Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH TAMBANG TERBUKA

Disusun Oleh :

WELDY KURNIAWAN

D1101151006

FAKULTAS TEKNIK

PRODI PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS TANJUNG PURA PONTIANAK

TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME dan dengan rahmat dan karunianya,
makalah metode perhitungan cadangan ini dapat kami buat sebagai tugas kami. Sebagai bahan
pembelajaran kami dengan harapan dapat di terima dan di pahami secara bersama.
Dalam batas - batas tertentu MAKALAH ini memuat Tentang sistem penambangan dengan
metode Tambang Bawah Tanah. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Tambang
Bawah Tanah. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan
atau penguraian MAKALAH kami Dengan Harapan dapat di terima oleh bapak dan dapat di jadikan
sebagai acuan dalam proses pembelajaran kami.

Pontianak, 4 April 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... iv
BAB I .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ......................................................................................................................... 1
BAB II......................................................................................................................................... 2
TINJAUAN PERUSAHAAN ....................................................................................................... 2
2.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN ...................................................................................... 2
2.2 PRODUKSI PERUSAHAAN ....................................................................................................... 4
2.6 KEADAAN GEOLOGI, STRATIGRAFI, TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI ......................... 5
BAB III ....................................................................................................................................... 8
SISTEM PENAMBANGAN ........................................................................................................ 8
3.1 TAMBANG BAWAH TANAH (UNDERGROUND MINE) ...................................................... 8
3.2 ALAT BERAT TAMBANG BAWAH TANAH ........................................................................ 12
3.3 SIKLUS PRODUKSI DAN DEVELOPMENT ......................................................................... 13
BAB V ....................................................................................................................................... 20
PENUTUP................................................................................................................................ 20
5.1 PENUTUP................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 21

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Logo PT.ANTAM yg berada di Pongkor .............................................................. 2
Gambar 2.2 Foto Layout Tambang Pada PT.ANTAM di Pongkor ........................................... 3
Gambar 2.3 Peta Geologi Daerah Pongkor .............................................................................. 6
Gambar 3.1 Underground Mine ................................................................................................ 9
Gambar 3.2. Diagram Alir Siklus Penambangan .................................................................... 13
Gambar 3.3 Alat Bor................................................................................................................ 14
Gambar 3.4 Bahan Peledak ................................................................................................... 144
Gambar 3.5. Gambar Alat Pengerukan ................................................................................... 15
Gambar 3.6. Alat Pengangkutan ............................................................................................. 16
Gambar 3.7. Beton Tembak ................................................................................................. 1717

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Logam emas merupakan logam yang paling mulia dengan simbol Au, diturunkan dari
Bahasa Latin Aurum yang artinya “Shining Dawn”. Logam emas mempunyai sifat fisika dan
kimia yang unik diantaranya tidak berkarat, mempunyai duktilitas dan malleabilitas melebihi
logam-logam lain, artinya mudah dibentuk menjadi kawat atau lembar-lembar yang sangat
tipis. Memilki daya hantar listrik yang baik, dan sangat tidak reaktif.

Telah diketahui bahwa logam emas pada umumnya selain dipakai sebagai
perhiasan,juga dipakai sebagai alat perukaran diseluruh dunia. Mengingat sifat logam emas
yang stabil artinya tidak mudah bereaksi dan sulitnya memperoleh cadangan emas di dunia
ini maka, emas dipakai sebagai komoditas industry dan akhirnya dipakai untuk menjaga
system moneter suatu Negara.

PT ANTAM. Tbk sebagai salah satu industri Pertambangan yang dimiliki BUMN,
mengelola dan memproduksi berbagi macam bahan galian. PT Antam Tbk adalah sebuah
pertambangan emas yang merupakan salah satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi mineral logam di Indonesia.

PT ANTAM. Tbk khususnya yang bergerak dibidang Unit Bisnis Pertambangan Emas
(UBPE) yang terletak di Gunung Pongkor, Desa Bantar Karet, Kecamatan Nanggung,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Tambang Emas Pongkor adalah satu-satunya
tambang bangsa Indonesia yang diketemukan oleh putra-putra terbaik Indonesia dan dikelola
oleh puta-putri Bangsa Indonesia.

Penambangan dilakukan dengan sistem tambang bawah tanah (Underground Mine)


dengan menggunakan metode “Cut and Fill” dan “Shrinkage Stopping”, dimana alat
utamanya adalah Jumbo Drill, LHD (Load Haul Dump), Wheel Loader, Back Hoe, Dump
Truck, Mine Truck, Excavator, dll.

1.2 Rumusan masalah


1. Metode apa yang digunakan PT.ANTAM pada pertambangan emas di Pongkor?
2. Bagaimana Produksi PT. ANTAM disektor pertambangan emas ?
3. Bagaimana proses pengolahannya ?
4. Bagaimana sistem pemsaran PT. ANTAM?

