LAPORAN EKSPLORASI
OLEH:
RINALDI WINCONO
HELMI MALASEME
PETRICIA ETWORY
ALDI FARIZ VALDERAMA
GLORY HUTAGALUNG
JONI ULLO
DOMINGGUS SAMPE RANTE
JIMMY FATUBUN
RISAT HARA
ZET KOMUL
ALEMAN MIAGONI
GIAN F. POCERATU
FERNANDO NANLOHY
BILIAM ATIHUTA
INDRI P.K.Y. NEBORE
SUPRIYONO
Sebagai bahan pertimbangan terdapat dalam Peraturan Pemerintah ESDM 32 2013 serta
persyaratan lingkungan dalam pasal 15 ayat (1) untuk mendapatkan IUP operasi produksi
khusus untuk pengangkutan dan penjulan, perusahaan harus mengajukan permohon kepada
manteri , gubernur,atau bupati / walikota sesuai dengan kewenanganya.
Ayat (2) pemohonan IUP operasi produksi khusus pengangkutan dan penjualan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan :
a. Administrative
Surat Permohonan
Surat Keterangan Domisili
b. Teknis
Peta wilayah dilengkapi dengan batas koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan
ketentuan sistem informasi geografi yang berlaku secara nasional.
c. Persyaratan Lingkungan :
Pernyataan kesanggupan untuk mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
d. Persyaratan Finansial :
Laporan keuangan tahun terakhir yang telah diaudit oleh akuntan publik.
Bukti pembayaran pengganti investasi sesuai dengan nilai penawaran lelang bagi
pemenang lelang WIUP yang telah berakhir.
SURAT KETERANGAN DOMISILI
Nomor : 01/RT/001/2015
Ketua RW/RT
Sulaiman Sikirit
Nomor : 001/P-IUP-OP/2015
Tanggal : 15 Oktober 2015
Perihal : Permohonan Izin Usaha Pertambangan
Operasi Produksi
Kepada Yth.
Gubernur Papua Barat
c.q Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral
Provinsi Papua Barat.
Demikian permohonan ini saya ajukan dan persetujuan Bapak, saya ucapkan
terimakasih.
PEMOHON,
LAPORAN EKSPLORASI
OLEH:
RINALDI WINCONO
HELMI MALASEME
PETRICIA ETWORY
ALDI FARIZ VALDERAMA
GLORY HUTAGALUNG
JONI ULLO
DOMINGGUS SAMPE RANTE
JIMMY FATUBUN
RISAT HARA
ZET KOMUL
ALEMAN MIAGONI
GIAN F. POCERATU
FERNANDO NANLOHY
BILIAM ATIHUTA
INDRI P.K.Y. NEBORE
SUPRIYONO
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan ini
dengan judul Laporan Eksplorasi Endapan Bahan Galian Batu Kali di Sungai
Anggresi Kampung Maruni Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari
Provinsi Papua Barat
Pada kesempatan kali ini penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak
Loman Efendi Warwey, ST., MT. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Undang-
undang Pertambangan dan Hukum Perburuhan. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Selain
itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada masyarakat yang berada di
Sungai Anggresi yang bersedia untuk dimintai keterangan. Tidak lupa penulis
sampaikan terima kasi kepada program studi S1 Teknik Pertambangan Universitas
Papua yang telah memberi pinjaman alat ukur Global Position System (GPS).
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis masih mengharapkan kritik serta saran
yang sifatnya membangun agar tidak terjadi kesalahan di waktu yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan laporan dari
kegiatan penyelidikan Eksplorasi yang telah dilakukan di Sungai Anggresi.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ii
DAFRAT TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... iv
I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 1
1.3 Lokasi Daerah Penyelidikan ..................................................................... 2
1.4 Keadaan Lingkungan ................................................................................ 3
1.5 Waktu ....................................................................................................... 4
1.6 Metode dan Peralatan ............................................................................... 5
1.7 Pelaksana .................................................................................................. 7
II GEOLOGI ....................................................................................................... 8
2.1 Geologi Umum ......................................................................................... 8
2.2 Geologi Lokal ........................................................................................... 10
2.3 Penyelidik Terdahulu ............................................................................... 11
V PENUTUP ....................................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 17
5.2 Saran ......................................................................................................... 17
i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.1 Peta Lokasi Eksplorasi PT Papua Prima Sehati ............................................ 2
1.2 Geologi Morfologi Daerah Penyelidikan di Sungai Anggresi ...................... 4
1.3 GPS Garmin .................................................................................................. 5
1.4 Kamera Cannon ............................................................................................. 6
1.5 Alat Tulis....................................................................................................... 6
2.1 Peta Geologi Daerah Eksplorasi PT Papua Prima Sehati di Sungai
Anggresi Kabupaten Manokwari ................................................................. 8
4.1 Kolovium dan Hancuran Tanah Longsor di Sungai Anggresi ...................... 14
4.2 Batuan Gunungapi yang telah Tertransportasi di Sungai Anggresi .............. 14
4.3 Batu Gamping Maruni .................................................................................. 15
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Koordinat WIUP batuan Sungai Anggresi .................................................... 3
1.2 Waktu Berlangsungnya Penyelidikan ........................................................... 5
1.3 Pelaksana Kegiatan Penyelidikan Survey Tinjau di Sungai Anggresi .......... 7
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Peta WIUP PT Papua Prima Sehati ................................................................ 16
2 Luas Area WIUP PT Papua Prima Sehati ...................................................... 17
3 Peta Area Penambangan PT Papua Prima Sehati ........................................... 18
4 Luas Area Penambangan PT Papua Prima Sehati .......................................... 19
5 Pengguanaan Transkord ................................................................................. 20
6 Densitas .......................................................................................................... 21
iv
BAB I PENDAHULUAN
1
Produksi yang sebagai salah satu persyaratan teknis dalam pengajuan Ijin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi, sebagaimana disebutkan dalam bagian ketiga
Pemberian IUP Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Mineral dan Batubara. Adapun tujuan dari laporan ini adalah
sebagai berikut:
1. Mendapatkan penyebaran, ukuran, dan kuantitas (sumberdaya hipotetik) dari
endapan bahan galian batu kali yang ada di sungai Anggresi.
2. Mendapatkan Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dari Pemerintah
Provinsi Papua Barat.
2
Adapun secara geografis lokasi penyelidikan terletak di koordinat
134120,49 BT - 134154,49 BT dan 1041,37 LU - 124,54 LU.
Sedangkan koordinat WIUP PT Papua Prima Sehati secara lengkap terdapat pada
Tabel 1.1 sebagai berikut:
Sedangkan gambar pada WIUP PT Papua Prima Sehati dapat dilihat pada
Lampiran 1. Luas WIUP PT Papua Prima Sehati sebesar 5.288.719.070,6978 m3
(Lampiran 2).
3
Lokasi penyelidikan memiliki iklim yang sama seperti wilayah Indonesia
pada umumnya, yaitu beriklim tropis karena posisi Indonesia terletak di daerah
katulistiwa. Berdasarkan dari pengamatan daerah penyelidikan mempunyai
topografi bergelombang berupa sungai dengan sebelah kanan dan kiri berupa
perbukitan kapur dan perbukitan pegunungan arfak. Perbukitan yang ada di sekitar
lokasi penelitian masih berupa perbukitan yang di tumbuhi tanaman hutan
sekunder. Gambar 1.2 menunjukkan geologi morfologi yang ada di lokasi
penyelidikan.
1.5 Waktu
Waktu berlangsungnya penyelidikan ini terhitung dimulai dari tanggal 6
Oktober sampai 10 Desember 2015, yang terdiri dari beberapa tahapan, pada
tanggal 6 Oktober 2015 pembekalan dan pembagian kelompok, tanggal 6 Oktober
sampai 15 Oktober 2015 studi pustaka untuk keperluan survey tinjau lapangan,
tanggal 17 Oktober 2015 penyelidikan survey tinjau di lokasi Sungai Anggresi
Kabupaten Manokwari. Sedangkan penyusunan laporan dilkukan dari tanggal 18
Oktober sampai dengan 10 Desember 2015.
4
Tabel 1.2 Waktu Berlangsungnya Penyelidikan
Waktu
6 15 17 18 10
Nama Kegiatan
Oktober Oktober Oktober Oktober Desember
2015 2015 2015 2015 2015
Pembekalan Kelompok
Studi Pustaka
Survey Tinjau
Penyusunan Laporan
5
Gambar 1.4 Kamera Cannon
6
1.7 Pelaksana
Kegiatan penyelidikan ini dilaksanakan oleh tim Survey Tinjau produksi
yang secara lengkap tertera pada Tabel 1.3 dibawah ini.
Latar
Keahlian
No. Nama Belakang KTP/IMTA Ijasah Asal Negara
(sertifikat)
pendidikan
Operator Wheel 9102010702
1 Glory Hutagalung Sarjana S1 INDONESIA
Loader 940002
9202121501
2 Gianfranco. P Sarjana Operator Backhoe S1 INDONESIA
950007
3 Aldi F. V. Sarjana Dump Truck S1 INDONESIA
9202123011
4 Risat P. Hara Sarjana Drilling S1 INDONESIA
950003
9203011910
5 Jimmy E. F Sarjana Operator Backhoe S1 INDONESIA
930004
9202121710
6 Helmy M Sarjana Operator Driling S1 INDONESIA
930008
Operator Wheel
7 Jonny Ullo Sarjana S1 INDONESIA
Loader
8 Petricia J Sarjana Operator backhoe S1 INDONESIA
7
BAB II GEOLOGI
2.1.1 Fisiografi
Ransiki mengangkangi lebih utama berarah barat baratlaut yang melintang
kepala burung. Separuh lembar yang utama ditempat oleh medan bergunung
penuh tonjolan yang di selatan dibatasi oleh kuesta mencolok yang miring ke
selatan (kuesta kepala burung bagian tengah), hingga 2300 m di atas muka laut,
yang berkembang pada batu gamping dan batu pasir yang tahan. Lebih jauh ke
selatan medannya berbukit, yang berkisar dari bentangan bertonjolan dengan
sengetan landai rata dan punggungan homoklin berongak rapat-rapat sampai
topografi terasak dan menggelombang. Ke arah baratdaya, daerah yang berbukit
itu berubah menjadi dataran alluvium S. Wiriagar dan S. Tembuni.
Garis pantai Teluk Cenrawasih yang berbatasan dengan Pegunungan Arfak,
terbentuk dari halauan berbatu yang berselingan dengan suakan yang bergisik dan
kipas alluvium kaki-burung yang terbentuk oleh sungai teranyam. Di Selatan
8
Teluk Mawi, pegunungan pantai yang berarah utara dan terutama tersusun dari
batugamping berakhir dengan tiba-tiba di pantai terjal, dan secara struktur
mengendalikan lekukan dan halauan yang menonjol di banyak tempat pantai itu
berjumpai koral.
Paparan pantai, dari garis pantai sampai 200 m, umumnya sempit, dengan
lebar kira-kira 2 sampai 5 km, tetapi beberapa tonjolan yang tegak mengajur
Teluk Cenrdeawasih terdapat di timur Tanjung Oransbari dan muara S. Ransiki.
Pulau Wairundi terletak di ujung tenggara sebuah dangkalan memanjang.
Daerah Lembar Ransiki terdiri dari sebelas satuan fisiografi: Pegunungan
Arfak, Pelataran antar-gunung Anggi, Pegunungan Kepala Burung bagian Tengah,
Pegunungan Imskin-Kaputih, Kuesta Kepala Burung bagian Tengah, Perbukitan
di selatan, Kars, Pegunungan Misumna dan Pegunungan Pantai, Undak-undak,
Terumbu Koral Terangkat, serta Dataran dan daerah Rawa Aluvium dan Litoral.
Daerah penelitian termasuk kedalam satuan Pegunungan Arfak.
Pegunungan Arfak membentuk sebuah pegunungan yang membentang
dengan arah utara-baratlaut dengan lebih utamanya dekat ke lembah garis sesar
Sungai Prafi dan Sungai Ransiki, yang memberi batas secara tiba-tiba, satuan itu
di barat. Ke arah timur, pegunungan itu berangsur berubah menjadi perbukitan
yang di banyak tempat membentuk jurang di sepanjang pantai Teluk
Cendrawasih. Pegunungan ini sangat kasar, dan ditandai oleh timbulan tinggi (600
m); puncak tertinggi mencapai 2350 m di atas muka air laut. Tatasalirnya
umumnya berongak menengah sampai lebar dan meranting. Lembah yang curam
dan berbentuk-V memisahkan pegunungan yang bergelombang kasar dengan
puncak tajam-tajam. Bagian hulu sungai biasanya khas pada pengikisan tingkatan
muda, yang ditunjukkan oleh kelandaian curam banyak air terjun, riam, dan jurah.
