Anda di halaman 1dari 24

HALAMAN JUDUL

STUDI PENGGUNAAN REAGEN FLOTASI PADA PROSES


PEMISAHAN MINERAL ENDAPAN TEMBAGA PORFIRI DI
PT. AMMAN MINERAL NUSA TENGGARA
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROPOSAL SKRIPSI

RINALDI RACHMAT WINCONO

PROGRAM STUDI TEKNIK S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
MANOKWARI
2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

Judul KP : Studi Penggunaan Reagen Flotasi Pada Proses Pemisahan


Mineral Endapan Tembaga Porfiri Di PT.Amman Mineral
Nusa Tenggara Provinsi Nusa Tenggara Barat
Nama : Rinaldi Rachmat Wincono
Nim : 2012 63 004
Jurusan : Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Program Studi : S1 Teknik Pertambangan

Disetujui,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Juanita R. Horman, ST.,MT Bambang Triyanto., ST.,MT

Diketahui

Ketua Program Studi Teknik Pertambangan Dekan FTPP

Junaita R. Horman., ST.,MT. Yulius G. Pangkung ST.,M.Eng

2
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena pertolongannya serta pengasihannya penulis dapat menyelesaikan Proposal
Skripsi yang berjudul : Studi Penggunaan Reagen Flotasi Pada Proses
Pemisahan Mineral Endapan Tembaga Porfiri Di PT. Amman Mineral Nusa
Tenggara Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Proposal Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memenuhi
Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan di Program Studi S1 Teknik
Pertambangan, dan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dari Universitas Papua.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar besarnya kepada

3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENGANTAR.............................................................................................iii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v

DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN...............................................................vii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii

I. Judul ............................................................................................................1

II. Latar Belakang..................................................................................................1

7.1 Penelitian Terdahulu.........................................................................................3

7.2 Dasar Teori........................................................................................................3

7.3 Teknik Dalam Proses Pengolahan Mineral.......................................................4

7.4 Reagen Flotasi.................................................................................................6

7.5 Rumus Perhitungan Flotasi...............................................................................8

8.1 Rancangan Penelitian......................................................................................11

8.2 Waktu dan Tempat..........................................................................................12

8.3 Bahan dan Alat................................................................................................12

8.4 Prosedur Penelitian ........................................................................................12

8.5 Pengolahan dan Analisis Data.......................................................................13

8.6 Variabel Pengamatan......................................................................................13

8.7 Outline Penelitian...........................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15

LAMPIRAN ..........................................................................................................16

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 7.1 Tahapan Pengolahan Bahan Galian...................................................4

Gambar 8.1 Diagram Alir Penelitian...................................................................11

5
DAFTAR TABEL

Tabel 7.1 Klasifikasi frother....................................................................................7

Tabel 8.1 Rancangan Pembuatan Skripsi...............................................................11

6
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN

Pemakaian
Pertama
Singkatan/ simbol Nama Satuan
Kali pada
halaman
Singkatan

Simbol

F Berat umpan Ton 7


C Berat konsentrat Ton 7
T Berat tailing Ton 7
Ff Kadar umpan % 7
Cc Kadar Konsentrat % 7
Tt Kadar Tailing % 7
R Perolehan Kadar % 7
n Porositas 8
e Angka pori 8
d Berat Volume kering 9
s Berat Volume padat 9
w Volume Air 10
Gs Berat Spesifik butiran 10
S Derajat Kejenuhan % 10
Pmax Gaya geser maksimum Kg 33
A Luas cm2 31
Regangan aksial % 31
L Perubahan panjang benda cm 31
Lo Panjang benda cm 31
Tegangan geser
t Kg/cm2 33
maksimum

7
DAFTAR LAMPIRAN

8
I. Judul
Studi Penggunaan Reagen Flotasi Pada Proses Pemisahan Mineral Endapan
Tembaga Porfiri Di PT. Amman Mineral Nusa Tenggara