1
BAB II

TINJAUAN PERUSAHAAN

2.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN


PT ANTAM Tbk memiliki 9 unit produksi yaitu Penambangan Bauksit di Kijang
Pulau Bintan Riau; Penambangan Nikel di Pulau Gee, Gebe Tanjung Buli dan Pomala,
Sulawesi Tenggara; Penambangan Pasir Besi di Cilacap, Kutoarjo dan Lumajang, Jawa
Tengah; dan Penambangan Emas dan Perak di Pongkor, Bogor dengan nama Unit Bisnis
Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor.

PT Antam didirikan pada tanggal 5 Juli 1968. Kegiatan Penambangan di PT ANTAM


Tbk. UBPE Pongkor menggunakan Sistem Penambangan Bawah Tanah (Underground Mine)
dengan metode Cut And Fill. Proses penambangan bawah tanah yang melibatkan kegiatan
Penggalian, Pengeboran, Peledakan, Pengangkutan, dan Penyanggaan jika tidak dikelola
dengan baik maka dapat berpeluang sangat besar untuk terciptanya berbagai permasalahan
lingkungan dan keselamatan kerja.

Lokasi ANTAM UBPE Pongkor


secara administrasi terletak di dalam
wilayah Kecamatan Nanggung,
Leuwiliang dan Cigudeg, kabupaten
Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Pencapaian lokasi ini dapat dilakukan
melalui perjalanan darat dari Bogor
sejauh ±100km.

Gambar 2.1. Logo PT.ANTAM yg berada di Pongkor

2
Kantor Admin

Tambang GD.
HANDAK

Crushing Plant

Kantor Tambang

Area Pabrik & Gudang

Jalan Ke Tambang CIURUG

Tambang Level
Fasilitas Backfill 600 CIURUG
CIURUG

Mess Geomin &


Keamanan

Jalan dari Kantor


Admin

Tambang Level
700, 703 CIURUG

3
Gambar 2.2 Foto Layout Tambang Pada PT.ANTAM di Pongkor

2.2 PRODUKSI PERUSAHAAN

EMAS : Logam yang berwarna kuning terang, padat, lunak, mengkilat, paling mudah
untuk dibentuk serta sangat tahan terhadap karat ini adalah logam mulia yang selama
berabad-abad digunakan sebagai uang, nilai penyimpan dan perhiasan. Logam Emas ini
terdapat di alam dalam bentuk bongkahan atau butiran di bebatuan, Urat Batu (Veins)
dibawah tanah ataupun endapan. Saat ini Emas juga banyak digunakan di bidang Kedokteran
Gigi, Elektronika, Perhiasan, dll.

PT Antam UBPE Pongkor memproduksi Emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung
dengan total produksi Logam Emas sekitar ±5 ton per tahun. Jenis endapan emas yang berada
di wilayah tambang PT Antam UBPE Pongkor adalah jenis Endapan Primer. Endapan Emas
yang ditambang sendiri lebih tepatnya berada di bawah permukaan Gunung Pongkor. Untuk
memasuki tambang bawah tanah UBPE Pongkor dapat dilakukan melalui dua portal / jalan
utama, yaitu portal level 500 yang menembus vein Ciguha, Kubang Cicau,dan Ciurug. Lalu
portal level 600 yang menembus vein Ciurug, kedua level tambang Ciurug tembus (saling
berhubungan melalui Ramp Up / jalan naik Spiral).

Mineralisasi emas dan perak pada daerah pongkor terdapat dalam urat kuarsa maupun
zona urat yang berasosiasi dengan ubahan Propilitasi ( khlorit, serisit, kalsit, dan pirit ),
Argilik dan Silisifikasi.

Urat kuarsa yang ditemukan didaerah ini terdiri dari urat Pasir Jawa, Ciguha Timur, Ciguha,
Kubang dan Urat Ciurug dengan memperlihatkan penyebaran sebagai berikut :

a) Urat Pasir Jawa memanjang sekitar 1200 meter dengan lebar antara 2,0 sampai 18 meter
dan arah U 170˚ T kemiringan 70˚ sampai 75˚ kearah barat.

b) Urat Ciguha Timur memanjang 900 meter dengan lebar antara satu sampai 2,5 meter
dan arah U 170˚ T kemiringan 70˚ sampai 85˚ kearah barat

c) Urat Ciguha mempunyai bentangan panjang sekitar 1500 meter dengan lebar antara 1,0
sampai 7,5 meter arah U 142˚ T dengan sudut kemiringan antara 70˚ sampai 85˚ kearah
barat.

d) Urat Kubang Cicau merupakan suatu sistim urat atau vein system terdiri dari urat utama
berarah utara – selatan dengan sudut kemiringan antara 65˚ sampai 75˚ kearah Timur
dengan lebar antara 2,0 sampai 10 meter dan beberapa urat lainnya dengan arah antara
U 330˚ T dengan sudut kemiringan 60˚ sampai 70˚ kearah timur. Penyebaran urat ini
dapat di ikuti sepanjang kurang lebih 2500 m.

e) Urat Ciurug memanjang kurang lebih 2500 m dengan arah U 330˚ T sampai U 350˚ T
dengan sudut kemiringan antara 55˚ sampai 70˚ kearah Timur dengan lebar urat antara
2,0 sampai 25 meter.