Bagian hilir kebanyakan tersumbat oleh bahan rombakan kasar, dan jika berasal
dari perbukitan kaki, biasanya jalin-menjalin dan membentuk kipas aluvium. Ke
arah pantai, medannya terus-menerus menjadi kurang kasar dengan lembah yang
lebih terbuka. (Pieters dkk., 1990)
9
2.1.2 Stratigrafi
Geologi Lembar Ransiki mempunyai lima mandala geologi utama yaitu
Bongkah (Blok) Kemum, Sistem Sesar Ransiki, Bongkah (Blok) Arfak, Ranah
(Mintabat) Leher Burung (Lajur Lipatan Lengguru), dan Cekungan Bintuni.
Blok Arfak terdiri dari satuan Batuan Gunungapi Arfak, satuan
Batugamping Maruni, satuan Formasi Befoor, satuan Endapan Undak Aluvium,
satuan Kolovium dan Hancuran Tanah Longsor. Satuan Batuan Gunungapi
menjadi satuan batuan utama pada daerah penelitian, yang terdiri dari tufa
bersusun basal-andesit, aglomerat, sedikit sisipan lava, breksi lava, lava bantal
bersusunan andesit sampai basal; bataun gunung api klastika; batuan terobosan
basal sampai andesit porfiri dan gabro sampai diorit; jarang batugamping gelap.
Satuan Batuan Gunungapi Arfak menurut Atmawinata dkk. terbentuk dari
Eosen Akhir sampai Miosen Awal. Satuan Batugamping Maruni terbentuk dari
Miosen Awal sampai Pertengahan Miosen. Satuan Formasi Befoor terbentuk saat
Pliosen-Plistosen. Satuan Endapan Undak Aluvium terbentuk saat Kuarter. Satuan
Kolovium dan Hancuran tanah longsor terbentuk saat Holosen.
10
sampai diorit; jarang batugamping gelap. Satuan Kolovium dan hancuran tanah
longsor terdiri dari kerikil menyudut, pasir, dan lumpur. Kedalaman kolovium dan
hancuran tanah longsor ini kurang dari 5 meter.
11
BAB III KEGIATAN PENYELIDIKAN
12
BAB IV HASIL PENYELIDIKAN
4.1 Geologi
Berdasarkan buku geologi lembar ransiki, di daerah penyelidikan memiliki
morfologi yang bergelombang dengan lokasi keterdapatan bahan galian batu kali
berupa sungai yang memiliki ketinggian antara 112 mdpl samai dengan 198 mdpl
dengan perbukitan kapur dan pegunungan arfak yang mengapit sungai tersebut.
Ketinggian perbukitan yang mengapit lokasi penyelidikan memiliki ketinggian
bekisar antara 500 mdpl sampai dengan 2350 mdpl.
Struktur geologi yang langsung berhubungan dengan endapan bahan galian
batu kali susah untuk bisa ditemukan karena endapan bahan galian tersebut
termasuk kedalam satuan kolovium dan hancuran tanah longsor yang memiliki
litologi dan struktur sedimenberupa kerikil menyudut, pasir dan lumpur.
Di lokasi penyelidikan ada satuan batauan yang ada yaitu, satuan kolovium
dan hancuran tanah longsor dan batuan gunung api. Satuan kolovium dan
hancuran tanah longsor terdiri dari bahan rombakan batuan lapuk, tanah berupa
kerikil menyudut, pasir dan lumpur. Satuan kolovium dan hancuran tanah longsor
ini berumur Holosen. Satuan Batuan Gunungapi pada daerah penelitian, yang
terdiri dari tufa bersusun basal-andesit, aglomerat, sedikit sisipan lava, breksi lava,
lava bantal bersusunan andesit sampai basal; bataun gunung api klastika; batuan
terobosan basal sampai andesit porfiri dan gabro sampai diorit; jarang
batugamping gelap. Batuan gunungapi di lokasi penyelidikan sebagian tidak
tersingkap tertindih selaras oleh Batugamping Maruni. Satuan Batuan Gunungapi
ini berumur Eosen Akhir sampai dengan Miosen Awal.
Selain kedua satuan batuan ada satuan batuan berada di sekitar daerah
penyelidikan, yaitu Satuan Gamping Maruni. Satuan ini dapat dijumpai/
tersingkap di tepian sungai daerah penyelidikan. Satuan Batu Gamping Maruni
ini berumur Miosen Awal hingga Tengah.
13
Gambar 4.1 Kolovium dan Hancuran Tanah Longsor di Sungai Anggresi
14
Gambar 4.3 Batu Gamping Maruni
4.2 Penyebaran
Bahan galian yang ada di lokasi peneylidikan penyebarannya relatif
mengikuti aliran sungai, yaitu mengarah ke Barat Laut sampai dengan Timur
Laut. Penyebaran bahan galian ini di batasi dengan satuan Batu Gamping Maruni
yang ada di tepian sungai. Selain itu penyebaran ini dibatasi pada area
penambangan (Lampiran 3)
4.3 Ukuran
Ukuran luasan dari bahan galian yang ada di lokasi penyelidikan
diasumsikan sebesar 2.379.862.097,2373 m2 (Lampiran 4). Nilai tersebut
didapatkan data koordinat diolah menggunakan bantuan software
autocad+quicksurf dengan penunjukan Area seperti yang ditunjukkan pada
Lampiran 4 yang ditandai dengan oval berwarna kuning.
15
4.4 Asumsi Sumberdaya
Asumsi sumberdaya bahan galian yang ada di lokasi penelitian masih
tergolong sumberdaya hipotetik, karena data-data perhitungannya masih
mengguanakan data dari hasil survey tinjau. Setelah didapatkan ukuran luasan
kemudian, luasan tersebut dikalikan dengan ketebalan eandapan bahan galian
yang diasumsikan sebesar 3 m. Sehingga dapat diperoleh nilai Sumberdaya
endapan bahan galian baik dalam meter kubik maupun sumberdaya dalam tonase,
yaitu:
Sumberdaya = Area x Kedalaman
= 2.379.862.097,2373 m2 x 3 m
= 7.139..586.291,7119 m3
Sumberdaya hipoteti bahan galian batu kali di Sungai Anggresi diasumsikan
sebesar 7.139..586.291,7119 m3.
Sumberdaya dalam tonase = Sumberdaya dalam m3 x Densitas
= 7.139..586.291,7119 m3 x 1,5 ton/ m3
= 10.709.379.437,57 ton
Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh kuantitas sumberdaya hipotetik
bahan galian batu kali di Sungai Anggresi diasumsikan sebesar 10.709.379.437,57
ton.
16
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari Kegiatan Eksplorasi Batuan di Sungai Anggresi
Kabupaten Manokwari adalah sebagai berikut:
1. Penyebaran bahan galian batu kali penyebarannya relatif mengikuti aliran
sungai, yaitu mengarah ke Barat Laut sampai dengan Timur Laut. Penyebaran
bahan galian ini di batasi dengan satuan Batu Gamping Maruni yang ada di
tepian sungai. Selain itu penyebaran ini dibatasi pada area penambangan.
2. Ukuran luasan dari bahan galian yang ada di lokasi penyelidikan diasumsikan
sebesar 2.379.862.097,2373 m2.
3. Kuantitas sumberdaya hipotetik bahan galian batu kali di Sungai Anggresi
diasumsikan sebesar 10.709.379.437,57 ton.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan dari hasil penyelidikan survey tinjau
endapan bahan galian batu kali di Sungai Anggresi Kampung Anggresi Distrik
Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat adalah sebagai
berikut:
1. Melihat dari sumberdaya hipotetik dengan nilai sebesar 10.709.379.437,57 ton,
maka patut di lanjutkan ke tahapan studi kelayakan.
2. Semoga dengan laporan ini dapat memenuhi persyaratan teknis dari pengajuan
Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi, sehingga ijin dapat diberikan.
3. Dalam kegiatan survey tinjau dapat di tingkatkan ke eksplorasi pendahuluan
dan eksplorasi rinci, sehingga dapat diperoleh cadangannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Pieters P.E. (BMR), Hakim A. Sufni dan Atmawinata S. (GRDC). 1990. Geologi
Lembar Ransiki, Irian Jaya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
18
Table 3.1 RENCANA HARI KERJA
Total Hari
Bulan Hari Libur Hari Minggu Libur
Januari 3 4 7
Februari 1 4 5
Maret 1 5 6
April 1 4 5
Mei 3 5 8
Juni 2 5 7
July 3 4 7
Agustus 2 5 7
September 2 4 6
Oktober 1 4 5
November 1 5 6
Desmber 5 4 9
Jumlah hari kerja/tahun 287
Rencana hari kerja yang dilakukan pada perusahaan ini disesuaikan dengan
hari libur dan hari hujan. Sehingga total hari kerja yang dilakukan 287 hari/tahun.
I. rencana kerja anggaran biaya gaji dan upah tenaga tetap yang direncanakan
sebesar Rp. 10.000.000 tetapi yang terealisasi sebesar Rp. 7.000.000, tenaga
asing direncanakan sebesar Rp. 20.000.000 dan terealisasi Rp.
18.000.000,buruh harian yang direncanakan Rp. 1.000.000 dan terealisasikan
Rp. 700.000. biaya yang direncanakan sesuai dengan perhitungan. Tetapi
pada kenyataanya biaya yang di perhitungkan tidak sesuai dengan
direncanakan dan yang terealisasi terjadi akibat produksi pertahun tidak
tercapai semaksimal mungkin akibat factor cuaca dan kerusakan mesin. Pajak
penghasilan karyawan yang direncanakan Rp. 140.000 dan terealisasi juga
Rp. 140.000 karena pajak pemerintah harus sesuai dengan aturan yang ada.
II. Biaya administrasi pembangunan kantor pusat, base camp dan kantor cabang
yang direncakan sesuai dengan perhitungan biaya yang dibutuhkan sebesar
Rp.500.000.000,Rp.200.000.000 dan Rp.200.000.000. Tetapi pada
kenyataannya biaya yang terealisasi Rp.400.000.000, Rp. 150.000.000 dan
Rp.190.000.000 biaya yang pada kenyataannya sudah terhitung biaya kepala
tukang,buruh dan juga bahan bangunan. Biaya yang direncanakan yang
diberikan kepada kepala tukang tidak memenuhi target pembangunan
sehingga biaya yang direncakan tidak sesuai dengan target. Biaya alat tulis
kantor yang direncakan sesuai kebutuhan kantor sebesar Rp.32.000.000 tetapi
pada kenyataannya biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.26.000.000 karena
kebutuhan kantor pada pemasaran harganya tidak sesuai dengan yang
direncakan, biaya alat tulis kantor yang sebenarnya lebih murah dengan yang
direncakan.
III. Biaya perjalanan dinas dan logistik didalamnya terdapat biaya perjalanan,biaya
logistic dan biaya akomodasi. Biaya perjalanan yang diperhitungkan dan direncakan
sebesar Rp.25.000.000 biaya ini sudah terhitung ongkos pesawat jika keluar
kota,ongkos taksi bandara tempat tinggal (hotel), biaya hotel dan sebaliknya sesuai
dengan kegiatan kantor, bila tidak sesuai dengan kegiatan kantor maka biaya
ditanggung sendiri. Akan tetapi biaya yang terealisasi sebesar Rp.23.000.000. biaya
logistik yang direncanakan sebesar Rp. 15.000.000 dan terealisasi Rp.14.000.000.
biaya akomodasi Rp.13.000.000 tetapi yang terealisasi Rp.10.000.000
IV. Biaya pemetan dilapangan yang direncanakan sebesar Rp.25.000.000 Tetapi yang
terealisasi Rp.22.000.000
V. Rencana biaya pengadaan alat yang dibutuhkan alat Backhoe,Wheeloader, dan
Dumptruck biaya yang direncakan sesuai dengan biaya yang terealisasi
Rp.300.000.000, Rp .295.000.000, Rp .285.000.000 dan Rp .600.000.000.