II. Latar Belakang


Indonesia mempunyai cadangan bijih tembaga yang sangat besar, sebagian
besar dalam cadangan porfiri dengan kadar Cu dalam bijih beragam antara 0,1
0,2 %. Disamping itu, biasanya bijih berasosiasi dengan logam lain seperti emas ,
perak dan logam jarang seperti Palladium, Selenium, dan lain lain. Secara
mineralogi bijih tembaga dibagi menjadi empat kelompok besar yaitu , mineral
tembaga murni, mineral sulfida tembaga, mineral oksida tembaga dan mineral
tembaga kompleks.
Pengusahaan pertambangan bijih tembaga berskala besar pertama di
Indonesia dilakukan di Papua, yaitu dari cebakan Grasberg dan Eastberg,
kemudian disusul oleh pengusahaan pertambangan kedua dari cebakan Batu Hijau
di Sumbawa. Kedua cebakan bijih mempunyai kandungan utama tembaga dengan
unsur ikatan berupa emas dan Perak .
Pemanfaatan cebakan mineral sulfida dengan mengesktrak bijih menjadi
komponen bernilai ekonomi yang dapat terdiri dari logam, bahan kimia serta
bahan baku untuk industri lain. Secara umum pengolahan bahan galian mineral
dapat dilakukan dengan berbagai metode salah satunya yaitu dengan sistem flotasi
yang kini diterapkan oleh PT. Amman Mineral Nusa Tenggara.
Dalam pengolahan bahan galian flotasi didefinisikan sebagai metode fisika
kimia untuk memisahkan mineral berharga dengan cara mengapungkan salah satu
mineral ke permukaan dengan campuran reagen. Oleh karena itu, penggunaan
reagen dalam pengolahan bahan galian tidak dapat terpisahkan dalam proses
flotasi.
Recovery mineral berharga yang ingin diperoleh tergantung reagen yang
digunakan. Dengan demikian penggunaan dan pemilihan reagen yang digunakan
menjadi sangat penting untuk meminimalkan loss recovery. Oleh karena itu akan
dilakukan penelitian Studi Penggunaan Reagen Flotasi Pada Proses Pemisahan
Mineral Endapan Tembaga Porfiri di PT. Amman Mineral Nusa Tenggara.

1
I. Permasalahan
Permasalahan pada penelitian ini adalah berapa recovery kadar tembaga
yang dihasilkan berdasarkan reagen yang digunakan dalam proses flotasi.

IV. Batasan Masalah


Penelitian ini dibatasi pada pengaruh reagen yang digunakan dalam proses
flotasi terhadap recovery yang dihasilkan.

V. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menghitung recovery kadar
tembaga yang dihasilkan berdasarkan reagen yang digunakan dalam proses flotasi.

VI. Hipotesis
Penggunaan reagen dalam pemisahan mineral berharga didasarkan pada
mineralogi mineral itu sendiri. Xanthate merupakan reagen utama untuk
memisahkan tembaga dari mineral lainnya. Dengan penggunaan Xanthate sebagai
raegen dapat memberikan nilai recovery tembaga yang tinggi.

2
VII. Tinjauan Pustaka

7.1 Penelitian Terdahulu

Tabel 7.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian Tahun


Berdasarkan percobaan
1 Sulaksa Optimalisasi Variabel dan hasil pengolahan
Permana Flotasi Nikel Laterit data, maka hasil 2011
perolehan terbaik pada
PH 11 , kosentrasi
depressan 2000 gram/ton
dengan kosentrasi
kolektor 664 gr/ton
dengan nilai 98,8 %

7.2 Dasar Teori


7.2.1 Pengolahan Bahan Galian ( PBG )

Pengolahan bahan galian merupakan proses pemisahan mineral berharga


dan mineral tidak berharga, yang dilakukan secara mekanis sehingga akan
menghasilkan produk yang kaya mineral berharga (konsentrat). Proses pemisahan
ini didasarkan atas sifat fisik mineral maupun sifat kimia fisika permukaan
mineral. Dengan melakukan pengolahan bahan galian diharapkan akan didapatkan
beberapa keuntungan baik secara ekonomis maupun teknis.
Keuntungan secara ekonomis meliputi mengurangi ongkos pengangkutan
dari lokasi tambang ke pabrik peleburan, mengurangi jumlah flux, menurunkan
biaya peleburan tiap ton logam yang dihasilkan.
Keuntungan secara teknis meliputi kosentrat yang dihasilkan akan
mempunyai kadar mineral berharga relatif tinggi dan adanya kemungkinan
konsentrat mengandung lebih dari satu mineral berharga.