4
Perhitungan cadangan dengan metode IDS diperoleh total cadangan probable dari tiga urat
utama yaitu urat Ciguha, urat Kubang Cicau dan Ciurug sekitar 6.022.614 ton dengan kadar
Au rata-rata 17,14 gram per ton, dan kadar Ag rata-rata 154,28 gram per ton, sedangkan
apabila digunakan metoda polygon diperoleh total total cadangan probable dari ketiga urat
utama sekitar 5.414.840 ton dengan kadar Au rata-rata 21,47 gram per ton dan kadar Ag rata-
rata 228,16 gram per ton.

Estimasi cadangan dilakukan berdasarkan data hasil eksplorasi dalam tunnel, bor inti dan
puritan. Metoda yang digunakan adalah metoda polygon dan IDS ( Inverse Distance Square)
dengan jarak pengaruh 35 sampai 70 meter, kadar minimum 4,0 gpt Au dan berat jenis bijih
sebesar 2,5 ton per meter kubik. Cadangan bijih dihitung untuk masing-masing stope dan
blok sesuai dengan rencana penambangan.

Cadangan bijih untuk masing – masing vein diatas elevasi portal level 500 adalah sebagai
berikut :

a) Vein Ciguha, cadangan bijih vein utama adalah 265.636 ton dengan kadar rata – rata
18.72 gpt Au dan 222.87 gpt Ag. Cadangan bijih vein B timur adalah 78.237 ton dengan
kadar rata – rata 18.78 gpt Au dan 259.35 gpt Ag

b) Vein Pasir Jawa, cadangan bijih adalah sebesar 90.800 ton dengan kadar rata – rata
11.50 gpt Au dan 155.25 gpt Ag

c) Vein Ciguha Timur, cadangan bijih sebesar 17.500 ton dengan kadar rata – rata 9,65 gpt
Au dan 71,98 gpt Ag.

2.6 KEADAAN GEOLOGI, STRATIGRAFI, TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI

A. KEADAAN GEOLOGI

Geologi daerah penelitian terdiri dari tiga unit vulkanik utama yang berumur Miosen-Pliosen
(Marcoux dan Milesi, 1994). Unit yang lebih bawah mempunyai karakteristik endapan
andesit kalk-alkalin bawah laut yang tergradasi secara lateral menjadi endapan epiklastik.
Unit tengah dicirikan oleh banyaknya batuan vulkanik dasitik letusan subaerial yang disusun
oleh lapili tuff yang ditumpangi lapili, blok tuff, tuff piroklastik berbutir halus dan batuan
epiklastik. Unit atas terbentuk dari aliran lava andesit dengan struktur meniang (columnar).

Pola struktur Geologi yang berkembang di daerah Pongkor dan sekitarnya antara lain Sesar -
Sesar seperti Sesar Normal Ciguha dan pola-pola kelurusan struktur yang berarah Barat Laut
- Tenggara, yang dipengaruhi oleh Sistem Tegasan yang bersifat Ekstensional.
Mineralisasinya berupa Urat Kuarsa dengan tekstur umum berupa Banded, Colloform,
Crustiform, dan Cockade (Endapan Epithermal). Temperatur Homogenitas dari analisa Fi
103° - 390° C, dengan Salinitas 0,78% NaCl. Mineralogi Alterasi endapan Emas Pongkor
adalah Low-Sulphidation (Adularia Sericite Epithermal Vein Deposit).

5
Gambar 2.3 Peta Geologi Daerah Pongkor

6
B. KEADAAN STRATIGRAFI

Pongkor adalah bagian dari busur kontinental Sunda-Banda yang berumur Neogen yang
berkembang di batas selatan dari lempeng Eurasia yang menunjam ke arah utara dari
lempeng Hindia-Australia. Bagian barat dari Jawa merupakan host dari endapan logam mulia
epitermal yang berumur Kenozoik yang berasosiasi dengan vulkanisme aktif kalk-alkalin.
Endapan ini terdiri dari 2 tipe utama yaitu endapan Au-(Sn) tipe Cirotan dan endapan Au-
(Mn) tipe Pongkor(Marcoux dan Milesi, 1994). Pongkor berlokasi di sayap timur laut dari
kubah Bayah, 80 km barat daya Jakarta. Singkapan geologi seluas 40 x 80 km terdiri dari
serpih berumur Paleozoik akhir dan basement batupasir yang ditumpangi oleh sentral sabuk
vulkanik yang berumur Oligosen-Miosen awal, berkomposisi batuan vulkaniklastik berbutir
kasar, dengan perselingan batugamping dan batupasir. Batuan intrusi menerobos batuan
berumur Paleogen dan Miosen Awal (Basuki, 1994).

