah mencakup
Penyediaan Kapur ( Tepung batu gamping )
Kapur yang dibutuhkan sebanyak 700 kg /Ha, jadi untuk daerah seluas 16 Ha
diperlukan Kapur sebanyak 11,2 Ton, dengan harga kapur Rp.30.000/Kg.
Penyediaan Gypsum
Gypsum yang dibutuhkan sebanyak 1 ton/ha, jadi untuk daerah seluas 16 ha
diperlukan gypsum sebanyak 16 ton, dengan harga gypsum/Kg adalah
Rp.100.000,-
b. Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang sebanyak 70 Kg/Ha. Jadi untuk
pemupukan pada lahan seluas 16 Ha diperlukan pupuk kandang 1,12 ton, harga
pupuk kandang / Kg adalah Rp.10.000,-
c. Pengadaan bibit
Jumlah bibit yang dibutuhkan adalah 1500/ha. Jadi untuk lahan seluas 16 Ha
diperlukan bibit sebanyak 24.000, dengan harga bibit Rp.9500/batang.
5.1.4 Pengendalian Erosi
Biaya yang dibutuhkan pada pengendalian erosi terutama digunakan untuk
pembuatan teras sebagai penangkap aliran air permukaan. Adapun alat alat yang
digunakan untuk pembuatan teras adalah backhoe. Jumlah backhoe yang
diperlukan adalah 2 buah dengan harga sewa tiap backhoe Rp.700.000/jam.
Waktu yang diperlukan untuk pembuatan teras adalah 25 hari.

11
5.2 Biaya Reklamasi Tidak Langsung
Biaya reklamasi tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk
kegiatan reklamasi namun tidak berhubungan langsung dengan lahan yang akan
direklamasi. Biaya tidak langsung menurut Peraturan Menteri Sumber Daya
Mineral Nomor 18 Tahun 2008 ditentukan sebagai berikut :
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi
Merupakan biaya yang diambil 2,5 % dari biaya langsung atau
berdasarkan perhitungan. Dalam laporan ini, pada tahun 1 dan 2 yang
belum membutuhkan alat untuk aktivitas reklamasi, maka biaya mobilisasi
dan demobilisasi dihitung sebesar 2,5 %, sedangkan pada tahun ke 2
sampai tahun ke 5 dihitung berdasarkan kebutuhan,
b. Biaya perencanaan reklamasi
Merupakan biaya yang diambil sebesar 2 % - 10 % dari biaya langsung,
dan dalam laporan ini dipakau 5%
c. Biaya Administrasi dan Keuntungan Kontraktor
Merupajkan biaya yang diambil sebesar 3% - 14% dari biaya langsung
dan dalam laporan ini dipakai 6%.
d. Biaya supervisi
Merupakan biaya yang diambil sebesar 2% - 7% dari biaya langsung,
dan dalam laporan ini dipakai 4%.
5.3 Total Biaya Rencana Reklamasi Operasi Produksi
Total luas wilayah daerah operasi produksi pada PT. Prima Papua Sehati yang
bergerak dibidang pertambangan batuan seluas 8 Ha. Biaya rencana reklamasi
eksplorasi meliputi biaya reklamasi langsung dan biaya reklamasi tidak langsung.
Reklamasi langsung meliputi rencana biaya revegatasi. Rencana biaya revegetasi
yang direncanakan sebesar Rp 257.650.000 /ha, rencana biaya penatagunaan
lahan sebesar Rp 1.886.400.000 yang meliputi biaya sewa alat berat dan ongkos
pekerka/karyawan, rencana biaya pengendalian erosi sebesar Rp 297.250.000
yang meliputi sewa alat berat dan ongkos pekerja/karyawan. Perhitungan biaya
reklamasi langsung dan tidak langsung selama 5 tahun dapat dilihat pada
lampiran.

12
Biaya reklamasi dihitung berdasarkan biaya langsung ditambah dengan biaya
tidak langsung. Dari perhitungan diatas maka diketahui bahwa biaya reklamasi
PT.Prima Papua Sehati selama 5 ( lima ) tahun adalah Rp. 14,166,395,630

13
DAFTAR PUSTAKA

http://banti-indonesia.com/blog/reklamasi-dan-pasca-tambang/
http://dokumen.tips/documents/reklamasi-55844c2d5a5f0.html
http://tentangtambangbatubara.blogspot.co.id/2013/04/rencana-anggaran-dalam-satu-
tahun.html

14
PT.PRIMA PAPUA SEHATI
LAMPIRAN 1
TABEL RENCANA ANGGARAN BIAYA REVEGETASI PER HEKTAR

No Komponen Satuan Kebutuhan Per Ha Harga Satuan ( Rp ) Biaya (Rp)


I Persemaian
1 Benih Tanaman Pokok Batang 1500 9.500 14.250.000
2 Pengadaan Polibag Buah 1500 10.000 15.000.000
3 Tempat Persemaian Buah 2 350.000 700.000
4 Kapur kg 200 20.000 4.000.000
5 Pupuk kg 200 45.000 9.000.000
6 Pestisida Liter 20 220.000 4.400.000
7 Tenaga Kerja OH 10 80.000 800.000
Sub Total 48.150.000
II Penanaman
1 Tanaman Penutup
a Benih Kg 500 250.000 125.000.000
b Kapur Kg 700 30.000 21.000.000
c Pupuk kg 300 45.000 13.500.000
d Tenaga Kerja OH 10 80.000 800.000
2 Tanaman Pokok/Pohon
a Kapur Kg 300 30.000 9.000.000
b Pupuk Kg 300 45.000 13.500.000
c Tenaga Kerja OH 15 80.000 1.200.000
Sub Total 184.000.000
III Pemeliharaan
1 Pestisida Liter 20 220.000 4.400.000
2 Pupuk Kg 300 45.000 13.500.000
3 Analisa Kualitas Tanah Sampel 30 200.000 6.000.000
4 Tenaga Kerja OH 20 80.000 1.600.000
Sub Total 25.500.000
Total Biaya revegetasi Per Hektar 257.650.000
PT.PRIMA PAPUA SEHATI
LAMPIRAN II
TABEL RENCANA ANGGARAN BIAYA PENATAGUNAAN LAHAN

No Kebutuhan Biaya ( Rp ) /Jam Biaya ( Rp )/hari Biaya ( Rp ) /30 Hari


I Sewa Alat Berat
1 1 Buah Wheel Loader Rp.700,000 Rp.5.600.000 Rp. 168.000.000
2 2 Buah Bulldozer Rp.1,600,000 Rp.12.800.000 Rp. 384.000.000
3 4 Buah Dump Truck Rp.4,000,000 Rp.32.000.000 Rp. 960.000.000
4 2 Buah Backhoe Rp.1,400,000 Rp. 11.200.000 Rp.336.000.000
Sub Total Rp. 7.700.000 Rp.61.600.000 Rp.1.848.000.000
II Karyawan
1 Operator Backhoe Rp. 25.000 Rp.200.000 Rp.6.000.000
2 Ass. Operator Backhoe Rp.15.000 Rp.120.000 Rp.3.600.000
3 Operator Whell loader Rp. 25.000 Rp.200.000 Rp.6.000.000
4 Ass. Operator Whell loader Rp.15.000 Rp.120.000 Rp.3.600.000
5 Operator Bulldozer Rp. 25.000 Rp.200.000 Rp.6.000.000
6 Ass. Operator Bulldozer Rp.15.000 Rp.120.000 Rp.3.600.000
7 Operator Dump Truck Rp.25.000 Rp.200.000 Rp.6.000.000
8 Ass. Operator Dump Truck Rp.15.000 Rp.120.000 Rp.3.600.000
Sub Total Rp.160.000 Rp.1.280.000 Rp.38.400.000
PT.PRIMA PAPUA SEHATI

LAMPIRAN III

TABEL RENCANA ANGGARAN BIAYA PENGENDALIAN EROSI

No Kebutuhan Biaya ( Rp ) /Jam Biaya ( Rp )/hari Biaya ( Rp ) /25 Hari


I Sewa Alat Berat
1 2 Buah Backhoe Rp.1.400.000 Rp.11.200.000 Rp. 280.000.000
Sub Total Rp. 1.400.000 Rp.11.200.000 Rp.280.000.000
II Karyawan
1 2 Operator Backhoe Rp. 50.000 Rp.450.000 Rp.11.250.000
2 2 Ass. Operator Backhoe Rp.30.000 Rp.240.000 Rp.6000.000
Sub Total Rp.80.000 Rp.690.000 Rp.17.250.000
PT. PRIMA PAPUA SEHATI

LAMPIRAN IV

TOTAL RENCANA BIAYA REKLAMASI LANGSUNG SELAMA 5 TAHUN

Biaya Langsung ( Rp )
TAHUN Luas Bukaan ( Ha ) Total Biaya Reklamasi
Biaya Penataan Lahan Biaya Revegetasi Biaya Pengendalian erosi

1 - - - - -
2 2,5 1,886,400,000 644,125,000 297,250,000 2,827,775,000
3 3 1,886,400,000 772,950,000 297,250,000 2,956,600,000
4 3 1,886,400,000 772,950,000 297,250,000 2,956,600,000
5 3 1,886,400,000 772,950,000 297,250,000 2,956,600,000
Jumlah 11,5 7,545,600,000 2,962,975,000 1,189,000,000 11,697,575,000
PT. PRIMA PAPUA SEHATI

LAMPIRAN IV

TOTAL RENCANA BIAYA REKLAMASI TIDAK LANGSUNG SELAMA 5 TAHUN

Tahun ke ( Rp )
Uraian Total Biaya
1 2 3 4 5
a. mobilisasi dan demobilisasi ( 2,5 %) 70,694,375 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 270,694,375
b. Perencanaan dan Kegiatan ( 5% ) 141,388,750 147,830,000 147,830,000 147,830,000 147,830,000 732,708,750
c. Administrasi ( 6% ) 169,666,500 177,396,000 177,396,000 177,396,000 177,396,000 879,250,500
d. Supervisi ( 4%) 113,111,000 118,264,000 118,264,000 118,264,000 118,264,000 586,167,000
Subtotal Biaya Reklamasi tidak
langsung 494,860,625 493,490,000 493,490,000 493,490,000 493,490,000 2,468,820,625
Subtotal Biaya Reklamasi Langsung 2,827,775,000 2,956,600,000 2,956,600,000 2,956,600,000 2,956,600,000 11,697,575,000
TUGAS KELOMPOK
LAPORAN STUDI KELAYAKAN ENDAPAN BAHAN GALIAN BATU KALI DI
SUNGAI ANGGRESI KAMPUNG MARUNI DISTRIK MANOKWARI SELATAN
KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT

LAPORAN STUDI KELAYAKAN

OLEH:
RINALDI WINCONO
HELMI MALASEME
PETRICIA ETWORY
ALDI FARIZ VALDERAMA
GLORY HUTAGALUNG
JONI ULLO
DOMINGGUS SAMPE RANTE
JIMMY FATUBUN
RISAT HARA
ZET KOMUL
ALEMAN MIAGONI
GIAN F. POCERATU
FERNANDO NANLOHY
BILIAM ATIHUTA
INDRI P.K.Y. NEBORE
SUPRIYONO
YOSAN LUKU

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS NEGERI PAPUA
MANOKWARI
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan ini
dengan judul Laporan Studi Kelayakan Endapan Bahan Galian Batu Kali di
Sungai Anggresi Kampung Maruni Distrik Manokwari Selatan Kabupaten
Manokwari Provinsi Papua Barat
Pada kesempatan kali ini penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak
Loman Efendi Warwey, ST., MT. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Undang-
undang Pertambangan dan Hukum Perburuhan. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Selain
itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada masyarakat yang berada di
Sungai Anggresi yang bersedia untuk dimintai keterangan. Tidak lupa penulis
sampaikan terima kasi kepada program studi S1 Teknik Pertambangan Universitas
Papua yang telah memberi pinjaman alat ukur Global Position System (GPS).
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis masih mengharapkan kritik serta saran
yang sifatnya membangun agar tidak terjadi kesalahan di waktu yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan laporan dari
kegiatan penyelidikan Eksplorasi yang telah dilakukan di Sungai Anggresi.

Manokwari, Oktober 2015

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
DAFRAT TABEL ............................................................................................... v
I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup dan Metode Studi............................................................