3
Gambar 7.1 Tahapan Pengolahan Bahan Galian

7.3 Teknik Dalam Proses Pengolahan Mineral

7.3.1 Konsentrasi Gravitasi ( Gravity Concentration )


Kosentrasi gravitasi yaitu pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat
jenis dalam suatu media fluida. Proses ini memanfaatkan perbedaan kecepatan
pengendapan mineral mineral yang ada. Produk yang dihasilkan dari proses ini
ada 3 yaitu konsentrat, amang ( middling ) dan ampas ( tailing ).

7.3.2 Konsentrasi Dengan Media Berat ( Dense/Heavy Medium Separation )


Kosentrasi dengan media berat merupakan kosentrasi yang bertujuan untuk
memisahkan mineral mineral berharga yang lebih berat dari pengotornya yang
terdiri dari mineral mineral ringan dengan menggunakan medium pemisah yang
berat jenisnya lebih besar dari air ( berat jenisnya > 1 ). Produk yang dihasilkan
dari proses ini yaitu endapan ( sink ) dan apungan ( float )

7.3.3 Konsentrasi Elektrostatik ( Electrostatic Consentration )


Konsentrasi elektrostatik merupakan proses konsentrasi dengan
memanfaatkan perbedaan sifat konduktor ( mudah menghantarkan arus listrik )
dan non konduktor dari mineral. Kendala dalam proses ini adalah hanya sesuai
untuk proses kosentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu besar serta
prosesnya dalam keadaan kering yang mengakibatkan debu yang berterbangan.

4
Produk yang dihasilkan dalam proses ini adalah mineral mineral
konduktor sebagai konsentrat dan mineral mineral non konduktor sebagai
ampas ( tailing )

7.3.4 Konsentrasi Magnetik ( Magnetik Concentration )


Konsentrasi magnetik adalah konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan
sifat kemagnetan ( magnetic susceptibility ) yang memiliki mineral. Sifat
kemagnetan bahan galian ada 3 macam yaitu ferromagnetic, paramagnetic,
diamagnetic. Produk yang dihasilkan dalam proses ini adalah mineral mineral
magnetic sebagai kosentrat dan mineral mineral non magnetic sebagai ampas (
tailing ).

7.3.5 Konsentrasi Secara Flotasi ( Flotation Concentration )


Flotasi adalah suatu proses pemisahan suatu zat dari zat lainnya pada suatu
cairan / larutan berdasarkan perbedaan sifat permukaan dari zat yang akan
dipisahkan, dimana zat yang bersifat hidrofilik tetap berada fasa cair, sedangkan
zat yang bersifat hidrofobik akan terikat pada gelembung udara dan akan terbawa
ke permukaan larutan dan membentuk buih, sehingga dapat dipisahkan dari cairan
tersebut. Terdapat 2 jenis pada proses flotasi antara lain :
a. Dispersed Air Flotation
Proses terjadi flotasi ini adalah gelembung udara dan partikel hidrofobik
bergabung dan kemudian mengapung untuk kemudian dipisahkan. Jenis
flotasi ini sering digunakan pemisahan bahan-bahan tambang dan logam
berat.
b. Dissolved Air Flotation
Jenis flotasi ini merupakan proses pemisahan secara fisika yang
menggunakan air dalam keadaan jenuh untuk memisahkan padatan yang
terdapat dalam air. Padatan dalam air akan diikat oleh gelembung udara
dan akan mengambang di permukaan cairan.