Stratigrafi daerah Pongkor dibagi menjadi :

- Satuan batuan Breksi yang merupakan Fm. Andesit Tua (Miosen Awal)
- Satuan batuan Tufa yang merupakan Fm. Cimapag (Miosen Bawah Bagian Atas)
- Satuan batuan Andesit berumur Miosen Atas
- Satuan batuan Breksi Tufa berumur Pliosen – Pistosen
- Aluvial

Daerah penelitian termasuk ke dalam Formasi Cimapag berumur akhir Miosen Awal,
merupakan breksi atau konglomerat, terendapkan pada lingkungan laut – darat. Karakteristik
sedimentasi ini dicirikan oleh endapan aliran gravitasi, dominan tersusun oleh fragmen
batuan beku dan sedimen, seperti andesit, basalt, tufa dan gamping. Ketebalan keseluruhan
secara pasti sulit ditentukan, tetapi diperkirakan lebih dari 7000 m (Martodjojo, 1994; dalam
Prasetyo, 2010).

7
BAB III

SISTEM PENAMBANGAN

Pertambangan adalah suatu bentuk usaha dalam pengambilan endapan bahan galian
yang mempunyai nilai ekonomis dari bumi dan diangkut ke tempat pengolahan atau pemakai.

Sistem Penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk
membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari
batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang
besar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta
meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya.

A. TAMBANG BAWAH TANAH (UNDERGROUND MINING)

Merupakan suatu sistem penambangan dimana seluruh aktifitas kerjanya tidak


berhubungan langsung dengan udara luar dan kegiatannya dilakukan dibawah tanah
dengan cara terlebih dahulu membuat jalan masuk berupa sumuran (Shaft) atau
terowongan bantu (Adit).

Berdasarkan cara penyanggaannya maka Tambang Bawah Tanah dibagi menjadi :

a) UNTUK BATUBARA

Longwall Methode, dibagi 2 yaitu Cara Maju (Advancing) dan Cara Maju
(Retreating)

Room and Pillar Methode

b) UNTUK ENDAPAN BIJIH/LOGAM

Open Stope Methode, seperti Underground Gloryhole, Gophering, Shringkage


Stoping, Sublevel Stoping

Supported Methode, seperti Cut and Fill, Stull Stoping, Shringk and Full Stoping

Caving Methode, seperti Top Slicing, Sub Level Caving, Block Caving

3.1 TAMBANG BAWAH TANAH (UNDERGROUND MINE)

Sistim Penambangan yang diterapkan pada Endapan Emas G. Pongkor adalah Sistim
Penambangan Bawah Tanah (Underground Mining) dengan metode Cut And Fill Breast
Stoping, menggunakan Cemented Back Filling dengan kemajuan penambangan kearah
atas Overhand Breast Stoping. Metoda penambangan Overhand Cut And Fill Breast
Stoping lazim diterapkan pada endapan dengan kondisi yang relative sempit dan vertikal.

8
SILL DRIFT

DRILLING

RAMP

ORE PASS MAN WAY

TRANSPORT DRIFT

UNDERGROUND MINE

Gambar 3.1 Underground Mine


Untuk membebaskan emas dan perak dari massa batuannya digunakan pemboran dan
peledakan. Alat bor yang digunakan yaitu jenis Jack Hammer dan Jumbo Drill. Hasil
peledakan berupa broken ore dimuat dengan menggunakan LHD (Load Hauling Dump)
kedalam lori. Selanjutnya Troly menarik semua lori keluar dari dalam tambang menuju ke
Primary Crushing Plant. Pada Primary Crushing Plant, Broken Ore direduksi ukurannya
hingga 12 mm dan selanjutnya diangkut dengan Belt Conveyor menuju Fine Ore Bin untuk
diproses lebih lanjut sampai menghasilkan Dore Bullion (kadar emas 6-8% dan perak 90-
92%). Dore Bullion ini kemudian diangkut ke Logam Mulia Jakarta untuk diproses menjadi
emas murni berbentuk batangan dengan kadar emas 99,8%.

Sistem penambangan bawah tanah memiliki kelebihan dan kekurangan.