II KEADAAN UMUM ....................................................................................... 6


2.1 Lokasi dan luas wilayah Kuasa Pertambangan (KP) ................................ 6
2.2 Status Perijinan ......................................................................................... 6
2.3 Keadaan lingkungan daerah,penduduk,mata pencaharian penduduk,keadaan
flora,fauna,social ekonomi iklim..7
2.5 Flora dan Fauna ........................................................................................ 8

III GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN 10

3.1 Geologi.. 10

3.2 Keadaan Endapan.. 10

IV RENCANA PENAMBANGAN. 11

4.1 Sistem/Metode dan Tata Cara Penambangan. 11

4.2 Tahapan kegiatan penambangan 11

V RENCANA PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN 12

5.1 Tata Cara Pengolahan dan Pemurnian 12

5.2 Pengolahan Peralatan.. 14

VI RENCANA PENGANGKUTAN 15

6.1 Tata Cara Pengangkutan 15

6.2 Peralatan Pengangkutan. 15

VII LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA(K3)... 16

7.1 Lingkungan.. 16

7.2 Pemantauan Lingkungan 17

vi
7.3 Kesehatan,Keselamatan Kerja (K3)... 17

VIII ORGANISASI DAN TENAGA KERJA. 23

8.1 Bagan Organisasi... 23

8.2 Tenaga Kerja.. 26

IX INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN.. 27

9.1 Alternatif Penambangan Dikerjakan Sendiri. 28

X KEBENCANAAN 40

XI PENUTUP ..................................................................................................... 14
10.1 Kesimpulan ............................................................................................. 43
10.2 Saran ....................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 44


LAMPIRAN ........................................................................................................ 45

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
7.1 Bagan Alir Pengolahan Sirtu Dari Penambanagan ....................................... 13

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
2.1 Koordinat KP PT. Prima Papua Sehati. 6
9.1 Perkiraan Perinciab Biaya Perijinan dan Eksplorasi dan Pembebasan
Lahan.. ..29
9.2 Perkiraan Perincian Biaya Investasi Bangunan.....30
9.3 Investasi Peralatan Penambangan dan Peralatan Pendukung....30
9.4 Biaya Pemakaian Bahan Bakar. ....32
9.5 Perkiraan Biaya Operasi Peralatan Pendukung. ....33
9.6 Gaji Karyawan ......34
9.7 Pendapatan Dari Hasil Penjualan Sirtu.. ...35
9.8 Aliran Uang Kas....36
9.9 Peralatan Penambangan Sendiri..38
9.10 Biaya Bahan Bakar Minyak......39
9.11 Biaya Pelumas...39
9.12 Biaya Pergantian Ban39

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, Studi Kelayakan adalah


tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci
seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis
usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta
perencanaan pascatambang
Sungai Anggresi merupakan salah satu sungai di Kabupaten Manokwari yang
memiliki potensi bahan galian batuan (batu kali) yang cukup melimpah. Telah
dilakukan eksplorasi terhadap bahan galian batuan (batu kali), dan memberikan
informasi secara terperinci unuk pemanfaatan bahan galian tersebut. informasi
yang diperoleh dapat ditentukan layak atau tidaknya bahan galian tersebut di
tambang. Disamping itu Sungai Anggresi memiliki kesampaian daerah yang
relativ lebih terjangkau jika dibandingkan dengan daerah lain yang memiliki
potensi bahan galian yang sama.
Saat ini permintaan akan bahan galian batu kali di Kabupaten Manokwari
meningkat seiring dengan pesatnya pembangunan yang ada. Hal ini mendorong
untuk lebih meningkatkan dari tahapan eksplorasi ke tahapan studi kelayakan dan
operasi produksi.
Geologi endapan bahan galian batu kali di sungai anggresi cukup sederhana,
karena tidak memerlukan pembongkaran bahan galian yang dengan cara
pengupasan tanah penutup terlebih dahulu atau dengan cara peledakan.
Sungai Anggresi merupakan daerah yang tidak ada status kemilikan lahannya.
Selain itu juga daerah tersebut oleh pemerintah Kabupaten Manokwari di tetapkan
sebagai wilayah penambangan dalam rencana tata ruang wilayah.Dalam daerah
tersebut belum ada status Izin Usaha Pertambangan yang diberikan oleh
Pemerintah Provinsi kepada pihak-pihak yang mengusahakan bahan galian batu
kali.

1
1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penyusunan laporan studi kelayakan ini adalah untuk


permohonan peningkatan Studi Kelayakan penambangan batu kali di wilayah
konsesi KP atas nama PT. Prima Papua Sehati.

Tujuan dari penyusunan studi kelayakan adalah untuk memberikan gambaran


kepada instansi terkait, tentang tahapan-tahapan kegiatan yang telah dilakukan
dalam proyek penambangan tersebut. Disamping itu diharapkan menjadi bahan
pertimbangan dalam menilai layak atau tidaknya usaha penambangan yang
diajukan atas daerah seluas 18 Ha, yang merupakan konsesi KP Eksplorasi atas
nama PT. Prima Papua Sehati

1.3 Ruang lingkup dan Metode Studi


1.3.1 Ruang Lingkup
Ruang lingkup studi dalam rangka mengetahui kelayakan tambang batu kali
di wilayah KP atas nama PT. Prima Papua Sehati tersebut meliputi:
a) Kajian geologi
Kajian geologi bertujuan mengevaluasi semua data geologi yang tersedia dari
konsesi bersangkutan yang dapat dipergunakan untuk perencanaan pembuatan
studi kelayakan penambangan sirtu.
Lingkup studi ini mencakup;
- kajian kondisi geologi regional dan geologi lokal dari daerah rencana
tambang antara lain; kajian jenis batuan (litologi) di wilayah tersebut, kajian
stratigrafi daerah dan kajian struktur geologi daerah.
- Kajian keadaan endapan batubara meliputi; bentuk dan penyebaran
endapan,,klasifikasi dan jumlah sumberdaya dan jumlah cadangan Sirtu
b) Kajian perencanaan tambang
Kajian perencanaan tambang bertujuan untuk menentukan sistem dan metoda
penambangan yang sesuai dengan kondisi geologi daerah lokasi tambang.
Lingkup kajian studi mencakup;
- metoda dan sistem penambangan
- peralatan tambang yang dipergunakan
- cara dan peralatan pengangkutan.

2
c) Kajian pemrosesan/pengolahan batubara
Kajian pemrosesan dan pengolahan dilakukan untuk menentukan cara, jenis
peralatan, kapasitas, dan hasil pengolahan , yang meliputi;
- metoda pemrosesan dan pengolahan
- tahapan pemrosesan
- bagan alir pemrosesan
- peralatan pemrosesan
- hasil akhir dari pemrosesan
d) Kajian pengangkutan dan penimbunan
Kajian pengangkutan dan penimbunan hasil tambang dan hasil pengolahan,
dimaksudkan untuk menentukan cara pengangkutan ke tempat penimbunan
akhir, yang mencakup;
- tatacara pengangkutan baik dari tambang maupun hasil pengolahan
- jenis, jumlah dan kapasitas peralatan pengangkutan dan penimbunan
- panjang, jenis dan kapasitas jalan pengangkutan
- metoda dan cara penimbunan
- luas dan kapasitas lokasi penimbunan

e) Kajian tenaga kerja


Kajian tenaga kerja dilakukan untuk menentukan jumlah, kriteria dan sistem
kerja yang diberlakukan dalam perencanaan tambang. Kajian tenaga kerja ini
mencakup;
- struktur organisasi tenaga kerja
- jumlah dan kriteria tenaga kerja tetap dan tidak tetap
- sistem kerja
- tingkat penggajian dan upah pekerja

f) Kajian pemasaran
Kajian pemasaran sirtu mencakup;
- kebijakan umum pemerintah tentang kebutuhan sirtu
- analisa keadaan pasar sirtu, baik lokal maupun regional
- Jumlah, jenis, dan Harga

3
- harga pasar sirtu, baik domestik maupun untuk eksport
g) Kajian lingkungan serta kesehatan dan keselamatan kerja (K-3)
Kajian lingkungan dan K-3 bertujuan untuk mengetahui dan menanggulangi
dampak yang ditimbulkan oleh penambangan sirtu secara tambang terbuka,
baik terhadap lingkungan hidup maupun terhadap kesehatan dan keselamatan
kerja karyawan tambang dan masyarakat sekitar tambang.
Kajian lingkungan dan K-3 meliputi;
- Lingkungan
i. dampak lingkungan
ii. pemantauan lingkungan
iii. pengelolaan lingkungan
- Keselamatan dan kesehatan kerja (K-3)
i. organisasi keselamatan kerja
ii. peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
iii. pelaksanaan dari K-3 pertambangan
iv. penggunaan, pemakaian, dan penyimpanan bahan beracun dan berbahaya

h) Investasi dan analisa kelayakan


Kajian investasi dan analisa kelayakan rencana tambang terbuka yang
dilakukan oleh perusahaan, meliputi;
- Investasi terdiri dari;
i. modal tetap
ii. modal kerja
iii. sumber dana

- Analisa kelayakan, mencakup;


i. biaya produksi
ii. pendapatan penjualan
iii. perhitungan aliran uang tunai
iv. perhitungan IRR, DCFROR, dan BEP
v. waktu pengembalian modal
vi. analisa kepekaan dan resiko

4
1.3.2 Metode Studi
Metoda studi yang dipergunakan dalam pekerjaan kajian studi kelayakan
penambangan sirtu dengan metode quarry oleh PT. Prima Papua Sehati ini adalah
sebagai berikut:
a) Pengukuran dan pengamatan yang meliputi ;
- jalur transportasi dan infrastruktur sampai ke lokasi tambang
- topografi dan morfologi lokasi tambang
- keadaan Cadangan Sirtu
b) Penggunaan data sekunder
- hasil data geologi dan data eksplorasi
- data penggunaan peralatan tambang
- data iklim dan curah hujan
c) Asumsi
- bunga bank
- ekskalasi pendapatan dan biaya
- depresiasi

5
BAB II
KEADAAN UMUM

2.1 Lokasi dan luas wilayah Kuasa Pertambangan (KP)

Lokasi KP terletak di kampung Anggresi secara administratif termasuk


dalam Kecamatan Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari, Propinsi Papua
Barat. Secara astronomis lokasi KP terletak diantara 10 2 5,04LS 1340 1
13,82 BT. Daerah rencana tambang PT. Prima Papua Sehati meliputi daerah
seluas 16 Ha sesuai Keputusan Gubernur Manokwari Nomor () Tahun 2014
tentang Pemberian Kuasa Pertambangan Eksplorasi An. PT. Prima Papua Sehati
(lihat Peta Lokasi terlampir), dimana titik-titik batas koordinat daerah dimaksud
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
2.1 Koordinat KP PT. Prima Papua Sehati

East (m) North (m) Elevasi


Point
UTM Geografis UTM Geografis (LS) (Mdpl)
P001 391605.519 1340132,8 9886410.658 010139,1 185
P002 391500.502 1340129,4 9886168.038 010147,0 198
P003 391466.413 1340128,3 9886456.677 010137,6 175
P004 391234.457 1340120,8 9886904.934 010123,0 145
P005 391286.892 1340122,5 9887267.297 010111,2 127
P006 391351.795 1340124,6 9887288.812 010110,5 125
P009 391416.637 1340126,7 9887512.995 010103,2 118
P010 391583.527 1340132,1 9887580.602 010101,0 112
P008 391469.218 1340128,4 9887396.323 010107,0 123
P007 391401.275 1340126,2 9887208.988 010113,1 133
*NB: Koordinat UTM terletak pada zona 53

2.2 Status Perijinan

Dengan ditetapkan Persetujuan Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) pada PT.


