137
mengambil keuntungan dari beberapa inisiatif perdagangan strategis yang
dilakukan sepanjang tahun lalu. Prospek pemasaran terdiri dari penjualan
domestik dan penjualan ekspor.
Pemasaran hasil produk pengolahan PT. MSU yaitu dengan cara di ekspor
karena mempunyai peluang yang cukup besar dan menguntungkan dibandingkan
dengan penjualan domestik karena berdasarkan pada permintaan pasar.
Permintaan dan penawaran (supply-demand) hasil produksi pada pengolahan
harus sesuai dengan permintaan konsumen. Produk hasil pengolahan PT. MSU
adalah dalam bentuk slab. Berikut merupakan bagan alir dalam proses pemasara
PT. MSU dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini:
Survey Pasar
PT. MSU
Survey Konsumen
(Pembeli)
138
pemeriksaan. Peti yang digunakan oleh PT. MSU adalah peti yang terbuat dari
kayu dengan ukuran 1m 1m 1m ( P L T ) dan berisi 60 (enam puluh)
lembar slab per peti. Barikut merupakan gambar bentuk peti yang dipakai dapat
dilihat pada dibawah ini:
139
data China Mining Association (CMA), total kebutuhan marmer China mencapai
900.000 m3/tahun, sekitar 17% dipenuhi melalui impor, dalam airti kebutuhan
marmer China mencapai 153.000 m3/tahun. PT. Citatah hanya bias
mengalokasikan 30% dari total produksi untuk ekspor ke china, sedangkan pada
PT. MSU jumlah slab yang di ekspor ke China didasarkan pada persetujuan kerja
sama antara kedua belah pihak yang setiap tahunnya di ekspor sebanyak
112.739.445 slab/tahun.
3. Penentuan harga
Penentuan harga slab juga didasarkan pada Peraturan Menteri Perdagangan
Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penetapan Harga Patokan
Ekspor Atas Produk Pertambangan Yang Dikenakan Bea Keluar, dalam Pasal 1
mengenai Penetapan Harga Patokan Ekspor (HPE) ditetapkan pada pedoman
harga rata-rata tertinggi pada bursa internasional harga rata-rata tertinggi Free
On Board (FBO), harga rata-rata tertinggi yang berlaku di pasar dalam negeri
140
atau harga rata-rata tertinggi di Negara pengimpor produk pertambangan
dalam satu bulan terakhir sebelum penetapan HPE. Dan
4. Break event point (BEP)
Break event point (BEP) atau biasa dikenal dengan titik pulang pokok
merupakan suatu analisis yang bertujuan untuk menentukan satu titik, dalam
satuan unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya-biaya yang dikeluarkan
perusahaan sama dengan pendapatan perusahaan sama dengan pendapatan
perusahaan, sedangkan analisa break event adalah suatu teknik analisa untuk
mempelajari hubungan biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan biaya
aktivitas. Berikut merupakan gambar marmer onyx dapat dilihat pada gambar
di bawah ini:
141
11.5 Pembayaran Pemasaran Marmer
Pembayaran transaksi jual beli produk dalam bentuk transfer pada PT.
Marmer Sumatera Utara, melalui Bank Mandiri yang berada pada daerah tersebut.
Pola pembayaran melipti 2 (dua) tahapan yaitu:
1. 50 % setelah kontrak ditanda tangani oleh kedua belah pihak dan jadwal
permintaan pengiriman marmer di sampaikan oleh PIHAK KEDUA kepada
PIHAK PERTAMA
2. 50 % setelah selesai Packing
142
c. Tahapan pemolesan
Setiap lembaran slab yang telah di potong harus di dempul menjadi rata di
poles
d. Tahapan packing
Standar yang dibuat oleh perusahaan yaitu
1. Hasil packing harus sesuai dengan standar yang sudah dibuat oleh
perusahaan
2. Setiap lembaran slab marmer di bungkus menggunakan plastik agar slab
marmer tidak tergores
3. Setiap lembaran slab di batasi dengan silikon berbentuk spon yang lunak,
berfungsi untuk menahan benturan antara slab agar tidak pecah.
143