Sistem Penambangan Bawah Tanah mempunyai kelebihan, yaitu :

a) Tidak terpengaruh cuaca karena bekerja dibawah permukaan tanah

b) Kedalaman penggalian hampir tak terbatas karena tidak terkait dengan SR


(Striping Ratio*)

c) Secara umum beberapa metode tambang bawah tanah lebih ramah lingkungan
(misal : Cut and Fill, Shrinkage Stoping, Stope and Pillar)

d) Dapat menambang deposit dengan model yang tidak beraturan

e) Bekas penggalian dapat ditimbun dengan Tailling dan Waste**

f) Semakin dalam penggalian terowongan, semakin naik temperaturnya.

*Striping Ratio adalah perbandingan antara Volume Over Burden (tanah penutup)
dalam Bank Cubic Meter (BCM) yang harus digali untuk dapat menambang satu

9
ton bijih. Pada tambang terbuka, penggalian yang semakin dalam akan
menghasilkan nilai SR yang semakin besar.

**Waste adalah sisa-sisa penggalian pada tambang bawah tanah yang tidak
bermaanfaat

Sistem Penambangan Bawah Tanah juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu :

a) Perlu Penerangan dan Penggunaan Alat Berat tidak leluasa

b) Semakin dalam penggalian maka resiko ambrukan semakin besar

c) Produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan tambang terbuka

d) Problem Ventilasi, Bahan Peledak harus yang Permissible Explossive*, debu,


gas-gas beracun

e) Masalah Safety dan kecelakaan kerja menjadi kendala

f) Mining Recovery** umumnya lebih kecil

g) Losses*** dan Dilusi umumnya lebih susah dikontrol

1. DEVELOPMENT

Development merupakan segala jenis pekerjaan dalam rangka mempersiapkan Sarana dan
Prasarana ntuk menunjang kegiatan Produksi nantinya, yang terdiri dari beberapa macam
metoda bukaan yang akan diterapkan. Metoda Penambangan ini tergantung pada letak, posisi,
kemiringan badan bijih terhadap permukaan tanah serta pengaruh dari Topografi.

Tujuan Development secara umum adalah :

a) Mempersiapkan segala fasilitas yang diperlukan pada tahap penggalian bukaan


(Opening)

b) Membuat Lubang Bukaan (Opening) pada permukaan bumi menuju Vein yang
kelak berfungsi sebagai jalan masuk (Entry/Portak) untuk operasi penambangan

Model jalan masuk utama yang dipakai di PT Antam Tbk. UBPE Pongkor adalah bukaan
horizontal berupa adit dan bukaan vertical berupa Raise.Pembuatan lubang bukaan ini dengan
cara peledakan yang disusul dengan pengamanan berupa pemasangan penyanggan pada
daerah-daerah rawan ambrukan di sekitar lubang bukaan.

2. TUNNELING (PENEROWONGAN)

Kegiatan development KP eksploitasi DU-893/JABAR, diawali dengan pembuatan


terowongan (Tunnel) sebagai jalan utama. Secara fisik kegiatan ini dimulai sejak bulan
Oktober 1992 dengan pembuatan lubang bukaan adit Portal 1 A (499).

10
Pembuatan tunneling ini sampai pada awal November 1994 telah mencapai ± 1254 meter,
yang telah memotong dua buah vein utama yaitu Ciguha Utama dan Kubang Cicau. Pada
pembuatan lubang bukaan utama (Main Haulage Level) dimensi yang diterapkan berukuran 3
× 3.5 m. Sistim pembongkaran batuan dalam pembuatan lubang bukaan pada pada tambang
emas pongkor ini dengan menggunakan pemboran dan peledakan. Pola pemboran yang
digunakan burn cut dengan peledakan secara seri menggunakan delay. Kemajuan terowongan
berdasarkan rencana dan realisasi UPEP sejak awal Proyek 1992 sampai Mei 1994.

Apabila kegiatan pembuatan lubang utama telah selesai, maka dilanjutkan pembuatan Drift
Footwall, Cross Cut, Raise, Sill Drive (Drive Vein Atas), Raise (Lubang Naik), Ore Chute,
dan Raise Boring (Lubang Naik Tembus Permukaan) sebagai sarana ventilasi.

3. KEGIATAN PENAMBANGAN

Dengan berpedoman pada peraturan pemerintah dan pemikiran akan proses penambangan
yang tidak merusak lingkungan serta kenyataan bahwa sebagian cadangan bijih emas terletak
di bawah permukaan atau berdekatan dengan lokasi Taman Nasional Gunung Halimun, maka
sejak awal beroperasi PT. ANTAM persero.tbk UBPE Pongkor menggunakan Sistem
Penambangan Tambang Bawah Tanah sehingga dapat meminimalisir kerusakan lahan
permukaan yang disebabkan oleh proses penambangan itu sendiri.