7.4 Reagen Flotasi


Reagen merupakan bagian yang paling penting pada proses flotasi dan
tidak dapat terpisahkan dalam pengolahan bahan galian. Keberhasilan flotasi

5
tergantung reagen yang digunakan. Terdapat 4 kelompok besar reagen dalam
proses flotasi yaitu Kolektor, Modifier, Frother.
7.4.1 Kolektor ( Collector )
Collector merupakan substansi yang selektif melapisi mineral mineral
tertentu dan membuat menjadi penolak air ( hidropobik ) dengan menyerap ion
atau molekul pada permukaan mineral, mengurangi kestabilan dari lapisan hidrat
yang memisahkan permukaan mineral dan gelembung udara sehingga permukaan
mineral akan mampu menempel pada gelembung udara. Terdapat 2 jenis kolektor
yaitu anion kolektor dan kation kolektor. Kolektor anionic merupakan kolektor
yang paling banyak digunakan dalam flotasi mineral. Sedangkan kolektor kation
adalah kolektor dimana ion yang efektif adalah kation yang sifatnya menolak air.
Contoh kolektor yang sering digunakan dalam flotasi mineral sulfida yaitu
xanthates.

7.4.2 Modifier
Modifier adalah reagen kimia yang diperlukan dalam proses flotasi untuk
mengintensifkan selektifitas dari pekerjaan kolektor. Efek yang umum dihasilkan
adalah menaikkan dan menurunkan hidropobisitas dari suatu permukaan partikel
tertentu. Modifier terbagi menjadi dua yaitu inorganic modifier dan anorganik
modifier. Inorganic modifier meliputi, asam dan basa dan garam. Asam dan basa
merupakan bagian penting dalam proses flotasi, reagen yang termasuk asam dan
basa yaitu sulfuric acid (H2SO4), hydrochloric acid (HCl), hydrofluoric acid (HF),
sulfurous acid (H2SO3), lime (CO3) dan magnesium hydroxide (Mg(OH)2), caustic
soda (NaOH), dan ammonia (NH3). Sedangkan garam juga termasuk modifier
yang sering digunakan industri pengolahan. Garam digunakan sebagai depressant,
activator,dan dispersant. Reagen yang termasuk garam yaitu copper sulfate
(CuSO45H2O), zinc sulfate (ZnSO47H2O), ferro sulfate (FeSO47H2O), ferric
chloride (FeCl3), aluminium sulfate (Al2(SO4)3, aluminium choliride (AlCl3),
ammonium sulfate (NH4)2SO4, ammonium sulfide (NH4)2S, sodium hydrosulfide
(NaHS), sodium sulfite (Na2SO3), thiosulfate (Na2S2O3), lead nitrate (Pb(NO3)2),
potassium permanganate (KMnO4), sodium fluorite (NaF), Sodium silicate
(Na2SiO3).

6
Anorganik modifier diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu organic
polymer dan organic acid. Organic polymer merupakan kelompok senyawa
organic yang memiliki struktur yang komplek. Organic polymer juga merupakan
termasuk bagian penting dari modifier yang digunakan dalam flotasi sulfida dan
non sulfida.

7.4.3 Frother ( Pembuih )


Frother adalah senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan
gelembung, sehingga dapat menghasilkan dan menstabilkan gelembung agar tidak
mudah pecah. Frother diklasifikasikan menjadi 3 kelompok dapat dilihat pada
tabel 7.1

Tabel 7.2 Klasifikasi frother


Acidic Neutral Basic
Phenols Aliphatic Alcohols Pyridine base
Alkyl Sulfate Cyclic alcohols
Alkoxy paraffins
Polypropylene glycol
ethers
Polyglycol ethers
Polyglycol glycerol
ethers

Pemakaian frother pada proses flotasi sangat penting dilihat dari fungsinya :

1. Frother mencegah perpaduan gelembung udara dan menjaga kestabilan


gelembung untuk selama periode waktu yang cukup lama
2. Lapisan frother pada kulit gelembung udara menaikkan ketahanan
gelembung terhadap bermacam macam ketahanan dari luar.
3. Lapisan frother pada gelembung mengurangi kecepatan gelembung didalam
pulp, sehingga kontak gelembung dengan mineral mineral akan
menimbulkan kondisi yang lebih baik yang menguntungkan proses flotasi.

