PENDAHULUAN
1
1.2 MATERI PEMBENTUK BATUBARA
2
H, O, N, S, P. Hal ini dapat dipahami, karena batubara terbentuk dari
jaringan tumbuhan yang telah mengalami coalification. Pada dasarnya
pembentukkan batubara sama dengan cara manusia membuat arang dari
kayu, perbedaannya, arang kayu dapat dibuat sebagai hasil rekayasa dan
inovasi manusia, selama jangka waktu yang pendek, sedang batubara
terbentuk oleh proses alam, selama jangka waktu ratusan hingga ribuan
tahun. Karena batubara terbentuk oleh proses alam, maka banyak
parameter yang berpengaruh pada pembentukan batubara. Makin tinggi
intensitas parameter yang berpengaruh makin tinggi mutu batubara yang
terbentuk.
a) Inherent impurities
b) Eksternal impurities
Merupakan pengotor yang berasal dari luar, timbul pada saat proses
penambangan antara lain terbawanya tanah yang berasal dari lapisan
penutup. Sebagai bahan baku pembangkit energi yang dimanfaatkan
industri, mutu batubara mempunyai peranan sangat penting dalam
3
memilih peralatan yang akan dipergunakan dan pemeliharaan alat.
Dalam menentukan kualitas batubara perlu diperhatikan beberapa hal,
antara lain :
Jenis air ini sulit dihilangkan tetapi dapat dikurangi dengan cara
memperkecil ukuran butir batubara. Jenis air yang kedua adalah
air eksternal, yaitu air yang menempel pada permukaan butir
batubara. Batubara mempunyai sifat hidrofobik yaitu ketika
batubara dikeringkan, maka batubara tersebut sulit menyerap air,
sehingga tidak akan menambah jumlah air internal.
4
ini merupakan kumpulan dari bahan-bahan pembentuk batubara
yang tidak dapat terbakar atau yang dioksidasi oleh oksigen.
Bahan sisa dalam bentuk padatan ini antara lain senyawa SiO2,
Al2O3, TiO3, Mn3O4, CaO, Fe2O3, MgO, K2O, Na2O, P2O, SO3,
5
Berdasarkan tingkat proses pembentukanya yang dikontrol oleh
tekanan, panas dan waktu. Batubara umumnya dibagi kedalam 5 kelas
yaitu :
a) Antrasit
b) Bituminous
Adalah batubara yang mengandung 68% - 86% unsur karbon (C) dan
berkadar air 8% - 10% dari beratnya.
c) Sub Bituminous
Adalah batubara yang mengandung sedikit karbon (C) dan banyak air,
dan oleh karenanyamenjadai sumber panas yang kurang efisien
dibandingkan dengan bituminous.
e) Gambut
6
1.5 PEMBENTUKAN BATUBARA
7
Meliputi proses perubahan dari lignit menjadi batubara kelas
bituminous dan akhirnya akan menjadi batubara kelas antrasit.
BAB II
ANALISA BATUBARA
8
2.1 ANALISIS KUALITAS BATUBARA
9
2.2 KADAR AIR TOTAL ( TOTAL MOISTURE )
Air yang terserap dan menempel pada batubara oloeh adanya proses
sekunder, missal : air tanah, air penyiraman saat penambangan, air
hujan, dan sebagainya.
10
batubara kerakal ukuran sedang = 2% - 3%, butiran kecil / halus = 6% -
7%, sangat halus / serbuk = 15% - 30%.
TM = Surface Moisture (%) + Inherent Moisture (%) 100 % - Surface Moisture (%)
100 %
Kadar air lembab / IM adalah kadar air yang terikat kuat pada
komponen komponen batubara. Semakin kecil peringkat suatu batubara,
maka semakin kecil juga moisture yang dapat diserap oleh pori pori
batubara, hal ini menyebabkan semakin kecilnya kandungan Inherent
Moisture.
RUMUS : % IM = W2 W3 100 %
W2 -- W1
11
Sifat sifat ADM adalah :
12
Klasifikasi menurut asosiasi kokas :
o LV coal < 20
o MV coal 20 25
o MV coal 25 30
o HV coal > 30
Bila batubara memiliki kandungan zat terbang yang tinggi, maka
sifatnya penyalaan ( ignition ) dan pembakaranya ( combustion ) pun baik.
Akan tetapi, hal ini juga mengandung resiko swabakar ( spontaneous
combustion ) yang tinggi.
RUMUS : % VM = W2 W3
100 %
W2 W1
13
a) Kadar abu dalam batubara tergantung pada banyaknya dan jenis
mineral matter yang dikandung oleh batubara baik yang berasal dari
inherent atau dari extraneous.
b) Kadar abu relative lebih stabil dari batubara yang sama. Oleh karena
itu ash sering dijadikan parameter penentu dalam beberapa kalibrasi
alat preparasi maupun alat sampling.
c) Semakin tinggi kadar abu pada jenis batubara yang sama, maka
semakin rendah nilai kalorinya.
d) Kadar abu juga sering mempengaruhi nilai HGI batubara.
14
Kadar karbon tertambat dapat dikatakan sebagai elemen inti dari
batubara, semakin besar kadar karbon padat maka sebagi tinggi pula nilai
karbonnya, kadar karbon tertambat dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
PENUTUP
a) Total Moisture ( TM )
- Inherent Moisture ( IM )
- Air Dried Moisture ( ADM )
b) Ash Content ( kandungan abu )
c) Volatile Matter ( zat terbang )
d) Fixed Carbon ( karbon tertambat )
15
o dan jika semakin tinggi volatile matter yang terkandung di dalam
batubara, maka semakin rendah pula jenis kualitas yang dimiliki
batubara.
DAFTAR PUSTAKA
16