TABLE 3 4 RENCANA PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA
No Bangunan LuasLahan
1 Kantor 30m2
2 Tempatibadah 20m2
3 Kantin 10m2
4 PosKeamanan 10m2
5 Stasiunbahanbakar 50m2
6 Senior staff building 25m2
7 Wash pat 25m2
8 Staff building 25m2
9 Rec hall 30m2
10 Water tank 20m2
11 Subtytank 10m2
12 Genset room 20m2
13 workshop 100m2
14 Parking area 50m2
15 Fuel trap 50m2
16 Jalan 200 x 20m2 / 4000m2
17 Stockpile 1500 m2
18 Nursery 50m2
19 StasiunPembangkitlistrik 100m2
20 Fasilitas Air bersih 50m2
21 Gudang 50m2
Total LuasLahan 6225 m2
OLEH:
RINALDI WINCONO
HELMI MALASEME
PETRICIA ETWORY
ALDI FARIZ VALDERAMA
GLORY HUTAGALUNG
JONI ULLO
DOMINGGUS SAMPE RANTE
JIMMY FATUBUN
RISAT HARA
ZET KOMUL
ALEMAN MIAGONI
GIAN F. POCERATU
FERNANDO NANLOHY
BILIAM ATIHUTA
INDRI P.K.Y. NEBORE
SUPRIYONO
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan ini
dengan judul Laporan Eksplorasi Endapan Bahan Galian Batu Kali di Sungai
Anggresi Kampung Maruni Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari
Provinsi Papua Barat
Pada kesempatan kali ini penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh
anggota Tim Eksplorasi yang selalu bekerja keras dari awal sampai akhir
eksplorasi. Selain itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada masyarakat
yang berada di Sungai Anggresi yang bersedia untuk dimintai keterangan. Tidak
lupa penulis sampaikan terima kasi kepada program studi S1 Teknik
Pertambangan Universitas Papua yang telah memberi pinjaman alat ukur GPS.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis masih mengharapkan kritik serta saran
yang sifatnya membangun agar tidak terjadi kesalahan di waktu yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan laporan dari
kegiatan penyelidikan Eksplorasi yang telah dilakukan di Sungai Anggresi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI.iii
DAFTAR GAMBAR.iv
DAFTAR LAMPIRAN.iv
BAB 1 PENDAHULUAN .. 1
1.1 Status Pemegang IUP atau IUPK.....1
1.2 Luas Wilayah IUP atau IUPK......1
1.3 Lokasi Dan Kesampaian Daerah......2
BAB II RENCANA PEMBUKAAN LAHAN...3
2.1 Kegiatan Eksplorasi......3
BAB III PROGRAM REKLAMASI......4
3.1 Lahan Yang di Reklamasi.....4
3.2 Teknik dan Peralatan Reklamasi...4
3.3 Revegetasi.....4
3.4 Pemeliharaan.....6
BAB IV KRITERIA KEBERHASILAN....6
BAB V RENCANA BIAYA REKLAMASI......8
5.1 Biaya Langsung....8
5.2 Biaya Tak Langsung....11
5.3 Total Biaya...11
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Koordinat Wilayah KP Eksplorasi ................................................................ 2
1.2 Rencana Pembukaan Lahan Fasilitas / Infrastruktur ..................................... 3
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Jenis Tanaman Endemik ...............................................................................2
4.1 Kondisi Lahan dan Tanah yang akan direklamasi..7
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Rencana Anggaran Biaya Revegetasi Per Hektar .......................................... 13
2 Rencana Anggaran Biaya Penatagunaan Lahan.. ..................................14
3 Rencana Anggaran Biaya Pengendalian Erosi ............................................... 15
4 Total Rencana Biaya Reklamasi Tidak Langsung ......................................... 16
5 Total Rencana Biaya Reklamasi Langsung .................................................... 17
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3 Lokasi dan Kesampaian Wilayah
Lokasi daerah Eksplorasi terletak didaerah Maruni Anggresi secara administratif
termasuk dalam kecamatan Manokwari Selatan, Kabupaten Manokwari, Provinsi
Papua Barat.
Secara astronomis lokasi daerah Eksplorasi PT.Prima Papua Sehati
terletak diantara terletak 10 2 5,04LS 1340 1 13,82 BT dengan Jarak 20 Km
dari Pusat Kota Manokwari Untuk bisa mencapai ke daerah eksplorasi dapat
melalui darat dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Daerah rencana
penambangan PT. Prima Papua Sehati meliputi daerah seluas 16 Ha sesuai
keputusan Gubernur Kabupaten Manokwari tentang Pemberian kuasa
Pertambangan eksplorasi An.PT.Prima Papua Sehati, dimana titik titik batas
koordinat daerah dimaksud dilihat pada tabel 1.1
2
BAB II
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
3
BAB III
PROGRAM REKLAMASI
4
Gambar 2.4 Jenis Tanaman Endemik
Revegetasi pada daaerah eksplorasi adalah dengan penanaman tanaman
penghijauan yaitu tanaman Pinus.
3.3.1 Analisis Kualitas Tanah
Analisis kualitas tanah merupakan aspek penting yang harus dilakukan
sebelum suatu lahan dapat digunakan. Kebutuhan pada analisis kualitas tanah
meliputi :
a. Penyediaan Gypsum
b. Penyediaan Kapur
3.3.2 Pemupukan
Sebelum lahan ditanami bibit pinus, terlebih dahulu dilakukan pemupukan
dengan tujuan untuk menambah kesuburan tanah. Pupuk yang digunakan adalah
pupuk kandang dan pupuk organic. Yang dimaksud pupuk kandang adalah olahan
kotoran hewan, biasanya ternak yang diberikan pada lahan pertanian untuk
memperbaiki kesuburan dan struktur tanah sedangkan yang dimaksud Pupuk
organic adalah pupuk non alami ( kimia ).
Penggunaan pupuk sangat penting bagi tanaman, pupuk adalah sebagai
perangsang pertumbuhan akar,batang,dan daun, bisa meningkatkan mutu dan
jumlah tanaman, dan lain sebagainya.
5
3.3.3 Pengadaan Bibit
Pengadaan bibit dilakukan dengan cara memesan bibit dari produsen resmi
yang ditunjuk oleh pemerintah, bibit yang dipesan ini sebaiknya berumur 1 tahun.
3.3.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan lahan yang direncanakan secara berkala, melakukan
pemantauan dan perawatan bibit tanaman dari penyakit atau hama dengan
melakukan penyulaman dan penyiangan.
a. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian bagian yang
kosong bekas tanaman yang mati/diduga akan mati atau rusak sehingga
terpenuhi jumlah tanaman normal dalam satu kesatuan luas tertentu sesuai
dengan jarak tanamnya. Penyulaman tanaman merupakan tindakan
pemeliharaan untuk meningkatkan presentase tanaman hidup. Penyulaman
dilakukan apabila presentasi hidup tanaman kurang dari 80%.
b. Penyiangan
Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di
antara sela sela tanaman pertanian dan sekaligus menggemburkan tanah.
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi
persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan
mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari.
6
BAB IV
KRITERIA KEBERHASILAN
7
BAB V
RENCANA BIAYA REKLAMASI
8
5.1.2 Penataan Kegunaan Lahan
Penataan Kegunaan Lahan merupakan salah satu kegiatan reklamasi yang
membutuhkan biaya yang cukup besar. Komponen pada penataan kegunaan lahan
yang memerlukan biaya antara lain :
1. Biaya Penyewaaan Alat Alat Mekanis
Jenis dan jumlah alat berat yang digunakan pada kegiatan ini adalah 2
buah backhoe, 2 buah bulldozer dan 4 buah truck. Alat berat ini di peroleh
melalui sistem sewa, dengan harga sewa untuk 1 back hoe yaitu Rp 700,000/
jam, harga sewa 1 bulldozer Rp 800,000/jam, dan harga sewa 1 Truck Rp.
850,000 / jam.
2. Karyawan
Kegiatan penataan kegunaan lahan pada daerah eksplorasi di desa
Anggresi membutuhkan karyawan/pekerja. Karyawan yang dibutuhkan
merupakan operator dan pembantu operator dari alat berat. Jadi banyaknya
karyawan yang dibutuhkan adalah :
a. 2 orang karyawan untuk operator backhoe
b. 2 orang karyawan pembantu operator backhoe
c. 2 orang karyawan untuk operator bulldozer
d. 2 orang karyawan pembantu operator bulldozer
e. 4 orang karyawan untuk operator truck
f. 4 orang karyawan pembantu operator truck
9
Dengan tetap memperhatikan jenis kegiatan yang dilakukan maka untuk kegiatan
penataan lahan ini ditargetkan selesai dalam jangka waktu 30 hari, dengan jam
kerja 8 jam / hari.
5.1.3 Revegetasi
Revegetasi pada daerah eksplorasi di desa Anggresi adalah dengan
penanaman tanaman kayu kayuan ( Penghijauan ) dengan jenis tanaman pokok.
Jenis tanaman yang dimaksud yaitu Pohon pinus. Biaya biaya yang dibutuhkan
untuk revegetasi ini meliputi :
a. Analisis kualitas Tanah
Biaya biaya yang dibutuhkan pada analisis kualitas tanah mencakup
Penyediaan Kapur ( Tepung batu gamping )
Kapur yang dibutuhkan sebanyak 700 kg /Ha, jadi untuk daerah seluas 16 Ha
diperlukan Kapur sebanyak 11,2 Ton, dengan harga kapur Rp.30.000/Kg.
Penyediaan Gypsum
Gypsum yang dibutuhkan sebanyak 1 ton/ha, jadi untuk daerah seluas 16 ha
diperlukan gypsum sebanyak 16 ton, dengan harga gypsum/Kg adalah
Rp.100.000,-
b. Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang sebanyak 70 Kg/Ha. Jadi untuk
pemupukan pada lahan seluas 16 Ha diperlukan pupuk kandang 1,12 ton, harga
pupuk kandang / Kg adalah Rp.10.000,-
c. Pengadaan bibit
Jumlah bibit yang dibutuhkan adalah 1500/ha. Jadi untuk lahan seluas 16 Ha
diperlukan bibit sebanyak 24.000, dengan harga bibit Rp.9500/batang.
5.1.4 Pengendalian Erosi
Biaya yang dibutuhkan pada pengendalian erosi terutama digunakan untuk
pembuatan teras sebagai penangkap aliran air permukaan. Adapun alat alat yang
digunakan untuk pembuatan teras adalah backhoe. Jumlah backhoe yang
diperlukan adalah 2 buah dengan harga sewa tiap backhoe Rp.700.000/jam.
Waktu yang diperlukan untuk pembuatan teras adalah 25 hari.
10
5.2 Biaya Reklamasi Tidak Langsung
Biaya reklamasi tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk
kegiatan reklamasi namun tidak berhubungan langsung dengan lahan yang akan
direklamasi. Biaya tidak langsung menurut Peraturan Menteri Sumber Daya
Mineral Nomor 18 Tahun 2008 ditentukan sebagai berikut :
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi
Merupakan biaya yang diambil 2,5 % dari biaya langsung atau
berdasarkan perhitungan. Dalam laporan ini, pada tahun 1 dan 2 yang
belum membutuhkan alat untuk aktivitas reklamasi, maka biaya mobilisasi
dan demobilisasi dihitung sebesar 2,5 %, sedangkan pada tahun ke 2
sampai tahun ke 5 dihitung berdasarkan kebutuhan,
b. Biaya perencanaan reklamasi
Merupakan biaya yang diambil sebesar 2 % - 10 % dari biaya langsung,
dan dalam laporan ini dipakau 5%
c. Biaya Administrasi dan Keuntungan Kontraktor
Merupajkan biaya yang diambil sebesar 3% - 14% dari biaya langsung dan
dalam laporan ini dipakai 6%.
d. Biaya supervisi
Merupakan biaya yang diambil sebesar 2% - 7% dari biaya langsung, dan
dalam laporan ini dipakai 4%.
5.3 Total Biaya Rencana Reklamasi Eksplorasi
Total luas wilayah daerah eksplorasi pada PT. Prima Papua Sehati yang
bergerak dibidang pertambangan batuan seluas 8 Ha. Biaya rencana reklamasi
eksplorasi meliputi biaya reklamasi langsung dan biaya reklamasi tidak langsung.
Reklamasi langsung meliputi rencana biaya revegatasi. Rencana biaya revegetasi
yang direncanakan sebesar Rp 257.650.000 /ha, rencana biaya penatagunaan
lahan sebesar Rp 1.886.400.000 yang meliputi biaya sewa alat berat dan ongkos
pekerka/karyawan, rencana biaya pengendalian erosi sebesar Rp 297.250.000
yang meliputi sewa alat berat dan ongkos pekerja/karyawan. Perhitungan biaya
reklamasi langsung dan tidak langsung selama 5 tahun dapat dilihat pada
lampiran.