7
7.5 Rumus Perhitungan Flotasi
Untuk melihat keberhasilan dari proses flotasi yang telah dilakukan dapat
dilihat dari kadar dan perolehan mineral tertinggi. Formula yang digunakan
adalah :

A. Efesisensi Pemisahan

Efesiensi Pemisahan = Rm Rg ( 7.1 )

Dimana, Rm merupakan % recovery mineral berharga dan Rg merupakan


% recovery mineral pengotor dalam konsentrat

Rm = 100 Cc / f ( 7.2 )

Dimana, C merupakan total berat konsentrat (ton), c merupakan total kadar


konsentrat (%) dan f merupakan kadar feed (%)

Rg = 100 C ( m c ) / ( m f ) . ( 7.3 )

Dimana m merupakan persentase logam yang terkandung dalam mineral


berharga.

Rm Rg = 100 Cm (c-f) / (m-f)f . ( 7.4 )

B. Material Balance

Material balance adalah suatu neraca kesetimbangan pada


pengolahan bahan galian dimana jumlah partikel umpan yang masuk
dalam alat pengolahan hasilnya sama dengan jumlah material yang keluar.

F=C+T .. ( 7.5 )

Dimana, F adalah berat feed, C adalah berat konsentrat dan T


adalah berat tailing

C. Metallurgical Balance

8
Ada banyak metode yang digunakan untuk menghitung produksi
suatu pabrik pengolahan. Metallurgical balance menunjukkan kinerja dari
setiap shift pengolahan. Dan setiap shift pengolahan merupakan hasil
kumulatif dari periode yang lebih lama (hari,bulan,dan tahun).
Metallurgical balance adalah neraca kesetimbangan material bijih dimana
berat umpan yang masuk kadarnya akan sama dengan kadar produk akhir .
Formula yang digunakan untuk menentukan metalurgicall balance yaitu :

Ff = Cc +Tt . ( 7.6 )
Dimana Cc merupakan kadar konsentrat (%), Tt merupakan kadar tailing
(%) dan Ff merupakan kadar umpan (%)

Ff = Cc + (F-C)t ( 7.7 )

F/C = (c-t)/(f-t) ..( 7.8 )

Dimana F/C merupakan ratio of concentration. Ratio of concentration


adalah ratio yang menunjukan berat dari umpan (feed) pada berat
konsentrasi. Itu merupakan ukuran dari efesiensi proses konsentrasi. Ratio
of concentration juga dapat dianggap sebagai jumlah umpan dalam ton
untuk menghasilkan 1 ton konsentrat. Berikut tabel 7.2 yang merupakan
pemisahan sederhana dimana hanya satu konsentrat dan satu tailing dari
umpan bijih.

Tabel 7.2 Pemisahan dengan 2 produk konsentrat


Produk Berat (Ton) Kadar (%) Hasil
Umpan F f
Konsentrat C c
Tailing T t
Ratio Of K
Concentration
Recovery (%) R

D. Recovery

Perolehan persen kadar (recovery) merupakan persentase dari total


logam yang terkandung dalam bijih yang terambil dari konsentrat.

9
Misalnya perolehan persen kadar logam 90 %, yang artinya 90 %
merupakan logam bijih yang terdapat di dalam konsentrat dan 10 %
terbuang ke dalam tailing. Recovery biasanya dinyatakan sebagai hasil
akhir produk mineral berharga. Recovery dapat dihitung dengan formula :

R = 100c (f t)/f(c-t)% ..( 7.8 )

VIII. Metode penelitian


Dalam penyusunan skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif menurut Kasiram ( 2008 :149 ) dalam bukunya Metodologi
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan
yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui.

Studi Pustaka

Orientasi Lapangan

Perumusan Masalah

Pengambilan Data

Data Sekunder Data Primer

Pengolahan dan Analisisi Data


10

Hasil Penelitian
Gambar 8.1 Diagram Alir Penelitian

8.1 Rancangan Penelitian


Tabel 8.1 Rancangan Pembuatan Skripsi

TAHUN 2017
KEGIATAN
MARET APRIL MEI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengambilan Data Sekunder
2. Pengambilan Data Primer
3. Pengolahan dan Analisis
4. Penyusunan Laporan

8.2 Waktu dan Tempat


Lokasi penelitian terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat yaitu di PT.
Amman Mineral Nusa Tenggara. Proses penelitian yang direncanakan akan
dilakukan dari tanggal 12 Maret 12 Mei 2017.