Prima Papua Sehati oleh Gubernur Papua Barat dengan nomor ( ) Tahun 2014
tentang Pemberian Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) kepada PT.Prima Papua
Sehati. PT.Prima Papua Sehati merupakan perusahaan perseorangan yang
melakukan usaha dibidang pertambangan saat telah melakukan eksplorasi detil
dan sedang menyusun Studi Kelayakan pada areal Kuasa Pertambangan
Eksplorasi ( KP ) seluas 8 Ha di deasa Anggresi Kecamatan Manokwari selatan

6
Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Kegiatan ini didasarkan pada surat
Keputusan Gubernur Manokwari No ( ) tentang Pemberian Kuasa Pertambangan
eksplorasi Bahan Galian Sirtu ( pasir dan batu ) kepada PT.Prima Papua Sehati.
Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan, PT. Prima Papua Sehati juga
memperoleh peningkatan status perizinan menjadi kuasa Pertambangan
eksploitasi pada areal pada areal seluas 8 Ha berdasarkan surat Keputusan
Gubernur Manokwari tentang Pemberian Kuasa Pertambangan Eksploitasi Bahan
Galian Sirtu ( Pasir dan batu ) kepada PT.Prima Papua Sehati.
Menindaklanjuti Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, selanjutnya saat ini PT.Prima Papua Sehati
sedang mengajukan permohonan penyesuaian status Kuasa Pertambangan
Eksploitasi menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi.
2.3Kesampaian daerah dan sarana Perhubungan setempat
Lokasi konsesi PT. Prima Papua Sehati terletak lebih kurang 20 Km sebelah
Selatan dari Kota Manokwari. Daerah tersebut dapat dicapai dari kota dengan
menggunakan jalan darat, waktu tempuh menuju lokasi konsesi kurang lebih 30
menit.

2.4 Keadaan lingkungan daerah, penduduk, mata pencaharian penduduk,


keadaan flora,fauna, social ekonomi, iklim.
2.4.1 Penduduk

Daerah rencana tambang PT. Prima Papua sehati berada di daerah Maruni -
Anggresi, Kecamatan Manokwari selatan , Kabupaten Manokwari. Luas wilayah
Kecamatan Manokwari Selatan () km2. Jumlah penduduk Kecamatan Manokwari
Selatan tahun 2013 adalah () jiwa dengan kepadatan () jiwa/km2 ().
Area penyelidikan berada jauh dari pemukiman penduduk, perkampungan
terdekat berada di daerah (), yang berjarak () km ke arah ().

7
Daerah rencana tambang termasuk dalam wilayah Daerah Anggresi dan
desa terdekat adalah Desa () dan Desa (), Kecamatan Manokwari Selatan.
2.4.2 Mata Pencaharian Penduduk
Pekerjaan utama penduduk setempat adalah sebagai petani tanaman
perkebunan, nelayan dan budidaya perikanan, dan sebagian lainnya sebagai buruh
di perusahaan-perusahaan yang berada di Distrik Maruni. Mayoritas penduduk
yang berkebun menanam kelapa (21 kk), kopi (23 kk), kakao (41 kk), lada (3 kk),
panili (50 kk), kelapa sawit (1.055 kk) dan kemiri (43 kk).

2.4.3Sosial Budaya
Sarana ibadah yang tersebar di () adalah (),
2.4.4Sosial Ekonomi
Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat menggambarkan kedinamisan
hidup suatu masyarakat. Proses sosial ini dapat bersifat asosiatif (kerjasama dan
akomodasi) dan disosiatif (persaingan dan konflik). Dalam kehidupan masyarakat
di daerah Kecamatan Manokwari Selatan , proses sosial yang bersifat asosiatif
tergambar dari berbagai bentuk kerjasama masyarakat dalam berbagai aktivitas
kehidupan sehari-hari (gotong royong, tenggang rasa dan toleransi terhadap nilai
dan norma budaya lain). Perwujudan interaksi pergaulan sehari-hari antar etnik
adalah penggunaan bahasa Indonesia.
Proses sosial yang bersifat disosiatif juga muncul mewarnai dinamika
kehidupan masyarakat di wilayah ini. Persaingan untuk mencari nafkah hidup dan
perbedaan etos kerja kadang-kadang memicu terjadinya konflik sosial yang dapat
memicu timbulnya isu kecemburuan sosial antara pendatang dengan penduduk
lokal.

2.5FLORA DAN FAUNA

2.5.1 Flora

Keadaan flora di daerah Anggresi dan sekitarnya sebagian besar merupakan


hutan sekunder, bekas penebangan Perusahaan Kayu (HPH) dan Hutan Tanaman
Industri (HTI). Sebagian kecil hutan primer yang masih terus diusahakan

8
perusahaan kayu adalah dengan cara tebang pilih. Jenis tanaman primer pada
daerah ini , yaitu Tanaman Pinus.
Jenis tanaman lainnya adalah tanaman budidaya seperti Pinus (milik
PT.Pulmon dan PT. Fulica). Kelompok flora liar yang tampak di daerah rencana
tambang antara lain dalam kelompok paleotropis yang umumnya dijumpai di
Indonesia.

2.5.2 Fauna

Keadaan fauna di daerah rencana tambang sangat bevariasi, dan semakin


berkurang dari tahun ke tahun akibat penebangan hutan dan kegiatan perburuan.
Satwa daratan yang banyak dijumpai adalah jenis mamalia seperti rusa, kijang,
babi hutan, musang, kancil, ayam alas berbagai jenis ampibi yaitu katak dan jenis
reptilia seperti berbagai jenis ular, kadal, buaya dan biawak, selain itu juga
dijumpai berbagai jenis burung, ikan air tawar dan insekta.

9
BAB III
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

3.1 Geologi
3.1.1 Litologi

Geologi Lembar Ransiki mempunyai lima mandala geologi utama yaitu


Bongkah (Blok) Kemum, Sistem Sesar Ransiki, Bongkah (Blok) Arfak, Ranah
(Mintabat) Leher Burung (Lajur Lipatan Lengguru), dan Cekungan Bintuni.
Blok Arfak terdiri dari satuan Batuan Gunungapi Arfak, satuan
Batugamping Maruni, satuan Formasi Befoor, satuan Endapan Undak
Aluvium,satuan Kolovium dan Hancuran Tanah Longsor. Satuan Batuan
Gunungapi menjadi satuan batuan utama pada daerah penelitian, yang terdiri dari
tufa bersusun basal-andesit, aglomerat, sedikit sisipan lava, breksi lava, lava
bantalbersusunan andesit sampai basal; bataun gunung api klastika; batuan
terobosanbasal sampai andesit porfiri dan gabro sampai diorit; jarang
batugamping gelap.
Satuan Batuan Gunungapi Arfak menurut Atmawinata dkk. terbentuk dari
Eosen Akhir sampai Miosen Awal. Satuan Batugamping Maruni terbentuk
dariMiosen Awal sampai Pertengahan Miosen. Satuan Formasi Befoor terbentuk
saat Pliosen-Plistosen. Satuan Endapan Undak Aluvium terbentuk saat Kuarter.
SatuanKolovium dan Hancuran tanah longsor terbentuk saat Holosen.
3.1.2 Struktur
Struktur batuan yang terdapat pada sungai anggresi ialah struktur perlapisan
batuan,yang mengikuti arah aliran sungai. Struktur batuan dapat di kenali dengan
cara perubahan warna dan struktur sediment,serta penyebaran batuan.
3.2 keadaan endapan
3.2.1 Bentuk dan penyebaran endapan
Penyebaran endapan mengarah ke barat laut sampai timur laut mengikuti
aliran sungai.
3.2.2 Sifat dan kualitas endapan
Sifat fisik dari endapan ini berwarna keabu-abuan, menunjukkan endapan
basal-andesit, andesit-basal, gabbro-diorite.

10
BAB IV
RENCANA PENAMBANGAN

4.1 Sistem/Metode dan Tata Cara Penambangan


Metode penambangan yang diterapkan PT.Prima Papua Sehati adalah Metode
Tambang Terbuka dengan sistem penambangan jenis quarry. Quarry adalah
sistem penambangan dengan bahan galian pasir dan batu ( sirtu ).

4.2 Tahapan kegiatan penambangan

Pada tahap pembersihan lahan (land clearing) tumbuh-tumbuhan berupa


pepohonan (pohon jati, dll) dan rerumputan dibersihkan agar tidak mengganggu
kegiatan produksi kemudian pada operasi penambangan dilakukan agar
mendapatkan bahan galian yang selanjutnya bahan galian tersebut diangkut ke
stok pile. Bagan alir tahapan kegiatan penambangan pada PT.Prima Papua sehati
dapat dilihat dibawah ini

LAND CLEARING

PEMBONGKARAN

PEMUATAN

PENGANGKUTAN

PENGOLAHAN

PEMASARAN

PENJUALAN/PEMASARAN

REKLAMASI

11
BAB V
RENCANA PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN
5.1 Tata Cara Pengolahan dan Pemurnian

Faktor yang menentukan jenis demensi dan kapasitas pengolahan atau


mesin pengolahan, serta penentuan bagan alir (flow sheet) pengolahan yang
sesuai, dengan memperhatikan unsur keselamatan kerja, dilakukan dengan melalui
tahapan pengolahan yang meliputi :
a) Sirtu hasil penambangan yang sudah diangkut ke tempat pengolahan
ditimbang terlebih dahulu untuk menentukan berat Sirtu hasil penambangan
sebelum diolah.
b) Sirtu langsung dimasukkan ke dalam Hopper (vibrator hopper) dan diolah
dengan crushing plant tanpa pencucian, yang selanjutnya dilakukan
pengayakan untuk memisahkan atau mendapatkan besar butir hasil
pengolahan batubara sesuai dengan permintaan konsumen.

Proses pengolahan batubara di tempat pengolahan Sirtu dibedakan menjadi:


Primary crusher/double roll crusher dengan setting 90 mm, dalam primary
crusher Sirtu dilakukan pereduksian primer agar didapatkan ukuran butir
yang seragam berkisar 1 mm 90 mm, digunakan sebagai umpan yang
diterima secondary crusher agar tidak terlalu besar, kemudian hasil primary
crusher dialirkan melalui vibrating screen.
Pada vibrating screen ini Sirtu hasil primary crusher dipisahkan menjadi 2
(dua) ukuran, yaitu Sirtu ukuran butir 1 mm 50 mm langsung dialirkan
dengan belt conveyor ke penimbunan, sedang Sirtu dengan ukuran butir 5 mm
90 mm dialirkan masuk ke secondary crusher.
Secondary crusher (type double roll crusher) dengan setting 50 mm, batubara
dilakukan pereduksian kedua sehingga didapatkan ukuran butir yang seragam
antara 1 mm 50 mm, sesuai dengan permintaan pasar, selanjutnya dengan
belt conveyor diangkut ke tempat penimbunan.

12
Tahapan dan proses pengolahan sirtu disusun dalam bagan alir seperti terlihat
pada gambar berikut:

PENAMBANGAN

SIRTU BERSIH DARI


TAMBANG

VIBRATING HOPPER

PRIMARY CRUSHER

VIBRATING SCREEN

> 50 90
mm

SECONDARY CRUSHER

< 1 50
mm
< 1 50
mm mm

STOCKPILE

SIRTU
SIAP JUAL

Gambar 7.1. Bagan Alir Pengolahan Sirtu Dari Penambangan

13
5.2 Peralatan Pengolahan

Peralatan yang digunakan dalam pengolahan sirtu dari tambang PT. PPS ini
adalah:
1) Vibrator hopper untuk menampung Sirtu pertama kali sebelum dituangkan ke
dalam crusher selanjutnya.
2) Crusher type double roll, merupakan alat penghancur sirtu yang dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis yaitu primary crusher dan secondary crusher yang
mempunyai kapasitas 100 ton/jam, untuk mereduksi ukuran butir sirtu sampai
ukuran 90 mm (setting double roll primary crusher 90 mm dan setting double
roll secondary crusher 50 mm).
3) Vibrating screen untuk memisahkan sirtu atau mendapatkan ukuran besar
butir yang seragam sesuai dengan permintaan konsumen dan memisahkan
sirtu yang hancur.
4) Belt conveyor untuk mengangkut sirtu selama proses pengolahan ke tempat
penimbunan dan sebagai alat angkut dari satu peralatan ke peralatan yang
lain.
5) Genset sebagai alat pembangkit tenaga listrik yang digunakan untuk
mensuplai listrik di tempat pengolahan (Motor crusher, conveyor dan
vibrating)
6) Dump truck untuk mengangkut batubara bersih siap jual hasil dari lokasi
pengolahan dan stock pile lapangan ke stock pile pelabuhan pengapalan.

5.3 Rencana Hasil Pengolahan


Rencana Hasil Pengolahan Sirtu pada PT. Prima Papua Sehati yaitu sebagai
bahan campuran pekerjaan sipil meliputi bahan dasar aspal, bahan bangunan (
Campuran Semen Cor ).