11
Biaya reklamasi dihitung berdasarkan biaya langsung ditambah dengan biaya
tidak langsung. Dari perhitungan diatas maka diketahui bahwa biaya reklamasi
PT.Prima Papua Sehati selama 5 ( lima ) tahun adalah Rp. 14,166,395,630
12
DAFTAR PUSTAKA
http://banti-indonesia.com/blog/reklamasi-dan-pasca-tambang/
http://dokumen.tips/documents/reklamasi-55844c2d5a5f0.html
http://tentangtambangbatubara.blogspot.co.id/2013/04/rencana-anggaran-dalam-satu-
tahun.html
13
PT.PRIMA PAPUA SEHATI
LAMPIRAN 1
TABEL RENCANA ANGGARAN BIAYA REVEGETASI PER HEKTAR
LAMPIRAN III
LAMPIRAN IV
Biaya Langsung ( Rp )
TAHUN Luas Bukaan ( Ha ) Total Biaya Reklamasi
Biaya Penataan Lahan Biaya Revegetasi Biaya Pengendalian erosi
1 - - - - -
2 2,5 1,886,400,000 644,125,000 297,250,000 2,827,775,000
3 3 1,886,400,000 772,950,000 297,250,000 2,956,600,000
4 3 1,886,400,000 772,950,000 297,250,000 2,956,600,000
5 3 1,886,400,000 772,950,000 297,250,000 2,956,600,000
Jumlah 11,5 7,545,600,000 2,962,975,000 1,189,000,000 11,697,575,000
PT. PRIMA PAPUA SEHATI
LAMPIRAN IV
Tahun ke ( Rp )
Uraian Total Biaya
1 2 3 4 5
a. mobilisasi dan demobilisasi ( 2,5 %) 70,694,375 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 270,694,375
b. Perencanaan dan Kegiatan ( 5% ) 141,388,750 147,830,000 147,830,000 147,830,000 147,830,000 732,708,750
c. Administrasi ( 6% ) 169,666,500 177,396,000 177,396,000 177,396,000 177,396,000 879,250,500
d. Supervisi ( 4%) 113,111,000 118,264,000 118,264,000 118,264,000 118,264,000 586,167,000
Subtotal Biaya Reklamasi tidak
langsung 494,860,625 493,490,000 493,490,000 493,490,000 493,490,000 2,468,820,625
Subtotal Biaya Reklamasi Langsung 2,827,775,000 2,956,600,000 2,956,600,000 2,956,600,000 2,956,600,000 11,697,575,000
UNDANG UNDANG PERTAMBANGAN DAN HUKUM
PERBURUHAN
OLEH:
RINALDI WINCONO
HELMI MALASEME
PETRICIA ETWORY
ALDI FARIZ VALDERAMA
GLORY HUTAGALUNG
JONI ULLO
DOMINGGUS SAMPE RANTE
JIMMY FATUBUN
RISAT HARA
ZET KOMUL
ALEMAN MIAGONI
GIAN F. POCERATU
FERNANDO NANLOHY
BILIAM ATIHUTA
INDRI P.K.Y. NEBORE
SUPRIYONO
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan ini
dengan judul Laporan Eksplorasi Endapan Bahan Galian Batu Kali di Sungai
Anggresi Kampung Maruni Distrik Manokwari Selatan Kabupaten Manokwari
Provinsi Papua Barat
Pada kesempatan kali ini penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh
anggota Tim Eksplorasi yang selalu bekerja keras dari awal sampai akhir
eksplorasi. Selain itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada masyarakat
yang berada di Sungai Anggresi yang bersedia untuk dimintai keterangan. Tidak
lupa penulis sampaikan terima kasi kepada program studi S1 Teknik
Pertambangan Universitas Papua yang telah memberi pinjaman alat ukur GPS.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis masih mengharapkan kritik serta saran
yang sifatnya membangun agar tidak terjadi kesalahan di waktu yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan laporan dari
kegiatan penyelidikan Eksplorasi yang telah dilakukan di Sungai Anggresi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI.iii
DAFTAR GAMBAR.iv
DAFTAR TABEL..v
DAFTAR LAMPIRAN..iv
BAB 1 PENDAHULUAN .. 1
1.1 Status Pemegang IUP atau IUPK.....1
1.2 Luas Wilayah IUP atau IUPK......1
1.3 Lokasi Dan Kesampaian Daerah......2
BAB II RENCANA PEMBUKAAN LAHAN...3
2.1 Kegiatan Eksplorasi......3
BAB III PROGRAM REKLAMASI......5
3.1 Lahan Yang di Reklamasi.....5
3.2 Teknik dan Peralatan Reklamasi...5
3.3 Revegetasi.....5
3.4 Pemeliharaan.....7
BAB IV KRITERIA KEBERHASILAN....8
BAB V RENCANA BIAYA REKLAMASI......9
5.1 Biaya Langsung....9
5.2 Biaya Tak Langsung....12
5.3 Total Biaya...12
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
1.1 Koordinat Wilayah KP Eksplorasi ................................................................ 2
1.2 Rencana Pembukaan Lahan Fasilitas / Infrastruktur ..................................... 3
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Jenis Tanaman Endemik ...............................................................................2
4.1 Kondisi Lahan dan Tanah yang akan direklamasi..7
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1 Rencana Anggaran Biaya Revegetasi Per Hektar .......................................... 13
2 Rencana Anggaran Biaya Penatagunaan Lahan.. ..................................14
3 Rencana Anggaran Biaya Pengendalian Erosi ............................................... 15
4 Total Rencana Biaya Reklamasi Tidak Langsung ......................................... 16
5 Total Rencana Biaya Reklamasi Langsung .................................................... 17
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Lokasi dan Kesampaian Wilayah
Lokasi daerah operasi produksi terletak didaerah Maruni Anggresi secara
administratif termasuk dalam kecamatan Manokwari Selatan, Kabupaten
Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Secara astronomis lokasi daerah Operasi Produksi PT.Prima Papua Sehati
terletak diantara terletak 10 2 5,04LS 1340 1 13,82 BT dengan Jarak 20 Km
dari Pusat Kota Manokwari Untuk bisa mencapai ke daerah Operasi Produksi
dapat melalui darat dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Daerah
rencana penambangan PT. Prima Papua Sehati meliputi daerah seluas 16 Ha
sesuai keputusan Gubernur Kabupaten Manokwari tentang Pemberian kuasa
Pertambangan eksplorasi An.PT.Prima Papua Sehati, dimana titik titik batas
koordinat daerah dimaksud dilihat pada tabel 1.1
2
BAB II
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN
3
Tabel 2.1 Fasilitas Penunjang
No Bangunan Luas Lahan
1 Kantor
2 Tempat ibadah 20m2
3 Kantin 10m2
4 Pos Keamanan 10m2
5 Stasiun bahan bakar 50m2
6 Senior staff building 25m2
7 Wash pat 25m2
8 Staff building 25m2
9 Rec hall 30m2
10 Water tank 20m2
11 Subtytank 10m2
12 Genset room 20m2
13 workshop 100m2
14 Parking area 50m2
15 Fuel trap 50m2
16 Jalan 200 x 20m2 / 4000m2
17 Stockpile 1500 m2
18 Nursery 50m2
19 Stasiun Pembangkit listrik 100m2
20 Fasilitas Air bersih 50m2
21 Gudang 50m2
Total Luas Lahan 6195 m2
4
BAB III
PROGRAM REKLAMASI
5
Gambar 2.4 Jenis Tanaman Endemik
Revegetasi pada daaerah operasi produksi adalah dengan penanaman tanaman
penghijauan yaitu tanaman Pinus.
3.3.1 Analisis Kualitas Tanah
Analisis kualitas tanah merupakan aspek penting yang harus dilakukan
sebelum suatu lahan dapat digunakan. Kebutuhan pada analisis kualitas tanah
meliputi :
a. Penyediaan Gypsum
b. Penyediaan Kapur
3.3.2 Pemupukan
Sebelum lahan ditanami bibit pinus, terlebih dahulu dilakukan pemupukan
dengan tujuan untuk menambah kesuburan tanah. Pupuk yang digunakan adalah
pupuk kandang dan pupuk organic. Yang dimaksud pupuk kandang adalah olahan
kotoran hewan, biasanya ternak yang diberikan pada lahan pertanian untuk
memperbaiki kesuburan dan struktur tanah sedangkan yang dimaksud Pupuk
organic adalah pupuk non alami ( kimia ).
Penggunaan pupuk sangat penting bagi tanaman, pupuk adalah sebagai
perangsang pertumbuhan akar,batang,dan daun, bisa meningkatkan mutu dan
jumlah tanaman, dan lain sebagainya.
6
3.3.3 Pengadaan Bibit
Pengadaan bibit dilakukan dengan cara memesan bibit dari produsen resmi
yang ditunjuk oleh pemerintah, bibit yang dipesan ini sebaiknya berumur 1 tahun.
3.3.4 Pemeliharaan
Pemeliharaan lahan yang direncanakan secara berkala, melakukan
pemantauan dan perawatan bibit tanaman dari penyakit atau hama dengan
melakukan penyulaman dan penyiangan.
a. Penyulaman
Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali bagian bagian yang
kosong bekas tanaman yang mati/diduga akan mati atau rusak sehingga
terpenuhi jumlah tanaman normal dalam satu kesatuan luas tertentu sesuai
dengan jarak tanamnya. Penyulaman tanaman merupakan tindakan
pemeliharaan untuk meningkatkan presentase tanaman hidup. Penyulaman
dilakukan apabila presentasi hidup tanaman kurang dari 80%.
b. Penyiangan
Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut gulma yang berada di
antara sela sela tanaman pertanian dan sekaligus menggemburkan tanah.
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman yang sakit, mengurangi
persaingan penyerapan hara, mengurangi hambatan produksi anakan dan
mengurangi persaingan penetrasi sinar matahari.
7
BAB IV
KRITERIA KEBERHASILAN
8
BAB V
RENCANA BIAYA REKLAMASI
9
5.1.2 Penataan Kegunaan Lahan
Penataan Kegunaan Lahan merupakan salah satu kegiatan reklamasi yang
membutuhkan biaya yang cukup besar. Komponen pada penataan kegunaan lahan
yang memerlukan biaya antara lain :
1. Biaya Penyewaaan Alat Alat Mekanis
Jenis dan jumlah alat berat yang digunakan pada kegiatan ini adalah 2
buah backhoe, 2 buah bulldozer dan 4 buah truck. Alat berat ini di peroleh
melalui sistem sewa, dengan harga sewa untuk 1 back hoe yaitu Rp 700,000/
jam, harga sewa 1 bulldozer Rp 800,000/jam, dan harga sewa 1 Truck Rp.
850,000 / jam.
2. Karyawan
Kegiatan penataan kegunaan lahan pada daerah eksplorasi di desa
Anggresi membutuhkan karyawan/pekerja. Karyawan yang dibutuhkan
merupakan operator dan pembantu operator dari alat berat. Jadi banyaknya
karyawan yang dibutuhkan adalah :
a. 2 orang karyawan untuk operator backhoe
b. 2 orang karyawan pembantu operator backhoe
c. 2 orang karyawan untuk operator bulldozer
d. 2 orang karyawan pembantu operator bulldozer
e. 4 orang karyawan untuk operator truck
f. 4 orang karyawan pembantu operator truck
10
Dengan tetap memperhatikan jenis kegiatan yang dilakukan maka untuk kegiatan
penataan lahan ini ditargetkan selesai dalam jangka waktu 30 hari, dengan jam
kerja 8 jam / hari.
5.1.3 Revegetasi
Revegetasi pada daerah Operasi Produksi di desa Anggresi adalah dengan
penanaman tanaman kayu kayuan ( Penghijauan ) dengan jenis tanaman pokok.
Jenis tanaman yang dimaksud yaitu Pohon pinus. Biaya biaya yang dibutuhkan
untuk revegetasi ini meliputi :`
a. Analisis kualitas Tanah
Biaya biaya yang dibutuhkan pada analisis kualitas tanah mencakup
Penyediaan Kapur ( Tepung batu gamping )
Kapur yang dibutuhkan sebanyak 700 kg /Ha, jadi untuk daerah seluas 16 Ha
diperlukan Kapur sebanyak 11,2 Ton, dengan harga kapur Rp.30.000/Kg.
Penyediaan Gypsum
Gypsum yang dibutuhkan sebanyak 1 ton/ha, jadi untuk daerah seluas 16 ha
diperlukan gypsum sebanyak 16 ton, dengan harga gypsum/Kg adalah
Rp.100.000,-
b. Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang sebanyak 70 Kg/Ha. Jadi untuk
pemupukan pada lahan seluas 16 Ha diperlukan pupuk kandang 1,12 ton, harga
pupuk kandang / Kg adalah Rp.10.000,-
c. Pengadaan bibit
Jumlah bibit yang dibutuhkan adalah 1500/ha. Jadi untuk lahan seluas 16 Ha
diperlukan bibit sebanyak 24.000, dengan harga bibit Rp.9500/batang.