Metode Penambangan yang digunakan adalah metode Cut And Fill. Gambaran secara umum
metode ini adalah dengan mengambil bijih emas dari perut bumi. Rongga maupun lubang
kosong yang terbentuk akibat pengambilan material ini kemudian diisi dengan suatu material
(Filling) yaitu Slurry hasil pengolahan material limbah atau Waste yang telah bersih dari
unsur-unsur yang berbahaya. Sehingga rongga tersebut kembali terisi dan dapat dijadikan
pijakan untuk proses pengambilan material selanjutnya. Demikian proses ini terus berulang
dalam kegiatan penambangan.

Kegiatan penambangan yang dilakukan yaitu sebagai berikut :

a) Pemboran Front kerja dengan Jack Leg / Jack Hammer Drill (Drilling).
b) Pengisian bahan peledak pada lubang peledakan (Charging).
c) Peledakan lubang maju yang akan dibongkar (Blasting).
d) Pembersihan asap hasil peledakan (Smoke Clearing).
e) Pencongkelan batu gantung (Scalling).
f) Pengangkutan bijih emas atau Waste hasil peledakan (Mucking).
g) Penyanggaan/pemasangan rel (Bila diperlukan) (Supporting).
h) Penimbunan kembali Stope yang habis (Backfilling).
Dalam Materi Bab Siklus Penambangan Tambang Bawah Tanah selanjutnya ini akan
dijelaskan mengenai kegiatan penambangan diatas lebih lanjut.

11
3.2 ALAT BERAT TAMBANG BAWAH TANAH

Berikut ini merupakan macam-macam alat berat tambang/kendaraan tambang yang sering
digunakan diluar maupun didalam tambang bawah tanah di PT Antam tbk UBPE Pongkor.

1. LHD (LOAD HAUL DUMP)


Alat berat tambang untuk memuat, mengangkat, menahan, dan menampung material-
material tambang atau material mucking bekas blastingan. Alat berat ini sering
digunakan didalam tambang.

2. JUMBO DRILL
Alat berat tambang untuk mengebor dinding Front untuk tempat lubang peledakan
dan juga untuk memasang penyangga Rockbolt dengan ukuran panjang 2,4 meter.
Alat berat ini sering digunakan didalam tambang.

3. WHEEL LOADER
Alat berat tambang untuk mengangkut material ke dalam tambang dan juga untuk
mengeruk material mucking bekas blastingan. Alat berat ini sering digunakan didalam
dan diluar tambang.

4. NORMET
Alat berat tambang untuk tempat tank material Shotcrete.

5. JOHN DEER
Kendaraan tambang roda empat untuk Pengawas / Manager untuk
mengawasi/mengatur jalannya proses pekerjaan penambangan atau mengatur
bawahannya dalam pekerjaan tersebut.

6. MINE TRUCK
Alat berat tambang untuk mengangkut Bijih/Ore atau Waste keluar tambang.

7. DUMP TRUCK
Alat berat tambang untuk mengangkut/membawa Ore/Waste ke tempat yang
diinginkan diluar tambang.

8. GRANDBY CAR
Kendaraan tambang berupa kereta yang digerakkan oleh Lokomotif dengan tenaga
Listrik atau Baterai. Digunakan untuk mengangkut Material seperti Ore, Waste, dll
untuk diangkut keluar tambang bawah tanah.

9. BACK HOE
Alat berat tambang ini sering disebut dengan istilah excavator. Alat berat ini
digunakan untuk menggali tanah dan bantuan. Yang termasuk dalam kategori ini
adalah Front Shovel, Back Hoe, Dragline, dan Clamshell.

12
3.3 SIKLUS PRODUKSI DAN DEVELOPMENT

DRILLING

BACKFILLING CHARGING

DRILLING

SUPPORTING CHARGING
SUPPORTING BLASTING

MUCKING BLASTING
SMOKELING
TRANSPORTING
- SCALING

SMOKELING
- SCALING MUCKING

Siklus Penambangan Development Siklus Penambangan Produksi

3.2 Diagram Alir Siklus Penambangan

1) Pemboran (Drilling)
Pengeboran menggunakan Jumbo Drill maupun dengan menggunakan Jack
Hammer/Jack Leg. Dalam proses Produksi ini, pengeboran dimaksudkan untuk
membuat lubang-lubang tembak untuk proses peledakan.

Alat Bor : [Lengan] Jumbo Drill Alat Bor : Jack Leg/Jack Hammer
Gambar 3.3. Alat Bor

13
2) Pengisian Bahan Peledak (Charging)
Proses selanjutnya pengisian bahan peledak yang akan diledakkan ke dalam lubang-
lubang yang sudah dibuat oleh Jumbo Drill atau Jack Leg. Bahan peledak yang
digunakan bisasanya adalah Dinamit, Anfo dll.