14
BAB VI
RENCANA PENGANGKUTAN
6.1 Tata Cara Pengangkutan

Aktifitas pengangkutan dan penimbunan merupakan bagian yang sangat


menentukan dalam aktifitas kegiatan penambangan. Perencanaan yang baik
terhadap aktifitas ini sangat diperlukan untuk mendukung tercapainya target
produksi tambang batubara yang telah ditetapkan oleh PT. Prima Papua Sehati
(PT. PPS.
Sirtu dari lokasi tambang yang terpencar (sehingga jarak pengangkutan
bertambah panjang antara 10 km 12 km) diangkut dengan dump truck
berkapasitas 20 ton ke lokasi pengolahan (crusher plant) . Bahan galian sirtu
kemudian ditumpahkan ke dalam penampung (hopper) dan dengan chain feeder
diteruskan ke dalam alat pemecah batubara yang terdiri atas primary crusher,
screen crusher serta secondary crusher. Setelah dipecah sampai dengan ukuran
maksimum 50 mm, batubara dipindahkan dengan ban berjalan untuk dicurahkan
ke lokasi penimbunan. Pemuatan batubara ke dalam dump truck menggunakan
Wheel Loader.

6.2 Peralatan Pengangkutan


Peralatan yang digunakan dalam pengangkutan sirtu dari tambang PT.PPS ini
adalah :
1) Dump Truck Hino Dutro 110 LD dengan kapasitas muatan ( Payload ) 30
ton, digunakan sebagai alat angkut bahan galian sirtu dari front
penambangan menuju ke area pengolahan dan digunakan juga sebagai alat
angkut dalam pemasaran atau penjualan bahan galian sirtu.
2) Wheel Loader Komatsu WA 200-3 dengan kapasitas blade 5 m3 digunakan
sebagai alat muat sekaligus alat angkut bahan galian dari area pengolahan
menuju ke area penimbunan.

15
BAB VII
LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )

6.1 Lingkungan

Kegiatan pembangunan merupakan upaya manusia dalam mendayagunakan


sumber daya alam dan lingkungan untuk meningkatkan taraf hidupnya.
Contohnya adalah pertambangan, kegiatan pertambangan membantu dalam
menyediakan devisa negara dan lapangan kerja, serta pengembangan wilayah.
Namun dalam kegiatan operasinya, kegiatan pertambangan secara langsung
maupun tidak langsung akan menimbulkan dampak penting yang bersifat positif
maupun negatif. Diperkirakan dampak penting yang akan timbul berupa
penurunan kualitas udara, peningkatan intensitas kebisingan, penurunan kualitas
air, perubahan indeks keanekaragaman biota perairan, perubahan flora dan fauna
darat, penyerapan tenaga kerja serta persepsi masyarakat terhadap proyek.

Besarnya dampak yang terjadi disebabkan berbagai faktor antara lain lokasi
kegiatan, posisi endapan, kondisi ekologi dan teknik pertambangan. Namun
kegiatan ini umumnya hanya didasarkan kepada kepentingan ekonomi tanpa
memperhitungkan aspek lingkungannya sehingga timbul berbagai masalah
lingkungan yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan hidup kita. Untuk
mengantipasi masalah tersebut sejak tahun 1982 pemerintah menerbitkan UU.
No 4/1982 yang telah diperbaharui dengan UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan PP No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan yang menekankan pentingnya melaksanakan pengelolaan lingkungan.

Sesuai dengan peraturan tersebut di atas setiap kegiatan yang dapat


menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan diwajibkan menyusun
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang terdiri atas dokumen Kerangka
Acuan, Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Dalam berbagai
dokumen tersebut tertuang antara lain deskripsi kegiatan, kondisi rona awal,
prakiraan dan evaluasi dampak, serta berbagai kewajiban pemrakarsa untuk
melaksanakan pengelolaan lingkungan yang merupakan janji terhadap

16
pemerintah. Dalam menelaah kondisi lingkungan dan memprakirakan dampak
yang terjadi diperlukan berbagai metode termasuk metode pengambilan contoh
komponen lingkungan.
6.2 Pemantauan Lingkungan

Tujuan pemantauan lingkungan adalah untuk merumuskan seperangkat


kegiatan pemantauan lingkungan yang dianggap perlu dan tepat dilaksanakan oleh
berbagai pihak. Selain itu tujuan penyusunan RPL adalah untuk membagi tugas
dan wewenang yang jelas antara pihak yang berkepentingan dalam pengoperasian
dan pengembangan kegiatan pertambangan batubara dalam rangka mengurangi,
mencegah dan menanggulangi resiko dampak negatif serta meningkatkan dampak
positif yang timbul. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam kegiatan pemantauan
lingkungan adalah PT. Prima Papua Sehati, Pemerintah Daerah, instansi terkait
dan masyarakat yang berada di sekitar lokasi kegiatan pertambangan.
Kegunaan pemantauan lingkungan hidup adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pedoman bagi PT. Prima Papua Sehati dalam mencegah,
menanggulangi dan mengendalikan dampak negatif dalam keterpaduan yang
harmonis.
2. Sebagai pedoman bagi instansi pemerintah dalam mengelola dan
mengevaluasi lingkungan hidup di tempat yang diperkirakan akan
terpengaruh oleh kegiatan pembangunan, serta pengelolaan wilayah yang
lebih luas.
3. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat dalam kaitannya dengan
keikutsertaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.
6.3 Kesehatan, Keselamatan Kerja ( K3 )

Sesuai dengan visi dan misi atau tujuan perusahaan dalam bidang
keselamatan kerja yaitu mencegah karyawan dari kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, meminimalkan kerugian biaya dan material serta membangun suasana
lingkungan kerja yang sehat dan aman maka PT Prima Papua Sehati meletakkan
pengelolaan Keselamatan Kerja dalam prioritas yang utama.

17
6.3.1 Strategi

Strategi yang digunakan dalam rangka melaksanakan program kesehatan


dan keselamatan kerja:
a) Implementasi Sistem Manajemen LK3.
b) Meningkatkan Safety perfomance para pengawas sehingga mampu melakukan
identifikasi bahaya dan penilaian resiko serta pengawasan safety di area
masing-masing.
c) Meningkatkan awareness safety seluruh karyawan.
d) Pelaksanaan seluruh sistem, prosedur dan standart safety PT Prima Papua
Sehati.
e) Melaksanakan audit keselamatan kerja.

6.3.2 Program Kerja

Program kerja disusun berdasarkan strategi yang dijalankan yaitu:


1) Implementasi Sistem Manajemen LK3
Implementasi Sistem Manajemen LK3 meliputi: green strategi, green
process, green product, dan green employee.

2) Menyempurnakan struktur organisasi keselamatan kerja


Untuk mendukung tercapainya visi, misi dan program kerja keselamatan kerja
dilakukan penyempurnaan bentuk organisasi keselamatan dan kesehatan kerja
yaitu dengan adanya penambahan section loss control, berfungsi sebagai
bagian yang menyelenggarakan training, inspeksi terencana, safety
campaign, dan audit.

3) Membangun Organisasi P2K3


Untuk efektifnya program keselamatan kerja maka organisasi P3K3 yang
sudah ada akan lebih diaktifkan lagi. Organisasi P3K3 yang beranggotakan
departemen-departemen di PT. Prima Papua sehati dan Kontraktor dan secara
struktur menempatkan Kepala Teknik Tambang di level yang paling tinggi
dan sebagai koordinator kerja adalah Departemen Keselamatan Kerja.

18
4) Membuat Job Safety Analysis semua pekerjaan
Program kerja ini diharapkan dapat diterapkan guna mendukung adanya,
analisa penyebab kecelakaan yang mungkin terjadi dalam pekerjaan serta
dapat mencari cara-cara yang aman sehingga kecelakaan dapat dihindari.

5) Membuat Safety Manual Book PT Prima Papua Sehati


Safety Manual Book PT Prima Papua Sehati disusun sebagai panduan
karyawan melaksanakan pekerjaan yang aman dan sesuai ketentuan
keselamatan kerja perusahaan. Isi dari Safety Manual Book PT Prima Papua
Sehati, meliputi kebijakan Kepala Teknik Tambang, peraturan umum
keselamatan kerja di lingkungan PT. Prima Papua Sehati, prosedur
keselamatan kerja, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan sangsi-sangsi
pelanggaran.

6) Penerapan PPE Violation Regulation


Untuk mengurangi besarnya kecelakaan kerja maka disusunlah peraturan
sangsi pelanggaran alat pelindung diri atau PPE Violation Regulation.
Peraturan ini berisi jenis-jenis pelanggaran beserta sangsi yang akan diterima.
Jenis sangsi adalah mulai dari peringatan lisan sampai dikeluarkan dari
perusahaan.

7) Penerapan Sanksi Pelanggaran Lalu lintas


Sanksi Pelanggaran Lalu Lintas sudah diterapkan mulai tahun 2014 dan akan
berjalan terus di tahun berikutnya.

8) Implementasi Kep Men No. 555


Program ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan keselamatan kerja yang
dipersyaratkan di dalam Kep Men No 555. Meningkatkan tingkat kesadaran
K-3 dengan pelatihan, publikasi dan program kampanye keselamatan kerja.

9) Menyiapkan Safety Contest Program


Untuk mengukur kepedulian karyawan terhadap keselamatan kerja dan untuk
merangsang karyawan memperdalam ilmu keselamatan kerja maka
dilaksanakan safety contest program yaitu program perlombaan keselamatan
kerja.

19
10) Menyelenggarakan Bulan K-3 (Safety Award).
Sesuai dengan program dari Departemen Tenaga Kerja dan Trasmigrasi,
setiap tahun tepatnya pada tanggal 12 Januari sampai tanggal 12 Februari PT.
Prima Papua Sehati melaksanakan kegiatan bulan K-3. Kegiatan bulan K-3
ini meliputi perlombaan keselamatan kerja: lomba rescue, cerdas cermat,
lomba motto, lomba gambar, ceramah ilmiah, inspeksi bersama dan lomba
kesehatan tempat kerja (house keeping).

11) Menyelenggarakan Safety Training


Guna meningkatkan pemahaman keselamatan kerja bagi para karyawan,
maka telah disusun matrik training, antara lain:

- Annual Safety Training For Refreshing: program ini adalah program


pelatihan keselamatan kerja yang diselenggarakan secara in house oleh
PT.Prima Papua Sehati diperuntukkan kepada seluruh karyawan dengan
instructor adalah safety officer PT. Prima Papua Sehati. Materi dari
program ini adalah: pengenalan peraturan perusahaan, standar keselamatan
kerja umum, pemadaman api ringan dan penanganan keadaan darurat serta
first aid.
- In House Training Safety & Health: pelatihan ini ditujukan untuk level
pengawas, dengan instructor dari badan pelatihan keselamatan kerja yang
sudah bersertifikat
- In House Training Emergency Response (Fire & Rescue): pelatihan ini
merupakan pelatihan pembekalan bagi para anggota emergency response
team atau rescue perusahaan. Instruktornya adalah team dari Basarnas
(Badan Search & Rescue National)
- Fire Drill/Fire Brigade: pelatihan ini diselenggarakan oleh departemen
keselamatan kerja diperuntukkan bagi anggota team pemadam kebakaran
dan para pengawas shift.
- Emergency Handling: pelatihan untuk penanganan gawat darurat
- Safety Management: pelatihan untuk memperkenalkan sistem manajemen
keselamatan kerja

20
- Job Safety Analysis: pelatihan bagaimana proses pembuatan job safety
analysis
- Sistem Manajemen Lingkungan dan Keselamatan & Kesehatan Kerja:
pelatihan dalam rangka sosialisasi dan implementasi sistem LK3 PT Prima
Papua sehati
- Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (IMBR) : pelatihan bagaimana
para pengawas maupun karyawan mengidentifikasi bahaya ditempat
kerjanya dan menilai tingkat/derajat potensi bahaya, sehingga dapat
memberikan prioritas berdasarkan tingkat bahayanya dan mengambil
langkah-langkah pengendaliannya.