5.1.4 Pengendalian Erosi
Biaya yang dibutuhkan pada pengendalian erosi terutama digunakan untuk
pembuatan teras sebagai penangkap aliran air permukaan. Adapun alat alat yang
digunakan untuk pembuatan teras adalah backhoe. Jumlah backhoe yang
diperlukan adalah 2 buah dengan harga sewa tiap backhoe Rp.700.000/jam.
Waktu yang diperlukan untuk pembuatan teras adalah 25 hari.
11
5.2 Biaya Reklamasi Tidak Langsung
Biaya reklamasi tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk
kegiatan reklamasi namun tidak berhubungan langsung dengan lahan yang akan
direklamasi. Biaya tidak langsung menurut Peraturan Menteri Sumber Daya
Mineral Nomor 18 Tahun 2008 ditentukan sebagai berikut :
a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi
Merupakan biaya yang diambil 2,5 % dari biaya langsung atau
berdasarkan perhitungan. Dalam laporan ini, pada tahun 1 dan 2 yang
belum membutuhkan alat untuk aktivitas reklamasi, maka biaya mobilisasi
dan demobilisasi dihitung sebesar 2,5 %, sedangkan pada tahun ke 2
sampai tahun ke 5 dihitung berdasarkan kebutuhan,
b. Biaya perencanaan reklamasi
Merupakan biaya yang diambil sebesar 2 % - 10 % dari biaya langsung,
dan dalam laporan ini dipakau 5%
c. Biaya Administrasi dan Keuntungan Kontraktor
Merupajkan biaya yang diambil sebesar 3% - 14% dari biaya langsung
dan dalam laporan ini dipakai 6%.
d. Biaya supervisi
Merupakan biaya yang diambil sebesar 2% - 7% dari biaya langsung,
dan dalam laporan ini dipakai 4%.
5.3 Total Biaya Rencana Reklamasi Operasi Produksi
Total luas wilayah daerah operasi produksi pada PT. Prima Papua Sehati yang
bergerak dibidang pertambangan batuan seluas 8 Ha. Biaya rencana reklamasi
eksplorasi meliputi biaya reklamasi langsung dan biaya reklamasi tidak langsung.
Reklamasi langsung meliputi rencana biaya revegatasi. Rencana biaya revegetasi
yang direncanakan sebesar Rp 257.650.000 /ha, rencana biaya penatagunaan
lahan sebesar Rp 1.886.400.000 yang meliputi biaya sewa alat berat dan ongkos
pekerka/karyawan, rencana biaya pengendalian erosi sebesar Rp 297.250.000
yang meliputi sewa alat berat dan ongkos pekerja/karyawan. Perhitungan biaya
reklamasi langsung dan tidak langsung selama 5 tahun dapat dilihat pada
lampiran.
12
Biaya reklamasi dihitung berdasarkan biaya langsung ditambah dengan biaya
tidak langsung. Dari perhitungan diatas maka diketahui bahwa biaya reklamasi
PT.Prima Papua Sehati selama 5 ( lima ) tahun adalah Rp. 14,166,395,630
13
DAFTAR PUSTAKA
http://banti-indonesia.com/blog/reklamasi-dan-pasca-tambang/
http://dokumen.tips/documents/reklamasi-55844c2d5a5f0.html
http://tentangtambangbatubara.blogspot.co.id/2013/04/rencana-anggaran-dalam-satu-
tahun.html
14
PT.PRIMA PAPUA SEHATI
LAMPIRAN 1
TABEL RENCANA ANGGARAN BIAYA REVEGETASI PER HEKTAR
LAMPIRAN III
LAMPIRAN IV
Biaya Langsung ( Rp )
TAHUN Luas Bukaan ( Ha ) Total Biaya Reklamasi
Biaya Penataan Lahan Biaya Revegetasi Biaya Pengendalian erosi
1 - - - - -
2 2,5 1,886,400,000 644,125,000 297,250,000 2,827,775,000
3 3 1,886,400,000 772,950,000 297,250,000 2,956,600,000
4 3 1,886,400,000 772,950,000 297,250,000 2,956,600,000
5 3 1,886,400,000 772,950,000 297,250,000 2,956,600,000
Jumlah 11,5 7,545,600,000 2,962,975,000 1,189,000,000 11,697,575,000
PT. PRIMA PAPUA SEHATI
LAMPIRAN IV
Tahun ke ( Rp )
Uraian Total Biaya
1 2 3 4 5
a. mobilisasi dan demobilisasi ( 2,5 %) 70,694,375 50,000,000 50,000,000 50,000,000 50,000,000 270,694,375
b. Perencanaan dan Kegiatan ( 5% ) 141,388,750 147,830,000 147,830,000 147,830,000 147,830,000 732,708,750
c. Administrasi ( 6% ) 169,666,500 177,396,000 177,396,000 177,396,000 177,396,000 879,250,500
d. Supervisi ( 4%) 113,111,000 118,264,000 118,264,000 118,264,000 118,264,000 586,167,000
Subtotal Biaya Reklamasi tidak
langsung 494,860,625 493,490,000 493,490,000 493,490,000 493,490,000 2,468,820,625
Subtotal Biaya Reklamasi Langsung 2,827,775,000 2,956,600,000 2,956,600,000 2,956,600,000 2,956,600,000 11,697,575,000
TUGAS KELOMPOK
LAPORAN STUDI KELAYAKAN ENDAPAN BAHAN GALIAN BATU KALI DI
SUNGAI ANGGRESI KAMPUNG MARUNI DISTRIK MANOKWARI SELATAN
KABUPATEN MANOKWARI PROVINSI PAPUA BARAT
OLEH:
RINALDI WINCONO
HELMI MALASEME
PETRICIA ETWORY
ALDI FARIZ VALDERAMA
GLORY HUTAGALUNG
JONI ULLO
DOMINGGUS SAMPE RANTE
JIMMY FATUBUN
RISAT HARA
ZET KOMUL
ALEMAN MIAGONI
GIAN F. POCERATU
FERNANDO NANLOHY
BILIAM ATIHUTA
INDRI P.K.Y. NEBORE
SUPRIYONO
YOSAN LUKU
Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan ini
dengan judul Laporan Studi Kelayakan Endapan Bahan Galian Batu Kali di
Sungai Anggresi Kampung Maruni Distrik Manokwari Selatan Kabupaten
Manokwari Provinsi Papua Barat
Pada kesempatan kali ini penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak
Loman Efendi Warwey, ST., MT. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Undang-
undang Pertambangan dan Hukum Perburuhan. Ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Selain
itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada masyarakat yang berada di
Sungai Anggresi yang bersedia untuk dimintai keterangan. Tidak lupa penulis
sampaikan terima kasi kepada program studi S1 Teknik Pertambangan Universitas
Papua yang telah memberi pinjaman alat ukur Global Position System (GPS).
Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis masih mengharapkan kritik serta saran
yang sifatnya membangun agar tidak terjadi kesalahan di waktu yang akan datang.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan laporan dari
kegiatan penyelidikan Eksplorasi yang telah dilakukan di Sungai Anggresi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... iv
DAFRAT TABEL ............................................................................................... v
I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2
1.3 Ruang Lingkup dan Metode Studi............................................................
3.1 Geologi.. 10
IV RENCANA PENAMBANGAN. 11
VI RENCANA PENGANGKUTAN 15
7.1 Lingkungan.. 16
vi
7.3 Kesehatan,Keselamatan Kerja (K3)... 17
X KEBENCANAAN 40
XI PENUTUP ..................................................................................................... 14
10.1 Kesimpulan ............................................................................................. 43
10.2 Saran ....................................................................................................... 43
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
7.1 Bagan Alir Pengolahan Sirtu Dari Penambanagan ....................................... 13
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Koordinat KP PT. Prima Papua Sehati. 6
9.1 Perkiraan Perinciab Biaya Perijinan dan Eksplorasi dan Pembebasan
Lahan.. ..29
9.2 Perkiraan Perincian Biaya Investasi Bangunan.....30
9.3 Investasi Peralatan Penambangan dan Peralatan Pendukung....30
9.4 Biaya Pemakaian Bahan Bakar. ....32
9.5 Perkiraan Biaya Operasi Peralatan Pendukung. ....33
9.6 Gaji Karyawan ......34
9.7 Pendapatan Dari Hasil Penjualan Sirtu.. ...35
9.8 Aliran Uang Kas....36
9.9 Peralatan Penambangan Sendiri..38
9.10 Biaya Bahan Bakar Minyak......39
9.11 Biaya Pelumas...39
9.12 Biaya Pergantian Ban39
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.2 Maksud dan Tujuan
2
c) Kajian pemrosesan/pengolahan batubara
Kajian pemrosesan dan pengolahan dilakukan untuk menentukan cara, jenis
peralatan, kapasitas, dan hasil pengolahan , yang meliputi;
- metoda pemrosesan dan pengolahan
- tahapan pemrosesan
- bagan alir pemrosesan
- peralatan pemrosesan
- hasil akhir dari pemrosesan
d) Kajian pengangkutan dan penimbunan
Kajian pengangkutan dan penimbunan hasil tambang dan hasil pengolahan,
dimaksudkan untuk menentukan cara pengangkutan ke tempat penimbunan
akhir, yang mencakup;
- tatacara pengangkutan baik dari tambang maupun hasil pengolahan
- jenis, jumlah dan kapasitas peralatan pengangkutan dan penimbunan
- panjang, jenis dan kapasitas jalan pengangkutan
- metoda dan cara penimbunan
- luas dan kapasitas lokasi penimbunan
f) Kajian pemasaran
Kajian pemasaran sirtu mencakup;
- kebijakan umum pemerintah tentang kebutuhan sirtu
- analisa keadaan pasar sirtu, baik lokal maupun regional
- Jumlah, jenis, dan Harga
3
- harga pasar sirtu, baik domestik maupun untuk eksport
g) Kajian lingkungan serta kesehatan dan keselamatan kerja (K-3)
Kajian lingkungan dan K-3 bertujuan untuk mengetahui dan menanggulangi
dampak yang ditimbulkan oleh penambangan sirtu secara tambang terbuka,
baik terhadap lingkungan hidup maupun terhadap kesehatan dan keselamatan
kerja karyawan tambang dan masyarakat sekitar tambang.
Kajian lingkungan dan K-3 meliputi;
- Lingkungan
i. dampak lingkungan
ii. pemantauan lingkungan
iii. pengelolaan lingkungan
- Keselamatan dan kesehatan kerja (K-3)
i. organisasi keselamatan kerja
ii. peralatan keselamatan dan kesehatan kerja
iii. pelaksanaan dari K-3 pertambangan
iv. penggunaan, pemakaian, dan penyimpanan bahan beracun dan berbahaya
4
1.3.2 Metode Studi
Metoda studi yang dipergunakan dalam pekerjaan kajian studi kelayakan
penambangan sirtu dengan metode quarry oleh PT. Prima Papua Sehati ini adalah
sebagai berikut:
a) Pengukuran dan pengamatan yang meliputi ;
- jalur transportasi dan infrastruktur sampai ke lokasi tambang
- topografi dan morfologi lokasi tambang
- keadaan Cadangan Sirtu
b) Penggunaan data sekunder
- hasil data geologi dan data eksplorasi
- data penggunaan peralatan tambang
- data iklim dan curah hujan
c) Asumsi
- bunga bank
- ekskalasi pendapatan dan biaya
- depresiasi
5
BAB II
KEADAAN UMUM
6
Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. Kegiatan ini didasarkan pada surat
Keputusan Gubernur Manokwari No ( ) tentang Pemberian Kuasa Pertambangan
eksplorasi Bahan Galian Sirtu ( pasir dan batu ) kepada PT.Prima Papua Sehati.
Berdasarkan hasil eksplorasi yang telah dilakukan, PT. Prima Papua Sehati juga
memperoleh peningkatan status perizinan menjadi kuasa Pertambangan
eksploitasi pada areal pada areal seluas 8 Ha berdasarkan surat Keputusan
Gubernur Manokwari tentang Pemberian Kuasa Pertambangan Eksploitasi Bahan
Galian Sirtu ( Pasir dan batu ) kepada PT.Prima Papua Sehati.
Menindaklanjuti Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara, selanjutnya saat ini PT.Prima Papua Sehati
sedang mengajukan permohonan penyesuaian status Kuasa Pertambangan
Eksploitasi menjadi Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi.
2.3Kesampaian daerah dan sarana Perhubungan setempat
Lokasi konsesi PT. Prima Papua Sehati terletak lebih kurang 20 Km sebelah
Selatan dari Kota Manokwari. Daerah tersebut dapat dicapai dari kota dengan
menggunakan jalan darat, waktu tempuh menuju lokasi konsesi kurang lebih 30
menit.