8.3 Bahan dan Alat


Ada beberapa bahan yang digunakan dalam proses flotasi, disajikan pada
tabel 8.1

Tabel 8.1 Bahan yang digunakan


Reagen Nama Kandungan Zat Aktif
Primary Collector DSP 314 Dithiosphosphate/Mercoptobenzothiazol

11
e blend
Secondary PAX Pottasium Amyl Xanthate
Collector
Frother DSF 802 Mixed alcohol 70 %,Glycol 70 %,
Dispersant 2 %
NaHS NaHS NaHS 70 %
Lime Lime CaO 80 % - 95 %

Sedangkan alat yang digunakan dalam pengambilan data yaitu :


1. Stopwach
2. Flotasi Cell
3. Pengukur pH

8.4 Prosedur Penelitian


Adapun prosedur penelitian yang akan dilakukan yaitu dengan uji
laboratorium untuk mengetahui nilai kadar bijih.
1. Mengetahui mineralogi bijih
Bertujuan untuk mengetahui kandungan mineral utama dan mineral
ikutan yang terdapat dalam bijih.

2. Preparasi Sampel
Yaitu persiapan pengambilan sampel bijih langsung dari penambangan
sebelum masuk ke dalam umpan (feed). Dan persiapan pengambilan
sampel konsentrat hasil flotasi dari flotasi cell.
3. Waktu Flotasi
Mencatat waktu atau durasi pada saat proses flotasi berlangsung.
4. XRF (X-Ray Fluorosence) dan XRD (X-Ray Diffraction)
Bertujuan untuk memperoleh kadar unsur dan senyawa yang ada.

8.5 Pengolahan dan Analisis Data


Data yang akan diperoleh yaitu waktu flotasi, jenis reagen yang
digunakan dalam flotasi, berat dalam umpan, berat konsentrat dan pH. Yang
selanjutnya akan dikelompokkan dalam bentuk tabel tabel untuk memudahkan
peneliti mengolah dan menganalisis data.
Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan formula
pendekatan proses flotasi untuk menentukan efesiensi proses pengolahan mineral.
Formula pendekatan yang digunakan yaitu material balance, metallurgical
balance, dan recovery yang dinyatakan dalam satuan persen ( % ).

12
Sedangkan analisis data dilakukan dengan melihat hasil akhir atau
recovery yang didapat berdasarkan reagen yang digunakan dan akan
dikorelasikan dengan waktu flotasi dan periode flotasi.

8.6 Variabel Pengamatan


Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian. Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah reagen yang
digunakan dan takaran pemberian dosis reagen pada proses flotasi

8.7 Outline Penelitian


HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR SINGKATAN DAN SIMBOL

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Perumusan Masalah
I.3 Batasan Masalah
I.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Penelitian Terdahulu
II.2 Dasar Teori
III. METODE PENELITIAN
III.1 Rancangan Penelitian

13
III.2 Waktu Dan Lokasi Penelitian
III.3 Bahan Dan Alat
III.4 Variabel Pengamatan
IV. KEADAAN UMUM DAERAH
IV.1 Sejarah Singkat Perusahaan
IV.2 Lokasi Kesampaian Daerah
IV.3 Topografi
IV.4 Keadaan Vegetasi
IV.5 Keadaan Geologi Daerah Penelitian
IV.6 Iklim dan Curah Hujan
IV.7 Ganesa Endapan
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1 Hasil
V.2 Pembahasan
VI. PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
VI.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

14
DAFTAR PUSTAKA

Barry A Wills (2006), Tim Napier Munn Mineral Processing Technology


Elsevier science & Technology Books.

Bulatovic S.M ( 2007 ), Handbook of Flotation Reagents Edition 2st.Elsevier

Permana Sulaksana (2011),Thesis Optimalisasi Variabel Nikel Laterit


Universitas Indonesia , Departemen Metalurgi dan Material
Bulatovic S.M (2010), Handbook of Flotation Reagents Edition 1st.Elsevier
Crozier D. R (1992), Flotation Theory, Reagent, and Ore Testing.Pergamon
Press

15
LAMPIRAN

16

Anda mungkin juga menyukai