Gambar 3.4 Bahan Peledak

Sifat-sifat Bahan Peledak yang mempengaruhi hasil peledakan adalah Kekuatan,


Kecepatan Detonasi, Kepekaan, Bobot Isi Bahan Peledak, Tekanan Detonasi,
Ketahanan Terhadap Air, Sifat Gas Beracun dan Permissiabilitas.

14
3) Peledakan (Blasting)
Setelah proses pengisian bahan peledak, selanjutnya adalah peledakan (Blasting).
Peledakan adalah proses menghancurkan Batuan dengan menggunakan Bahan
Peledak dan Detonator. Bahan peledak yang digunakan adalah Anfo dan Dinamit.
Peledakan lubang maju yang akan di bongkar. Pemicu dari bahan peledak seperti
Detonator Elektrik, Sumbu Ledak.
4) Pembersihan (Washing - Smokelling - Scalling)
Setelah peledakan selesai, proses selanjutnya adalah Pencongkelan / Pembersihan
Batuan Gantung dan Debu bekas Blasting pada dinding Front yang baru saja
diledakkan. Setelah peledakan, dapat juga dilakukan Penyanggaan bila diperlukan.
Terdiri dari 3 macam proses Pembersihan, yaitu :
Washing = Proses pembersihan debu bekas Blasting dengan menyemprotkan air.
Smokelling = Proses pembersihan debu bekas Blasting dengan menggunakan angin.
Scalling = Proses menurunkan batuan yang retak akibat dari Blasting. Alat yang
digunakan untuk Scalling adalah Scalling Bar.
5) Penggerukan (Mucking)

Setelah lubang hasil peledakan aman untuk dilalui barulah kemudian dilakukan
Mucking menggunakan LHD (Load Haul Dump) atau Wheel Loader. Mucking adalah
proses pengerukan batuan dari hasil Blasting dengan menggunakan LHD atau Wheel
Loader untuk kemudian diangkut oleh Grandby Car atau Mine Truck ke luar
tambang.

Gambar 3.5. Gambar Alat Pengerukan

15
6) Pengangkutan (Transportation)
Transportation adalah Pengangkutan material (Ore, Waste, dll) dari dalam tambang ke
keluar tambang begitupun juga sebaliknya. Dengan bantuan alat transportasi tambang
seperti Mine Truck, Grandby Car, dll.

Gambar 3.6. Alat Pengangkutan

7) Penyanggaan (Supporting)
Setelah peledakan dapat dilakukan penyanggaan apabila dibutuhkan. Fungsi penyanggaan
adalah untuk mengontrol masa batuan disekitar lubang bukaan.

Penyanggaan berfungsi untuk mengontrol masa batuan disekitar lubang bukaan, yaitu :

1. Menahan / mengeliminir perpindahan tegangan pada dinding lubang bukaan


2. Menyangga batuan yang potensial untuk runtuh / memperkecil deformasi massa batuan

Menurut sifatnya, penyanggaan terbagi 2, yaitu Penyanggaan Aktif dan Penyanggaan


Pasif.

a) Penyanggaan Aktif (Active Support)

Bersifat memperkuat masa batuan secara langsung (Reinforcement). Artinya jika


penyangga sudah dipasang, maka penyangga tersebut secara langsung menahan beban
batuan.

Yang termasuk ke penyanggaan aktif adalah Rock Bolt, Weld Mesh, Wire Mesh,
Rock Straps.

16
I. SHOTCRETE (PENYANGGA BETON / BETON TEMBAK)

- Campuran antara semen, pasir dan air yang kadang-kadang ditambah CaCl2 (calsium
chlorida) yang berfungsi mempercepat waktu pengerasan (curing time).

- Biasa digunakan sebagai bahan penyangga di tempat yang dipertahankan dalam waktu
lama, seperti mulut terowongan, lubang bukaan vertikal dan ruang mesin.

- Jika lokasi penyanggaan Beton (Shotcrete) sangat jauh dari permukaan, maka material
Shotcrete dibawa dalam tangki Kendaraan Tambang yaitu Normet

Ada dua tipe dasar shotcrete, yaitu :


- Shotcrete campuran kering (dry – mix shotcrete), dimana campuran semennya kering dan
air ditambahkan pada saat penyemprotan (di nozzle).
- Shotcrete campuran basah (wet – mix shotcrete), pada dasarnya memiliki komponen yang
sama dengan campuran kering, tetapi airnya telah dicampurkan di dalam “mixer”.

Keuntungan :
- Mempunyai kuat tekan yang tinggi,
- Tahan terhadap pengaruh cuaca,
- Bahan-bahan mudah didapat.

Kerugian :
- Mempunyai kuat tarik rendah,
- Dapat hancur tiba-tiba, tanpa ada tanda-tanda,
- Hancuran beton tidak dapat digunakan lagi.