Daerah rencana tambang PT. Prima Papua sehati berada di daerah Maruni -
Anggresi, Kecamatan Manokwari selatan , Kabupaten Manokwari. Luas wilayah
Kecamatan Manokwari Selatan () km2. Jumlah penduduk Kecamatan Manokwari
Selatan tahun 2013 adalah () jiwa dengan kepadatan () jiwa/km2 ().
Area penyelidikan berada jauh dari pemukiman penduduk, perkampungan
terdekat berada di daerah (), yang berjarak () km ke arah ().
7
Daerah rencana tambang termasuk dalam wilayah Daerah Anggresi dan
desa terdekat adalah Desa () dan Desa (), Kecamatan Manokwari Selatan.
2.4.2 Mata Pencaharian Penduduk
Pekerjaan utama penduduk setempat adalah sebagai petani tanaman
perkebunan, nelayan dan budidaya perikanan, dan sebagian lainnya sebagai buruh
di perusahaan-perusahaan yang berada di Distrik Maruni. Mayoritas penduduk
yang berkebun menanam kelapa (21 kk), kopi (23 kk), kakao (41 kk), lada (3 kk),
panili (50 kk), kelapa sawit (1.055 kk) dan kemiri (43 kk).
2.4.3Sosial Budaya
Sarana ibadah yang tersebar di () adalah (),
2.4.4Sosial Ekonomi
Proses sosial yang terjadi dalam masyarakat menggambarkan kedinamisan
hidup suatu masyarakat. Proses sosial ini dapat bersifat asosiatif (kerjasama dan
akomodasi) dan disosiatif (persaingan dan konflik). Dalam kehidupan masyarakat
di daerah Kecamatan Manokwari Selatan , proses sosial yang bersifat asosiatif
tergambar dari berbagai bentuk kerjasama masyarakat dalam berbagai aktivitas
kehidupan sehari-hari (gotong royong, tenggang rasa dan toleransi terhadap nilai
dan norma budaya lain). Perwujudan interaksi pergaulan sehari-hari antar etnik
adalah penggunaan bahasa Indonesia.
Proses sosial yang bersifat disosiatif juga muncul mewarnai dinamika
kehidupan masyarakat di wilayah ini. Persaingan untuk mencari nafkah hidup dan
perbedaan etos kerja kadang-kadang memicu terjadinya konflik sosial yang dapat
memicu timbulnya isu kecemburuan sosial antara pendatang dengan penduduk
lokal.
2.5.1 Flora
8
perusahaan kayu adalah dengan cara tebang pilih. Jenis tanaman primer pada
daerah ini , yaitu Tanaman Pinus.
Jenis tanaman lainnya adalah tanaman budidaya seperti Pinus (milik
PT.Pulmon dan PT. Fulica). Kelompok flora liar yang tampak di daerah rencana
tambang antara lain dalam kelompok paleotropis yang umumnya dijumpai di
Indonesia.
2.5.2 Fauna
9
BAB III
GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN
3.1 Geologi
3.1.1 Litologi
10
BAB IV
RENCANA PENAMBANGAN
LAND CLEARING
PEMBONGKARAN
PEMUATAN
PENGANGKUTAN
PENGOLAHAN
PEMASARAN
PENJUALAN/PEMASARAN
REKLAMASI
11
BAB V
RENCANA PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN
5.1 Tata Cara Pengolahan dan Pemurnian
12
Tahapan dan proses pengolahan sirtu disusun dalam bagan alir seperti terlihat
pada gambar berikut:
PENAMBANGAN
VIBRATING HOPPER
PRIMARY CRUSHER
VIBRATING SCREEN
> 50 90
mm
SECONDARY CRUSHER
< 1 50
mm
< 1 50
mm mm
STOCKPILE
SIRTU
SIAP JUAL
13
5.2 Peralatan Pengolahan
Peralatan yang digunakan dalam pengolahan sirtu dari tambang PT. PPS ini
adalah:
1) Vibrator hopper untuk menampung Sirtu pertama kali sebelum dituangkan ke
dalam crusher selanjutnya.
2) Crusher type double roll, merupakan alat penghancur sirtu yang dibedakan
menjadi 2 (dua) jenis yaitu primary crusher dan secondary crusher yang
mempunyai kapasitas 100 ton/jam, untuk mereduksi ukuran butir sirtu sampai
ukuran 90 mm (setting double roll primary crusher 90 mm dan setting double
roll secondary crusher 50 mm).
3) Vibrating screen untuk memisahkan sirtu atau mendapatkan ukuran besar
butir yang seragam sesuai dengan permintaan konsumen dan memisahkan
sirtu yang hancur.
4) Belt conveyor untuk mengangkut sirtu selama proses pengolahan ke tempat
penimbunan dan sebagai alat angkut dari satu peralatan ke peralatan yang
lain.
5) Genset sebagai alat pembangkit tenaga listrik yang digunakan untuk
mensuplai listrik di tempat pengolahan (Motor crusher, conveyor dan
vibrating)
6) Dump truck untuk mengangkut batubara bersih siap jual hasil dari lokasi
pengolahan dan stock pile lapangan ke stock pile pelabuhan pengapalan.
14
BAB VI
RENCANA PENGANGKUTAN
6.1 Tata Cara Pengangkutan
15
BAB VII
LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ( K3 )
6.1 Lingkungan
Besarnya dampak yang terjadi disebabkan berbagai faktor antara lain lokasi
kegiatan, posisi endapan, kondisi ekologi dan teknik pertambangan. Namun
kegiatan ini umumnya hanya didasarkan kepada kepentingan ekonomi tanpa
memperhitungkan aspek lingkungannya sehingga timbul berbagai masalah
lingkungan yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan hidup kita. Untuk
mengantipasi masalah tersebut sejak tahun 1982 pemerintah menerbitkan UU.
No 4/1982 yang telah diperbaharui dengan UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan PP No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan yang menekankan pentingnya melaksanakan pengelolaan lingkungan.
16
pemerintah. Dalam menelaah kondisi lingkungan dan memprakirakan dampak
yang terjadi diperlukan berbagai metode termasuk metode pengambilan contoh
komponen lingkungan.
6.2 Pemantauan Lingkungan
Sesuai dengan visi dan misi atau tujuan perusahaan dalam bidang
keselamatan kerja yaitu mencegah karyawan dari kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, meminimalkan kerugian biaya dan material serta membangun suasana
lingkungan kerja yang sehat dan aman maka PT Prima Papua Sehati meletakkan
pengelolaan Keselamatan Kerja dalam prioritas yang utama.
17
6.3.1 Strategi
18
4) Membuat Job Safety Analysis semua pekerjaan
Program kerja ini diharapkan dapat diterapkan guna mendukung adanya,
analisa penyebab kecelakaan yang mungkin terjadi dalam pekerjaan serta
dapat mencari cara-cara yang aman sehingga kecelakaan dapat dihindari.
19
10) Menyelenggarakan Bulan K-3 (Safety Award).
Sesuai dengan program dari Departemen Tenaga Kerja dan Trasmigrasi,
setiap tahun tepatnya pada tanggal 12 Januari sampai tanggal 12 Februari PT.
Prima Papua Sehati melaksanakan kegiatan bulan K-3. Kegiatan bulan K-3
ini meliputi perlombaan keselamatan kerja: lomba rescue, cerdas cermat,
lomba motto, lomba gambar, ceramah ilmiah, inspeksi bersama dan lomba
kesehatan tempat kerja (house keeping).
20
- Job Safety Analysis: pelatihan bagaimana proses pembuatan job safety
analysis
- Sistem Manajemen Lingkungan dan Keselamatan & Kesehatan Kerja:
pelatihan dalam rangka sosialisasi dan implementasi sistem LK3 PT Prima
Papua sehati
- Identifikasi Bahaya dan Penilaian Resiko (IMBR) : pelatihan bagaimana
para pengawas maupun karyawan mengidentifikasi bahaya ditempat
kerjanya dan menilai tingkat/derajat potensi bahaya, sehingga dapat
memberikan prioritas berdasarkan tingkat bahayanya dan mengambil
langkah-langkah pengendaliannya.
12) Meningkatkan kualitas sistem pemadam kebakaran dan lalu lintas tambang
serta sistem penanganan keadaan gawat darurat
- Pelayanan dan memonitor kebutuhan Simper & Sticker
- Program ini berisi pengecekan persyaratan pembuatan simper dan
stiker, pengujian calon pemegang simper dan pemeriksaan kelengkapan
kendaraan.
- Memonitor dan merawat keberadaan Traffic & Safety Sign
Program ini merupakan perawatan dan pengadaan rambu keselamatan
kerja dan rambu lalu lintas di area kerja.
21
13) Pelaksanaan koordinasi keselamatan kerja, inspeksi dan investigasi meliputi:
- Melaksanakan Safety Coordination and Safety Meeting
Program ini dilaksanakan guna membahas permasalahan keselamatan
kerja di lokasi kerja. Program ini dilaksanakan dengan kontraktor dan
anggota P2K3 dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya.
22
BAB VIII
ORGANISASI DAN TENAGA KERJA
8.1 Bagan Organisasi
23
Dari sistem yang diterapkan tersebut maka akan tercipta suatu manajemen
dengan tingkat efisiensi yang tinggi dimana staff dan karyawan akan selalu
berpikir dan bertindak secara profesional demi kepentingan perusahaan. Kedua
unsur tersebut bisa menciptakan suatu sinergi dalam manajemen operasional.
Dengan bentuk organisasi garis dan staff, maka akan didapat beberapa manfaat,
antara lain:
a) Adanya pembagian tugas yang jelas antara unit-unit yang melaksanakan tugas
pokok dan penunjang.
b) Keputusan yang diambil biasanya telah dipertimbangkan secara matang oleh
segenap unit yang ada didalam organisasi.
c) Adanya kemampuan dan bakat berbeda-beda dari unit organisasi
memungkinkan dikembangkannya spesialisasi keahlian.
d) Adanya ahli-ahli dalam staff akan menghasilkan mutu pekerjaan yang lebih
baik.
e) Disiplin para anggota organisasi tinggi, karena tugas yang dilaksanakan oleh
unit organisasi sesuai dengan bidang keahlian, pendidikan dan pengalamannya.
f) Staff dan karyawan akan loyal ke perusahaan, sehingga bisa meminimalkan
keluar masuknya karyawan dimana mereka merasa selalu terjamin kehidupan
dan kesejahteraannya.
24
a. Keuangan dan pembayaran gaji (payroll)
b. Penyelesaian akuntansi dan keuangan kontrak kerja
c. Pajak (Tax)
25
5. Divisi Administrasi
Bagian administrasi dan pemasaran membantu tugas-tugas manajer dan
bertanggungjawab terhadap kegiatan-kegiatan yang mendukung operasional
tambang, antara lain:
26
BAB IX
INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN
27
9.1 ALTERNATIF : PENAMBANGAN DIKERJAKAN SENDIRI
9.1.1 Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan sebagai modal awal untuk
melaksanakan suatu proyek terdiri dari :
a. Modal Tetap yang terdiri dari :
1. Investasi Awal, termasuk di dalamnya :
a). Pengurusan Pembebasan lahan
b). Kegiatan Eksplorasi
c). Pengurusan Perijinan
d). Persiapan Infrastruktur
2. Investasi Sarana Pendukung
a). Pembangunan Pabrik Pengolahan
b). Pembangunan Terminal Batubara
c). Penyediaan Infrastruktur
d). Pembangunan Sarana Pendukung
3. Investasi Peralatan Penambangan dan Peralatan Pendukung
b. Modal Kerja
a. Modal Tetap
Modal tetap terdiri dari modal untuk pengurusan ijin dan eksplorasi dan
modal untuk konstruksi atau rekayasa. Biaya pengurusan ijin dan eksplorasi
dikeluarkan pada masa sebelum tambang berproduksi atau dengan kata lain
modal tetap dikeluarkan pada tahun ke-0.
1. Investasi Awal
Modal yang diperlukan untuk proses pembebasan lahan, eksplorasi, perijinan
dan persiapan infratsruktur sebesar Rp,1,320,100,000 Perincian biaya yang
telah dikeluarkan selama masa investasi awal dapat dilihat pada tabel 10.1.