12) Meningkatkan kualitas sistem pemadam kebakaran dan lalu lintas tambang
serta sistem penanganan keadaan gawat darurat
- Pelayanan dan memonitor kebutuhan Simper & Sticker
- Program ini berisi pengecekan persyaratan pembuatan simper dan
stiker, pengujian calon pemegang simper dan pemeriksaan kelengkapan
kendaraan.
- Memonitor dan merawat keberadaan Traffic & Safety Sign
Program ini merupakan perawatan dan pengadaan rambu keselamatan
kerja dan rambu lalu lintas di area kerja.

- Memonitor Speed Limit


Program ini dilaksanakan guna memonitor batas kecepatan kendaraan
yang diijinkan di jalan tambang maupun jalan angkut penambangan.

- Meningkatkan kemampuan Emergency Response Team PT. Prima Papua


sehati, dan program ini dilaksanakan untuk lebih mengefektifkan
kemampuan team tanggap darurat (emergency response) pada setiap shift
dan area kerja.

- Mengirimkan the PT Prima Papua Sehati Emergency Rescue Team ke


Rescue Challenge, program ini dimaksudkan untuk memberikan bekal
pengalaman yang cukup bagi team tanggap darurat (emergency response)
PT. Prima Papua Sehati.

21
13) Pelaksanaan koordinasi keselamatan kerja, inspeksi dan investigasi meliputi:
- Melaksanakan Safety Coordination and Safety Meeting
Program ini dilaksanakan guna membahas permasalahan keselamatan
kerja di lokasi kerja. Program ini dilaksanakan dengan kontraktor dan
anggota P2K3 dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya.

- Melaksanakan Joint Inspection and Occasionally Inspection


Program ini dilakukan untuk mengecek kondisi area kerja dan berjalan
tidaknya sistem keselamatan kerja di setiap area kerja. Dilakukan oleh para
safety officer, pengawas lapangan, manager produksi serta secara berkala
dilakukan oleh wakil Kepala Teknik Tambang dan Project Manager
Kontraktor.

14) Melakukan Audit Keselamatan Kerja


- Melakukan audit di daerah kerja kontraktor
Program ini secara berkala dilaksanakan untuk mengukur kinerja
keselamatan kerja di area kontraktor

- Melakukan internal audit : LK3


Program ini dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja keselamatan kerja
dari berbagai aspek.

- Melakukan external audit oleh badan independent


Program ini dilaksanakan guna mengetahui unjuk kerja pelaksanaan sistem
keselamatan kerja di perusahaan dengan pelaksana dari badan audit
independen.

Komitmen PT Duta Tambang Rekayasa dalam mengurangi dampak akibat


penambangan batubara akan mengalokasikan dana untuk lingkungan & K3.
Adapun program-program secara umum yang akan dijalankan dalam
kaitannya dengan lingkungan dan K3 terdiri dari program lingkungan
penambangan, program pengembangan masyarakat, program pasca tambang, serta
program K3. Kajian lebih detil program-program ini akan dibahas lebih mendalam
dalam dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

22
BAB VIII
ORGANISASI DAN TENAGA KERJA
8.1 Bagan Organisasi

Penanganan dan persiapan yang menyeluruh dalam perencanaan organisasi


proyek diperlukan untuk kepentingan operasi penambangan yang efisien, yang
akan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan proyek penambangan Sirtu
yang dikelola oleh PT. Prima Papua Sehati.
Sistem organisasi proyek tambang harus mempertimbangkan kebijakan-
kebijakan yang telah berjalan. Fungsi bisnis yang direncanakan bagi PT.Prim a
Papua Sehati adalah berupa fungsi bisnis produksi dengan menjalankan operasi
penambangan , pengolahan, serta pengangkutan dengan mengutamakan
keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan.
Dengan adanya pembatasan sumberdaya, ruang, waktu dan finansial maka
sebagai implikasinya dalam pengelolaan sistem organisasi ini dibutuhkan
pengetahuan dan kemampuan yang komprehensif dalam penanganannya.
Demikian juga karena latar belakang yang heterogen, maka diperlukan aspek
koordinasi dan pemeliharaan yang berkesinambungan demi keutuhan hubungan
antar personil.
Agar manajemen operasi proyek penambangan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan, maka dibutuhkan suatu organisasi proyek untuk menanganinya.
Bentuk organisasi yang direncanakan untuk melaksanakan manajemen operasi
penambangan ini adalah organisasi garis dan staff (Line and staff organization),
dengan pertimbangan:
a. Terdapat spesialisasi yang beraneka ragam yang dapat dipergunakan secara
maksimal.
b. Dalam melaksanakan kegiatan proyek, anggota garis dapat meminta
pengarahan serta informasi dari staff.
c. Pengarahan yang diberikan oleh staff dapat dijadikan pedoman bagi
pelaksana.
d. Staff mempunyai pengaruh yang besar dalam pelaksanaan pekerjaan.

23
Dari sistem yang diterapkan tersebut maka akan tercipta suatu manajemen
dengan tingkat efisiensi yang tinggi dimana staff dan karyawan akan selalu
berpikir dan bertindak secara profesional demi kepentingan perusahaan. Kedua
unsur tersebut bisa menciptakan suatu sinergi dalam manajemen operasional.
Dengan bentuk organisasi garis dan staff, maka akan didapat beberapa manfaat,
antara lain:
a) Adanya pembagian tugas yang jelas antara unit-unit yang melaksanakan tugas
pokok dan penunjang.
b) Keputusan yang diambil biasanya telah dipertimbangkan secara matang oleh
segenap unit yang ada didalam organisasi.
c) Adanya kemampuan dan bakat berbeda-beda dari unit organisasi
memungkinkan dikembangkannya spesialisasi keahlian.
d) Adanya ahli-ahli dalam staff akan menghasilkan mutu pekerjaan yang lebih
baik.
e) Disiplin para anggota organisasi tinggi, karena tugas yang dilaksanakan oleh
unit organisasi sesuai dengan bidang keahlian, pendidikan dan pengalamannya.
f) Staff dan karyawan akan loyal ke perusahaan, sehingga bisa meminimalkan
keluar masuknya karyawan dimana mereka merasa selalu terjamin kehidupan
dan kesejahteraannya.

Dalam pelaksanaan kegiatan operasi tambang, direncanakan mengikuti


struktur organisasi yang ada di PT. Prima Papua Sehati
Fungsi tiap divisi secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Divisi Lingkungan, K3, Pengembangan Wilayah
Divisi ini mempunyai fungsi utama melakukan perencanaan, pelaksanaan,
dan pemantauan pada kegiatan penambangan, penutupan dan paska
penambangan terutama dikaitkan dengan proses tata ruang wilayah dan
penanganan lingkungan. Disamping itu juga menangani masalah K3 dan
Pengembangan Wilayah (CD).

2. Divisi Akuntansi Keuangan


Divisi akuntansi dan keuangan mempunyai pekerjaan utama yang berkaitan
dengan operasional penambangan dalam hal :

24
a. Keuangan dan pembayaran gaji (payroll)
b. Penyelesaian akuntansi dan keuangan kontrak kerja
c. Pajak (Tax)

3. Divisi Penambangan Pengolahan


Bagian perencanaan membantu tugas-tugas Ka. Div. Tambang dan
bertanggung jawab terhadap perencanaan tambang, laporan produksi
harian/mingguan/bulanan, penentuan sasaran produksi, kualitas produk.
Bagian penambangan mempunyai sub-bagian yang masing-masing akan
menangani tugas sebagai:

a. Perencanaan tambang yang bertanggung jawab pada perencanaan tambang


baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Geologist, bertanggung jawab pada penggalian sirtu dan kualitas sirtu.
c. Surveyor, membantu menentukan batas-batas penambangan, pengukuran
galian baik tanah maupun bahan galian serta pengukuran batas-batas
daerah penambangan selanjutnya.
d. Pengawas operasi penambangan, menangani pekerjaan di daerah tambang
yang meliputi:
Penggalian dan penimbunan tanah
Penggalian dan penimbunan Bahan Galian
e. Transportasi mempunyai fungsi :
Pengangkutan bahan galian dari front penambangan ke stockpile atau
crusher
Pengangkutan batubara dari stockpile hasil crusher ke area penimbunan
f. Pemeliharaan dan perawatan, bertanggung jawab terhadap:
Kendaraan ringan dan alat-alat berat
Sarana penerangan daerah tambang dan camp
Pompa-pompa
4. Divisi Pengawasan
Divisi ini mempunyai fungsi utama melakukan pengawasan secara
menyeluruh terhadap Penjualan Sirtu, pemeliharaan bangunan, security.

25
5. Divisi Administrasi
Bagian administrasi dan pemasaran membantu tugas-tugas manajer dan
bertanggungjawab terhadap kegiatan-kegiatan yang mendukung operasional
tambang, antara lain:

a. Administrasi dan personalia kantor


b. Teknologi informasi
c. Pengelolaan camp karyawan
d. Purchasing
e. HRD

8.2 Tenaga Kerja

Perencanaan perekrutan tenaga kerja untuk proyek penambangan Sirtu perlu


dilakukan, karena adanya resiko keterbatasan sumberdaya yang dimiliki
perusahaan, situasi tersebut memberi petunjuk bahwa sumberdaya manusia
termasuk sumberdaya yang harus direncanakan sehingga diperoleh manfaat yang
maksimal.
Kebutuhan sumberdaya manusia disesuaikan untuk menunjang operasi dan
sasaran produksi tambang dengan mempertimbangkan sumberdaya yang sudah
ada saat ini. Disamping itu, atas dasar pertimbangan efisiensi, efektifitas serta
keterbatasan yang dimiliki perusahaan, pelaksanaannya beberapa unit pekerjaan
tidak menutup kemungkinan diserahkan pada sub kontraktor yang bersedia
mengerjakannya.
Ditinjau dari hubungan kerjanya, direncanakan status karyawan PT. Prima
Papua Sehati terdiri atas beberapa kategori yaitu;
1) Tenaga harian lepas
2) Tenaga perbantuan dari kontraktor penyedia tenaga kerja (labour supplier).
Kayawan proyek dengan perjanjian kerja untuk jangka waktu tidak tertentu
untuk maksud proyek.
3) Karyawan tetap.

26
BAB IX
INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN

Kajian teknis, ekonomi dan keuangan dilakukan untuk mengetahui prospek


sumberdaya dan cadangan sirtu di daerah eksplorasi PT. Prima Papua Sehati.
Analisis ini dilaksanakan berdasarkan umur tambang selama 50 tahun sesuai
dengan target produksi tahunan yang telah direncanakan.

Analisis keuangan dan keekonomian dilakukan berdasarkan konsep aliran


tunai diskonto (discounted cash flow analysis). Masukan utama untuk analisis
komponen biaya kapital adalah biaya produksi, sedangkan faktor penting lainnya
adalah produktivitas alat dan harga jual batubara. Analisis ini dibuat berdasarkan
alternatif pola kerja yang akan ditetapkan yaitu seluruh kegiatan penambangan
termasuk pengupasan tanah penutup dilakukan dengan sistem kontrak, dan
dilakukan dengan dikerjakan sendiri.

Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis aspek keuangan dan


keekonomian adalah:
Struktur pembiayaan adalah 30% modal sendiri dan 70% modal pinjaman
Suku bunga pinjaman dalam dollar adalah 10% per tahun (US$)
Penambangan dilakukan dengan Penambangan dikerjakan sendiri
Harga Jual Sirtu Rp.125,000 per ton (sale coal FOB)
Minimum Attractive Rate of Return (MARR) sebesar 15%
Kurs dolar US$ 1 yaitu RP. 13,500,-
Eskalasi Gaji sebesar 6%/tahun
Biaya royalti total ditetapkan sebesar 13,5%

27
9.1 ALTERNATIF : PENAMBANGAN DIKERJAKAN SENDIRI

9.1.1 Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan sebagai modal awal untuk
melaksanakan suatu proyek terdiri dari :
a. Modal Tetap yang terdiri dari :
1. Investasi Awal, termasuk di dalamnya :
a). Pengurusan Pembebasan lahan
b). Kegiatan Eksplorasi
c). Pengurusan Perijinan
d). Persiapan Infrastruktur
2. Investasi Sarana Pendukung
a). Pembangunan Pabrik Pengolahan
b). Pembangunan Terminal Batubara
c). Penyediaan Infrastruktur
d). Pembangunan Sarana Pendukung
3. Investasi Peralatan Penambangan dan Peralatan Pendukung
b. Modal Kerja

a. Modal Tetap
Modal tetap terdiri dari modal untuk pengurusan ijin dan eksplorasi dan
modal untuk konstruksi atau rekayasa. Biaya pengurusan ijin dan eksplorasi
dikeluarkan pada masa sebelum tambang berproduksi atau dengan kata lain
modal tetap dikeluarkan pada tahun ke-0.