Gambar 3.7. Beton Tembak

17
8) Pengisian/Penimbunan Lubang Bukaan (Backfilling)

Backfilling adalah proses pengisian lubang bukaan yang terjadi selama proses Lining
dan penggalian Shaft dan Tunnel. Metode Backfill pada tambang bawah tanah yang
menggunakan metode Cut And Fill dilakukan secara Cyclic Backfill, dimana proses
Backfill termasuk dalam siklus produksi. Backfill Material ditempatkan ke dalam
stope yang telah ditambang untuk menyediakan suatu Platform stabil bagi pekerja
tambang untuk bekerja di atasnya dan untuk Ground Support bagi dinding dari Adit
yang berbatasan sebagai kemajuan tambang dengan jalan mengurangi jumlah ruang
terbuka yang bisa berpotensi terisi oleh suatu runtuhan Pillar disekitarnya.
Penggunaan Backfill pasta bawah tanah bukan hanya menyediakan Ground Support
terhadap pilar dan dinding, tetapi juga membantu mencegah Caving dan ambrukan
atap, dan meningkatkan perolehan pilar, yang mana meningkatkan produktivitas.

Pada penerapannya, Backfill dapat berfungsi sebagai :

a. Waste disposal

Stope diisi dengan Waste atau Tailing sehingga dampak lingkungan


diminimalkan.

b. Platform (tempat berpijak)

Platform digunakan untuk melakukan proses penambangan selanjutnya. Backfill


dilakukan secara Cyclic Backfill dan diterapkan pada metode tambang bawah
tanah Overhand Cut And Fill. Daya dukung Backfilling Material yang digunakan
sebagai Platform harus dapat menyediakan tempat berpijak untuk peralatan
tambang, operator dan material (bijih).

c. Penyangga atap dan dinding samping

Backfill dilakukan secara cyclic backfill dan diterapkan pada metode tambang
bawah tanah underhand cut and fill. Hal yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam fungsi backfill sebagai penyangga atap dan dinding samping yaitu persen
solid, kandungan semen, dan penempatan backfilling material dalam stope.
Kombinasi dari ketiga hal tersebut memungkinkan backfilling material memiliki
kekuatan yang cukup untuk melindungi pekerja di bawahnya. Selain itu, backfill
dapat mengatasi tekanan yang diakibatkan oleh rockburst yang mungkin terjadi
dan efek yang timbul dari proses peledakan.

18
19
BAB V

PENUTUP

5.1 PENUTUP

Dengan mengucapkan syukur atas segala rahmat dan karunianya yang telah diberikan
Tuhan Yang Maha Esa, bahwa Penulis telah mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam
menyelesaikan laporan ini dengan baik tanpa mengalami hambatan berarti.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu dan membimbing dalam menyelesaikan makalah ini, walaupun masih terdapat
banyak kekurangan, namun Penulis berharap dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut
dapat memacu semangat adik-adik kelas agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah yang
akan datang, serta besar harapan Penulis agar makalah yang telah Penulis susun dapat
bermanfaat bagi adik-adik kelas jurusan Teknik Pertambangan Universitas Tanjungpura dan
semua pihak.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ari, Johan, Melani, & Mia. (2013). Catatan Praktek Kerja Lapangan. Bogor, Jawa Barat: PT
Antam tbk UBPE Pongkor.

Elvis, Panji, Ivan, Yuda, Verdyan, & Sandoval. (2012). Aktifitas Penambangan Pada PT
Antam UBPE Pongkor. Bogor: SMK DB 1 Jambi.

Ir. Herian, S. H. (1990). Pengenalan Mineral dan Batuan. Bogor: PT Antam UBPE Pongkor.

Johan, E. L. (2012, 12). Docstoc. Retrieved 5 2013, from Docstoc:


http://www.docstoc.com/docs/32301157/LAPORAN-PRAKTEK-KERJA-LAPANGAN-
ANTAM-PONGKOR

Kasidi. (1993). Dasar - Dasar Pengetahuan Geologi. Bogor, Jawa Barat: Diklat Tambang
Bawah Tanah Angkatan 2.

Kramadibrata. (1996). Classification of Rock System. Bogor.

PT ANTAM Tbk Persero. (n.d.). Retrieved from ANTAM: www.Antam.com

PT Antam Tbk UBPE Pongkor. (2013, 5). Library of Books. Perpustakaan Buku PT Antam
UBPE Pongkor . Bogor, Jawa Barat, Indonesian: PT Antam Tbk UBPE Pongkor.

Usup, & Anwar. (2005). Modul Teknik Sampling. Bogor: PT Antam Tbk.

Data - Data dari Geotehknik, Pengawasan Kadar, Pengukuran.

21

Anda mungkin juga menyukai