28
Tabel 9.1
PERKIRAAN PERINCIAN BIAYA PERIJINAN DAN EKSPLORASI
DAN PEMBEBASAN LAHAN
DESCRIPTION UNIT QUANTITY Rp/UNIT TOTAL COST
LAND COMPESATION
Mine Area Ha 10 7,500,000 75,000,000
Crushing Plant area Ha 3 7,500,000 21,000,000
Hauling Road Ha 1 7,500,000 7,500,000
Stockpile Ha 2 7,500,000 15,000,000
Stone quarry of road pavement Ha 2 7,500,000 15,000,000
Total Land Compesation 133,500,000
EXPLORATION
Detail Geologycal Mapping Ha 10 100,000 1,000,000
Topography Mapping 1 : 1000 scale by Aerial survey Ha 6 100,000 600,000
Sirtu Analysis Sample 200 1,000,000 200,000,000
Total Exploration 201,600,000
STUDY & CONSULTANT
AMDAL Project 1 300,000,000 300,000,000
Feasbility Study Project 1 300,000,000 300,000,000
Geotechnical at Dedicated Stockpile Project 1 300,000,000 300,000,000
Total Study & Consultant 900,000,000
LICENCES & PERMIT
Persetujuan Kepala Teknik Tambang Project 1 10,000,000 10,000,000
Ijin KP Eksploitasi ( iuran tetap dll ), Ijin Pengangkutan & Penjualan Project 1 25,000,000 25,000,000
Ijin Guna Pakai ( Jalan Angkut ) Project 1 30,000,000 30,000,000
Ijin Hak Guna Bangunan Project 1 20,000,000 20,000,000
Total Licences & Permit 85,000,000
TOTAL BIAYA OPERASI PRA PRODUKSI 1,320,100,000
Biaya Amortisasi Project 396,030,000
29
Tabel 9.2
PERKIRAAN PERINCIAN BIAYA INVESTASI BANGUNAN
BANGUNAN UNIT QUANTITY Rp/UNIT TOTAL COST
Crushing Plant
Crushing Plant Set 1 2,500,000,000 2,500,000,000
Power Generator Plant Set 1 800,000,000 800,000,000
Electrical & Mechanical Set 1 500,000,000 500,000,000
Weight Bridge/Truck Scale Set 1 350,000,000 350,000,000
Civil work ( Land Clearing etc ) Set 1 1,000,000,000 1,000,000,000
Total Crushing Plant 5,150,000,000
BUILDING & OTHER FACILITIES
Office, Mess, Workshop,Warehouse Set 1 800,000,000 800,000,000
Fuel Tank UNIT 1 350,000,000 350,000,000
Genset Room, Staff Building Set 1 450,000,000 450,000,000
Fasilitas Air Bersih Set 1 100,000,000 100,000,000
Total Building & Other Facilities 1,700,000,000
SUPPORTING
Light Vehicle Set 1 250,000,000 250,000,000
Comunication ( Radio, Vsat ) Set 1 200.000.000 200.000.000
Computer, Printers, Plotters Set 1 80.000.000 80.000.000
Engineering Equipment ( Theodolite, Compass, Software ) Set 1 200.000.000 200.000.000
Total Supporting 250,000,000
Total Biaya Investasi Bangunan 7,100,000,000
30
b. Modal Kerja
Modal kerja merupakan bagian dari biaya investasi. Modal kerja adalah
modal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasional
penambangan sebelum perusahaan mendapatkan hasil penjualan produk.
Besarnya modal kerja diperkirakan sebesar biaya yang dikeluarkan selama
3 bulan kegiatan operasional penambangan. Modal kerja untuk PT. Prima
Papua Sehati sebesar x Rp 54,225,531,000 ( biaya biaya variable tahun
pertama ) = Rp 13,556,382,750. Biaya investasi yang dikeluarkan oleh PT
Papua Prima Sehati pada tahun 2014 yang terdiri dari biaya investasi awal,
investasi sarana pendukung, dan modal kerja sebesar Rp21,976,482,750
31
a. Biaya Produksi
1. Biaya Pembersihan Lahan ( Land Clearing )
Kegiatan pembersihan lahan Land Clearing dengan menggunakan alat berat
Motor Grader dan Backhoe
Pada Land Clearing dengan menggunakan alat berat Motor Grader
dipengaruhi oleh produkstivitas dan jam kerja alat per tahunnya, serta biaya
operasional alat.
2. Biaya Penambangan, pengolahan, dan peralatan pendukung
Perhitungan biaya penambangan dan pengolahan sama seperti perhitungan
pada kegiatan pembersihan lahan, yaitu tergantung dari produktivitas dan jam
kerja alat per tahunnya.
Biaya opearsional alat terdiri dari biaya bahan bakar, biaya pelumas, biaya
perawatan, dan biaya pergantian ban. Asumsi yang digunakan adalah antara
lain harga solar industri adalah Rp 11.600/liter, harga pelumas Rp
20.400/liter, dan biaya perawatan Rp 44,550/jam, serta jam kerja alat 4592
jam/tahun. Total biaya pemakaian bahan bakar, perwatan, dan pergantian ban
yang dikeluarkan baik untuk peralatan dapat dilihat pada Tabel 9.4,
sedangkan untuk peralatan pendukungnya dapat dilihat pada Tabel 9.5
TABEL 9.4
BIAYA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR
TAHUN
DESKRIPSI COST
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Biaya BBM - 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788
Biaya Pelumas - 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222
Biaya Pergantian Ban - 576,000,000 576,000,000 576,000,000 576,000,000 576,000,000 576,000,000 576,000,000
TOTAL - 35,721,614,010 35,721,614,010 35,721,614,010 35,721,614,010 35,721,614,010 35,721,614,010 35,721,614,010
32
TABEL 9.5
PERKIRAAN BIAYA OPERASI PERALATAN PENDUKUNG
TAHUN
DESKRIPSI COST ( Rp )
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
SUPPORTING
Mini Bus 80729.95 23,169,495.65 23,169,495.65 23,169,495 23,169,495.65 23,169,495.65 23,169,495.65 23,169,495.65
Motor Grader 72254 20,736,898 0 0 0 0 0 0
Compactor 101572.45 29,151,293.15 0 0 0 0 0 0
Lube Truck 173973.4 49,930,366 49,930,366 49,930,366 49,930,366 49,930,366 49,930,366 49,930,366
Fuel Truck 172853.8 49,609,040.60 49,609,040.60 49,609,040.60 49,609,040.60 49,609,040.60 49,609,040.60 49,609,040.60
Mechine Las 26122.6 74,971,86.2 74,971,86.2 74,971,86.2 74,971,86.2 74,971,86.2 74,971,86.2 74,971,86.2
Lighting Tower IR 43213.45 12,402,260.15 12,402,206.15 12,402,206.15 12,402,206.15 12,402,206.15 12,402,206.15 12,402,206.15
Water Pump 70030.8 20,098,839.60 20,098,839.60 20,098,839.60 20,098,839.60 20,098,839.60 20,098,839.60 20,098,839.60
Genset 500Kva 252750.05 72,539,264.35 72,539,264.35 72,539,264.35 72,539,264.35 72,539,264.35 72,539,264.35 72,539,264.35
277,637,457.30 227,749,212.35 227,749,212 227,749,212.35 227,749,212.35 227,749,212.35 227,749,212.35
b. Biaya penjualan
Biaya penjualan terdiri dari biaya surveyor dan EMKL dengan asumsi biaya
sebesar Rp729/ton, sedangkan biaya asuransi diperkirakan sebesar Rp54/ton.
c. Biaya Administrasi
1. Gaji Karyawan
Gaji karyaman untuk setiap tahunnya mengalami kenaikan sebesar 6%.
Besarnya gaji karyawan dapat dilihat pada Tabel 10.6
2. Amortisasi
Amortisasi merupakan biaya yang dihitung terhadap biaya intangible cost
yang terdiri dari biaya operasional pra produksi dan didistribusikan sepanjang
umur tambang. Besaran biaya amortisasi pertahun sebesar Rp.396.030.000
(dilihat tabel 9.1)
3. Biaya reklamasi, lingkungan, K3, iuran tetap eksploitasi, community
development, dan royalti. Besarnya biaya reklamasi yang terdiri biaya
lingkungan dan K3, masing-masing sebesar Rp 3375/ton. Iuran tetap
eksploitasi adalah sebesar Rp 3375/ton. Besarnya biaya Community
Development adalah sebesar Rp. 2700/ton. Sedangkan besarnya jaminan
penutupan tambang Rp 2700/ton.
4. Bunga Pinjaman Bank
Struktur pembiayaan menggunakan dana modal sendiri sebesar 30% dan
modal pinjaman bank sebesar 70%. Dengan masa pinjaman selama 5 tahun
dan bunga pinjaman 10%/tahun, maka besaran bunga pinjaman dan cicilan
yang harus ditanggung perusahaan
33
TABEL 9.6
GAJI KARYAWAN
BESAR GAJI/BULAN TOTAL GAJI/TAHUN
JABATAN JUMLAH Rp Rp
POSISI UTAMA
Direktur 1 10,000,000 120,000,000
Manajer Tambang/KTT 1 8,000,000 96,000,000
Mine Manager 1 6,000,000 72,000,000
Manajer Keuangan & Administrasi 1 8,000,000 96,000,000
Sekretaris 1 5,000,000 60,000,000
DEVISI PENAMBANGAN & PENGOLAHAN
Kadiv. Penambangan dan Pengolahan 1 4,000,000 48,000,000
Mine Technical 1 3,000,000 36,000,000
Mine Production 1 3,000,000 36,000,000
Mine Geologist 1 2,500,000 30,000,000
Surveyor 1 2,000,000 24,000,000
Operator Komputer 3 2,500,000 90,000,000
Helper 4 1,250,000 60,000,000
DEVISI PENGAWASAN
Kadiv.Pengawasan 1 4,000,000 48,000,000
Pengawasan Electrical & Mechanical 2 3,000,000 72,000,000
Pengawasan Consultant Maintenance 2 3,000,000 72,000,000
Mandor 3 2,000,000 72,000,000
Security 4 1,500,000 72,000,000
Helper 4 1,250,000 60,000,000
DEVISI LINGKUNGAN & K3
Kadiv.Lingkungan dan K3 1 4,000,000 48,000,000
Safety Officer 4 2,000,000 96,000,000
DEVISI ADMINISTRASI & UMUM
Kadiv. Administrasi dan Umum 1 4,000,000 48,000,000
IT Coordinator 1 2,500,000 30,000,000
Office Admin 2 2,000,000 48,000,000
Juru Masak 1 1,000,000 12,000,000
Sopir 1 1,500,000 18,000,000
Helper 1 1,250,000 15,000,000
DEVISI AKUNTANSI & KEUANGAN
Kadiv.Akuntansi dan Keuangan 1 4,000,000 48,000,000
Accountant 1 3,000,000 36,000,000
Tax 1 3,500,000 42,000,000
Payroll 1 3,500,000 42,000,000
OPERASIONAL
Operator /driver Alat Berat 20 6,000,000 1,440,000,000
TOTAL 108,250,000 3,087,000,000
34
5. Biaya Kompensasi (Overhead Cost)
Biaya kompensasi merupakan biaya yang diperkirakan dikeluarkan di luar
biaya rutin dan ditetapkan sebesar 10% dari biaya produksi.
9.1.3 Pendapatan
Pendapatan yang akan didapat oleh PT. Papua Prima Sehati adalah berasal dari
penjualan Sirtu. Pendapatan dari penjualan Sirtu berbeda-beda untuk setiap
tahunnya, sesuai dengan target produksinya. Harga Sirtu ditetapkan sebesar Rp
125,000/ton . Pendapatan dari penjualan Sirtu dapat dilihat pada tabel 10.9.