1. Investasi Awal
Modal yang diperlukan untuk proses pembebasan lahan, eksplorasi, perijinan
dan persiapan infratsruktur sebesar Rp,1,320,100,000 Perincian biaya yang
telah dikeluarkan selama masa investasi awal dapat dilihat pada tabel 10.1.

28
Tabel 9.1
PERKIRAAN PERINCIAN BIAYA PERIJINAN DAN EKSPLORASI
DAN PEMBEBASAN LAHAN
DESCRIPTION UNIT QUANTITY Rp/UNIT TOTAL COST
LAND COMPESATION
Mine Area Ha 10 7,500,000 75,000,000
Crushing Plant area Ha 3 7,500,000 21,000,000
Hauling Road Ha 1 7,500,000 7,500,000
Stockpile Ha 2 7,500,000 15,000,000
Stone quarry of road pavement Ha 2 7,500,000 15,000,000
Total Land Compesation 133,500,000
EXPLORATION
Detail Geologycal Mapping Ha 10 100,000 1,000,000
Topography Mapping 1 : 1000 scale by Aerial survey Ha 6 100,000 600,000
Sirtu Analysis Sample 200 1,000,000 200,000,000
Total Exploration 201,600,000
STUDY & CONSULTANT
AMDAL Project 1 300,000,000 300,000,000
Feasbility Study Project 1 300,000,000 300,000,000
Geotechnical at Dedicated Stockpile Project 1 300,000,000 300,000,000
Total Study & Consultant 900,000,000
LICENCES & PERMIT
Persetujuan Kepala Teknik Tambang Project 1 10,000,000 10,000,000
Ijin KP Eksploitasi ( iuran tetap dll ), Ijin Pengangkutan & Penjualan Project 1 25,000,000 25,000,000
Ijin Guna Pakai ( Jalan Angkut ) Project 1 30,000,000 30,000,000
Ijin Hak Guna Bangunan Project 1 20,000,000 20,000,000
Total Licences & Permit 85,000,000
TOTAL BIAYA OPERASI PRA PRODUKSI 1,320,100,000
Biaya Amortisasi Project 396,030,000

2. Investasi Sarana Pendukung


Besarnya biaya investasi sarana pendukung adalah sebesar Rp.7.100.000.000.
Bangunan yang didirikan meliputi stockpile dan crushing plant, Mes
Karyawan, pos Jaga, kantor, dan lain-lain. Perician biaya investasi bangunan
dapat dilihat pada tabel 9.2.

29
Tabel 9.2
PERKIRAAN PERINCIAN BIAYA INVESTASI BANGUNAN
BANGUNAN UNIT QUANTITY Rp/UNIT TOTAL COST
Crushing Plant
Crushing Plant Set 1 2,500,000,000 2,500,000,000
Power Generator Plant Set 1 800,000,000 800,000,000
Electrical & Mechanical Set 1 500,000,000 500,000,000
Weight Bridge/Truck Scale Set 1 350,000,000 350,000,000
Civil work ( Land Clearing etc ) Set 1 1,000,000,000 1,000,000,000
Total Crushing Plant 5,150,000,000
BUILDING & OTHER FACILITIES
Office, Mess, Workshop,Warehouse Set 1 800,000,000 800,000,000
Fuel Tank UNIT 1 350,000,000 350,000,000
Genset Room, Staff Building Set 1 450,000,000 450,000,000
Fasilitas Air Bersih Set 1 100,000,000 100,000,000
Total Building & Other Facilities 1,700,000,000
SUPPORTING
Light Vehicle Set 1 250,000,000 250,000,000
Comunication ( Radio, Vsat ) Set 1 200.000.000 200.000.000
Computer, Printers, Plotters Set 1 80.000.000 80.000.000
Engineering Equipment ( Theodolite, Compass, Software ) Set 1 200.000.000 200.000.000
Total Supporting 250,000,000
Total Biaya Investasi Bangunan 7,100,000,000

3. Investasi Peralatan Penambangan dan Peralatan Pendukung


Besarnya investasi peralatan untuk setiap tahunnya berbeda beda, hal ini
dipengaruhi oleh jumlag alat yang digunakan setiap tahunnya, asumsi umur
alat, dan harga alat itu sendiri. Besarnya biaya investasi peralatan
penambangan dan peralatan pendukung untuk tiap tahunnya dapat dlihiat pada
table 9.3
Tabel 9.3
INVESTASI PERALATAN PENAMBANGAN DAN PERALATAN
PENDUKUNG
HARGA/UNIT TAHUN
DESKRIPSI TYPE
RP 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Mine Quarry
Alat Gali & Muat Backhoe Komatsu PC 200 LC-8 775,000,000 7,550,000,000 7,550,000,000 10,075,000,000 10,075,000,000 10,075,000,000 10,075,000,000 10,075,000,000
Alat Angkut ( Tambang ke area Produksi ) Hino Dutro 110 LD 255,600,000 2,556,000,000 2,556,000,000 3,322,800,000 3,322,800,000 3,322,800,000 3,322,800,000 3,322,800,000
Production Area
Alat Muat Wheel Loader Komatsu WA200-3 785,000,000 7,850,000,000 7,850,000,000 1,570,000,000 1,570,000,000 1,570,000,000 1,570,000,000 1,570,000,000
Alat Angkut ( Stockpile ke Konsumen ) Hino Dutro 110 LD 255,600,000 2,556,000,000 2,556,000,000 3,322,800,000 3,322,800,000 3,322,800,000 3,322,800,000 3,322,800,000
Supporting
Mini Bus 100,000,000 100,000,000 0 0 0 0 0 0
Motor Grader Cattterpilar 120 H 875,000,000 875,000,000 0 0 0 0 0 0
Compactor Bomag BW211D-2 600,000,000 600,000,000 0 0 0 0 0 0
Lube Truck 3000 L 100,000,000 100,000,000 0 0 0 0 0 0
Fuel Truck 5000 L 100,000,000 100,000,000 0 0 0 0 0 0
Mechine Las WIM MIG TIG Welder ITG 500P AC/DC 50,350,000 50,350,000 0 0 0 0 0 0
Lighthing - 20,000,000 20,000,000 0 0 0 0 0 0
Water Pump Honda WT 40 22,850,000 22,850,000 0 0 0 0 0 0
Genset 500Kva 540,000,000 540,000,000 0 0 0 0 0 0
Total Biaya Investasi Peralatan Pendukung 22,820,200,000 20,512,000,000 18,290,600,000 18,290,600,000 18,290,600,000 18,290,600,000 18,290,600,000

30
b. Modal Kerja
Modal kerja merupakan bagian dari biaya investasi. Modal kerja adalah
modal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasional
penambangan sebelum perusahaan mendapatkan hasil penjualan produk.
Besarnya modal kerja diperkirakan sebesar biaya yang dikeluarkan selama
3 bulan kegiatan operasional penambangan. Modal kerja untuk PT. Prima
Papua Sehati sebesar x Rp 54,225,531,000 ( biaya biaya variable tahun
pertama ) = Rp 13,556,382,750. Biaya investasi yang dikeluarkan oleh PT
Papua Prima Sehati pada tahun 2014 yang terdiri dari biaya investasi awal,
investasi sarana pendukung, dan modal kerja sebesar Rp21,976,482,750

9.1.2 Biaya Pengeluaran


Yang dimaksud dengan biaya pengeluaran adalah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan operasional penambangan dan pengolahan. Biaya
pengeluaran terdiri dari :
a. Biaya Produksi; yang terbagi menjadi :
1. Biaya Pengupasan Overburden,
2. Biaya penambangan, pengolahan, dan biaya peralatan pendukung
b. Biaya Penjualan; yang terbagi menjadi :
1. Survey dan EMKL
2. Biaya Asuransi
c. Biaya Administrasi; yang terbagi menjadi :
1. Gaji karyawan
2. Amortisasi
3. Reklamasi, iuran eksplorasi, community development, dan penutupan
tambang
4. Bunga Pinjaman Bank

31
a. Biaya Produksi
1. Biaya Pembersihan Lahan ( Land Clearing )
Kegiatan pembersihan lahan Land Clearing dengan menggunakan alat berat
Motor Grader dan Backhoe
Pada Land Clearing dengan menggunakan alat berat Motor Grader
dipengaruhi oleh produkstivitas dan jam kerja alat per tahunnya, serta biaya
operasional alat.
2. Biaya Penambangan, pengolahan, dan peralatan pendukung
Perhitungan biaya penambangan dan pengolahan sama seperti perhitungan
pada kegiatan pembersihan lahan, yaitu tergantung dari produktivitas dan jam
kerja alat per tahunnya.
Biaya opearsional alat terdiri dari biaya bahan bakar, biaya pelumas, biaya
perawatan, dan biaya pergantian ban. Asumsi yang digunakan adalah antara
lain harga solar industri adalah Rp 11.600/liter, harga pelumas Rp
20.400/liter, dan biaya perawatan Rp 44,550/jam, serta jam kerja alat 4592
jam/tahun. Total biaya pemakaian bahan bakar, perwatan, dan pergantian ban
yang dikeluarkan baik untuk peralatan dapat dilihat pada Tabel 9.4,
sedangkan untuk peralatan pendukungnya dapat dilihat pada Tabel 9.5

TABEL 9.4
BIAYA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

TAHUN
DESKRIPSI COST
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Biaya BBM - 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788
Biaya Pelumas - 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222
Biaya Pergantian Ban - 576,000,000 576,000,000 576,000,000 576,000,000 576,000,000 576,000,000 576,000,000
TOTAL - 35,721,614,010 35,721,614,010 35,721,614,010 35,721,614,010 35,721,614,010 35,721,614,010 35,721,614,010

32
TABEL 9.5
PERKIRAAN BIAYA OPERASI PERALATAN PENDUKUNG
TAHUN
DESKRIPSI COST ( Rp )
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
SUPPORTING
Mini Bus 80729.95 23,169,495.65 23,169,495.65 23,169,495 23,169,495.65 23,169,495.65 23,169,495.65 23,169,495.65
Motor Grader 72254 20,736,898 0 0 0 0 0 0
Compactor 101572.45 29,151,293.15 0 0 0 0 0 0
Lube Truck 173973.4 49,930,366 49,930,366 49,930,366 49,930,366 49,930,366 49,930,366 49,930,366
Fuel Truck 172853.8 49,609,040.60 49,609,040.60 49,609,040.60 49,609,040.60 49,609,040.60 49,609,040.60 49,609,040.60
Mechine Las 26122.6 74,971,86.2 74,971,86.2 74,971,86.2 74,971,86.2 74,971,86.2 74,971,86.2 74,971,86.2
Lighting Tower IR 43213.45 12,402,260.15 12,402,206.15 12,402,206.15 12,402,206.15 12,402,206.15 12,402,206.15 12,402,206.15
Water Pump 70030.8 20,098,839.60 20,098,839.60 20,098,839.60 20,098,839.60 20,098,839.60 20,098,839.60 20,098,839.60
Genset 500Kva 252750.05 72,539,264.35 72,539,264.35 72,539,264.35 72,539,264.35 72,539,264.35 72,539,264.35 72,539,264.35
277,637,457.30 227,749,212.35 227,749,212 227,749,212.35 227,749,212.35 227,749,212.35 227,749,212.35

b. Biaya penjualan
Biaya penjualan terdiri dari biaya surveyor dan EMKL dengan asumsi biaya
sebesar Rp729/ton, sedangkan biaya asuransi diperkirakan sebesar Rp54/ton.
c. Biaya Administrasi
1. Gaji Karyawan
Gaji karyaman untuk setiap tahunnya mengalami kenaikan sebesar 6%.
Besarnya gaji karyawan dapat dilihat pada Tabel 10.6
2. Amortisasi
Amortisasi merupakan biaya yang dihitung terhadap biaya intangible cost
yang terdiri dari biaya operasional pra produksi dan didistribusikan sepanjang
umur tambang. Besaran biaya amortisasi pertahun sebesar Rp.396.030.000
(dilihat tabel 9.1)
3. Biaya reklamasi, lingkungan, K3, iuran tetap eksploitasi, community
development, dan royalti. Besarnya biaya reklamasi yang terdiri biaya
lingkungan dan K3, masing-masing sebesar Rp 3375/ton. Iuran tetap
eksploitasi adalah sebesar Rp 3375/ton. Besarnya biaya Community
Development adalah sebesar Rp. 2700/ton. Sedangkan besarnya jaminan
penutupan tambang Rp 2700/ton.
4. Bunga Pinjaman Bank
Struktur pembiayaan menggunakan dana modal sendiri sebesar 30% dan
modal pinjaman bank sebesar 70%. Dengan masa pinjaman selama 5 tahun
dan bunga pinjaman 10%/tahun, maka besaran bunga pinjaman dan cicilan
yang harus ditanggung perusahaan