TABEL 9.7
PENDAPATAN DARI HASIL PENJUALAN SIRTU ( Rp )
TAHUN PRODUKSI/TAHUN ( TON ) HARGA ( RP/TON ) PENDAPATAN ( RP )
2014 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
2015 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
2016 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
2017 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
2018 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
2019 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
2020 36,619,266.04 125,000 4,577,408,255,000
Total Pendapatan Penjualan 32,041,857,785,000
35
TABEL 9.8
ALIRAN UANG KAS ( Rp )
TAHUN
DESKRIPSI
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
PENDAPATAN HASIL PENJUALAN
hasil penjualan 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000
nilai sisa 0 0 0 0 0 0
PENGELUARAN 379,377,144,826 377,068,944,826 374,847,544,826 374,847,544,826 374,847,544,826 374,847,544,826
BIAYA TIDAK TETAP (VARIABLEA) 54,225,531,000 54,225,531,000 54,225,531,000 54,225,531,000 54,225,531,000 54,225,531,000
Biaya produksi 28,695,200,000 26,387,000,000 24,165,600,000 24,165,600,000 24,165,600,000 24,165,600,000
biaya Land Clearing 3,375,000,000 3,375,000,000 3,375,000,000 3,375,000,000 3,375,000,000 3,375,000,000
biaya penambangan dan pengolahan 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000
biaya peralatan pendukung 22,820,200,000 20,512,000,000 18,290,600,000 18,290,600,000 18,290,600,000 18,290,600,000
biaya administrasi 322,009,059,520 322,009,059,520 322,009,059,520 322,009,059,520 322,009,059,520 322,009,059,520
jaminan reklamasi 675,000,000 675,000,000 675,000,000 675,000,000 675,000,000 675,000,000
iuran tetap ekploitasi 123,590,022,900 123,590,022,900 123,590,022,900 123,590,022,900 123,590,022,900 123,590,022,900
community development 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310
jaminan penutupan tambang 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310 98,872,018,310
biaya penjualan 28,672,885,306 28,672,885,306 28,672,885,306 28,672,885,306 28,672,885,306 28,672,885,306
surveyor dan EMKL 26,695,444,940 26,695,444,940 26,695,444,940 26,695,444,940 26,695,444,940 26,695,444,940
asuransi 1,977,440,366 1,977,440,366 1,977,440,366 1,977,440,366 1,977,440,366 1,977,440,366
BIAYA TETAP
gaji karyawan 3,087,000,000 6,791,400,000 8,643,600,000 10,495,800,000 1,234,800,000 14,200,200,000
amortisasi 396,030,000 396,030,000 396,030,000 396,030,000 396,030,000 396,030,000
bunga pinjaman
PENDAPATAN SEBELUM PAJAK 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000 4,577,408,255,000
pajak
NPV 3,333,333,333
DCFROR 29%
PBP 1
36
t = tahun.
Berdasarkan skema cash flow di atas, dengan dasar struktur pembiayaan 70%
modal pinjaman, harga batubara Rp125,000 per ton didapatkan DCFROR
sebesar 29 %
b. Nilai Sekarang Bersih / NPV (Net Present Value)
NSB merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran bersih yang
bernilai sekarang dan dihitung berdasarkan tingkat pengembalian minimum.
NSB digunakan dan dihitung nilai ekuivalen pada saat ini dari aliran dana
yang berupa pendapatan dan pengeluaran di waktu yang akan datang dari
suatu rencana investasi atau asset tertentu. (Stermole, Franklin, J., 1990).
Pengertian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
n n
(C )t (Co)t
NPV
t 0 (1 i) t
t 0 (1 i) t
dengan :
NPV = nilai sekarang bersih;
(C)t = aliran kas masuk tahun ke-t;
(Co)t = aliran kas keluar tahun ke-t;
n = umur investasi (tahun);
i = suku bunga pengembalian (rate of return);
t = tahun.
Berdasarkan cash flow di atas, dengan harga Sirtu Rp125,000 per ton, suku
bunga 10%, struktur pembiayaan 70% pinjaman dan 30% modal sendiri
didapat NPV sebesar Rp3,333,333,333
c. Waktu Pengembalian Modal (pay back period, PBP)
PBP adalah periode waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian modal atau
waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi yang
dihitung sejak modal ditanamkan. Berdasarkan proyeksi aliran kas
(komposisi modal: 70% pinjaman dan 30% sendiri), harga Sirtu
Rp125,000/ton, maka pengembalian modal diperkirakan selama 1 tahun .
37
9.1.4.3 Analisis Kelayakan
Dari hasil analisis keekonomian dengan komposisi modal 30% modal sendiri dan
70% modal pinjaman didapatkan hasil sebagai berikut:
DCFROR = 29%
Hasil ini lebih besar jika dibandingkan dengan nilai MARR (15%)
NPV = Rp3,333,333,333
Tabel 9.9
Peralatan Penambangan Sendiri
38
Tabel 9.10
Biaya Bahan Bakar Minyak (Rp)
TAHUN
DESKRIPSI TYPE
LITER 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
QUARRY MINE
Alat Gali dan Muat Backhoe Komatsu PC 200 200 11,560,560,210 11,560,560,210 11,560,560,210 11,560,560,210 11,560,560,210 11,560,560,210 11,560,560,210
Alat Angkut Hino Dutro 110 LD 100 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894
MINE PRODUCTION
Alat Muat Wheel Loader WA 200-3 200 14,639,185,790.00 14,639,185,790.00 14,639,185,790.00 14,639,185,790.00 14,639,185,790.00 14,639,185,790.00 14,639,185,790.00
Alat Angkut Hino Dutro 110 LD 100 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894 4,330,729,894
TOTAL BIAYA BBM 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788 34,861,205,788
Tabel 9.11
Biaya Pelumas (Rp)
KEBUTUHAN PELUMAS TAHUN
DESKRIPSI TYPE
LITER 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
QUARRY MINE
Alat Gali dan Muat Backhoe Komatsu PC 200 23 19,584,000 19,584,000 19,584,000 19,584,000 19,584,000 19,584,000 19,584,000
Alat Angkut Hino Dutro 110 LD 4 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60
MINE PRODUCTION
Alat Muat WA 200 -3 15.5 225,105,258.60 225,105,258.60 225,105,258.60 225,105,258.60 225,105,258.60 225,105,258.60 225,105,258.60
Alat Angkut Hino Dutro 110 LD 4 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60 19,859,481.60
TOTAL BIAYA PELUMAS 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222 284,408,222
Tabel 9.12
Biaya Pergantian Ban (Rp)
TAHUN
DESKRIPSI TYPE JUMLAH BAN KENDARAAN
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Alat Angkut ( Tambang ke Hino
crushing
Dutro
Plant
110) LD 6 Ban 12 12 12 12 12 12 12
Alat Angkut ( Port ) Hino Dutro 110 LD 6 Ban 12 18 18 18 18 18 18
TAHUN
DESKRIPSI TYPE Harga /Ban ( Rp )
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Alat Angkut ( Tambang ke Hino
crushing
Dutro
Plant
110) LD 12,000,000 288,000,000 288,000,000 864,000,000 864,000,000 864,000,000 864,000,000 864,000,000
Alat Angkut ( Port ) Hino Dutro 110 LD 12,000,000 288,000,000 432,000,000 432,000,000 432,000,000 432,000,000 432,000,000 432,000,000
TOTAL BIAYA GANTI BAN ( Rp ) 576,000,000 720,000,000 720,000,000 720,000,000 720,000,000 720,000,000 720,000,000
39
BAB X
KEBENCANAAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda, dan dampak psikologis ( menurut Undang-undang Nomor 24 Tahun
2007 Pasal 1 ).
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor
alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan
bencana sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor (
Undang-undang nomor 27 Tahun 2007 Pasal 2 ). Bencana nonalam adalah
bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang
antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah
penyakit ( Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 3 ).
Beberapa bencana yang bisa terjadi pada PT.Papua Sehati,Kampung
Anggresi,Distrik Manokwari Selatan,Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua
Barat,yaitu Banjir,Tsunami dan Gempa Bumi serta cara mengurangi bencana
tersebut.
Tsunami merupakan Gelombang air laut yang membawa material baik
berupa sisa-sisa bangunan, tumbuhan dan material lainnya menghempas segala
sesuatu yang berdiri di dataran pantai dengan kekuatan yang dasyat.
Cara menghadapi tsunami
Apabila terjadi gempa, kemudian air laut surut secara tiba tiba, segeralah
lari menjauh dari pantai dan cari tempat yang lebih tinggi karena
kemungkinkan tsunami akan terjadi
Jika gempa terjadi pada malam hari dengan kekuatan yang besar dan
kemungkinan aliran listrik dan saluran telekomunikasi akan terputus. Jika
40
hal itu terjadi dalam keadaan darurat segeralah mencari bangunan
bertingkat dan naik keatas
Pemerintah memasang alat pemantau dini tsunami di pantai. Jika terjadi
gempa dan disertai dengan tsunami, alat itu akan membunyikan suara
sirine. Saat terdengar suara sirine segeralah menjauh dari pantai dn
mencari tempat yang tinggi
Gempa bumi adalah getaran partikel batuan atau goncangan pada kulit
bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi secara tiba-tiba akibat aktivitas
tektonik (gempa bumi tektonik) dan rekahan akibat naiknya fluida (magma, gas,
uap dan Iainnya) dari dalam bumi menuju ke permukaan, di sekitar gunung api,
disebut gempa bumi gunung api/vulkanik.
.
Banjir baik yang berupa genangan atau banjir bandang bersifat merusak.
Aliran arus air yang tidak terlalu dalam tetapi cepat dan bergolak(turbulent) dapat
menghanyutkan manusia dan binatang. Aliran air yang membawa material tanah
yang halus akan mampu menyeret material berupa batuan yang lebih berat
sehingga daya rusaknya akan semakin tinggi.
41
Penyelamatan saat banjir tiba,yaitu :
1. Terus pantau pengumuman dan berita dari radio dan warga sekitar serta jangan mudah
terpacing dengan isu-isu disekitarnya. Dengankan hanya pada informasi dari pemerintah
atau aparat berwenang.Terus pantau pengumuman dan berita dari radio.
2. Siap sedialah dengan semua peralatan darurat standard pada lokasi penambangan.
3. Pergilah menuju jalur evakuasi dan tempat pengungsian yang telah dibuat oleh
Pemerintah.
4. Ingatlah bahwa aparat memerlukan waktu untuk tiba dilokasi penambangan atau daerah
yang dekat dengan areal penambangan tersebut.
42
BAB XI
KESIMPULAN
Ditambang sendiri:
43
DAFTAR PUSTAKA
44
BAB XI
KEBENCANAAN
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban
jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis ( menurut
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 1 ).
Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non
alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga
mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.
Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung
meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor ( Undang-undang nomor 27
Tahun 2007 Pasal 2 ). Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi,
epidemi, dan wabah penyakit ( Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Pasal 3 ).
Beberapa bencana yang bisa terjadi pada PT.Papua Sehati,Kampung Anggresi,Distrik
Manokwari Selatan,Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat,yaitu Banjir,Tsunami dan
Gempa Bumi serta cara mengurangi bencana tersebut.
Tsunami merupakan Gelombang air laut yang membawa material baik berupa sisa-
sisa bangunan, tumbuhan dan material lainnya menghempas segala sesuatu yang berdiri di
dataran pantai dengan kekuatan yang dasyat.
Cara menghadapi tsunami
Apabila terjadi gempa, kemudian air laut surut secara tiba tiba, segeralah lari
menjauh dari pantai dan cari tempat yang lebih tinggi karena kemungkinkan tsunami
akan terjadi
Jika gempa terjadi pada malam hari dengan kekuatan yang besar dan kemungkinan
aliran listrik dan saluran telekomunikasi akan terputus. Jika hal itu terjadi dalam
keadaan darurat segeralah mencari bangunan bertingkat dan naik keatas
Pemerintah memasang alat pemantau dini tsunami di pantai. Jika terjadi gempa dan
disertai dengan tsunami, alat itu akan membunyikan suara sirine. Saat terdengar suara
sirine segeralah menjauh dari pantai dn mencari tempat yang tinggi
Gempa bumi adalah getaran partikel batuan atau goncangan pada kulit bumi yang
disebabkan oleh pelepasan energi secara tiba-tiba akibat aktivitas tektonik (gempa bumi
tektonik) dan rekahan akibat naiknya fluida (magma, gas, uap dan Iainnya) dari dalam bumi
menuju ke permukaan, di sekitar gunung api, disebut gempa bumi gunung api/vulkanik.
.
Banjir baik yang berupa genangan atau banjir bandang bersifat merusak. Aliran arus
air yang tidak terlalu dalam tetapi cepat dan bergolak(turbulent) dapat menghanyutkan
manusia dan binatang. Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan mampu
menyeret material berupa batuan yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan semakin
tinggi.
Penyelamatan saat banjir tiba,yaitu :
1. Terus pantau pengumuman dan berita dari radio dan warga sekitar serta jangan mudah
terpacing dengan isu-isu disekitarnya. Dengankan hanya pada informasi dari pemerintah
atau aparat berwenang.Terus pantau pengumuman dan berita dari radio.
2. Siap sedialah dengan semua peralatan darurat standard pada lokasi penambangan.
3. Pergilah menuju jalur evakuasi dan tempat pengungsian yang telah dibuat oleh
Pemerintah.
4. Ingatlah bahwa aparat memerlukan waktu untuk tiba dilokasi penambangan atau daerah
yang dekat dengan areal penambangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bnpb.go.id/pengetahuan-bencana/definisi-dan-jenis-bencana
http://www.bnpb.go.id/uploads/migration/pubs/1.pdf
http://ppid.blitarkab.go.id/?page_id=8000