33
TABEL 9.6
GAJI KARYAWAN
BESAR GAJI/BULAN TOTAL GAJI/TAHUN
JABATAN JUMLAH Rp Rp
POSISI UTAMA
Direktur 1 10,000,000 120,000,000
Manajer Tambang/KTT 1 8,000,000 96,000,000
Mine Manager 1 6,000,000 72,000,000
Manajer Keuangan & Administrasi 1 8,000,000 96,000,000
Sekretaris 1 5,000,000 60,000,000
DEVISI PENAMBANGAN & PENGOLAHAN
Kadiv. Penambangan dan Pengolahan 1 4,000,000 48,000,000
Mine Technical 1 3,000,000 36,000,000
Mine Production 1 3,000,000 36,000,000
Mine Geologist 1 2,500,000 30,000,000
Surveyor 1 2,000,000 24,000,000
Operator Komputer 3 2,500,000 90,000,000
Helper 4 1,250,000 60,000,000
DEVISI PENGAWASAN
Kadiv.Pengawasan 1 4,000,000 48,000,000
Pengawasan Electrical & Mechanical 2 3,000,000 72,000,000
Pengawasan Consultant Maintenance 2 3,000,000 72,000,000
Mandor 3 2,000,000 72,000,000
Security 4 1,500,000 72,000,000
Helper 4 1,250,000 60,000,000
DEVISI LINGKUNGAN & K3
Kadiv.Lingkungan dan K3 1 4,000,000 48,000,000
Safety Officer 4 2,000,000 96,000,000
DEVISI ADMINISTRASI & UMUM
Kadiv. Administrasi dan Umum 1 4,000,000 48,000,000
IT Coordinator 1 2,500,000 30,000,000
Office Admin 2 2,000,000 48,000,000
Juru Masak 1 1,000,000 12,000,000
Sopir 1 1,500,000 18,000,000
Helper 1 1,250,000 15,000,000
DEVISI AKUNTANSI & KEUANGAN
Kadiv.Akuntansi dan Keuangan 1 4,000,000 48,000,000
Accountant 1 3,000,000 36,000,000
Tax 1 3,500,000 42,000,000
Payroll 1 3,500,000 42,000,000
OPERASIONAL
Operator /driver Alat Berat 20 6,000,000 1,440,000,000
TOTAL 108,250,000 3,087,000,000

34
5. Biaya Kompensasi (Overhead Cost)
Biaya kompensasi merupakan biaya yang diperkirakan dikeluarkan di luar
biaya rutin dan ditetapkan sebesar 10% dari biaya produksi.

9.1.3 Pendapatan
Pendapatan yang akan didapat oleh PT. Papua Prima Sehati adalah berasal dari
penjualan Sirtu. Pendapatan dari penjualan Sirtu berbeda-beda untuk setiap
tahunnya, sesuai dengan target produksinya. Harga Sirtu ditetapkan sebesar Rp
125,000/ton . Pendapatan dari penjualan Sirtu dapat dilihat pada tabel 10.9.
TABEL 9.7
PENDAPATAN DARI HASIL PENJUALAN SIRTU ( Rp )
TAHUN PRODUKSI/TAHUN ( TON ) HARGA ( RP/TON ) PENDAPATAN ( RP )
2014 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
2015 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
2016 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
2017 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
2018 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
2019 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
2020 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
Total Pendapatan Penjualan 32,041,857,785,000

9.1.3 Cash Flow (Aliran Uang Kas)


Proyeksi aliran kas disusun dari perhitungan pendapatan, pengeluaran (biaya
operasional) yang dirangkum dalam proyeksi laba rugi (lihat Tabel 10.11).
Selanjutnya dengan memperhitungkan besaran pajak-pajak yang harus dipenuhi
perusahaan disusun aliran uang kas (Cash flow) yang dipergunakan untuk
menentukan penilaian investasi dan kelayakan. Skema aliran uang kas dapat
dilihat pada Tabel 10.10.

35
TABEL 9.8
ALIRAN UANG KAS ( Rp )
TAHUN
DESKRIPSI
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
PENDAPATAN HASIL PENJUALAN
hasil penjualan 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000
nilai sisa 0 0 0 0 0 0
PENGELUARAN 379,377,144,826 377,068,944,826 374,847,544,826 374,847,544,826 374,847,544,826 374,847,544,826
BIAYA TIDAK TETAP (VARIABLEA) 54,225,531,000 54,225,531,000 54,225,531,000 54,225,531,000 54,225,531,000 54,225,531,000
Biaya produksi 28,695,200,000 26,387,000,000 24,165,600,000 24,165,600,000 24,165,600,000 24,165,600,000
biaya Land Clearing 3,375,000,000 3,375,000,000 3,375,000,000 3,375,000,000 3,375,000,000 3,375,000,000
biaya penambangan dan pengolahan 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000
biaya peralatan pendukung 22,820,200,000 20,512,000,000 18,290,600,000 18,290,600,000 18,290,600,000 18,290,600,000
biaya administrasi 322,009,059,520 322,009,059,520 322,009,059,520 322,009,059,520 322,009,059,520 322,009,059,520
jaminan reklamasi 675,000,000 675,000,000 675,000,000 675,000,000 675,000,000 675,000,000
iuran tetap ekploitasi 123,590,022,900 123,590,022,900 123,590,022,900 123,590,022,900 123,590,022,900 123,590,022,900
community development 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310
jaminan penutupan tambang 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310
biaya penjualan 28,672,885,306 28,672,885,306 28,672,885,306 28,672,885,306 28,672,885,306 28,672,885,306
surveyor dan EMKL 26,695,444,940 26,695,444,940 26,695,444,940 26,695,444,940 26,695,444,940 26,695,444,940
asuransi 1,977,440,366 1,977,440,366 1,977,440,366 1,977,440,366 1,977,440,366 1,977,440,366
BIAYA TETAP
gaji karyawan 3,087,000,000 6,791,400,000 8,643,600,000 10,495,800,000 1,234,800,000 14,200,200,000
amortisasi 396,030,000 396,030,000 396,030,000 396,030,000 396,030,000 396,030,000
bunga pinjaman
PENDAPATAN SEBELUM PAJAK 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000
pajak

30% 17210425592 16517965592 15851545592 15851545592 15851545592 15851545592


PENDAPATAN TERPAJAK 40,157,659,714 38,541,919,714 36,986,939,714 36,986,939,714 36,986,939,714 36,986,939,714
royalti (13.5%) 13.50% 416745000 916839000 1166886000 1416933000 166698000 1917027000
PENDAPATAN BERSIH 4,157,873,450,460 4,161,797,390,460 4,165,573,770,460 4,165,573,770,460 4,165,573,770,460 4,165,573,770,460
Amortisasi
Investasi 200,000,000,000 1,320,100,000 0 0 0 0 0
Modal Kerja 13,556,382,750 13,556,382,750 13,556,382,750 13,556,382,750 13,556,382,750 13,556,382,750 13,556,382,750
NET CASH FLOW -4,157,873,450,460 4,157,873,450,460 4,157,873,450,460 4,157,873,450,460 4,157,873,450,460 4,157,873,450,460 4,157,873,450,460
CUMULATIVE CASH FLOW -4,157,873,450,460 -8,315,746,900,920 -4,157,873,450,460 0 4,157,873,450,460 8,315,746,900,920 12,473,620,351,380

NPV 3,333,333,333
DCFROR 29%
PBP 1

9.1.4.1 Perhitungan Indikator Ekonomi


a. Tingkat Bunga Pengembalian (Internal Rate of Return/IRR atau
DCFROR)
DCFROR dari suatu investasi dapat didefinisikan sebagai tingkat suku bunga
yang akan menyebabkan nilai ekuivalen biaya investasi sama dengan
ekuivalen penerimaan atau tingkat suku bunga yang dapat menyebabkan nilai
sekarang bersih (NSB) sama dengan nol (Stermole, Franklin,J., 1990).
Pengertian di atas dirumuskan sebagai berikut :
n n
(C )t (Co)t
t 0 (1 i) t

t 0 (1 i) t
dengan :
(C)t = aliran kas masuk tahun ke-t;
(CO)t = aliran kas keluar tahun ke-t;
i = suku bunga pengembalian (rate of return)/DCFROR;
n = umur investasi;

36
t = tahun.

Berdasarkan skema cash flow di atas, dengan dasar struktur pembiayaan 70%
modal pinjaman, harga batubara Rp125,000 per ton didapatkan DCFROR
sebesar 29 %
b. Nilai Sekarang Bersih / NPV (Net Present Value)
NSB merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran bersih yang
bernilai sekarang dan dihitung berdasarkan tingkat pengembalian minimum.
NSB digunakan dan dihitung nilai ekuivalen pada saat ini dari aliran dana
yang berupa pendapatan dan pengeluaran di waktu yang akan datang dari
suatu rencana investasi atau asset tertentu. (Stermole, Franklin, J., 1990).
Pengertian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
n n
(C )t (Co)t
NPV
t 0 (1 i) t
t 0 (1 i) t
dengan :
NPV = nilai sekarang bersih;
(C)t = aliran kas masuk tahun ke-t;
(Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t;
n = umur investasi (tahun);
i = suku bunga pengembalian (rate of return);
t = tahun.

Berdasarkan cash flow di atas, dengan harga Sirtu Rp125,000 per ton, suku
bunga 10%, struktur pembiayaan 70% pinjaman dan 30% modal sendiri
didapat NPV sebesar Rp3,333,333,333
c. Waktu Pengembalian Modal (pay back period, PBP)
PBP adalah periode waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal atau
waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi yang
dihitung sejak modal ditanamkan. Berdasarkan proyeksi aliran kas
(komposisi modal: 70% pinjaman dan 30% sendiri), harga Sirtu
Rp125,000/ton, maka pengembalian modal diperkirakan selama 1 tahun .

37
9.1.4.3 Analisis Kelayakan
Dari hasil analisis keekonomian dengan komposisi modal 30% modal sendiri dan
70% modal pinjaman didapatkan hasil sebagai berikut:
DCFROR = 29%
Hasil ini lebih besar jika dibandingkan dengan nilai MARR (15%)
NPV = Rp3,333,333,333

Nilai Sekarang Bersih lebih besar dari nol


PBP =1
Waktu pengembalian modal yang relatif singkat

Dari hasil analisis keekonomian dengan penambangan dikerjakan sendiri, maka


dapat disimpulkan bahwa daerah KP PT. Prima Papua Sehati layak untuk
dilakukan penambangan
Dari hasil analisis keekonomian dengan penambangan dikerjakan sendiri, maka
dapat disimpulkan bahwa daerah KP PT. Prima Papua Sehati Layak untuk
dilakukan penambangan

Tabel 9.9
Peralatan Penambangan Sendiri

deskripsi TYPE Tahun


AREA PENAMBANGAN 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
alat Gali dan Muat PC 200 - L 10 10 13 13 13 13 13
alat angkut Hino Dutro 110 L 10 10 13 13 13 13 13
AREA PRODUKSI
alat muat 10 10 13 13 13 13 13
alat angkut 10 10 2 2 2 2 2
SUPPORTING
Mini Bus - 1 0 0 0 0 0 0
Motor Grader CAT 120 H 1 0 0 0 0 0 0
Compactor Bomag BW211 D -2 1 0 0 0 0 0 0
Lube Truck 3000 L 1 0 0 0 0 0 0
Fuel Truck 5000 L 1 0 0 0 0 0 0
Mechine las TIG Welder ITG 1 0 0 0 0 0 0
Water Pump Honda WT 40 1 0 0 0 0 0 0
Genset 500 Kva - 1 0 0 0 0 0 0

38
Tabel 9.10
Biaya Bahan Bakar Minyak (Rp)
TAHUN
DESKRIPSI TYPE
LITER 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
QUARRY MINE
Alat Gali dan Muat Backhoe Komatsu PC 200 200 11,560,560,210 11,560,560,210 11,560,560,210 11,560,560,210 11,560,560,210 11,560,560,210 11,560,560,210
Alat Angkut Hino Dutro 110 LD 100 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894
MINE PRODUCTION
Alat Muat Wheel Loader WA 200-3 200 14,639,185,790.00 14,639,185,790.00 14,639,185,790.00 14,639,185,790.00 14,639,185,790.00 14,639,185,790.00 14,639,185,790.00
Alat Angkut Hino Dutro 110 LD 100 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894
TOTAL BIAYA BBM 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788

Tabel 9.11
Biaya Pelumas (Rp)
KEBUTUHAN PELUMAS TAHUN
DESKRIPSI TYPE
LITER 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
QUARRY MINE
Alat Gali dan Muat Backhoe Komatsu PC 200 23 19,584,000 19,584,000 19,584,000 19,584,000 19,584,000 19,584,000 19,584,000
Alat Angkut Hino Dutro 110 LD 4 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60
MINE PRODUCTION
Alat Muat WA 200 -3 15.5 225,105,258.60 225,105,258.60 225,105,258.60 225,105,258.60 225,105,258.60 225,105,258.60 225,105,258.60
Alat Angkut Hino Dutro 110 LD 4 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60
TOTAL BIAYA PELUMAS 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222

Tabel 9.12
Biaya Pergantian Ban (Rp)
TAHUN
DESKRIPSI TYPE JUMLAH BAN KENDARAAN
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Alat Angkut ( Tambang ke Hino
crushing
Dutro
Plant
110) LD 6 Ban 12 12 12 12 12 12 12
Alat Angkut ( Port ) Hino Dutro 110 LD 6 Ban 12 18 18 18 18 18 18

TAHUN
DESKRIPSI TYPE Harga /Ban ( Rp )
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Alat Angkut ( Tambang ke Hino
crushing
Dutro
Plant
110) LD 12,000,000 288,000,000 288,000,000 864,000,000 864,000,000 864,000,000 864,000,000 864,000,000
Alat Angkut ( Port ) Hino Dutro 110 LD 12,000,000 288,000,000 432,000,000 432,000,000 432,000,000 432,000,000 432,000,000 432,000,000
TOTAL BIAYA GANTI BAN ( Rp ) 576,000,000 720,000,000 720,000,000 720,000,000 720,000,000 720,000,000 720,000,000

Asumsi Umur Ban 1200 jam


Jam Kerja 4592 jam
Jumlah Ganti Ban Pertahun 2 Kali dalam Setahun

39
BAB X
KEBENCANAAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis ( menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun
2007 Pasal 1 ).
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor
alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan
bencana sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor (
Undang-undang nomor 27 Tahun 2007 Pasal 2 ). Bencana nonalam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang
antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit ( Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 3 ).
Beberapa bencana yang bisa terjadi pada PT.Papua Sehati,Kampung
Anggresi,Distrik Manokwari Selatan,Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua
Barat,yaitu Banjir,Tsunami dan Gempa Bumi serta cara mengurangi bencana
tersebut.
Tsunami merupakan Gelombang air laut yang membawa material baik
berupa sisa-sisa bangunan, tumbuhan dan material lainnya menghempas segala
sesuatu yang berdiri di dataran pantai dengan kekuatan yang dasyat.
Cara menghadapi tsunami
Apabila terjadi gempa, kemudian air laut surut secara tiba tiba, segeralah
lari menjauh dari pantai dan cari tempat yang lebih tinggi karena
kemungkinkan tsunami akan terjadi
Jika gempa terjadi pada malam hari dengan kekuatan yang besar dan
kemungkinan aliran listrik dan saluran telekomunikasi akan terputus. Jika

40
hal itu terjadi dalam keadaan darurat segeralah mencari bangunan
bertingkat dan naik keatas
Pemerintah memasang alat pemantau dini tsunami di pantai. Jika terjadi
gempa dan disertai dengan tsunami, alat itu akan membunyikan suara
sirine. Saat terdengar suara sirine segeralah menjauh dari pantai dn
mencari tempat yang tinggi
Gempa bumi adalah getaran partikel batuan atau goncangan pada kulit
bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi secara tiba-tiba akibat aktivitas
tektonik (gempa bumi tektonik) dan rekahan akibat naiknya fluida (magma, gas,
uap dan Iainnya) dari dalam bumi menuju ke permukaan, di sekitar gunung api,
disebut gempa bumi gunung api/vulkanik.
.

Penyelamatan saat terjadi gempa bumi


Bersikap tenang dan jangan panik agar dapat melakukan tindakan
penyelamatan diri dan warga dengan baik
Saat berada di dalam gedung bertingkat atau bangunan yang tinggi ,
kemungkinan untuk keluar sangat sulit dan membutuhkan waktu yang
lama, tindakan yang harus diambil adalah berlindung di bawah meja atau
tempat yang dapat menahan diri dari reruntuhan atau jatuhnya benda
benda serta carilah tempat yang agak lapang agar tidak tertimpa pohon
atau bangunan yang mungkin runtuh.
Saat berada di lokasi kerja Penambangan, kurangilah kecepatan kendaraan
atau berhentilah sejenak, namun usahakan tempat pemberhentian jauh dari
pohon, papan reklame, atau bangunan yang ada disekitaran areal
penambangan.

Banjir baik yang berupa genangan atau banjir bandang bersifat merusak.
Aliran arus air yang tidak terlalu dalam tetapi cepat dan bergolak(turbulent) dapat
menghanyutkan manusia dan binatang. Aliran air yang membawa material tanah
yang halus akan mampu menyeret material berupa batuan yang lebih berat
sehingga daya rusaknya akan semakin tinggi.

41
Penyelamatan saat banjir tiba,yaitu :
1. Terus pantau pengumuman dan berita dari radio dan warga sekitar serta jangan mudah
terpacing dengan isu-isu disekitarnya. Dengankan hanya pada informasi dari pemerintah
atau aparat berwenang.Terus pantau pengumuman dan berita dari radio.
2. Siap sedialah dengan semua peralatan darurat standard pada lokasi penambangan.
3. Pergilah menuju jalur evakuasi dan tempat pengungsian yang telah dibuat oleh
Pemerintah.
4. Ingatlah bahwa aparat memerlukan waktu untuk tiba dilokasi penambangan atau daerah
yang dekat dengan areal penambangan tersebut.

42
BAB XI
KESIMPULAN

1. PT. Papua Prima Sehati sebagai pemegang KP Eksplorasi di daerah Kampung


Anggresi, Distrik Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari, Propinsi
Manokwari, telah melakukan kegiatan eksplorasi dan wilayah konsesinya
mengandung sumberdaya Batu kali yang potensial untuk dikembangkan,
maka untuk mengetahui nilai ekonomis dari sumberdaya tersebut perlu
disusun Studi Kelayakan.

2. Investasi yang diperlukan untuk merealisasikan proyek penambangan


batubara di wilayah KP PT. Prima Papua Sehati Rp 23,820,200,000ini
sebesar

3. Hasil analisa kelayakan atas proyek ini menunjukkan kriteria kelayakan


sebagai berikut:

Ditambang sendiri:

- Internal Rate of Return (IRR) = 32%

- Net Present Value (NPV) = Rp.3,333,333,333

- Pay Back Period (PBP) = 1 Tahun

4. 4. Berdasarkan kajian teknis dan ekonomis maka penambangan Batu Kali di


wilayah KP PT. Prima Papua Sehati ini layak ditambang.

43
DAFTAR PUSTAKA

Ristono Agus dan Puryani.,Ekonomi Teknik, Edisi Pertama, Graha Ilmu,


Yogyakarta,2011
Waldiyono ., Ekonomi Teknik ( Konsepsi, Teori dan Aplikasi ), Cetakan Pertama,
Pustaka Pelajar, Yogtakarta, 2008
Laporan Praktikum Pemindahan Tanah Mekanis, Universitas Papua, Manokwari,
2013
Laporan Praktikum Analisis Invetasi Tambang, Universitas Papua, Manokwari,
2013
Laporan Praktikum Tambang Terbuka, Universitas Papua, Manokwari, 2013

44
BAB XI
KEBENCANAAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis ( menurut
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 1 ).
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non
alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga
mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor ( Undang-undang nomor 27
Tahun 2007 Pasal 2 ). Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit ( Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 3 ).
Beberapa bencana yang bisa terjadi pada PT.Papua Sehati,Kampung Anggresi,Distrik
Manokwari Selatan,Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat,yaitu Banjir,Tsunami dan
Gempa Bumi serta cara mengurangi bencana tersebut.
Tsunami merupakan Gelombang air laut yang membawa material baik berupa sisa-
sisa bangunan, tumbuhan dan material lainnya menghempas segala sesuatu yang berdiri di
dataran pantai dengan kekuatan yang dasyat.
Cara menghadapi tsunami
Apabila terjadi gempa, kemudian air laut surut secara tiba tiba, segeralah lari
menjauh dari pantai dan cari tempat yang lebih tinggi karena kemungkinkan tsunami
akan terjadi
Jika gempa terjadi pada malam hari dengan kekuatan yang besar dan kemungkinan
aliran listrik dan saluran telekomunikasi akan terputus. Jika hal itu terjadi dalam
keadaan darurat segeralah mencari bangunan bertingkat dan naik keatas
Pemerintah memasang alat pemantau dini tsunami di pantai. Jika terjadi gempa dan
disertai dengan tsunami, alat itu akan membunyikan suara sirine. Saat terdengar suara
sirine segeralah menjauh dari pantai dn mencari tempat yang tinggi
Gempa bumi adalah getaran partikel batuan atau goncangan pada kulit bumi yang
disebabkan oleh pelepasan energi secara tiba-tiba akibat aktivitas tektonik (gempa bumi
tektonik) dan rekahan akibat naiknya fluida (magma, gas, uap dan Iainnya) dari dalam bumi
menuju ke permukaan, di sekitar gunung api, disebut gempa bumi gunung api/vulkanik.
.

Penyelamatan saat terjadi gempa bumi


Bersikap tenang dan jangan panik agar dapat melakukan tindakan penyelamatan diri
dan warga dengan baik
Saat berada di dalam gedung bertingkat atau bangunan yang tinggi , kemungkinan
untuk keluar sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama, tindakan yang harus
diambil adalah berlindung di bawah meja atau tempat yang dapat menahan diri dari
reruntuhan atau jatuhnya benda benda serta carilah tempat yang agak lapang agar
tidak tertimpa pohon atau bangunan yang mungkin runtuh.
Saat berada di lokasi kerja Penambangan, kurangilah kecepatan kendaraan atau
berhentilah sejenak, namun usahakan tempat pemberhentian jauh dari pohon, papan
reklame, atau bangunan yang ada disekitaran areal penambangan.

Banjir baik yang berupa genangan atau banjir bandang bersifat merusak. Aliran arus
air yang tidak terlalu dalam tetapi cepat dan bergolak(turbulent) dapat menghanyutkan
manusia dan binatang. Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan mampu
menyeret material berupa batuan yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan semakin
tinggi.
Penyelamatan saat banjir tiba,yaitu :
1. Terus pantau pengumuman dan berita dari radio dan warga sekitar serta jangan mudah
terpacing dengan isu-isu disekitarnya. Dengankan hanya pada informasi dari pemerintah
atau aparat berwenang.Terus pantau pengumuman dan berita dari radio.
2. Siap sedialah dengan semua peralatan darurat standard pada lokasi penambangan.
3. Pergilah menuju jalur evakuasi dan tempat pengungsian yang telah dibuat oleh
Pemerintah.
4. Ingatlah bahwa aparat memerlukan waktu untuk tiba dilokasi penambangan atau daerah
yang dekat dengan areal penambangan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.bnpb.go.id/pengetahuan-bencana/definisi-dan-jenis-bencana
http://www.bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/1.pdf
http://ppid.blitarkab.go.id/?page_id=8000

Anda mungkin juga menyukai